Sei sulla pagina 1di 9
JURNAL GIZI KLINIK INDONESIA Volume 4 N02, Nepember 2007, 53.62 PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT SAYUR DAN BUAH TERHADAP ASUPAN ZAT GIZi REMAJA OBESITAS SISWA/SISWI SLTP DI KOTA PALEMBANG Yulianto’, Hamam Had’, R. Dwi Budiningsari® ABSTRACT Background: Indonosia is 2 tropical country rich in various vegetables and fruits which are necessary for health bo: cause they contam ots of vitamins, minerals and fibers. However, Indonesian children and teenagers do no! often pay attention (o balanced nutrition, pavticulany vegetables and fruts. They even tend to choose fastfood which may lead to occurence of obesity. Prevalence of obesity among feenagers becomes an important issue because Ht persists fo adulthood. Impact of obesity is a threat fo public health and needs serious attention, Considering the important role of vegetables and fruits for health especially among obese leenagers, awareness on the necessity of consuming them needs 10 be made and bull trough nutntion counseling. Objective: The objective of the study was fo identily the ef Cf counseling on the advantages of vegetables and Inits consumption to nutrient intake (cnergy, protein, Fat carbohydrate and fiber) among obese !eanage students of Jtinior high school at Palembang Municwalily ‘Method: Tho study was quantilative wit quiasi experimental design, Subject of the study were obese teenage students of Junior high school at Palembang Municipatty aged 12— 15 years old, There were 72 respondents of intervention group land 72 respondents of cantral group Samples were taken using nen random samaling technique. Test was used (0 Jind out effects of counseling to consumption of vegetables and fruits and nuttiont intake before and after intervention Result: Delta average value of fruit consumption and ru triont intake (enorgy, fat, carbohyttrate, and fiber) based on Host analysis showed significant difference in both groups. with p<0.05. Meanwhile, delta average value of vegetable consumption and ruttiont intake (protein) did not show sig nificant relatianstip (p>0.05). Conclusion: Counseling on the advantages of vegetables, and fruits affect consumplion of fruits and nutrient intake (energy, fal, carbohydrate and fiber) Key words: consumption, vegetables and fruits, juvenile obesity PENDAHULUAN Negata indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan aneka sayur dan buah. Sayur dan buah adalah bahan makanan yang pening bagi lubun manusie karena, didalannya mengandung berbagal vitamin dan mineral serla antioksi¢an yang terbukt dapat meningkatkan imunitas dan resistensi ternadap infeksi, selain itu dalam sayur dan buah juga mengandung serat. Serat depat mempantu menurunkan berat baden karen oahan makanan ini mampu memberikan rasa kenyang yang Jebih lama sehingga untuk mengkonsumsi makananiain akan berkurang (*} Penel tian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Asscoiation, dari 2000 pria dan wanita Jepang yang terbiasa mengkonsumsi sayuran lima sampai enam kali dalam seminggu, memiliki 58 persen lebih rendab risiko terserang stroke dibanding mereka yang hanya mengkonsumsi sayuran dua kali dalam seminggu. Selanjtnya, cikatakan bahwa apabile orang ‘mengkonsumsi sedikitnya 400 gram sayur dan buah- buahan setiao hari, meka orang tersebul akan terhindar dati penyax’tantung, diabetes dan kegemukan (2) Generasi muda, yakni anak-anak dan remaja di In- donesia seal ini cenderung memiin makanan instant (fast food) yang sering kali xeseimbangan zat gizi terutama sayurdan buah kurang diperhatikan, bahkan tidak sec kit anak-anak serta remaja yang “anti” terhadap sayur (3) Remaja tidak setap hari makan buah dan sayur (4). Untuk memenuihikebuturan vitamin dan mineral, konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah can remaja sebanyak 100 gram per hari (5). Bentuk gangguan gizi yang sering dilemukan pada usia remaja adalah kekurangar energ) dan protein, anemia gizi dan defisiensi berbagai vitamin dan mineral, Sebaliknya pada remaja juga ditemukan masalah gizi yang citandai dengan tingginya angxa obesitas. Salah satu faktor yang memicu terjadinya masalah giz) pada usia remaja antara lain kesukaan yang beriebihan terhadap jen’s makanan tertentu yang menyebakan tidak terpenuhinya kecukupan gizi baik Jenis maupun jumlahnya. Jenis-jenis makanan siap santap (fastfood) dan berbagai makanan berupa junk food sering dianggan sebagai ci kehidupan modem para remaja yang akan membawa pengaruh lerhadap kebiasaan makan mereka (6). Munculnya giz lebh terutaa pada kelomook masyarakal berpendapatan menengah ke atas tidak terlepas dari acanya kelebihan konsumsipangan, d'mana kelompok ini mengkonsums: energi 110% dari kedutuhan gizi yang dianjurkan. Hal ini diperberal lagi oleh Poleirik Kesehatan Palemaarg Magisior Ga dan Kesehalan UGM, Yogyakarta 54 Yitianto, Hamam Hadi, R, Dwi Bucningsar kecenderungan meningkataya konsumsi makanan jad yang banyak mengandung leak dan protcin baik di \wilayah perkolaan maupur di pedesaan (7) ‘Sampai dengan saat ni daia nasionaltentang obesiias pada anak seko\ah dan remaja belum ada, survei yang dilakukan di beberapa kota besar menunjukkan bahwa prevalens abesilas pada anak seko'ah dan remaja cukup tinggi. Di Yogyakarta prevalensi obesitas pada anak sekolan desar (SD) 9,7% dan di Bali 15.8%, surveiobestas pada remaja siswa/siswi sekolah lanjutan tingkat perama (SLTP) ci Yogyakarta prevalensi obesitas sebesar 7,8% Untuk daeran perkotaan dan 2% di daerah pedesaan, Obesitas dan sogala implkasinya merupakan ancamen ers bagi masyarakat Indonesia 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa karakieristk gada kedua kelampok lidak lerdapat perbedaan yang bermakna Konsumsi Sayur, Konsumsi Buah dan Asupan Zat Gizi Pengukuran kebiasaan mengkonsumsi sayur dan buah yang mencakup frekuens! can jumlah yang dikonsumsi responden disajikan dalam Tabel 2. Peningkatan nilai delta rerata frexuensi konsumsi sayur setelah dilakukan peryuluhian, pada kelompok intervensi lebih tinggi diandingkan dengan kelomaok pembanding. Hesil w) f menunjuskan tioak terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua kelomook (9>0,05). Dengan demikian, dapat d'simpulkan bahwa penyulunan tidak memberikan efek terhadap peningkatan frekuensi konsumsi sayur, Hal ini sesuai dengan teori gerubahan perlaku yang menyatakan bahwa tidak semuacrang yang ikut dalam suatu pelatihan/penyuluhan akan menyetuy dam oak semua orang yang menyelujl akan mengubah perilakunya. Dalam model oendidikan keschatan narus ada faktor predisposing fyang mendahului), enabling (yang mempermudah) dan faktor reinforcing (pengual). Ketiga hal tersebut yang mendasan oenilaku sescorang dalam menerima perubahan periiaku bani (14), Kebiasaan makan seseorang atau sekelompok masyarakat sulit untuk diuban. Perubahan xebiasaan makan \ebih banyak diupayakar melalui usaha-usaha pendicikan termasuk enyulunan (1") Penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Latiet (15) yang melaporkan bahwa pola maken sayur pada keluarga masyarakat Kabupaten Barru masih sangat rondah yaitu hanya *-2 kaiidalam seminggu, Solanjuinya Depkes (2) menyatakan sebaiknya frekuensi konsumsi sayur sebanyak 5-6 kali dalam seminggu Nii rerata delta frekuensi konsumsi buah pada kelompok intervensi setelah ciberikan penyuluhan lebih ting’ dibanaingkan dengan kelompok pembanding, Ujit merunjukkan bahwa nilairerata delta fresuensikonsums| buah pada kedua kelompok terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) (Tabel 2). Hal ini menggambarkan bahwa penyuluhan ‘nanfaal sayur dan ouah memberian efek postlf terhadap peningkalan frekuensi xonsumsi buah pada responden. Pereitian inisesuaidengan hasil Peneiitian Latief(*5), yaitu intervensi penyulunan kepada 56 Yin, Hamam Had, R, Dwi Buc TABEL 1. Distribuisi responden berdasarkan kelompok intervensi dan pembanding Kelompok Kelompok Variabel intervensi x Pp nen % Umar 12 Tahun 19 082 0,845 13 Tahun 25 14 Tahun 22 18 Tahun 6 Jenis kelarnin Laktiaks ne 9833045 0,503 Wanita 3 ase 30 4167 Perdidkan aya SMPISMA 42 58,33, 6228047 (OAgS Perguruan Ting! Bo an e7 34.12 Pekerjaan ayan PAS. 223058 28 3194 090 1,000 Non-PNS so 88448 60.06 Pendidkan bu SMPISMA 478228 a8 68.08 0.03 0,860 Porguruan Tinggi 2 2hI2 BB 31,94 Pekerjaan ibv Bokeria 21 297 2222088 (Oae6 Ibu ruran targa 51 70,83 1776 4 orang so” 78.17 76.39 Puasa d) bulan Ramadhan 1426 H Puasa 53736149 6805 0530463 ‘Tioak puasa 19 26998 31.95 TABEL 2, Frekuensi konsumsi sayur, konsumsi bush sebelum dan sesudah penyuluhan a oe — nC ec {kalifminggu) “Sebelum Sesudah Sebelum — Sesudah * Signitikan (p=0,05) keluarga tentang pentingnya makan sayurdan buah setiap hari dapat menngxalkan frexuensi konsumsi sayur dan, buah dari 20% menjadi 83%. Tabel 3 memperiihatkan nilal rerata celta jumiah konsumsi sayur setelah dilakukan penyuluhan. Pace kelompok intervensi nilai tersebut lebih tinggi divandingkan dengan kelompok pembarding, tetapi selelah dilakukan uj t,ternyala lidak terdapal perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok (p>0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyuluhen tidek memiberikan efek terhedap peningkatan umlah konsumsi sayur pada responden. Hal ini disebabkan karena frekuensi konsumnsi sayur yang jerang sehingge dapat mengakibatkan jumlah

Potrebbero piacerti anche