Sei sulla pagina 1di 59

METODE PENGENDALIAN KOROSI MENGGUNAKAN ICCP

(IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTIO1\) PADA PIPA


PAGARDEWA PT. PGN SOLUTION

TUGAS AKHIR

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknik


pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang

Oleh :
ADRIAN LUFFIANTO SOPHAN NPM. 1303003

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2016
METODE PENGENDALIAN KOROSI MENGGUNAKAN ICCP
(IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION) PADA
PIPA PAGARDEWA PT. PGN SOLUTION

TUGAS AKHIR
ADRIAN LUFFIANTO SOPHAN
NPM. 1303003

Disetujui Untuk Prodi,


Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Pembimbing I,

Azka Roby Antari, ST

Achmad Faisal Faputri, ST,. M.Eng


LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

METODE PENGENDALIAN KOROSI MENGGUNAKAN ICCP


(IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION) PADA PIPA
PAGARDEWA PT. PGN SOLUTION

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Ahh Madya Teknik


pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akainigas Palembang

Oleh :
ADRIAN LUFFIANTO SOPHAN NPM. 1303003

Palembang, Agustus 2016


Pembimbing , Pembimbing II,

Direktur, Ketua
Program Studi,
Politeknik migas Palembang Teknik
Eksplorasi Produksi Migas
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Metode Pengendalian Korosi menggunakan ICCP


(Impressed Current Cathodic Protection) pada Pipa
Pagardewa PT. PGN Solution
Nama Mahasiswa/NPM : Adrian Luffianto Sophan / NPM.1303003

: Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Telah diuji dan lulus pada :


Hari : Senin
Tanggal 25 Juli 2016
Tim Penguji :
Nama Jabatan
1. Azka Roby Antari, ST. Pembimbing I
Tanda Tangan
2. Achmad Faisal F, ST,. M.Eng Pembimbing II
3. Roni Alida, ST. Penguji I
4. Hendra Budiman, S.Si Penguji II
5. Edwin Harsiga, ST Penguji III

Palembang,
Ketua Program Studi,

Azka Roby Antari, ST


SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adrian Luffianto Sophan


NPM : 1303003
Program Studi : Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Judul Tugas Akhir : Metode Pengendalian Korosi menggunakan ICCP
(Impressed Current Cathodic Protection) pada
Pipa Pagardewa PT. PGN Solution.
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan peraturan
perundang - undangan yang berlaku.
Adrian Luffianto Sophan NPM. 1303003

Palembang, Agustus 2016


Yang Membuat Pernyataan ,

Adrian Luffianto Sophan


NPM. 1303003

Mengetahui

Pembimbing I, Pembimbing, II

Azka Roby Antari, ST A. Faisal Faputri, ST,. M.Eng


ABSTRAK

METODE PENGENDALIAN KOROSI MENGGUNAKAN ICCP


(IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION) PADA
PIPA PAGARDEWA PT. PGN SOLUTION

Salah satu penyebab kerusakan pada sistem jaringan dan fasilitas pipa
distribusi gas antara lain yaitu korosi itu sendiri. Untuk menjamin kelancaran
operasional sistem jaringan dan fasilitas pipa distribusi gas, PT. PGN Solution
yang berada di desa Pagardewa menggunakan sistem proteksi katodik untuk
memperkecil laju korosi.
Proteksi Katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan
logam tersebut sebagai katoda dari sel elektrokimia. Pada PT.PGN digunakan
sistem proteksi katodik arus tanding atau yang dikenal dengan ICCP (Impressed
Current Cathodic Protection), dimana metode ini lebih efektif digunakan daripada
menggunakan metode anoda korban (Sacrificial Anode).
Proteksi katodik dianggap bekerja jika, potensial minimum adalah -850 mV,
potensial maksimum adalah -1250 mV, range inilah yang dijadikan nilai oleh PT.
PGN Solution terhadap pengecekan potensial pipanya untuk mencegah dan
korosi. Umur pipa PGN sendiri yaitu 20 tahun, maka dari itu pemilihan jenis
anodanya harus mengikuti umur pipa tersebut supaya lebih ekonomis dan lebih
efisien. Dalam perhitungan jumlah anoda, PT.PGN menggunakan 11 anoda untuk
memproteksi pipa Pagardewa dengan panjang 83.5 kilometer. Adapun parameter-
parameter keberhasilan dalam pelaksanaan sistem proteksi katodik ini yaitu
tegangan yang dihasilkan tidak melebihi range yang ditentukan yaitu -850 sampai
-1250 mV dan pipa terlindungi dari korosi.
Kata Kunci : Sistem Proteksi Katodik, Metode ICCP (Impressed Current
Cathodic Protection)
ABSTRACT
CORROSION CONTROL METHOD USING ICCP
(IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION)
IN PIPE PAGAR DEWA PT . PGN SOLUTION

One cause damage to the system and the network of gas distribution
pipeline facilities, among others, the corrosion itself. To ensure the smooth
operation of the network system of gas distribution pipelines and facilities, PT.
PGN Solution in the village Pagardewa using cathodic protection systems to
reduce the rate of corrosion.
Cathodic Protection (Cathodic Protection) is a technique used to control
corrosion on the metal surface by making the surface of the metal as the cathode
of an electrochemical cell. In PT.PGN used sparring current cathodic protection
systems, known as the ICCP (Impressed Current Cathodic Protection), where this
method is more effective than the use of sacrificial anode method (Sacrificial
Anode).
Cathodic protection is considered work if, the minimum potential is -850
mV, the maximum potential is -1250 mV, the range is used as a value by PT. PGN
Potential Solution to check the pipe to prevent corrosion. Age PGN pipeline of 20
years, hence the choice of the anode must follow the life of the pipeline so that
more economical and more efficient. In calculating the amount of the anode,
PT.PGN using 11 anodes to protect Pagardewa pipe with a length of 83.5
kilometers. As for the parameters of success in the implementation of the cathodic
protection system is that the voltage generated does not exceed the specified range
is -850 to -1250 mV and piping protected from corrosion

Keywords : Cathodic Protection Systems , ICCP (Impressed Current Cathodic


Protection) Methods
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Dan Kami turunkan diri Al-Quran suatu yang menjalicpenawar

Dan rahmat bagi orany-orany yani feriman (SA. affsraa s

''.4e.sunijuknya Ill'afat itu nrenceicS earl ilerluatancperEuatan feji

clan munfar....................." (S:g. af-alfaEuut ; 4.5)

k,,efujuran actittahsuatu fund earl fesufsesan clunia clan aairat

Kupersembahkan Kepada :

Zgah-`46W7clan Mukamincecr4a611r
keclua rani tuaycy,a clan mama yang sa.niat aku dntai, sayanii, clan

aka Eanyjakan yang sefalu mencloafan yang terh-crif , >5)


anafnya .

TIStaclz clan Ttstacf.zatiyany mencloafan saya di tuar Jana


ketuarya (fan sauelara-sauciara yanj turut mencloafan yang terEcrif buat
saga
elan-refan clan teinan-ternan svie,juansan, fefuarya lesar yan,
kocakeran,okifaRiizz Vaga
AmbintEini-yemRniRnj yany cpenyab-ar clan jofif azka antari,4Yclan Zin
c7ch-rnarlraisaiPeTutri, T.
almermater yuni aku Eimmakan, Afiteknik cZka-Irciias 15-afemEany
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat,
dan karuni-Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir di PT.
Perusahaan Gas Negara (PGN) Solution yang disusun guna memenuhi syarat
kurikulum pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik
Akamigas Palembang. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan pengikut-
pengikutnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini Penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Amiliza Miarti, ST,. M.Si, selaku Direktur Politeknik Akamigis


Palembang.
2. Bapak Azka Roby Antari, ST, selaku Ketua Program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang sekaligus
dosen pembimbing I dan Bapak Achmad Faisal Faputri, ST. M.Eng,.
selaku dosen pembimbing II yang telah membantu proses terselesainya
laporan TA ini.
3. Bapak Firman dan Bapak Arnal selaku staf PT. PGN Solution yang
telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak dan Ibu Staf Dosen pada Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
5. Seluruh staf dan karyawan PT. PGN Solution.
6. Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan
dukungan selama Penulis melakukan Tugas Akhir ini.
7. Rekan-rekan Mahasiswa/i Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi
Migas Politeknik Akamigas Palembang.
8. Pihak-pihak terkait lainnya yang telah memberikan sumbangsihnya
kepada Penulis.
Semoga semua amal baik yang telah diberikan mendapat imbalan yang
sesuai dari Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini sepenuhnya masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini di masa yang
akan datang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada
umumnya, dan bagi mahasiswa Politeknik Akamigas Palembang pada khususnya.

Palembang, Juli 2016


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
BUKTI TELAH MEMPERBAIKI TUGAS AKHIR .................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
ABSTRACT.....................................................................................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................vii
KATA PENGANTAR.....................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xii
DAFTAR TABEL............................................................................................xiii
DAFTAR RUMUS.......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ............................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sistem Transportasi ........................................................................... 4
2.1.1 Komponen Transportasi Pipa ................................................... 4
2.1.2 Jaringan Transportasi melalui Pipa .......................................... 8
2.2 Sistem Perpipaan .............................................................................. 10
2.2.1 Komponen-komponen Perpipaan ............................................ 11
2.2.2 Metode Penyambungan Pipa ................................................... 16
2.3 Klasifikasi Pipa ................................................................................ 16
2.4 Korosi pada Pipa .............................................................................. 19
2.5 Metode dalam Penanganan Korosi pada Pipa .................................. 21
2.5.1 Proteksi Katodik ...................................................................... 21
2.5.2 Coating .................................................................................... 23
2.5.3 Pemakaian Bahan-bahan Kimia (Chemical Inhibitor) ............. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 27
3.2 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 27
3.2.1 Studi Literatur ......................................................................... 27
3.2.2 Observasi Lapangan ................................................................ 27
3.2.3 Pengumpulan Data Arsip ........................................................ 28
3.2.4 Wawancara .............................................................................. 28
3.3 Perolehan Data ................................................................................. 28
3.3.1 Data Pipa ................................................................................. 28
3.3.2 Data Proteksi Katodik ............................................................. 28
3.3.3 Data Anoda ............................................................................. 29
3.3.4 Data Wawancara ..................................................................... 29
3.4 Proses Perhitungan pada Sistem Proteksi Katodik
Impressed Current ............................................................................ 30
3.4.1 Luas Area yang akan diproteksi ............................................. 30
3.4.2 Total Arus yang diperlukan .................................................... 30
3.4.3 Densitas arus anoda ................................................................ 31
3.4.4 Luas permukaan anoda MMO ................................................ 31
3.4.5 Arus keluaran maksimal anoda .............................................. 31
3.4.6 Jumlah anoda yang diperlukan ............................................... 31

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Sistem Proteksi Katodik Impressed Current ............................. 32
4.2 Proses Proteksi dari Impressed Current .................................... 33
4.3 Komponen-komponen pada Impressed Current ........................ 33
4.3.1 Power Supply .................................................................... 33
4.3.2 Anoda yang digunakan ...................................................... 34
4.3.3 Transformer Rectifier (TR) ............................................... 35
4.4 Pengukuran dan Pengecekan Tegangan pada Test Box .................. 35
4.5 Keuntungan Impressed Current dibandingkan metode lain .......... 37
4.6 Perhitungan .................................................................................... 37
4.6.1 Luas Area yang akan diproteksi ........................................... 37
4.6.2 Total Arus yang diperlukan .................................................. 37
4.6.3 Densitas arus anoda .............................................................. 38
4.6.4 Luas permukaan anoda MMO (Mixed Metal Oxides) ......... 38
4.6.5 Arus keluaran maksimal anoda ............................................ 38
4.6.6 Jumlah anoda yang diperlukan ............................................. 39
4.7 Parameter Keberhasilan .......................................................... 39

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 40
5.2 Saran .............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41


LAMPIRAN ................................................................................................... 42
DAFTAR GAMBAR

Gam bar Halaman


2.1 Sistem SCADA untuk pengendalian transportasi pipa ............................... 6
2.2 Peta Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi ............................... 8
2.3 Katup/Va/ve ............................................................................................... 11
2.4 Weldneck Flange and Pipe instalation ....................................................... 12
2.5 Macam-macam Elbow ............................................................................... 13
2.6 Fitting Tee .................................................................................................. 14
2.7 Struktur Tee ......................................................................................... 14
2.8 Struktur Reducer ........................................................................................ 15
2.9 Stub In ........................................................................................................ 15
2.10 Struktur Fitting Cap ................................................................................. 16
2.11 Pipa saat dipanasi dengan bara api .......................................................... 17
2.12 Longitudinal seam welded pipe ............................................................... 17
2.13 Plat Baja/Besi .......................................................................................... 17
2.14 Bentuk dari Spiral Welded Pipe ............................................................... 18
2.15 Tipe-tipe Pipa berdasarkan material ........................................................ 18
2.16 Sel Korosi ................................................................................................ 20
4.1 Diagram Pourbaix ...................................................................................... 32
4.2 Typical Impressed Current CP System ...................................................... 33
4.3 Skema Powes Supply ................................................................................. 34
4.4 Transformer Rectifier ................................................................................ 35
4.5 Rangkaian Pengukuran test box menggunakan multimeter
dan Cu/CuSO4 ........................................................................................... 36
4.6 Nilai Tegangan pada Test Box ................................................................... 36
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jenis Pipa Transmisi ................................................................................... 5


3.1 Data Pipa Transmisi ................................................................................... 28
3.2 Proteksi Katodik ........................................................................................ 29
DAFTAR RUMUS

Rumus Halaman
3.1 Luas Area yang akan diproteksi ................................................................. 30
3.2 Total Arus yang diperlukan ........................................................................ 30
3.4 Densitas arus anoda ................................................................................... 31
3.5 Luas permukaan anoda MMO ................................................................... 31
3.6 Arus keluaran maksimal anoda .................................................................. 31
3.7 Jumlah anoda yang diperlukan .................................................................. 31
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Skema Gas Pipeline .................................................................................. 42
2. Skema TR dan Anoda ............................................................................... 43

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korosi merupakan permasalahan umum yang sering terjadi pada logam.
Korosi juga merupakan kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Pada peristiwa korosi, logam akan
mengalami oksidasi sedangkan udara akan mengalami reduksi. Pada dasarnya,
logam yang diperoleh dari alam berada dalam kedudukan energi yang tinggi,
bersifat temporer, dan akan kembali ke lingkungan alam sebagai mineral yang .
energinya lebih rendah. Proses kembalinya logam inilah yang dikenal sebagai
proses korosi. Proses terjadinya korosi secara alami sulit dicegah, namun dengan
teknologi yang berkembang pada saat ini, korosi dapat dikendalikan dengan
menghambat laju korosi yang terjadi sehingga kerugian yang terjadi akibat korosi
dapat dikurangi.
Salah satu penyebab kerusakan pada sistem jaringan dan fasilitas pipa
distribusi gas antara lain yaitu korosi itu sendiri. Untuk menjamin kelancaran
operasional sistem jaringan dan fasilitas pipa distribusi gas, perlu dilakukan
kontrol korosi terhadap semua sistem jaringan dan fasilitas pipa gas. Oleh karena
itu, dilakukanlah metode/sistem proteksi pipa dengan menggunakan sistem
proteksi katodik. Sistem proteksi ini sangatlah penting digunakan untuk
melindungi pipa dari korosi, karena dampak yang terjadi yang disebabkan korosi
sangatlah merugikan. Jadi sistem proteksi katodik inilah yang sangat cocok
digunakan dalam menghambat laju korosi guna melindungi pipa dari korosi dan
mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi akibat korosi.
PT. PGN Solution yang berada di desa Pagardewa sendiri menggunakan
ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) sebagai sistem proteksi
katodiknya guna untuk memperkecil laju korosi. Dengan panjang pipa yang cukup
panjang, maka ICCP sangatlah cocok digunakan dalam proteksi pipa dari korosi.
Untuk inspeksi terhadap pipa dengan sistem proteksi katodik diperlukan
pemantauan bulanan dan tiga bulanan. Pengukuran bulanan dilakukan secara acak
pada daerah yang potensialnya terjadi penunman. Pengukuran tiga bulanan yang
meliputi pengukuran potensial dan arus proteksi dilakukan secara lengkap
terhadap seluruh sistem yang ada. Sedangkan pemeliharaannya bisa dilakukan
secara pencegahan, perbaikan terhadap komponen yang rusak dan memperkirakan
usia pakai suatu komponen/material yang terpasang.

1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan penelitian Laporan Tugas Akhir ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prinsip kerja dan sistem proteksi katodik impressed current
2. Mengetahui komponen-komponen proteksi katodik impressed current
3. Mengetahui keuntungan/kelebihan dari proteksi katodik impressed
current
4. Menghitung jumlah anoda yang diperlukan dan arus potensial pada
impressed current

1.3 Manfaat
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dan hasil kegiatan Tugas Akhir
ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mampu memahami prinsip kerja dari proteksi Impressed Current
2. Dapat melihat langsung kegiatan proteksi katodik
3. Menambah wawasan tentang kegiatan proteksi katodik
4. Mengenal komponen-komponen dan peralatan yang digunakan pada
sistem proteksi katodik
5.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini membatasi pembahasan yang
meliputi yaitu, sistem proteksi katodik dengan menggunakan metode arus tanding
(Impressed Current) berupa perhitungan arus anoda dan jumlah anoda di PT. PGN
Solution Pipa Pagardewa.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memahami laporan tugas akhir ini, penulis
membuat sistematika penulisan. Sistematika penulisan laporan tugas Akhir ini
terdiri dari :
1. Bab I Pendahuluan
Merupakan bab pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang,
tujuan dan manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan.

2. Bab II Dasar Teori


Merupakan bab yang menjelaskan tentang teori umum tentang sistem
transportasi dan sistem perpipaan.

3. Bab III Metodologi


Penelitian Bab yang berisikan tinjauan lapangan, kegiatan lapangan dan
penelitian yang dilakukan.

4. Bab IV Pembahasan
Merupakan bab yang membahas tentang inti dari penelitian/kegiatan yang
dilakukan, parameter-parameter dalam perhitungan sistem proteksi katodik
dan analisa hasil data yang telah ada.

5. Bab V Penutup
Merupakan bab yang berisi kesimpulan dan sarandari pelaksanaan Tugas
Akhir yang telah dilaksanakan.

BAB H
DASAR TEORI

1.1 Sistem Transportasi


Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan barang melalui
pipa. Biasanya digunakan untuk angkutan gas dan cairan dalam jumlah yang
besar, tetapi dapat juga untuk mengangkut barang yang dikemas dalam kapsul
yang didorong dengan tekanan udara, ataupun dalam bentuk tepung didorong
dengan tekanan udara tertentu yang kemudian dipisahkan kembali.
Penggunaan angkutan pipa yang paling besar adalah untuk transportasi
minyak mentah, minyak hasil pen golahan/refinery, gas alam ataupun untuk .
angkutan air kebutuhan industri ataupun ke perumahan.
Gas alam akan ditransportasikan melalui sistem transmisi ke wilayah
dimana gas tersebut akan digunakan. Gas alam bisa ditransportasikan melalui jalur
darat menggunakan jaringan pipa yang biasanya terbuat dari pipa baja dengan
ukuran diameter antara 20 inci sampai dengan 42 inci. Karena gas mengalir dari
tekanan tinggi, maka ada beberapa stasiun kompresor sepanjang pipa untuk
mempertahankan tingkat tekanan yang dibutuhkan. Tantangan terbesar setelah
menemukan lapangan gas adalah bagaimana mentransportasikannya dari lapangan
ke konsumen. Gas alam bisa di tranportasikan dalam beberapa cara tergantung
dari bentuk gas alam yang akan ditransportasikan. Dibandingkan dengan sumber
energi yang lain, transportasi gas alam sangat efisien karena hanya sedikit energi
yang hilang pada saat ditransportasikan dari tempat asalnya ke tempat tujuan.
Jaringan pipa adalah salah satu moda distribusi energi yang yang lebih aman
karena sistem jaringan pipa lokasinya tetap dan berada di bawah tanah.

1.1.1 Komponen Transportasi Pipa


1. Pipa Transmisi
Dimensi pipa transmisi biasanya tergantung kepada jenis bahan yang
diangkut, apakah dalam bentuk cairan, gas ataupun bahan padat, besarnya volume
bahan yang diangkut dan kecepatan fluida melalui pipa tersebut. Pipa yang
berukuran besar biasanya dibuat dari lembaran baja yang disambung dilas seperti
spiral.
Tabel 2.1 Jenis Pipa Transmisi

Jenis Bahan yang diangkut Diameter Bahan

Pipa utama Air 4" sarnpai 54" Baja carbon

Pipa cabang Air 2" sampai 3" PVC

Pipa Utama Gas Alam 6" sampai 48" Baja carbon


Pipa Utama Minyak bumi 4" sarnpai 48" Baja carbon

2. Kompresor
Semakin jauh fluida bergerak di dalam pipa semakin rendah tekanan didalam
pipa karena terjadi gesekan dengan permukaan dalam pipa, semakin kasar
permukaan semakin cepat penurunan tekanan dalam pipa. Oleh karena itu untuk
jarak perjalanan yang panjang dibutuhkan peningkatan tekanan kembali dengan
menggunakan pompa penguat. Dalam hal angkutan bahan bakar atau gas, maka
pompa penguat dapat menggunakan sebagian kecil dari bahan yang diangkut
dengan menggunakan kompressor yang digerakkan dengan gas tersebut atau
bahan bakar yang diangkut tersebut. Bila terdapat jaringan listrik maka
kompressor biasanya digerakkan dengan motor listrik.
Dalam hal cairan dapat juga digunakan gravitasi untuk mengalirkan fluida
tersebut bila hal itu didukung oleh geografi yang tepat. Hal ini terkadang
digunakan untuk tranportasi air minum yang memiliki sumber air baku di
gunaung atau dataran tinggi sedangkan pelanggan berada di dataran rendah.

3. Stasiun Pengendali
Untuk mengendalikan aliran fluida dalam pipa perlu digunakan perangkat
pengendali dengan menggunakan berbagai indikator agar fluida yang diangkut
dapat memenuhi kriteria kualitas tertentu, seperti tekanan dan volume tertentu
yang sampai di pelanggan. Sistem yang biasanya digunakan untuk pengendalian
adalah SCADA yang nerupakan singkatan dari Supervisory Control and Data
Acquisition dimana fluida yang diangkut, tekanan kerja, pompa penguat
dikendalikan serta -lamp valve. Data tersebut ditransmisikan ke stasiun pengendali
menggunakan 7eranakat komunikasi, jaringan telekomunikasi, serat kaca ataupun
melalui satelit mnik perangkat yang terletak jauh dari jaringan telekomunikasi.
Gambar 2.1 Sistem SCADA untuk pengendalian transportasi pipa

4. Penanganan Fluida
tertentu untuk bisa dialirkan melalui pipa perlu dipanaskan ataupun
didinginkan. Pemanasan dilakukan untuk menurunkan kekentalan/viskositas
cairan dilakukan dengan mengalirkan uap air panas ataupun dengan pemanasan
pemanasan terkadang diperlukan untuk transportasi minyak mentah tertentu atau
minyak kelapa sawit. Pendinginan biasanya dilakukan untuk mengalirkan gas
sehingga volume gas yang diangkut menjadi lebih kecil, ataupun untuk merubah
gas menjadi cairan sehingga dapat dialirkan dengan lebih mudah.

5. Jenis Pipa yang digunakan


Jenis pipa yang digunakan tergantung kepada beberapa faktor diantaranya:
Jumlah/volume fluida yang diangkut; jarak angkut; jenis fluida yang diangkut
(cair atau gas, korosif atau tidak, dll); tekanan fluida yang diangkut; kekentalan
(viskositas) fluida yang diangkut.
Untuk angkutan fluida melalui pipa ditetapkan beberapa standar yang
diantaranya digunakan di Indonesia sebagai acuan dalam desain dan perencanaan
angkutan fluida melalui pipa yang menyangkut bahan yang digunakan untuk
membuat pipa, kekuatan pipa terhadap muatan yang diangkut serta tekanan pada
dinding pipa, sambungan yang digunakan termasuk tata cara pengelasan pipa,
ketahanan terhadap korosi khususnya untuk angkutan bahan kimia. Diantaranya
standar mancanegara yang ditetapkan antara lain adalah :
a. AISI : American Iron and Steel Institute
b. ANSI : American National Standards Institute
c. API : American Petroleum Institute
d. ASME : American Society of Mechanical Engineers
e. ASTM : American Society for Testing Materials
f. AWS : American Welding Society
g. BSI : British Standards Institution
h. DIN : Deutsches Institute for Normung
i. ISO : International Organization for Standardization
j. JIS : Japan Industrial Standards
k. KS : Korean Industrial Standards
l. MIL : Military Specifications and Standards
m. NF : Norm Francaise
n. SAE : Society of Automotive Engineers
o. UL : Underwriters Laboratory
p. UNS : Unified Numbering System

Sedangkan standar nasional Indonesia (SNI) yang sudah ditetapkan


diantaranya meliputi:
a. SNI 07-0068-1987 Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, mutu dan
cara uji
b. SNI 07-0071-1987 Pipa baja las spiral, Mutu dan cara uji
c. SNI 07-0039-1987 Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng
d. SNI 06-0084-1987 Pipa PVC untuk saluran air minum, Mutu dan cara uji
1.1.2 Jaringan Transportasi Melalu Pipa
1. Jaringan Pipa Pengumpul
Merupakan jaringan yang mengumpulkan cairan atau gas yang diangkut dari
berbagai sumber ke pabrik pengolah atau fasilitas pengolahan. Jumlah pipanya
banyak, diameter kecil dan jarak pendek. Sebagai contoh banyak digunakan
diladang minyak untuk mengumpulkan minyak yang telah ditambang dari sumur-
sumur yang tersebar di suatu kawasan.

2. Jaringan Pipa Utarria


Merupakan pipa utama yang membawa cairan atau gas dalam jumlah yang
besar, jarak jauh ke kota, antar negara bahkan antar benua. untuk bisa
melaksanakan angkutan jarak jauh ini perlu ada beberapa stasiun kompresor untuk
meningkatkan tekanan kembali sehingga bisa sampai lebih cepat. Peta Ruas
Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi, Ruas Dedicated Hulu, Ruas Dedicated
Hilir, Ruas Kepentingan Sendiri, dan Wilayah Distribusi Gas Kota dikategorikan
sebagai berikut :

Gambar 2.2 Peta Ruas Transmidsi Dan Wilayah Farthgan Distribusi

a) Kategori 1 (Open Access) adalah Ruas Transmisi atau Wilayah Jaringan


Distribusi Gas Bumi yang ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber gas
berdasarkan rencana pembangunan Pemerintah danlatau Usulan Badan
Pengatur danlatau usulan Badan Usaha dalam kerangka Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi yang pembangunan dan pengoperasiaannya
dilaksanakan oleh Badan Usaha melalui mekanisme lelang oleh Badan
Pengatur.
b) Kategori 2 (Dedicated Hilir) adalah ruas transmisi danlatau ruas distribusi
Gas Bumi yang ditetapkan dengan mempertimbangkan pasokan Gas Bumi
dan kondisi insfrastruktur dalam kerangka Kegiatan Usaha Niaga Gas Bumi
yang pengusulan, pembangunan dan pengoperasiaannya dilakukan oleh
Badan Usaha sebagai kelanjutan kegiatan usaha niaga untuk keperluan
mengangkut gas milik sendiri ke konsumen akhir tertentu.\
c) Kategori 3 (Dedicated Hulu) adalah ruas transmisi danlatau ruas distribusi
Gas Bumi yang ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber Gas Bumi dan
keperluan operasi lapangan sebagai fasilitas pengangkutan Gas Bumi dalam
kerangka Kegiatan Usaha Hulu.
d) Katagori 4 (Kepentingan Sendiri) adalah ruas transmisi danlatau ruas
Distribusi Gas Bumi yang ditetapkan dengan mempertimbangkan pasokan
Gas Bumi dan ketersediaan lnfrastruktur yang dalam pengusulan,
pembangunan dan pengoperasiannya dilakukan oleh Konsumen Gas Bumi
dalam rangka menyalurkan Gas Bumi untuk kepentingan Konsumen.
e) Katagori 5 (Gas Kota) adalah Wilayah Jaringan Distribusi yang ditetapkan
dengan mempertimbangkan pasokan Gas Bumi dan kebutuhan kondumen
rumah tangga danlatau pelanggan kecil berdasarkan rencana pembangunan
Pemeriritah dalam rangka diversifikasi danlatau konservasi energi.

3. Jaringan Distribusi
Merupakan jaringan pipa yang mendistribusikan cairan atau gas menuju
lokasi konsumsi, termasuk juga ketempat tujuan melalui pengemasanlpacking.
Sebagai contoh distribusi air minum atau gas rumah tangga di kawasan perkotaan.
1.2 Stem Perpipaan

Pipa digunakan untuk mengalirkan fluida (zat cair atau gas) dari satu atau
erapa titik ke satu titik atau beberapa titik lainnya. Sistem perpipaan (piping
system) terdiri dari gabungan pipa-pipa yang memiliki panjang total relatif pendek
dam digunakan untuk mengalirkan fluida dari suatu peralatan ke peralatan lainnya
?mg beroperasi pada suatu plant. Sistem perpipaan dilengkapi dengan komponen-
komponen seperti katup, (lens, belokan, percabangan, nozzle, reducer, tumpuan,
isolasi, dan lain-lain. Pada dasarnya bila kita analogikan seperti tubuh kita, sistem
perpipaan kurang lebih sama seperti pembuluh darah yang mengantarkan darah ke
ocganorgan tubuh dengan sistem tertentu. oleh karena itu sistem perpipaan
bagaikan urat nadi dalam dunia industri baik migas ataupun industri proses.
Dalam dunia industri, biasa dikenal beberapa istilah mengenai sistem perpipaan
seperti piping dan pipeline. Piping adalah sistem perpipaan di suatu plant, sebagai
fasilitas untuk mengantarkan fluida (cairan atau gas) antara satu komponen ke
komponen lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak akan
keluar dari satu wilayah plant. Sedangkan pipeline adalah sistem perpipaan untuk
mengantarkan fluida antara satu plant ke plant lainnya yang biasanya melewati
beberapa daerah. Ukuran panjang pipa biasanya memiliki panjang lebih dari 1 km
bergantung jarak antar plant. Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada
semua jenis industri, dari sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem pipa
bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah, sistem
distribusi air minum pada gedung atau kota, sistem pengangkutan minyak dari
sumur bor ke tandon atau tangki penyimpan, sistem distribusi udara pendingin
pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain
sebagainya. Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai
dengan lokasi tujuan antara lain, saringan (strainer), katup atau kran, sambungan,
nosel dan sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang fluidanya liquid, umumnya
dari lokasi awal fluida, dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak
meny-umbat aliran fuida. Saringan dilengkapi dengan katup searah (foot valve)
yang fungsinya mencegah aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan

Sehubungan dapat berupa sambungan penampang tetap, sarnbungan penampang


berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T (Tee).

1.2.1 Komponen-komponen Perpipaan


Sistem perpipaan dilengkapi dengan komponen-komponen seperti katup,
fiens. fitting dart lain-lain.
1. Katupt Valve
Gamabr 2-3 katup/ Valve
Valve atau yang biasa disebut katup adalah sebuah perangkat yang mengatur,
mcngarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan
terfluidisasi) dengan rnernbuka, tnenutup, atau menutup sebagian dari jalan
alirannya.
Vaivelkatup dalam -k-eflidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air,
seperti keran untuk air. Contob akrab lainnya termasuk katup kontrol gas di
kompor, katup kecil yang dipasang di kamar mandi clan masih banvak lagi.
Katup memainkan peran venting dalam aplikasi industri mulai dart transportasi air
minuet iuga untuk mengontrol pengapian di mesin roket. Valve/Katup dapat
dioperasik.an secara. manual, haik oleb pegangan, tuas pedal dan lain-lain. Selain
dapat dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan secara otomatis
dengan rnenggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dll. Perubahan2 ini
dapat niempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya
mengaktifkan katup secara otomatis.

2. Flens (Mange)
Cambar 2.4 Weldneck Flange and
Pipe instalation
Flanges adalah suatu komponen yang digunakan untuk menggabungkan
antara dua element pipa dengan valve atau pipa dengan equipment iainnya
meniadi satu kesatuan yang utuh dengan menggunakan haut sehagai perekatnya.
Flange untuk pipa memiliki jenis dan ukuran yang bervariasi tergantung
spesifikasi dan desain pemipaan yang digunakan.

3. Fitting
Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk
merubah aliran, menyebarkan aliran, membesar atau mengecilkan aliran. Fitting
merupakan salah satu pemain utama dalam pemipaan, karenanya kita akan selalu
menggunakan komponen ini.
a) Fitting Elbow
Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elbow merupakan komponen
pemipaan yang berfungsi untuk membelokan arah aliran. Layaknya tikungan
kalau kita sedang berada di jalan, tikungan tersebut mau tidak mau membuat kita
berbelok arah ketika melaluinya, begitu pula elbow yang bertugas untuk
membelokan aliran fluids. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu 45
dan 90 derajat. Untuk memperoleh sudut di selain sudut diatas, terkadang elbow
tersebut di potong. Atau bisa juga dengan mengunakan dua elbow yang disatukan
untuk memperoleh sudut tertentu. Elbow dibagi menjadi dua tipe, tipe short
radius dan long radius. Namun umumnya digunakan long radius, yang memiliki
diameter belokan 1.5 kali NPS (nominal pipe size) nya. Ada pula yang sampai
dengan 3D atau bahkan 6D, yang biasa digunakan untuk flare.

Gambar 2.5 Macam-macam Elbow

Elbow pada umumnya memiliki diameter yang sama antara masukan dan
keluaran, walaupun ada juga yang memiliki ukuran berbeda yang kita sebut
dengan reducing elbow. Selain itu, ada satu komponen fitting yang mirip elbow,
sama sama berfungsi untuk membelokan aliran, namun dibuat dari potongan pipa,
kita menyebutnya dengan miter.

b) Fitting Tee

Gambar 2.6 Fitting Tee

Tee dalam fitting bertugas untuk membagi aliran, adalah koneksi fitting yang
memiliki cabang. Biasanya cabangnya ini ukurannya sama dengan ukuran pipa
utamanya, kita menyebutnya dengan straight tee. Sedangkan kalau berbeda, kita
menyebutnya dengan reducing tee.

Gambar 2.7 Struktur Tee

c) Fitting Reduce
Reducer, sesuai namanya fitting jenis ini bertugas untuk mengurangi aliran
fluida. Mengurangi disini bukan seperti valve, tapi ukuran pipanya saja yang
berkurang. Jadi reducer ini akan bertugas untuk mengabungkan dari diameter
yang lebih besar ke yang kecil, atau sebaliknya.

Gambar 2.8 Struktur Reducer

d) Stub-in

Gambar 2.9 Stub In


Stub-in adalah jenis fitting yang fungsinya mirip dengan tee, yaitu membagi
aliran. Bedanya dengan tee, kalau tee adalah item yang terpisah, is mengabungkan
beberapa pipa. namun kalau stub-in,percabangan langsung dari pipa utamanya
yang fungsinya mengantikan reducing tee.
e) Fitting Cap

Gambar 2.10 Struktur Fitting Cap

Pipe caps fitting berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung pipa, fitting
ini dilas langsung pada pipa utama. Ada juga penutup aliran fluida yang dapat di
bongkar dan dilepas, namun biasanya menggunakan sambungan flange, lebih
tepatnya blind flange.

1.2.2 Metode Penyambungan Pipa


Metode penyambungan pipa dapat dilakukan dengan:
1. Pengelasan, misainya pengelasan bahan stainless steel dengan las busur
gas tungsten dan untuk pipa baja karbon dengan las logam.
2. Penguliran (threaded) Digunakan untuk pipa bertekanan tidak terlalu
tinggi. Kehocoran dapat dicegah dengan gasket (tape pipe). Limumnya
pipa dengan sarnbungan ulir digunakan untuk pupa berdiameter dua
inchi ke hawah.
3. Menggunakan Hens (flange ) Pada kedua pipa yang akin disambung
dipasang flens kemudian diikat dengan baut.

1.3 Klasifikasi Pipa


Tipe pipa berdasarkan manufaktur atau pembentukannya terbagi menjadi 2
macam yaitu;
1. Seamless pipe, pipa dibuat dengan melubangi selongsong silinder dengan bara
api. biasanya pipa jenis ini dibuat untuk ukuran diameter dibawah 8"
Gambar 2.11 Pipa saat dipanasi
dengan bara api

2. Welded pipe. pipa dibuat dari plat yang dilas


a. Longitudinal seam welded pipe
Pipa yang terbuat dari plat datar yang ditekuk (dibending) kemudian di las

Gambar 2.12 Longitudinal seam


welded pipe
a. Spiral welded pipe. terbuat dari plat datar yang digulung spiral kemudian
di las
Gambar 2.13 Plat Baja/Besi

Gambar 2.14 Bentuk dari Spiral Welded Pipe

Tipe pipa berdasarkan materialnya adalah dengan mengikuti gambar bagan


berikut:

Gambar 2.15 Tipe-tipe Pipa berdasarkan material


Biasanya dalam pembuatan pipa, bahan yang sering digunakan adalah
1. Carbon steel
2. Carbon moly
3. Galvanees
4. Ferro nikel
5. Stainless steel
6. PVC
7. Chrom moly
Tipe pipa berdasarkan klasifikasi user dibagi kedalam bagian berikut;
1. Standard pipa
1. Pressure
2. Line
3. Water well
4. Oil country tubular goods
5. Other pipes

2.4 Korosi pada Pipa


Pipa gas merupakan pipa baja API 5 L Grade B Schedule 40. Pipa jenis ini
merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0.28%. Pipa gas merupakan
pipa bertekanan. Pipa gas diharuskan beroperasi dengan tekanan operasi
maksimum 45 bar (652.6 psig). Oleh sebab itu perlu ditentukan kelayakan pipa
dengan tekanan operasi tersebut. Tekanan operasi tersebut tidak boleh melebihi
design pressure dari pipa. Korosi merupakan faktor yang berpotensi besar
menyebabkan kerusakan pada pipa gas, terlebih pipa berada pada lingkungan yang
korosif dan membawa material korosif. Berikut faktor yang mempengaruhi
kemungkinan korosi terhadap pipa :
1. Korosi Internal
Korosi internal pipa dipengaruhi oleh material yang disalurkan pipa yaitu
berupa gas alam, ada beberapa variabel yang mempengaruhi kekorosian pada pipa
gas tersebut, diantaranya kandungan CO2 dan juga kandungan H2S pada gas
alam.
2. Korosi Eksternal
Korosi eksternal pipa dipengaruhi oleh material yang beraada di luar pipa gas.
Proses terjadinya korosi digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.16 Sel Korosi


Adapun 4 (:empat) komponen. yang hams ada/dimiliki agar dapat teijadinya
korosi, yaitu :
1) Anoda
Anoda merupakan logam. yang relatif lebih aktif, yang menjadi
pemasok elektron bagi reaksi reduksi, sehingga terkorosi.. Anoda yang
digunakan pada sistem proteksi katodik ini adalah berbahan Mixed Metal
Oxide dengan dilapisi titanium.
2) Katoda
katoda merupakan logam yang relatif lebih mulia, yang permukaannya
menjadi tempat berlangsungnya reaksi reduksi yang bermuatan elektron
positif.
3) Konduktor
Konduktor adalah sarana untuk transfer elektron dari anoda ke katoda.
Konduktor merupakan bahan yang mudah dialirkan listrik. Besi/baja adalah
bahan yang mudah dialirkan arcs listrik, sehingga kebanyakan rangkaian pipa
akan mengalaini yang namanya korosi.

4) Elektrolit
Elektrolit merupakan media yang mengandung zat-zat yang korosiiseperti I-
1+ dan 0, yang cenderung terreduksi. disamping menjadi tempat bagi zat lain
yang dapat mengakselerasi korosi seperti Cl

2.5 Metode dalam Penanganan Korosi pada Pipa


Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang dapat
menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk
pencegahan terbentuknya korosi. Banyak cara sudah ditemukan untuk pencegahan
terjadinya korosi diantaranya adalah dengan cara proteksi katodik, coating, dan
pemberian chemical inhibitor.
2.5.1 Proteksi Katodik
Proteksi katodik ini merupakan rnetode yang umum digunakan untuk
melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya
digunakan untuk melindungi baj a, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal,
anjungan lepas pantai dan casing (selubung) sumur minyak di darat. Penggunaan
pertaina CP (Cathodic Protection) adalah pada tahun 1852. ketika Sir Humphry
Davy, salah seorang perwira AL Inggris, melekatkan sebongkah besi pada bagian
Juan badan kapal berlapis tembaga yang terendam air.
Besi cenderung lebih mudah mengalami korosi yang menimbulkan karat
dibandingkan dengan tembaga sehingga ketika dilekatkan pada badan kapal, laju
korosi pada tembaga akan menjadi tumn. Ada 2 jenis sistem proteksi katodik yaitu
Anoda Korban (Sacrificial Anode) dan Arus Tanding (Impressed Current).
1. Anoda Korban (Sacrificial Anode)
Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk
memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di
luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang
kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan masuk ke
dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut berkarat. Terlihat disini karena
perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang

dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang di dekatnya, sehingga
logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang disebut cathodic
protection. Dalam hal di atas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi oleh
anoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu
diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi.
Anoda buatan tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama (dalam hal ini
tanah lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan diproteksi dan antara
pipa dihubungkan dengan kabel yang sesuai agar proses listrik diantara anoda dan
pipa tersebut terns menerus. Jadi anoda dikorbankan untuk melindungi katoda.
Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim
digunakan logam Mg. Pipa (besi) akan aman terlindungi selama pelindung masih
ada.
Sister anoda korban secara urnum digunakan untuk melindungi struktur
dim.ana kebutuhan arus proteksinya kecil dan resistivitas tanah rendah.
Disamping itu sistem ini juga. digunakan untuk keperluan dan kondisi yang lebih
spesifik seperti:
a) Untuk memproteksi struktur dimana sumber listrik tidak tersedia.
b) Memproteksi struktur yang kebutuhan arusnya relatif kecil, yang jika
ditinjau dari segi ekonomi akan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan sistem atus tanding.
c) Memproteksi pada daerah hot spot yang tidak dicoating, misalnya pada
daerah dimana ada indikasi aktivitas korosi yang cukup tinggi.
d) Untuk mensuplemen sistem ants tanding, jika dipandang arus proteksi
yang ada kurang memadai. ini biasanya terjadi pada daerah yang
resistivitas tanahnya rendah seperti daerah rawa.
e) Untuk mengurangi efek interferensi yang disebabkan oleh sistem arus
tanding atau sumber arus searah lainnya.
f) Untuk memproteksi pipa yang dicoating dengan baik, sehingga kebutuhan
arus proteksi rciati f kec I .
g) Untuk memperoteksi sementara selama kontruksi pipa hingga sistem ants
landing terpasang.
h) Untuk memperoteksi pipa hawah !aut., yang biasanya menggunakan
bracelet anode dengan eara ditempelkan pada pipa yang dicoating.

2. Sistem Arus Tanding (Impressed Current)


Berbeda dengan sistem anoda korban, cumber arus pada sistem arus tanding
berasal dari luar, biasanya berasal dari DC dan AC yang difengkapi dengan
penyearah ants (rectifier),, dimana kutub negative dihubungkan ke struktur yang
dilindungi dan kutub positif dihubungkan ke anoda. Arus mengalir dari anoda
nzelaiui elektrolit k.e permukaan struktur, kemudian mengalir sepanjang struktur
dan kernbali k.e rectifier mel.alui ko.nduktor elektris. Karena struktur men.erima
arus dari elektrolit, maka struktur menjadi terproteksi. Keluaran (output) aims
rectifier diatur untuk mengalirkan arus yang cukup sehingga dapat mencegah arus
korosi yang akan meninggalkan daerah anoda pada struktur yang dilindungi.
Wigan keluaran arus dari anoda ini. maka anoda. tersebut terkonsumsi. Untuk itu
maka. sebaiknya menggunakan bahan yang laju konsumsinya lebih rendah dari
magnesium, zinc dan aiumunium yang biasa dipakai untuk sistem tersebut,
umumnya digunakan paduan kombinasi bahan yang khusus.
Sistem arus tanding digunakan untuk melindungi struktur yang besar atau yang
membutuhkan anus proteksi yang lebih besar dan. dipandang kurang ekonomis
jika menggunakan anoda korban. Sistem ini dapat dipakai untuk melindungi
struktur baik yang tidak dicoating. kondisi coaling yang kurang baik maupun yang
kondisi coatingnya baik.
2.5.2 coating
Metode ini digunakan untuk menyediakan perlindungan jangka panjang
pada rentang waktu tertentu. Metode ini tidak menambah kekuatan struktur tapi
dapat mempertahankan kekuatan dan integritas struktur. inti dari metode ini
adalah mengisolasi struktur aktif dari lingkungan yang bersifat korosif.
Coating adalah lapisan penutup yang ditcrapkan pada permukaan scbuah
benda dengan tujuan dekoratif maupun untuk melindungi benda tersebut dari
kontak langsung dengan lingkungan. Pada scbuah pipa, coating merupakan
perlindungan pertama dari korosi. Coating ini diaplikasikan untuk struktur bawah
tanah, transisi pipa yang keluar dari tanah menuju permukaan dan untuk struktur
pipa di atas tanah.
Berdasarkan lokasi struktur yang dilindungi maka coating terbagi beberapa
jenis yaitu coating yang dapat digunakan untuk struktur bawah tanah, daerah
transisi, permukaan tanah, atmospheric coating, internal coaling dan
Untuk coating struktur bawah tanah (underground coating) yang tertanam
maupun yang terendam dalam air dimana sangat sulit untuk melakukan
maintenance, maka diperlukan perlindungan yang cukup. Penggunaan coating
jenis cat yang tipis tidak direkomendasikan, diperlukan coating yang lebih tebal.
Efek dari Handling, construction, kontak dengan batu, tekanan dari tanah,
ketahanan material dan lain-lain yang dapat merusak coating perlu
dipertimbangkan, tidak ada coating yang bisa 100 A) melindungi pipa, karena itu
untuk perlindungan pipa terhadap korosi harus ditambah dengan sistem proteksi
katodik.
Tujuan dari underground coating adalah melindungi struktur pipa dari
kontak langsung dengan elektrolit dalam tanah atau dal= air. Secara umum
karakteristik coating terutama untuk underground adalah sebagai berikut :
1 Mudah diaplikasikan
Underground coating harus mudah diaplikasikan baik di lapangan
maupun dalam pabrik. Dan segera dapat digunakan tanpa
membutuhkani,vaktu lama untuk menempel dengan pipa tanpa
merusak coating tersebut.
2 Merekat Kuat pada Permukaan logarn
Underground coating harus mempunyai daya rekat yag sangat baik
pada permukaan pipa baja, Penggunaan primer dapat membantu daya
rekat coating dengan permukaan logam.
3 Tahan Terhadap Benturan
Underground coating haru.s tahan terhadap benturan tanpa
rnenyebabkan coating retak
4 Fleksibel
Underground coating hams cukup fleksibel atau lentur terhadap
deformasi yang diakibatkan beban mekanis seperti tarikan, regangan,
getaran, gesekan dan tahan terhadap perubahan temperature.
5 Tahan terhadap Tegangan tanah (soil stress)
Tegangan tanah berpengaruh terhadap coating, misalnya adalah
kontraksi tan.ah liat pada lingkungan kering dan cuaca panas.
Coating harus mampu menahan tegangan tanah tanpa terjadi
kerusakan.
6 Tahan terhadap panas
Underground coating hams tahan terhadap perubahan iklim dan
cuaca, coating tidak boleh meleleh atau terlepas dari pipa
dikarenakan panas matahari.
7 Tahan terhadap air
Underground coating tidak rnenyerap air dan harus kedap terhadap
air sehingga air tidak bisa masuk men.yentuh pertnukaan pipa.
8 Mempunyai Tahanan Listrik yang tinggi
Underground coating hams bersifat isolasi dan tidak mengandung
material yang mempunyai si fat penghantar listrik.
9 Stabil terhadap pengaruh secara fisik dan kimia
Tidak terjadi efek aging pada coating terhadap penetrasi molekul
molekul da.ri luar sehingga terjadi pelapuk.an atau pengerasan
coating. Coating harus stabil terhadap temperature.
10 Tahan terhadap bakteri tanah
Coating harus tahan terhadap aktivitas bakteri tanah
11 Tahan terhadap organisme laut
Pada pipa bawah laut maka organisme laut seperti kerang, remis,
barnacle dan lain-lain dapat merusak coating. karena itu coating
bawah. laut harus tahan terhadap organisme tersebut.
Terdapat berbagai macam coating. Ada line coating yaitu coating yang
hampir melapisi seluruh permukaan pipa kecuali di jarak 6 inchi pada kedua ujung

pipa dan coaling yang disebut dengan girth weld atau repair coating atau ,field
joint coating yaitu jenis coating yang diaplikasikan pada sambungan pengelasan
saat menyambung dua batang pipa.
Jenis line coating adalah sebagai berikut :
I. Coaltar Enamel
2. Asphalt enamel
3. Extruded polyethylene
4. Fusion Bonded Epoxy
5. Somastic
6. Pritec
7. Liquid Epoxy
2. Dan Three Layer Polyethylene
Sedangkan jenis repair coating adalah : I. Cold apllied Tapes
2. Wax
3. Shrink Sleeves
2. 2 Part liquid epoxy
4. Mastic dan lain-lain

2.5.3 Pemakaian Bahan-Bahan Kimia (Chemical inhibito)


Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut
inhibitor corrosion yanu bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada
permukaan metal. Lapisan molekul pertama yang terbentuk mempunyai ikatan.
yang sangat kuat yang disebut chemis option. Corrosion inhibitor umumnya
berbentuk fluid atau eairan yang diinjcksikan pada production line. Karena
inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam menangani korosi
maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya.
Inhibitor adalah zat yang bita ditambahkan ke dalam suatu lingkungan dal.am
jumlah kecii secara sinambung atau berkala, dapat men.urunkan laju korosi
logani. -Pemakaian Inhibitor korosi adalah salah satu upaya untuk meneegah
korosi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret
2016 s/d 19 April 2016 di PT. PGN Solution dibawah naungan PT. Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk yang berlokasikan di Desa Pagardewa Kec. Lubuk
Balai Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam pengambilan data pada pipa transmisi PT. PGN Solution, ada
beberapa data yang kami ambil yaitu meliputi :data pipa (OD, jari-jari, ketebalan,
perlapisan/coating), data sistem proteksi katodik (arus, tegangan dan lain-lain),
dan data penunjang lainnya.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa
metode pengumpulan data yaitu diantaranya :

3.2.1 Studi Literatur


Studi literatur ini dilakukan untuk memberikan referensi-referensi dan data-
data pendukung yang berkaitan dengan kegiatan penelitian sehingga
data/informasi yang ada dapat mempertegas data/informasi yang diperoleh untuk
keperluan analisa. Adapun literatur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
"Corrosion Engineering - Principles Of Corrosion Engineering and Corrosion
Control".

3.2.2 Observasi Lapangan


Observasi lapangan merupakan pengamatan langsung di lapangan yang
berkaitan dengan pengukuran test box, maintanance section valve dari korosi,
keadaan jalur pipa dan lain-lain.
3.2.3 Pengumpulan Data Arsip
Dengan melihat dan mengutip langsung data/dokumen yang berhubungan
langsung dengan objek penelitian seperti pengukuran test box pada setiap 2-3
kilometer poin yang nantinya akan digunakan sebagai bahan laporan.

3.2.4 Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan melakukan
komunikasi secara langsung kepada pembimbing lapangan dan para pekerja PT.
PGN Solution. Wawancara sekaligus diskusi yang dilakukan meliputi diskusi
mengenai materi dan data-data yang tidak dimengerti oleh peneliti, sebab-sebab
terjadinya korosi, gambaran sketsa dari sistem proteksi katodik impressed
current dan lain-lain.

3.3 Perolehan Data


Berikut data-data yang diperoleh terkait pipa transmisi PT. PGN field
Pagardewa yang nantinya akan digunakan untuk analisa :
3.3.1 Data Pipa
Data pipa merupakan salah satu rincian pipa yang diperlukan untuk
melakukan desain atau penentuan sistem proteksi katodik yang akan digunakan.
Berikut data pipa pada pipa tansmisi yang akan kami gunakan dalam perhitungan
Tabel 3.1 Data Pipa Transmisi
No. Data Variabel Pengukuran Satuan
1. OD Pipa D 32 Inchi
2. Panjang Pipa L 83,5 Kilometer
3. Ketebalan Pipa T 0.438 ; 0.562 ; 0.625 Inchi
Sumber : PT PGN Solution field Pagardewa

3.3.2 Data Proteksi Katodik


Data proteksi katodik ini merupakan data sistem proteksi katodik yang
nantinya akan digunakan untuk perhitungan luas area terproteksi, total arus dan
lain sebagainya. Berikut ini data proteksi katodik :
Tabel 3.2 Proteksi Katodik
No. Parameter Variabel Pengukuran Satuan
Current Density for bare stell at CD30 20 mA/m2
1
temperature 30 C
2 Efek temperatur dari Current DensityCD>30 5 mA/m2 per
di atas 30 C 10 C

3 Maksimum temperatur operasi To 125 F
(51.67 C)
4 Tipe Coating 3 Layer PE
5 Coating Breakdown Factor Cb 1 %
6 Umur desain Y 120 Tahun
Sumber : PT PGN Solution field Pagardewa
3.3.3 Data Anoda
Berikut adalah data-data yang berkaitan dengan anoda yang dimasukkan
dalam perhitungan :
Tabel 3.2 Data Anoda
No. Parameter Pengukuran
1. Tipe anoda Mixed Metal Oxide (MMO) Titanium
Substrate Base anode
2. Substrate Titanium to ASTM B338
3. Shape Tubular
4. Size 0.0254 m diameter x 1 m panjang
5. Umur pipa 20 tahun
Sumber : PT. PGN Solution field Pagardewa

3.3.4 Data Wawancara


Data wawancara yaitu berupa diskusi atau tanya jawab kepada para pegawai
PT. PGN Solution. Proteksi katodik pada PT. PGN Solution sebenamya proteksi
utama untuk mencegah atau menghambat laju korosi. Tetapi untuk melindungi
pipa itu sendiri dari benturan ataupun gangguan di dalam tanah, pihak PGN
sendiri menambahkan perlindungan lagi yaitu dengan memberikan perlapisan
(coating). Coating yang digunakan yaitu coating Three Layer Polyethylene (3
LPE).
Untuk umur pipa PGN itu sendiri yaitu 20 tahun, sehingga sistem proteksi
katodik ini didesain mengikuti umur pipa yaitu 20 tahun juga. Sistem proteksi ini
sudah berjalan sekitar 8 tahun dan untuk saat ini belum ada masalah yang timbul,
kalaupun memang ada maka pihak PGN langsung ambil alih dan langsung
dilakukan perbaikan sehingga masalah langsung teratasi.

3.3 Proses Perhitungan pada Sistem Proteksi Katodik - Impressed Current


Adapun beberapa proses perhitungan pada sistem proteksi katodik
impressed current yaitu :
3.4.1 Luas Area yang akan diproteksi
A = x OD x L .. (3.1)
dimana, A : Luas area yang akan diproteksi (m2)
OD : diameter luar pipa (m)
L : panjang pipa (m)
: 3.14159

3.4.2 Total Arus yang diperlukan


To 30
)
T30
CD0 = CD30 + ( CD>30 X . (3.2)

dimana, CD. : Bare steel current density di 30 C (mA/m2)


CD>30 : Bare steel current density di atas 30 C (mA/m2)
To : Temperatur operasi maksimum (C)
T>30 : Temperatur pada CD>30 (C)

I = CD0 x CB x A x (1 + SF). (3.3)


Dimana, I : Total Arus yang diperlukan (mili Ampere)
CD0 : Bare steel current density di 30 C (mA/m2)
CB : Coating breakdown Factor (%)
A : Luas area yang diproteksi (m2)
SF : Safety Factor for current requirement (%)
3.4.3 Densitas arus anoda
Log1o ID = 3.3 Log10 Y.(3.4)
Dimana, ID : Densitas arus anoda (A/m2)
Y : umur pipa (tahun)
3.4.4 Luas permukaan anoda MMO
S = x DA x LA(3.5)
Dimana, DA : Diameter anode (m) LA : panjang anode (m)
S : luas permukaan anoda (m2)

3.4.5 Arus keluaran maksimal anoda


Io = S x ID..(3.6)
Dimana, Io : arus keluaran maksimal anoda (A)
S : luas permukaan anode (m2)
ID : densitas arus anoda (A/m2)

3.4.6 Jumlah anoda yang diperlukan


It
Io
Qmin = (3.7)
Dimana, Qmin : jumlah anoda
It : total arus (A)
I0 : arus keluaran maksimal anoda (A)

BAB IV

PEMBAHASAN

Lapangan Pagardewa ini merupakan stasiun penerimaan dan penyalur gas


bumi yang merupakan area transmisi gas Sumatera-Jawa. Panjang pipa pada
stasiun Pagardewa ini yaitu 83.5 kilometer sampai dengan stasiun Terbanggi
Besar, untuk skema dari panjang pipa bisa dilihat pada lampiran 1.
4.1 Sistem Proteksi Katodik Impressed Current
Proteksi Katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan
logam tersebut sebagai katoda dari sel elektrokimia. Pada PT.PGN digunakan
sistem proteksi katodik arcs tanding (Impressed Current), dimana metode ini lebih
efektif digunakan daripada menggunakan metode anoda korban (Sacrificial
Anode). Awalnya PT. PGN menggunakan proteksi katodik anoda korban pada
project awal pemasangan pipa, setelah pipa terpasang dan lulus tahap pegujian
pipa (kebocoran, bengkok dan lain-lain) maka digantilah dengan metode anus
tanding (Impressed Current).
Proteksi katodik dianggap bekerja jika, potensial minimum adalah -850 mV,
potensial maksimum adalah -1250 mV. Pada gambar di bawah ini menjelaskan
bahwa dengan potensial rendah yaitu -850 mV sampai dengan di bawah -1250
mV dengan keadaan pH, asam (di bawah 0 sampil 7) maka keadaan lapisanny a
yaitu cathodic protection, dimana lapisan tersebut terlindungi dari korosi dan
memperkecil/menghambat laju korosi. Apabila keadaan tanah/elektrolit berupa
basa, maka potensial yang diberikan harus di bawah -1000 mV supaya dapat
terlindungi dari korosi.
Gambar 4.1 Diagram Pouribaix

4.2 Proses proteksi dari Impressed Current


Pada proses proteksi, logam yang akan diproteksi dihubungkan dengan
muatan negatif sehingga sebagai kaloda, sedangkan logam kain sebagai
groundbed dihubungkan dengan muatan positif dan berfungsi sebagai anoda.
Katoda dan anoda dihubungkan dengan kawat penghatar melalui sumber listrik
arus secarah (DC). Dengan cara ini arus mengalir dari anoda melalui elektrolit
(dalam tanah) ko logam lain sebagai katoda dan electron akan mengalir dari anoda
ke katoda melalui kawat penghantar listrik, sehinga terhiodar dari korosi.

Gambar 4.2 Typical Impressed Current CP System

4.3 Komponen komponen pada Impressed Current


Adapun komponen-komponen Impressed current yang berperan penting
dalam system proteksi katodik yaitu :

4.3.1 Power Suppty


Dalam system arus tanding, arus listrik searah berasal dari arus luar,
umumnnya menggunakan reetifier. Arus listrik dari sumber listrik tersebut
dialirkan melalui kabel, terus ke anoda yang dikubur atau direndam dalam
elektrolit. Pada dasrnnya semua bahan yang bersifat konduktor listrik dapat
digunakan sebagai anoda; logam karena atau plastic yang konduktif dapat
digunakan besar (dalam orde sampai ratusan Ampere), maka segi teknis dan
ekonomis harus diperhatikan.

Gambar 4.3 Skema Powes Supply

4.3.2 Anoda Yang Digunakan


Beberapa jenis anoda yang awer dan berkapasitas telah dikembangkan oleh
para ahli, untuk mencapai efisiensi yang tinggi ditinjau terutama dari kapasitas
arus, umur anoda dan kemudahan pemasangan. Anoda sendiri memiliki banyak
jenis, dari yang tipe boros (terkonsumsi cepat) : besi atau baja ; tipe semimulia
( semi terkonsumsi) ; gratir, timbale, besi silicon, megmetit, dll ; dan tipe muia
(terkonsumsi sangat lambat) ; terbuat ari lapisan plating, mixed metais oxides
(MMO atau MIXMEO).
Pada penggunaan anoda, PT. PGN menggunakan mixed metals oxides
dengan dilapis titanium, PT. PGN sendiri memilih anoda jenis MMO karena
dilihat dari konsumsinya dan masa pemakaian/umur dari itu sendiri, sehingga
memilih MMO sebagai anoda yang digunakan untuk system proteksi katodanya
harus mengikuti umur pipa PNG sendirinya yairu 20 tahun, maka dari itu
pemilihan anodanya harus mengikuti umur pipa tersebut supaya lebih ekonomis
(dari gabi cepat/labatnya laju konsumsinya) dan lebih efisien (diri segi
penggunaan dan perawatan)

4.3.3 Transformer Rectifer (TR)


Transformer Rectifer merupakan sumber arus proteksi utama system proteksi
katodik Impressed Current untuk jalur pipa. Di Transformer rectifler inilah arus
AC dari anoda yang berada didalam tanah dirubah ke arus DC yang dihubungkan
dengan pipa, sehingga dapat memproteksi pipa tersebut.

Gambar 4.4 Transformer Rectifer


4.4 Pengukuran Pengecekan Tegangan pada Test Box
Pengukuran dan pengecekan tegangan pada setiap test box dilakukan setiap
hari. Setiap test box berjarak 1-2 kilometer dari test box lain, dengan panjang pipa
kira-kira 83.5 kilometer maka per hari biasanya dilakukan pengecekan dan
pengukuran test box sejauh 12-15 Kilometer. Test box ini merupakan suatu kabel
yang berhubungan langsung dengan pipa yang sudah diberikan arus, sehingga
yang dibaca pada test box ini yaitu tegangan. Range tegangan yang didesain pada
system proteksi katodik ini yaitu -850 milivolt sampai -1250 milivolt pengukuran
test box ini menggunkan multimeter dan elektorlit Cu/CuSo. Berikut gamabar dari
pengukuran dan pengecekan test box.
Gambar 4.5 Rangkaian Pengukuran Test box
menggunakan multimeter Cu/CuSO

Gambar 4.6 Nilai Tegangan pada


Test Box

4.5 Keuntungan dari Impressed Current dibandingkan metode lain


Adapun keuntungan dari sistem arus tanding ini yaitu :
1) Satu kali instalasi dapat memproteksi area yang luas, hal ini dikarenakan
sistem proteksinya menggunakan arus yang didapat dari sumber arus yaitu
transformer rectifier.
2) Skema bisa didesain umur penggunaannya sekitar 20 tahun, biasanya desain
dari penggunaan impressed current ini didesain dengan mempertimbangkan
umur pipa itu sendiri. Pada PT. PGN sendiri, umur dari pipanya yaitu 20 tahun
maka dari itu sistem proteksi impressed current nya mengikuti umur pipa
selama 20 tahun.
3) Bisa dikontrol secara otomatis, dari transformer rectifier kita dapat
mengontrol sistem proteksinya. Apabila terjadi penurunan arus, maka dari TR
dapat ditambahkan arus sesuai yang diinginkan.
4)
4.6 Perhitungan
4.6.1 Luas Area yang akan diproteksi
A=Trx0DxL
A = 3.14159 * 0.8128 m * 83,500 m
A = 213,216 m2
Pada pengukuran luas area yang akan diproteksi, memiliki diameter pipa
0.8128 m. Total luas area yang akan terproteksi adalah sebesar 213,216 m2 atau
setara dengan 0.213216 km2.

4.6.2 Total Arus yang diperlukan


T0 30
CD30 x
T30
CD0 = CD30 +
CD0 = 20 + ((5*(21.67/10))
CD = 30.83 rnA/m2
I = CD. x CB x A x (1 + SF)
I = 30.83 * 1%* 213216 * (1+25%)
I = 82.18 Ampere
Arus adalah media yang sangat diperlukan pada sistem proteksi katodik
menggunakan ICCP, dari anus tersebut kita dapat mecegah terjadinya laju korosi
pada pipa gas. Total anus yang diperlukan untuk memberikan arus proteksi pada
pipa yaitu 82.18 ampere, sehingga spesifikasi transformer rectifier disetel dengan
anus 82.18 atau dilebihkan menjadi 90 ampere (nilainya ditambahkan safety
factor sebesar 10%).

4.6.3 Densitas arus anoda


Log10 ID = 3.3 - Logio
ID = 10 A (3.3 - Log 20)
ID = 99.8 A/m2
Densitas dari anus anoda sendiri yaitu sebesar 99.8 A/m 2 yang didapat
berdasarkan perhitungan yang melibatkan umur pipa.

4.6.4 Luas permukaan anoda MMO (Mixed Metal Oxides)


S = TrxDAxLA
S = 3.14 * 0.025 * 1
S = 0.0785 m2
Anoda yang digunakan pada sistem ICCP ini yaitu mixed metal oxides
(MMO) dengan diameter 1 inchi atau setara dengan 0.025 meter, bahan ini
sangatlah tahan lama jika dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain. Dari
perhitungan, diketahui bahwa luas permukaan anoda yaitu 0.0785 m2.

4.6.5 Arus keluaran maksimal anoda


lo = Sx ID
Io = 0.0785 * 99.8
Io = 7.96 Ampere

Arus keluaran maksimal yang diberikan oleh anoda yaitu sebesar 7.96
ampere yang disambungkan pada kabel ke junction box dan disalurkan ke

transformer rectifier. Arus anoda inilah yang akan diubah oleh transformer
rectifier dari anus AC meniadi arus DC yang disalurkan nantinya ke pipa gas unto(
diprnteki.
4.6.6 Jumlah anoda yang diperlukan
It
I0
Qmin =
Qmin = 90/7.96
Qmin = 11.3 pcs = 12 pcs

Dari perhitungan arus di alas. dapat dihitung iumlah anoda yang diperitikan
untuk konsumsi proteksi katodik. jumlah keseluruhan anoda yang adalah 12 pees
Yang takan meiriproteksi seluruh pipe. gas pagardewa dengan panjang pipa
83,500 in atau 83.5 kin. Untuk jutalall anoda yang digunakan, dapat dilihat pada
Lampitan 2.

4.7 Parameter Keberhasilan


Adapun parameter-parameter keberhasilan dalam pelaksanaan sistem
proteksi katodik ini yaitu :
1. Tegangan yang dihasilkan tidal( melebihi range yang ditentukan yaitu
-850 sampai -1250 mV.
2. Pipa terlindungi dari korosi

BAB V
PENUTUP
4.8 Kesimpulan

1. Prinsip kerja dari sistem katodik impressed current yaitu katoda dan anoda
dihubungkan dengan kawat penghantar melalui sumber listrik arus searah
(DC). Dengan cara ini arus mengalir dari anoda melalui elektrolit (dalam
tanah) ke logam lain sebagai katoda dan elektron akan mengalir dari anoda
ke katoda melalui kawat penghantar listrik, sehingga pipa terhindar dari
korosi.
2. Komponen-komponen pada proteksi katodik yaitu power supply yang
berguna sebagai sumber arus listrik, anoda berfungsi sebagai media
penghantar arus listrik dan transformer rectifier sebagai pengubah anus AC
menjadi DC.
3. Satu kali instalasi dapat memproteksi area yang luas, skema bisa didesain
umur penggunaannya sekitar 20 tahun dan bisa dikontrol secara otomatis.
4. Pemilihan jenis anodanya harus mengikuti umur pipa tersebut supaya lebih
ekonomis (dari segi cepat/lambatnya laju konsumsinya) dan lebih efisien
(dari segi penggunaan dan perawatannya). Dalam perhitungan jumlah anoda,
PT.PGN menggunakan 12 anoda untuk memproteksi pipa dengan panjang
83.5 kilometer.

4.9 Saran
Dilihat dari perhitungan total arus yang diperlukan yaitu 82.18 Ampere dan
TR yang disetel dengan 90 Ampere, seharusnya dalam perhitungan jumlah Anoda
yang digunakan yaitu mengikuti total arus yang digunakan/disetel di transformer
rectifier sebesar 90 ampere. Dengan mengikuti anus dari TR, maka jumlah anoda
yang digunakan seharusnya berjumlah 11.3 atau 12 pcs.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zaki. 2006. Principles Of Corrosion Engineering and Corrosion Control.


Boston: Elsevier Science

Baeckmann, W.Von,. schwenk, W,. Prinz, W,. dkk. 1997. Theory and Practice of
Electrochemical Protection Processes. USA: Elsevier Science

Potrebbero piacerti anche

  • Data Gas
    Data Gas
    Documento3 pagine
    Data Gas
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Badan Penyelidik Usaha Persiapan
    Badan Penyelidik Usaha Persiapan
    Documento7 pagine
    Badan Penyelidik Usaha Persiapan
    Nur Azizah
    Nessuna valutazione finora
  • Memperingati Hut Ri Ke 72
    Memperingati Hut Ri Ke 72
    Documento5 pagine
    Memperingati Hut Ri Ke 72
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Cetak Bro
    Cetak Bro
    Documento4 pagine
    Cetak Bro
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Arisan Paket Puasa
    Arisan Paket Puasa
    Documento1 pagina
    Arisan Paket Puasa
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Arisan Paket Puasa
    Arisan Paket Puasa
    Documento1 pagina
    Arisan Paket Puasa
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Daptar STT Baru M. Ali PDF
    Daptar STT Baru M. Ali PDF
    Documento23 pagine
    Daptar STT Baru M. Ali PDF
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Arisan Paket Puasa
    Arisan Paket Puasa
    Documento1 pagina
    Arisan Paket Puasa
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Cover
    Cover
    Documento2 pagine
    Cover
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • COVER
    COVER
    Documento1 pagina
    COVER
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Doni
    Doni
    Documento17 pagine
    Doni
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Halaman Persetujuan
    Halaman Persetujuan
    Documento5 pagine
    Halaman Persetujuan
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • PPG Fix
    PPG Fix
    Documento128 pagine
    PPG Fix
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Arisan Paket Puasa
    Arisan Paket Puasa
    Documento1 pagina
    Arisan Paket Puasa
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Daftar Kehadiaran
    Daftar Kehadiaran
    Documento1 pagina
    Daftar Kehadiaran
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Dellia Anggraini
    Dellia Anggraini
    Documento8 pagine
    Dellia Anggraini
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • B
    B
    Documento30 pagine
    B
    GivaroIgfar
    Nessuna valutazione finora
  • Magang Pertambangan
    Magang Pertambangan
    Documento21 pagine
    Magang Pertambangan
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Cara Menyembelih Binatang
    Cara Menyembelih Binatang
    Documento5 pagine
    Cara Menyembelih Binatang
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • COVER
    COVER
    Documento1 pagina
    COVER
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Dian
    Dian
    Documento4 pagine
    Dian
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • A
    A
    Documento10 pagine
    A
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Halaman Persetujuan
    Halaman Persetujuan
    Documento5 pagine
    Halaman Persetujuan
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • 2 Tahun
    2 Tahun
    Documento1 pagina
    2 Tahun
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • 60
    60
    Documento17 pagine
    60
    Hayati Fauzi
    Nessuna valutazione finora
  • Surat Pernyataan Rian
    Surat Pernyataan Rian
    Documento2 pagine
    Surat Pernyataan Rian
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Arisan Paket Puasa
    Arisan Paket Puasa
    Documento1 pagina
    Arisan Paket Puasa
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • Halaman Persetujuan
    Halaman Persetujuan
    Documento5 pagine
    Halaman Persetujuan
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • PPG Fix
    PPG Fix
    Documento128 pagine
    PPG Fix
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora
  • 34
    34
    Documento2 pagine
    34
    Wasid Bae
    Nessuna valutazione finora