Sei sulla pagina 1di 5

Struktur Komunitas Seaweed (Rumput Laut)

Di Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo


(The Structure of Seaweed Community at The Pasir Putih coastal Area
Situbondo County)
Hari Sulistyowati
Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember

ABSTRACT
The Pasir Putih Coastal of Situbondo County is one of tourisms destination in East Java. The white
sand, coral reefs, and beautiful scenery of the coastal area are the main attractions for tourisms.
However, this area has been built up in the last ten years for hotels, restaurants, and fishponds.
These give effects on physical and chemical characters of coastal waters and also on the biota
living there. Therefore it is necessary to investigate the dominant biota especially seaweed living at
Pasir Putih Coastal of Situbondo County. This work reports the composition, density, and
dominance seaweed species growing at the intertidal of coastal area. The seaweed species were
collected by using a combination of transect and plotting methods. The 1 x 1 m plots were placed on
the transects. Twenty-seven of three divisions Chlorophyta (twelve species), Phaeophyta (eight
species) and Rhodophyta (seven species) were found at the Pasir Putih Coastal Area. Among these
the division of Chlorophyta was dominant in number and also in cover area. Neomeris annulata
was the dominant species with NP=96.50% and density of 4760 per hectare, while Padina australis
was the codominant species with NP=57.21 and density of 3044per hectare. This result is different
from eleven years ago which is Gracillaria salicornia was the dominant species while the
codominant was still Padina australis. It may be because of habitat changes from dominance of
coral reef to coral frictions and muddy.
Keywords: seaweed, dominant, codominant yang dapat berupa batu karang, pasir, lumpur
dan lain-lain (Kadi dan Wanda, 1988).
PENDAHULUAN Sebagai negara yang dikelilingi oleh lautan,
Semakin sempitnya lahan pertanian yang subur Indonesia mempunyai panjang pantai 81.000
di Jawa Timur khususnya karena terdesak oleh km dengan luas perairan pantainya adalah
pemanfaatan tanah untuk pemukiman, 6.846.000 km2. Ini menunjukkan bahwa
perluasan pabrik, atau peruntukan lainnya. Indonesia memiliki potensi yang baik untuk
pengelolaan perairan laut merupakan salah satu mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan
alternatif. Hal ini dikarenakan masih banyak lautnya terutama seaweed. Di antara pantai-
potensi laut yang belum dimanfaatkan secara pantai yang ada di Indonesia khususnya di Jawa
maksimal. Salah satu sumber daya hayati laut Timur, pantai Pasir Putih yang terletak di
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan Kabupaten Situbondo sepuluh tahun yang lalu
adalah seaweed (rumput laut). memiliki jenis-jenis seaweed yang cukup
Seaweed memiliki nilai ekonomis yang potensial untuk dikembangkan dan dilindungi
sangat penting artinya bagi para penduduk (Sulistiyowati, 1992). Namun demikian dengan
karena dapat dimanfaatkan untuk sayuran, obat maraknya pembangunan di sepanjang jalur
tradisional, pupuk organik, makanan ternak dan pantai juga eksploitasi terumbu karang oleh
sebagainya. Bahkan senyawa kimia yang masyarakat sedikit banyak tentunya
diekstraksi dari alga laut makrobentik ini dapat berpengaruh terhadap keberadaan seaweed ini.
dimanfaatkan sebagai bahan baku dan bahan Berdasarkan pertimbangan di atas penelitian
tambahan untuk pembuatan makanan, obat- kembali tentang keberadaan seaweed ini perlu
obatan dan kosmetik (Apriliani et al., tth). dilakukan untuk mengetahui komposisi dan
Jenis-jenis seaweed ini umumnya tumbuh kelimpahannya di pantai Pasir Putih,
dengan baik di daaerah pasang surut atau di Kabupaten Situbondo. Hasil penelitian ini
daerah yang selalu terendam air (subtidal) nantinya dapat memberikan informasi yang
sampai batas kedalaman 200 m dimana cukup baik bagi kalangan akademisi baik
intensitas cahaya masih dapat ditembus. Jenis sebagai bahan kajian penelitian maupun studi.
tumbuhan ini umumnya melekat pada substrat Bagi pengambil kebijakan hasil penelitian ini
nantinya dapat memberikan masukan tentang
status seaweed di wilayah pemantauannya.
METODA PENELITIAN sama tergantung pada batas terumbu karangnya
Penelitian ini berlangsung selama enam bulan di (Gambar 1). Jenis-jenis seaweed yang
pantai Pasir Putih, dusun Kembang Sambi, ditemukan pada masing-masing plot
Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo. diidentifikasi kemudian dihitung jumlah dan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penutupan tajuknya sebagaimana metode yang
meletakkan transek di sepanjang perairan pantai dilakukan oleh Cox (1974), Mueller- Dumbois
(3000 m). Transek ini diletakkan tegak lurus dan Ellenberg (1974). Spesimen yang terkumpul
terhadap garis pantai sampai batas terumbu diawetkan dengan alkohol 70% untuk
karang. Jarak antar transek adalah 100 m, pengamatan lebih lanjut di laboratorium.
sehingga jumlah seluruh transek adalah 30 buah. Identifikasi jenis-jenis rumput laut yang
Pada masing-masing transek diletakkan plot-plot ditemukan dilakukan dengan menggunakan
berukuran 1 x 1 m. Plot-plot ini mulai diletakkan buku-buku identifikasi seaweed Hillson (tth),
pada jarak 100 m dari garis pantai. Jarak antar Kadi dan Wanda (1988) dan Trono dan Ganzon-
plot adalah 10 m, sehingga jumlah transek tidak Fortes (1988).

Gambar 1. Gambaran skematis pembuatan transek di lokasi penelitian


(x : arah ke terumbu karang; y : plot 1 x 1 m).
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan tingkat penyebaran 13, 20%, P. australis
Dari hasil pencuplikan data yang diperoleh dari melimpah dengan jumlah 3044 per hektar .
lokasi penelitian diperoleh 27 jenis seaweed. Jenis-jenis seperti H. opuntia dan S. linearis
Jenis terbanyak adalah anggota Divisi mempunyai nilai kepadatan yang hampir sama
Chlorophyta sebanyak 12 jenis, berikutnya yaitu berturut-turut 1300 per hektar dan 1108 per
adalah anggota Divisi Phaeophyta sebanyak 8 hektar. Sedangkan jenis-jenis lain yang tidak
jenis dan sisanya (7 jenis) merupakan anggota begitu banyak ditemukan di lokasi penelitian
Divisi Rhodophyta. Komposisi jenis ini lebih adalah Chondrococcus sp., H. esperi,
banyak dibandingkan dengan penemuan oleh H. macroloba, H. simulans, Valonia sp. , P.
Sulistiyowati (1992) pada tempat yang sama japonicum, dan S. siliquosum yang rata-rata
yaitu 22 jenis. Di antara divisi ini divisi mempunyai nilai penting dibawah 1% (Tabel
Chlorophyta tidak hanya dominan dalam jumlah, 2). P. japonicum, S. duplicatum, S. linearis, S.
kepadatan dan juga luas penutupannya (Tabel 1). siliquosum, dan U. orientalis ditemukan pada
Pada tabel 1. terlihat bahwa jumlah jenis penelitian saat ini.
terbanyak di lokasi ini adalah N. annulata. Jenis
seaweed ini mempunyai nilai kepadatan tertinggi
yaitu 4760 per hektar dengan NP 95.43%. Jenis
ini menguasai hampir di seluruh lokasi
penelitian (FR = 27,34%) terutama di zona
pasang surut yang berdekatan dengan garis
pantai. Area yang disukainya adalah habitat yang
berlumpur dan tumbuh melekat pada karang atau
batu-batuan kecil.
Padina australis yang merupakan jenis
kedua yang mendominasi di lokasi penelitian
(NP=56.60%). Jenis alga makrobentik ini lebih
banyak ditemukan agak ketengah zona intertidal.
Secara umum komposisi jenis seaweed yang untuk keperluan lainnya (in person, 2002).
ditemukan di pantai Pasir Putih ini tidak banyak Padahal karang merupakan substrat utama bagi
mengalami perubahan dalam hal jenis yang hampir semua jenis seaweed. Kondisi semacam
dominan dibandingkan dengan hasil penelitian ini lambat laun akan berpengaruh juga terhadap
delapan tahun yang lalu (Sulistiyowati, 1992). keberadaan jeneis-jenis tertentu seaweed. Hal ini
Namun demikian komposisi jenis ini suatu saat didukung oleh pendapat Bold (1985) yang
akan menurun jika habitat pertumbuhannya menyatakan bahwa seaweed hidup sebagai
khususnya terumbu karangnya tidak dilindungi. makrobentos dengan melekatkan diri pada
Hal ini disebabkan oleh rusaknya pantai ini substrat yang bervariasi seperti batu-batuan atau
karena adanya pengambilan karang yang karang, pada lumpur atau pasir. Atau dengan
dilakukansecara terus menerus oleh penduduk kata lain pada kondisi atau tipe substrat yang
setempat baik sebagai bahan kerajinan maupun sesuai suatu jenis seaweed ditemukan melimpah.
Tabel 2. Nilai kerapatan, frekuensi, dan dominasi mutlak dan relatif jenis-jenis seaweed
yang ditemukan di pantai Pasir Putih Situbondo
Divi
No. Nama Jenis KM FM DM KR FR DR NP
si
1 Neomeris annulata C 4760 2.63 2212 34.77 27.34 34.39 96.50
2 Padina australis P 3044 1.27 1400 22.24 13.20 21.77 57.21
3 Halimeda opuntia C 1300 0.97 652 9.50 10.08 10.14 29.72
4 Sargassum linearis P 1108 0.62 560 8.09 6.44 8.71 23.25
Sargassum P
5 duplicatum 596 0.15 296 4.35 1.56 4.60 10.52
6 Galaxaura fastigiata R 464 0.4 160 3.39 4.16 2.49 10.04
7 Avrainvilla sp. C 400 0.35 200 2.92 3.64 3.11 9.67
8 Halimeda tuna C 120 0.72 68 0.88 7.48 1.06 9.42
9 Acetabularia sp. C 216 0.47 108 1.58 4.89 1.68 8.14
10 Udotea orientalis C 172 0.45 120 1.26 4.68 1.87 7.80
11 Bryopsis sp. C 328 0.25 172 2.40 2.60 2.67 7.67
12 Turbinaria ornata P 296 0.17 144 2.16 1.77 2.24 6.17
13 Dictyota dichotoma P 284 0.07 96 2.07 0.73 1.49 4.29
14 Dictyota acutiloba P 168 0.12 60 1.23 1.25 0.93 3.41
15 Actinotrichia R 48 0.17 16 0.35 1.77 0.25 2.37
16 fragilis
Caulerpa serrulata C 80 0.12 28 0.58 1.25 0.44 2.27
17 Anadyomene sp. C 120 0.02 60 0.88 0.21 0.93 2.02
Acanthophora R 0.12 0.38 1.25 0.25 1.88
18 52 16
muscoides
Eucheuma R 0.12 0.15 1.25 0.12 1.52
19 20 8
denticulatum
20 Gracilaria salicornia R 20 0.12 8 0.15 1.25 0.12 1.52
21 Chondrococcus sp. R 28 0.05 12 0.20 0.52 0.19 0.91
22 Hypnea espera R 8 0.07 4 0.06 0.73 0.06 0.85
23 Halimeda C 12 0.05 8 0.09 0.52 0.12 0.73
24 macroloba
Valonia sp. C 8 0.05 4 0.06 0.52 0.06 0.64
25 Halimeda simulans C 4 0.05 4 0.03 0.52 0.06 0.61
26 Padina japonicum P 20 0.02 8 0.15 0.21 0.12 0.48
Sargassum P 0.02 0.09 0.21 0.12 0.42
27 12 8
siliquosum
Total 1368 9.62 6432 100.0 100.0 100.0 300.0

Keterangan: C = Chlorophyta; P = Phaeophyta, R = Rhodophyta; KM = Kerapatan Mutlak,


FM = Frekuensi Mutlak; DM = Dominasi Mutlak; KR = Kerapatan Relatif,
FR = Frekuensi Relatif; DR = Dominasi Relatif

Potrebbero piacerti anche