Sei sulla pagina 1di 17

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Alkohol Lemak
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan
dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan
pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar.
Karena sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic
surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan
thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.
Contoh fatty alkohol :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Capryl alkohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms


Pelargonic alkohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
Capric alkohol (1-decanol, decyl alkohol) -- 10 carbon atoms
1-dodecanol (lauryl alkohol) -- 12 carbon atoms
Myristyl alkohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms
Cetyl alkohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
Palmitoleyl alkohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon

atoms,

unsaturated, CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms,
branched, (CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
13. Elaidolinoleylalkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbonatoms,
Polyunsaturated
14. Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
15. Elaidolinolenyl alkohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon
atoms, polyunsaturated
16. Ricinoleyl alkohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms,
unsaturated, diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH99
17. Arachidyl alkohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms

18. Behenyl alkohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms


19. Erucyl alkohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH
20. Lignoceryl alkohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms
21. Ceryl alkohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms
22. Montanyl alkohol, cluytyl alkohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms
23. Myricyl alkohol, melissyl alkohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms
24. Geddyl alkohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms
Tabel 2.1 Karakteristik Fatty alcohol

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti
Sawit (PKO)

Sumber: Gervajio,2005
2.2 Sumber-Sumber dari Alkohol Lemak
Berdasarkan bahan baku yang digunakan, alkohol lemak dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu :
2.2.1

Alkohol lemak alami (Natural Fatty alcohol)

Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui yang
terdapat di alam. Alkohol jenis ini selalu berada dalam bentuk gabungan dari pada
rantai bebas (senyawa murni). Alkohol gabungan yang penting adalah gliserol
TAG (triasilgliserol) yang mengandung asam lemak yang memiliki panjang rantai

karbon C12-C18 yang dipertukarkan ( ester metal menjadi alcohol lemak). Contoh :
lemak, minyak dan lilin, dari tumbuhan dan hewan seril sesoat dalam lilin erna
dan mirisi palmitat dalam lilin lebah.
2.2.2

Alkohol lemak sintesis (Synthetic Fatty alcohol)

Alkohol lemak ini diperoleh dari industri petrokimia, hidrolisis ester organik
dan penurunan ester. Contohnya antara lain olefin dan parafin.

2.3 Kegunaan Alkohol Lemak


Alkohol lemak digunakan secara luas pada industri :

Plasticizer (C6-C10)

Deterjen (C11 keatas)

Pengemulsi
Pelumas
Softener
Kosmetik
Surfaktan
Bahan anti basa
Produk antimediate
Parfum
Makanan sebagai anti oksidan

2.4 Proses Pembuatan Alkohol Lemak


2.4.1 Hidrolisis dari Lilin Ester
Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal
dari binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Namun sejak adanya
peraturan tentang larangan perburuan atas ikan paus, sumber dan metode ini tidak
lagi digunakan.
Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan NaOH
pekat diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun dan air yang terbentuk. Hasil
Sulingan (distilat) mengandung alcohol tak jenuh C16-C20. Untuk mencegah
terjadinya auto-oksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik..
Alkohol yang diperoleh mencapai yield 35 %. Produk utama terdiri dari : cetyl,
oceyl, dan alcohol arachidyl.
3

2.4.2

Reduksi Sodium dari Lemak dan Minyak

Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium
untuk memproduksi alcohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alcohol lemak yang
dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya
relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan
reaktan yang kompleks.
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert ditambah ester kering dan
alkohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit alkoksida dipecah dengan
pengadukan dalam air kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi. Penambahan
alkohol R' (sebaiknya alkohol sekunder), bertindak sebagai donor hydrogen.
Karena adanya reaksi samping, pemakaian sodium bisa jadi di atas 20% dari
kebutuhan stokiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan hidrokarbon
dan isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.
Proses ini digunakan sampai tahun 1950-an yang menghasilkan alkohol lemak
tak jenuh, terutama alkohol oleyl dari minyak sperma. Alkohol jenis ini sekarang
bisa diproduksi dengan proses hidrogenasi katalitik yang mengunakan bahan baku
murah.

2.4.3

Proses Ziegler Mengunakan Etilen

Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan alkohol
lemak natural. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses alfol dan proses
epal.
1. Proses Alfol
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut. Proses ini melalui lima tahap
yaitu :

Hidrogenasi
2 Al(CH2CH3)3 + Al + 1,5 H2

3 HAl (CH2CH3)

Etilasi
3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 3 AlCH2CH3)3

2/3 dari hasil proses ini direcycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya
langsung masuk ke reaksi perkembangan.

Reaksi perkembangan (Growth Reaction)


Oksidasi
Hidrolisa

2. Proses Epal
Proses ini mempunyai langkah langkah yang hampir sama dengan proses
alfol. Fleksibiilitas proses ini lebih besar dibandingkan dengan proses alfol.
Alkohol dan olefin yang terbentuk bisa dipasarkan. Namun modal dan
biaya yang dibutuhkan juga lebih besar, karena membutuhkan proses kontrol
yang lebih kompleks dan penambahan olefin dan alkohol rantai bercabang.
2.4.4

Proses Oxo Menggunakan Olefin

Proses oxo ( hidroformilasi ) terdiri dari reaksi antara olefin dengan campuran
gas H2 CO dengan katalis yang cocok. Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen
pada tahun 1938.
CH3
2 R -CH=CH2 + 2 CO + 2 H2 R- CH2 CH2-CHO + R-CH2OH
Yield olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan
bercabang. Proses oxo dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Proses klasik dengan mengunakan katalis HCo (CO)4
Langkah-langkah dalam proses klasik yaitu reaksi oxo, pemisahan katalis
dan regenerasi, hidrogenasi aldehid dan distilasi alkohol.
2. Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt korbonil-phosphine
Pada proses shell, alkohol diperoleh lagsung karena bagusnya aktifitas
katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak diperlukan lagi.
Kelemahan proses ini adalah adanya olefin yang hilang dari proses
3. Proses mengunakan katalis rodium

Pada proses yang menggunakan katalis rhodium dapat dilakukan pada P


dan T yang rendah, karena tingginya aktivitas katalis. Kelemahannya
adalah memerlukan biaya yang lebih tinggi karena mahalnya harga
rhodium.
Proses antara ketiga proses tersebut dapat di lihat pada tabel berikut :
Perbandingan

Proses oxo
Klasik

Katalis

Shell

Cobalt carbonil

Unio karbid

Cobalt carbonil

Rhodium carbonil

Phosphine

Phosphine

complex

complex

Konsentrasi katalis 0.1 1.0

0.5

0.001 0.1

Perbandingan

1.1 1.2

1.2 2.5

Excess Hidrogen

Temperature ( 0C )

150 -180

170 - 210

100 120

Tekanan (Mpa)

20 30

5 - 10

24

LHSV

0.5 1.0

0.1 1.2

0.1 0.25

Produk primer

Aldehid

Alkohol

Aldehid

Linearitas (%)

40 50

80 - 85

90 ( 0 Butanol)

CO2 : H2

2.4.5

Hidrogenasi Katalistik dari Asam Lemak dan Metil Ester

Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi alkohol lemak tak jenuh
pada skala besar. Katalis yang digunakan adalah kompleks dari Cu +2 dan Cu+3.
Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
RCOOCH3 + 2 H2
Metil ester + hidrogen
RCOOH

+ 2 H2

Asam lemak + hidrogen

RCH2OH + CH3OH ( dengan katalis CuCr )


Alkohol lemak + metanol
RCH2OH + H2O ( dengan katalis CuCr )
Alkohol lemak + air

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri besar
karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield yang
lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam lemak
dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan dasar
metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol lebih
tinggi. Dalam reaksi hidrogenasi dapat terbentuk.
RCH2COCOH + 2H2 ----------------> RCH2CH2OH + CH3OH
RCH2COOH + RCH2CH2OH ------> RCH2COOCH2CH2R + CH3OH
RCH2COOCH2CH2R + H2 --------> 2 RCH2OH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi
RCH2CH2OH ----------> RHC=CH2`
RCH=CH2 + H2 ---------> RCH2CH3 (parafin)
Fatty alcohol dengan bahan baku metil ester atau fatty acids

proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis


kelebihan hidrogen untuk mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai

jaminan reaksi esterifikasi dengan fatty acids


suhu reaksi 230 280oC
tekanan reaktor 200 300 bar
katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hidrogen panas
konversi dapat mencapai 91%.

Gambar 2.1 Skema Pembuatan Fatty alcohol Dari Metil Ester


2.4.6

Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak


7

Proses ini telah dikembangkan dan dipatenkan oleh Henkel KgaA. Proses ini
melalui dua tahap reaksi yaitu:
1. Esterifikasi alkohol lemak dan asa lemak menghasilkan ester dan air.
RCH2OH + RCOOH RCH2COOR + H2O
2. Hidrogenasi ester menghasilkan dua mol alkohol lemak
RCH2OH + 2H2 2RCH2OH
Proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami dapat diperoleh dari metil
ester atau asam lemak. Kedua metode ini memiliki persamaan dan sangat
kompetitif dibandingkan dengan metode lainnya. Secara umum proses pembutan
alkohol lemak secara langsung dari minyak dan lemak dapat dilihat pada gambar.
Kedua reaksi ini berlangsung simultan pada reaktor yang sama. Reaktor yang
digunakan adalah reaktor bertekanan tinggi yang berguna sebagai pemanas awal
bagi material umpan asam lemak dan katalis slurry; dan gas hidrogen yang
diumpankan secara terus menerus. Proses ini berlangsung pada kondisi P =30.000
KPa dan T = 2800C.

Gambar 2.2 Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak

Proses hidrogenasi langsung mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :


1. Menghasilkan produk samping bernilai tinggi gliserin yang justru mengalami
proses hidrogenasi lanjut menghasilkan propilen glikol yang bernilai rendah.
2. Komsumsi gas hidrogen yang cukup tinggi
3. Penggunaan katalis dalam jumlah besar
2.4.7

Proses Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi

Metil ester dapat diubah jadi alkohol lemak dengan cara hidrogenasi tekanan
tinggi dengan bantuan suatu katalisator. Pada Umumnya, katalisator khromit
tembaga yang digunakan. Katalisator khromit tembaga juga mengkonversi
manapun unsaturated dengan ikatan ganda, sehingga hanya alkohol lemak saja
yang terbentuk. Jika alkohol lemak tak terbungkus diinginkan. Suatu katalisator
zinc bearing khusus dipekerjakan. Proses hidrogenasi dilaksanakan pada tekanan
25.000-30.000 KPa dan temperatur 250-300 0C didalam suatu kolom berbentuk
pipa. Proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi ini terbagi 2 metode yaitu
suspension process dan fixed bed process
1. Suspension Process

Pada suspension process, katalis yang digunakan adalah slurry dari


sejumlah metil ester dan diumpankan bersama dengan sisa ester ke dalam reaktor.
Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 KPa dan temperatur
250-300 0C serta reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga pada proses ini
diperlukan kontrol temperatur sehingga mencegah terjadinya pembentukan
hidrokarbon yang tidak diinginkan. Di kolom, campuran didinginkan, gas
hidrogen dipisahkan dari alkohol (metanol). Gas hidrogen di recycle dan metanol
di alirkan ke unit metanol stripping dengan tekanan rendah lalu metanol di recycle
ke proses esterifikasi atau transferikasi. alkohol lemak kasar disaring dan
dipisahkan dari katalis.
Gambar 2.3 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester
Proses Suspensi
Proses:

Bahan baku yang digunakan adalah asam lemak dengan hidrogen

Katalis yang digunakan berbentuk slurry

Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan
temperatur 250-300 0C.

Reaksi yang terjadi:


RCOOH + 2 H2
Asam lemak

Hidrogen

RCH2OH

+ H2O ( dengan katalis CuCr )

Alkohol lemak

Air

10

Reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga pada proses ini


diperlukan kontrol temperatur sehingga mencegah terjadinya pembentukan
hidrokarbon yang tidak diinginkan.

Hidrogenasi terjadi di dalam reaktor suhu tinggi di mana bahan dipanaskan


terlebih dahulu.

Panas dari sisa campuran produk reaktor diperoleh dengan resikulasi gas
hidrogen pada alat penukar panas setelah satu produk dipisahkan dengan
dua tingkat pendinginan ekspansi.

Pada fase gas ( yang mengandung gas hidrogen, uap alkohol dalam jumlah
kecil dan reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator
(pemisah panas)

Campuran didinginkan lebih lanjut di separator pendingin, dimana uap


alkohol dan air hasil reaksi dikondensi dan dipisahkan. Kelebihan gas
hidrogen direcycle.

Alkohol cair yang berasal dari separator panas dipompakan ke flashdrum


dimana hidrogen dilarutkan direcycle dengan meningkatkan gas hidrogen.

Katalis dipisahkan dari alkohol lemak kasar dengan menggunakan


pemisah aktivitas dan resikulasi dengan alkohol lemak.

Ukuran fase clear dari pemisah sentrifugal adalah passed through yaitu
penyaring halus untuk memindahkan semua sisa suspensi padat hasil dari
produk (alkohol lemak kasar).

Untuk memurnikan alkohol lemak kasar dapat dilakukan dengan distilasi


lebih lanjut untuk menghilangkan hidrokarbon dan dapat mengalami
fraksinasi jika diinginkan.

2. Fixed Bed Process


Pada metode fixed bed process, hal yang membedakannya dengan
suspension process adalah katalisnya disesuaikan dengan reaktor yang digunakan.
Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik diuapkan

11

dengan gas hidrogen ( 2025 mol ) melalui suatu alat peak heater sebelum
dialirkan ke fixed katalis bed. Proses hidrogenasi dengan metode ini dilakukan
pada kondisi 20.000-30.000 Kpa dan temperatur 200-250 0C. Lalu campuran
didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan fasa cair. Pada fasa gas sebagian
besar merupakan gas hidrogen dan di recycle. Fasa cairan diekspansi pada flash
tank untuk menghilangkan metanol dari alkohol lemak.

Gambar 2.4 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester


Proses Fixed Bed
Pada metode fixed bed process, hal yang membedakannya dengan suspension
process adalah katalisnya fixed (tetap) dalam reaktor.

Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah ester dan hidrogen

Reaksi yang terjadi :


RCOOCH3
Ester

+ 2 H2
Hidrogen

RCH2OH

+ CH3OH

Alkohol lemak

Metanol

Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik
diuapkan dengan gas hidrogen ( 20 25 mol ) melalui suatu alat peak
heater sebelum dialirkan ke fixed katalis bed.

Proses hidrogenasi dengan metode ini dilakukan pada kondisi 20.00030.000 Kpa dan temperatur 200-250 0C.

12

Kemudian campuran didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan


fasa cair. Pada fasa gas sebagian besar merupakan gas hidrogen dan di
recycle.

Fasa cairan diekspansi pada flash tank untuk menghilangkan metanol dari
alkohol lemak.

Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi
Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu
dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat
untuk volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi dilain
sisi memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol
lemak mentah dan mengolah lagi metil ester.
Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang
banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang
dihasilkan dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu,
kualitas dari alkohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga
ditingkatkan ke tingkat yang sama dengan distilasi selanjutnya.
2.5 Metode Hidrogenasi Asam Lemak Lurgi
Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan hidrogenasi
secara langsung asam lemak menjadi alkohol lemak yang mengatasi efek kerugian
dari fatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan dua tahap
reaksi. Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan alkohol lemak
menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester untuk
menghasilkan 2 mol alkohol. Kedua reaksi terjadi secara simultan pada reaktor
yang sama. Volume yang besar pada alkohol lemak diedarkan kembali lebih dari
250 kali umpan asam lemak. Secara efektif mengurangi / mencairkan umpan,
asalkan untuk kondisi yang optimum untuk esterifikasi sempurna dan cepat.
Hidrogenasi terjadi pada / di dalam reaktor suhu tinggi di mana bahan dipanaskan
terlebih dahulu. Umpan asam lemak, peredaran alkohol lemak dengan katalis
sheried dan gas hidrogen adalah feed continuosly. Reaksi ini berlangsung kira-kira
30.000 KPa dan 2800C. Panas dari sisa campuran produk reaktor diperoleh lagi
13

dengan resikulasi gas hidrogen melalui alat heat exchanger setelah produk
dipisahkan melalui sebuah two-stage cooling-expansion system.
Pada fase gas (pada dasarnya gas hydrogen berlebih, low boiling alcohol dan
reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator ( pemisah panas ).
Campuran didinginkan lebih lanjut di cold separator, dimana the low boiling
alcohol dan reaksi air dikondensi dan dipisahkan. Kelebihan gas hidrogen
direcycle pada sistem.
Alkohol cair yang berasal dari hot separator dipompakan ke flashdrum dimana
hidrogen terlarut dilepaskan dan direcycle dengan meningkatkan gas hidrogen.
Katalis dipisahkan dari alkohol lemak mentah dengan menggunakan centrifugal
separator. Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk
mempertahankan aktivitas dan di recirculasi dengan alkohol lemak. Fase
penyelesaian dan sentrifugal separator adalah melalui polishing filter untuk
menghilangkan semua sisa dari solid yang didapat. Penghasilan alkohol mentah
undergoes distilasi selanjutnya untuk menghilangkan hidrokarbon dan mungkin
mengalami fraksinasi bila diinginkan.

Gambar 2.5 Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak Lurgi
2.6 Aplikasi Alkohol lemak
Fatty alkohol merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester asam
lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang
dikenal sebagai plasticizer range alkohol, dan C8-C12 sebagai detergen range
alkohol. Plasticizer range alkohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut yang

14

tinggi dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat. Esterfikasi dengan
polycarboxylic acid seperti phthalic anhydride menghasilkan plasticizer
khususnya untuk industri PVC. C12 C14 alkohol banyak digunakan sebagai
additif pelumas dan dalam pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18
fatty alkohol banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan cream,
lipstik, pasta, semir dan produk lainnya.
Plasticizer adalah senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk
menambah fleksibilitas dan workability-nya. Plasticizer diaplikasikan terutama
pada vinil resin seperti Polovinil Klorida (PVC). Di antara 300 jenis plasticizer
yang telah dikembangkan adalah DOP (Dioctyl Phthalate) yang paling banyak
digunakan. Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50 - 70 % dari toal
produksi plasticizer.Namun demikian, pemakaian DOP sebagai plasticizer PVC,
terutama yang diaplikasina pada food-drug packaging atau mainan anak - anak
mulai dipermasalahkan. Ini dikarenakan adanya migrasi senyawa aromatik
tersebut dari PVC dalam jumlah yang besar dan dapat menyebabkan timbulnya sel
kanker. Bahan plasticizer pengganti DOP dari turunan minyak sawit yang ramah
lingkungan.
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa
sifat/ properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja, ketahanan terhadap
panas (heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-temperature
resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat insulasi
(insulationproperties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance), etc(Eko
cahyono, 2010).
Berbagai plasticizer digunakan untuk tujuan-tujuan tersebut. Terutama phtalic
ester yang digunakan oleh banyak produk sebagai plasticizermultifungsi.Proses
pembuatan plasticizer dilakukan dengan proses Esterifikasi Fisher pada kondisi
tertentu dengan menggunakan bahan baku antara lain :komponen minyak sawit,
katalisdan senyawa alkohol. Hasil yang diperoleh kemudian dicuci dan dipisahkan
antara produk dan sisa asam dan katalis yang terbentuk selama proses hingga pH
normal. (Eko Cahyono, 2010)

15

Solusinya adalah membuat plasticiser dari bahan nabati khususnya dari minyak
sawit. Proses diawali dengan reaksi esterifikasi antara asam karboksilat turunan
minyak

sawit

dengan

diester atau monoester.

alkohol

linier

untuk

menghasilkan

Senyawa monoester atau diester yang

telah

senyawa
dibuat,

diformulasikan sabagai plasticizer primer dan sekunder. Plasticiser selanjutnya


dicampur dengan PVC untuk menghasilkan plastik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

16

1. Alkohol lemak adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak
yang dapat diperoleh secara alami maupun sintesis. Secara alami dapat
diproduksi dengan hidrogenasi langsung minyak dan lemak, hidrogenasi
metil ester atau asam lemak, hidrogenasi pada tekanan tinggi. Secara
sintesis alkohol lemak dihasilkan dengan metode : Hidrolisa ester (lillin)
atau wax ester dari lemak hewan ,Reduksi sodium dari lemak dan minyak,
Proses Ziegler dengan mengunakan etilen, Proses oxo mengunakan olefin.
2. Bahan baku pembuatan alkohol lemak yaitu metil ester atau asam lemak.
Pembuatan alkohol lemak biasanya menggunakan bahan baku metil ester
karena alkohol lemak yang dihasilkan lebih banyak.
3. Salah satu aplikasi alkohol lemak yaitu untuk plasticizer.

17

Potrebbero piacerti anche