Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Oleh:
Prisilia D.D Sumoked
15014101316
Supervisor Pembimbing:
dr. Stefanus Gunawan, Sp.A (K), MSi, Med
PERIODE KKM:
23 Mei 2016 31 Juli 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Residen Pembimbing
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: MY
Umur
: 11 tahun 10 bulan
Tanggal lahir
: 13 September 2004
Jenis kelamin
: Laki-laki
: 15 Juli 2016
No. RM
: 47.81.91
Ditolong oleh/Partus di
: Dokter/Rumah sakit
BBL
: gram
Kebangsaan
: Indonesia
Suku
: Sangihe
Alamat
: Beo Barat
: SB
Umur Ibu
: 31 tahun
Pendidikan Ibu
: SD
Pekerjaan Ibu
: IRT
: 1 kali
Nama Ayah
: PM
Umur Ayah
: 39 tahun
Pendidikan Ayah
: SMA
Pekerjaan Ayah
: Petani
: 1 kali
Family Tree
11 tahun 10 bulan
Anggota Keluarga
N
ANGGOTA KELUARGA
USIA
KETERANGAN
O
1
2
3
4
Ayah
Ibu
Anak laki-laki
Penderita
39 tahun
31 tahun
15 tahun
11 tahun
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Penderita masuk rumah sakit tanggal 15 Juli 2016. Pasien diperiksa dan dijadikan
laporan kasus pada tanggal Juli 2016.
Anamnesis:
Anamnesis diberikan oleh : Ibu penderita
Keluhan utama:
Perut membesar sejak 1 tahun SMRS
Demam sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien dibawa berobat ke RSUP Prof Kandou oleh orang tua dengan keluhan
utama perut membesar. Keluhan muncul sejak 1 tahun yang lalu. Perut
membesar perlahan lahan namun sejak 2 bulan terakhir, perut tampak semakin
membesar. Keluhan dialami pasien tanpa disertai rasa nyeri dan muntah. Pasien
juga mengalami demam sejak 1 bulan yang lalu. Demam bersifat naik turun,
tidak menggigil, keringat malam tidak ada. Riwayat batuk lama disangkal.
Riwayat bepergian ke luar daerah disangkal. Makan dan minum pasien normal.
BAB dan BAK normal. Pasien merupakan rujukan dari RS. Siloam dengan
diagnosis kerja suspek leukimia mieloblastik kronik.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama pada bulan September 2015.
Pasien dirawat di RS. Siloam selama 2 minggu dengan keluhan perut membesar.
Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
BBL: gram lahir secara spontan pervaginam oleh dokter, lahir dari ibu P2A0
hamil aterm. Selama hamil ibu kontrol teratur sebanyak 9 kali di Puskesmas.
Mendapat suntikan TT sebanyak 2 kali. Selama hamil ibu dalam keadaan sehat.
Penyakit yang pernah dialami
Morbili
: -
Varicella
: -
Pertusis
: -
Diarrhea
: +
Cacing
: -
Batuk/pilek
:+
: 3 bulan
: 4 bulan
: 6 bulan
: 7 bulan
: 10 bulan
: 10 bulan
: 3 bulan
: 5 bulan
: 9 bulan
: 10 bulan
ASI
PASI
Bubur susu
Bubur saring
Bubur halus
Nasi lembek
: lahir 2 tahun
: 6 bulan 1 tahun
: 6 bulan 2 tahun
::: 2 tahun 3 tahun
Riwayat Imunisasi
Jenis
Imunisasi
BCG
Polio
DTP
Campak
Hepatitis B
Dasar
II
III
I
+
+
+
+
+
+
+
+
+
IV
Ulangan
II
III
Sosio-ekonomi
Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ayah bekerja sebagai petani.
Lingkungan
Penderita tinggal di rumah permanen beratap seng, berdinding beton, berlantai
tegel, jumlah kamar tidur 2 buah, dihuni oleh 5 orang, 3 orang dewasa dan 2
orang anak-anak. WC dan kamar mandi di dalam rumah. Sumber air minum
menggunakan air mineral isi ulang. Sumber penerangan listrik menggunakan
PLN. Penanganan sampah di bakar dan dibuang di tempat pembuangan
sampah.
2/5/2016
6.400 /UL
2.77x106/uL
7.6 g/dL
23.2%
HASIL
9/5/2016
2.145 /UL
3.20x106/UL
9.79 g/dL
26.2%
31/5/2016
7400 /UL
2.09x106/UL
5,9 g/dL
17.0%
Trombosit
MCH
MCHC
Eosinofil
Basofil
Netrofil Batang
Netrofil Segmen
Limfosit
Monosit
MCV
SGOT
SGPT
Ureum Darah
Creatinin Darah
Protein Total
Albumin
Globulin
Chlorida Darah
Kalium Darah
Natrium Darah
Calsium
205x103/UL
27.4 pg
32.8 g/dL
4%
0%
1%
51%
39%
5%
83.8 fL
125 U/L
14 U/L
14 mg/dL
0.3 mg/dL
7.35 g/dL
3.81 g/dL
3.54 g/dL
90.8 mEq/L
3.75 mEq/L
136 mEq/L
9.74 mg/dL
47x103/UL
30.2 pg
36.8 g/dL
0%
1%
18%
17%
60%
4%
166 U/L
9 U/L
13 mg/dL
0.2 mg/dL
91.2 mEq/L
4.33 mEq/L
136 mEq/L
9.12 mg/dL
105 x103/UL
28.2 pg
34.7 g/dL
0%
0%
3%
49%
44%
4%
81.3 fL
56 U/L
6 U/L
15 mg/dL
0.2 mg/dL
-
Keadaan Umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Berat Badan
: 13,5 kg
Tinggi Badan
: 95 cm
(BSA)
= 0,5046 m2
Status Gizi
Tensi
: 90/60 mmHg
Nadi
Respirasi
: 24x/menit, reguler
Suhu
: 37,0C
Kulit
Kepala
Bentuk
kepala
mesochepal,
UUB
tertutup,
Hidung
Mulut
Telinga
Tenggorokan
Leher
Thoraks
Paru-paru
Jantung
Abdomen
Genitalia
: Laki-laki normal
Kelenjar
Anggota gerak
Tulang belakang
: Deformitas (-)
Otot-otot
: Eutoni
Refleks
Assessment (Penilaian)
Penilaian status gizi: laki-laki, 3 tahun 4 bulan, BB= 12,7 kg, TB = 95 cm,
menurut kurva WHO BB/TB penderita ini terdapat di antara -2SD dan
3
4
Resume
Anak laki-laki umur 11 tahun 10 bulan, BB 27 kg, TB 137 cm, MRS
15/07/2016 dengan keluhan utama perut membesar sejak 1 tahun yang lalu,
tanpa disertai nyeri dan muntah. Demam sejak 1 bulan yang lalu bersifat naik
turun. BAB dan BAK normal. Pasien sudah pernah dirawat di rumah sakit 1
tahun yang lalu dengan keluhan yang sama.
Keadaan umum: Tampak sakit, kesadaran compos mentis.
TD: 90/60 mmHg, N: 120x/menit, respirasi: 24x/menit, suhu: 37,0C
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
Diagnosis
Retinoblastoma ekstra okuli sinsitra stadium 4
Penatalaksanaan
-
Etoposide 80 mg
Premed ondansentron 3 x 20 mg iv
Follow Up
03/06/2016
S: Demam (-), perdarahan sedikit-sedikit di luka kepala, nafsu makan , mata
kiri mengeluh nyeri, sulit tidur, gelisah
O: KU: Tampak sakit Kes: CM
T: 90/60 mmHg, N: 128x/menit, R: 28x/menit, S: 37,0C
Kepala
Thoraks
Abdomen
teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: Retinoblastoma OS dengan metastase (stadium IV) siklus 5 M1H3
P:
-
04/06/2016
S: Demam (-), gelisah (+), mata kiri mengeluh nyeri, intake (+)
O: KU: Tampak sakit Kes: CM
T: 90/60 mmHg, N: 130x/menit, R: 28x/menit, S: 36,7C
Kepala
Thoraks
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: Retinoblastoma OS dengan metastase (stadium IV) siklus 5 M1H4
P:
-
05/06/2016
S: Demam (-), gelisah (+), mata kiri mengeluh nyeri, intake (+), kemarin
muntah 5x sekarang tidak muntah
O: KU: Tampak sakit Kes: CM
T: 100/70 mmHg, N: 104x/menit, R: 26x/menit, S: 36,0C
Kepala
Thoraks
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: Retinoblastoma OS dengan metastase (stadium IV) siklus 5 M1H5
P: -
06/06/2016
S: Demam (-), gelisah (+), mata kiri mengeluh nyeri, intake (+), muntah (-)
O: KU: Tampak sakit Kes: CM
T: 100/70 mmHg, N: 120x/menit, R: 26x/menit, S: 36,2C
Kepala
Thoraks
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: Retinoblastoma OS dengan metastase (stadium IV) siklus 5 M1H6
P:
-
BAB III
PEMBAHASAN
Retinoblastoma merupakan hasil dari transformasi keganasan sel-sel retina
primitif sebelum mencapai diferensiasi tahap akhir. Keganasan ini terjadi karena
adanya mutasi pada gen RB1 yang terletak pada lengan panjang kromosom 13
pada lokus 14 (13q14). Gen retinoblastoma (RB1), yang terdapat pada semua
orang adalah suatu gen supresor atau anti-onkogen.
menghasilkan suatu fosfoprotein inti dengan aktivitas pengikat DNA. Selain itu,
gen ini membuat protein (pRb) yang membantu menghentikan sel-sel untuk
tumbuh terlalu cepat. Setiap sel biasanya memiliki 2 gen RB1. Selama sel retina
memiliki setidaknya satu gen RB1 yang bekerja sebagaimana mestinya, maka
tidak akan terjadi retinoblastoma. Tapi ketika kedua gen RB1 bermutasi atau
hilang, sel dapat tumbuh menjadi tak terkendali. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan gen lebih lanjut, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sel menjadi
kanker. Hilangnya alel yang disebabkan oleh mutasi dapat terjadi pada sel-sel
somatik saja (retinoblastoma non-herediter) atau juga di sel-sel germinativum
(retinoblastoma herediter). Individu dengan bentuk penyakit yang herediter
memiliki satu alel yang terganggu di setiap sel tubuhnya, apabila alel pasangannya
di sel retina yang sedang tumbuh mengalami mutasi spontan maka terbentuklah
tumor. Pada bentuk yang nonherediter, kedua alel gen retinoblastoma normal di
sel retina yang sedang tumbuh di nonaktifkan oleh mutasi spontan.8,9
Usia median pasien saat datang adalah 2 tahun, walaupun tumor mungkin
sudah ada sejak lahir. Gambaran awal adalah gangguan penglihatan, strabismus,
rona keputihan di pupil (pantulan mata kucing), dan nyeri spontan atau tekan di
mata. Tumor dapat menyebar melalui invasi saraf optikus hingga ke otak, atau
melalui koroid ke jaringan lunak orbita dan tulang. Metastasis jauh dapat terjadi
pada paru-paru, tulang, serta otak. 10,11
Pada kasus, dari anamnesis awalnya didapatkan keluhan nyeri pada mata
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit (pada tahun 2015), mata bengkak dan
merah. Dijelaskan oleh orang tua bahwa penderita mempunyai riwayat mata
bengkak, dan nyeri sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Dan juga terdapat
keluhan mata kanan penderita seperti terdapat selaput warna putih, namun setelah
3 hari kemudian selaput tersebut menghilang.
Pemeriksaan yang sangat penting untuk diagnosis adalah pemeriksaan mata
di bawah anastesi pada keadaan pupil dilatasi maksimal, dengan oftalmoskopi
indirek dan penekanan sklera oleh dokter ahli mata yang sudah berpengalaman. 12
Stadium I
Stadium II
Stadium III
: Ekstensi regional
a. melebihi orbita
b. terdapat pembesaran KGB preaurikular atau KGB servikal
Stadium IV
: Terdapat metastasis
merupakan
tumor
yang
radiosensitif
dan
radioterapi
merupakan terapi elektif lokal untuk kasus ini. Keberhasilan EBRT tidak hanya
ukuran tumor, tetapi tergantung teknik dan lokasi. Gambaran regresi setelah
radiasi akan terlihat dengan oftalmoskopi. Sebagian besar kasus rekurensi
setelah radiasi dapat diterapi lagi dengan cryo atau fotokoagulasi. Efek
samping jangka panjang dari radioterapi harus diperhatikan. Seperti enukleasi,
dapat terjadi komplikasi hambatan pertumbuhan tulang orbita, yang akhirnya
60
Co,
106
Ru, atau
125
I makin sering
umum
penderita nampak
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
1
Indonesia. 2010;7:94-102.
Rosdiana N. Gambaran Klinis dan Laboratorium Retinoblastoma. Sari
pdf.pdf
10 Maitra A, Kumar V. Penyakit Genetik dan Anak. Dalam: Kumar V, Cotran
RS, Robbins SL, editor. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Jakarta:
EGC; 2007. h. 238-296.
11 Suprapto N, Irawati Y. Retinoblastoma. Dalam: Tanto C, Liwang F,
Hanifati S, Pradipta EA, editor. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV.
Jakarta: Media Aesculapius;2014. h. 406.
12 Sutaryo, Hagung P. Retinoblastoma. Dalam : Permono HB, Sutaryo,
Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, Editor. Buku Ajar
Hematologi Onkologi Anak. Cetakan Keempat. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI; 2012. h. 302-09.
13 Bakti Husada, 2011. Pedoman Penemuan Dini Kanker Pada Anak.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral PP & PL Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Tersedia dalam :
http://pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/Buku_Pedoman_ca_anak__
20-2-2012.pdf. [dikunjungi tanggal 3 Juli 2016].
14 Komite Penanggulangan Kanker Nasional.
Panduan
AN.
Retinoblastoma
An
Overview.
Saudi
Journal
of
Ophthalmology. 2014;28:31015.
16 Kaiser PK, Scott IU, O'Brien JM, Murray TG. Retinoblastoma. 13 Januari
2003 [dikunjungi tanggal 2 Juli 2016]. Tersedia dalam:
http://www.djo.harvard.edu/site.php?url=/patients/pi/436