Sei sulla pagina 1di 24

INACA

Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

INACA Executive Committee


President
Secretary General

: Emirsyah Satar
: Tengku Burhanuddin

: Wismono Nitidihardjo
: Muchtar

Research
Finance/Administration

Anggota INACA
Members of INACA

Chairman, Scheduled Flights : Syafril Nasution


Vice Chairman, Safety, Security and Environment :
Capt. Novianto Herupratomo
Members :
Setyo W, Budi Tanjung, Harry Priyono
Vice Chairman, Commercial :
Hasudungan Pandiangan
Members :
Edward Sirait, Aditya Wardhana, Devi Yanti,
Dexter Leopard, Jafrie Arief
Vice Chairman, Technique & Operation :
Hotman Pangaribuan
Members :
Soerjanto Tjahjono, Gustafeni, Zas Antemas
Vice Chairman, Finance & Human Resources :
Nadia Hasanuddin
Members :
Risa R. Kusuma, Guder Widodo, Hanif B.S.
Vice Chairman, Cargo :
Akbar Masmardi
Members :
Yose Rizal, Prijastono Purwanto, Sukirno

Chairman, Non-Scheduled Flights :

Bayu Sutanto

Vice Chairman, Safety, Security and Environment :


Capt. Nugroho Dahlan
Members :
Gatot Purwoko, Yosarizal, Mulyono
Vice Chairman, Commercial :
Budi Tutuko
Members :
Donny Armand, Muhammad Amin,
Eko Budi G
Vice Chairman, Technique & Operation :
Capt. Hendra Zayadi

Annual Report INACA 2009


3 | I N A C A
3 | I N A C A

Members :
Sadoko Bijoyo, Dedi, Thomas
Vice Chairman, Finance & Human Resources3: |
3 | I N A C A
IG Bambang Narayana
Members :
Dave Wattimena, Dian Nasution,
Achmad Syarifuddin

I N A C A

Editor: Arifin Hutabarat


Research: Wismono Nitidihardjo
Published by : INACA, Jakarta
The statistical data used and processed to prepare this Annual Report,
have come from Transportation Ministry office, Central Bureau of Statistics
and from different institutions in addition to that of INACAs research.
There are few of incomplete original data found, some are unavailable,
however, we have cultivated them through maximum effort to make it close
to accurate.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

CONTENTS

DAFTAR ISI
Sambutan dari Pengurus

45

Messages from the Boards

Tahun 2010

The Year 2010

Rute Penerbangan

Routes

Penerbangan Tidak Berjadwal

Non-scheduled flights

Armada

9-10

The Fleet

Pajak dan perizinan

11

Tax and licence

Avtur

11

Avtur

Evolusi Tataniaga

12

Business Evolution

Kargo

13

Cargo

Produksi Nasional

14

National Production

Kinerja Anggota

15

Members Performances

Kegiatan INACA

1617

Melewati Dampak Krisis Ekonomi Dunia


Rapat Umum Anggota

INACA Activities

18

Overcoming the global ecocomic crisis

1920

Members General Meeting

Prasarana

21

The Infrasructure

Musim Khusus

22

Special Seasons

Outlook

23

Outlook

Pimpinan Perusahaan

President/CEO of Corporate

Anggota :

Members :

Scheduled Airlines:
Cardig Air: Boyke Soebroto u Deraya Air Service: Aty Boedi Milyarti u Dirgantara Air Service: Hotman Pangaribuan
Garuda Indonesia: Emirsyah Satar u Indonesia Air Transport: Syafril Nasution u Kartika Airlines, Odang Kariana
Lion Mentari Airlines: Rusdi Kirana; Mandala Airlines: Diono Nurjadin u Merpati Nusantara Airlines: Sardjono J. Tjitrokusumo
Metro Batavia: Yudiawan Tansari u Sriwijaya Air, Chandra Lie u Trigana Air Service: Rubiyanto u Riau Airlines: Teguh Triyanto
Indonesia AirAsia: Capt Dharmadi u KAL Star Aviation: Andi Masyhur
Travel Express Aviation Service: Tommy Limbunan

Non-scheduled Airlines:
Airfast Indonesia: Irma Reuneker u Travira Utama: Rizwan Halim u Ekspress Transportasi Antar Benua: Ari D. Singgih
Air Pacific Utama: A. Toos Sanitioso u National Utility Helicopters: Didit Budiarto u Penerbangan Angkasa Semesta: Surja
Transwisata Prima Aviation: Maxwell Armand u Intan Angkasa Air Service: Carl Albillot u Aviastar Mandiri: Donardi Rachman
Pura Wisata Baruna: Yusak Hendrasatria Wibawa u Asi Pudjiastuti Aviation: Susi Pudjiastuti u Sky Aviation: Krisman Tarigan
Jhonlin Air Transport: Dudy Purwagandhi u Enggang Air Service: Donny Armand u Pegasus Aviation: Kabul Ruswanto
Derazona Air Service: Aty Boedi Milyarti u Eastindo: P. Daritan u Gatari Air Service: Ahmad Syarifudin (Act. Dir.)
Pelita Air Service: Andjar Wibawanun u Sabang Merauke Raya Air Charter: Budi Tutuko
Survai Udara Penas: Robby E. Quento

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Dengan
37 Anggota

Pertumbuhan untuk
Ekonomi Bangsa

eluruh maskapai penerbangan komersial ber


jadwal sejumlah 17 dan yang tidak berjadwal
sebanyak 20, sudah tergabung dalam INACA.
Dengan total 37 anggota ini maka organisasi INACA
menempati posisi yang kian strategis di tengah ke
giatan ekonomi Indonesia.
Annual Report 2010 ini menyajikan data infor
masi yang strategis, dengan pemilihan dan pemila
han sampai cara penyajian materi dalam buku ini, Tengku Burhanuddin
tentu saja menjalani perubahan dibandingkan laporan tahun-tahun sebelum
nya. Untuk semakin efisien dan effektif.
Kita telah melampaui dua tahun yang kritis akibat krisis keuangan dunia
tahun 2008-2009, dan tahun 2010 bahkan telah memberikan pertanda akan
pertumbuhan yang berkesinambungan.
Organisasi ini memantau setiap perkembangan bisnis penerbangan dan
mengkomunikasikannya dengan segenap anggota dan stakeholders.

ahun 2010 membuktikan lagi pertumbuh


an jumlah penumpang dan kargo di Tanah
Air meningkat dengan meyakinkan. Di
dalam negeri operator nasional yang berjadwal
mengangkut 51.775.656 penumpang dibanding
kan 43.808.033 tahun sebelumnya. Pada rute inter
nasional, jumlah penumpang mencapai 6.614.937
dibandingkan 5.004.056 tahun 2009.
Tingkat pertumbuhan penerbangan komersial Emirsyah Satar
di Indonesia masih menduduki peringkat ke tiga di dunia, setelah China dan
India.
Di dalam negeri, bertambah adanya dua perusahaan penerbangan
berjadwal.
Berbagai aspek perkembangan pada bisnis ini kami suarakan, tujuannya
sesuai dengan salah satu tujuan organisasi ini: membangun jajaran perusahaan
penerbangan nasional yang tangguh, mendukung pembangunan dan pertum
buhan ekonomi nasional.

Sekretaris Jenderal INACA

INACA with
37 Members

Ketua Umum INACA

Growth for
the Nations Economy

ll the 17 commercial scheduled airlines and 20 non-scheduled airlines have


been joined in INACA. With a total of 37 members the INACA organization
plays a role in increasingly strategic position amidst Indonesias economic
activities.
This Annual Report 2010 presents data that constitutes strategic information.
The way in selecting and sorting through to the way of presenting the material in
this book, of course, have undergone changes compared to previous years reports.
It is for more efficient and effective.
We have exceeded the critical two years related to world financial crisis in
2008-2009, and in 2010 even gave a sign of sustained growth.
This organization monitor every development of aviation business and
communicate it with all members and stakeholders.

he year 2010 convincingly proved more growth in the number of passengers


and cargo in the countrys aviation business. On the domestic routes the
scheduled national carriers transported a total passengers of 51,775,656
in 2010 compared to 43,808,033 of the previous year. On international routes,
passenger numbers reached 6,614,937 compared to 5,004,056 of 2009.
The growth rate of commercial aviation in Indonesia remained ranked third in
the world, after China and India.
In 2010 there have been additional two new operators as scheduled airlines.
We at INACA publicly represent the industry to voice out various aspects of
developments in this business, it is with the purpose in accordance

President INACA
Secretary-General INACA

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Menggairahkan
Masyarakat untuk Terbang

Penerbangan
Tidak Berjadwal

elama satu dasawarsa terakhir, usaha


penerbangan nasional berjadwal telah
menunjukkan peran yang sangat pro
aktif dalam menciptakan strategi, taktik, dan
pendekatan-pendekatan bisnis yang pada inti
nya, telah membangun gairah masyarakat untuk
semakin banyak yang mampu menggunakan jasa
angkutan udara.
Menutup tahun 2010 dan mengawali dasawarsa Syafril Nasution
baru ini, kita memasuki tahap baru lagi. Sebagian anggota mempersiapkan
diri masuk ke bursa saham; terus menambah dan meremajakan pesawat; dan
mulai menambah rute luar negeri jarak pendek dan medium.
Pasar di dalam negeri tampak tetap akan tumbuh. Yang membayangi ada
lah faktor luar antara lain kenaikan harga avtur dan fluktuasi kurs dollar. Jika
harga avtur berlaku diatas Rp 10.000 selama tiga bulan berturut-turut maka
fuel surcharge akan dikenakan lagi pada konsumen. Situasi sedemikian akan
berpotensi menahan tingkat laju pertumbuhan industri aviasi. Syukurlah,
tahun 2010 situasinya stabil.

etika perekonomian nasional kita bertum


buh rata-rata per tahun antara 4 sampai 6
persen selama dasawarsa yang lalu, tingkat
pertumbuhan investasi modal dalam negeri dan
modal asing, telah membawa dampak pada kebu
tuhan layanan penerbangan yang khas diperlukan
oleh para pebisnis dan investor. Yaitu penerbangan
tidak berjadwal tetap, termasuk penerbangan
charter. Juga, kebutuhan layanan ke tempat tujuan Bayu Sutando
penerbangan yang berada di luar bandara-bandara yang dilayani oleh pener
bangan berjadwal tetap. Termasuk ke remote area, kawasan pertambangan,
pegunungan, kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, sampai kawasankawasan lepas pantai.
Sebanyak 20 maskapai nasional bergerak di sektor layanan tersebut dan
kini menjadi anggota penuh di INACA. Buku Laporan ini akan menggambarkan
perkembangan tahun 2010, dan kami percaya, tahun 2011 akan dijalani juga
dengan pertumbuhan positif.

Ketua
Penerbangan Tidak Berjadwal INACA

Ketua
Penerbangan Berjadwal INACA

To excite
the Communities to Fly

ver the last decade, the national scheduled airlines have demonstrated a
very pro active role in creating the strategy, tactics, and approaches to
its core business, that eventually has built a passionate community to be
more capable of using air transport services.
Closing the year 2010 and started the new decade, we are entering a new
phase again. Some members prepare for entry into the stock market; some others
continue to increase and rejuvenate their planes, and commenced adding foreign
routes on short and medium haul.
The domestic market appears to be growing significantly. The threat if any, has
come from outside factors such as rising fuel prices and the dollar exchange rate
fluctuations. If the prevailing fuel price cost above Rp 10,000 for three consecutive
months then the fuel surcharge will be charged again to consumers. Such a situation would potentially restrain the rate of growth of aviation industry. Thankfully,
in 2010 the situation was stable.

Chairman
Scheduled Airlines INACA

Non Scheduled
Flights

s our national economy grow on an average per year between 4 to 6 percent during the past decade, and the growth of domestic and foreign capital investment, have created the needs on a typical flight service required
by businessmen and investors. That need includes scheduled as well as charter
flights. Also, services needed for destinations outside the airports that have been
served by scheduled flights. That would cover services to remote areas, mining
areas, business activities in mountains, forest, plantation, agriculture, fishery, to
offshore areas.
There is a total of 20 national airlines engaged in non-scheduled services sector
that now have become full member in INACA. This book will describe the development taking place in 2010. We believe 2011 will run as well with positive growth.

Chairman
Non Scheduled Airlines INACA

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Tahun 2010

The Year 2010

Performance of the airline industry nationally in 2010 returned to impress


Kinerja industri penerbangan secara nasional tahun 2010 kembali menon
its dual impact on increasing the economic and social activity. Scheduled airlines
jolkan dampak gandanya pada kegiatan ekonomi sosial yang kian bertambah
throughout 2010 domestically carried passengers of 51,775,656 as compared to
maju. Penerbangan berjadwal sepanjang tahun 2010 mengangkut di dalam
43,808,033 the previous year. On international routes, the number of transported
negeri 51.775.656 penumpang dibandingkan jumlah 43.808.033 tahun
passengers reached 6,614,937 compared to 5,004,056 tof 2009. Passenger load
2009. Pada rute internasional, jumlah yang diangkut mencapai 6.614.937
factor of domestic flights fell slightly from 82% (2009) to 81.73% (2010). The
penumpang dibandingkan 5.004.056 tahun sebelumnya. Passenger load factor
volume of air freight business
penerbangan domestik turun
soared 114% domestically and in
sedikit dari 82% (2009) men Scheduled Flights on Domestic Routes by National Airlines
international flights grew 71.1%
jadi 81,73% (2010). Jumlah

2010
2009
Growth
all compared to that of 2009.
freight penerbangan domes
Passenger carried (people) 51.775.656
43.808.033
18.1%
The increase also recorded in
tik meningkat tajam 114%
number of aircraft departures of
dan penerbangan interna
Freight carried (tons)
749.203
350.222
114%
both domestic and international
sional 71,1% dibandingkan
Seat Load Factor (%)
81,73
82
routes.
tahun 2009.
Aircraft departure (number) 417.717
390.554
7.0%
Ticket sale prices are relatively
Demikian pula terjadi
stable throughout the year with a
peningkatan jumlah ke
berangkatan pesawat, baik Scheduled Flights on International Routes by National Airlines stable price of aviation fuel and the
tendency of strengthening Rupiah
di rute dalam negeri maupun
2010
2010
2009
Growth
against dollar. Towards the end of
luar negeri.
2010, indeed, there were indicaHarga tiket sepanjang
Passenger carried (people) 6.614.937
5.004.056
32%
tions of oil price hiking tendency in
tahun relatif stabil dengan
Freight carried (tons)
79.549
46.485
71.1%
world markets, but has no effect to
harga avtur yang stabil dan
Seat Load Factor (%)
72.18
71.44
change the prices of ticket sales in
kecenderungan penguatan
Aircraft
departure
(number)
50.793
42.870
18.5%
the country.
mata uang Rupiah terhadap
National economic growth
Dolar. Menjelang tutup ta
in a range of six percent also encourage increased passenger numbers. Based
hun 2010, memang, muncul indikasi mulai terjadinya kenaikan harga minyak
on empirical experience, there is estimated every 1% GDP growth will create an
di pasar dunia, tapi tidak berpengaruh mengubah harga-harga penjualan tiket
increase in the number of new passengers with about 2 to 2.5%.
di dalam negeri.
The scheduled airlines welcoming two new companies that made a total
Pertumbuhan ekonomi nasional yang berkisar enam persen juga men
number of 16, while the 20 non-scheduled airlines have entirely become INACA
dorong peningkatan jumlah penumpang. Berdasar pengalaman empiris, ada
members. Some members prepare to carry out an IPO (Initial Public Offer) in early
estimasi tiap 1% pertumbuhan GDP akan menciptakan penambahan jumlah
2011, of which two airlines intend to do it within 2011.
penumpang baru sekitar 2 sampai 2,5%.
On the other hand there are airlines who were forced to cease operations for a
Perusahaan penerbangan berjadwal bertambah dua perusahaan menjadi
while yet ready to process the requirements to get back flying.
16, sementara itu 20 perusahaan penerbangan tidak berjadwal sepenuhnya
telah menjadi anggota INACA. Beberapa anggota mem
persiapkan diri untuk melaksanakan IPO pada awal tahun
2011, di antaranya dua maskapai bermaksud melaksana
kan IPO pada tahun 2011.
Di lain sisi memang terdapat airlines yang terpaksa
berhenti operasi untuk sementara namun bersiap mem
proses persyaratan untuk bisa kembali terbang.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Tahun 2010

The Year 2010

Musim puncak traffic tetap terjadi pada periode minggu Lebaran dan
Traffic peak season still occurs in the weeks period of Moslem Idul Fitri (popuNatalTahun Baru di akhir tahun, ketika terjadi penambahan kapasitas tem
larly called Lebaran) and ChristmasNew Year at the end of year, when there is
pat duduk berkisar 10% dari kapasitas biasa, pada beberapa rute tertentu di
need for additional seat capacity ranging about 10% of normal capacity, on some
dalam dan luar negeri. Selain itu musim puncak berlaku pada periode minggu
specific routes at home and for overseas. It also applies to the weeks period of Chitahun baru China yang disebut Imlek, yang mendorong operator menambah
nese New Year that is called the Lunar New Year, which encourages operators to infrekuensi kendati tak sebanyak seperti Lebaran dan NatalTahun Baru.
crease trequency though not as much as Idul Fitri and Christmas-New Year season.
Pada musim-musim puncak
During such peak weeks the ticket
tersebut harga penjualan tiket pada Domestic Scheduled Flights
selling price generally rose to near the
umumnya naik mendekati batas
maximum limit of applicable tariff.
Description
2005-2009
2008-2009
2009-2010
tarif maksimum yang berlaku. Tarif
The maximum price is set based on the
Passengers carried
10.9%
17.1%
18.1%
maksimum ditetapkan berdasarkan
stipulation made by the government.
penentuan oleh pemerintah.
In the midst of national economic
Aircraft departure
3.2%
14.5%
7.0%
Di tengah stabilitas ekonomi
stability with growth, where the
Freight carried
11.3%
15.8%
114%
nasional dengan pertumbuhan, di
production cost and selling price
mana biaya produksi dan harga jual
of ticket held relatively steady, the
International
Scheduled
Flights
tiket berlangsung relatif stabil, terja
number of passenger of scheduled
Description
2005-2009
2008-2009
2009-2010
di pertumbuhan jumlah penumpang
airlines in the country grew at about
penerbangan berjadwal di dalam
same rate as the previous year, 17%,
Passengers carried
13.2%
21.2%
32%
negeri meningkat sama seperti
although concurrently the number of
Aircraft departure
10.4%
14.1%
18.5%
tahun sebelumnya, sekitar 17%,
aircraft departure increased by only
Freight carried
-3.7%
9.5%
71.1%
kendati jumlah pemberangkatan pe
seven percent. This shows it is due to
nerbangan meningkat hanya tujuh
more use of larger capacity aircraft.
persen. Ini disebabkan penggunaan pesawat yang berkapasitas lebih besar.
Freight increase in domestic flights has been very high at 89.8% growth
Freight di dalam negeri tumbuh tinggi sekali 89,8% di atas capaian ta
over the achievements of 2009. Air Freight transport seemed to be entering
hun 2009. Angkutan freight tampak sedang memasuki fase baru dengan
a new phase with the growth of very high. This seems in line with the
pertumbuhan sangat tinggi. Ini tampak seiring dengan adanya penambahan
addition of freighter aircraft put in the fleet of air cargo transportation.
pesawat freighter pada armada angkutan kargo udara.
Remarkable growth of 32.7% achieved in international scheduled airline
Luar biasa pertumbuhan 32,7% jumlah penumpang penerbangan berjadwal
passenger numbers (2010 compared to 2009), has related with the addition of
internasional (2010 dibandingkan 2009), ini sehubungan dengan penambahan
new routes and increased trends of passenger in the region and Australia. In 2009
rute dan peningkatan penumpang di kawasan regional dan Australia. Tahun
passenger numbers recorded 21.2% growth over 2008. This is in line with the
2009 pertumbuhannya 21,2% di atas tahun 2008. Ini sejalan dengan pe
increase of aircraft departures in 2010 which grew 16.5% higher than in 2009.
ningkatan pemberangkatan pesawat tahun 2010 yang tumbuh tinggi 16,5%
Over the last five years (20052009) average growth rate per year registered at
dibandingkan tahun 2009. Selama lima tahun terakhir (20052009) pertum
10.4%.
buhan rata-rata per tahun berada di tingkat 10,4%.

Number of Passenger Carried


by Scheduled Flights on International Routes

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

The Year 2010

Tahun 2010

Peningkatan tajam tonase freight satu tahun terakhir terjadi di rute


A sharp increase occurs in freight tonnage in the latest one year on international
internasional. Yaitu melonjak 71,1% di atas volume tahun 2009, padahal tahun
routes. It jumped 71.1% above the volume in 2009, whereas in 2009 it increased
2009 meningkat hanya 9,5% dari tahun sebelumnya,
only 9.5% from the previous year, whereas during the
dan selama lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan Jumlah total penjualan avtur oleh Pertamina dalam
last five years the average growth per year was recorded
juta kilo liter sebagai berikut:
per tahun tercatat bahkan minus 3,7%.
even minus 3.7%.
Total Avtur sold by Pertamina in millions kilolitres:
Ada operator yang mengalihkan prioritas sasaran
There is operator who shifted the priority target

Year
Volume
Growth
in%
pasar dari tadinya mengutamakan pasar di dalam
market from domestic market to international markets.
2006
2.4
negeri ke pasar internasional. Sementara itu operator
Meanwhile, the operator who has attained the highest
yang telah mencapai peringkat tertinggi dalam jumlah
rank in the number of passengers in the country, begin
2007
2.5
4
penumpang di dalam negeri, mulai menambah operasi
to add operations abroad both on short and on medium
2008
2.6
4
ke luar negeri baik short routes maupun medium haul.
haul routes.
2009
2.8
7.6
2010

3.1

Rute Penerbangan
Rute dalam negeri yang dilayani oleh operator anggota INACA dengan
penerbangan berjadwal mencakup kota-kota berikut ini:

10.7

Flight routes
Domestic routes served by scheduled airlines of INACA members comprise of
the following cities:

Ambon Mataram Jakarta Banda Aceh - Balikpapan Bandung Banjarmasin Batam Baubau Bengkulu Berau Biak Bima
Buli Denpasar Dumai Fak Fak Gorontalo - Gunung Sitoli Matak Medan Jambi Jayapura Kaimana Kendari Ketapang
Kotabaru Kupang Labuhan Bajo - Luwuk Makasar Malang Manado Manokwari Maumere Melonguane Nabire Naha
- Natuna Nunukan Padang Palangkarya Palembang Palu - Pangkal Pinang Pangkalan Bun Pekanbaru Pontianak Samarinda Sampit Semarang Solo Sorong Sorong Surabaya Tahuma Tanjung Karang Tanjung Pandan Tanjung Pinang
Tanjung Pandan Tanjung Pinang Tarakan Ternate - Timika - Tobelo Tual Yogyakarta Waingapu

Rute luar negeri penerbangan berjadwal melayani kota-kota: Amsterdam,


Dubai, Jeddah, Riyadh, Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Ho Chi Minh City,
HongKong, Guangzhou, Beijing, Shanghai, Seoul, Penang , Davao, Kuching,
Jeddah, Riyadh, Macau, Ipoh, Malaka, Dili, Sydney, Melbourne, Darwin, Perth.

Penerbangan Tidak Berjadwal


Penerbangan tidak berjadwal
ada yang diselenggarakan oleh
perusahaan penerbangan yang
merangkap sebagai penerbangan
berjadwal dan penerbangan
charter, ada yang khusus
penerbangan charter saja, ada
yang termasuk sebagai operator
melayani penerbangan perintis
yang disubsidi oleh pemerintah.

International routes on service by scheduled airlines include the following cities:


Amsterdam, Dubai, Jeddah, Riyadh, Kuala Lumpur, Singapore, Bangkok, Ho Chi Minh
City, Hong Kong, Guangzhou, Beijing, Shanghai, Seoul, Penang, Davao, Kuching,
Jeddah, Riyadh, Macau, Ipoh, Malacca, Dili, Sydney, Melbourne, Darwin, Perth.

Non Scheduled Flights


Some of non scheduled flights
are operated by airlines which
have double function as a sche
duled and charter flights, in addition to companies specializing in
charter flights operation, and there
are operators serving the aviation
route pioneers that are specifically
subsidized by the government.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

The Year 2010

Tahun 2010
Operator yang merangkap sebagai scheduled dan charter flights, melayani
commuters ke remote area kawasan pertambangan minyak, batubara, aneka
tambang, pariwisata dan lain-lain.
Tahun 2010 secara keseluruhan tercatat adanya 28 non-scheduled airlines
di Indonesia, sebagian besar melayani angkutan
charter dan kargo.
Perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi,
pertambangan, umumnya memberikan kontrak
bisnis angkutan charter untuk 10 tahun, sedang
kan kontrak yang disubsidi oleh pemerintah dalam
melayani rute penerbangan perintis berlaku setiap
tahun demi satu tahun.
Penerbangan tidak berjadwal juga tetap terbuka
berbisnis dengan kalangan travel agents, angkutan
kargo, dan angkutan bagi para top executives. Para
executives memerlukan pesawat kecil untuk terbang
dan menghindar dari kemacetan lalu lintas di darat,
maka mereka menggunakan helikopter dari maskapai penerbangan charter.

Armada
Tahun 2010 berlangsung peningkatan jumlah armada rata-rata tiga pesa
wat per bulan, atau secara akumulatif penambahan armada nasional rata-rata
36 pesawat per tahun. Situasi itu membawa INACA meminta perhatian pada
pemerintah mengenai perlunya penambahan kapasitas bandar udara, pen
gelolaan slot time dan pelayanan ATC yang berada di bawah instansi pemerin
tah, selain penambahan tenaga pilot. Juga kaitannya dalam hal menyongsong
dampak akan berlakunya ASEAN Open Sky tahun 2015.
Pesawat-pesawat baru yang sudah dan sedang akan
bertambah terus terdiri atas tipe B737-800, B-737-900ER,
A330-200 dan tipe MA-60, selain pesawat-pesawat non-jet
seperti Caravan, ATR, dan lain-lain.

Operators who carry out scheduled cum charter flights business fly in commuters into remote areas such as the mining area of oil, coal, various mining, tourism
and others.
In 2010 overall record of 28 non-scheduled airlines in Indonesia mostly were
serving charter flights and cargo transport.
Oil and gas as well as other mining companies
generally offer business contracts towards charters
flights for 10 years commitment, whereas the contract made by the government to operator serving the
aviation pioneer routes apply by every one year.
Non scheduled flights are also still open to
do business with travel agents, cargo transportation, and air transportation for those of business top executives. The executives require small
planes to fly and avoid the traffic jams on land,
then they would use helicopter of charter airlines.

The Fleet
Year of 2010 has seen an increase in the number of aviation fleet averagely
three aircraft per month, or cumulatively average of 36 aircraft per year. Such
progress has brought INACA to draw attention from government about the need
for additional airport capacity, time slot management and ATC services under government agencies, besides the necessary addition of pilot. Also related in terms of
impact of ASEAN Open Sky that was scheduled to be effective by 2015.
The new planes that have been and are going to be on the increase consisted of
type B737-800, B-737-900ER, A330-200 and MA-60 type, in addition to non-jet
aircraft such as the Caravan, ATR, and others.

10

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Pada penerbangan tidak berjadwal, ada perusahaan yang telah meng


operasikan 16 armada pesawat kecil yang berfokus melayani remote area
di mana banyak aktifitas komunitas nelayan di pantai-pantai dan meng
angkut kargo perikanan untuk pasar ke luar negeri. Operator ini akan menjadi
maskapai yang terbanyak menggunakan Cessna Caravan sebanyak 23 pesawat,
di antaranya 17 sedang dalam pesanan.
Seluruh armada udara yang terdaftar dari perusahaan angkutan udara
niaga berjadwal di tahun 2010 berjumlah 334 pesawat, dari jumlah itu yang
dioperasikan pada posisi Desember 2010
adalah 295 pesawat.
Jenis dan tipe pesawat udara berjadwal
yang beroperasi secara keseluruhan di tahun
2010 pada posisi bulan Desember, terlihat
pada daftar di sebelah ini.

On the non-scheduled flight operation, there is company that had been


operating 16 small aircraft serving remote coastal destinations which are centers
of certain activities like fishing and fishery communities for transporting cargo
aimed for export. This operator tends likely to be a largest airline using Cessna
Caravan as many as 23 aircraft, of which 17 are presently in order.
All entire fleet of aircraft listed by scheduled commercial air transport companies in 2010 totaled 334, of which 295 aircraft are reported effectively operated in
December 2010.
The aircraft types operated by scheduled
airlines as registered in December 2010 can be
seen on this list.

Fleet in Operation
by All Sheduled Airlines
per December 2010

Aircraft Type

Number of Aircraft

B737-800
B737-500
B737-400
B737-300
B737-200
B737-200 C
B737-900ER
B747-400
B727-200
B-733 F (cargo)
MD-90
MD-80
A-319
A-320
A-330-300
A-330-200
ATR-42
ATR-72 (combi)
ATR-72
Dash-7
BN-2A
Dornier
Dash-8
ATR-72-500
Beechcraft
Bae 146-200
DHC 6
C-212
F-100
F-50
MA-60

40
7
41
34
18
2
43
4
2
1
2
5
4
22
6
6
7
1
2
2
2
5
2
8
2
2
5
2
1
1
4

Source:
Buku Statistik Angkutan Udara 2010

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Tahun 2010
Pajak dan Izin-izin
Tahun 2010 INACA memperjuang
kan lagi untuk dihapuskannya double
taxation yang masih berlaku, yakni pajak
terhadap pengadaan dan pengoperasian
pesawat. Dan, perlunya dibatasi pe
ngeluaran izin usaha penerbangan baru,
seraya lebih mengefektifkan pelaksanaan
UU No. 1/2009 tentang Penerbangan.
AOC dari tiga perusahaan pener
bangan berjadwal, dan tiga perusahaan
penerbangan tidak berjadwal telah di
cabut, karena tidak bisa lagi memenuhi
ketentuan perundangan yang belaku.

Avtur
Relatif stabilnya biaya produksi dan harga jual tiket
sepanjang tahun 2010, berkaitan dengan stabilnya harga
avtur.
Penjualan total volume avtur oleh Pertamina di tahun
2010 memang meningkat tajam dibandingkan tingkat per
tumbuhan tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, Pertamina menambah lagi bandara yang
dilayani di dalam dan luar negeri dalam menye
diakan avtur, sehingga selama tahun 2010 telah
men-supply avtur di 56 bandara seluruh Indonesia,
dan di 22 negara di luar Indonesia. Namun secara
keseluruhan supply-nya berjumlah 1,2 % dari kon
sumsi sedunia yang berjumlah 260 juta kilo liter.
Menjelang akhir tahun 2010, harga avtur ber
gerak naik. Terhadap tahun 2009, dimana harga
avtur untuk wilayah Indonesia
Barat berkisar Rp7.000 per liter
dan untuk wilayah timur Indo
nesia berkisar Rp7.800 per liter,
telah terjadi kenaikan yang cu
kup signifikan. Kenaikan harga
avtur itu telah mengakibatkan
kenaikan biaya komponen
lainnya dalam perhitungan to
tal biaya operasional airline.
Sebelumnya, Pertamina
sebenarnya mengimpor seki
tar 300 ribu barrel per bulan
untuk memenuhi kebutuhan
penjualan di dalam negeri.

11

The Year 2010


Taxes and licenses
INACA again in 2010 struggles for
the abolition of existing double taxation
namely the tax on provision and operation
of aircraft. And, the need for restriction on
new permit for aviation business license,
while further streamline the implementation of Law no. 1/2009 on Aviation.
AOC (Air Operator Certificate) of three
scheduled airlines, and three of nonscheduled airlines were revoked in 2010,
because they could no longer comply with
legislation in force.

Avtur
Relatively stable production costs and
ticket prices throughout 2010 had been
related to aviation fuel price stability.
Total sales volume of aviation fuel
by PT Pertamina in 2010 had increased
sharply compared to growth rates of previous years.
In addition, Pertamina had added
more airports at home and abroad for location to supply
aviation fuel, so that during the year 2010 aircraft fueling
and refueling are served at 56 airports throughout Indonesia, and in 22 countries outside Indonesia. But overall its supply amounted to 1.2% of world consumption, amounting to
260 million kiloliters.
Approcahing the end of 2010, aviation fuel prices move
up. Towards the year 2009, when the price of aviation fuel
in Western part of Indonesia ranged Rp7.000 per liter
and for the eastern region of
Indonesia ranges Rp7.800 per
liter, there has been a significant increase. The increase of
avture fuel price have resulted
in rising costs of other components for the calculation of
total airline operating costs.
Previously,
Pertamina
actually imported approximately 300 thousand barrels
per month to meet the needs
of sales in the country.

12

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Tahun 2010
Konsumsi avtur terbesar adalah di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, yang
memerlukan 42 % dari volume keseluruhan se Indonesia.
Tetapi harga avtur di Jakarta berbeda besar daripada harga avtur di
Singapura.
Salah satu dampak ganda dari
industri penerbangan jelas terlihat
pada bisnis avtur Pertamina. Tahun
2010 total nilai penjualannya men
capai Rp 21 triliun (US$ 2,39 miliar),
meningkat sebesar Rp 5 triliun di atas
nilai hasil tahun 2009 yang Rp 16
triliun. Itu dengan perhitungan dasar
harga minyak US$ 80 per barel dan
nilai tukar Rp 8.900 per USD. Ratarata per hari men-supply dan refueling
avtur untuk lebih dari 1.400 pesawat.
Ditargetkannya 3,33,4 juta
kiloliters akan terjual tahun 2011. Ta
hun 2010 dijualnya 3,3 juta kiloliters.

Evolusi Tataniaga

The Year 2010


The biggest consumption of aviation fuel is in Soekarno-Hatta airport, Jakarta,
which requires 42% of overall volume across Indonesia.
But fuel price in Jakarta has been in relatively higher difference than the price
of aviation fuel in Singapore.
One of multiplier impact of
aviation industry clearly visible
on the aviation fuel business
carried out by Pertamina. In
2010 its aviation fuel total
value of sales reached Rp 21
trillion (U.S. $ 2.39 billion),
an increase of Rp 5 trillion
over the 2009 value of tRp 16
trillion. Thats the based on
calculation of oil price of U.S. $
80 per barrel and the exchange
rate of Rp 8900 per U.S. dollar.
Average per day of fuel supply and refueling recorded
for more than 1400 aircraft.
Pertamina set a sales target of 3.4 million kiloliters in 2011. In 2011 it sold 3.3
million kiloliters.

Tataniaga penerbangan komersial di Indonesia pun telah mengikuti evolusi


bisnis penerbangan yang terjadi di dunia. Selain munculnya Low Cost Carrier
Evolution of Trading System
(LCC) dan banyak penerbangan menerapkan no-frill flights, evolusi terutama
berlangsung pada sistem pemasaran dan distribusi. Teknologi informasi telah
Trading system in commercial aviation in Indonesia have also followed the
dioptimalkan oleh operator dengan melluasnya sistem reservation and ticket
evolution way of aviation business basically taking place in the world. In addition
purchasing, yang memperpendek matarantai distribusi dan penjualan, mem
to the emerging of Low Cost Carrier (LCC) and many no-frill airlines, evolution prepercepat pelayanan bagi konsumen, dan mempercepat terlaksananya penye
vails mainly on the marketing and distribution system. Information technology has
suaian yang diperlukan pada penetapan harga jual tiket bagi kepentingan yield
been optimized by the operator enlarging reservation and ticket purchasing sysmanagement perusahaan penerbangan.
tem, which shortens distribution and sale chains, expedite service for consumers,
Fenomena ini berdampak
and accelerate the implementation
juga terhadap agen-agen per
of necessary adjustments to ticket
Number of Aircraft Departues of Scheduled
jalanan, di mana pendapatan
pricing for the benefit of airline
Flights on International Routes
mereka dari keagenan pen
yield management.
jualan tiket cenderung menu
This phenomenon is also imrun, maka para agen haruslah
pacting on the travel agencies,
menyesuaikan diri dengan
where their income from ticket
bersaing menerapkan penam
selling agency tends to decrease,
bahan pelayanan.
then the agents must adapt to
Tambahan
pendapatan
compete by implementing addiantara lain melayani penjualan
tional services. Supplement reve
tiket dengan penawaran ekstra,
nue among others is by offering
misalnya mengantarkan tiket
ticket sales with extra services,
ke tempat konsumen, atau
for example, ticket delivery sermenyerahkan tiket pada kon
vice to consumer, or handing over
sumen ketika hendak check-in
a ticket to consumer at the airport
di bandara, dan seterusnya.
for check in, and so on.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Tahun 2010

13

The Year 2010

Demikian pula para operator tur yang menjual dengan harga pasti atas
So to say the tour operators sell a certain exact price of tour packages for the
paket-paket wisata hanya untuk porsi land arrangement, sedangkan untuk
portion of land arrangements only, while for the portion of airline tickets would be
tiket penerbangan dijual dengan harga yang berlaku real time saat tiket diter
sold at the prevailing price in real time the ticket issued.
bitkan.
On-line ticketing is performed by almost all tour operators. This system would
On-line ticketing sudah dilaksanakan oleh hampir semua operator. Sistem ini
reduce costs of operations and marketing as well as in distribution channel. But the
tentu mengurangi biaya-biaya operasi dan pemasaran selain pada sistem dis
evolution of trading system on the other side even further creates a source of intribusi. Tapi evolusi tataniaga itu di lain sisi malahan menam
come for a certain amount and

Domestic (KG) International (KG)
bah sumber pendapatan, dalam jumlah tertentu dan kendati
despite relatively limited, that
relatif terbatas, yakni dengan penjualan makanan minuman
is with food and drinks sales
Arrival
247,976,924
156,335,121
ringan di atas pesawat pada penerbangan no-frill flights.
on the plane of no-frill flights.
Departure 293,142,500
164,375,844
Konsumen di Indonesia telah terbiasa menerima ke
Consumers in Indonesia have
Total
541,119,425
320,710,965
nyataan tersebut.
been accustomed to accept it.

Kargo
Pada 25 bandara yang dikelola oleh PT Angkasa
Pura I dan II di tahun 2005, jumlah cargo traffic
tercatat 624.156 ton, pada tahun 2010 jumlah
nya meningkat menjadi 861.830 ton. Tahun 2010
tercatat kargo pada rute domestik total 541.119,4
ton dan pada rute internasional berjumlah
320.710,9 ton.
Kargo mengalami tingkat pertumbuhan
yang tajam, misal domestik kargo tahun 2010
sebesar 749.483 Ton, tahun sebelumnya sebesar
350.222 Ton (+113,92%). Begitu juga dengan
kargo internasional yang pada tahun 2009 sebesar
46.485 ton , pada tahun 2010 meningkat menjadi
79.549 ton (+71.1%). Pertumbuhan kargo antara lain dengan dioperasikan
nya pesawat khusus kargo (freighter) oleh penerbangan nasional anggota
INACA, juga sebagai dampak
membaiknya perekonomian
nasional, dimana tahun 2011
diperkirakan pertumbuhan
sektor perdagangan akan
berkisar 6.7%7.3% .
Selama lima tahun
terakhir berarti telah terjadi
peningkatan volume pada cargo
traffic secara keseluruhan 38%.
Di sini pun tampaknya krisis
keuangan dunia tahun 2008
dan 2009 tidak berdampak
menahan pertumbuhan bisnis
kargo udara di Indonesia.
Tahun 2010 ada opera
tor yang menambah armada
pesawat freighter.

Freight
At 25 airports managed by PT Angkasa Pura I
and II in 2005, the amount of cargo traffic recorded
624,156 tons, by 2010 the number increased to
861,830 tons. The year 2010 recorded a total cargo
on domestic routes 541,119.4 tons and on international routes amounted 320,710.9 tons.
Air cargo business experiencing sharp growth
rates, such as domestic cargo in 2010 amounted to
749.483 tons, amounting to 350,222 tons the previous year (+113.92%). So also with international
cargo in the year 2009 amounted to 46,485 tons, in
2010 increased to 79,549 tons (+71.1%). Growth in
cargo planes, among others, by the using of special
cargo aircraft (freighter) by the national airline of INACA members, as well as the
impact of the improving national economy. For 2011 an estimated growth of trade
sector will range
6.7%7.3%.
It means over the
last five years there
has been an increase
in cargo traffic vo
lume overall 38%.
Here too it seems
the world financial
crisis of 2008 and
2009 did not affect
growth restriction of
air cargo business in
Indonesia.
As had been said
in 2010 an operator
added up freighter
aircraft fleet.

14

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Produksi Nasional

National Production

Production of National Scheduled Flights


on International Routes 2010

DISCRIPTION

Unit

TOTAL

Aircraft KM (000)
( 000 )
101,682
Aircraft Departure
number
50,793

Aircraft Hours
number
151,519
Passenger Carried
number
6,614,937

Freight Carried
ton
79,549

Passenger KM
( 000 )
16,369,348
Available Seat KM
( 000 )
22,686,349
Passenger L/F (%)
(%)
72.16
Ton KM Performed
a. Passenger a. Passenger
( 000 )
1,550,926
b. Exc. Baggage
( 000 )
0
c. Freight c. Freight
( 000 )
4.818.175
d. Mail
( 000 )
1,780
e. Total
( 000 )
6,370,881
Available Ton KM
( 000 )
21,268,684
Weight L/F (%)
( % )
29.95

Production of National Scheduled Flights


on Domestic Routes 2010










a.
b.
c.
d.
e.

DISCRIPTION

Unit

TOTAL

Aircraft KM (000)
( 000 )
356,089
Aircraft Departure
number
417,717
Aircraft Hours
number
639,620
Passenger Carried
number
51,775,656
Freight Carried
ton
749,203
Passenger KM
( 000 )
59,435,878
Available Seat KM
( 000 )
72,719,097
Passenger L/F (%)
( % )
81.73
Ton KM Performed
Passenger a. Passenger
( 000 )
10,233,073
Exc. Baggage
( 000 )
0
Freight c. Freight
( 000 )
1,346,489
Mail
( 000 )
11,958
Total
( 000 )
11,591,519
Available Ton KM
( 000 )
25,319,476
Weight L/F (%)
( % )
45.78

Number of Aircraft and Passengers Movement 2010


(Arrival and Departure)

Airport

Soekarno-Hatta


Halim PK

Husein Sastranegara


Supadio

SM Badaruddin II


Tabing


Polonia

St Iskandar Muda


Kijang


Sultan Thaha

Ngurah Rai


Juanda


Hasanuddin


Sepinggan


Frans Kaisiepo


Sam Ratulangi


Adi Sucipto


Adi Sumarmo

Syamsuddin Noor

Achmad Yani


Selaparang


El Tari

Routes
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
Domestic
International
Domestic
International
Domestic
International

Aircrafts
246.559
62.253
10.786
1.859
2.717
1.533
10.781
354
16.028
490
10.940
1.064
44.877
12.148
4.166
663
939

6.882
49.144
35.108
88.239
9.088
63.849
646
54.465
1.539
6.870
94
16.191
562
26.670
1.728
7.467
1.350
22.236
18.814
591
17.881
1.094
14.548
155

Passengers
32.138.485
9.549.606
154.973
6.926
256.214
160.786
1.162.907
23.263
2.069.760
38.653
1.630.591
117.234
4.951.314
1.130.429
410.175
58.649
41.155

767.458
5.353.417
5.652.942
10.284.413
1.215.979
4.851.479
86.989
4.786.922
57.408
151.204
N.A.
1.607.219
48.412
3.429.178
206.410
799.492
168.779
2.576.471
1.980.076
38.178
1.333.094
74.959
901.493
164

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Kinerja Anggota

Members Performance

Penerbangan Berjadwal

Scheduled Airlines

Jumlah Penumpang Berangkat Rute Domestik


2010 Menurut Airlines
Number of Passengers on Domestic Route
2010 by Airlines


Airlines

Lion Air

Garuda Indonesia

Jumlah Penumpang
Pangsa pasar
Number of Passengers Market share %

Jumlah Penumpang Berangkat dan Tiba


Rute Internasional 2010 Menurut Airlines
Number of Passengers on International Route
2010 by Airlines


Airlines

Jumlah Penumpang
Pangsa pasar
Number of Passengers Market share %

19.698.493

38,05

Indonesia Air Asia

2.718.254

41,09

9.993.272

19,30

Garuda Indonesia

2.444.341

36,95

Sriwijaya Air

7.016.715

13,55

Lion Air

830.189

12,55

Batavia Air

6.772.583

13,08

Batavia Air

217.123

3,28

Merpati Nusantara

2.361.755

4,56

Sriwijaya Air

171.285

2,59

Mandala Airlines

2.349.021

4,54

Merpati

119.853

1,81

Indonesia Air Asia

1.062.268

2,05

Wings Air

105.905

1,60

833.510

1,61

Riau Airlines

7.987

0,12

Trigana Air Service

581.006

1,12

6.14.937

100

312.654

0,60

Travel Express Air

316.952

0,61

Riau Airlines

151.354

0,29

Indonesia Air Transport

133.267

0,26

Kartika Airlines

105.355

0,20

Aviastar

77.147

0,15

Travira Air

7.050

0,01

Wings Air
Kalstar Aviation

Dirgantara Air Service


Total

195
51.775.656

15

0,00
100

Total

16

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Kegiatan INACA
Peran INACA sebagai asosiasi usaha penerbangan Indonesia sesuai Anggaran
Dasar ialah menjadi wadah pemersatu pendapat, tekad dan niat para anggota
dalam rangka menciptakan iklim yang dapat mendorong pertumbuhan dan
peningkatan usaha di bidang angkutan udara. Hal itu dilaksanakan dengan
mengutamakan azas manfaat, dan kesadaran hukum guna terwujudnya pener
bangan yang selamat, aman, tertib dan teratur, nyaman, berdaya guna dan ber
hasil guna serta mewakili kepentingan bersama para anggota atau bertindak
untuk dan atas nama anggota dalam memenuhi kewajiban hukum berdasar
kan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Itu dilakukan dengan me
nempuh upaya-upaya bersama berbagai instansi Pemerintah dan pihak terkait
lainnya di dalam maupun di luar negeri untuk mencapai tujuan organisasi.
INACA sebagai mitra Pemerintah
memberikan masukan-masukan
untuk kepentingan industri aviasi
nasional.

Kegiatan INACA selama


Tahun 2010 antara lain:
Memberikan pandangan kepa
da Tim Pemeriksa KPPU mengenai
perkara Fuel Sucharge bahwa pe
ngenaan fuel sucharge bukanlah
merupakan kartel dan tidak ada
persengkolan diantara airlines,
karena pengenaan fuel sucharge
telah disetujui Pemerintah dan
penetapan besarannya ditentukan
oleh masing-masing airlines dalam
suatu kompetisi.
Meminta kepada Pertamina untuk memindahkan
lokasi DPPU di Bandara Haluoleo Kendari ke lokasi baru
di area mobil PK yang dekat dengan apron, karena
lokasi DPPU masih berada di area Terminal lama yang
jauh dari tempat parkir pesawat.
Meminta kepada Direktur Jenderal Bea dan
Cukai agar menempatkan petugas Bea dan Cukai
yang definitif di Terminal Cargo Bandara Sepinggan
Balikpapan. Sekarang clearence dokumen-dokumen
barang masuk dan keluar harus dibawa ke kantor Bea
dan Cukai di Pelabuhan Laut Semayang yang jaraknya
jauh dari bandar udara.
INACA selalu berpatisipasi dalam Tim Terpadu
Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun baru yang
dipimpin oleh Menteri Perhubungan dan memberi
kan masukan-masukan tentang pelayanan di bandar
udara.
INACA mengikuti pertemuan di MABES POLRI dalam rangka antisipasi
ancaman terorisme terhadap penerbangan dan pengamanan angkutan lebaran
untuk pengamanan penumpang, bagasi dan kabin serta kargo.

INACA Activities
INACAs role as an association of aviation business of Indonesia in accordance
with its Statutes is to be an opinion, determination and intention unifying body of
its members in order to create a climate that can encourage growth and increased
effort in the field of air transport.ation This was done by emphasizing the principle
of benefit and legal awareness in order to realize a safe flight, secured, orderly and
regular, convenient, efficient and effective and represents the common interests of
its members or to act for and on behalf of the members in meeting legal obligations under the provisions of laws and regulations. It is done by taking the collaborative efforts of various agencies of Government and other stakeholders inside
and outside the country to achieve the goal of this organization. INACA acts as
a partner of the Government by providing inputs for the benefit of the national
aviation industry.

INACA activities during the


Year 2010, among others:
Provided a view on Investigation
Team of Commiission for Trade Fair
on the case that the imposition of
Fuel Sucharge is not a cartel and no
coalition between airlines, since the
imposition of fuel sucharge approved
by the Government and the determination of its magnitude is determined
by each airlines in a competition.
Requested Pertamina to move the
location of Fuel Depot at airport
Haluoleo, Kendari to a new location
in an area close to the Fire Brigade
car apron, because the depot location is still in the old terminal area
far away from the parking lot.
Requested the Director General of
Customs and Excise officers to put
a definitive Customs and Excise
personnel at Balikpapans Sepinggan
Airport Cargo Terminal. Now
clearence of documents for incoming
and outgoing goods should be taken
to the Customs and Excise at the Seaport Semayang a distance away from
the airport.
INACA participated in the
Integrated Transport Teamwork for
Lebaran, Christmas and New Year,
led by Minister of Transportation and
provided input on services needed at airrport.
INACA joined in the meeting at the Police Headquarter in order to anticipate
the threat of terrorism against aviation and transportation security for Lebaran
either of passengers, or baggage and cabin and cargo.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Kegiatan INACA
Mengajukan permohonan kepada Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan
dan KAPOLRI agar impor peralatan Cartrige dan Flare Kit dikeluarkan dari
kategori bahan peledak berdasarkan surat Kapolri No: B / 628 / II/ 2011 tanggal
28 Februari 2011 telah diberikan pengecualian izin impor cartridge dan flare kit/
jungle survival kit dari ketentuan kategori bahan peledak.
Mengusulkan kepada KPPU (Komite Pengawasan Persaingan Usaha) agar
membuatkan Trade Association Guidance untuk tidak terjadi lagi tuduhan
kepada airlines melakukan kartel, sampai saat ini guidance tersebut belum ada
dari KPPU (Komite Pengawasan Persaingan Usaha).
Mengusulkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan
pengecualian keharusan kontrak kerja untuk tenaga kerja tertentu maximum 3
tahun untuk tenaga kerja dibidang penerbangan (air crew, teknisi, pramugari,
dan lain-lain) tapi sulit diberikan karena sudah diatur Undang-Undang.
Mengurus penetapan Men
teri Keuangan tentang Bea
Masuk ditanggung Pemerintah
atas impor barang dan ba
han untuk perbaikan pemeli
haraan pesawat terbang dan
berkoordinasi dengan Direk
torat Jenderal Bea dan Cukai
dalam pelaksanaannya, untuk
tahun 2011 belum ada kepu
tusan Menteri Keuangan. Telah
diambil langkah alternatif oleh
Menteri Perhubungan meng
usulkan kepada Menteri Keuangan dengan surat No. KU 201/I/15 Phb 2011
tanggal 9 Juni 2011 BMDTP diganti dengan tariff bea masuk 0 (nol) persen.
Menghadiri pertemuan di Departemen Perhubungan tentang persiapan
ratifikasi perjanjian ASEAN dan penyusunan prioritas ratifikasi perjanjian.
Sebagai pembicara di Badan Litbang Dephub dalam seminar dengan tema
Upaya Mewujudkan Sistem Informasi Penerbangan yang Efektif, Efisien dan
Terpadu Pasca Penetapan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan.
Membicarakan dengan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang
Slot Time dan keterbatasan kapasitas bandara yang tidak menampung
pertumbuhan aviasi.
Ikut sebagai pembicara dalam ceramah di STP Bandung dengan topik
Challenging Airlines Industry.
Mengikuti Undangan dari Universitas Indonesia membahas 9 maskapai
penerbangan yang dituduh melanggar pasal 5 dan pasal 21 UU No. 5 Tahun
1999.
Menghadiri undangan Departemen Perhubungan sebagai pembicara
dengan tema ASEAN Open Sky Policy dengan
mengusulkan perlakuan ASEAN Open Sky
Policy yang terbatas buat Indonesia.

17

INACA Activities
Filing an application to Minister of Communications, Minister of Finance and
the Chief of Police in order to exclude the import of Cartrige equipment and Flare
Kit from the category of explosives referring to Police Chief letter No: B/628/II/
2011 dated February 28, 2011 that has granted exemption of import licenses of
flare cartridges and kits / jungle survival kit from the provisions of the category
of explosives.
Propose to National Committee for Fair Trade in order to make a Trade Association
Guidance so as not to happen again of charges to the airlines doing a cartel, however
until recently there has been no Guidance made by National Committee for Fair Trade .
Proposed to Minister of Manpower and Transmigration in order to provide an
exception from a must for certain employment to a maximum of 3 years contracts
in the field of aviation labor (air crew, technicians, flight attendants, etc.) but it is
difficult given because it is setin the Law.
Arranged implementation
of stipulation of Minister of
Finance on import duties paid
by Government on imported
goods and materials for repair
and maintenance of aircraft in
coordination with the Directo
rate General of Customs and
Excise as for the year 2011 there
has been no decision yet made
by Minister of Finance. Alternative measures have been taken
by Minister of Transportation
that proposes to Minister of Finance by letter No. KU 201/I/15 PHB 2011 dated
June 9, 2011 BMDTP stating to replace a tariff duty 0 (zero) percent.
Attending the meeting at Ministry of Transportation regarding the preparation
of ASEAN treaty ratification and treaty ratification prioritization.
As a speaker at Research Agency Department of Transportation Efforts in the
seminar with the theme of Flight Information System that Effective, Efficient and
Integrated After the Act No. 1 of 2009 on Aviation.
Discussed with Director General of Civil Aviation on Time Slots and airport
capacity constraints that do not accommodate the growth of aviation.
Participated as a speaker in a lecture on topic of Chalengging STP Bandung
Airlines Industry.
Attended the invitation of University of Indonesia discussing nine airlines
accused of violating Article 5 and Article 21 of Law No. 5 of 1999.
Attended the Ministry of Transportation meeting as a speaker with the theme
of the ASEAN open sky policy with ASEANs proposed treatment of the limited open
sky policy for Indonesia.

18

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Kegiatan INACA

INACA Activities

Melaksanakan RUA INACA 2010 dengan salah satu


keputusan mengukuhkan penggabungan Asosiasi
Penerbangan Charter (IACA) beserta anggotanya
dengan INACA, sehingga keanggotaan INACA men
jadi 16 penerbangan berjadwal dan 21 penerbangan
charter.
Membuat penyempurnaan Anggaran Dasar INACA
oleh Tim 9 dan pengesahannya oleh Notaris.
Mengajukan permohonan kepada Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara untuk mengaktifkan
kembali Komite Nasional Penerbangan Sipil untuk
menghadapi banyaknya ancaman keamanan terhadap
dunia penerbangan.
Mengajukan permohonan kepada Menteri
Perhubungan dan Menteri Keuangan untuk tidak
memberlakukan peraturan Direktorat Jenderal Pajak
No:61 Tahun 2009 dan No: 62 Tahun 2009 tentang
pajak berganda karena sulit dilaksanakan dan akan
memberatkan airlines nasional dalam penyewaan
pesawat akan terkena PPH pasal 26 sebesar 20%.
INACA selalu aktif di organisasi Kamar Dagang dan
Industri Indonesia (KADIN).

Implemented Members General Meeting of


I NACA 2010 with one of the decisions confirmed the
incorporation of Association of Charter Flight (IACA)
and its members with INACA, so membership of INACA
comprises of 16 scheduled flights and 21 charter flights.
Making improvements on Statutes of INACA by Team
9 and its endorsement by the Notary.
Applied to Directorate General of Civil Aviation to
reactivate the National Committee of Civil Aviation to face
many security threats against aviation.
Filed an application to Minister of Transportation
and Minister of Finance not to impose regulations of
Directorate General of Tax No: 61 of 2009 and No: 62 of
2009 on the double taxation because difficult to implement them and it would burden the national airlines in
leasing the aircraft that will be affected by Article 26 of
PPH (Income Tax) by 20%.
INACA always been active in organizations of
Indonesia Chamber of Commerce and Industry (KADIN).

Melewati Dampak
Krisis Ekonomi Dunia

Surpassing the World


Economic Crisis

Betapa strategisnya posisi dan peranan sektor penerbangan dalam pereko


What a strategic position and role of the aviation sector in the Indonesian
nomian Indonesia, dicerminkan dalam proporsi kontribusi pada Produk Domes
economy, had been reflected in the proportion of contribution to Gross Domestic
tik Bruto atau GDP. Industri penerbangan tergabung dalam sektor Transportasi
Product or GDP. Incorporated the aviation industry in Transport and Telecommudan Telekomunikasi, yang meng
nications sector, it produces
hasilkan sumbangan sekitar 13
about 13 per cent contribution
Proyeksi Produk Domestik Bruto Menurut Sektor Ekonomi
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)
persen terhadap PDB tahun 2010.
to GDP in 2010.
GDP Projection Based on Constant Price of Year 2000 (%)
Melewati krisis keuangan
Passing through the world
dunia tahun 20082009, pertum
financial
crisis in 2008-2009,
Economic sectors
2008 2009 2010*)
2011**)
buhan ekonomi Indonesia lulus
economic growth in Indonesia
Agricuclture, Livestock, Forestry and Fishery
4.7
4.2
1.8
3.3-3.8
dari dampak krisis dengan ting
graduated from the impact of
Mining and Quarrying
0.5
4.5
2.8
2.6-3.7
kat pertumbuhan 6,6 % (2008)
the crisis with a growth rate
Manufacturing Industry
3.7
2.1
4.1
4.5-5.0
dan 4,56% (2009) kemudian
of 6.6% (2008) and 4.56%
Electricity, Gas, Water Supply
10.9
13.8
3.2
6.6-8.5
5,8% (2010), sektor Transportasi
(2009) and 5.8% (2010),
Construction
7.3
7.2
6.4
6.5-7.5
dan Telekomunikasi bertumbuh
Transport and TelecommuniTrade, Hotel and Restaurant
7.2
7.3
8.8
6.7-7.3
16,7% (2008), 15,4% (2009) dan
cations sectors grow 16.7%
Transport and Communication
16.7
15.4
13.3 13.0-14.3
13,3% (2010).
(2008), 15.4% (2009) and
Financial, Ownership, Bus. Service
8.2
5.0
6.3
6.4-6.8
Dukungan industri pener
13.3% (2010).
Services
6.4
6.0
6.4
5.5-5.9
bangan terhadap kegiatan
Aviation industry suppor
Gross Domestic Product (GDP)
6.06
4.56
5.8 5.82-6.49
ekonomi di Indonesia juga dinya
tive to economic activity in
takan dalam dampak ganda di mana setiap operasi penerbangan menciptakan
Indonesia is also expressed in the multiplier impact of flight operations in which
each created around a chain of seven other economic activities.
sekitar tujuh mata rantai kegiatan ekonomi lainnya.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

Rapat Umum Anggota

19

Members General Meeting

Menteri Perhubungan R.I. Freddy Numberi membuka secara resmi Rapat Umum Anggota (RUA)
INACA 2010, tanggal 11 Juni 2010 di Bandung, dan memberikan kata sambutan.
Minister of Transportation R.I. Freddy Numberi officially opened the General Meeting of Members (RUA)
2010 on 11 June 2010 in Bandung and delivered a speech.

Ketua Umum INACA Emirsyah Satar menyampaikan laporan di hadapan RUA 2010.
President of INACA Emirsyah Satar addressing a report of 2010..

RUA 2010 berthema New Approach Toward Green Aviation.


Members General Meeting 2010 with a theme : New Approach Toward Green Aviation.

Sebagian suasana diskusi panel.


Some panel discussion atmosphere.

Ketua Penerbangan Berjadwal, Syafril Nasution, Ketua Umum, Emirsyah Satar, Dirjen Perhubungan Udara, Hery Bakti Gumay, Ketua Penerbangan Non-Berjadwal, Bayu Sutanto dan Sekjen INACA,
Tengku Burhanuddin (dari kiri ke kanan).
Chairman of the Scheduled Airlines, Syafril Nasution, President, Emirsyah Satar, Director General of Civil Aviation, Hery Bakti Gumay, Chairman of the Non-Scheduled Flight, Bayu Sutanto and Secretary General INACA,
Tengku Burhanuddin (from left to right).

20

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Rapat Umum Anggota

Members General Meeting

Anggota dan para mitra yang hadir.


Members and partners in attendance.

MC membawakan acara.
MC to host.

Menteri Perhubungan RI bersalaman


dengan Ketua Umum INACA disaksikan
segenap anggota pengurus INACA (bawah).
Transport Minister shaking hands with
President of INACA while all board members
looking on (below).

Seluruh hadirin menyimak


keynote speech dari
Menteri Perhubungan RI.
All audience listened to
the keynote speech of the
Minister of Transportation
of Indonesia.

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

21

Prasarana

The Infrastructure

Kapasitas Bandara

Airport Capacity

Masalah utama yang sedang dihadapi adalah kurangnya kapasitas ber


The main problem being faced is the shortage of capacity of various airports
bagai bandara di Indonesia, baik daya tampung terhadap jumlah lalu lintas
in Indonesia, both the capacity to total passenger traffic, cargo, the capacity of the
penumpang, kargo, kapasitas run way, maupun durasi operasi bandara dan
run way, and the duration of the airport operation and aircraft parking space. This
ruangan parkir pesawat. Kondisi ini
condition is more critical given the year
Over
Capacity
Operation
in
5
Main
Airports
(2010)
semakin kritis mengingat mulai tahun
2010 has become a beginning year of a
2010 terjadi penambahan armada ra
continous addition of a fleet that would

Capacity

Airport

(number
of
Realization
ta-rata 23 pesawat per bulan, diper
average of 2-3 aircraft per month, thus
passengers)
kirakan setiap tahun akan bertambah
estimated that each year will increase
sekitar 30 pesawat yang dioperasikan.
approximately 30 aircraft operated.

Soekarno-Hatta
22.000.000
40.000.000
Khusus untuk Jakarta, INACA meng
Specifically for Jakarta, INACA

Polonia MES
900.000
4.900.000
usulkan agar bandara Halim Perdana
suggested Halim Perdanakusuma air1.500.000
9.500.000
kusuma dioperasikan secara komersial, Ngurah Rai DPS
port operated commercially, to ease the
untuk meringankan beban bandara
burden of Soekarno-Hatta airport.
Juanda SUB
6.000.000
11.000.000
Soekarno-Hatta.
Soekarno-Hatta Airport manage
Hasanuddin UPG
7.000.000
5.000.000
Bandara Soekarno-Hatta memang
ment is already designing the expantelah merancang perluasan untuk bisa
sion to serve 67 million passengers in
melayani 67 juta penumpang tahun 20142015. Itu
20142015. That will be along with
Capacity and Realization in All 13 Airrports the addition of one new run way, and
bersamaan dengan rencana penambahan satu run
under PT Angkasa Pura I accessibility on land with rail transporway baru, dan aksesibilitas di darat dengan angkutan
kereta api.
tation.


Capacity Realization
Year
Bandara baru yang dibangun di Lombok, belum
A new airport in Lombok can not

(pax)
(pax)
dapat selesai tahun 2010, dan diharapkan beroperasi
be completed in 2010, and is expected
2008
30.700.440
36.403.511
tahun 2011. Bandara baru Kuala Namu di Medan,
to operate in 2011. The new Kuala
diharapkan bisa beroperasi tahun 2012. Selama ta
Namu Airport in Medan, is expected to
2009
30.700.440
40.673.172
hun 2010 dicanangkan akan adanya pembangun
be operational in 2012. A new airport
an bandara baru di pulau Bali (bagian utara), di
development plan on the island (north)
2010
30.700.440
49.237.437
Singkawang, Kalimantan Barat, selain perluasan ter
of Bali has been declared, also in Singminal penumpang pada beberapa bandara, termasuk
kawang, West Kalimantan, in addition
bandara Ngurah Rai di Bali.
Capacity and Realization in All 12 Airrports to the expansion of passenger terminals
INACA mencatat beberapa kondisi yang memerlu
under PT Angkasa Pura II at several airports, including airport of
kan perhatian, yaitu :
Ngurah Rai Airport in Bali.


Capacity Realization
Tingkat keselamatan bandara, terkait dengan
INACA noted several conditions that
Year

(pax)
(pax)
fasilitas pendukung pelayanan yang diberikan oleh
require attention, namely:
pihak bandara, termasuk peran ATC pada pemanduan
Airport safety levels, is associated
2008
24.340.000
46.281.245
pendaratan, pengawasan kondisi runway agar me
with service support facilities provided
2009
24.340.000
52.530.020
menuhi keselamatan penerbangan, juga peralatan
by the airport, including the role of the
navigasi (ILS, DVOR, DME, NDB), surveillance
pilotage ATC landing, runway condition
2010
28.340.000
62.606.455
(radar), fasilitas PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan
monitoring in order to meet aviation
PenerbanganPemadam Kebakaran) dan runway
safety, as well as navigation equiplight haruslah disempurnakan untuk lebih menjamin keselamatan pendaratan
ment (ILS, Dvor, DME, NDB), surveillance (radar), PKP facilitiesPK (Aviation Fire
maupun taxiway.
Accident Aid) and the runway lights should be improved to better ensure the safety
Pelayanan yang diberikan tersebut harus memenuhi aspek keselamatan,
of landing and taxiway.
keamanan dan kenyamanan bagi user (Airline), dengan didukung oleh petugas
The services provided must meet the safety, security and convenience for the
(SDM) yang highly skilled and competence. Peralatannya pun harus regularly
user (Airline), supported by officers (SDM) of highly skilled and competence.
calibrated.
Equipment must also be regularly calibrated.
Otoritas penerbangan bersama stakeholders perlu mengantisipasi dampak
Aviation authorities with stakeholders need to overcome the impact of such
kekurangan tersebut seraya mengatasinya.
shortages.

22

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Special Season

Musim Khusus

Tradisi memuncaknya jumlah


Jumlah Penumpang Berangkat Musim Lebaran
p enumpang penerbangan di dalam
Number of Departed Passengers in Lebaran Season
negeri dan internasional pada musim

Year
2008
2009
2010
Lebaran Islam dan minggu-minggu hari
Natal dan Tahun Baru tetap memberi
Domestic passengers 1,429,861 1,792,062 2.156.979
sumbangan signifikan terhadap per
tumbuhan bisnis penerbangan
Jumlah Penumpang Berangkat Musim Natal & Tahun Baru
tahun 2010. Tidak terpengaruh
Number of Departed Passengers in Christmas and New Year
oleh krisis ekonomi dunia yang
terjadi sejak tahun 2008 sampai

2008-2009 2009-2010
2010-2011
2009. Hari Lebaran jatuh pada
Domestic passengers
2,705,797 1.659.961 2.056.901
tanggal 10-11 September, 2010
dan musim angkutan Lebaran
International passengers
dihitung dari hari Minus 7 dan
Plus 7 dari tanggal tersebut.
Musim pemberangkatan pe
numpang menuju Saudi Arabia
untuk menunaikan ibadah haji,
juga berjalan sesuai jumlah kuota
yang diberikankepada pihak
Indonesia oleh pemerintah Saudi
Arabia. Musim haji tahun 2010
menyumbangkan sekitar 200
ribu penumpang yang berangkat
dari 23 bandara embarkasi yang
secara khusus ditentukan oleh
pemerintah Indonesia untuk
operasi penerbangan haji ini.
Tahun 2010 operasi penerbang
an mengangkut penumpang
haji pergi dan pulang dilaksanakan dalam periode operasi
40 hari. Tahun 2010 Hari Idul Adha dilaksanakan tanggal
17 November saat seluruh jamaah calon
haji sudah berada di Mekkah, Arab Saudi.
Di luar musim khusus tersebut, ada
musim punccak lain yang berkaitan dengan
liburan sekolah di bulan Juni, dan musim puncak
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Indonesia di bulan JuliAgustus. Yaitu libur
musim panas di belahan utara bumi dan musim
dingin di belahan selatan.
Tahun baru China yang disebut Imlek jatuh
di bulan Februari. Sejak hari Imlek, 15 hari
kemudian dilangsungkan festival cap gomeh.
Pada periode itu masyarakat China melakukan
perjalanan dengan angkutan udara ke pusatpusat festival. Selama seminggu dalam periode
itu operator penerbangan umumnya meng
operasikan extra flight.

519,608

324.256

361.718

are other related peak season with


school holidays in June,
and the peak season
for foreign tourists
who visited Indonesia
in July-August. That is
summer in the northern
and winter in the
southern hemisphere.
Chinese New Year is
popularly called Imlek fell
in February. Since the day of
this Lunar New Year, the festival took place 15 days later.
At that period the Chinese
people are to travel by air
to centers of festivals. During a
week in period the airlines gene
rally operate extra flights.

Traditionally mounting number of


passengers on domestic and international flights due to Moslem Lebaran
season and weeks of Christmas and
New Year still contribute significantly
to the growth of business aviation in
2010. It is not affected by world economic crisis that occurred from 2008 to
2009. Lebaran Day falls on September
10 to 11, 2010 and Lebaran seasonal
transport is based from the day of Idul
Fitri to Minus 7 and Plus 7 from that
date.
Season departure of passengers
to Saudi Arabia for the pilgrimage,
also running according to the number
of quotas allocated by government
of Saudi Arabia. Hajj season in 2010
contributed about 200 thousand
passengers departing from 23 airports
of embarkation which are specifically
designated by Indonesian government
for Haj flight operation. The year 2010
hajj flight operations carried passengers
to Jeddah and implemented in the
operating period of 40 days. Eid Day in
2010 held on November 17 when all the
prospective Haj pilgrims were in Mecca,
Saudi Arabia.
Outside of the special season, there

INACA
Anual Report
Report 2010
INACA
Annual
2010

23

Outlook

Pertumbuhan yang terjadi di provinsi-provinsi telah mengambil peran yang


semakin penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia beberapa tahun
terakhir ini. Di luar pulau Jawa, cukup mencolok peran pertumbuhan daerah
di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Timur, disusul oleh
Sulawesi Selatan, Papua, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Diagram di atas memperlihatkan peran masing-masing provinsi terhadap
GDP tahun 2009. Sejalan dengan itu pertumbuhan traffic udara juga seiring
dengan proporsi peran dari masing-masing provinsi. Frekuensi dan rute pener
bangan telah bertambah terutama pada provinsi-provinsi tersebut.
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa lebih 6 persen
tahun 2011, INACA memperkirakan pertumbuhan jumlah penumpang do
mestik akan berkisar 1215 persen, pertumbuhan penumpang internasional
berkisar 10 persen. Proyeksi perekonomian Indonesia juga menunjukkan sektor
Transportation and Communication, akan menyumbang sekitar 1314 persen
terhadap GDP.
Jumlah armada maskapai penerbangan na
sional yang akan bertambah terus, diperkirakan
optimis akan diimbangi oleh sektor demand
dari pengguna jasa angkutan udara yang akan
mengisi kursi-kursi pesawat.
Sejalan itu pula pertumbuhan dan pengem
bangan operasi penerbangan akan cenderung
meningkat ke arah wilayah tengah dan timur
Indonesia.
Penerbangan Nasional mulai menerap
kan konsep Hub & Spoke. Tapi, sebagian besar
bandar udara di Indonesia kurang menunjang,
misalnya pada penyediaan fasilitas Transit
Lounge maupun Transit Desk, yang tidak menjamin layanan konektivitas.
Untuk pengembangan rute, frekuensi dan utilisasi armada pesawat, maka
pengelola bandara harus sudah mulai bersiap mengoperasikan bandara setiap
hari 24 jam. Terutama di Kawasan Tengaha dan Timur Indonesia yang tengah
menyongsong pertumbuhan tinggi.

Growth that occurred in the provinces have taken an increasingly important


role in economic development of Indonesia in recent years. Outside Java, quite
conspicuous role in growth areas are that of North Sumatra, South Sumatra, Riau,
East Kalimantan, followed by South Sulawesi, Papua, Bali and Nusa Tenggara.
The above diagram shows the proportional roles of each province to GDP in
2009. In line with the growth in air traffic is the proportion of the role of each pro
vince. Frequency and air routes have been rising especially in the said provinces.
With economic growth in Indonesia is estimated to be over 6 percent in 2011,
INACA estimate the number of domestic passenger growth will range from 12 to
15 percent and an international passenger growth of around 10 percent. Projection
of Indonesias economy is also showing Transportation and Communication sector
will contribute around 13-14 percent of GDP.
The number of national airline fleet will be on the increase, however, it is
estimated to be optimistically offset by demand from the users of air transport
services that will fill the airplane seats.
Along the same growth
and development then flight
operations will tend to increase towards the provinces
of central and eastern part of
Indonesia.
National Aviation embrace
the concept of Hub & Spoke.
But, most of the airports in
Indonesia is less supportive,
for example, in the provision
of some facilities including
Transit Lounge Desk, that does not guarantee connectivity services.
For developing of routes, frequency and fleet utilization, airport management
should have already begun preparation steps in order to operate 24 hours every
day. Especially in Eastern and Central Indonesia region that anticipating high
growth, such need must have been prompted.

24

INACA Annual
Anual Report
20102010
INACA
Report

Indonesia National Air Carriers Association


Bandara Halim Perdanakusuma, Lt. 2, Jakarta
Tel. 021-80887376 Fax. : 021-80887257
Email : inaca@inaca.net u Web : www.inaca.org

Potrebbero piacerti anche