Sei sulla pagina 1di 11
pulau tidak bernama. Dari jumlah tersebut, hanya 55 buah pulau dapat diidentifikasi kondisi detiinya. Konsistensi data sangat diperlukan bagi Keakuratan data pokok pembangunan. Seiring pelaksanaan otonomi daerah, arti pulau sebagai sumberdaya wilayah menjadi sangat penting. Data lengkap tentang pulau dalam wilayah administrasi dapat menghindari konflik dalam pengelolaan sumberdaya. Batasan pulau mengacu kesepakatan definisi menurut UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) tahun 1982 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) Bab Vill pasal 121 yang menyebutkan Pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alami yang dikeliling! oleh air dan ada di atas permukaan alr pada air pasang. Menurut kesepakatan umum, pulau kecil adalah pulau berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya (main/and), memilki batas yang pasti, dan terisolasi dari habitat lain. Batasan pulau kecil juga dapat didefinisikan sebagai pulau dengan luas areanya kurang dari 10.000 km* dan mempunyai penduduknya berjumiah kurang dari 500.000 orang (Bell, et al, 1990). Menurut Dahuri (1998), pulau kecil merupakan habitat terisolasi dengan habitat lain, keterisolasian suatu pulau menambah keanekaragaman organisme yang hidup di pulau tersebut. Pulau kecil mempunyai lingkungan khusus dengan proporsi species endemik tinggi dibandingkan pulau Kontinen, mempunyai catchment relatif kecil sehingga air dan sedimen hilang ke dalam laut. Upaya pengembangan pulau-pulau kecil di wilayah perairan Kalimantan Selatan masin terkendala tingkat akurasi data, sehingga menyulitkan dalam menentukan kebijakan pengembangan. Agar proses pembangunan pulau kecil lebin terarah dan berhasil guna maka perlu orientasi pengembangan potensi yang diawall inventarisasi/identifikasi pulau-pulau kecil di Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) inventarisasi dan identifikasi data pulau-pulau kecil di Kalimantan Selatan yang lengkap dan akurat, secara bertahap, (2) diketahuinya nama, posisi, serta potensi pulau melalui survel toponim pulau memberikan informasi dasar tentang pemberdayaan sebuah pulau, (3) fakta/data potensi dan kondisi sosial ‘ekonomi, ekosistem dan isu/permasalahan pulau-pulau kecil dimaksud. METODE PENELITIAN Lingkup Wilayah Studi Lingkup witayah studi meliputi sebaran pulau-pulau kecil dalam batas wilayah ‘administrasi_Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru, mengacu pada kesepakatan definisi menurut UNCLOS tahun 1982, 2 PENELITIAN KEGIATAN PENYULUHAN BUDAYA KELAUTAN TAHUN 2009 Metode Pendataan Data yang dikumpulkan meliputi: (1) Data sekunder; antara lain: (a) Peta Referensi; Peta laut (Peta Hidrografi Dinas Hidrooseanografi TNI AL dan atau Peta Lingkungan Pantai Indonesia /Peta Lingkungan Laut Nasional dari Bakosurtanal atau sumber peta lain yang relevan, seperti Peta RTRW Kabupaten Kotabaru), (b) Peta Topograf/Peta Rupabumi, khususnya pada kawasan studi, (c) Data Pasang Surut dari Dishidros atau Bakosurtanal, atau pelabuhan terdekat yang memiliki data tersebut, sebagai referensi waktu pasang dan surut, (d) Buku Gasetir Pulau dari Depdagri/Bakosurtanal/ Dishidros, atau instansi terkait yang telah memilikinya, khususnya pada wilayan studi, (2) Data Primer, diinventarisir dari survei toponim, meliputi 2 jenis data: (a) Data Utama, meliputi nama pulau, informasi berkaitan dengan nama pulau (asal-usul nama, perubahan nama yang pernah terjadi dan kapan terjadi, penulisan nama dan pengucapannya), posisi pulau (dilakukan dengan alat bantu GPS receiver datum WGS 84 dan tingkat akurasi 10-30 m), (b) Data Pelengkap, meliputi kondisi fisik pulau, karakteristik pantai, dihuni atau tidaknya pulau, serta isu lingkungan. Setiap data dicatat dengan mengisi: (a) Formulir Nama Pulau, dan (b) Formulir Rekapitulasi Nama Pulau, yang disiapkan oleh Tim Studi. Disain Survei dan Analisis Data Survei lapangan adalah survei toponim, dengan tahapan: (1) Koordinasi tim dalam rencana kegiatan yang meliputi cara pengukuran titik di lapangan, plotting posisi pulau dengan bantuan kompas dan GPS, dan cara pengisian formulir data, (2) Pelaksanaan survei toponim pulau mengacu Buku Panduan Survei Toponim Pulau-Pulau di Indonesia dan desain survei yang ditetapkan, dengan data dasar: (a) Peta Laut, (b) Gasetir Pulau, (©) Data pulau dari pemerintah daerah setempat, yang meliputi: pengambilan titik dan pencatatan posisi pulau, wawancara dan konsultasi tokoh masyarakat dan pejabat daerah pada unit administrasi terkecil. Rekapitulasi hasil survei meliputi rekapitulasi: (a) rute perjalanan yang diplot di peta kerja, berdasar rekaman GPS, (b) formulir isian nama pulau, (c) pengesahan formulir rekapitulasi nama pulau untuk otentifikasi. Analisis data yang dilakukan meliputi: (1) Analisis spasial data utama: nama pulau, posisi pulau, (2) Penulisan nama generik dan spesifik pulau; mengacu panduan survei toponim pulau-pulau di Indonesia, dan tatacara pembakuan penulisan sesuai acuan Buku Petunjuk Teknis PPNG Dirjen PUOD Depdagri-Bakosurtanal, (3) Analisis spasial menunjang interpretasi data melalui penuangan data ke dalam peta, (4) Analisis sintesis dan aspek bahasan data pelengkap difokuskan pada faktor eksploitasi sumber daya perikanan dan pengelolaannya. PROSIDING 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Data Awal Gugusan Kepulauan Sembilan dikenal dalam peta pemerintah Hindia Belanda tahun 4846 — 1850 dengan sebutan Kepulauan Mordris, yang tersebar dari bagian Utara hingga agian Selatan dari wilayah Kabupaten Kotabaru. Dalam sejarahnya, Kecamatan Pulau Sembilan pertama kali dibentuk/diresmikan pada tahun 1968 dengan pusat pemerintahan terkedudukan di Pulau Matasiri, setelah melepaskan diri dari kecamatan induk «Kecamatan Pulau Laut Tengah yang beribukota di Lontar pada saat itu, sekarang menjadi Kecamatan Pulau Laut Barat). Namun karena kendala transportasi dan waktu sempuh yang relatif lama dari kecamatan induk, maka disepakati untuk memindahkan Seukota Kecamatan Pulau Sembilan ke Desa Tengah, Pulau Marabatuan hingga saat ini. Kecamatan Pulau Sembilan terdiri atas gugusan pulau dengan 3 buah gugusan eulau besar (P. Marabatuan, P. Maradapan dan P. Matasiri). Secara administrati wilayah se-sebut dibagi dalam 5 desa pada tanggal 27 Juni 1968, yang terdiri dari: (1) Desa Fengah, (2) Desa Tanjung Nyiur, (3) Desa Maradapan, (4) Desa Labuan Barat, (5) Desa “Fetuk Sungai. Wilayah Kecamatan Pulau Sembilan berbatasan di sebelah Utara dengan ‘ecematan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, di sebelah Selatan dengan Laut . di sebelah Barat dengan Laut Jawa, di sebelah Timur dengan Selat Makassar. Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kab. Kotabaru pada tahun 2003 lukkan pulau-pulau kecil di wilayah administrasi Kabupaten Kotabaru meliputi: (a) total pulau 90 pulau, (b) Jumlah pulau yang berpenghuni 33 pulau, (c) Jumlah yang tidak berpenghuni 57 pulau, (d) Jumlah pulau yang memiliki nama 49 pulau, Jemiah pulau yang tidak memiliki nama 41 pulau. 4. Nama Pulau dan Kondisinya di Kecamatan Pulau Sembilan 1 Posisi Ber jhuni Nama Pulau |—7§ BT tidak Kec. Desa P.Marabatuan | 042213 | 1154820 | Ya Pulau Sembilan | Tengah P_ Batu Barat 042220 | 1154739 | Ya = Pulau Sembilan | Tengah P_Sarang (042145 | 1154800 | Ya - Pulau Sembilan_| Tengah P.Marabatuan | 042215 | 1154740 | Ya : Pulau Sembilan | Tanjung Nyiur P_Denawan 042000 | 1155000 | Ya £ Pulau Sembilan | Tanjung Nyiur P. Payung- 042307 | 1155006 | Ya - Pulau Sembilan | Tanjung Nyiur ingan P. Batu Utara 042345 | 1155000 | Ya 2 Pulau Sembilan | Tanjung Nyiur Batu Adang 042440 | 1154845 | Ya - Pulau Sembilan | Tanjung Nyiur Batu Adang Selatan P_Maradapan 044000 | 1154200 | Ya - Pulau Sembilan | Maradapan © Matasirih 044745 | 1154750 | Ya - Pulau Sembilan | Teluk ‘Sirih dan Labuan PENELITIAN KEGIATAN PENYULUHAN BUDAYA KELAUTAN TAHUN 2009 = Posisi Berpenghuni No| NamaPulau |—r> aaa TSE Kec. Desa Barat i1_| P. Kunyit (044200 | 1156400 | Ya =| Pulau Sembilan_{ Teluk Sinih 12 | P.Pemalikan | 044455 | 1155200 | Ya =__| Pulau Sembilan_| Teluk Sirin 13 | P. Kalambau/ | 045230 | 1154000 | Ya ~ | Pulau Sembilan | Labuan Barat Kelambau Sumber : DKP Kab. Kotabaru Tahun 2003 diolah Keterangan: Data awal belum dievaluasi Data pulau-pulau kecil beserta kondisinya (berpenghuniltidak berpenghuni) yang termasuk kawasan studi terdiri atas 13 buah pulau, secara keseluruhan dinyatakan pulau berpenghuni, Data tersebut merupakan data awal referensi sebelum menuju lokasi pelaksanaan survei toponim, ditampilkan tanpa dilakukan perubahan sesuai sumber asiinya. Penyajian data awal merupakan upaya perbandingan data awal dan data akhir pasca survei dengan mengevaluasi kemungkinan yang terjadi terhadap identifikasi dan inventarisasi obyek kajian, mempertimbangkan: (a) kemungkinan fenomena alamiah maupun anthropologis yang merubah bentuk fisik pulau sehingga tidak menjadi pulau lagi setelah waktu tertentu, atau sebaliknya terjadi pulau baru baik secara alamiah ataupun anthropologis, (b) kesalahan inventarisasi nama pulau dan atau penulisannya, (c) kesalahan posisi pulau dan atau terjadi pergeseran posisi pulau baik secara alamiah atau akibat anthropologis. Di samping data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kab. Kotabaru pada tahun 2003, data awal yang menjadi acuan adalah Peta Revisi RTRW Kabupaten Kotabaru tahun 2002. Kondisi Data Pasca Survei Toponim Hasil survei toponim menunjukkan terdapatnya perbedaan antara data referensi/data awal dengan fakta lapangan. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain meliputi: (a) Tatanama/penulisan nama beberapa pulau-pulau kecil di wilayah studi, (b) Terdapatnya pulau yang belum terinventarisir di dalam data awal, (c) Jumlah total pulau- pulau kecil di wilayah studi mengalami perubahan. Beberapa nama pulau mengalami penyesuaian sesuai nama lokal yang berlaku. Tabel 2. Penulisan Nama Pulau di Kawasan Studi No Nama Pulau (Data awal) Nama Pulau (Hasil Survei) Keterangan 1 P. Marabatuan P. Marabatuan Tetap 2 P. Denawan P.Danawan Perubahan Nama 3__P. Batu Barat P. Batu Tengah Perubahan Nama 4__P. Maradapan P. Maradapan Tetap 5 P. Payung-payungan P. Payung-payungan Tetap 6 P. Payung-payungan Kecil ‘Tambahan data pulau 7 P. Batu Utara P. Batu Utara Tetap ® P. Batu Adang /Batu Adang P. Batu Selatan Perubahan Nama Selatan 9 P. Matasirih P. Matasini Perubahan Nama PROSIDING 5 Ne Nama Pulau (Data awal) __ Nama Pulau (Hasil Survel) Keterangan P. Pemalikan P. Pamalikan Perubahan Nama P. Kalambau/Kelambau P. Kalambau Tetap/Perubahan Nama P. Kunyit P. Kunyit Tetap P. Janda Tambahan data pulau = P. Dare ‘Tambahan data pulau P. Sarang P. Sarang_ Tetap si P. Ondong Tambahan data pulau Nama Pulau P Matasirin © Maradapan, dari nema asal Pulau ‘Kelapangan/ Kesapangan © Batu Tengah, P. Setu Utara, P. Batu ‘Selatan Data Sekunder dan Primer diolah Asal-Usul Nama/Histori Pulau Perolehan informasi asal-usul nama pulau dilakukan melalui wawancara dengan . Kepala adat, tokoh setempat dan instansi terkait. Nama Pulau Sembilan dari komposisi gugusan pulau utama terdiri atas 9 pulau: P. Marabatuan, P. (Denawan), P. Payung-payungan, P. Maradapan, P. Matasiri (Matasirih), P. , P. Pamalikan (Pemalikan), P. Sarang dan P. Kunyit 3. Asal-Usul Nama Pulau Asal-Usul Nama Dari bahasa Bugis; kata mata (mata) dan siri (malu), tidak diketahui dengan jelas alasan penamaan pulau tersebut. Bahasa Banjar, Asal nama Kalapangan/Kadapangan dari banyaknya ikan yang tertangkap di kawasan ini, yaitu yang oleh masyarakat setempat disebut jenis ikan Kalapangan (ditulis Kalapangan, pelafalan Kadapangan). Versi lain menyebutkan maksud Kadapangan adalah berasal dari kata kada (tidak; bahasa Banjar) pangan-pakan (makanan, makan), yang berarti begitu melimpahnya ikan yang tertangkap sehingga tidak termakan. Tidak diketahui dengan jelas alasan perubahan nama pulau menjadi Maradapan. Perubahan menjadi nama Maradapan tidak diketahui sejarahnya. Karena fisik pulau yang terdiri dari batu. Disebut P. Batu Tengah karena pulau ini berada di wilayah administrasi Desa Tengah. Disebut P. Batu Utara dan P. Batu Selatan karena kedua pulau yang berada di sebelah Timur P. Marabatuan ini terletak berdampingan dengan posisi dari arah mata angin berada di sebelah Utara dan di sebelah Selatan Banyaknya ditemukan tanaman kunyit yang tumbuh di pulau tersebut. Tidak jelas apakah pertumbuhan tanaman tersebut secara alamiah atau dibudidayakan. Dare (bahasa Bugis) berarli monyet, Karena dulu banyak ditemukan monyet di pulau tersebut. Diperkirakan dari bahasa Banjar, yang artinya bau yang samar-samar, ‘ayup-sayup atau sepoi-sepoi. a. Versi 1: dari Danau One, campuran bahasa Melayu dan Inggris, Danau (danau) dan One (satu), yang berarti ada satu danau di pulau tersebut. Versi ini agak meragukan karena tidak diketahui pada jaman apa penamaan dengan bahasa Inggris dilakukan dan oleh siapa. b. Versi 2: dari bahasa Banjar; Danavan (ada bentukan danau di pulau tersebut). Versi ini lebih bisa diterima karena jaman dulu yang mendiami pulau ini adalah suku Banjar. Dari bahasa Banjar, karena bentuk permukaan pulau seperti payung. Diperkirakan dari bahasa Banjar. Menurut penduduk setempat, banyak ditemukan sarang burung walet di sela pulau berbatu tersebut. PENELITIAN KEGIATAN PENYULUHAN BUDAYA KELAUTAN TAHUN 2009 No 10 " 2 13 14 Nama Pulau P. Ondong P. Janda P. Marabatuan P. Pamalikan P. Payung- payungan kecil ‘Asal-Usul Nama Bahasa Bugis, ondong berarti meloncat-loncat atau berpindah-pindah Pulau ini dipercaya penduduk setempat bisa berpindah-pindah. Belum ada kajian ilmiah yang menyelidiki fenomena alam penyebab atau bukti perpindahan pulau tersebut. Menurut penduduk, sejarah penamaan pulau dilakukan oleh Kepala Desa setempat pada masa lalu yang bernama Baco, karena adanya musibah tengelamnya perahu nelayan di sekitar pulau tersebut dengan Desa Labuan Barat. Istri yang ditinggalkan korban menjadi janda. Bahasa Banjar, Mara (datang), Batuan (berbatu, banyak batu), ketika pulau tersebut didatangi, sepanjang yang nampak atau terlihat batu- batuan saja Bahasa Banjar, Tidak diketahui asal-usul/sejarah penamaannya Terletak tepat bersebelahan dengan P. Payung-payungan, namun dengan luasan lebih kecil dan tidak ada lagi pulau lain yang berdekatan ‘Sumber: Hasil wawancara/Data Primer diolah Penulisan dan Pelafalan Nama Pulau Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk/kepala adat/tokoh/pejabat setempat dan instansi terkait didapatkan hasil seperti tabel berikut Tabel 4. Penulisan dan Pelafalan Nama Pulau Penulisan Nama/Nama lain Penulisan dan Pelafalan Asal bahasa Arti bahasa ang dikenal Pulau Marabatuan Pulau Marabatuan Banjar __ Sepanjang yang nampak atau terlinat batu-batuan saja Pulau Batu Tengah ‘Pulau Batu Tengah Banjar Posisi pulau di Tengah dan dan Selatan; Selatan (menjadi 2 pulau Pulau Batu Barat; saat pasang) Pulau Pulau Batu Tengah Marabatuan dengan kondisi fisiknya berupa batu. Pulau Sarang Pulau Sarang Banjar _Terdapat sarang burung di pulau tersebut Pulau Denawan; Pulau Danawan (Banjar) Banjar _Terdapat sebuah danau air | Pulau Danawan Pulau Danawang (Bugis) tawar di pulau tersebut_—__ Pulau Payung- Pulau Payung-Payungan Banjar Bentuk pulau seperti Payungan payung Pulau Batu Utara Pulau Batu Utara Banjar Posisi pulau berada di utara pulau marabatuan dengan fisik pulau merupakan batu Pulau Batu Selatan, Pulau Batu Selatan Banjar Kondisi fisik pulau Pulau Adang; Pulau merupakan batu dan Adang Selatan posisinya berada di bagian Selatan Pulau Marabatuan Pulau Maradapan Pulau Maradapan Banjar ‘Banyaknya jenis ikan IKalapangan (Banjar) (kadapangen) yang IKadapangan Pulau Maradapang tertangkap di daerah itu (Bugis) Pulau Matasin, Pulau Pulau Matasiri Bugis Mata malu PROSIDING 7 Penulisan Nema/Nama lain Penulisan dan Pelafalan Asal bahasa Arti bahasa yang dikenal /Mandar Kunyit Pulau Kunyit Banjar Di pulau tersebut terdapat vegetasi tumbuhan kunyit Pamalikan Pulau Pamalikan Banjar Tidak didapatkan informasi yang akurat Kalambau Pulau Kalambau Banjar Tidak didapatkan informasi yang akurat Dare Pulau Dare Bugis Pulau kera/monyet Mandar dulunya pernah ada = Hasil wawancara/Data Primer diolah Perubahan Nama Yang Pernah Terjadi Nama-nama pulau di gugusan Kepulauan Sembilan yang pernah mengalami nama ditampilkan di tabel berikut. 5. Perubahan Nama Pulau Nama awal Nama sekarang Keterangan Pulau Danauone/ Danawang Pulau Denawan Nama pulau bermakna terdapat {Sumber Peta Indonesia Selat satu danau yang berada di ‘Mekasar Bagian Selatan tahun pulau tersebut 9985 dan informasi Bapak Hasbi ‘Sekoh masyarakat) _ Pulau Kadapangan (Sumber Peta Pulau Maradapan Nama Pulau bermakna ‘tconesia Selat Makasar Bagian banyaknya jenis ikan ‘Selatan tahun 1985) Kadapangan yang tertangkap di kawasan tersebut (versi 1), Versi lain menyebutkan maksud Kadapangan adalah berasal dari kata kada (tidak; bahasa Banjar) pangan (makanan, makan), yang berarti begitu melimpahnya ikan yang tertangkap sehingga tidak termakan. Tidak diketahui dengan jelas alasan perubahan nama pulau menjadi Maradapan Jatisirin (Sumber informasi Pulau Matasirin Tidak diketahui asal penamaan Sukardi tokoh masyarakat) dan alasan perubahan nama pulau tersebut ‘esil wawancara/Data Primer diolah Pemberian Nama Baru kajian histori nama pulau diusulkan perubahan nama P. Denawan menjadi P. Pemalikan menjadi P. Pamalikan, P. Kelambau menjadi P. Kalambau, P. Selatan menjadi P. Batu Selatan, P. Batu Barat menjadi P. Batu Tengah, terpetakan menjadi P. Payung-payungan Kecil, P. Dare, P. Ondong dan P. ian nama baru dilakukan pada pulau telah bernama. Usulan perubahan P. Denawan, P. Pemalikan dan P. Kelambau merupakan hasil kajian tim KEGIATAN PENYULUHAN BUDAYA KELAUTAN TAHUN 2009 survei, untuk P. Adang/Adang Selatan dan P. Batu Barat diusulkan berdasarkan nama yang telah dikenal masyarakat setempat. Pengusulan pemberian nama P. Janda, P. Dare dan P. Ondong merupakan nama yang telah diberikan masyarakat setempat, namun belum pernah terpetakan dalam berbagai referensi data awal Posisi dan Luasan Pulau Tabel 6. berikut menyajikan data posisi pulau berdasarkan hasil survey lapangan Tabel 6. Posisi dan Luasan Pulau di Kawasan Studi Posisi Berpenghuni | Luas No | Nama Pulau a = eee (ha) Desa 1 | P Marabatuan [042213 | 1164820 _| Ya = 3,415 | Tengah 042315 | 1154740_| Ya = 3,412 | Tanjung Nyiur Hasil survei | 042147,4 | 11547566 6.827 2 /P. Batu | 042220 | 1154739 Tidak Tengah Tengah Hasil survel___| 042210,6 | 11547335 0,010 3_|P. Sarang 042145 | 1154800 _|- Tidak Tengah Hasil survel | 042222,6 | 1154832,7 0,884 4_|P.Danawan | 042000 | 1155000 | Ya : Tengah | Hasil survei | 042030,4 | 1155039,5 7,280 5 |P.Payung- | 042307 | 1155006 | Ya = Tanjung Nyiur payungan Hasil surveil | 042346,8 | 1155006 8 2,196 6 |P.Payung- | 043813 | 1158351 | - Tidak ‘Tanjung Nyiur payungan Kecil Hasil survei__| 042259,4 | 11550168 0,025 7_[P. Batu Utara__| 042345 [1155000 _|- Tidak "Tanjung Nyiur Hasil survei | 042406,4 | 1155358, 0597 6 | P. Batu 042440 | 1154845 | - Tidak Tanjung Nyiur Selatan Hasil survei__ | 042425,5 | 11647208 0,256 9 | P.Maradapan [044000 [1154200 | Ya = Maradapan Hasil survei__ | 043957,2 | 1154338,2 18,000 10 | P. Matasiri 044745 [1154750 | Ya = Teluk Sungai dan Labuan Barat Hasisurvel__| 044715 _| 1155010,9 31,000 47_[P. Kunyit 044200 | 1155400 |= Tidak Teluk Sungai Hasil survei | 044529 | 1155359,9 1272 12 | P.Pamalikan | 044455 | 1155200_| Ya 5 Teluk Sungai Hasil survei | 044448,7 | 11551453 6280 13 | P.Kalambau | 045230_[ 1154000 _| Ya 5 Tabuan Barat Hasil survei | 045238,2 | 11541188 16,170 74 | P. Dare = = 5 Tidak Teluk Sungai Hasil survei__| 044625 _| 1164553 0,607 45 | P. Janda = = 3 Tidak Labuan Barat Hasil survel___| 044824 | 1154656 0277 76 | P. Ondong z Zi = Tidak Teluk Sungai Hasil survel__| 047994 | 1158625 0251 Sumber. Data Primer dan Sekunder diolah PROSIDING 9 Data Pelengkap Keseluruhan pulau yang ditemui selama melakukan inventarisasi menunjukkan karakteristik pulau dan pantai merupakan tipe pulau berbatu dan pantai berbatu maupun cerpasir. Kondisi ini relatif mendukung eksistensi pulau beserta ekosistemnya, karena ugusan pulau berada atau dikelilingi perairan laut dengan pengaruh gelombang besar khususnya di musim Barat. Pantai berbatu relatif tahan abrasi. Struktur pulau berbatu mampu menahan hempasan gelombang datang dan pantai berbatu berfungsi penahan (barrier) maupun pemecah (breaker) gelombang. Pada beberapa bagian yang terlindung,

Potrebbero piacerti anche