Sei sulla pagina 1di 42
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 3? /PB/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA Menimbang Mengingat AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2014, perlu ada pengaturan khusus tentang penerimaan dan pengeluaran negara diakhir tahun anggaran 2014; bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.05/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran, perlu ditetapkan peraturan pelaksanaannya; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf 6, perlu menetapkan Peraturan —_—‘Direktur _—_Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara Akhir Tahun Anggaran 2014; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); . Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Pertahanan Nomor 67/PMK.05/2013 dan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.05/2007; k 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permintaan Kembali Pajak Pertambahan Nilai Barang Bawaan Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.03/2011; Peraturan Menteri Keuangen Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak Terutang; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.05/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir ‘Tahun Anggaran; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.07/2013 tentang _Pelaksanaan = dan Pertanggungjawaban ‘Transfer ke Daerah; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-78/PB/2006 tentang Penatausahaan Penerimaan Negara melalui Modul Penerimaan Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 39/PB/2013; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-74/PB/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian dan Penatausahaan Pengembalian (Retur) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2012; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-13/PB/2012 tentang Mekanisme Pelaksanaan Layanan Penerimaan Negara oleh Bank/Pos Persepsi pada Kantor Cabang Pembantu/ Kantor Layanan/Unit Layanan Lainnya; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan APBN pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri; Menetapkan 19, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-13/PB/2013 tentang Tata Cara Penyaluran Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan Surat Perintah Transfer (SPT) melalui Bank Operasional I; MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014, BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tafunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 2. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi BUN. 3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN. 4. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang selanjutnya disebut Kanwil Ditjen Perbendaharaan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. 5. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang memperoleh kewenangan sebagai Kuasa BUN. 6. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kantor Bank Indonesia Induk yang selanjutnya disebut KPPN KBI Induk adalah KPPN yang bermitra dan berlokasi satu kota dengan KBI dan menerima pelimpahan penerimaan negara dari KPPN Non-KBI, 7. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kantor Bank Indonesia Non-Induk yang selanjutnya disebut KPPN KBI Non-Induk adalah KPPN yang bermitra dan berlokasi satu kota dengan KBI namun tidak menerima pelimpahan penerimaan negara dari KPPN Non-KBI 10. Ll. 12. 13. 14, 15. 16. 17. 18. 19. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Non-Kantor Bank Indonesia yang selanjutnya disebut KPPN Non-KBI adalah KPPN yang tidak berlokasi satu kota dengan KBI. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Delanja negara dalam rangka pelaksanean APBN pada kantor/satker Kementerian Negara/ Lembaga. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangen penggunaan anggaran Kementerian Negara/ Lembaga. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingket PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya discbut Rekening KUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk “menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumiah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai__kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat TUP adalah wang muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP. 20 21. 22, 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30 31. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan TUP Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan UP yang telah dipakai Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara Pengeluaran. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disebut SPM-GUP Nihil adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM sebagai pertanggungjawaban UP yang membebani DIPA, Surat Perintah Membayar Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan yang sclanjutnya disebut SPM-PTUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh = PPSPM__ sebagai pertanggungjawaban atas TUP yang membebani DIPA. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PA/KPA atas transaksi belanja. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. Surat Perintah Pencairan Dana Penggantian Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disebut SP2D-GUP Nihil adalah surat pengesahan yang diterbitkan oleh KPPN atas SPM-GUP Nihil yang dibuat oleh PA/KPA pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, Surat Perintah Transfer yang selanjutnya disingkat SPT adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN sclaku Kuasa BUN di daerah dalam = rangka__ transfer memindahbukukan Pajak Bumi dan Bangunan Bagian dari rekening BO III PBB ke SUBRKUN KPPN KBI. Treasury Single Account yang selanjutnya disingkat TSA adalah satu rekening dimana semua penerimaan negara masuk ke dan semua pengeluaran negara dibayar dari rekening tersebut yang dipergunakan sebagai salah satu cara untuk dapat melaksanakan pengelolaan kas yang baik. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku BUN menjadi mitra KPPN untuk menerima setoran penerimaan negara (tidak termasuk penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor). Bank Devisa Persepsi adalah bank persepsi yang diberi izin untuk menerima setoran penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor. He 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41 Bank Persepsi Mata Uang Asing adalah bank devisa yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN Pusat untuk menerima setoran Penerimaan Negara dalam mata ang asing. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku BUN menjadi mitra KPPN untuk menerima setoran penerimaan negara (kecuali penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor) Bank Operasional III PBB yang selanjutnya disebut BO II] PBB adalah bank operasional mitra kerja KPPN selaku Kuasa BUN di daerah yang bertugas menyalurkan pengembalian dana sesuai dengan SP2D, dan/atau memindahbukukan saldo BO Ill PBB berdasarkan SPT yang diterbitkan oleh KPPN. Laporan Harian Penerimaan (LHP) adalah laporan harian penerimaan Negara yang dibuat oleh Bank/Pos yang berisi rekapitulasi penerimaan dan pelimpahan, rekapitulasi nota kredit dan daftar nominatif penerimaan. Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disingkat SPTJM adalah surat yang dibuat oleh KPA atau PPK “atas nama KPA” yang memuat jaminan atau pernyataan bahwa seluruh pengeluaran telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi_ dan produktivitas, Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU yang sclanjutnya disingkat SP3B BLU adalah surat perintah yang diterbitkan oleh PP-SPM untuk dan atas nama KPA kepada Bendahara Umum Negara untuk mengesahkan pendapatan dan/atau belanja BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP yang digunakan langsung. Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU yang selanjutnya disingkat SP2B BLU adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan pendapatan dan/atau belanja. BLU berdasarkan SP3B BLU. Pengembalian (retur) SP2D adalah penolakan/pengembalian pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan APBN dari Bank/Kantor Pos penerima kepada Bank Operasional/Kantor Pos karena nama, alamat, nomor rekening, dan/atau nama bank/kantor pos yang dituju tidak sesuai dengan data rekening Bank/Kantor Pos Penerima atau rekening penerima tidak aktif. 42. 43. 44, 45, 46. 47, 48. 49, 50. 51. Rekening Retur pada KPPN, yang selanjutnya discbut Rekening rr adalah rekening yang dibuka oleh Kuasa BUN di daerah pada Bank Operasional/Kantor Pos mitra kerja KPPN. Rekening Retur BO I yang selanjutnya disebut Rekening rr BO I adalah rekening yang dibuka oleh Kuasa BUN di daerah pada BO I dan digunakan untuk menampung dana retur SP2D beban BO I. Rekening Retur BO II yang selanjutnya disebut Rekening rr BO II adalah rekening yang dibuka oleh Kuasa BUN di daerah pada BO I dan digunakan untuk menampung dana retur SP2D beban'BO Il. Rekening Retur BO Ill yang selanjutnya disebut Rekening rr BO Il adalah rekening yang dibuka oleh Kuasa BUN di daerah pada BO I dan digunakan untuk menampung dana retur SP2D beban BO Ill. Rekening Retur Pos Pengeluaran yang selanjutnya disebut Rekening rr Pos Pengeluaran adalah rekening yang dibuka oleh Kuasa BUN di daerah pada Pos Pengeluaran dan digunakan untuk menampung dana retur SP2D beban Pos Pengeluaran. Surat Permohonan Pembayaran Kembali yang selanjutnya disingkat SPPK adalah surat permohonan pembayaran yang diterbitkan/dibuat KPA yang ditujukan kepada KPPN, atas dana retur SP2D yang telah disetorkan ke Kas Negara pada Bank/Pos Persepsi. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP2HL adalah surat yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pendapaian hibah langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung/belanja barang untuk perolehan persediaan dari hibah, belanja modal untuk perolehan set tetap/aset lainnya dari hibah, dan pengeluaran pembiayaan untuk perolehan surat berharga dari hibah. Surat Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disebut SPHL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan pendapatan hibah langsung dan/atau _belanja yang —bersumber dari_—ihibah langsung/belanja barang untuk perolehan persediaan dari hibah, dan pengeluaran modal untuk perolehan aset tetap/aset lainnya dari hibah, dan pengeluaran pembiayaan untuk perolehan surat berharga dari hibah. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yang selanjutnya disebut SP4HL adalah surat yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pengembalian saldo Pendapatan Hibah Langsung kepada Pemberi Hibah. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yang selanjutnya disebut SP3HL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan pengembalian hibah langsung kepada Pemberi Hibah. a fk 52. Persetujuan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat__Berharga _selanjutnya —_disebut Persetujuan MPHL-BJS adalah dokumen yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara sebagai persetujuan untuk mencatat pendapatan hibah langsung bentuk barang/jasa/surat berharga dan belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah, belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah. dan pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah. 53, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan_prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 54, Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. BAB IL RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur pedoman pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran akhir tahun anggaran 2014 pada KPPN yang belum mengimplementasikan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). BAB III PENERIMAAN NEGARA Bagian Kesatu Penerimaan Negara Pasal 3 (1) Penerimaan negara mulai tanggal 19 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 wajib dilimpahkan setiap akhir hari kerja oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Persepsi Mata Uang Asing dan Pos Persepsi ke rekening SUBRKUN KPPN/Direktorat PKN pada Bank Indonesia, (2) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah diterima di rekening SUBRKUN KPPN pada Bank Indonesia pukul 17.30 waktu setempat (WST). (3) Atas penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Persepsi Mata Uang Asing dan Pos Persepsi menyampaikan Laporan Harian Penerimaan (LHP) ke KPPN mitra kerjanya/Direktorat PKN paling lambat pukul 18.00 WST. Pasal 4 (1) Penerimaan negara yang diterima oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Persepsi Mata Uang Asing dan Pos Persepsi pada tanggal 31 Desember 2014 setelah pukul 15.00 sampai dengan pukul 24.00 WST dibukukan sebagai penerimaan tanggal 31 Desember 2014. : f (2) Penerimaan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilimpahkan pada tanggal’2 Januari 2018 paling lambat dan harus telah diterima di rekening SUBRKUN KPPN pukul 09.00 WST. (3) Pelimpahan penerimaan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibukukan sebagai transaksi pelimpahan pada tanggal 2 Januari 2015. (4) Penerimaan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Perscpsi Mata Uang Asing dan Pos Persepsi ke KPPN mitra kerjanya/Direktorat PKN pada tanggal 2 Januari 2015 paling lambat pukul 10.00 WST. (5) Pembuatan rekening koran penerimaan tanggal 31 Descmber 2014 setelah pukul 15.00 sampai dengan pukul 24.00 WST dipisahkan dengan rekening koran penerimaan tanggal 2 Januari 2015. Pasal 5 Pelimpahan penerimaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) meliputi: a. penerimaan negara yang telah memperoleh Nomor ‘Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan tercatat dalam rekening koran pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Persepsi Mata Uang Asing dan Pos Persepsi. b. penerimaan negara yang belum memperoleh NTPN namun tercatat dalam rekening koran pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Persepsi MataUang Asing dan Pos Persepsi. Bagian Kedua Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Pasal 6 (1) Penerimaan PBB yang diterima Bank Persepsi PBB mulai tanggal 19 Desember 2014 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 pukul 15.00 WST wajib dilimpahkan setiap alshir hari kerja oleh Bank Persepsi PBB ke rekening BO lil PBB. (2) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat dan harus sudah diterima di rekening BO Ill PBB pukul 16.30 WST. Pasal 7 (1) Pelimpahan atas penerimaan PBB dari BO Ill ke rekening SUBRKUN mulai tanggal 19 Desember 2014 sampai dengan tanggal 29 Desember 2014 dilakukan pada tanggal 29 Desember 2014 paling lambat pulul 17.30 WST. (2) Pelimpahan atas penerimaan PBB dari BO Ill ke rekening SUBRKUN tanggal 30 Desember 2014 dan tanggal 31 Desember 2014 dilakukan setiap akhir hari kerja paling lambat pukul 17.30 WST. ; KO 3) (4) (2) Pasal 8 BO Ill PBB menyampaikan dokumen penerimaan dan pelimpahan PBB ke KPPN mitra kerjanya paling lambat pulcul 18.00 WST meliputi Nota Kredit, Rekening Koran dan Rekapitulasi data penerimaan PBB persektor, dan per Kab/kota. Pasal 9 Penerimaan PBB yang diterima oleh Bank Persepsi pada tanggal 31 Desember 2014 setelah pukul 15.00 sampai dengan pukul 24.00 WST, dibukukan sebagai penerimaan tanggal 31 Desember 2014. Penerimaan PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilimpahkan pada tanggal 2 Januari 2015 paling lambat dan harus telah diterima di rekening BO Ml PBB pukul 09.00 wsrT. Penerimaan PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan oleh Bank Persepsi PBB ke KPPN mitra kerjanya pada tanggal 2 Januari 2015 paling lambat pulcul 10.00 WST. Pelimpahan penerimaan PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibukukan sebagai transaksi pelimpahan pada tanggal 2 Januari 2015. Pasal 10 Pelimpahan saldo BO Ill ke rekening SUBRKUN KPPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dibukukan sebagai berikut: a, Untuk KPPN KBI menggunakan kode akun 824311 (Pengeluaran Pemindahbukuan Intern KPPN). b. KPPN Non KBI menggunakan kode akun 824111 (Pengeluaran Kiriman Uang Antar KPPN). Penerimaan atas pelimpahan saldo BO Ill ke rekening SUBRKUN KPPN sebagaimana pada ayat (1), KPPN KBI membukukan sebagai berikut: a. Untuk transaksi intern KPPN bersangkutan menggunakan kode akun 814311 (Penerimaan Pemindahbukuan Intern KPPN, b, Untuk transaksi kiriman dari KPPN Non KBI menggunakan kode akun 814111 (Penerimaan Kiriman Uang Antar KPPN). Pasal 11 Atas pelimpahan saldo pada BO Ill PBB sebagaimana dimaksud pada pasal 10, Kepala KPPN menyampaikan laporan penerimaan dan pelimpahan PBB kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara sesuai ketentuan. Bagian Ketiga Sanksi Denda Pasal 12 a (2) w (2) qQ) (2) Keterlambatan/kekurangan pelimpahan penerimaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), Pasal 4 ayat (2), Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 9 ayat (2) dikenakan sanksi denda sebesar 1%e (satu per seribu) per hari, termasuk hari libur/hari yang diliburkan, dari. jumlah yang kurang/terlambat dilimpahkan. Jumiah denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan minimal sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) BAB IV PENGELUARAN NEGARA Pasal 13 Pengaturan batas waktu pengajuan SPM oleh PPSPM ke KPPN. diatur sebagai berikut: a. SPM-UP, SPM-TUP dan SPM-GUP harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 5 Desember 2014 pada jam kerja; b. SPM-LS yang penyelesaian pekerjaannya sampai dengan tanggal 31 Oktober 2014 harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 21 November 2014 pada jam kerja; c, SPM-LS yang penyelesaian pekerjaannya mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 November 2014 harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 16 Desember 2014 pada jam kerja; d. SPM-LS yang penyelesaian pekerjaannya mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 23 Desember 2014 pada jam kerja; e. Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPM-KP), Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM-KPBB), Surat Perintah Membayar Kelebihan Bea (SPM-KB), Surat Perintah Membayar Kelebihan Cukai (SPM-KC), Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPM- 1B) dan Surat Perintah Membayar Pengembalian Pendapatan (SPM-PP) harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 12 Desember 2014 pada jam kerja Surat Ralat/SPPK atas SP2D Retur harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 23 Desember 2014 pada jam kerja, Pasal 14 Dalam hal pengajuan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM-KPBB) sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat 1 huruf e tidak terdapat dana pada BO Ill PBB, KPPN melakukan pengembalian atas SPM- KPBB. Atas pengembalian SPM-KPBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPN melakukan koordinasi dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat untuk : a. memastikan ketersediaan dana pada BO III PBB; dan b, pengajuan kembali SPM-KPBB. / fe Pasal 15 (1) Dalam kondisi tertentu Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat memberikan pengecualian diluar batas waktu pengajuan SPM sebagaimana dimaksud pada Pasal 13, dengan memperhatikan kemampuan KPPN dalam penyelesaian penerbitan SP2D. (2) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pekerjaan dalam rangka penanganan bencana alam; b. Kondisi kahar/ force majeure; c, Kondisi yang menyebabkan terlambatnya penyampaian SPM yang dibuktikan dengan surat penyataan dari KPA Pasal 16 Khusus keperluan pembayaran gaji induk bulan Januari tahun anggaran 2015, diatur sebagai berikut: a, SPM-LS Gaji Induk diberi tanggal 2 Januari 2015 dan disampaikan ke KPPN paling lambat tanggal 10 Desember 2014. b. Penerbitan SPM-LS Gaji Induk dilakukan setelah adanya petunjuk lebih lanjut mengenai penggunaan_ kiasifikasi anggaran dan tata cara penerbitan SPM-LS Gaji induk bulan Januari 2015. Pasal 17 (1) Penerbitan SP2D oleh KPPN diatur sebagai berikut: a. SP2D-UP dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 10 Desember 2014 pada jam kerja; b. SP2D-GUP diterbitkan paling lambat tanggal 15 Desember 2014 pada jam kerja; c, SP2D-LS atas SPM-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 1 huruf b diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2014 pada jam kerja; d. SP2D-LS atas SPM-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 1 hurufc, huruf d, dan huruf e diterbitkan paling lambat tanggal 30 Desember 2014 pada jam kerja; e. SP2D Gaji Induk atas SPM-LS Gaji induk bulan Januari 2015 diterbitkan paling lambat tanggal 29 Desember 2014 dan diberi tanggal 2 Januari 2015; {. SP2D sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d harus sudah dikirim dan diterima oleh Bank Operasional I pada tanggal berkenaan pukul 15.00 waktu setempat. (2) Penyelesaian Surat Ralat/SPPK sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat 2 dilakukan paling lambat tanggal 29 Desember 2014. (3) Penerbitan SP2D atas SPM yang batas waktu pengajuannya dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dilakukan paling lambat tanggal 30 Desember 2014 pada jam kerja. 12. Pasal 18 (1) Penyampaian SP2D dalam rangka —_ pembayaran kembali/restitusi PBB oleh KPPN paling lambat dan harus telah diterima BO II] PBB tanggal 29 Desember 2014 pukul 15.00 WST; (2) Dalam hal kondisi geografis tidak memungkinkan untuk menyampaikan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka: a. KPPN dapat berkoordinasi dengan BO II PBB untuk pengiriman SP2D melalui sarana faksimili terlebih dahulu; b. KPPN mengirimkan asli SP2D dengan menggunakan sarana tercepat dan aman; Pasal 19 (1) Berdasarkan SP2D yang disampaikan oleh KPPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, BO Ill PBB membayarkan pengembalian penerimaan/restitusi PBB atas beban BO III PBB ke rekening masing-masing penerima. (2) Pembayaran pengembalian penerimaan/restitusi_ PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Pasal 20 (1) Pembayaran honorarium dan vakasi bulan Desember Tahun Anggaran 2014 dapat dibayarkan pada bulan berkenaan melalui mekanisme SPM-LS dengan melampirkan SPTJM sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini sepanjang tidak melampaui pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA. (2) Pengajuan SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima KPPN paling lambat tanggal 12 Desember 2014 pada jam kerja. Pasal 21 Pembayaran vang makan dan ang lembur Pegawai Negeri Sipil bulan Desember Tahun Anggaran 2014 dapat dibayarkan pada bulan berkenaan dengan UP atau TUP. Pasal 22 (1) Penerbitan SP2D untuk pembayaran biaya pemelibaraan (retensi) 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak, diatur sebagai berikut: a. Pelaksanaan pekerjaan harus sudah selesai 100% (seratus per seratus). b, Untuk masa pemeliharaan sampai dengan Akhir Tahun Anggaran 2014 atau yang melampaui tahun anggaran 2014, biaya pemelinaraan dapat dibayarkan pada tahun anggaran 2014 dengan dilampiri copy _jaminan pemeliharaan yang telah disahkan oleh PPK serta mencantumkan nomor dan tanggal~—jaminan bank/asuransi pada uraian SPM berkenaan| 13 (2) c. SPM retensi dapat diterbitkan tersendiri/terpisah atau disatuken dengan SPM pembayaran angsuran/termin atas prestasi pekerjaan fisik. Jaminan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jaminan pemeliharaan yeng: a. diterbitkan oleh bank umum atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian/ surety bond; b. nilainya minimal sebesar jumlah tagihan; dan c, masa berlakunya berakhir bersamaan dengan masa pemeliharaan. Pasal 23 Pekerjaan yang dilaksanakan secara kontraktual yang Berita Acara Penyelesaian Pekerjaannya (BAPP) dibuat mulai tanggal 23 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, PPSPM pada saat pengajuan SPM-LS ke KPPN wajib melampirkan: a, Surat Perjanjian Pembayaran antara PPK dan pihak ketiga/rekanan sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I] Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, b, Asli jaminan/garansi pembayaran dari bank umum yang masa berlakunya berakhir sampai dengan berakhirnya masa kontrak dengan nilai jaminan sekurang-kurangnya sebesar persentase pekerjaan yang belum diselesaikan, dan masa pengajuan klaim selama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak berakhirnya jaminan/garansi pembayaran bank tersebut. c. Jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud pada huruf b diterbitkan oleh bank yang berlokasi dalam wilayah kerja KPPN bersangkutan dan bersifat transferable sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. d, Surat Pernyataan dari PPK mengenai keabsahan jaminan/garansi bank dengan pernyataan bahwa apabila jaminan/garansi bank tersebut palsu dan/atau asli tapi palsu dan/atau tidak dapat dicairkan dalam hal terjadi wanprestasi/pekerjaan tidak © dapat —_diselesaikan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi PPK sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. €. Asli surat kuasa (bermaterai culup) kepada Kepala KPPN untuk mencairkan jaminen bank sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, f, Untuk pekerjaan dengan nilai kontrak dan/atau nilai persentase pekerjaan yang belum diselesaikan jumlahnya sama dengan atau di bawah 50 (lima puluh) juta rupiah, jaminan/garansi bank dapat diganti dengan SPTJM sebagai Penjaminan dari PPX sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 14. | | | | (4) g. Surat Pernyataan Kesanggupan untuk menyelesailan pekerjaan 100% (seratus per seratus) sampai dengan berakhirnya masa kontrak dari Pihak Ketiga/Rekanan sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Vil Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Nomor dan tanggal jaminan/garansi —pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dicantumkan pada uraian SPM berkenaan. PPSPM wajib menyampaikan BAPP kepada Kepala KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah masa kontrak berakhir. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan 100% (seratus per seratus) sampai dengan berakhirnya masa kontrak, berlaku ketentuan sebagai berikut : a. PPK menyampaikan surat pernyataan tertulis dilengkapi dengan BAPP dan Berita Acara Pembayaran (BAP) teralhir kepada Kepala KPPN mitra kerjanya, paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak masa kontrak beralchir; b. Kepala KPPN pada hari kerja berikutnya setelah menerima surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a, mengajukan klaim pencairan jaminan/garansi bank untuk untung Kas Negara sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan. c, Atas klaim pencairan jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud pada huruf b, apabila penyetoran ke Kas Negara dilakukan pada bulan Desember 2014 dicatat/dibukukan sebagai pengembalian belanja tahun anggaran berkenaan (kode akun bersangkutan), sedangkan apabila penyetoran ke kas negara dilakukan setelah tanggal 31 Desember 2014 dicatat/dibukukan sebagai Pendapatan Anggaran Lain-Lain (kode akun 423999). d, Klaim pencairan jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud pada huruf b tanpa memperhitungkan pajak- pajak yang telah disctorkan ke kas negara atau melalui potongan SPM. Dalam hal pekerjaan telah diselesaikan 100% (seratus per seratus), PPSPM pada saat mengambil Asli Jaminan Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ke KPPN harus menyerahkan copy jaminan pemeliharaan (5%) yang diterbitkan oleh bank umum atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian/surety bond yang telah disahkan oleh PPK, yang masa berlakunya berakhir minimal bersamaan dengan masa pemeliharaan. Dalam hal BAPP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, tidak disampaikan ke KPPN paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak masa kontrak berakhir, Kepala KPPN membuat surat pernyataan sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, dan mengajukan klaim pencairan jaminan/garansi bank untuk untung Kas Negara sekurang- kurangnya sebesar persentase pekerjaan yang belum diselesaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (i) huruf b “18 (7) Dalam hal terdapat kelebihan atas pencairan klaim jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud pada ayat (6), KPPN mengembalikan kelebihan pencairan klaim dimaksud sesuai ketentuan perundang-undangan. Pasal 24 (1) Dalam hal bank tidak bersedia mencairkan jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) huruf b dan ayat (6), PPK wajib mengembalikan uang jaminan bank tersebut dan menyetorkan ke Kas Negara. (2) Dalam hal bank tidak bersedia mencairkan jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) huruf b dan ayat (6), untuk tahun-tahun berikutnya KPPN tidak diperkenankan menerima penjaminan/garansi atau scgaia bentuk penjaminan dari bank umum bersangkutan BAB V PENYELESAIAN UANG PERSEDIAAN Pasal 25 (1) Pengajuan SPM-PTUP dan SPM-GUP Nihil tas pertanggungjawaban UP tahun anggaran 2014 dilakukan paling lambat tanggal 8 Januari 2015 dengan mencantumkan uraian tambahan pada SPM ‘Pengesahan atas pertanggungjawaban UP/TUP tahun anggaran 2014" (2) SPM-PTUP dan SPM-GUP Nihil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanggal 31 Desember 2014. Pasal 26 SP2D GUP-Nihil/PTUP 2014 atas SPM-PTUP dan SPM-GUP Nihil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 diterbitkan paling lambat tanggal 12 Januari 2015 dan diberi tanggal 31 Desember 2014. Pasal 27 (1) Sisa dana UP tahun anggaran 2014 yang masih berada pada kas bendahara (baik tunai maupun yang masih ada di dalam rekening bank/pos) oleh Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan harus disetorkan kembali ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi pada wilayah kerja KPPN Pembuku/mitra kerja KPPN pembayar dengan menggunakan SSBP, paling lambat tanggal 30 Desember 2014. (2) Untuk mengetahui kebenaran sisa dana UP yang harus disetor, Bendahara Pengeluaran dapat" melakukan pencocokan data dengan KPPN sebelum melaksanakan penyetoran, (3) Atas penyetoran sisa dana UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bendahara Pengeluaran menyampaikan SSBP ke KPPN, | | | (4) Dalam hal Satker/Bendahara Pengeluaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 tidak/belum menyetorkan sisa dana UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Satker/Bendahara Pengeluaran bersangkutan tidak dapat diberikan pembayaran UP/TUP dalam tahun anggaran berikutnya sebelum sisa dana UP tersebut disetorkan ke rekening Kas Negara. (5) Dalam hal Satker/Bendahara Pengeluaran masih terdapat UP/TUP sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 yang belum dipertanggungjawabkan namun tahun anggaran berikutnya tidak memperoleh DIPA, Kepala KPPN agar menyampaikan surat teguran secepatnya kepada KPA terkait, dengan ditembuskan kepada masing-masing Inspektur Jenderal Kementerian/Lembaga terkait. dan Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan RI setempat serta Direktur Jenderal Perbendaharaan. Pasal 28 (1) Atas SSBP yang diterima dari Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3), Scksi Peneairan Dana/Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satker melakukan pencocokan dengan data pada Seksi Bank. (2) Saldo UP/TUP pada kartu pengawasan UP/TUP harus sama dengan saldo kas Bendahara Pengeluaran pada neraca. (3) Dalam hal terdapat perbedaan saldo UP/TUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPPN melakukan tindakan perbaikan sesuai ketentuan. (4) SSBP yang telah dilakukan pencocokan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Seksi Verifikasi dan Akuntansi/Seksi Verifikasi, Aluntansi dan Kepatuhan Internal. Pasal 29 Daftar Penguji/Daftar Pengantar SP2D-GUP —_Nihil/PTUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 agar dibuat tersendiri Pasal 30 Atas penerbitan SP2D-GUP Nihil/PTUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, KPPN mencetalc Kartu Pengawasan Kredit satuan kerja berkenaan dan disahkan oleh Kepala Seksi Pencairan Dana/Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satker. Pasal 31 ‘Atas penerbitan SP2D-GUP Nihil/PTUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, KPPN melakukan perbaikan Laporan Kas Posisi (LKP) tanggal 31 Desember 2014. Te BAB VI PELAKSANAAN TREASURY SINGLE ACCOUNT (TSA) Pasal 32 Permintaan kebutuhan dana oleh KPPN dalam rangka pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) pengeluaran berpedoman pada ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pengiriman permintaan kebutuhan dana dan __pengiriman SP2D/SPT dalam rangka pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) pengeluaran. Pasal 33 Permintaan kebutuhan dana oleh KPPN dalam rangka pembayaran gaji induk bulan Januari 2015 disampaikan ke Direktorat Pengelolaan Kas Negara pada tanggal 30 Desember 2014 paling lambat pukul 16.00 WST, disatukan dengan kebutuhan dana awal untuk tanggal 2 Januari 2015. Pasal 34 ‘Transfer dana ke BO II/Kantor Pos untuk pembayaran gaji induk bulan Januari 2015 dilakukan pada tanggal 2 Januari 2015. Pasal 35 Penihilan saldo Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat (RPK- BUN-P) mulai tanggal 19 Desember sampai dengan tanggal 30 Desember 2014, dilaksanakan paling lambat pukul 17.30 WST. Pasal 36 (1) KPPN melaporkan data SPM yang diterima tanggal 23 Desember 2014 kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kas melalui ekirana.perbendaharaan.go.id paling lambat tanggal 24 Desember 2014 pukul 09.00 WST. (2) KPPN setiap hari melaporkan data SP2D yang diterbitkan tanggal 19 sampai dengan 30 Desember 2014 kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kas melalui ekirana.perbendaharaan go.id paling lambat pulul 15.00 WST. BAB VII PENGIRIMAN LAPORAN KAS POSISI (LKP) Pasal 37 (1) Pengiriman LKP harian mulai tanggal 19 Desember 2014 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dilakukan paling lambat pukul 21.00 WST. (2) Pengiriman LKP perbaikan atas transaksi penerimaan negara tanggal 31 Desember 2014 setelah pukul 15.00 sampai dengan pukul 24.00 WST dilakukan pada tanggal 2 Januari 2015 paling lambat pukul 11.00 WST. “6 (3) Pengiriman LKP perbaikan atas penerbitan SP2D GUP- Nihil/PTUP 2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dilakukan secara harian paling lambat pukul 10.00 WST hari kerja berikutnya. (4) Pengiriman LKP ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan scbagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) melalui saluran komunikasi data yang telah disediakan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan setelah seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran pada hari berkenaan telah berhasil di-posting oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi/ Scksi Verifikasi dan Akuntasi dan Kepatuhan Internal. (5) Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan—melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kepatuhan KPPN diwilayah kerjanya dalam pengiriman LKP secara tepat waktu dan akurat. (6) Dalam rangka memastikan diterimanya pengiriman LKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPN wajib melakukan konfirmasi ke Direktorat Sistem Perbendaharaan u.p. Subdit Pengelolaan Basis Data dan Dukungan Teknologi Informasi dan Direktorat Pengelolaan Kas Negara u.p. Subdit. Perencanaan dan Pengendalian Kas. Pasal 38 LKP harian/mingguan untuk tahun dnggaran 2015 dibuat secara terpisah dari LKP perbaikan tahun anggaran 2014 yang diperbaiki dengan tanggal bul 31 Desember 2014, BAB VIL AKUNTANS! DAN PELAPORAN Pasal 39 Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun anggaran 2014, diatur ketentuan sebagai berikut: 1, Rekonsiliasi antara KPPN dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) diselesaikan paling lambat tanggal 16 Januari 2015, 2. KPPN menyampaikan Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Umum (SAU), Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN), dan ADK lengkap dengan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) ke Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan paling lambat tanggal 23 Januari 2015, setelah melaksanakan rekonsiliasi dengan satuan kerja di wilayah kerjanya masing- masing. 3. UAKPA menyampaikan Laporan Keuangan tingkat Satuan Kerja yang telah direkonsiliasi dengan KPPN mitra kerja ke Kantor Wilayah/Dinas Provinsi/ Kabupaten/ Kota selaku Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) paling lambat tanggal 20 Januari 2015. 19- 4, Rekonsiliasi antara Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan UAPPA-W diselesaikan paling lambat tanggal 27 Januari 2015. 5. UAPPA-W wajib menyampaikan Laporan Keuangan Tingkat UAPPA-W ke UAPPA-E1 paling lambat tanggal 29 Januari 2015 6. UAPPA-E1 wajib menyampaikan Laporan Keuangan Tingkat UAPPA-E1 ke UAPA paling lambat tanggal 6 Februari 2015. 7. Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyampaikan Laporan Keuangan Kuasa BUN Tingkat Kanwil ke Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan _Direktorat Pengelolaan Kas Negara paling lambat tanggal 13 Februari 2015 setelah melakukan rekonsiliasi dengan UAPPA-W. 8. Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyampaikan Data GL Laporan Keuangan Tingkat kanwil scbagaimana dimaksud pada angka 7 ke Direktorat Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan dan Direktorat Sistem Perbendaharaan ke alamat e-mail: datakanwil@perbendaharaan.go.id, dan http:/ /mftp.perbendaharaan.go.id, paling lambat tanggal 13 Februari 2015 setelah melakukan rekonsiliasi dengan UAPPA- W. 9, KPPN agar mengirimkan saldo awal 2015/saldo akhir 2014 dengan nama file “salwa2015.2xx” (xxx=Kode KPPN) ke alamat e-mail: akpus84i@amailcom, File saldo awal dihasilkan aplikasi verak dan dikirimkan setelah semua proses akhir dilaksanakan. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 40 Penyelesaian dana retur yang berada di rekening “rr” BO I/rekening “rr” BO Il/rekening “rr” BO Ill dan rekening “rr Pos Pengeluaran sesuai ketentuan yang mengatur mengenai tata cara penyelesaian dan penatausahaan pengembalian (retur) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Pasal 41 (1) Penyampaian pertanggungjawaban atas penggunaan UP oleh Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan Atase ‘Teknis Kementerian Negara/Lembaga, diatur sebagai berilcut: a. Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan Atase Teknis Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan SPTB dengan nilai tanpa -batas sebagai pengganti kuitansi/bukti pembayaran ke Kementerian Luar Negeri/Kementerian Negara/Lembaga melalui faksimile sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; b, Kementerian Luar Negeri/Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan SPM-GUP Nihil ke KPPN dengan dilampiri copy SPTB, yang diketahui (ditandatangani dan dibubuhi cap dinas) oleh Kepala Biro Keuangan/pejabat yang berwenang pada Kementerian Luar Negeri/Kementerian Negara/Lembaga masing-masing. . ( (1) (1) (2) @ {2) (3) (1) (2) Dalam hal KPA/Satker/Bendahara Pengeluaran Perwakilan Republik Indonesia di Iuar negeri dan Atase Teknis Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 tidak/belum menyetorkan sisa dana UP, maka sisa dana UP tersebut akan diperhitungkan pada saat pengajuan SPM-UP tahun anggaran 2015. Pasal 42 Sisa dana UP/TUP tahun anggaran 2014 untuk pembayaran dalam rangka restitusi PPN bagi turis asing tidak disetor pada akhir tahun anggaran 2014. Sisa dana UP/TUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperhitungken dengan permintaan UP pada tahun anggaran berikutnya. Pasal 43 SP3B BLU triwulan IV atas realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 harus telah diterima KPPN paling lambat tanggal 8 Januari 2015. Berdasarkan SP3B BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPN menerbitkan SP2B BLU tahun anggaran 2014 dengan tanggal 31 Desember 2014, paling lambat tanggal 12 Januari 2015. KPPN melakukan perbaikan Laporan Kas Posisi_ (LKP) tertanggal 31 Desember 2014 atas penerbitan SP2B BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 44 Dalam menghadapi Akhir Tahun Anggaran, KPPN diwajibkan untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja antara lain KBI setempat, Bank/Pos Persepsi, Bank Operasional, dan instansi terkait. Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengambil langkah- langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Pajak dan Kanwil Ditjen Bea dan Cukai dalam melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan ketentuan penerimaan negara oleh Bank/Pos Persepsi. c Pasal 45 Delam rangka penerbitan bank garansi oleh bank umum yang tidak berlokasi dalam wilayah kerja KPPN pembayar, KPA dapat menyampaikan surat permohonan dispensasi kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan berdasarkan surat permohonan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat memberikan surat dispensasi untuk penerbitan bank garansi oleh bank umum yang tidak berlokasi dalam wilayah kerja KPPN pembayar, dengan ketentuan: -21- a. Dalam wilayah kerja KPPN pembayar tidak terdapat bank umum yang dapat menerbitkan garansi bank. b. Bank umum penerbit garansi bank berlokasi dalam wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang bersangkutan, Pasal 46 (1) SP2HL/SP4HL untuk realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 harus telah diterima KPPN paling lambat tanggal 8 Januari 2015. (2) Berdasarkan SP2HL/SP4HL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPN menerbitkan SPHL/SP3HL tahun anggaran 2014 dengan tanggal 31 Desember 2014, paling lambat tanggal 12 Januari 2015. (3) KPPN melakukan perbaikan Laporan Kas Posisi (LKP) tertanggal 31 Desember 2014 atas penerbitan SPHL/SP3HL sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 47 (1) Penyampaian MPHL-BJS ke KPPN untuk realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 harus telah diterima KPPN paling lambat tanggal 8 Januari 2015, (2) KPPN melakukan persetujuan MPHL-BJS tahun anggaran 2014 dengan tanggal 31 Desember 2014, paling lambat tanggal 12 Januari 2015. Pasal 48 (1) Kepala KPPN diminta agar memberitahukan maksud Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini kepada mitra kerjanya, antara lain Kepala Kantor/Satuan Kerja/Instansi Pengguna PNBP/BLU/Biro/Bagian Keuangan, dan Pimpinan Kantor Bank Indonesia, _Pimpinan Bank/Kepala Kantor Pos di wilayah kerja masing-masing, (2) Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan agar melakukan pembinaan dan pemantauan atas pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 49 Dalam hal diperlukan penjelasan lebih lanjut _mengenai pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, dapat ditindaklanjuti dengan Surat atau Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan, Pasal SO : Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 11 Neperber 2014 DIREKURENDERAL PERBENDAHARAAN, €) HARJOWIRYONO 6 LAMPIRAN | PERATURAN —DIREKTUR___JENDERAI. PERBENDAHARAAN NONOR PER-39 /PB/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN NEGARA PENERIMAAN DAN | PENOELUARAN AKHIR-TAHUN ANGOARAN 2014. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Yang bertanda tangan di bawah ini: Nannies coeds tet ceca atresia ceeeseerseeoeetseeeetcr (4) NIP. Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen.. 3) Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Perhitungan yang terdapat pada..... (4) bulan 2(S)ecnnbagi satuan kerja .. (3)... telah dihitung dengan benar dan berdasarkan daftar hadir kerja Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja (3) 2. Apabila dikemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran honorarium/vakasi*) tersebut, kami bersedia untuk menyetor kelebihan tersebut ke Kas Negara. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. seoalO)y oe jee aun, Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen...(3) ; Paani) (Nama Lengkap) NIP, *) coret yang tidak peru PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK No. Uraian Isian (1) | Diisi dengan nama pejabat penanda tangan surat. a {2} | Diisi dengan NIP penanda tangan surat (3) | Diisi dengan nama satuan kerja bersangkutan, (4) | Diisi dengan daftar perhitungan pembayaran honorarium/vakasi. (5) | Diisi dengan bulan pembayaran yang dimintakan. = (6) | Diisi dengan tempat penandatanganan surat. (7) | Diisi dengan tanggal, bulan, tahun penandatanganan surat, (8) | Diisi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang dan dibubuhi stempel/cap dinas. DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, LAMPIRAN II PERATURAN —DIREKTUR __JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER. 37 /P5/2014 TENTANG — PEDOMAN PELAKSANAAN PENBRIMAAN DAN PENGELUARAN NECARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA. SURAT PERJANJIAN PEMBAYARAN Pada hari_ini,.....(1) (2)....bertempat di.....(3)...... kami yang bertanda tangan di bawah i Te Nama (Aero Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen......(5) Berdasarkan SK......(6)... Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, Tl, Nama Jabatan Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan/atau secara sendiri-sendiri disebut PIHAK. Dengan ini menyepakati hal-hal sebagai berikut: 1. PIHAK KEDUA mengajukan tagihan sebesar Rp ......(11).....(dengan hurul) atas pembayaran pekerjaan ........(12}......, yang penyelesaiannya tanggel..........sampai dengan tangeal.., 2, PIHAK PERTAMA membayar tagihan PIHAK KEDUA dengan menerbitkan SPM-LS setelah menerima = Jaminan . Banik..,,..(13).......tanggal (14).,....Nomor......(15).. 3. Terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai kontrak, PIHAK PERTAMA wajib membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan menyampaikan kepada Kepala KPPN.......(16)......paling Jambat 5 (lima) hari kerja (tidak termasuk hari libur/cuti bersama) sejak kontrak selesai 4. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak menyampaikan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan kepada Kepala KPPN. .-Sebagaimana dimaksud pada butir 3, PIHAK KEDUA menyetujui Jaminan Bank dimaksud dicairkan oleh Kepala KPPN berdasarkan Surat Kuasa Nomor (17)....... Tanggal ......(18)...... untuk untung Kas Negara, -26- 5. Dalam hal terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA wajib membuat pernyataan wanprestasi dan menyampaikan kepada Kepala KPPN......(16) 6. Berdasarkan pernyataan wanprestasi sebagaimana dimaksud pada butir 5, Kepala_ _KPPN......(16). berdasarkan Surat Kuasa — Nomor (17)......tanggal .....(18).....mencairkan Jaminan Bank untuk untung Kas Negara sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan. 7. Perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian Pembayaran ini, tidak menunda pencairan Jaminan Bank yang dilakukan olgh Kepala KPPN. Demikian Surat Perjanjian Pembayaran ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana tersebut di atas, dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli masing-masing bermeterai cukup untuk PARA PIHAK dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA Pejabat PembuatKomitmen Pimpinan/Direktur........ (21).. (19) (22) Nama ... NIP (20)... ...(23) -2r- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJANJIAN PEMBAYARAN NO. URAIAN ISIAN | (1) | Diisi dengan hari pembuatan Surat Perjanjian Pembayaran. (2) |Diisi dengan tanggal, bulan, tahun pembuatan Surat Perjanjian | Pembayaran. fee (3) | Diisi dengan kota tempat pembuatan Surat Perjanjian Pembayaran. | (4) | Diisi dengan nama lengkap Pejabat Pembuat Komitmen (5) | Diisi dengan nama lembaga Pejabat Pembuat Komitmen. (6) | Diisi dengan jabatan penanda tangan Surat Ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen, | (7)_| Diisi dengan tanggal Surat Ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen. (8) | Diisi dengan nomor Surat Ketetapan Pejabat Pembuat komitmen (9) | Diisi dengan nama lengkap pejabat penanda tangan yang mewakili perusahaan/rekanan. (10) | Diisi dengan jabatan dalam perusahaan. (11) | Diisi dengan angka dan huruf sebesar sisa pekerjaan yang belum | diselesaikan. (12) | Diisi dengan nama pekerjaan yang tercantum dalam kontrak pekerjaan. (13) | Diisi dengan nama bank penjamin, — (14) | Diisi dengan tanggal, bulan, tahun Jaminan Bank. (15) | Diisi dengan nomor Jaminan Bank. (16) | Diisi dengan nama KPPN. (17) |Diisi dengan nomor surat kuasa yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (18) | Diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat kuasa yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen. (19) a dengan tanda tangan Pejabat Pembuat Komitmen dan dibubuhi cap nas, (20) | Diisi dengan nama lengkap dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen. (21) | Diisi dengan nama perusahaan, (22) | Diisi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang dan dibubuhi cap dinas. (23) | Diisi dengan nama lengkap pejabat penandatangan, PRAL PERBENDAHARAAN, LAMPIRAN IIL PERATURAN —DIREKTUR —_JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 37 /PB/2014 TBNTANG.PEDOMAN PEuAKSANAAN PENBRIMAAN DAN. PENGELUARAN NEGARA KHIR TAHUN ANGGARAN 2014. JAMINAN BANK (BANK GARANST| (1 Nomor Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama: Bank Berkedudukan di Alamat Yang selanjutnya disebut “PENJAMIN”, Dengan ini menyatakan akan membayar sejumlah wang dengan merujuk Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dimana PENJAMIN melepaskan hak utamanya yang terdapat dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, kepada: Nama Berkedudukan di Alamat Yang selanjutnya disebut “PEMEGANG JAMINAN”, sctinggi-tingginyasebesar Rp. (10) a ( (11... Rupiah), atas dasar tuntutan/Klaim yang diajukan secara tertulis dalam jangka waktu pengajuan tuntutan/klaim yang ditetapkan dalam Jaminan Bank ini apabila: Nama Berkedudukan ae Alamat ch Yang selanjutnya d disebut "YANG DIJAMIN’, ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas berlakunya Jaminan Bank ini, dinyatakan wanprestasi/tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya oleh PEMEGANG JAMINAN atas pelaksanaan pekerjaan (15). sesuai _ dengan kontrak nomor 16)cvocreeeeeee tanggal ... WOT vvvseeesennatau — pernyataan tertulis dari yang diberikan kuasa (dalam hal ini Kepala KPPN....(20)....), bahwa Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan {BAPP) tidak diberikan oleh PEMEGANG JAMINAN sampai dengan 10 (sepuluh} hari kerja sctelah kontrak beralchir. Jaminan Bank ini berlaku terhitung mulai tanggal sampai dengan tanggal . (LoVe ‘Tantutan/klaim harus diajukan —segera_—setelah_—timbulnya wanprestasi/pekerjaan tidak dapat diselesaikan yang dilakukan oleh YANG DIJAMIN atau PEMEGANG JAMINAN tidak menyampaikan BAPP kepada KPPN, dengan menyerahkan asli warkat Jaminan Bank. Kepala KPPN ........(20) berdasarkan surat kuasa PEMEGANG JAMINAN mengajukan tuntutan/klaim penagihan kepada PENJAMIN selambat- lambatnya telah diterima oleh PENJAMIN 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya Jaminan Bank atau paling lambat tanggal.........(21)...... Apabila tuntutan/klaim dilakukan oleh Kepala KPPN maka surat kuasa harus diserahkan kepada PENJAMIN pada saat dilakukannya tuntutan/klaim. Apabila dalam sampai batas habisnya waktu pengajuan tuntutan/Iklaim tersebut di atas, PEMEGANG JAMINAN atau yang diberi kuasa tidak mengajukan tuntutan/klaim, maka jaminan bank ini tidak mengikat lagi terhadap PENJAMIN. Untuk keperluan pemberian Jaminan Bank ini beserta akibat yang timbul daripadanya, Bank memilih domisili yang umum dan tetap pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri . (23). Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen (26), PETUNJUK PENGISIAN JAMINAN BANK (BANK GARANSI) No. Uraian [sian (1)_| Diisi dengan nomor jaminan bank. (2) [Diisi dengan nama pejabat penanda tangan surat. | (3)_[Diisi dengan jabatan pejabat penandatangan surat. (4)_|Diisi dengan nama bank. ae (6)_| Diisi dengan kota kedudukan bank. (6) | Diisi dengan alamat bank. Hae (7)_[Diisi dengan nama pejabat pembuat komitmen (PPK). (8) | Diisi dengan kota tempat kedudukan PPK. _ | (9) | Diisi dengan alamat kantor PPK. (10) | Diisi dengan nilai uang dalam angka. Ee _ Z (11) | Diisi dengan nilai wang dalam huruf, | (12) | Diisi dengan nama rekanan. (13) | Diisi dengan kota tempat kedudukan rekanan. (14) | Diisi dengan alamat rekanan. | (15) | Diisi dengan jenis pekerjaan. ieee __ | (16) | Diisi dengan nomor kontrak. EE (17) | Diisi dengan tanggal kontrak. (18) | Diisi dengan mulai berlakunya jaminan bank. (19) | Diisi dengan berakhirnya jaminan bank. | (20) | Diisi dengan nama KPPN. (21) | Diisi dengan batas waktu akhir pengajuan klaim, i (22) | Diisi dengan kota tempat panitera pengadilan yang dipilih. (23) | Diisi dengan kota tempat penerbitan jaminan bank. (24) | Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun, (25) | Diisi dengan nama jabatan penjamin, (26) | Diisi dengan nama satker PPK. (27) | Diisi dengan nama PPK dan dibubuhi cap dinas. (28) | Diisi dengan nama penandatangan. (29) | Diisi NIP PPK. (30) | Diisi dengan jabatan penandatangan. — “31 LAMPIRAN IV PERATURAN —DIREKTUR | JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 37 /PD/2014 TENTANO PEDOMAN —PBLAKSANAAN PENERIMAAN. DAN. PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN JAMINAN BANK Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama .()) NIP Q) Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen . (3) Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1, Jaminan Bank yang diterbitkan oleh Bank... .tanggal ete (oye untuk pembayaran gies sebesar RP eecccceeeee(B)ooe (dengan huruf) adalah jaminan bank yang sah/benar diterbitkan oleh bank bersangkutan, 2. Apabila di kemudian hari Jaminan Bank tersebut tidak sah/tidak benar diterbitkan oleh bank berkenaan dan tidak dapat dicairkan/bank tidak bersedia mencairkan, kami bersedia untuk menanggung secara pribadi dan menyetorkannya ke Kas Negara sebesar nilai pekerjaan yang dinyatakan wanprestasi. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. or see Pejabat Pembuat Komitmen (10)... (Nama Lengkap) NIP ... a “32 PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN JAMINAN BANK No Uraian Isian (1) | Diisi dengan nama pejabat penanda tangan surat pernyataan. (2) | Diisi dengan NIP penanda tangan surat. ic : (3) | Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan. (4) | Diisi dengan nama bank penerbit jaminan. | (5) | Diisi dengan nomor jaminan bank yang diterbitkan. a | (6) | Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun diterbitkannya jaminan bank. | (7) | Diisi dengan maksud /tujuan diterbitkannnya jaminan bank, | (8) | Diisi dengan jumlah jaminan bank. | (9) | Diisi dengan tempat, tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan | surat pernyataan. | (10) | Diisi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang dan dibubuhi | stempel/cap dinas. | “33+ LAMPIRAN ¥ PERATURAN DIRBKTUR __JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER. 37 /P3/2014 TENTANG —PEDOMAN —PRLAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA. SURAT KUASA Nomor : ...(1 Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama (2) Jabatan Pejabat Pembuat Komitmen ......00..-..--(3) Berdasarican SK ...o(4)euee tanggal .....(5).....Nomor ....(6) memberikan kuasa kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara....(7).« 1, Nama Frere) NIP 149). untuk mencairkan Jaminan Bank : 1, Bank 2, Tanggal Jaminan Bank : 3, Nomor Jaminan Bank 4. Senilai 5. Untuk Pekerjaan Seer anne 6. Sesuai dengan kontrak Nomor...(15).... tanggal...(16). (dengan huruf) dalam hal 1. pihak YANG DIJAMIN dinyatakan wanprestasi/tidak dapat menyelesaikan pekerjaancleh PEMEGANG JAMINAN; atau 2, PEMEGANG JAMINAN tidak menyampaikan Berita Acera Penyelesaian Pekerjaan kepada KPPN, sebagaimana dimaksud dalam Jaminan Bank tersebut di atas. Demikian kuasa ini diberikan dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebageimana mestinya. sel Teseceeee( 8) ose Penerima Kuasa Perberi Kuasa Kepala KPPN......(19) Pejabat Pembuat Komitmen Meterai (20) ssseorces sere 22} fae NIP... (23) NIP... Mengetahui/menyetujui : Pimpinan ......(24).. PETUNJUK PENGISIAN SURAT KUASA NO. URAIAN ISIAN (1) | Diisi dengan nomor pembuatan Surat Kuasa. (2)_| Dis dengan nama lengkap Pejabat Pembuat Komitmen, (3) | Diisi dengan nama lembaga/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen, (4) | Diisi dengan nama jabatan penandatangan Surat Ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen. (6) | Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun Surat Ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen. (6) | Diisi dengan nomor Surat Ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen (7) | Diisi dengan nama KPPN, (8) | Diisi dengan nama lengkap Kepala KPPN. (9) | Diisi dengan NIP Kepala KPPN. (10) | Dis dengan nama bank penjamin, (11) | Diisi dengan tanggel, bulan, dan tahun Jaminan Bank, (12) | Diisi dengan nomor Jaminan Bank, (13) | Diisi dengan angka dan huraf senilai rupiah yang tertera pada Jaminan | Bank. (14) | Diisi dengan nama pekerjaan yang tercantum dalam kontrak. (18) | Diisi dengan nomor kontrak. (16) | Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun kontrak. | (17) | Diisi dengan nama kota tempat Surat Kuasa dibuat, (18) | Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun Surat Kuasa dibuat. (19) | Diisi dengan nama KPPN. (20) | Diisi dengan nama lengkap dan tanda tangan pejabat KPPN yang berwenang dan dibubuhi cap dinas. (21) | Diisi dengan NIP Pejabat KPPN. | (22) | Diisi dengan nama lengkap, tanda tangan Pejabat Pembuat Komitmen, | dibubuhi meterai, dan cap dinas. (28) | Diisi dengan NIP Pejabat Pembuat Komitmen. (24) | Dilsi dengan nama perusahaan pihak ketiga/rekanan. (25) | Diisi dengan nama dan tanda tangan pimpinan pihak ketiga/rekanan dan dibubuhi cap dinas. DIREKTURSENDERAL PERBENDAHARAAN, LAMPIRAN V1 PERATURAN ——DIREKTUR —__JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PSR- 37 /P8/2014 TENTANG -PEDOMAN PRLAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014, KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Nama, NIP a Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen. SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK SEBAGAI PENJAMINAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: a: (4), sehubungan dengan +, berdasarkan surat perjanjian tanggal (7). dengan Blas Bersedia untuk menjamin pekerjaan (5). kerja Nomor 6). nilai_ kontrak sebesar Rp rupiah). (9) Apabila di kemudian hari . » (4)... melakukan wanprestasi/tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut di atas, kami bersedia untuk menanggung secara pribadi dan menyetorkannya ke Kas Negara sebesar nilai pekerjaan yang dinyatakan wanprestasi/tidak dapat menyelesaikan pekerjaan. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. susssesen(10), Pejabat Pembuat Komitmen... deaeeeee (12) (Nama Lengkap) NIP PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK SEBAGAI PENJAMINAN No. Uraian Isian (1) | Diisi dengan nama pejabat penanda tangan surat. (2) | Diisi dengan NIP penanda tangan surat. (8) | Diisi dengan nama satuan kerja bersangkutan. (4) | Diisi dengan nama rekanan pelaksana pekerjaan. (9) | Diisi dengan jenis pekerjaan yang dikontrakkan. (6) | Diisi dengan nomor kontrak/perjanjian kerja. (7) | Diisi dengan tanggal kontrak/perjanjian kerja. oo (8) | Diisi dengan nilai kontrak dalam angka. (9) | Diisi dengan nilai kontrak dalam huruf, (10) | Diisi dengan tempat penandatanganan surat. (11) | Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan surat. (12) | Diisi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang dan dibubuhi stempel/cap dinas, -37- LAMPIRAN vi PERATURAN —DIREKTUR__JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 37/PB/2014 TENTANG —PEDOMAN PSLAKSANAAN PENERIMAAN DAN. PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014. (KOP SURAT PERUSAHAAN) SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama (1).. Alamat (2)... Jabatan (3). Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Sanggup untuk menyelesaikan 100% pekerjaan sebagaimana tertuang dalam surat tanggal (S)eeveneen dengan see(7)eoseeeee TUpiah) selambat-lambatnya perjanjian kerja Nomor. nilai kontrak sebesar: .. pada tanggal...... 2. Apabila ternyata sampai batas waktu yang telah ditentukan wanprestasi/tidak dapat menyelesaikan pekerjaan atau PPK tidak menyampailan BAPP paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berekhirnya masa kontrak, maka Jaminan Bank kami yang diterbitkan oleh Bank .. 8 Nomor.cssseen(Qp scree Tanggal..-(10).. sebesar vasulL ous (oseen(12)eu rupiah) dapat dicairkan oleh Kepala KPPN (13). sebesar nilai pekerjaan yang dinyatakan wanprestasi/pekerjaan tidak dapat diselesaikan untuk disetor ke Kas Negara. 3. Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dalam rangka pengajuan pembayaran atas pekerjaan tersebut pada angka 1 yang belum 100% sclesai pada saat surat pernyataan kesanggupan ini dibuat. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen....(16).... Rekanan (1 Tpesssee (19) esse : (Nama Lengkap} (Nama Lengkap} MIP. (18)eeeven seeneeen (20). PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN No. URAIAN ISIAN | (1)-] Dist dengan nama lengkap penanda tangan surat pernyataan kesanggupan. | (2) | Diisi dengan alamat lengkap penanda tangan surat pernyataan kesanggupan. | (3) | Diisi dengan nama jabatan penanda tangan surat pernyataan kesanggupan. | (4) | Diisi dengan nomor surat perjanjian kerja. (8) | Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun surat perjanjian kerja, (6) | Diisi dengan nilai kontrak dalam angka. fe (7) | Diisi dengan nilai kontrak dalam huruf, | (8) | Diisi dengan nama bank penerbit jaminan. | (9) | Diisi dengan nomor jaminan bank. (10) | Diisi dengan tanggal jaminan bank. (11) | Diisi dengan nilai uang jaminan bank dalam angka. (12) | Diisi dengan nilai uang jaminan bank dalam huruf. | (13) | Diisi dengan nama KPPN pembayar. (14) | Diisi dengan nama kota tempat surat pernyataan kesanggupan dibuat i (15) | Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun surat pernyataan kesanggupan dibuat. (16) | Diisi dengan nama satuan kerja. iq a7 Dis dengan tanda tangan Pejabat Pembuat Komitmen dan dibubuhi cap nas. (18) | Diisi dengan NIP Pejabat Pembuat Komitmen, z (29) | Dili dengen tanda tangan pembuat surat pernyatean dan dibubuhi cap (20) } Diisi dengan nama jabatan penandatangan surat pernyataan kesanggupan LAMPIRAN Vt PERATURAN DIREKTUR, JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 37 ‘TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PE DAN. PENGELUARAN NEGARA AKHIR TANUN ANGGARAN 2014. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA. Jalan sero 7 SURAT PERNYATAAN TIDAK MENERIMA, BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN (BAPP) Sehubungan dengan: tanggal........(2).0+) (4). dengan ini menyatakan bahwa sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja setelah kontrak berakhir —-yaitu—ttanggal......(5)., Pejabat + Pembuat Komitmen......(6)...00 selaku PEMEGANG JAMINAN _ tidak menyerahkan/memberikan BAPP atas penyelesaian pekerjaan .........(7) sebagaimana Kontrak Nomor........:o(B)eo-o----tanggaleessssss(Q)us b. Surat Kuasa: Nomor... Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya (10), Kepala KPPN_ ......(11). (12) (Nama Lengkap) NIP occsesss PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN NO. URAIAN ISIAN (1) | Diisi dengan nomor jaminan bank, (2) | Diisi dengan tanggal jaminan bank. (3) | Diisi dengan nomor surat kuasa. 2 : (4) | Diisi dengan tanggal surat kuasa. (6) | Diisi dengan tanggal hari kerja ke-10 (sepuluh) setelahakhir masa kontrak. (6) | Diisi dengan nama lembaga Pejabat Pembuat Komitmen. (7) | Diisi dengan jenis pekerjaan. | (8) | Diisi dengan nomor kontrak. (9) | Diisi dengan tanggal kontrak. (10)| Diisi dengan tempat, tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan surat pernyataan. (11) | Diisi dengan nama KPPN pembayar. (12)| Diisi dengan nama lengkap dan tanda tangan pejabat KPPN yang berwenang dan dibubuhi cap dinas. (13) | Diisi dengan NIP Pejabat KPPN, -4t- LAMPIRAN 1x PERATURAN —DIRRKTUR __JBNDERAL PERRENDAHARAAN NOMOR PIR: 37 [78/2014 TENTANG -PEDOMAN. PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014, SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA. KHUSUS UNTUK PERWAKILAN DI LUAR NEGERI NOMOR: /SPTB/ / KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA NAMA/KODE SATUAN KERJA. TANGGAL DAN NOMOR DIPA KODE FUNGSI/SUB FUNGSI/PROGRAM KODE KEGIATAN/SUB KEGIATAN KLASIFIKASI BELANJA oe serr Yang bertanda tangan di bawah ini KPA — Satuan Kerja. .menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima dengan perincian sebagai berikut: ff Buktt Jumlah Kode Eqvus | fav No. | Keae | Penerima | Uraien |e ngga1| nomor | VS . an Jumlah Bukti-bukti di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja. wuntuk kelengkapan administrasi_ dan —_keperiuan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. KPA/PPK,. (Nama Lengkap)

Potrebbero piacerti anche