Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Kandungan Utama
Kalsium
Kalsium
Magnesium
Besi
Tembaga
Besi
Besi
Besi
Krom
Alumunium
Titanium
Timah
Tembaga
Kalsium
Natrium
Kalium
Kalsium
Kalsium
Stronsium
Barium
Besi
Besi
Timbel
Seng
Merkuri
Tembaga
Sulfur
Selenium
Tellurium
Arse
Antimonium
Bismut
Alumunium
Jenis Mineral
Karbonat
Karbonat
Karbonat
Karbonat
Karbonat
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Halida
Halida
Halida
Sulfat
Sulfat
Sulfat
Sulfat
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Oksida
Zincite
Pirolusit
Safir
Rubi
Spinel
Manganite
Kriolit
Angelsit
Molybdate
Aapatite
Vanadine
Turqoise
Plagioclase feldspar
Amphibole
Olivine
Gold
Cooper
Diamond
Sulfur
Graphite
Silver
Platinum
Talc
Orthoclase
Topaz
Travertin
Glauberit
Matlockit
Grafit
Kerusit
Talek
Bijih besi
Kapur
Stalaktit
Lempeng
Smithsonit
Hemimorfit
Wwurtcit
Hidrozinkit
Seng
Mangan
Aalumunium
Alumunium
Magnesium
Mangan
Natrium
Timbel
Molibdenum
Fosfat
Fosfat
Fosfat
Kalsium
Besi
Besi
Emas
Tembaga
Carbon
Belerang
Karbon
Perak
Platina
Magnesiu
Alumunium
Alumunium
Kalsium
Kalsium
Timah
Timbel
Timbel
Magnesium
Besi
Kalsium
Kalsium
Alumunium
Seng
Seng
Seng
Seng
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Hidroksida
Halida
Sulfat
Sulfat
Silikat
Silikat
Silikat
Silikat
Silikat
Silikat
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Silikat
Silikat
Silikat
Karbonat
Sulfat
Halida
Karbonat
Karbonat
Silikat
Oksida
Karbonat
Karbonat
Oksida
Karbonat
Silikat
Sulfida
Sulfida
Kandungan Utama
Kalsium
Kalsium
Magnesium
Besi
Tembaga
Besi
Besi
Besi
Krom
Alumunium
Titanium
Timah
Tembaga
Kalsium
Natrium
Kalium
Kalsium
Kalsium
Stronsium
Barium
Besi
Besi
Timbel
Seng
Merkuri
Tembaga
Sulfur
Selenium
Tellurium
Arse
Antimonium
Bismut
Alumunium
Seng
Mangan
Aalumunium
Jenis Mineral
Karbonat
Karbonat
Karbonat
Karbonat
Karbonat
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Halida
Halida
Halida
Sulfat
Sulfat
Sulfat
Sulfat
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Sulfida
Oksida
Oksida
Oksida
Oksida
Rubi
Spinel
Manganite
Kriolit
Angelsit
Molybdate
Aapatite
Vanadine
Turqoise
Plagioclase feldspar
Amphibole
Olivine
Gold
Cooper
Diamond
Sulfur
Graphite
Silver
Platinum
Talc
Orthoclase
Topaz
Travertin
Glauberit
Matlockit
Grafit
Kerusit
Talek
Bijih besi
Kapur
Stalaktit
Lempeng
Smithsonit
Hemimorfit
Wwurtcit
Hidrozinkit
Alumunium
Magnesium
Mangan
Natrium
Timbel
Molibdenum
Fosfat
Fosfat
Fosfat
Kalsium
Besi
Besi
Emas
Tembaga
Carbon
Belerang
Karbon
Perak
Platina
Magnesiu
Alumunium
Alumunium
Kalsium
Kalsium
Timah
Timbel
Timbel
Magnesium
Besi
Kalsium
Kalsium
Alumunium
Seng
Seng
Seng
Seng
Oksida
Oksida
Hidroksida
Halida
Sulfat
Sulfat
Silikat
Silikat
Silikat
Silikat
Silikat
Silikat
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Native Element
Silikat
Silikat
Silikat
Karbonat
Sulfat
Halida
Karbonat
Karbonat
Silikat
Oksida
Karbonat
Karbonat
Oksida
Karbonat
Silikat
Sulfida
Sulfida
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil
dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsurUnsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur
bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au),
karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa
oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au)
disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada
di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
ISI
A. Keberadaan Unsur Kimia di Alam
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia
berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik
dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di
alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam
platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun
unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran
antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut
berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt)
dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan
di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di
lapisan atmosfer.
Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan bebas
sesuai bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas mulia
ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia (helium, neon, argon,
kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur yang terdapat di alam, sedangkan
sisanya merupakan unsur buatan seperti plutonium dan amerisiuma. Unsur nonlogam juga ada
yang dalam. Unsur atau senyawa yang banyak terdapat dalam bahanbahan alam disebut mineral.
Mineral diolah untuk diambil unsurnya, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan seharihari.
Tidak semua mineral dilakukan pengolahan, tergantung besarnya kandungan unsur di dalamnya
dan tingkat kesukaran proses pengolahannya. Keberadaan Logam Mulia seperti di Alam Emas
dan platina dapat ditemukan di alam dalam bentuk logam murni bercampur dengan zat-zat
lainnya. Di Indonesia, tambang emas terdapat di Aceh, Lampung Selatan, Jawa Barat, Kalmantan
Tengah, dan Bengkulu. Dewasa ini orang lebih memilih mendaur ulang aluminium bekas
daripada mengambil dari bijihnya karena biayanya lebih murah. Kelimpahan unsur-unsur di alam
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Unsur
% Massa
Unsur
% Massa
Oksigen
49,20
Klor
O,19
Silikon
25,67
Fosfor
0,11
Aluminium
7,50
Mangan
0,09
Besi
4,71
Karbon
0,08
Kalsium
3,39
Belerang
0,06
Natrium
2,63
Barium
0,04
Kalium
2,40
Nitrogen
0,03
Magnesium
1,93
Flour
0,03
Hidrogen
0,87
Stosium
0,02
Titanium
0,58
Unsur lain
0,47
1. Komposisi alkali dalam kerak bumi
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam keadaan
bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling banyak adalah
Na dan K. Kedua unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.
Berikut ini tabel kadar unsure alkali di kerak bumi dalam satuan bpj (bagian per sejuta).
Unsur
Kadar bpj
Li
65
Na
28.300
25.900
Rb
310
Cs
1. Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk
senyawanya
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6)
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).
Berikut ini tabel mengenai penjelasan di atas:
Unsur
Berilium
Sumber di Alam
Senyawa silikat beril
3BeSiO3.Al2(SiO3)a t a u
Keteranga
Berilium terdapat sekitar 0,0006 % dalam kerak bumi
sebagai mineral silikat dan beril Be3Al2Si6O18 yang
memiliki 2 jenis warna :
Biru-hijau muda, yakni aquamaryn
Hijau tua, yakni permata emerald (adanya sampai 2%
Dolomit (CaCO3MgCO3)
Epsomit (garam inggris)
(MgSO4.7H2 O))
Hiserit (MgSO4.3H2O)
Kaimit (KCl.MgSO4.3H2O)
Olivin (Mg2SiO4)
Asbes (CaMg(SiO3)4)
Kalsium
Dolomit (CaCO3MgCO3)
Batu kapur/marmer(CaCO3)
Gips (CaSO4.2H2O)
Fosforit (Ca3(PO4)2)
Floursfar (CaF2)
Apatit (Ca3(PO4)2CaF2)
Barium
Barit (BaSO4)
Witerit (BaCO3)
Radium
Fr (bijih uranium)
Zat radioaktif
Al
Si
P
S
Cl
Sebagai senyawa
NaNO3
NaCl
MgCO3
MgSO4.7H2O
KCl.MgCl2.6H2O
MgCO3.CaCO3
MgCl2
Al2O3.2SiO2.2H2O
Al2O3.nH2O
Na3AlF6
SiO2
Al2O3.2SiO2.2H2O
Ca3(Po4)2
Bebas di alam
FeS2
CaSO4.2H2O
NaCl
: Senyawa Chili
: Dalam air lauit
: Magnesit
: Garam Inggris
: Karnalit
: Dormalit
: Dalam air laut
: Kaolin
: Bauksit
: Kriolit
: Pasir
: Tanah liat
: Fosfit, dalam tulang
: Pirit
: Gips
: Dalam air laut
Nama Mineral
Rumus
Ti
Cr
Mn
Fe
CO
Ni
Rulite
Kromit
Pirolusit
manganit
hemetitit
mangetitit
Pirit
Siderite
Limonit
Kobalt
pentlandit
TiO2
Cr2O3.FeO
MnO2
Mn2O3.H2O
Fe2O3
Fe3O4
FeS2
FeCO3
Fe2O3.H2O
CoAsS
FeNiS
kimia
yang
dapat
dikelompokkan
berdasarkan
persamaan
sifatnya.
Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron
valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan
menjadi logam, semilogam, nonlogam,dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kiia
dikelompokan golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA,
IVA, VA, VIA, VIIA, DAN VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan
transisi dalam, lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur
kimia dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur
seperiode dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam. Berikut perkembangan pengelompokan
tabel periodik dari masa ke masa.
a. Pengelompokan unsur berdasarkan sifat logan dan nonlogam
Pengelompokan ini masih bersifat umum karena sebagian besar unsur-unsur yang sudah
ditemukkan pada masa itu termasuk logam (70%). Berikut ini sifat-sifat yang digunakan
sebagai acuan dalam pengelompokan:
Sifat logam meliputi :
Dapat menghantarkan panas dan listrik
Mudah dibentuk ( ditempa dan digerakkan seperti kawat )
Mengkilap, terlebih jika digosok
Umumnya berwujud padat pada suhu kamar
Bersifat reduktor
Sifat nonlogam meliputi:
Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik
Sukar dibentuk
Tidak mengkilap (buram)
Ada yang berwujud padat, cair, dan gas pada suhu kamar
Bersifat oksidator
b. Pengelompokan unsur berdasarkan Triad Dobreiner
Tahun 1817, John Wolfgang Dobreiner menyusun unsur menjadi tiga kelompok
berdasarkan kenaikan massa atom (nomor massa), yang mana massa atom unsur yang ditengah
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan Dobreiner yang
menjelaskan adanya kemiripan sifat ketiga unsur dari masing-masing kelompok. Contohnya, Li,
Na, dan K.
c.
untuk unsur dengan massa atom kecil dan terdapat beberapa unsur yang berimpitan, yaitu dalam
satu tempat terdapat dua unsur
d. Tabel periodik modern.
Sebelum ditemukan tabel periodik ini, pada tahun 1871, Dmitri Ivanovich Mendeleev telah
lebih dulu membuat tabel unsur-unsur yang disusun secara berkala (periodik) sehingga disebut
tabel berkala unsur-unsur atau disebut tabel periodik unsur-unsur. Lalu pada tahun 1915 Henry
Moseley telah berhasil menyempurnakan tabel periodik Mendeleev dan sekarang disebut dengan
tabel periodik modern dari hasil penelitiannya (1887-1915). Tabel periodik modern disebut juga
tabel periodik panjang, merupakan penyempurnaan dari tabel periodik Mendeleev.
Perbedaannya, tabel periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan nomor massa, sedangkan
tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokan unsur-unsur
kimia berdasarkan persamaan sifat. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsurunsur kimia, yaitu sifat logam, elektron valensi, dan jumlah kulit elektron.
Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, dan
nonlogam.
Berdasarkan elektron valensinya, unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan
transisi. Golongan utama terdiri atas 8 golongan, yaitu IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIIIA. Adapun golongan transisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida,
dan aktinida. Adapun pembagian tersebut sebagai berikut:
logam
yang
termasuk
golongan
IIA
berjumlah
unsur.
Unsur-unsur tersebut mempunyai elektron terlua se banyak 2 elektron dan termasuk blok s.
unsur-unsur golonganIIA terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra.
logam
golongan
utama
yang
tidak
termasuk
golongan
IA dan IIA berjumlah 7 unsur. Unsur-unsur tersebut memiliki elektron terluar dari 2 hingga 5,
termasuk blok p, dan menempati golongan IIA,IVA, dan VA. Unsur-unsur logam tersebut adalah
Al, Ga, In, Ti, Sn, Pb, Bi.
logam
yang
termasuk
golongan
transisi
berjumlah
dari
50 unsur. Logam transisi dapat menempati periode 4 dan 5 serta termasuk blok d. unsur-unsur
tersebut adalah Sc, Ti, Cr, Mn. Fe, Ni, Cu, Co, Zn, Ag,Cd, Ce, W, Pt, Au,dan Hg.
Unsur-unsur yang bersifat semi logam ada 8 unsur. Unsur-unsur tersebut teletak di
anatara logam dan nonlogam, yaitu B, Si, Ge, As, Sb, Te, Po, At
nonlogam
yang
termasuk
golongan
VIIA
(halogen)
berjumlah 4 unsur. Unsur-unsur tersebut mempunyai elektron terluar sebanyak 7 elektron dan
termasuk blok p. unsur-unsur halogen berbentuk gas dan dalam keadaan bebasnya berupa
molekul unsur diatomik. Inilah unsur-unsur golongan halogen yaitu, F, Ci, I ,Br.
Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan menjadi 7
periode, yaitu periode 1-7. Sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri ke kanan semakin bersifat
nonlogam.
2. Sifat-sifat unsur kimia
Sifat-sifat dalam unsur kimia dibagi kedalam sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika
meliputi wujud, warna, kekerasan, kelarutan,, konduktivitas listrik dan panas, massa jenis, sifat
magnet, jari-jari atom, kalor penguapan, titik didih dan titik leleh. Sedangkan sifat kimia meliputi
kereaktifan unsur.
a. Unsur-unsur golongan logam golongan alkali dan alkali tanah
Unsur-unsur dalam golongan alkali dan alkali tanah meliputi unsur-unsur golonggan IA ( 3Li
11Na 19K 37Rb 55Cs 87Fr ) dan IIA ( 4Be 12Mg 20Ca 38Sr 56Ba 88Ra ). Berikut tabel
mengenai sifat-sifat unsur logam tersebut:
Sifat Fisika Unsur-Unsur Logam Alkali Tanah
Sifat
nomor atom
Jari-jari atom (pm)
Jari-jari ion M+(pm)
Titik leleh (0C)
Titik didih (0C)
Li
3
155
60
181
1.347
Na
11
190
95
97,8
883
K
19
235
133
63,6
774
Rb
37
248
148
38,9
688
Cs
55
267
169
28,4
678
Kerapatan (g/cm3)
Kekerasan (skala Mohs)
Warna nyala
0,53
0,6
Merah
0,97
0,4
Kunin
g
0,86
0,5
Ungu
1,59
0,3
Merah
Li
4
90
3
1.278
2.970
1,86
5
Putih
Na
12
130
65
649
1.090
1,72
2,0
Putih
K
20
174
99
839
1.484
1,55
1,5
Merah
Rb
38
192
113
769
1.384
2,54
1,8
Merah tua
1,90
0,3
Biru
Cs
56
198
135
725
1.640
3,59
2
Hijau
Rb
[Kr]5s2
401
0,8
-2,925
Cs
[Xe]6s1
376
0,7
-2,923
Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Sifat unsure-unsur golongan ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Sifat
Flour
Klor
Brom
Massa atom
19
35,5
80
127
210
72
99
115
133
155
-220
-101
-7
-113
302
-188
-35
59
183
337
Keelektronegatifan
4,1
2,8
2,8
2,5
2,2
Wujud
gas
gas
cair
padat
Padat
Kuning
Hijau
Merah
muda
kekuningan
coklat
Warna
Iodium Astatin
ungu
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui sifat unsur-unsur golongn hologen sebagai
berikut:
Sangat reaktif (oksidator kuat), beracun.
Oksidator : F2>Cl2>Br2>I2
Reduktor : I->Br->Cl->F Jari-jari atomnya dari bawah ke atas semakin kecil.
Elektronegatifanya dari kiri kekanan semakin besar.
Energi ionosasi dadari kiri ke kanan semakin besar.
Afinitas electron dari bawah keatas semakin kecil
d. Unsur-Unsur Golongan Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18) dalam tabel periodik. Disebut mulia
karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas mulia dahulu disebut juga
golongan nol. Gas mulia terdiri atas unsure-unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton
(Kr), xenon (Xe) dan radon (Rn). Sifat umum golongan ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
.
Sifat
Gas Mulia
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
Nomor atom
10
18
36
54
86
Massa atom
20
40
84
131
222
Jari-jari atom(A)
0,93
1,12
1,54
1,69
1,90
2,20
Energi ionisasi(kJmol-1)
2.640
2.080
1.420
1.350
1.170
1.040
-269
-246
-180
-152
-107
-62
-272
-249
-189
-157
-112
-71
Adapun secara umum sifat-sifat unsur- unsur golongan gas mulia sebagai berikut:
Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2, maka gas mulia
bersifat kekal dan diberi valensi nol.
Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom)
Energi ionosasinya sangat tinggi, akibatnya unsure-unsur gas mulia suksar bereaksi dengan unsur
lainnya.
Pada tabel dapat dilihat bahwa titik leleh dan titik didihnya sangat rendah, namun baik titik leleh
maupun titik didih semakin kebawah semakin tinggi, sesuai dengan semakin besarnya massa
atom gas mulia.
e. Unsur Karbon
Karbon merupakan unsur yang terletak pada periode 2 golongan IVA dalam sistem
periodik. Unsur karbon pada suhu kamar (298 ?K , 1 atm) berbentuk padatan yang berupa
Kristal, terdiri atas banyak atom karbon yang berikatan kovalen. Sifat fisika karbon dapat
diamati pada tabel berikut:
Sifat
Titik leleh C)(
Titik didih C)(
Jari-jari kovalen
Jari-jari ion
Warna (arang)
Keterangan
3500
3930
0,77
0,15
Hitam
Karbon ada yang membentuk senyawa organik dan ada juga yang membentuk senyawa
anorganik. Senyawa organik di antaranya senyawa hidrokarbon, alkohol, aldehida, keton,
ester,dan asam karboksilat, senyawa karbon anorganik di anataranya oksida, karbida, karbonat,
sulfida, dan halida.
Atom karbon mempunyai beberapa alotropi, yaitu bentuk struktur yang berbeda dari suatu atom
yang sama, antara lain grafit, intan, fuleren, bulkyball, dan arang.
Karbon dalam bentuk senyawa H2CO3 dapat terionisasi (larut) di dalam air.
Mempunyai energy ionisasi sebesar 11,3 kJ/mol.
Mempunyai nilai keelektrponegatifan sebesar 2,5.
f. Unsur Nitrogen
Terletak pada periode 3 golongan VA, berwujud gas pada suhu ruangan standar. Sifat
fisika nitrogen
Sifat
titik leleh (oC)
titik didih (oC)
jari-jari kovalen (A)
jari-jari ion (N3+) (A)
jari-jari ion (N5+) (A)
warna pada suhu kamar
Keterangan
-210
-196
0,75
1,71
0,11
gas tidak berwarna
Keterangan
-218,8
-183,0
0,73
1,4
gas tidak berwarna
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga
digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak
bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
c. Neon
Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Neon digunakan juga sebagai zat
pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir, dan untuk pengisi tabung-tabung televisi.
d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi
e. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri).
Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
B.
a.
b.
c.
f. Radon
Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi kanker. Namun demikian, jika radon
terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
Unsur Logam dan Nonlogam
Karbon
Karbon bermanfaat sebagai Grafit (pelumas, pensil dan kosmetik{campuran grafit dan
lempung}, anode dalam batu baterai dan pada proses elektrolisi, komponen dalam pembuatan
komposit), Arang aktif (mengusir uap yg berbahaya dalam udara, menyerap warna dan rasa yang
tidak baik dari suatu cairan atau larutan tertentu, Mengalirkan air pada pabrik pemurnian air
minum, buah-buahan (juice), madu, dan vodka; sebagai obat sakit prut atau keracunan makanan
{norit)), karbon hitam (Pigmen tinta, cat, kertas, dan plastik. Penguatan dan pewarnaan karet
(khususnya ban kendaraan bermotor; membuat ebonit)
Oksigen
Oksigen bermanfaat dalam Pernapasan MH, proses pembakaran/oksidator, sebagai
oksidator untuk membuat senyawa-senyawa kimia, oksigen cair digunakan sebagai bahan bakar
roket
Nitrogen
Nitogen digunakan dalam pembuatan gas amonia (NH3) dari udara, gas nitrogen cair
digunakan sebagai bana pembeku dalam industri pengolahan makanan.
d. Silikon
Silikon dapat digunakan sebagai bahan baku pada kalkulator, transistor, chips komputer
dan baterai solar
e. Fosfor
Fosfor bermanfaat dalam pembuatan asam fosfat, korek api, kembang api, racun tikus dan
zat pembentuk paduan logam
f. Natrium
Natrium dapat digunakan sebagai cairan pendingin pada rektor nuklir, reduktor kuat (dalam
pengolahan logam Li, K, Zr, dan logam alkali yang berat), Reduksi Titanium (IV) Klorida
menjadi logam Ti, lampu penerangan jalan (Na mempunyai kemampuan menembus kabut).
Adapun manfaat dari senyawa-senyawa Natrium adalah sebagai berikut: NaOH (pembuatan
sabun, deterjen, tekstil, kertas, pewarnaan, dan menghilangkan belerang dari minyak bumi ),
Na2CO3 (proses pembuatan pulp, kertas, sabun, deterjen, kaca dan untuk melunakkan air sadah),
NaHCO3 (soda kue, membuat kue agar mengembang krn pada pemanasannya menghasilkan gas
CO2 yang memekarkan adonan hingga mengembang), NaCl (sbg garam dapur, bumbu masak,
membuat berbagai bahan kimia, seperti NaOH, serta digunakan untuk pengawet ikan)
g. Magnesium
Magnesium dapat digunakan untuk membuat logam campur, dipakai dalam industi
membuat rangka pesawat terbang. Adapun manfaat dari senyawa-senyawa magnesium sebagai
berikut: MgO (pelapis tanur, membuat lantai yg tidak bersela dan sbg bahan gading
buatan{campuran semen magnesium dg serbuk kayu,serbuk gabus,gilingan batu yg disebut sbg
granit kayu atau ksilolit}), MgSO4 (obat urus-urus {pencahar, MgSO4.7H2O}), Mg(OH)2 (obat
sakit maag {padatan putih yg sedikit larut dlm air dan bersifat basa})
h. Aluminium
Aluminium dapat digunakan untuk membuat alat-alat keperluan rumah tangga, untuk
membuat rangka dari mobil dan pesawat terbang dan sebagai bahan cat aluminium, aluminium
dicairkan menjadi lembaran tipis untuk pembungkus coklat;kaleng minuman bersoda, daun
aluminium dengan campuran Mg digunakan sebagai pengisi lampu Blitz, digunakan sebagai
bahan pembuat macam logam
i.
Tembaga/Cuprum
Tembaga dapat digunakan untuk kabel listrik (konduktor listrik), membuat paduan logam
seperti kuningan (Cu dan Zn) dan perunggu (Cu dan Sn) > perhiasan, lonceng, senjata dan alat
music.
C.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Golongan Alkali
Contoh unsur-unsur golongan alkali yakni unsur Na yang membentuk senyawa yang dapat
bermanfaat sebagai berikut:
NaCl, garam dapur ( garam meja ), dapat digunakan sebagai pengawet makanan, bahab baku
pembuatan NaOH, Na2CO3, logam Na dan gas klorin
Na2CO3 dapat dimanfaatkan sebagai soda cuci , pelunak kesadahan air , zat pembersih
peralatan rumah tangga , pembuat gelas , industri kertas , sabun, deterjen, dan minuman botol.
NaHCO3 dapat dimanfaatkan sebagai soda kue, campuran pada minuman dalam botol agar
menghasilkan CO2, bahan pemadam api, obat-obatan, bahan pembuat kue , dan sebagai larutan
penyangga.
NaOCl, adalah zat pengelantang untuk kain.
NaNO3, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan bahan pembuat senyawa nitrat yang lain.
Na2SO4, yang disebut garam glauber atau garam inggris , yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
pencahar dan zat pengering untuk senyawa organik.
KBr digunakan sebagai obat penenang saraf (sedatif) dan pembuat plat fotografi.
KIO3 dapat digunakan sebagai campuran garam dapur.
K2Cr2O7 dapat digunakan sebagai zat pengoksidasi
D.
a. Berilium
Adapun berilium dapat digunakan sebagai berikut:
Campuran logam Berilium dengan logam lain digunakan mencegah korosi logam.
Logam ini digunakan untuk membuat alloy tembaga dan nikel dengan kekuatan yang tinggi.
Digunakan sebagai campuran bahan-bahan dari bagian-bagian pesawat supersonic, hal
ini karena berilium mempunyai sifat mengkilat, kuat dan stabil.
Karena berilium murni mudah menghantarkan sinyal-sinyal elektronik dan dilalui sinar x,
maka digunakan sebagai jendela pada tabung sinar x.
Berilium dan oksidanya digunakan sebagai moderator pada reactor nuklir, karena berilium
mempunyai kecenderungan menangkap neutron.
Digunakan dalam pembuatan komputer, laser, televisi, dan alat-alat oseanografi
b. Magnesium
Adapun magnesium dapat digunakan sebagai berikut:
Magnesium karbonat (MgCl2.6H2O) digunakan sebagai refaktor dan bahan isolasi.
Magnesium Sitrat, digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minuman bersoda.
Magnesium Hidroksida, digunakan sebagai obat (laxative), dan digunakan pada proses
penyulingan gula.
Magnesium Sulfat, yang dikenal sebagai dengan garam inggris (Epsom Salt) dan magnesium
oksida (MgO), digunakan pada pembuatan kosmetik, kertas dan obat cuci perut.
Campuran magnesium, aluminium dan baja digunakan pada bahan pembuatan bagian-bagian
pesawat, kaki atau tangan buatan, Vacuum cleaner, alat-alat optic dan furniture.
Digunakan secara luas untuk konstruksi karena ringan.
Digunakan untuk membuat reagen Grignard.
c. Kalsium
Adapun kalsium dapat digunakan sebagai berikut:
Mangan
Pada pengelasan baja dengan logam Mn akan dihasilkan asap, yang bersifat racun dan
dapat mengganggu system saraf pusat.
Logam Tembaga
Pada penambangan tembaga terdapat pasir sisa yang masih mengandung logam CO. Jika
pasir sisa ini dibuang ke perairan, maka akan membahayakan bagi organisme organism
perairan.
b. Senyawa Natrium klorida Natrium klorida (NaCl) atau garam dapur diambil dari air laut dengan
menguapkan air laut dalam kolam atau tambak yang luas di tepi laut. Metode ini dapat
diterapkan di daerah panas. Adapun di daerah dingin, garam dapur didapat dengan membekukan
air. Air beku yang terbentuk tidak mengandung NaCl, sehingga larutan yang disisakan
merupakan larutan pekat dengan kadar NaCl yang tinggi. Garamnya dapat dipisahkan dengan
penguapan. Garam darat diperoleh dengan menggalinya. Hasil penggalian yang sudah putih
bersih dapat langsung diperdagangkan. Adapun hasil penggalian yang masih kotor, lebih dahulu
dilarutkan dalam air agar kotorannya mengendap dan dipisahkan dengan penyaringan.
Selanjutnya garam dapat diperoleh kembali dengan penguapan. Apabila lapisan-lapisan yang
mengandung garam itu terlalu dalam letaknya di dalam tanah maka untuk mendapatkan garam
darat tersebut terlebih dulu perlu dipompakan air ke dalam tanah untuk melarutkan garamnya,
kemudian larutan itu dipompa kembali ke atas (cara Frasch).
c.
Senyawa Natrium karbonat Natrium karbonat (Na2CO3) dapat diperoleh dengan cara: 1)
Elektrolisis larutan NaCl dengan diafragma Ke dalam ruangan katode, di mana terbentuk NaOH
dipompakan (dialirkan dengan tekanan) gas CO2, sehingga terbentuk NaHCO3, kemudian
NaHCO3 yang terbentuk dipanaskan. d. Senyawa Natrium Hidrogen Karbonat Pada pembuatan
soda dengan proses solvay sebagai hasil pertama terbentuk senyawa natrium hidrogen karbonat
(NaHCO3) yang akan terurai pada suhu 650 C. Oleh karena itu garam yang terbentuk harus
dihablurkan di bawah suhu tersebut. Natrium hidrogen karbonat dapat juga terbentuk jika dalam
larutan soda yang jenuh dialirkan karbon dioksida di bawah suhu 310 C. f. Senyawa Kalium
hidroksida Kalium hidroksida (KOH) diperoleh dari elektrolisis larutan KCl dengan diafragma
(sama dengan cara pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl).
3.
a.
Unsur Kalsium Kalsium dapat dibuat dengan elektrolisis CaCl2 cair sehingga dihasilkan Ca
pada katode. Hasil sampingnya adalah klorin.
b. Senyawa Kalsium Oksida Senyawa kalsium oksida (CaO) dibuat secara besar-besaran dengan
memanaskan (pembakaran) batu kapur atau kulit kerang dalam tanur pembakar. Reaksi yang
terjadi seperti berikut. CaCO3(s) ? CaO(s) + CO2(g) CaO juga disebut kapur tohor dan dalam
perdagangan disebut gamping. Gas CO2 yang terbentuk harus segera dialirkan keluar, karena
reaksinya dapat balik kembali. Kapur tohor sangat higroskopis.
c.
Unsur Magnesium Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida.
Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO
dengan karbon.
4.
Golongan IIIA
a.
Unsur Aluminium Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit
cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki
baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang
karbon yang dicelupkan dalam campuran.
b.
Senyawa Aluminium Sulfat Aluminium sulfat (Al2(SO4)) dibuat dari pemanasan tanah liat
murni (kaolin) dengan asam sulfat pekat. c. Unsur Boron Boron dibuat dengan mereduksi boron
oksida B2O3, dengan magnesium atau aluminium. Perhatikan reaksi berikut.
5.
Silikon Silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu
tinggi, dengan reaksi seperti berikut.
6.
Golongan VA
a.
Unsur Nitrogen Nitrogen dibuat dengan penyulingan bertingkat udara cair. Udara bersih
dimasukkan ke dalam kompresor, kemudian didinginkan dengan pendingin. Udara dingin
mengembang melalui celah dan hasilnya adalah udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk
menyebabkan mencair. Selanjutnya udara cair disaring untuk memisahkan unsur CO2 dan
hidrokarbon, kemudian didistilasi dengan cara udara cair memasuki bagian puncak kolom di
mana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas, dan pada
pertengahan kolom, gas argon keluar dan oksigen cair sedang komponen yang paling sulit
menguap terkumpul di dasar kolom.
b.
Senyawa Amonia Amonia (NH3) adalah senyawa yang sangat bermanfaat dan diproduksi secara
komersial dalam jumlah yang sangat besar. Pembuatan secara komersial menggunakan proses
Haber-Bosch. Dalam proses ini bahan baku digunakan adalah nitrogen dan hidrogen dengan
katalis Fe. Reaksi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. Reaksi ini berlangsung pada suhu
+500 C dengan tekanan antara 130 200 atm.
c.
Senyawa Asam Nitrat Asam nitrat (HNO3) dibuat dengan proses Haber-Ostwald, di mana
amonia yang didapat dengan proses Haber dicampur dengan udara berlebih kemudian dialirkan
melalui platina abses sebagai katalis pada suhu 700 C 800 C. Perhatikan reaksi yang terjadi
berikut ini. d. Unsur Fosfor Fosfor dibuat dalam tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir,
dan kokas dengan reaksi seperti berikut. Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun
Fosfor merah dihasilkan dengan jalan memanaskan fosfor kuning pada suhu 250 C tanpa udara.
7.
Golongan VIA
a.
Unsur Belerang Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch
yang mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada
proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil
ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara
bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai
99,5%.
b.
Senyawa Asam Sulfat Asam sulfat (H2SO4) dibuat dengan proses kontak. Belerang dibakar
dalam udara kering di ruang pembakar pada suhu 100 C. Gas yang dihasilkan mengandung
kurang lebih 10% volume sulfur dioksida. Setelah didinginkan sampai 400 C, kemudian
dimurnikan dengan cara pengendapan elektrostastik. Sulfur dioksida yang terbentuk kemudian
dikonversi menjadi SO3 dengan menggunakan vanadium (V) oksida. Reaksi yang terjadi adalah
eksoterm. Reaksi dilakukan pada suhu 450 C 474 C. d. Unsur Oksigen Oksigen dapat dibuat
dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini. Oksigen dapat dibuat secara komersial
dengan cara seperti berikut ini. 1) Distilasi bertingkat udara cair. 2) Elektrolisis air.
8. Golongan VIIA atau Halogen
a.
Unsur Klor Klorin dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini.
b.
Senyawa Hidrogen Klorida Hidrogen klorida (HCl) dapat dibuat dari garam dapur dan asam
sulfat. Reaksi yang terjadi seperti berikut. HCl dapat juga dibuat dari sintesis hidrogen dan klor.
Kedua gas ini diperoleh sebagai hasil samping pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl.
c. Garam Hipoklorit dan garam klorat Garam-garam hipoklorit terbentuk bersama-sama dengan
garam-garam klorida, jika gas klorin dialirkan ke dalam suatu larutan basa.
c.
Unsur Brom Secara teknis brom dihasilkan terutama dari garam singkiran. Garam-garam ini
dilarutkan dalam air dan kemudian diuapkan. Sebagian besar dari garam-garamnya menghablur,
sedangkan MgBr2 masih tertinggal dalam larutan (Mutterlauge). Selanjutnya gas klorin dialirkan
ke dalam Mutterlauge ini, dengan reaksi seperti berikut. Bromin yang terjadi dimurnikan dengan
penyulingan. Bromin berupa zat cair berwarna cokelat tua, memberikan uap merah cokelat yang
berbau rangsang.
d.
Unsur Iod Garam-garam iodat direduksi na-hidrogensulfit menjadi iodin, dengan reaksi seperti
berikut. Hablur-hablur iodin berbentuk keping-keping berwarna abu-abu tua. Iod tidak mudah
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam kalium alkohol dan eter.
e.
Senyawa Hidrogen Fluorida Hidrogen fluorida (HF) diperoleh dengan mereaksikan fluorit dan
asam sulfat pekat kemudian dipanaskan dalam bejana dari timbal atau platina. Reaksi yang
terjadi seperti berikut. HF di bawah suhu 20 oC berupa zat cair dan di atas suhu 20 oC berupa
gas.
9.
a.
Penambangan
Pemurnian logam
f.
Adapun cara memisahkan gas dari udara Udara tersusun atas gas gas seperti hydrogen,
nitrogen, dan lain lain. Kita dapat memisahkannya dengan menggunakan metode distilasi
bertingkat udara cair.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama)
dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur
kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup
tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia,
baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara
mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
B. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang
Kimia Unsur ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari
lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga
makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami
sampaika semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih Wassallam.
.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
http://karinkapriskilatehupeiory.blogspot.com/2009/11/makalah-fisika-gaya-lorentz.html
http://gas-mulia.blogspot.com/
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia
Winarni. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas XII IPA. Jakarta : Satubuku.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. KIMIA 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Platinum.
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil
dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsurUnsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur
bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au),
karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa
oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au)
disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada
di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
ISI
% Massa
49,20
25,67
7,50
4,71
3,39
2,63
2,40
1,93
0,87
Unsur
Klor
Fosfor
Mangan
Karbon
Belerang
Barium
Nitrogen
Flour
Stosium
% Massa
O,19
0,11
0,09
0,08
0,06
0,04
0,03
0,03
0,02
Titanium
0,58
Unsur lain
0,47
1. Komposisi alkali dalam kerak bumi
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam keadaan
bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling banyak adalah
Na dan K. Kedua unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.
Berikut ini tabel kadar unsure alkali di kerak bumi dalam satuan bpj (bagian per sejuta).
Unsur
Kadar bpj
Li
65
Na
28.300
25.900
Rb
310
Cs
1. Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk
senyawanya
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6)
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).
Berikut ini tabel mengenai penjelasan di atas:
Unsur
Berilium
Sumber di Alam
Senyawa silikat beril
3BeSiO3.Al2(SiO3)a t a u
Keteranga
Berilium terdapat sekitar 0,0006 % dalam kerak bumi
sebagai mineral silikat dan beril Be3Al2Si6O18 yang
memiliki 2 jenis warna :
Biru-hijau muda, yakni aquamaryn
Hijau tua, yakni permata emerald (adanya sampai 2%
Dolomit (CaCO3MgCO3)
Epsomit (garam inggris)
(MgSO4.7H2 O))
Hiserit (MgSO4.3H2O)
Kaimit (KCl.MgSO4.3H2O)
Olivin (Mg2SiO4)
Asbes (CaMg(SiO3)4)
Kalsium
Dolomit (CaCO3MgCO3)
Batu kapur/marmer(CaCO3)
Gips (CaSO4.2H2O)
Fosforit (Ca3(PO4)2)
Floursfar (CaF2)
Apatit (Ca3(PO4)2CaF2)
Barium
Barit (BaSO4)
Witerit (BaCO3)
Radium
Fr (bijih uranium)
Zat radioaktif
Al
Si
P
S
Cl
Sebagai senyawa
NaNO3
NaCl
MgCO3
MgSO4.7H2O
KCl.MgCl2.6H2O
MgCO3.CaCO3
MgCl2
Al2O3.2SiO2.2H2O
Al2O3.nH2O
Na3AlF6
SiO2
Al2O3.2SiO2.2H2O
Ca3(Po4)2
Bebas di alam
FeS2
CaSO4.2H2O
NaCl
: Senyawa Chili
: Dalam air lauit
: Magnesit
: Garam Inggris
: Karnalit
: Dormalit
: Dalam air laut
: Kaolin
: Bauksit
: Kriolit
: Pasir
: Tanah liat
: Fosfit, dalam tulang
: Pirit
: Gips
: Dalam air laut
Nama Mineral
Rumus
Ti
Cr
Mn
Fe
CO
Ni
Rulite
Kromit
Pirolusit
manganit
hemetitit
mangetitit
Pirit
Siderite
Limonit
Kobalt
pentlandit
TiO2
Cr2O3.FeO
MnO2
Mn2O3.H2O
Fe2O3
Fe3O4
FeS2
FeCO3
Fe2O3.H2O
CoAsS
FeNiS
kimia
yang
dapat
dikelompokkan
berdasarkan
persamaan
sifatnya.
Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron
valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan
menjadi logam, semilogam, nonlogam,dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kiia
dikelompokan golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA,
IVA, VA, VIA, VIIA, DAN VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan
transisi dalam, lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur
kimia dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur
seperiode dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam. Berikut perkembangan pengelompokan
tabel periodik dari masa ke masa.
a. Pengelompokan unsur berdasarkan sifat logan dan nonlogam
Pengelompokan ini masih bersifat umum karena sebagian besar unsur-unsur yang sudah
ditemukkan pada masa itu termasuk logam (70%). Berikut ini sifat-sifat yang digunakan
sebagai acuan dalam pengelompokan:
Sifat logam meliputi :
Dapat menghantarkan panas dan listrik
Mudah dibentuk ( ditempa dan digerakkan seperti kawat )
Mengkilap, terlebih jika digosok
Umumnya berwujud padat pada suhu kamar
Bersifat reduktor
Sifat nonlogam meliputi:
Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik
Sukar dibentuk
Tidak mengkilap (buram)
Ada yang berwujud padat, cair, dan gas pada suhu kamar
Bersifat oksidator
b. Pengelompokan unsur berdasarkan Triad Dobreiner
Tahun 1817, John Wolfgang Dobreiner menyusun unsur menjadi tiga kelompok
berdasarkan kenaikan massa atom (nomor massa), yang mana massa atom unsur yang ditengah
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan Dobreiner yang
menjelaskan adanya kemiripan sifat ketiga unsur dari masing-masing kelompok. Contohnya, Li,
Na, dan K.
c.
untuk unsur dengan massa atom kecil dan terdapat beberapa unsur yang berimpitan, yaitu dalam
satu tempat terdapat dua unsur
d. Tabel periodik modern.
Sebelum ditemukan tabel periodik ini, pada tahun 1871, Dmitri Ivanovich Mendeleev telah
lebih dulu membuat tabel unsur-unsur yang disusun secara berkala (periodik) sehingga disebut
tabel berkala unsur-unsur atau disebut tabel periodik unsur-unsur. Lalu pada tahun 1915 Henry
Moseley telah berhasil menyempurnakan tabel periodik Mendeleev dan sekarang disebut dengan
tabel periodik modern dari hasil penelitiannya (1887-1915). Tabel periodik modern disebut juga
tabel periodik panjang, merupakan penyempurnaan dari tabel periodik Mendeleev.
Perbedaannya, tabel periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan nomor massa, sedangkan
tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokan unsur-unsur
kimia berdasarkan persamaan sifat. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsurunsur kimia, yaitu sifat logam, elektron valensi, dan jumlah kulit elektron.
Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, dan
nonlogam.
Berdasarkan elektron valensinya, unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan
transisi. Golongan utama terdiri atas 8 golongan, yaitu IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIIIA. Adapun golongan transisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida,
dan aktinida. Adapun pembagian tersebut sebagai berikut:
logam
yang
termasuk
golongan
IIA
berjumlah
unsur.
Unsur-unsur tersebut mempunyai elektron terlua se banyak 2 elektron dan termasuk blok s.
unsur-unsur golonganIIA terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra.
logam
golongan
utama
yang
tidak
termasuk
golongan
IA dan IIA berjumlah 7 unsur. Unsur-unsur tersebut memiliki elektron terluar dari 2 hingga 5,
termasuk blok p, dan menempati golongan IIA,IVA, dan VA. Unsur-unsur logam tersebut adalah
Al, Ga, In, Ti, Sn, Pb, Bi.
logam
yang
termasuk
golongan
transisi
berjumlah
dari
50 unsur. Logam transisi dapat menempati periode 4 dan 5 serta termasuk blok d. unsur-unsur
tersebut adalah Sc, Ti, Cr, Mn. Fe, Ni, Cu, Co, Zn, Ag,Cd, Ce, W, Pt, Au,dan Hg.
Unsur-unsur yang bersifat semi logam ada 8 unsur. Unsur-unsur tersebut teletak di
anatara logam dan nonlogam, yaitu B, Si, Ge, As, Sb, Te, Po, At
nonlogam
yang
termasuk
golongan
VIIA
(halogen)
berjumlah 4 unsur. Unsur-unsur tersebut mempunyai elektron terluar sebanyak 7 elektron dan
termasuk blok p. unsur-unsur halogen berbentuk gas dan dalam keadaan bebasnya berupa
molekul unsur diatomik. Inilah unsur-unsur golongan halogen yaitu, F, Ci, I ,Br.
Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan menjadi 7
periode, yaitu periode 1-7. Sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri ke kanan semakin bersifat
nonlogam.
2. Sifat-sifat unsur kimia
Sifat-sifat dalam unsur kimia dibagi kedalam sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika
meliputi wujud, warna, kekerasan, kelarutan,, konduktivitas listrik dan panas, massa jenis, sifat
magnet, jari-jari atom, kalor penguapan, titik didih dan titik leleh. Sedangkan sifat kimia meliputi
kereaktifan unsur.
a. Unsur-unsur golongan logam golongan alkali dan alkali tanah
Unsur-unsur dalam golongan alkali dan alkali tanah meliputi unsur-unsur golonggan IA ( 3Li
11Na 19K 37Rb 55Cs 87Fr ) dan IIA ( 4Be 12Mg 20Ca 38Sr 56Ba 88Ra ). Berikut tabel
mengenai sifat-sifat unsur logam tersebut:
Sifat Fisika Unsur-Unsur Logam Alkali Tanah
Sifat
nomor atom
Jari-jari atom (pm)
Jari-jari ion M+(pm)
Titik leleh (0C)
Titik didih (0C)
Li
3
155
60
181
1.347
Na
11
190
95
97,8
883
K
19
235
133
63,6
774
Rb
37
248
148
38,9
688
Cs
55
267
169
28,4
678
Kerapatan (g/cm3)
Kekerasan (skala Mohs)
Warna nyala
0,53
0,6
Merah
0,97
0,4
Kunin
g
0,86
0,5
Ungu
1,59
0,3
Merah
Li
4
90
3
1.278
2.970
1,86
5
Putih
Na
12
130
65
649
1.090
1,72
2,0
Putih
K
20
174
99
839
1.484
1,55
1,5
Merah
Rb
38
192
113
769
1.384
2,54
1,8
Merah tua
1,90
0,3
biru
Cs
56
198
135
725
1.640
3,59
2
hijau
Rb
[Kr]5s2
401
0,8
-2,925
Cs
[Xe]6s1
376
0,7
-2,923
Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Sifat unsure-unsur golongan ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Sifat
Flour
Klor
Brom
Massa atom
19
35,5
80
127
210
72
99
115
133
155
-220
-101
-7
-113
302
-188
-35
59
183
337
Keelektronegatipan
4,1
2,8
2,8
2,5
2,2
Wujud
gas
gas
cair
padat
Padat
Kuning
Hijau
Merah
muda
kekuningan
coklat
Warna
Iodium Astatin
ungu
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui sifat unsur-unsur golongn hologen sebagai
berikut:
Sangat reaktif (oksidator kuat), beracun.
Oksidator : F2>Cl2>Br2>I2
Reduktor : I->Br->Cl->F Jari-jari atomnya dari bawah ke atas semakin kecil.
Elektronegatifanya dari kiri kekanan semakin besar.
Energi ionosasi dadari kiri ke kanan semakin besar.
Afinitas electron dari bawah keatas semakin kecil
d. Unsur-Unsur Golongan Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18) dalam tabel periodik. Disebut mulia
karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas mulia dahulu disebut juga
golongan nol. Gas mulia terdiri atas unsure-unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton
(Kr), xenon (Xe) dan radon (Rn). Sifat umum golongan ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
.
Sifat
Gas Mulia
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
Nomor atom
10
18
36
54
86
Massa atom
20
40
84
131
222
Jari-jari atom(A)
0,93
1,12
1,54
1,69
1,90
2,20
Energi ionisasi(kJmol-1)
2.640
2.080
1.420
1.350
1.170
1.040
-269
-246
-180
-152
-107
-62
-272
-249
-189
-157
-112
-71
Adapun secara umum sifat-sifat unsur- unsur golongan gas mulia sebagai berikut:
Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2, maka gas mulia
bersifat kekal dan diberi valensi nol.
Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom)
Energi ionosasinya sangat tinggi, akibatnya unsure-unsur gas mulia suksar bereaksi dengan unsur
lainnya.
Pada tabel dapat dilihat bahwa titik leleh dan titik didihnya sangat rendah, namun baik titik leleh
maupun titik didih semakin kebawah semakin tinggi, sesuai dengan semakin besarnya massa
atom gas mulia.
e. Unsur Karbon
Karbon merupakan unsur yang terletak pada periode 2 golongan IVA dalam sistem
periodik. Unsur karbon pada suhu kamar (298 ?K , 1 atm) berbentuk padatan yang berupa
Kristal, terdiri atas banyak atom karbon yang berikatan kovalen. Sifat fisika karbon dapat
diamati pada tabel berikut:
Sifat
Titik leleh C)(
Titik didih C)(
Jari-jari kovalen
Jari-jari ion
Warna (arang)
Keterangan
3500
3930
0,77
0,15
Hitam
Karbon ada yang membentuk senyawa organik dan ada juga yang membentuk senyawa
anorganik. Senyawa organik di antaranya senyawa hidrokarbon, alkohol, aldehida, keton,
ester,dan asam karboksilat, senyawa karbon anorganik di anataranya oksida, karbida, karbonat,
sulfida, dan halida.
Atom karbon mempunyai beberapa alotropi, yaitu bentuk struktur yang berbeda dari suatu atom
yang sama, antara lain grafit, intan, fuleren, bulkyball, dan arang.
Karbon dalam bentuk senyawa H2CO3 dapat terionisasi (larut) di dalam air.
Mempunyai energy ionisasi sebesar 11,3 kJ/mol.
Mempunyai nilai keelektrponegatifan sebesar 2,5.
f. Unsur Nitrogen
Terletak pada periode 3 golongan VA, berwujud gas pada suhu ruangan standar. Sifat
fisika nitrogen
Sifat
titik leleh (oC)
titik didih (oC)
jari-jari kovalen (A)
jari-jari ion (N3+) (A)
jari-jari ion (N5+) (A)
warna pada suhu kamar
Keterangan
-210
-196
0,75
1,71
0,11
gas tidak berwarna
Keterangan
-218,8
-183,0
0,73
1,4
gas tidak berwarna
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga
digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak
bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
c. Neon
Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Neon digunakan juga sebagai zat
pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir, dan untuk pengisi tabung-tabung televisi.
d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi
e. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri).
Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
B.
a.
b.
c.
f. Radon
Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi kanker. Namun demikian, jika radon
terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
Unsur Logam dan Nonlogam
Karbon
Karbon bermanfaat sebagai Grafit (pelumas, pensil dan kosmetik{campuran grafit dan
lempung}, anode dalam batu baterai dan pada proses elektrolisi, komponen dalam pembuatan
komposit), Arang aktif (mengusir uap yg berbahaya dalam udara, menyerap warna dan rasa yang
tidak baik dari suatu cairan atau larutan tertentu, Mengalirkan air pada pabrik pemurnian air
minum, buah-buahan (juice), madu, dan vodka; sebagai obat sakit prut atau keracunan makanan
{norit)), karbon hitam (Pigmen tinta, cat, kertas, dan plastik. Penguatan dan pewarnaan karet
(khususnya ban kendaraan bermotor; membuat ebonit)
Oksigen
Oksigen bermanfaat dalam Pernapasan MH, proses pembakaran/oksidator, sebagai
oksidator untuk membuat senyawa-senyawa kimia, oksigen cair digunakan sebagai bahan bakar
roket
Nitrogen
Nitogen digunakan dalam pembuatan gas amonia (NH3) dari udara, gas nitrogen cair
digunakan sebagai bana pembeku dalam industri pengolahan makanan.
d. Silikon
Silikon dapat digunakan sebagai bahan baku pada kalkulator, transistor, chips komputer
dan baterai solar
e. Fosfor
Fosfor bermanfaat dalam pembuatan asam fosfat, korek api, kembang api, racun tikus dan
zat pembentuk paduan logam
f. Natrium
Natrium dapat digunakan sebagai cairan pendingin pada rektor nuklir, reduktor kuat (dalam
pengolahan logam Li, K, Zr, dan logam alkali yang berat), Reduksi Titanium (IV) Klorida
menjadi logam Ti, lampu penerangan jalan (Na mempunyai kemampuan menembus kabut).
Adapun manfaat dari senyawa-senyawa Natrium adalah sebagai berikut: NaOH (pembuatan
sabun, deterjen, tekstil, kertas, pewarnaan, dan menghilangkan belerang dari minyak bumi ),
Na2CO3 (proses pembuatan pulp, kertas, sabun, deterjen, kaca dan untuk melunakkan air sadah),
NaHCO3 (soda kue, membuat kue agar mengembang krn pada pemanasannya menghasilkan gas
CO2 yang memekarkan adonan hingga mengembang), NaCl (sbg garam dapur, bumbu masak,
membuat berbagai bahan kimia, seperti NaOH, serta digunakan untuk pengawet ikan)
g. Magnesium
Magnesium dapat digunakan untuk membuat logam campur, dipakai dalam industi
membuat rangka pesawat terbang. Adapun manfaat dari senyawa-senyawa magnesium sebagai
berikut: MgO (pelapis tanur, membuat lantai yg tidak bersela dan sbg bahan gading
buatan{campuran semen magnesium dg serbuk kayu,serbuk gabus,gilingan batu yg disebut sbg
granit kayu atau ksilolit}), MgSO4 (obat urus-urus {pencahar, MgSO4.7H2O}), Mg(OH)2 (obat
sakit maag {padatan putih yg sedikit larut dlm air dan bersifat basa})
h. Aluminium
Aluminium dapat digunakan untuk membuat alat-alat keperluan rumah tangga, untuk
membuat rangka dari mobil dan pesawat terbang dan sebagai bahan cat aluminium, aluminium
dicairkan menjadi lembaran tipis untuk pembungkus coklat;kaleng minuman bersoda, daun
aluminium dengan campuran Mg digunakan sebagai pengisi lampu Blitz, digunakan sebagai
bahan pembuat macam logam
i.
Tembaga/Cuprum
Tembaga dapat digunakan untuk kabel listrik (konduktor listrik), membuat paduan logam
seperti kuningan (Cu dan Zn) dan perunggu (Cu dan Sn) > perhiasan, lonceng, senjata dan alat
music.
C.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Golongan Alkali
Contoh unsur-unsur golongan alkali yakni unsur Na yang membentuk senyawa yang dapat
bermanfaat sebagai berikut:
NaCl, garam dapur ( garam meja ), dapat digunakan sebagai pengawet makanan, bahab baku
pembuatan NaOH, Na2CO3, logam Na dan gas klorin
Na2CO3 dapat dimanfaatkan sebagai soda cuci , pelunak kesadahan air , zat pembersih
peralatan rumah tangga , pembuat gelas , industri kertas , sabun, deterjen, dan minuman botol.
NaHCO3 dapat dimanfaatkan sebagai soda kue, campuran pada minuman dalam botol agar
menghasilkan CO2, bahan pemadam api, obat-obatan, bahan pembuat kue , dan sebagai larutan
penyangga.
NaOCl, adalah zat pengelantang untuk kain.
NaNO3, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan bahan pembuat senyawa nitrat yang lain.
Na2SO4, yang disebut garam glauber atau garam inggris , yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
pencahar dan zat pengering untuk senyawa organik.
KBr digunakan sebagai obat penenang saraf (sedatif) dan pembuat plat fotografi.
KIO3 dapat digunakan sebagai campuran garam dapur.
K2Cr2O7 dapat digunakan sebagai zat pengoksidasi
D.
a. Berilium
Adapun berilium dapat digunakan sebagai berikut:
Campuran logam Berilium dengan logam lain digunakan mencegah korosi logam.
Logam ini digunakan untuk membuat alloy tembaga dan nikel dengan kekuatan yang tinggi.
Digunakan sebagai campuran bahan-bahan dari bagian-bagian pesawat supersonic, hal
ini karena berilium mempunyai sifat mengkilat, kuat dan stabil.
Karena berilium murni mudah menghantarkan sinyal-sinyal elektronik dan dilalui sinar x,
maka digunakan sebagai jendela pada tabung sinar x.
Berilium dan oksidanya digunakan sebagai moderator pada reactor nuklir, karena berilium
mempunyai kecenderungan menangkap neutron.
Digunakan dalam pembuatan komputer, laser, televisi, dan alat-alat oseanografi
b. Magnesium
Adapun magnesium dapat digunakan sebagai berikut:
Magnesium karbonat (MgCl2.6H2O) digunakan sebagai refaktor dan bahan isolasi.
Magnesium Sitrat, digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minuman bersoda.
Magnesium Hidroksida, digunakan sebagai obat (laxative), dan digunakan pada proses
penyulingan gula.
Magnesium Sulfat, yang dikenal sebagai dengan garam inggris (Epsom Salt) dan magnesium
oksida (MgO), digunakan pada pembuatan kosmetik, kertas dan obat cuci perut.
Campuran magnesium, aluminium dan baja digunakan pada bahan pembuatan bagian-bagian
pesawat, kaki atau tangan buatan, Vacuum cleaner, alat-alat optic dan furniture.
Digunakan secara luas untuk konstruksi karena ringan.
Digunakan untuk membuat reagen Grignard.
c. Kalsium
Adapun kalsium dapat digunakan sebagai berikut:
Mangan
Pada pengelasan baja dengan logam Mn akan dihasilkan asap, yang bersifat racun dan
dapat mengganggu system saraf pusat.
Logam Tembaga
Pada penambangan tembaga terdapat pasir sisa yang masih mengandung logam CO. Jika
pasir sisa ini dibuang ke perairan, maka akan membahayakan bagi organisme organism
perairan.
b. Senyawa Natrium klorida Natrium klorida (NaCl) atau garam dapur diambil dari air laut dengan
menguapkan air laut dalam kolam atau tambak yang luas di tepi laut. Metode ini dapat
diterapkan di daerah panas. Adapun di daerah dingin, garam dapur didapat dengan membekukan
air. Air beku yang terbentuk tidak mengandung NaCl, sehingga larutan yang disisakan
merupakan larutan pekat dengan kadar NaCl yang tinggi. Garamnya dapat dipisahkan dengan
penguapan. Garam darat diperoleh dengan menggalinya. Hasil penggalian yang sudah putih
bersih dapat langsung diperdagangkan. Adapun hasil penggalian yang masih kotor, lebih dahulu
dilarutkan dalam air agar kotorannya mengendap dan dipisahkan dengan penyaringan.
Selanjutnya garam dapat diperoleh kembali dengan penguapan. Apabila lapisan-lapisan yang
mengandung garam itu terlalu dalam letaknya di dalam tanah maka untuk mendapatkan garam
darat tersebut terlebih dulu perlu dipompakan air ke dalam tanah untuk melarutkan garamnya,
kemudian larutan itu dipompa kembali ke atas (cara Frasch).
c.
Senyawa Natrium karbonat Natrium karbonat (Na2CO3) dapat diperoleh dengan cara: 1)
Elektrolisis larutan NaCl dengan diafragma Ke dalam ruangan katode, di mana terbentuk NaOH
dipompakan (dialirkan dengan tekanan) gas CO2, sehingga terbentuk NaHCO3, kemudian
NaHCO3 yang terbentuk dipanaskan. d. Senyawa Natrium Hidrogen Karbonat Pada pembuatan
soda dengan proses solvay sebagai hasil pertama terbentuk senyawa natrium hidrogen karbonat
(NaHCO3) yang akan terurai pada suhu 650 C. Oleh karena itu garam yang terbentuk harus
dihablurkan di bawah suhu tersebut. Natrium hidrogen karbonat dapat juga terbentuk jika dalam
larutan soda yang jenuh dialirkan karbon dioksida di bawah suhu 310 C. f. Senyawa Kalium
hidroksida Kalium hidroksida (KOH) diperoleh dari elektrolisis larutan KCl dengan diafragma
(sama dengan cara pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl).
3.
a.
Unsur Kalsium Kalsium dapat dibuat dengan elektrolisis CaCl2 cair sehingga dihasilkan Ca
pada katode. Hasil sampingnya adalah klorin.
b. Senyawa Kalsium Oksida Senyawa kalsium oksida (CaO) dibuat secara besar-besaran dengan
memanaskan (pembakaran) batu kapur atau kulit kerang dalam tanur pembakar. Reaksi yang
terjadi seperti berikut. CaCO3(s) ? CaO(s) + CO2(g) CaO juga disebut kapur tohor dan dalam
perdagangan disebut gamping. Gas CO2 yang terbentuk harus segera dialirkan keluar, karena
reaksinya dapat balik kembali. Kapur tohor sangat higroskopis.
c.
Unsur Magnesium Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida.
Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO
dengan karbon.
4.
Golongan IIIA
a.
Unsur Aluminium Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit
cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki
baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang
karbon yang dicelupkan dalam campuran.
b.
Senyawa Aluminium Sulfat Aluminium sulfat (Al2(SO4)) dibuat dari pemanasan tanah liat
murni (kaolin) dengan asam sulfat pekat. c. Unsur Boron Boron dibuat dengan mereduksi boron
oksida B2O3, dengan magnesium atau aluminium. Perhatikan reaksi berikut.
5.
Silikon Silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu
tinggi, dengan reaksi seperti berikut.
6.
Golongan VA
a.
Unsur Nitrogen Nitrogen dibuat dengan penyulingan bertingkat udara cair. Udara bersih
dimasukkan ke dalam kompresor, kemudian didinginkan dengan pendingin. Udara dingin
mengembang melalui celah dan hasilnya adalah udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk
menyebabkan mencair. Selanjutnya udara cair disaring untuk memisahkan unsur CO2 dan
hidrokarbon, kemudian didistilasi dengan cara udara cair memasuki bagian puncak kolom di
mana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas, dan pada
pertengahan kolom, gas argon keluar dan oksigen cair sedang komponen yang paling sulit
menguap terkumpul di dasar kolom.
b.
Senyawa Amonia Amonia (NH3) adalah senyawa yang sangat bermanfaat dan diproduksi secara
komersial dalam jumlah yang sangat besar. Pembuatan secara komersial menggunakan proses
Haber-Bosch. Dalam proses ini bahan baku digunakan adalah nitrogen dan hidrogen dengan
katalis Fe. Reaksi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. Reaksi ini berlangsung pada suhu
+500 C dengan tekanan antara 130 200 atm.
c.
Senyawa Asam Nitrat Asam nitrat (HNO3) dibuat dengan proses Haber-Ostwald, di mana
amonia yang didapat dengan proses Haber dicampur dengan udara berlebih kemudian dialirkan
melalui platina abses sebagai katalis pada suhu 700 C 800 C. Perhatikan reaksi yang terjadi
berikut ini. d. Unsur Fosfor Fosfor dibuat dalam tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir,
dan kokas dengan reaksi seperti berikut. Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun
Fosfor merah dihasilkan dengan jalan memanaskan fosfor kuning pada suhu 250 C tanpa udara.
7.
Golongan VIA
a.
Unsur Belerang Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch
yang mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada
proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil
ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara
bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai
99,5%.
b.
Senyawa Asam Sulfat Asam sulfat (H2SO4) dibuat dengan proses kontak. Belerang dibakar
dalam udara kering di ruang pembakar pada suhu 100 C. Gas yang dihasilkan mengandung
kurang lebih 10% volume sulfur dioksida. Setelah didinginkan sampai 400 C, kemudian
dimurnikan dengan cara pengendapan elektrostastik. Sulfur dioksida yang terbentuk kemudian
dikonversi menjadi SO3 dengan menggunakan vanadium (V) oksida. Reaksi yang terjadi adalah
eksoterm. Reaksi dilakukan pada suhu 450 C 474 C. d. Unsur Oksigen Oksigen dapat dibuat
dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini. Oksigen dapat dibuat secara komersial
dengan cara seperti berikut ini. 1) Distilasi bertingkat udara cair. 2) Elektrolisis air.
8. Golongan VIIA atau Halogen
a.
Unsur Klor Klorin dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini.
b.
Senyawa Hidrogen Klorida Hidrogen klorida (HCl) dapat dibuat dari garam dapur dan asam
sulfat. Reaksi yang terjadi seperti berikut. HCl dapat juga dibuat dari sintesis hidrogen dan klor.
Kedua gas ini diperoleh sebagai hasil samping pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl.
c. Garam Hipoklorit dan garam klorat Garam-garam hipoklorit terbentuk bersama-sama dengan
garam-garam klorida, jika gas klorin dialirkan ke dalam suatu larutan basa.
c.
Unsur Brom Secara teknis brom dihasilkan terutama dari garam singkiran. Garam-garam ini
dilarutkan dalam air dan kemudian diuapkan. Sebagian besar dari garam-garamnya menghablur,
sedangkan MgBr2 masih tertinggal dalam larutan (Mutterlauge). Selanjutnya gas klorin dialirkan
ke dalam Mutterlauge ini, dengan reaksi seperti berikut. Bromin yang terjadi dimurnikan dengan
penyulingan. Bromin berupa zat cair berwarna cokelat tua, memberikan uap merah cokelat yang
berbau rangsang.
d.
Unsur Iod Garam-garam iodat direduksi na-hidrogensulfit menjadi iodin, dengan reaksi seperti
berikut. Hablur-hablur iodin berbentuk keping-keping berwarna abu-abu tua. Iod tidak mudah
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam kalium alkohol dan eter.
e.
Senyawa Hidrogen Fluorida Hidrogen fluorida (HF) diperoleh dengan mereaksikan fluorit dan
asam sulfat pekat kemudian dipanaskan dalam bejana dari timbal atau platina. Reaksi yang
terjadi seperti berikut. HF di bawah suhu 20 oC berupa zat cair dan di atas suhu 20 oC berupa
gas.
9.
a.
Penambangan
Pemurnian logam
f.
Adapun cara memisahkan gas dari udara Udara tersusun atas gas gas seperti hydrogen,
nitrogen, dan lain lain. Kita dapat memisahkannya dengan menggunakan metode distilasi
bertingkat udara cair.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama)
dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur
kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup
tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia,
baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara
mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
B. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang
Kimia Unsur ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari
lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga
makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami
sampaika semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih Wassallam.
.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
http://karinkapriskilatehupeiory.blogspot.com/2009/11/makalah-fisika-gaya-lorentz.html
http://gas-mulia.blogspot.com/
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia
Winarni. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas XII IPA. Jakarta : Satubuku.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. KIMIA 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Platinum.
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org