Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract. Depression has strong relationship with diabetes mellitus and the aspect of
psychology has influence toward the diabetes patient as control. This research aimed to find
out the role of psychological factors in dealing with depression suffered by patient of DM-2
and to see the dynamics of both direct and indirect relationship of psychological factors
toward the depression of DM-2 patient. The main model is a model that can bring effect of
mediation between social support and depression caused by DM-2. Optimism can provide
mediating effect of the relationship between social support and self-esteem. Resilience can
provide mediating effect of the relationship between social support and self-esteem. Similarly,
self-esteem acts as the mediator of the relationship between optimism and resilience toward
the depression of DM-2 patient. The result of estimation parameter test showed the direct
relationship between social support toward optimism (0.717), resilience (0.811), self-esteem
(0.269) and depression (-0.210) and the direct role to depression (-0.397). The higher social
support and self-esteem will cause the higher optimism and resilience. On the other hand, the
role of self-esteem showed negative coefficient. On the other hand, the role of self-esteem to
depression showed a negative coefficient is, the higher self-esteem will be followed by the
decrease of depression in patient with DM-2.
Keywords: depression, optimism, resilience, self-esteem, social support, DM-2
Abstraks. Depresi berhubungan erat dengan diabetes mellitus, dan aspek psikologis mem-
berikan pengaruh kontrol terhadap diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peranan faktor-faktor psikologis serta melihat dinamika hubungan langsung maupun tidak
langsung, antara faktor-faktor psikologis terhadap depresi pada pasien DM-2. Model utama
merupakan model yang dapat memberikan efek mediasi antara dukungan sosial dan depresi
pada DM-2. Optimisme dapat memberikan efek mediasi dari hubungan antara dukungan
sosial dan harga diri. Resiliensi mampu memberikan efek mediasi dari hubungan antara
dukungan sosial dan harga diri. Demikian juga harga diri berperan sebagai mediator dari
hubungan antara optimisme dan resiliensi terhadap depresi pada pasien DM-2. Hasil uji
parameter estimasi, terdapat peran langsung antara dukungan sosial terhadap optimisme
(0,717), resiliensi (0,811), harga diri (0,269) serta depresi (-0,210) dan peran tidak langsung
terhadap depresi (-0,397). Artinya, semakin tinggi dukungan sosial akan semakin optimis dan
resilien, serta harga diri makin tinggi pula optimis dan resiliensinya. Pada sisi lain, peran
harga diri terhadap depresi menunjukkan koefisien negatif. Semakin tinggi harga diri yang
dimiliki penderita DM-2, semakin rendah tingkat depresinya.
Kata kunci: depresi, optimisme, resiliensi, harga diri, dukungan sosial, DM-2
Kesehatan merupakan sesuatu yang tahun 1998:3,5 juta, tahun 2010:5 juta dan
sangat berharga, dan yang diharapkan prediksi tahun 2020:6,5 juta terkena DM.
oleh setiap individu dalam menjalani kehi- Indonesia menempati urutan keempat
dupannya, harapan ini terkadang putus di terbesar untuk jumlah kasus DM dengan
tengah jalan, karena tanpa disadari berba- prevalensi 8,6% dari total penduduk sete-
gai penyakit dapat dialami oleh setiap lah India, Cina dan Amerika Serikat
individu. Seringkali berbagai penyakit (Perkeni, 2006 & Mubarak, 2008). Survei
kronis maupun akut, dapat menyebabkan yang dilakukan oleh Depkes RI menun-
kematian. Menurut Sarafino (1998) salah jukkan bahwa, prevalensi DM sebesar
satu penyebab kematian adalah penyakit 12,7% dari seluruh penduduk, dan penya-
diabetes mellitus (DM). kit ini selalu disertai dengan komplikasi
Jumlah kasus DM di Amerika ber- yang diakibatkan adanya gangguan vas-
tambah sangat cepat, dan 90% dari semua kuler (Makmur, 2008; Perkeni, 2006).
kasus tersebut adalah DM tipe-2 (DM-2) Dampak kesehatan di masyarakat me-
dibandingkan dengan DM tipe-1 (DM-1) nurut hasil penelitian epidemiologi DM di
(Glasgow & Nutting, 2004; Taylor, 2006). Indonesia menunjukkan angka prevalensi
Berdasarkan laporan Diabetes Statistics sebesar 1,5-2,3% pada penduduk berusia
(2011) di Amerika terdapat sekitar 25,8 lebih dari 15 tahun. Berdasarkan pola
juta (8,3%) populasi tersebut baik golong- pertambahan penduduk saat ini diperkira-
an usia remaja dan dewasa, diperkirakan kan pada tahun 2020 akan ada 3,56 juta
menghabiskan anggaran untuk berobat pasien DM dengan prevalensi 2%. Pening-
sebesar 174 milyar dolar Amerika. Berda- katan pendapatan perkapita dan perubah-
sarkan jumlah tersebut, terdapat 18,8 juta an gaya hidup menyebabkan peningkatan
penduduk yang terdiagnosa dan 7,0 juta prevalensi penyakit degeneratif seperti
penduduk yang tidak terdiagnosa. Dian- penyakit jantung koroner, hipertensi, hi-
tara jumlah tersebut terdapat 79 juta pen- perlipidemia, dan DM (Fisher, Thorpe,
duduk dalam status prediabetes. Lebih McDeVellis, & DeVellis, 2007; Suyono,
lanjut dilaporkan bahwa angka kematian 2007). Mangoenprasojo (2005) memper-
akibat diabetes pada tahun 2007 sebesar kirakan bahwa sekitar 5 juta penduduk
231.404 kematian. Indonesia menderita DM, yang berarti 1
International Diabetic Federation (IDF) dari 40 penduduk Indonesia menderita
mengestimasi jumlah penduduk Indonesia DM.
usia 20 tahun ke atas, menderita diabetes
sebanyak 5,6 juta orang pada tahun 2001, Komorbiditas Depresi dan Diabetes Mellitus
dan meningkat menjadi 8,2 juta orang Dibandingkan dengan penderita pe-
pada tahun 2020. Survei Departemen nyakit lainnya, penderita DM berisiko
Kesehatan (Depkes) RI tahun 2001 lebih banyak dan jauh lebih besar terha-
terdapat 7,5% penduduk Jawa dan Bali dap gangguan depresi. DM dan depresi
menderita diabetes. Jumlah penderita DM mempunyai hubungan sebab akibat. Perta-
di dunia termasuk Indonesia diperkirakan ma, depresi akan lebih parah dua kali lipat
meningkat tajam sampai tahun 2020. jika diderita oleh individu dengan DM,
Terdapat 300 juta atau bertambah tiga kali dibandingkan dengan penderita lain.
lipat dari tahun 1994. Atas dasar preva- Depresi yang diderita oleh penderita pe-
lensi yang bertambah sebesar 1,5% dari nyakit lain selain diabetes hanya mencapai
tahun 1994 sehingga berjumlah 2,5 juta,
11%-15% (Kinder, Katon, Ludman, Russo, lain hasil studi ini juga menyatakan bahwa
Simon, & Lin, 2006). apabila manajemen depresi efektif maka
Kedua, prevalensi depresi mungkin gula darah dapat terkontrol. Penelitian
lebih tinggi pada pasien DM yang memi- yang dilakukan oleh Kinder, dkk. (2006)
liki komplikasi ganda. Depresi pada menunjukkan bahwa pasien DM mempu-
pasien DM sering tidak terdeteksi, dan nyai risiko 3 kali lebih banyak mengalami
depresi merupakan penghalang utama depresi, dan 10 kali lebih banyak men-
terhadap manajemen diabetes yang efektif. derita penyakit jantung koroner, diban-
WFMH (2010) mengestimasi prevalensi dingkan dengan penyakit lainnya.
dunia pada tahun 2000, terdapat 43 juta
Faktor-faktor Psikologis
pasien DM yang mengalami depresi. Indi-
kasi estimasi bahwa satu diantara empat Dukungan sosial dapat berpengaruh
pasien DM mengalami depresi. Lebih secara langsung maupun tidak langsung
lanjut dikatakan bahwa perkembangan dengan aspek kepribadian. Menurut
depresi berlipat ganda, bahkan mening- Coventry, Gilespie, Heat, dan Martin
katkan angka kematian sebesar 30% pada (2004) dan Laudet, Magura, Vogel, dan
pasien DM. Knight (2000) dukungan sosial memenga-
ruhi beberapa aspek kepribadian individu,
Ketiga, berkaitan dengan ketidakpa-
seperti; kepribadian tangguh, harga diri
tuhan terhadap manajemen diet, olahraga
dan rasa optimism (Hames & Joiner 2012).
dan obat-obatan serta kontrol HbA1c
Dukungan sosial memberikan kontribusi
(Mindy & Catherine, 2004), maka depresi
yang besar dalam membantu meningkat-
memperberat beban penyakit (Lype, Shaji,
kan rasa optimisme seseorang, oleh karena
Balakrishnan, & Varghese, 2009), serta
itu dukungan sosial dari orang-orang
memunculkan lebih banyak gejala fung-
terdekat diharapkan dapat mengurangi
sional (Clark & Treisman, 2004). Selain itu,
beban psikologis dengan meningkatkan
depresi juga dikaitkan dengan tingkat
optimism (Keyes, 2002).
keparahan berupa komplikasi (Lee, Chapa,
Kao, Jones, Smith, & Friedmann, 2009), Smokowski, Evans, Cotter, dan
bahkan kematian pada individu akibat Webber (2013) menjelaskan optimisme
DM, serta berbagai kesulitan hidup lain- memediasi proses kognitif remaja untuk
nya (Glasgow, Toobert, & Gillette, 2001). meningkatkan kesehatan mental. Menurut
Weber, Puskar, Faan, dan Ren (2010)
Kesulitan pasien DM dalam menga-
dukungan sosial yang memadai dapat
tasi depresi yang dialaminya, disimpulkan
memfasilitasi individu untuk lebih optimis
dalam penelitian yang dilakukan oleh
dan meningkatkan harga diri. Loh,
Talbot, Nouwen, Gingras, Belanger, dan
Schutte, dan Thorsteinsson (2013) dan
Audet (1999) tentang cara mengakomodir
Weber, Puskar, dan Ren (2010) menam-
berbagai gejala, termasuk depresi yang
bahkan bahwa, optimisme, harga diri dan
sulit dikendalikan. Depresi merupakan
resiliensi yang tinggi dapat menurunkan
salah satu tekanan yang dapat memper-
depresi seseorang. Artinya, setiap individu
parah diabetes. Menurut Sargyn dan
memiliki kemampuan berbeda dalam
Sargyn (2002) ada hubungan yang signi-
menurunkan depresi yang dialami, namun
fikan antara depresi dan hiperglikemia
penelitian di atas menekankan tergantung
pada DM-1 dan DM-2. Akibat yang meru-
karakteristik dari masing-masing indi-
gikan dari depresi terhadap DM adalah
vidu.
risiko meningkatnya komplikasi. Di sisi
Metode Hasil
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
Kategori Depresi Optimisme Resiliensi Harga diri Duksos
(%) (%) (%) (%) (%)
Sangat Tinggi 18 (7,3) - - 3 (1,2) -
Tinggi 54 (21,8) 80 (32,3) 52 (21,0) 57 (23,0) 74 (29,8)
Sedang 110 (44,4) 103 (41,5) 136 (54,8) 134 (54,0) 137 (55,2)
Rendah 66 (26,6) 55 (22,2) 42 (16,9) 40 (16,1) 18 (7,3)
Sangat Rendah - 10 (4,0) 18 (7,3) 14 (5,6) 19 (7,7)
Artinya, model telah fit karena AIC default sepsi dukungan sosial dalam jangka
model lebih kecil dari saturated model. panjang dapat mengurangi kesenjangan
Demikian juga dengan indikator Expected masalah peningkatan glukosa pada pasien
Cross-Validation Index (ECVI) sebesar 1,079 DM.
pada default model dan 1,101 pada Dukungan sosial dan kesehatan fisik
saturated model. Menurut Ghozali (2009) berhubungan dengan depresi. Menurut
tambahan kriteria fit model jika pada Fortman (2010) serta Nemato, Bdeker,
indikator AIC dan ECVI ditemukan nilai dan Iwamoto (2011) depresi pada pende-
default model lebih kecil dari saturated rita diabetes terkait dengan kesehatan fisik
model. yang buruk. Lebih lanjut dikatakan, du-
kungan sosial dan diabetes memerlukan
Diskusi penyelesaian dengan langkah-langkah
yang lebih serius. Hasil analisis menun-
Hasil penelitian ini mendukung bebe- jukkan bahwa, pengaruh dukungan sosial
rapa penelitian sebelumnya yang dilaku- pada individu dengan diabetes, berhu-
kan oleh Song, Han, Park, Nam, dan Kim bungan dengan gejala diabetes yang dike-
(2012) bahwa dukungan sosial dianggap luhkan. Individu dengan DM-2 yang
sebagai faktor utama memengaruhi kese- mengalami komorbiditas depresi, menge-
hatan, yaitu memengaruhi kemampuan lola diabetes kurang efektif bila dukungan
individu beradaptasi dalam perawatan sosial kurang maksimal, sehingga kurang
diri pada pasien DM. Perlunya pening- adanya kepuasan hidup serta harapan
katan kesadaran akan persepsi dukungan tentang masa depan dibandingkan dengan
sosial terhadap pengelolaan penyakit individu yang tidak depresi. Huang,
kronis seperti diabetes. Penerimaan per- Costeines, Kaufman, dan Ayala (2013)
Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
No Variabel bebas Variabel CR Effect
terikat Direct Indirect
1 Dukungan sosial Optimisme 10,539*** 0,717 -
2 Dukungan sosial Resiliensi 8,927*** 0,811 -
3 Dukungan sosial Harga diri 4,455*** 0,269 -
4 Dukungan sosial Depresi -3,477 *** -0,210 -0,397
5 Optimisme Harga diri 3,642*** 0,315 -
6 Optimisme Depresi -6,385*** -0,560 -0,054
7 Resiliensi Harga diri 3,148*** 0,186 -
8 Resiliensi Depresi 2,425** 0,141 -0,032
9 Harga diri Depresi -1,911* -0,170 -
***signifikan pada level 1%; **signifikan pada level 5%; *signifikan pada level 10%
serta depresi dan peran tidak langsung sosial, optimisme, resiliensi, dan harga
terhadap depresi. Demikian juga meme- diri, terhadap depresi pada pasien DM-2,
nuhi nilai CR>1,96. untuk masing-masing dapat dikembangkan pada penelitian
variabel optimisme, resiliensi, harga diri, dalam skala yang lebih luas, baik sampel
dan depresi. Artinya, terdapat peran du- maupun lokasi agar dapat digeneralisasi,
kungan sosial terhadap optimisme, resi- serta menggunakan perangkat lunak yang
liensi dan harga diri serta menunjukkan mampu mengakomodir lebih banyak
koefisien estimasi positif, yaitu semakin variabel penelitian. Hasil uji model telah
tinggi dukungan sosial, akan semakin memenuhi kriteria kesesuaian (goodness of
optimis dan resilien pasien DM-2. Peran fit) sehingga dapat digunakan sebagai
harga diri terhadap depresi menunjukkan model untuk penelitian selanjutnya.
koefisien negatif yaitu, semakin tinggi
harga diri akan diikuti dengan semakin
Kepustakaan
menurunnya depresi pada pasien DM-2.
Karakteristik subjek menunjukkan Ames, M. E., Rawana, J. S., & Gentile, P.
jenis kelamin perempuan lebih banyak (2013) The protective role of optimism
dari pada laki-laki, lama menderita DM-2 and self-esteem on depressive symp-
lebih besar dari 12 tahun dan subjek tom pathways among Canadian
mengalami komplikasi lebih banyak dari- Aboriginal youth. Journal of Youth and
pada tanpa komplikasi. Berdasarkan dis- Adolescence. Advance Online Publi-
tribusi frekuensi semua variabel penelitian cation. doi: 10.1007/s10964-013-0016-4.
menunjukkan kategori sedang. Dukungan Conventry, W. L., Gilespie, N. A., Heat, A.
sosial tinggi secara langsung dapat C., & Martin, N. G. (2004). Perceived
meningkatkan optimisme, resiliensi, serta social support in a large community.
harga diri, dan tidak langsung dapat Age and sex different original pape.
meningkatkan harga diri serta menurun- Social Psychiatry Epidemiology, 34, 625-
kan depresi pasien DM-2. Gabungan ilmu 636.
bidang kesehatan dan psikologi dalam
Clark, M. L., & Treisman, G. J. (2004). Pain
penelitian ini menunjukkan peranan fak-
and Depression. New York: Printed in
tor-faktor psikologis sebagai mediator, da-
Switzerland.
pat dikembangkan pada aspek kepriba-
dian terhadap kasus-kasus terminal lain- Creswell, J. W. (1994). Research design:
nya (kanker dan gangguan kardiovasku- Qualitative & quantitative approaches.
ler). London: Sage Publication.
Fortmann, A., Gallo, L. C., Walker, C., & and recovery from dual diagnosis.
Tsimikas, P. A. (2010). Support for Community Mental Health Journal, 36,
disease management, depression, self- 457-476.
care, and clinical indicators among Lee, H. J., Chapa, D., Kao, C. W., Jones, D.,
Hispanics with type 2 diabetes in San Smith, J., & Friedmann, E. (2009).
Diego County, United States of Depression, quality of life, and glyc-
America. Rev Panam Salud Publica, emic control in individuals with type
28(3), 230234. 2 Diabetes, Journal of American Aca-
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multi- demy of Nurse Practitioners, 8(5), 214-
variate dengan Program SPSS. Sema- 224.
rang: BP Universitas Diponegoro Loh, J. M. I., Schutte, N. S., &
Glasgow, R. E., Toobert, D. J., & Gillette, D. Thorsteinsson, E. B. (2013). Be happy:
(2001). Psychological barriers to The role of resilience between cha-
diabetes self-management and quality racteristic affect and symptoms of
of life. Diabetes Spectrum, 14(1), 33-41. depression. Journal Happiness Study,
Glasgow, R. E., & Nutting, P. A. (2004). 13, 9469-9679.
Diabetes. Dalam Haas, L.J. (Ed). Hand- Lype, T., Shaji, S. K., Balakrishnan, A., &
book of primary care psychology. New Varghese, D. C. (2009). Cognition in
York: Oxford University Press, Inc. type 2 diabetes: Association with
Hames, J. L., & Joiner, T. E. (2012). vascular risk factors, complications of
Resiliency factors may differ as a diabetes and depression, Original Arti-
function of self-esteem level: Testing cle, Annals of Indian Academy of Neu-
the efficacy of two types of positive rology, 25-27
self-statements following a laboratory Makmur, (2008). Lansia Peroleh JSLU Tahun
stressor. Journal of Social and Clinical 2008. Diunduh dari: Lintas-Daerah.
Psychology, 31, 6, 641-662. Com tanggal 19 March 2010.
Huang, C. Y., Costeines, J., Kaufman, J. S., Mangoenprasodjo, A. S. (2005). Hidup
& Ayala, C. (2013). Parenting stress, Sehat dan Normal dengan Diabetes.
social support, and depression for Yogyakarta: Thinkfresh.
ethnic minority adolescent mothers: Maruyama, G. M. (1998). Basic of Structural
Impact on child development. Journal Equation Modeling. London: Sage
Child Family Study, 10, 1007-1015. Publication.
Keyes, C. L. M. (2002). The menthal health Mindy, T., & Catherine, S. (2004). Diabetes
continuum: From languishing management: Glycated hemoglobin
flourishing in life. Journal of Health and testing (HbA1c). Bulletin State of Alaska
Social Behaviour. Albany, 43, 2, 207-222. Epidemiology, 3, 15.
Kinder, L.S., Katon, W.J. Ludman, E., Mubarak, H. (2008). Diabetes Mellitus Tipe-
Russo, J., Simon, G., Lin, E.H.B. (2006). 2, Diunduh dari:
Improving depression care in patients SupportLineBreakNewLine.htm.
with diabetes and multiple compli- tanggal 25 Maret 2010.
cations. Journal General Medic, 21, 1036-
Nemoto, T., Bdeker, B., & Iwamoto, M.
1041.
(2011). Social support, exposure to
Laudet, A., Magura, S., Vogel, H., & violence and transphobia, and corre-
Knight, E. (2000). Support, mutual aid