Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
(1002005013)
(1102005181)
Zulaikha Osman
(1102005224)
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku
: Bali
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Hindu
Pendidikan
: SMA
Status perkawinan
: Kawin
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
Umur
: 49 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Suku
: Bali
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Hindu
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pedagang
: Desak Gita
Umur
: 25 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan
: Tamat SMA
Umur
: 18 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan
: Tamat SMA
Umur
: 12 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan
: SD
: Desak Intan
Umur
: 6,5 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan
: SD
tidak cukup
: 130/90 mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Respirasi
: 22 x/mnt
Suhu aksila
: 36,8C
Berat badan
: 56kg
Tinggi badan
: 162 cm
pemeriksaan GDS
: 320mg/dl
Status general
Kepala : Normocephali, rambut normal, warna cokelat-kehitaman
Mata :
Anemis -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+, isokor, injeksi konjungtiva -/THT
Toraks :
- Telinga
: sekret -/-
- Hidung
: rhinorea -/-
- Tenggorok
: hiperemi (-)
- Inspeksi
- Palpasi
: simetris, normal
- Perkusi
- Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
: distensi (-)
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas: Atas: Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri Tekan (-), ROM bebas, luka (-)
Bawah: Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri Tekan (-), ROM Bebas, luka (-)
III.3. Diagnosis
Diabetes Mellitus Tipe II
III.4.Terapi
-
NovoRapid
Levemir
Namun ayah pasien dikatakan pernah mengeluhkan gejala yang sama seperti
pasien yaitu sering haus dan sering buang air kecil khususnya malam hari.
Jika melihat dari literatur yang membahas terkait faktor risiko DM
disebutkan bahwa kepekaan reseptor terhadap glukosa ternyata diturunkan ke
generasi berikutnya. Sehingga bila orang tua mengalami DM, kemungkinan besar
anaknya juga akan mengalami DM. Melihat kondisi ini genetik menjadi salah satu
faktor resiko terjadinya DM pada pasien ini.
IV.2.Usia
Usia bisa menjadi faktor risiko karena seiring bertambahnya umur terjadi
penurunan fungsi-fungsi organ tubuh, termasuk reseptor yang membantu
pengangkutan glukosa ke jaringan. Reseptor ini semakin lama akan semakin tidak
peka terhadap adanya glukosa dalam darah. Sehingga yang terjadi adalah
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Namun Ibu Desak sendiri saat ini berumur
45 tahun, dan pasien mulai mengalami gejala-gejala kencing manis sejak 6,5 tahun
yang lalu. Umur yang dapat dibilang belum lanjut usia, namun sudah lebh dari 40
tahun. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya DM pada
pasien ini. Kondisi umur saat ini juga tidak tertutup kemungkinan terjadinya
komplikasi berkaitan dengan DM.
IV.4.Perilaku
Berdasarkan wawancara kepada penderita didapatkan bahwa sebelumnya penderita
bekerja sebagai pedagang dan seringkali mengkonsumsi kue dan jajanan bali setiap
hari baik di rumah maupun di tempat berjualan. Pasien biasanya makan kue dan
jajan bali saat pagi minum kopi atau sore saat minum teh, pasien juga sering makan
kue saat ada odalan di desanya.
Pola makan pasien dahulu tidak teratur, pasien memiliki kebiasaan makan
yang sekaligus banyak. Diketahui bahwa kebiasan makan yang seperti ini menjadi
faktor resiko DM. Makan yang sekaligus banyak memacu insulin dan reseptor
untuk bekerja lebih keras, sehingga reseptor akan mudah rusak. Pola makan seperti
ini juga membuat pasien dahulu berbadan gemuk. Kondisi tubuh yang gemuk ini
juga menjadi faktor risiko terjadi DM. Tubuh yang gemuk tentunya akan
menyimpan cadangan lemak lebih banyak. Banyaknya lemak dalam tubuh
meningkatkan jaringan adiposa. Padahal reseptor-reseptor glukosa terdapat pada
jaringan non-adiposa. Jaringan adiposa yang banyak mendesak jaringan nonadiposa. Akibatnya, jumlah reseptor glukosa juga semkain sedikit. Sehingga, yang
terjadi adalah peningkatan kadar gula dalam darah.
IV.5. Lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan pedesaan. Lingkungan pedesaan seperti ini tidak
banyak msayarakat yang paham atau peduli tentang penyakit DM. Kondisi ini
membuat rendahnya pengetahun masyarakat, keluarga, dan pasien tentang DM,
gejala, penatalaksanaan, maupun komplikasinya. Kurangnya pengetahuan ini
seringkali membuat terlambatnya penegakkan diagnosa maupun penanganan DM
itu sendiri dan kompliksainya.
Pasien memiliki anak bungsu yang perkembangannya belum normal karena
lahir peramtur. Pasien sering merasa sedih melihat keadaan anaknya tersebut.
Pasien juga dituntut untuk mempunyai anak laki-laki, namun sampai kehamilan
ketujuh pasien tidak memiliki anak laki-laki. Semua kondisi ini terkadang
membuat pasien tertekan dan stres. Stres mempunyai pengaruh yang merugikan
langsung terhadap kadar gula darah. Dalam keadaan stress tubuh akan membentuk
hormon anti insulin yang akan menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Makin
lama seseorang menderita stress makin besar kemungkinan kadar gula darah akan
meningkat lebih tinggi meskipun penderita telah meminum obat sesuai anjuran
dokter.
V. PENDEKATAN KEDOKEL
V.1. PERSONAL
Mengobati pasien dengan memberikan perlakuan sebagai manusia bukan sekedar
mengobati penyakitnya saja. Dalam artian, pasien ditangani secara holistik dari
semua aspek kehidupannya, baik fisik, psikis, dan spiritual. Memberikan konseling
kepada seluruh keluarga untuk terus memberikan motivasi kepada pasien. Dalam
keadaan sakit ini pasien sangat membutuhkan pengertian dan dukungan dari
keluarga. Pengobatan jangka panjang, selain membutuhkan biaya yang cukup
besar, juga membutuhkan perhatian dan dukungan dari keluarga.
sangat diperlukan sebagai pengawas dalam pengobatan insulin agar pasien ingat
makan setelah suntik insulin. Pengawas ini penting karena pengobatan jangka
panjang seringkali membuat pasien merasa bosan dan lupa menyuntikan insulin.
Melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur pada pasien.
Pemeriksaan ini untuk melihat efektifitas pengobatan sekaligus mengetahui
kadar gula darah secara periodik. Pemeriksaan gula darah ini dapat dilakukan
dirumah, puskesmas, maupun dirumah sakit. Saat ini pasien rajin memeriksa
kadar gula darahnya di UPT Kesmas Payangan tempatnya bekerja. Selain
pemeriksan gula darah harian tersebut, dapat juga dilakukan pemeriksaan Hba1c
untuk menilai apa gula darah pasien terkontrol atau tidak.
Menganjurkan kepada keluarga penderita apabila terdapat anggota
keluarga yang mengalami gejala penyakit DM (sering haus, merasa cepat lapar,
frekuensi buang air kecil meningkat, dan berat badan menurun) untuk cepat
memeriksakan diri ke dokter. Seseorang yang memiliki anggota keluarga
dengan riwayat DM akan rentan terkena DM. Oleh karena itu diperlukan
kewaspadaaan dan deteksi dini dari masing-masing anggota keluarga untuk
menghindari terjadinya keterlambatan dalam penanganan DM.
Menganjurkan kepada keluarga penderita apabila terdapat anggota
keluarga yang berusia 40 tahun keatas untuk memeriksakan kadar gula darahnya
minimal 1 kali tiap tahun apabila memungkinkan. Hal ini penting karena pada
usia tersebut telah terjadi kemunduran fungsi organ. Begitu juga organ yang
mengatur kadar gula dalam darah dan reseptor glukosa juga telah mengalami
kemunduran fungsi.
c. Pencegahan Tersier :
Memberikan penjelasan kepada anggota keluarga penderita tentang
pentingnya dukungan keluarga terhadap perbaikan kondisi pasien. Dukungan
yang diberikan dapat berupa dukungan fisik, mental, dan material. Dukungan
fisik ini dapat ditunjukkan dengan membantu pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Dukungan mental dapat dilakukan dengan menghibur pasien agar
pasien terhindar dari stres. Dukungan material dapat dilakukan dengan
membiayai pengobatan dan kebutuhan pasien selama pengobatan. Hal ini akan
10
Waktu
Protein
Lemak
makan
60%
Makan Pagi 183,6 kalori
Makan
275,4 kalori
20 %
61,2 kalori
91,8 kalori
20%
61,2 kalori
91,8 kalori
Siang
Makan
65,7 kalori
65,7 kalori
Malam
Karbohidrat
197,1 kalori
Total
306 kalori
459 kalori
328,5
kalori
11
Karbohidrat
Protein
Lemak
Pagi
3 iris
- Nasi putih:
gelas
-
Sale:
potong sedang
- Putih telur ayam 2
biji
sedang
butir
butir
- Telur bebek
asin butir
- Hati ayam
- Telur ayam
potong
sedang
ekor
- Kacang hijau 2
sdm
- Kacang tanah 1
sdm
- Tahu biji besar
- Tempe 1 potong
Makan
sedang
- Nasi putih 1 Protein hewani
siang
gelas
- Roti tawar 4
iris
sedang
- Telur ayam 1
butir
sdm
- Putih telur ayam 4
potong
sedang
btr
12
Protein Nabati
- Kacang hijau 2
sdm
- Kacang tanah 2
sdm
- Tahu 1 biji besar
- Tempe 2 potong
Makan
sedang
- Nasi putih Protein hewani
Malam
gelas
- Roti tawar 3
iris
sedang
- Telur ayam 1
butir
sdm
- Putih telur ayam
potong
sedang
3 btr
Protein Nabati
- Kacang hijau 2
sdm
- Kacang tanah 2
sdm
- Tahu 1 biji besar
- Tempe 2 potong
sedang
Menjelaskan kepada penderita bahwa terdapat banyak komplikasi dari
penyakit DM (misal : luka susah sembuh dan mudah menjadi borok, gangguan
pada penglihatan, mati rasa pada tangan dan kaki), untuk itu penderita dianjurkan
untuk menjaga kesehatannya, suntik insulin sesuai jadwal dan menggunakan alas
kaki untuk menghindari luka pada kaki.
13
V.3.BERKESINAMBUNGAN
Pasien dipantau terus tentang kadar gula darah dan perkembangan penyakitnya.
Dalam hal ini pasien dianjurkan untuk melanjutkan kebiasaan kontrol rutin tiap 1
bulan ke tempat pelayanan kesehatan tempat ia biasa berobat yaitu UPT Kesmas
Payangan. Pengawasan berkesinambungan ini juga bertujuan memberikan
pengetahuan kepada pasien dan keluarga terkait penyakitnya sekaligus mengubah
perilaku dari perilaku sakit menjadi perilaku sehat.
V.5.MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN
Dalam upaya pencegahan telah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menganjurkan penderita dan keluarganya untuk menjaga dan mengatur pola
makan yang sehat (dengan kurangi makanan yang berlemak, banyak
mengandung gula, dan perbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan).
14
15
d. Pasien mengatakan saat ini perasaanya lebih baik karena anak bungsunya
semakin membaik kondisinya. Di sekolah sudah bisa melakukan kegiatan
belajar seperti anak-anak lain pada umumnya.
16
Dapur pasien
17