Sei sulla pagina 1di 11

M.Nizar Syarif Hamidi, S.Kep, M.

Kes

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG


GASTRITIS DENGAN KEJADIAN SUSPEK GASTRITIS DI SMA
NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

M.Nizar Syarif Hamidi, S.Kep, M.Kes


Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

ABSTRACT
Gastritis is one of the diseases of digestive disorders which if not
handled properly can lead to several complications including intraktibilitas
peptic ulcer, bleeding, and gastric cancer. Gastritis disease incidence
increased since the past 5-6 years and can attack all gender and age aemua.
The purpose of this study was to determine the relationship of students'
knowledge and attitudes about suspected gastritis gastritis with events at
SMAN 2 Bangkinang 2014. The design used in this study was a descriptive
cross sectional analytic approach, which studies the relationship of
knowledge and attitudes about gastritis with suspected incident gastritis in
SMAN 2 Bangkinang 2014, using total sampling as many as 324 students.
Data collection was performed using primary data through questionnaires
with univariate and bivariate analysis. The survey results revealed that
knowledge of students of SMAN 2 Bangkinang of gastritis are in a lower
category as many as 169 people (52.2%) and the attitude of students of
SMAN 2 Bangkinang against gastritis in the negative category as many as
165 people (50.9%). After a bivariate analysis, obtained a significant
correlation between the incidence of suspected gastritis knowledge to students
at SMAN 2 Bangkinang with a p value of 0.003 (p <0.05), and no significant
relationship between the attitude of the suspected occurrence of gastritis in
SMAN 2 Bangkinang with p value of 0.001 (p <0.05). Expected for health
workers to be able to provide counseling in schools for students to increase
knowledge of gastritis.
Daftar Bacaan
Keywords

: 20 ( 2001 2013 )
: Knowledge, Attitude, Suspect Gastritis

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG GASTRITIS DENGAN


KEJADIAN SUSPEK GASTRITIS DI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

A. PENDAHULUAN
B.
C. Pembangunan
nasional
dipengaruhi oleh sumber daya
yang berkualitas yang merupakan
faktor utama untukmelaksanakan
pembangunan nasional. Salah
satu faktor yang mempengaruhi
sumber daya manusia adalah
faktor kesehatan yang memegang
peranan penting
D. Seiring dengan perkembangan
zaman, Departemen kesehatan
telah melaksanakan beberapa
program untuk mewujudkan
berbagai dampak positif di
bidang kesehatan. Hal ini dapat
dilihat dari banyak individu yang
hidup lebih lama. Setiap individu
pasti keinginan untuk terus dapat
hidup sehat dan kuat sampai tua,
untuk pencapaiannya salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah
berperilaku hidup sehat dengan
mengatur pola makan, hindari
makanan berlemak tinggi dan
menghindari makanan yang
menimbulkan gas agar sistem
pencernaan kita tetap terjaga
dengan baik. Adanya perubahan
pola hidup sehat membawa
konsenkuensi
terhadap
perkembangan penyakit yang
terjadi pada sistem pencernaan
(Yunita, 2010).Gastritis adalah
salah satu penyakit gangguan
pencernaan jika tidak ditangani
dengan benar dapat menimbulkan
beberapa komplikasi di antaranya
intraktibilitas ulkus peptikum,
perdarahan, dan kanker lambung
(Muttaqin, 2011).
E.

Beberapa hasil persentase


angka kejadian gastritis di dunia.
Dimulai dari Negara yang
kejadian
gastritisnya
paling
tinggi yaitu Amerika dengan

persentase
mencapai
47%
kemudian di ikuti oleh India
dengan persentase
F.
G. mencapai 43%, lalu di beberapa
negara lainnya seperti Inggris,
Cina 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, Perancis 29,5% dan
di Indonesia 40,85%. Angka
kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi
dengan prevalensi 274,397 kasus
dari 238,452,952 jiwa penduduk.
Menurut Maulidiyah dan Unun
(2010), angka kejadian infeksi
gastritis pada beberapa daerah di
Indonesia menunjukkan data
yang cukup tinggi (Yunita, 2010).
H.

Berdasarkan data dari profil


Dinas Kesehatan Nasional pada
tahun (2010) gastritis merupakan
10 besar penyakit dengan posisi
peringkat ke 5 pasien rawat inap
dan posisi ke 6 rawat jalan di
rumah sakit. Rata-rata pasien
yang datang ke unit pelayanan
kesehatan baik di Puskesmas
maupun Rumah sakit mengalami
keluhan
yang
berhubungan
dengan nyeri ulu hati.

I.

Angka kejadian gastritis di


Indonesia cukup tinggi. Hasil
penelitian dan pengamatan yang
dilakukan
oleh
Depertemen
Kesehatan RI angka kejadian
gastritis di beberapa kota di
Indonesia ada yang tinggi
mencapai 91,6 % yaitu kota
Medan, lali di beberapa kota
lainnya seperti Surabaya 31,2 %,
Riau 46 %, Jakarta 50 %,
Bandung 32,5 %, Palembang
35,35 %, Aceh 31,7 %, dan
Pontianak 31,2 % (Profil
Kesehatan Indonesia, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG GASTRITIS DENGAN


KEJADIAN SUSPEK GASTRITIS DI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

J.
Di
Propinsi
Riau diperkirakan penyakit
gastritis ini sebanyak 10.164
jiwa dari jumlah penduduk
setiap tahun dan umumnya
terjadi pada penduduk yang
berusia lebih dari 60 tahun.
Menurut para pakar lansia
yang menderita penyakit
gastritis
ini
disebabkan
beberapa faktor yaitu stress,
makan-makanan yang pedas,
asam dan meningkatnya asam
lambung (wijoyo,2009).

penyakit gastritis sehingga


mereka beranggapan bahwa
gastritis hanyalah sakit biasa
dan tidak perlu dikhawatirkan
dan 3 orang siswamengatakan
mengetahui tentang penyakit
gastritis
dan
mereka
beranggapan
penyakit
gastritis perlu di obati dan di
cegah, mereka juga suka
mengkonsumsi
makanan
yang pedas,berlemak,kurang
mengkonsumsi
sayursayuran.

K.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar tahun
pelajaran 2013/2014, SMA
Negeri
2
Bangkinang
merupakan SMA yang paling
banyak
mempunyai
siswa/siswi yaitu dengan
jumlah siswa 1026 orang dan
siswa yang terbanyak berada
di kelas XII yaitu 324 orang.
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan peneliti terhadap
10 orang siswakelas XII,
maka
7
orang
siswa
mengatakan mereka sering
mengalami rasa nyeri di ulu
hati dai rasa mual.

M. Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
maka
peneliti
tertarik
untuk
melakukan penelitian dengan
judul
Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Siswa
tentang Gastritis dengan
Kejadian Suspek Gastritis
pada Siswa Kelas XII di
SMA Negeri 2 Bangkinang
Tahun 2014

L.
Hasil
survei
pendahuluan yang peneliti
lakukan di SMA Negeri 2
Bangkinang
dengan
wawancara terhadap 10 orang
siswa/siswi diketahui bahwa
7 siswa tidak tahu tentang
P.
Q. HASIL PENELITIAN

N. METODE PENELITIAN
O. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif
dengan
desain
penelitian deskriptif analitik.
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan pendekatan cross
sectional.Populasi
dalam
penelitian ini adalah semua
siswa/siswi kelas XII yang ada di
SMA Negeri 2 Bangkinang yaitu
berjumlah 324 orang. Sampel
pada
penelitian
ini
yaitu
siswa/siswi kelas XII di SMA
Negeri 2 Bangkinang.

M.Nizar Syarif Hamidi, S.Kep, M.Kes

R.

Karakteristik responden merupakan data kategorik sehingga


dianalisis dengan menghitung distribusi frekuensinya. Hasil analisa dapat
dilihat pada tabel berikut:

1. Pengetahuan Siswa tentang Gastritis di SMAN 2 Bangkinang Tahun


2014
S.
Tabel 4.1
Distribusi
frekuensi
responden
berdasarkan
Pengetahuan di SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014
T. No

U. Pengetahuan

X. 1

Y.

Tinggi

AB. 2

AC.

Rendah

AF.

AG.

Jumlah

V.

Z.
55
AD.
69
AH.
24

W.
%)
AA.
7,8
AE.
2,2
AI.
00

1
3

(
4
5
1

AJ. Sumber : Penyebaran kuesioner

AK.
Dari tabel 4.2 dapat
dilihat bahwa hampir dari
separoh
responden

berpengetahuan rendah yaitu


sebanyak 169 orang (52,2%).

2.
3. Sikap Siswa tentang Gastritis di SMAN 2 Bangkinang Tahun 2014
4.
5.

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Sikap di
SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014
6.
No

7.

Sikap

8.
F

10.
1

11.

Positif

12.
1

14.
2

15.

Negatif

18.

19.

Jumlah

9.
(
%)

59

13.
4
9,1

16.
1
65

17.
5
0,9

20.
3
24

21.
1
00

22. Sumber : Penyebaran kuesioner

23.
Dari tabel 4.3 dapat
dilihat bahwa lebih dari separoh
responden
memiliki
sikap

negatif tentang penyakit gastritis


yaitu sebanyak 165 orang
(50,9%).

24.
25. Kejadian Suspek Gastritis di SMAN 2 Bangkinang Tahun 2014
26.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG GASTRITIS DENGAN


KEJADIAN SUSPEK GASTRITIS DI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

27.

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Kejadian Suspek Gastritis di di SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun

2014

32.

28.
No
1

36.

29.Kejadian Suspek
Gastritis
33.
Ya
37.

40.

Tidak

41.

Jumlah

30.

31.(%)

34.
79
38.
45
42.
24

35.55,2

39.44,8

43.100

44. Sumber : Penyebaran kuesioner

45.
Dari tabel 4.4 dapat
dilihat bahwa lebih dari separoh
responden mengalami kejadian

suspek gastritis yaitu sebanyak


179 orang (55,2%).

46.
47. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Suspek Gastritis di SMA
Negeri 2 Bangkinang Tahun 2013
48.
49.

Tabel 4.4:
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Suspek
Gastritis di SMAN 2 Bangkinang Tahun 2014

50.
Peng
etahuan

51.
60.
Ya

Kejadian Suspek
Gastritis
61.
Tidak

66.
74.
i
85.
ah
94.
ah

Tingg75.
72
Rend86.
107
Juml 95.
179

67.68.
N
76.
77.
22,2% 83
87.
88.
33,0% 62
96.
97.
55,2% 145

69.
78.
5,6%
89.
9,2%
98.
4,8%

52.

% 70.
N
2 79.
155
1 90.
169
4 99.
324

54.
56.
55.57.
53.
T
P 58.
otal
value OR
71.
72.
73.
%
80.
81.
83.
82.
84.
47,8%
0,003 0,5
91.
52,2%
100.
100%

103. Sumber: Hasil penyebaran kuesioner


104.

105.
106.
Hubungan Sikap Siswa dengan Kejadian Suspek Gastritis di SMAN 2
Bangkinang Tahun 2013
107.
108.

Tabel 4.5: HubunganSikap Siswa dengan Kejadian Suspek Gastritis

di SMAN 2 Bangkinang Tahun 2014


109.
Si

110.
Kejadian Suspek
Gastritis
117.
Y
118.
a
Tidak

111.
Total

112.
113.
P value

114.
115.
OR

M.Nizar Syarif Hamidi, S.Kep, M.Kes

131.
N
egatif
142.
P
ositif
151.
J
umlah

132.
07
143.
2
152.
79

123.
124.
125.
126. 127.
128.
129.
130.
N
1 133.
134.
135.
136. 137.
138.
140.
139.
141.
33,0%
58
17,9%
165 50,9%
0,001
0,4
7 144.
145.
146.
147. 148.
22,2%
87
26,9%
159 49,1%
1 153.
154.
155.
156. 157.
158.
159.
55,2%
145
44,8%
179 100%

160. Sumber: Hasil penyebaran kuesioner

161.
162.
N

PEMBAHASA

163.
Penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan dan sikap siswa tentang
gastritis dengan kejadian suspek
gastritis pada siswa kelas XII SMA
Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014.
Setelah
dilakukannya
penyebaran
kuesioner dan data tersebut dianalisis
secara univariat dan bivariat, maka
hasil penelitian dipaparkan di bawah
ini:
1. Pengetahuan Siswa SMAN 2
Bangkinang tentang Gastritis
Tahun 2014
164.
Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa dari 324SMAN 2
Bangkinang 47,8% berpengetahuan
tinggi dan 52,2 berpengetahuan
rendah tentang gastritis. Disini dapat
dilihat bahwa hampir separoh
responden berpengetahuan rendah.
165.
Hal ini menurut peneliti
disebabkan karena kurangnya minat
siswa mencari sumber informasi
yang berhubungan dengan penyakit,
khususnya penyakit gastritis yang
tidak terlalu diperhatikan oleh siswa
karena
menganggap
penyakit
gastritis adalah penyakit biasa.
Faktor lain yang menyebabkan
166.

167.rendahnya pengetahuan siswa


adalah kurangnya penyuluhan dari
tenaga kesehatan tentang bahaya
gastritis.
168.
Menurut
Notoatmodjo (2007) pengetahuan
adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah
orang
melakukan
pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, rasa , dan raba.
Sebagian
besar
pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
Pengetahuan
adalah
sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapinya
baik
dari
pengalamannya
maupun
dari
pengalaman orang lain. Pengetahuan
dapat diperoleh dari pendidikan,
tingkat
pendidikan
akan
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang
sehingga
membuat
seseorang
berpandangan
luas,
berfikir dan bertindak rasional
karena semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, semakin
mudah
menerima
informasi
sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya.
169.
Siswa SMA pada
tingkat umum mudah memperoleh
informasi dan mudah mengakses
internet. Dari hasil penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG GASTRITIS DENGAN


KEJADIAN SUSPEK GASTRITIS DI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

masih
ada
sebagian
siswa
berpengetahuan rendah. Hal ini
dipengaruhi oleh minat siswa
untuk
memperoleh
informasi
terhadap penyakit gastritis kurang.
Media informasi yang diakses
lebih banyak bersifat hiburan
seperti games, face book dan lainlain.
170.
Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan
oleh
Maulididiyah
(2006) yang berjudul Hubungan
pengetahuan masyarakat dengan
kejadian gastritis di kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun
2010. Dari hasil penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa 67%
masyarakat
berpengetahuan
rendah.
2. Sikap Siswa SMAN 2 Bangkinang
tentang Gastritis Tahun 2014
171.
Dari
hasil
penelitian diperoleh bahwa dari
324SMAN 2 Bangkinang 50,9%
bersikap negatif dan 49,1bersikap
positif tentang gastritis. Disini
dapat dilihat bahwa separoh
responden bersikap negatif.
172.
Menurut asumsi
peneliti hal ini di sebabkan oleh
kesibukan yang dialami oleh siswa
seperti banyaknya tugas yang
diberikan oleh guru kepada siswa
yang
harus
di
kumpulhak
secepatnya, sehingga siswa tidak
lagi memperdulikan kesehatan
dirinya, hal ini yang membuat
siswa memiliki sikap yang negatif
tentang penyakit gastritis seperti
mengetahui makanan yang dapat
menyebabkan penyakit gastritis
dan cara untuk mencegah agar
terhindar dari penyakit gastritis

173.
Menurut Katz
dan Wawan (2010) mengemukakan
bahwa sikap merupakan suatu
bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan
mendukung
atau
memihak
(faborable) maupun perasaan tidak
mendukung
atau
memihak
(unfavorable) pada suatu objek.
174.
Menurut
Notoatmodjo tahun 2007, sikap
adalah reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup
terhadap sesuatu stimulasi atau
objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan
emosi
bersangkutan
(senang
dengan tidak senang, setuju
dengan tidak setuju, baik atau tidak
baik, dan sebagainya).
175.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Roman (2007), yang berjudul
hubungan sikap siswa tentang
pencegahan
gastritis
dengan
kejadian gastritis di SMAN 1
Ponorogo menyimpulkan bahwa
ada sebagian siswa bersikap
negatif tentang gastritis.
3. Kejadian Suspek Gastritis pada
Siswa diSMAN 2 Bangkinang
tentang Gastritis Tahun 2014
176.
Dari
hasil
penelitian diperoleh bahwa dari
324SMAN 2 Bangkinang 55,2%
mengalami suspek gastritis dan
44,8tidak
mengalami
suspek
gastritis.. Disini dapat dilihat
bahwa
separoh
responden
mengalami suspek gastritis.
177.
Menurut asumsi
peneliti siswa yang mengalami
kejadian
suspek
gastritis
dipengaruhi oleh waktu makan

M.Nizar Syarif Hamidi, S.Kep, M.Kes

yang tidak teratur, sering terlambat


makan
atau
sering
makan
berlebihan, terlalu banyak makanmakanan yang pedas, asam dan
minuman beralkohol, banyak
merokok dan stress berat. Karena
meningkatkan
aktivitas
saraf
simpatik yang dapat merangsang
peningkatan
produksi
asam
lambung.
178.
Menurut Sukarmin
(2012) penyakit gastritis terjadi
karena
mukosa
lambung
mengalami pengikisan sehingga
dapat
menimbulkan
reaksi
peradangan.Inflamasi
pada
lambung juga dapat dipicu oleh
peningkatan
sekresi
asam
lambung. Ion H+ yang merupakan
susunan utama asam lambung
diproduksi oleh sel parietal
lambung dengan bantuan enzim
Na+/K+
ATPase.
Peningkatan
sekresi lambung dapat dipicu oleh
peningkatan
rangsangan
persarafan, misalnya dalam kondisi
cemas, stress, marah, melalui
serabut parasimpatik vagus akan
terjadi peningkatan transmitter
asetilkolin,
histamin,
gastrin
releasing peptide yang dapat
meningkatkan sekresi lambung.
Peningkatan ion H+ yang tidak
diikuti peningkatan penawarnya
seperti prostaglandin, HCO3+,
mukus akan menjadikan lapisan
mukosa lambung tergerus terjadi
reaksi inflamasi.
179.
4. Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Siswa tentang Gastritis
dengan
Kejadian
SuspekGastritis di SMA Negeri 2
Bangkinang Tahun 2014
180.
Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui
dari
169siswa
yang

berpengetahuan rendah tentang


gastritis, mengalami kejadian
suspek gastritis
sebanyak 107
orang
(33,0%
).Hasilujichisquarediperolehnilaip= 0,003 (p
value< 0,05) dengan demikian
dapat disimpulkan ada hubungan
yang
signifikan
antara
pengetahuan siswa tentang gastritis
dengan kejadian suspek gastritis,
dan dari 165siswa yang bersikap
negatif
tentang
gastritis,
mengalami
kejadian
suspek
gastritis
sebanyak 107 orang
(33,0%
).Hasilujichisquarediperolehnilaip= 0,001 (p
value< 0,05) dengan demikian
dapat disimpulkan ada hubungan
yang signifikan antara sikap siswa
tentang gastritis dengan kejadian
suspek gastritis.
181.
Menurut peneliti,
siswa yang pengetahuan rendah
dan mengalami kejadian suspek
gastritis
disebabkan
oleh
kurangnya penyuluhan dari tenaga
kesehatan
tentang
penyakit
gastritis, sedangkan siswa yang
berpengetahuan rendah tetapi tidak
mengalami
kejadian
suspek
gastritis
disebabkan
oleh
pengalaman dari anggota keluarga
yang pernah menderita gastritis
yang menyebabkan siswa memiliki
keinginan untuk menjaga pola
makan, sedangkan responden yang
berpengetahuan tinggi tetapi tidak
mengalami
kejadian
suspek
gastritis
disebabkan
karena
sebagian siswa telah mendapatkan
sumber informasi tentang gastritis,
dan siswa yang berpengetauan
tinggi tetapi masih mengalami
kejadian
suspek
gastritis
disebabkan karena kebiasaan siswa
yang sering menunda makan ketika
jadwal makan datang. Hal ini
menunjukkan ada hubungan yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG GASTRITIS DENGAN


KEJADIAN SUSPEK GASTRITIS DI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

signifikan antara pengetahuan


dengan kejadian suspek gastritis
pada siswa di SMAN 2
Bangkinang tahun 2014.
182.
Menurut Allport
(1954) dalam Notoatmodjo (2003)
mengatakan
bahwa
dalam
membentuk penentuan sikap yang
utuh dan positif maka pengetahuan
memegang peranan yang sangat
penting, dan seseorang yang tidak
mengetahui stimulus atau objek
kesalahan,
maka
seseorang
tersebut akan menilai atau bersikap
negatif terhadap stimulus atau
objek tersebut. Oleh sebab itu,
indikator untuk membentuk sikap
sejalan dengan pengetahuan yang
dimiliki seseorang.
183.
Menurut Dewi
(2010) mengemukakan bahwa
individu mempunyai dorongan
untuk ingin mengerti dengan
pengalamannya untuk memperoleh
pengetahuan, sikap merupakan
suatu bentuk evaluasi dari suatu
perasaan. Ini berarti bila seseorang
mempunyai sikap tertentu terhadap
suatu objek menunjukkan tentang
pengetahuan
orang
tersebut
terhadap sikap yang bersangkutan
dan pengalaman dari seseorang
akan menunjukkan seseorang
dalam bersikap.
184.
Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Siska
(2011) hubungan pengetahuan dan
sikap siswa tentang penyakit
gastritis
Provinsi Kalimantan
Timur yang menunjukkan hasil ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap dengan
kejadian gastritis dengan p
value=0,003.
185.
186.
187.

188.
189.
190.KESIMPULAN
191. Setelahdilakukanpeneliti
anmengenaihubungan pengetahuan
dan sikap siswa tentang gastritis
dengan kejadian suspek gastritis
pada siswa kelas XII SMA Negeri 2
Bangkinang
tahun
2014
dapatdiambilkesimpulan
bahwa
sebagian besar responden memiliki
pengetahuan
rendah
tentang
penyakit
gastritis
dan
sikap
sebagian besar responden memiliki
sikap negatif terhadap penyakit
gastritis dengandemikian terdapat
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan siswa tentang gastritis
dengan kejadian suspek gastritis
terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap siswa tentang gastritis
dengan kejadian suspek gastritis di
SMA Negeri 2 Bangkinang tahun
2014.
192.
193.

DAFTAR PUSTAKA

194.

Budiarto,
E.
(2001).
Biostatistik Untuk Kedokteran
Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC

195.

Dinas Pendidikan dan


Olahraga,
(2014),
Laporan jumlah SMA di
Kabupaten Kampar.

196.

Hidayat, A, A. (2007).
Metode Penelitian dan Teknik
Analisis
Data.
Jakarta:
Salemba Medika

197.

Hidayat, A, A. (2008).
Metode Penelitian dan Teknik
Analisis
Data.
Jakarta:
Salemba Medika

M.Nizar Syarif Hamidi, S.Kep, M.Kes

198.

(2009). Metode Penelitian


dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika

199.

Kristanti. (2012). Mengenal dan


mengobati
penyakit
kronis.
Jakarta: Mitra Setia

200.

Misnadiarly. (2009). Mengenal


Penyakit Organ Cerna (Gastritis).
Jakarta: Pustaka Populer Obor

201.

Muttaqin.
(2011).
Gangguan
Gastrointestinal. Jakarta: Salemba
Medika

202.

Nursalam, (2003), Konsep


dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Pedoman dan Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi kedua.
Jakarta: Salemba Medika

203.

Notoatmodjo, S. (2002).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

204.

, (2005),
Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta

205.

, (2007),
Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta

206.

, (2012),
Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan.

Edisi Revisi. Jakarta: Rineka


Cipta
207.

Price,.
(2006).
Gangguan
Gastrointestinal: PT. Kharisma
Putra Utama

208.

Priyanto.
(2008).
Endoskopi
Gastrointestinal. Jakarta: Salemba
Medika

209.

Sukarmin. (2012). Keperawatan


pada sistem pencernaan. Jakarta:
Pustaka Belajar

210.

Sartini. (2012). Askep pada


pasien
gastritis.
Dari
http://adobereader.wordpress.
diperoleh tanggal 3 Juli 2014

211.

Profil
Kesehatan
Indonesia.
(2009). Penderiita Gastritis di
Indonesia. http://profil Kesehatan
Indonesia.com/2013/001/ Gastritis
di Indonesia //.html. diperoleh
tanggal 19 Mei 2014

212.

Widya. (2012). Buletin Gastritis.


diperoleh
dari
http: ///2011/001/data Gastritis di
Provinsi Riau pada siswa//.html.
diperoleh tanggal 3 Mei 2014

213.

Yunita. (2010). Permasalahan


danPencegahan Gastritis. Dari
http://makalahku.wordpress.
diperoleh tanggal 5 Juli 2014

214.
215.
216.

217.
218.
219.
220.
221.
222.

Potrebbero piacerti anche