Sei sulla pagina 1di 12

INTERPRETASI SEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA

WELL LOGGING DI DAERAH BLOK X PULAU LAUT TENGAH


KABUPATEN KOTABARU

Julkipli1, Simon Sadok Siregar1, Ibrahim Sota1

ABSTRACT: Research has been done using well logging methods to interpreted coal
distribution in the area Block X Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru. Coal
identification was changed of kick on gamma ray log chart which run to minimum value
with seam A range from to 1,316,76 API, seam C range from to 5,0212,44 API and
seam D range from to 0,567,38 API. Long density log which kick on chart run to
maximum value with seam A range from to 1,161,39 gr/cm3, seam C range from to
1,601,74 gr/cm3and seam D range from to 1,822,22 gr/cm3. Resistivity log which kick
on chart run to maximum value with seam A range from to 1.189,742.407,15 Ohm.m,
seam C range from to 2.223,802.328,84 Ohm.m and seam D range from to
6,06105,65 Ohm.m. Measurement of coal thickness is based on chart of long density
and short density logs with seam A 0,16119,55 m depth and 0,110,40 m thickness,
seam C 0,2052,89 m depth and 0,110,40 m thickness and seam D 0,2137,13 m
depth and 0,410,42 m thickness. Coal distribution has been strike N 212E and dip 10
N 302 E. Measurement method of coal resource was made two planes with volume
measured coal resources about 2.273.792,69 tons.

Keywords: well logging, gamma raylog, density log, distribution, coal resources.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu mendatang. Eksplorasi batubara
negara dengan tingkat komsumsi bahan merupakan pilihan yang tepat karena
bakar minyak tertinggi di dunia. masih menyimpan potensi yang besar
Berdasarkan penelitian selama sepuluh untuk dilakukan penambangan.
tahun terakhir (20032013) Ketersedian yang cukup melimpah dan
menunjukkan peningkatan komsumsi keterdapatannya hampir di seluruh
energi nasional di Indonesia dari 79 juta wilayah Indonesia menjadikannya
barrel menjadi 134 juta barrel atau sebagai sumber cadangan penyangga
tumbuh rata-rata sebesar 5,5% pertahun. baru dan cadangan energi strategis.
Meningkatnya komsumsi energi tersebut Menyadari pentingnya hal tersebut, maka
tidak diimbangi oleh cadangan minyak harus dilakukan eksplorasi batubara
bumi yang terus menipis. Hal tersebut pada suatu daerah untuk mengetahui
mendorong pemerintah untuk melakukan bentuk, arah sebaran, dan cadangan
pencarian sumber energi baru untuk yang tersimpan dibawah permukaan
menjamin ketahanan energi di masa bumi [4].

1 Program Studi FisikaFMIPA Universitas Lambung Mangkurat


42
Julkipli, dkk., Interpretasi Sebaran Batubara ............. 43

Metode geofisika merupakan batubara dibawah permukaan. Selain


salah satu disiplin ilmu yang itu, berdasarkan survey lapangan
menggunakan parameter fisika dalam yang telah dilakukan menunjukkan
berbagai metode pencarian sumber bahwa beberapa tempat di Pulau Laut
daya alam (air tanah, mineral, Tengah pernah menjadi kegiatan
batubara, minyak bumi dan gas). pertambangan batubara. Indikasi
Metode geofisika yang paling banyak tersebut berasal dari bekas galian
digunakan dalam eksplorasi batubara batubara yang ditinggalkan.
adalah metode well logging [10].
Berikut beberapa penelitian yang Metode Well Logging
menggunakan metode well logging Well logging geofisika pertama
dalam pencarian keberadaan kali berkembang dalam ekplorasi
batubara. Penelitian well logging minyak bumi untuk keperluan analisa
pernah dilakukan di Banyuasin, Muara porositas, saturasi reservoir minyak
Enim Sumatera Selatan untuk dan korelasi kedalaman antar sumur
mengetahui lapisan dan ketebalan bor [13]. Seiring berjalan waktu
batubara menggunakan pengukuran perkembangan well logging mulai
log sinar gamma [5]. Penelitian yang digunakan pada pencarian batubara.
sama juga pernah dilakukan di daerah Tujuannya tidak hanya mendapatkan
X Ampah Barito Timur untuk informasi geologi tetapi juga
mengindentifikasi sebaran batubara digunakan untuk memperoleh
menggunakan pengukuran log sinar berbagai data seperti kedalaman,
gamma dan log tahanan jenis. Data ketebalan, kualitas batubara, serta
kedalaman dan ketebalan batubara sifat geomekanik batuan yang
pada masing-masing lubang bor menyertai penambahan batubara [7].
digunakan untuk mengetahui volume Secara umum well logging diartikan
batubara [6]. sebagai suatu pencatatan atau
Secara geologi keadaan daerah perekaman data bawah permukaan
penelitian berada dalam formasi secara bersambung dan teratur dari
Tanjung yang lapisan batubaranya bawah sampai atas lubang sumur
tersisipkan diantara perselingan dengan menggunakan parameter
batupasir dan batu lempung. geofisika. Log adalah suatu grafik
Keberadaan singkapan batubara pada kedalaman dari satu set data yang
daerah penelitian menguatkan adanya menunjukkan parameter yang diukur
44 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 1, Februari 2015 (42 52)

secara berkesinambungan pada geologist untuk mengindentifikasi


sebuah sumur [3]. adanya mineral, gas, hidrokarbon, dan
reservoir pasir yang mengandung
Log Sinar Gamma lempung dalam susunan formasi yang
Log sinar gamma merupakan lebih kompleks [12].
metode untuk mengukur radiasi sinar Prinsip pengukuran log
gamma yang dihasilkan oleh unsur- densitas adalah memancarkan energi
unsur radioaktif yang terdapat disekitar sinar gamma dari sumber radiasi ke
lapisan batuan lubang bor. dinding lubang bor. Sumber radiasi
Radioaktifitas alami yang terukur yang digunakan pada pengukuran log
berasal dari tiga unsur radioaktif yang densitas adalah Co-60 atau Ce-137.
ada dalam batuan yaitu Uranium (U), Pada saat radiasi ditembakkan
Thorium (Th), dan Potassium (K) yang dengan energi tertentu ke dinding
secara berkelanjutan memancarkan lubang bor, foton yang membawa
sinar gamma dalam bentuk pulsa-pulsa sinar gamma akan bertumbukan
energi radiasi tinggi [11]. dengan elektron pada batuan.
Log sinar gamma bermanfaat Peristiwa ini lebih dikenal sebagai
untuk menunjukkan daerah batubara Efek Compton [1].
dengan menampilkan kandungan Pengukuran log densitas
radioaktif yang rendah dibandingkan terbagi menjadi dua jenis yaitu long
dengan formasi lain. Jika daerah spacing density (LSD) dan short
batubara menunjukkan adanya tingkat spacing density (SSD). Analisa
radioaktif yang cukup tinggi (namun lapisan batubara dapat menggunakan
masih berada dibawah pasir atau LSD karena menunjukkan densitas
karbon) penyebabnya adalah yang mendekati sebenarnya akibat
kontaminasi dari formasi lain atau pengaruh yang kecil dari dinding
adanya garam potassium pada lapisan lubang bor. Sedangkan pengukuran
tersebut [9]. ketebalan lapisan batubara dapat
menggunakan SSD karena
Log Densitas mempunyai resolusi vertikal yang
Log densitas merupakan log tinggi [9]. Grafik hubungan besarnya
porositas yang mengukur kerapatan intensitas energi sinar gamma yang
elektron dalam suatu formasi. Hal ditangkap detektor dan densitas
inilah yang menjadi dasar bagi batuan yang terukur dapat dilihat pada
Julkipli, dkk., Interpretasi Sebaran Batubara ............. 45

gambar 1. Satuan pengukuran pada Metode ini memberikan injeksi kedalam


alat logging (CPS) berbanding terbalik bumi sehingga membangkitkan medan
dengan nilai densitas batuan (gr/cm 3). potensial sehingga yang terukur adalah
Jika pengukuran intensitas sinar besarnya kuat arus (I) dan beda
gamma (CPS) menunjukkan nilai yang potensial (V) dalam formasi. Metode
tinggi maka densitas batuan (gr/cm 3) ini dapat memudahkan para geologist
menunjukkan nilai yang rendah [11]. dalam melakukan interpretasi cebakan-
Berdasarkan hubungan intensitas cebakan batubara dengan biaya
energi sinar gamma yang ditangkap eksplorasi yang relatif murah [8].
detektor dan densitas batuan Metode log tahanan jenis ini
menghasilkan persamaan regresi non dilakukan karena pada hakikatnya
linear sebagai berikut: batuan, fluida, dan hidrokarbon di
2 , 4325X dalam bumi memiliki nilai tahanan jenis
Y = 177598 e (1)
tertentu. Batubara pada umumnya
Keterangan:
mempunyai sifat yang tidak dapat
X : Nilai densitas dalam satuan gr/cm3
melewatkan aliran listrik dengan baik.
Y : Nilai densitas dalam satuan CPS
Sedangkan batuan lempung
mempunyai sifat sebaliknya yaitu
penghantar arus listrik yang baik [11].

Sumber Daya Batubara


Sumber daya batubara
merupakan bagian dari endapan
batubara yang diharapkan dapat
dimanfaatkan. Sumber daya ini dapat
meningkat menjadi cadangan apabila
setelah dilakukan pengujian dinyatakan
Gambar 1. Hubungan antara satuan
CPS dan gr/cm3 [11]. layak tambang. Berikut klasifikasi
pembagian kelas sumber daya batubara
Log Tahanan Jenis
berdasarkan keadaan geologi [2]:
Survey geofisika log tahanan
(1) Sumber daya barubara terukur
jenis dapat menghasilkan informasi (Measured coal resource)
perubahan variasi harga tahanan jenis Sumber daya barubara terukur
baik arah lateral maupun arah vertikal. merupakan jumlah batubara di daerah
46 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 1, Februari 2015 (42 52)

penyelidikan yang dihitung berdasarkan 1 +4+2


Volume =
6
data yang memenuhi syarat-syarat
(1 +2 ) (1 +2 )
dalam eksplorasi rinci. dengan M =
2 2
(2) Sumber daya batubara tertunjuk Keterangan: A1 adalah Luas
(Indicated coal resource)
penampang pertama; A2, Luas
Sumber daya batubara tertunjuk
penampang kedua; d, Jarak antara
adalah jumlah batubara di daerah
penampang pertama dan kedua; a1,
penyelidikan yang dihitung berdasarkan
Ketebalan lapisan batubara dan b1,
data yang memenuhi syarat-syarat
Panjang penampang lapisan batubara.
yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi
pendahuluan. a2

(3) Sumber daya batubara tereka


S2 b2
(Inferred coal resource)
Sumber daya batubara tereka
adalah jumlah batubara di daerah
penyelidikan yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat S1 b1
yang ditetapkan untuk tahap
a1
penyelidikan prospeksi.
Gambar 2. Penampang untuk rumus
Perhitungan Sumber Daya Batubara obelisk

Perhitungan sumber daya


METODE PENELITIAN
batubara dapat menggunakan metode
Penelitian ini menggunakan data
penampang karena memiliki tingkat
well logging sebanyak 30 titik lubang
ketelitian yang cukup baik. Metode dua
sumur untuk menginterpretasi sebaran
penampang yang tidak terlihat
batubara di daerah Blok X Kabupaten
perbedaan dimensinya dapat
Kotabaru. Data tersebut telah melalui
menggunakan rumus mean area atau
proses rekonsiliasi dengan data coring
kerucut terpancung. Metode dua
berupa pengumpulan dan pencocokkan
penampang yang terlihat perbedaan
litologi lubang sumur. Berikut penjelasan
dimensinya dapat menggunakan rumus
secara lengkap pengolahan data well
obelisk yang ditunjukkan pada gambar
logging.
2 [14].
Proses identifikasi keberadaan
Rumus obelisk:
batubara berdasarkan perubahan
Julkipli, dkk., Interpretasi Sebaran Batubara ............. 47

defleksi pada grafik log sinar gamma, lapisan yang berdensitas rendah dan
log long density dan log tahanan jenis pada grafik log SSD dibagi menjadi 1/2
menggunakan data asli perekaman alat panjang garis menuju lapisan yang
well logging (LAS file). Data tersebut berdensitas rendah. Hasil pengukuran
kemudian diolah menggunakan software kedalaman dan ketebalan ini nantinya
wellCad v.4.0 menjadi grafik log sinar dimasukkan kedalam software
gamma, log long density atau log minescape v.4.8 untuk mendapatkan
tahanan jenis. Berdasarkan defleksi pemodelan kedalaman dan ketebalan
pada grafik log sinar gamma batubara yang lebih baik.
keberadaan batubara ditandai dengan
defleksi menuju minimum. Sedangkan
pada grafik log densitas (short density
dan long density) dan log tahanan jenis
keberadaan batubara ditandai dengan
defleksi menuju maksimum. Pengukuran
nilai batubara pada grafik well logging
menggunakan software Microsoft office
excel yaitu dengan mengekstrak LAS Gambar 3. Penentuan ketebalan
file kedalam worksheet yang dengan menggunakan log sinar gamma
(BPB Manual, 1981)
menampilkan data kedalaman, nilai
litologi pada log sinar gamma, log long Pemodelan sebaran dan
density dan log tahanan jenis. Nilai perhitungan sumber daya batubara

litologi pada LAS file tersebut kemudian menggunakan software minescape v.4.8

diurutkan berdasarkan kedalamannya. dan data yang diperlukan berupa data

Analisis data statistik yang digunakan topografi, data sebaran singkapan


adalah uji kuantitatif yang terdiri atas batubara, data kedalaman dan

nilai minimal, nilai maksimal dan nilai ketebalan batubara, data sebaran
rata-rata dari formasi yang sama. lubang bor, dan data geologi lokal

Pengukuran kedalaman dan (meliputi litologi, stratigrafi, dan struktur


ketebalan batubara menggunakan grafik geologi sekitar) dengan format data
log long density (LSD) dan log short dalam bentuk ASCII file, DXF/DWG file,
density (SSD). Pada grafik log LSD atau SURPAC file.

yang menunjukkan defleksi batubara Hasil pemodelan tersebut


dibagi menjadi 1/3 panjang garis menuju selanjutnya dapat digunakan untuk
48 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 1, Februari 2015 (42 52)

membuat kontur struktur roof dan floor pada umumnya sehingga dapat
pada masing-masing lapisan batubara menampilkan peta yang terdiri dari peta
dan sayatan penampang. Proses topografi, peta sebaran batubara dan
selanjutnya mengkorelasikan data-data peta sumber daya batubara.
lubang bor dengan membuat cross
sectionlong section pada tiap-tiap HASIL DAN PEMBAHASAN
lubang sumur. Pembuatan sayatan Peta topografi daerah Blok X
penampang harus tegak lurus dengan dapat dilihat pada gambar 5 yang
arah sebaran (strike) batubara agar memuat informasi sebanyak 30 titik
dapat digunakan untuk menghitung lubang bor dengan luas daerah
sumber daya batubara. penelitian 1,51,5 km.

Gambar 4. Penentuan ketebalan


antara log long density dan short
density (Robertson Research Gambar 5. Peta topografi daerah Blok X
Engineering, 1984)

Pembuatan peta sebaran dan Kontur perbukitan lebih dominan


perhitungan sumber daya batubara pada arah barat daya dan tenggara
menggunakan software autoCad yang ditandai oleh semakin rapatnya
v.2009. Hasil pemodelan yang garis kontur. Terdapat tiga buah garis
didapatkan pada software minescape penampang dengan posisi tegak lurus
v.4.8 diubah kedalam format DWG agar terhadap arah sebaran batubara.
bisa digunakan sebagai bahan Penempatan garis penampang tersebut
pembuatan peta. Pengolahan peta bertujuan untuk mewakili keseluruhan
pada software autoCad v.2009 model endapan batubara lubang bor
disesuaikan dengan pembuatan peta pada daerah Blok X sehingga dapat
Julkipli, dkk., Interpretasi Sebaran Batubara ............. 49

digunakan untuk menghitung sumber (strike). Proses identifikasi batubara


daya batubara. Garis penampang ini menggunakan perubahan defleksi dan
juga digunakan untuk melihat nilai pada grafik log sinar gamma, log
penampang melintang batubara long density dan log tahahan jenis.
dibawah permukaan. Masing-masing Hasil pengukuran nilai log sinar
garis penampang tersebut gamma, log long density dan log
menampilkan pola kemiringan batubara tahanan jenis secara lengkap
(dip) terhadap arah penyebarannya ditunjukkan oleh tabel 1.

Tabel 1. Nilai rata-rata log sinar gamma (API), log long density (gram/cm3) dan log
tahanan jenis (Ohm.m) pada masing-masing litologi

Hasil pengukuran kedalaman ketebalan antara 0,410,42 m. Hasil


dan ketebalan batubara dengan grafik pemodelan penampang melintang
log long density dan log short density batubara ditunjukkan oleh gambar 7.
ditunjukkan oleh tabel 2. Data tersebut Peta sebaran lapisan batubara pada
kemudian dimodelkan pada software daerah Blok X dilihat pada gambar 6
minescape v.4.8 untuk mendapatkan dengan arah strike N 212 E dan dip
hasil korelasi antar seam batubara yang 10N 302 E. Batubara pada daerah
lebih baik. Hasilnya batubara seam A penelitian terdiri dari tiga lapisan yaitu
terdapat pada kedalaman 0,16119,55 seam A, seam C dan seam D. Seam
m dengan ketebalan antara 0,822,57 batubara tersebut merupakan hasil
m, seam C terdapat pada kedalaman pertemuan seam yang sama pada
0,2052,89 m dengan ketebalan antara seluruh lubang sumur bor di wilayah
0,110,40 m dan seam D terdapat Izin Usaha Pertambangan (IUP)
pada kedalaman 0,2137,13 m dengan Sebuku Tanjung Coal.
50 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 1, Februari 2015 (42 52)

Tabel 2. Perhitungan kedalaman dan ketebalan batubara


Nama lubang bor From To Tebal Seam Litologi
DH_1032 49,83 51,23 1,40 A Coal
DH_1034 8,35 9,95 1,60 A Coal
DH_1035 27,49 29,80 2,31 A Coal
DH_1036 23,70 25,64 1,94 A Coal
DH_1037 32,80 34,98 2,18 A Coal
DH_1038 66,71 69,16 2,45 A Coal
DH_1039 15,20 17,41 2,21 A Coal
DH_1040 9,17 11,30 2,13 A Coal
DH_1041 16,16 17,60 1,44 A Coal
DH_1042 42,00 43,74 1,74 A Coal
DH_1317 55,94 57,87 1,93 A Coal
DH_1318 45,61 47,41 1,80 A Coal
DH_1319 22,26 23,86 1,60 A Coal
DH_1322 7,72 9,95 2,23 A Coal
DH_1326 16,28 18,85 2,57 A Coal
DH_1335 5,54 7,26 1,72 A Coal
DH_1337 8,65 10,34 1,69 A Coal
DH_1340 7,93 8,75 0,82 A Coal
DH_1345 9,41 9,64 0,23 A2 Coal
DH_1345 10,18 11,98 1,80 A1 Coal
DH_1348 63,84 65,75 1,91 A Coal
DH_1102 6,44 6,58 0,14 C2 Coal
DH_1102 6,98 7,09 0,11 C1 Coal
DH_1102 78,59 80,84 2,25 A Coal
DH_1031 74,50 76,58 2,08 A Coal
DH_1346 13,26 13,46 0,20 C Coal
DH_1346 84,26 86,54 2,28 A Coal
DH_0915 21,65 22,07 0,42 D Coal
DH_0915 35,55 35,80 0,25 C Coal
DH_0915 102,87 105,07 2,20 A Coal
DH_1012 13,28 13,68 0,40 C Coal
DH_1012 79,57 81,82 2,25 A Coal
DH_1013 51,75 53,40 1,65 A Coal

Peta perhitungan sumber daya daya batubara. Perhitungan sumber


batubara daerah Blok X menggunakan daya batubara pada daerah penelitian
metode penampang dapat dilihat pada menggunakan dua penampang dan
Gambar 7. Metode ini digunakan rumus yang digunakan adalah rumus
karena memiliki tingkat kepercayaan obelish karena jarak antar penampang
cukup tinggi untuk menghitung sumber cukup jauh sehingga dikhawatirkan
Julkipli, dkk., Interpretasi Sebaran Batubara ............. 51

terdapat selisih cukup besar jika antara 1,316,76 API, seam C


menggunakan rumus mean area dan antara 5,0212,44 API, dan seam D
kerucut terpancung. antara 0,567,38 API. Batubara
pada grafik log long density
ditunjukkan oleh defleksi yang
bergerak menuju maksimum
dengan pengukuran nilai seam A
antara 1,161,39 gr/cm3, seam C
antara 1,601,74 gr/cm3 dan seam
D antara 1,822,22 gr/cm3.
Batubara pada grafik log tahanan
jenis ditunjukkan oleh defleksi yang
bergerak menuju maksimum
Gambar 6. Peta sebaran batubara dengan pengukuran nilai seam A
daerah Blok X
antara 1.189,742.407,15 Ohm.m,
seam C antara 2.223,802.328,84
Ohm.m, dan seam D antara
6,06105,65 Ohm.m.
2. Batubara seam A terdapat pada
kedalaman 0,16119,55 m dengan
ketebalan antara 0,232,57 m,
batubara seam C terdapat pada
kedalaman 0,2052,89 m dengan
ketebalan antara 0,110,40 m dan
batubara seam D terdapat pada
Gambar 7. Peta perhitungan sumber kedalaman 0,2137,13 m dengan
daya batubara daerah Blok X
ketebalan antara 0,410,42 m.

KESIMPULAN 3. Sebaran batubara berarah strike N


1. Batubara pada grafik log sinar 212 E dan dip 10 N 302 E dan
gamma ditunjukkan oleh defleksi sumber daya batubara terukur pada
yang bergerak menuju minimum daerah Blok X adalah 2.273.792,69
dengan pengukuran nilai seam A ton.
52 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 1, Februari 2015 (42 52)

DAFTAR PUSTAKA [8] Loke, M.H. 2000. A Practical Guide


to 2D and 3D Surveys.British
[1] Asquith, G. & C. Gibson. 1982. Basic
Well Logging Analysis for Geologist. Company Ltd, Birmingham.
The America Association of [9] Martono, HS. 2008a. Panduan
Petroleum Geologist. Tulsa, USA. Deskripsi Batuan.RecsaLog,
[2] Badan Standarisasi Nasional. 1998. Bandung.
Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan
[10] Philip, K., M. Brooks & I. Hill. 2002.
Cadangan. Amandemen ke-1, An Introduction to Geophysical
Kementerian Energi dan Sumber Exploration. Edisi ke-3. Blackwell
Daya Mineral, Jakarta. Science Ltd, Oxford.
[3] Chopra, P., E. Papp. &D. Gibson. [11] Rider, M.H. 2002. The Geophysical
2000. Geophysical Well Logging. Interpretation of Well Logs. Edisi ke-
Department of Geology, Australian 2. John Willey and Sons Ltd, New
National. York.
[4] Dewan Energi Nasional. 2014. [12] Schlumberger. 1997. Log
Outlook Energi Nasional Indonesia Interpretation. Edisi ke-4.
2014. Kementerian Energi dan
Schlumberger Well Service Inc,
Sumber Daya Mineral, Jakarta. Houston, Texas.
[5] Djunaedi, E.K. 2001. Penyelidikan [13] Serra, Oberto. 1988. Fundamentals
Geofisika Batubara dengan Metode of Well Logging Interpretation. Edisi
Well Logging diDaerah Musi ke-3. Elsevier Science Publishing
Banyuasin, Muara Enim Provinsi Company Inc, New York.
Sumatera Selatan Sub Direktorat
Geofisika dan Pemboran Eksplorasi, [14] Syafrizal, 2000. Optimasi Cadangan
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Batubara Berdasarkan Kualitas.
Mineral, Bandung. Modul 4, Perhitungan Cadangan
Batubara dengan Metode
[6] Faisal, Akhmad. 2012. Indentifikasi Penampang, Institute Teknologi
Sebaran Batubara dari Data Well Bandung, Bandung (tidak
Logging di Daerah X Ampah Barito dipublikasikan).
Timur. Skripsi Jurusan fisika Fakultas
MIPA Universitas Lambung [15] Totok, Darijanto. 1999. Model
Mangkurat, Banjarbaru. Sumber Daya Batubara. Modul 4,
Perhitungan Cadangan Batubara
[7] Harsono, 1997. Pengantar Evaluasi
dengan Metode Penampang,
Log. Schlumberger Data Services,
Institute Teknologi Bandung,
Jakarta (tidak dipublikasikan). Bandung (tidak dipublikasikan).

Potrebbero piacerti anche