Sei sulla pagina 1di 7

Kelezatan Taat Kepada Allah SWT

:
.
..
Berkata Muslim bin Abidin semoga Allah merahmatinya : Bagi mukmin yang taat
kepada Allah, di dunia ini, tidak ada yang lebih lezat selain berkahakwat dengan bermunajat
kepada Allah SWT. Tidak ada yang lebih mereka cintai di akhirat kecuali besarnya balasan
pahala yang terpatri dalam dada mereka. Dan kelezatan di hati mereka adalah saat mereka
memandang. pada Rabb-nya..
Kelezatan hakiki bagi insan adalah kelezatan bathiniyah. Sementara kelezatan lahiriyah atau
material bersifat fana dan pasti akan hilang. Kelezatan materi tidak lebih hanya akan
meniscayakan dua hal, akan meninggalkan kita atau kita yang akan meninggalkannya.
Manusia yang selalu mencari kelezatan dunia, pertanda mata hatinya telah kabur.
Bashirahnya tertutupi hiruk pikuk dunia, dan lupa akan hakikat dan akhirat.
Dunia tidak lebih dari perhiasan, dan akhirat adalah sebaik-baik tempat kembali dan masa
depan sejati.


)
(


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga)..(Ali Imran 14)
Kelezatan dan kebahagian itu ada di hati, dan Allah SWT menggariskan bahwa kelezatan,
ketenangan dan kebahagiaan hati itu hanya dengan mengingat dan bermunajat kepada-Nya.

,

Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.. (Ar Radu 28)
Ketenangan jiwa dan ketentraman hati dengan mengingat Allah, adalah ketentuan pasti dari
Allah sebagaimana pastinya manis pada gula, asin pada garam. Tidak ada ruang perdebatan,
kepastiannya bukan untuk didiskusikan, namun akan terbukti dengan dilakukan dan
dirasakan. Kunci utamanya adalah keimanan dan keyakinan.
Bagi mukmin, kelezatan itu terus akan terpatri, di dunia dan sampai menumui Allah di
Yaumil Akhir nanti.

)
(
Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju
Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.. (Al Insyiqaq: 6)
Dan puncak kelezatan itu adalah saat menatap Rabb-nya di Surga.

( .
)
Wajah-wajah (orang-orang mumin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka
memandang.. (QS Al-Qiyaamah: 22-23)
Imam Ibnu Katsir berkata: Kenikmatan yang paling agung dan tinggi yang melebihi semua
kenikmatan yang ada di surga adalah memandang wajah Allah yang maha mulia, karena
inilah tambahan. yang paling agung yang melebihi semua kenikmatan yang Allah berikan
kepada para penghuni surga. Mereka berhak mendapatkan kenikmatan tersebut bukan
(semata-mata) karena amal perbuatan mereka, tetapi karena karunia dan rahmat Allah.. ][
Muhasabah dan Penyesalan

Telah berkata ahli hikmah: Siapa saja yang membanggakan kekayaannya, niscaya ia akan
jatuh pada kefakiran. Dan siapa saja yang membanggakan kesehatannya, maka Allah akan
merobohkannya dengan penyakit. Dan siapa saja yang menyia-nyiakan syukur nikmat dari
Allah, maka ia akan jatuh pada kesengsaraan. Dan siapa saja yang tidak melakukan
muhasabah atas dirinya, pasti dia akan jatuh pada penyesalan..


(Dari kitab: Jamamiul Kalim wa Nafaisu al Hikam dari Kitab al Mahalisati wa Jawahirul
Ilmi)
Bahwa dunia tidaklah kekal, sementara akhirat adalah yang kekal dan abadi. Karenanya
kekayaan itu tidak kekal, kesehatan pun tidak kekal, dan kenikmatan juga tidak kekal.
Segala sesuatunya, semuanya akan berakhir. Hanya Allah SWT-lah yang kekal abadi. Firman
Allah SWT:

.

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan. (Ar Rahman: 26-27)
Sehingga barangsiapa yang membanggakan kekayaannya, maka niscaya ia akan jatuh pada
kemiskinan. Artinya, siapa saja yang sombong atas hartanya, suatu saat dia akan datang pada
hari di mana dia dalam keadaan miskin dan hina.
Dan siapa yang berbangga dengan kesehatannya, tidak digunakan untuk taat kepada Allah,
maka dia akan temuakan hari di mana saat itu dia sakit yang bersangatan yang menyebabkan
ia sulit bergerak dan berbicara.
Demikian pula, siapa saja yang menyia-nyiakan syukur nikmat dari Allah, dengan nikmat
yang tidak terhitung dan tidak terkira, maka akan datang suatu hari di mana ia jatuh pada
musibah dan kesengsaraan.
Karenanya, sungguh manusia harus instrospeksi.
Dan barangsiapa yang tidak melakukan instrospeksi atas dirinya, sebelum hari akhir datang,
pasti ia akan jatuh pada penyesalan. Sejatinya seorang manusia harus melakukan muhasabah
sebelum Allah menghisabnya di yaumil qiyamah.
Jika tidak, dia akan menyesal dengan se-sesal-sesalnya, di saat penyesalan sudah tiada guna.
Firman Allah SWT:
.


.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka
lupa kepada mereka sendiri.. (Al Hasyr 18-19)



Dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).. (Az Zumar 54)

Umar bin Khaththab berkata: Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah amal
kalian sebelum ditimbang. Karena sesungguhnya yang meringankan hisabmu nanti adalah
saat engkau menghisab hari ini. Dan berhiaslah untuk pertemuan hari akbar, hari saat
dipamerkan segala amal, dan tidak ada keringanan sedikitpun hisab atas kalian..
Umar bin Khaththab pernah menulis surat kepada beberapa gubernurnya: Hisablah diri
kalian di saat senang (lapang) sebelum saat sulit. Karena siapa yang menghisab dirinya saat
senang sebelum saat sulit, dia akan menghadapi urusannya dengan ridha dan iri yang baik.
Dan barangsiapa yang dilalaikan oleh kehidupannya, dan disibukkan dengan hawa nafsunya,
dia akan menghadapi urusannya penyesalan dan kerugian. ][
Empat Hal Untuk Menggapai Ridho Allah

:
.. ,, , , :
-

Al Hafidz Abu Naim dalam Hilyatul Auliya. dari Hatim al Asham menyatakan:
Barangsiapa yang istiqamah berada dalam empat hal, maka ia akan mendapat ridho Allah
SWT. Yakni tsiqah kepada Allah, Tawakkal, Ikhlas, dan Mafirat. Dan segala sesuatunya akan
sempurna dengan marifat kepada Allah SWT.. (Fashal Khitab, Zuhud, Raqaaiq dan Adab.,
Juz 2).

Pertama, Tsiqah (percaya) kepada Allah artinya membenarkan apa-apa yang diperintah,
dikabarkan, dan dijanjikan Allah kepada kita. Karena sesungguhnya Allah SWT adalah
sebaik-baik perkataan, sebaik-baik penepat janji, dan Dia tidak pernah menyalahi akan
janjinya. Firman Allah:

(

)

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, mereka akan Kami masukkan
ke dalam surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar
perkataannya dari Allah?. (An Nisa 122).

Demikian pula firman-Nya dalam Surat Az Zumar 20.

(
)

Tetapi orang-orang yang bertakwa terhadap Tuhan-nya bagi mereka mendapat tempat-
tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi dan di bawahnya
mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan
mengingkari janjinya..
!!

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bertakwa dan beramal sholeh amin ya
Rabbal alamin..

Kedua, Tawakkal kepada Allah. Bertawakal kepada Allah adalah sesuatu yang dituntut selain
kita melakukan usaha sebagai sebuah kausalitas. Tawakkal bukan sikap pasrah. Tawakkal
merupakan sikap hati, keimanan, bahwa hanya Allah SWT satu-satunya Dzat yang layak
dijadikan sandaran, dan penentu atas segala keberhasilan. Firman Allah SWT.

(
) .

Dan hanya kepada Allah kalian bertawakkal, jika kalian orang-orang yang beriman. (Al
Maidah 23)

!!

Ya Allah, jadikanlah kami diantra orang-orang yang bertawakal kepada-Mu dengan sebenar-
benar tawakal, Amin ya Rabbal alamin..

Ketiga, Ikhlas. Sikap ikhlas ini dituntut dalam segala perkataan, perbuatan, dakwah dan
serangkaian amal ibadah lainnya. Hanya kepada Allah lah segala perkataan dan berbuatan
kita persembahkan. Firman Allah SWT.

( ) .

Maka beribadahlah kalian kepada Allah dengan penuh keikhlasan, baginya agama ini,
walaupun orang-orang kafir membenci. (Ghaafir: 14)


( )

Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan penuh
keikhlasan dengan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat. (Al Bayyinah 5).

!!
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beribadah kepada Allah dengan penuh
keikhlasan dalam menjalankan agama yang lurus. Amin ya Rabbal alamin..

Keempat, Marifat kepada Allah. Yakni ilmu pengetahuan yang meniadakan kebodohan.
Siapa saja yang memiliki pengetahuan akan berbeda dengan orang yang bodoh. Siapa yang
mengetahui tidak seperti orang yang tidak mengetahui.

)
(

Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahhui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya hanyalah orang yang berfikir (berakal) yang akan mengambil
pelajaran. (Az Zumar 9)

Sungguh suatu kebenaran bahwa tidak sama antara orang-orang tidak mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui. Seorang ulama memiliki kedudukan istimewa dan tinggi
di sisi Allah. Allah akan meninggikan derajat mereka di surga nanti. Firman Allah.

() .

Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang
berilmu beberapa derajat. Dan Allah terhadap segala yang kalian kerjakan Maha Mengetahui.
(Al Mujadalah 11)


!!

Kita memohon kepada Allah yang Maha Agung, Pengatur Arys yang Mulia, untuk
menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang beriman dan termasuk orang-orang yang
diberikan ilmu sehingga mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Sesungguhnya hanya
Allah pelindung kita dan Dia kuasa atas segala sesuatu. Amin ya Rabbal alamin.. ][

Potrebbero piacerti anche