202 Theory, Culture d: Society

the notion of the serious academic as politically committed; middle- range theorizing with an
antipathy to abstract thought; the merging of historical and anthropological techniques and
assumptions about the pattern of cultural life; the privileging of the working class as the
principal historical agent. and thus some notion of the working class as a community or
gemeinschaft; a nostalgic view of pre-industrial society as more authentic than urban industrial society; and, finally, a covert but resolute commitment to the study of English culture.
Recent historical studies of the development of cultural studies have seen the emergence of
British cultural studies as highly discon- tinuous. Following Terry Eaglcton's early criticisms
in his Criticism and Ideology (1978) of the legacy of Williams, subsequent writers have
noticed a decisive turn towards more abstract theory under the impact of Althusserian
structuralism. a stronger preoctupation with the problems of ideological analysis, especially
the Gramscian notion of 'hegemony', a greater openness to other theoretical traditions such as
discourse analysis, and a subtle but important shift from the singular notion of culture to the
plural view of cultures. These developments were in particular associated with the
Birmingham Centre for Contemporary Cultural Studies, which had been established in l964
under the directorship of Hoggart who was succeeded by Stuart Hall (in 1969), Richard
Johnson (in 1979) and recently by Jorge Larrarin. The work of the CCCS has obviously
changed over time; the early-ernphasis on the mass media gave way to the analysis of
subcultures; and subsequently new interests emerged around the analysis of texts,
subjectivities and ideology.
There are three crucial aspect of Britist cultural studies which appear to be continuous,
underlying assumptions of research on culture. First, they have been obsessed with questions
of class and ideology, and both have been approached within the paradigm which is heavily
influenced by Althusser, Poulantzas and Gramsci. The main theoretical thrust of these
approaches has been to break out of the legacy of the base-superstructure notion and the idea
of a dominant ideology thesis (Abercrombie

et al., 1980). Although there have been

important and valuable developments in this area, the general problematic of neo~Marxism
remains. Research in Britain has focused predominantly on the idea of popular culture as part
of the ideology system which, in the last instance, can only he understood by reference to
dominat and dominated

gagasan akademik serius politis berkomitmen; menengah berkisar berteori dengan antipati
untuk pemikiran abstrak; penggabungan teknik historis dan antropologis dan asumsi tentang
pola kehidupan budaya; privileging dari kelas pekerja sebagai agen sejarah utama. dan
dengan demikian beberapa gagasan dari kelas pekerja sebagai masyarakat atau gemeinschaft;
pandangan nostalgia masyarakat pra-industri sebagai lebih otentik dari masyarakat indus-trial
perkotaan; dan, akhirnya, komitmen rahasia tapi tegas untuk studi budaya Inggris.
Studi sejarah baru-baru ini dari pengembangan kajian budaya telah melihat munculnya kajian
budaya Inggris sebagai sangat terputus-putus. Setelah kritik awal Terry Eagleton dalam Kritik
dan Ideologi (1978) dari warisan Williams nya, penulis selanjutnya telah melihat gilirannya
menentukan arah teori yang lebih abstrak di bawah pengaruh strukturalisme Althusser,
keasyikan kuat dengan masalah analisis ideologi, terutama Gramscian Gagasan 'hegemoni',
sebuah keterbukaan yang lebih besar dengan tradisi teoritis lain seperti analisis wacana, dan
pergeseran halus namun penting dari gagasan tunggal budaya ke tampilan jamak dari budaya.
Perkembangan ini berada di tertentu yang terkait dengan Birmingham Centre for
Contemporary Cultural Studies, yang telah didirikan pada l964 di bawah direktur dari
Hoggart yang digantikan oleh Stuart Hall (1969), Richard Johnson (1979) dan terakhir
dengan Jorge Larrain. Karya CCCS telah jelas berubah dari waktu ke waktu; awal-penekanan
pada media massa memberi jalan untuk analisis subkultur; dan kemudian kepentingan baru
muncul sekitar analisis teks, subjektivitas dan ideologi.
Ada tiga aspek penting dari studi budaya Inggris yang tampaknya terus-menerus, yang
mendasari asumsi penelitian tentang budaya. Pertama, mereka telah terobsesi dengan
pertanyaan dari kelas dan ideologi, dan keduanya telah didekati dalam paradigma yang sangat
dipengaruhi oleh Althusser, Poulantzas dan Gramsci. Dorongan teoritis utama pendekatan ini
telah untuk keluar dari warisan gagasan dasar-suprastruktur dan ide tesis ideologi dominan
(Abercrombie et al., 1980). Meskipun telah ada perkembangan penting dan berharga di
daerah ini, bermasalah umum neo ~ Marxisme tetap. Penelitian di Inggris telah difokuskan
terutama pada gagasan budaya populer sebagai bagian dari sistem ideologi yang, dalam
contoh terakhir, hanya bisa ia mengerti dengan mengacu dominan dan mendominasi