PATHOLOGY

THE BIG PICTURE

Walter L. Kemp, MD
Deputy State Medical Examiner
Forensic Science Division,Montana State Department of Justice
Missoula,Montana
and
Clinical Assistant Professor
The University of Texas Southwestern Medical Center at Dallas
Dallas, Texas

Dennis K. Burns, MD

Professor of Pathology
Distinguished Teaching Professor
The University of Texas Southwestern Medical Center at Dallas
Dallas, Texas

Travis G. Brown, MD

Resident, Department of Family Medicine

John Peter Smith Hospital
Forth Worth, Texas

New York Chicago San Francisco Lisbon London Madrid Mexico City
New Delhi San Juan Seoul Singapore Sydney Toronto

Pathology the big picture McGraw-Hill 2007

CHRONIC HEPATITIS (FIGURE 15-7)

CHRONIC HEPATITIS (FIGURE 15-7)
Basic description: Sustained inflammation of the liver lasting
> 6 months.
Important points
It is difficult to distinguish acute from chronic hepatitis on a
histologic basis. The diagnosis of chronic hepatitis requires
histologic evidence of progression toward cirrhosis.
Classification of chronic hepatitis is based upon the etiologic
agent; the grade of injury, which depends upon numbers and
locations of inflammatory cells; the stage of disease, which
depends upon the degree, location, and extent of fibrosis;
and the distortion of normal architecture.
Alcohol abuse and chronic viral hepatitis are rarely associated
with AST or ALT values _ 1000 U/L.Values _ 1000 U/L
are suggestive of acute viral, toxic, or ischemic causes of liver
damage.

KRONIS HEPATITIS (GAMBAR 15-7)

Dasar description: peradangan berkelanjutan hati abadi

> 6 bulan.
penting poin
Sulit untuk membedakan akut dari hepatitis kronis pada
secara histologis. Diagnosis hepatitis kronis membutuhkan
histologis bukti perkembangan menuju sirosis.
Klasifikasi hepatitis kronis didasarkan pada etiologi
agen; kelas cedera, yang tergantung pada jumlah dan
lokasi sel-sel inflamasi, tahap penyakit, yang
tergantung pada tingkat, lokasi, dan tingkat fibrosis;
dan distorsi arsitektur normal.
Penyalahgunaan alkohol dan hepatitis virus kronis jarang terkait
dengan nilai AST atau ALT _ 1000 U / L.Values _ 1000 U / L
yang sugestif penyebab virus, toksik, atau iskemik akut hati
kerusakan.

Figure 15-6. Acute hepatitis. This photomicrograph exhibits collapse

of the hepatic parenchyma (bridging necrosis indicated by
the arrows). Bridging necrosis is a histologic feature of acute hepatitis.
Elastin, 100_.

Hepatitis akut. Ini menunjukkan runtuhnya photomicrograph

pada parenkim hati (nekrosis menjembatani ditunjukkan oleh
panah). Bridging nekrosis adalah fitur histologis hepatitis akut.
Elastin, 100_.

Chronic hepatitis. Acute and chronic hepatitis can

often appear similar histologically. Chronic hepatitis can be separated
from acute hepatitis by demonstration of scarring. In the photomicrograph,
the hepatic parenchyma is vaguely divided into nodules,
due to early bridging fibrosis. The early bridging fibrosis is
associated with a prominent lymphocytic infiltrate. Hematoxylin
and eosin, 40_.

Kronis hepatitis. Hepatitis akut dan kronis dapat

sering muncul mirip histologis. Hepatitis kronis dapat dipisahkan
dari hepatitis akut oleh demonstrasi jaringan parut. Dalam photomicrograph
tersebut,
parenkim hati yang samar-samar dibagi menjadi nodul,
karena fibrosis awal. Para fibrosis awal
terkait dengan limfositik menonjol menyusup. hematoxylin
dan eosin, 40_.

Figure 2-5. Chronic inflammation (chronic hepatitis). The portal

tract in the center of the photomicrograph contains an increased
number of lymphocytes. Lymphocytes and macrophages are the
cell type most commonly present in chronic inflammation. Chronic
inflammation is often due to an injurious stimulus that the body
cannot remove from its tissue. In chronic hepatitis, that injurious
stimulus is often an infection with hepatitis C virus. Hematoxylin
and eosin, 200.
Gambar 2-5. Peradangan kronis (hepatitis kronis). portal
saluran di tengah photomicrograph berisi suatu peningkatan
jumlah limfosit. Limfosit dan makrofag adalah
jenis sel yang paling sering hadir dalam peradangan kronis. kronis
peradangan sering disebabkan oleh stimulus merusak sehingga tubuh
tidak dapat menghapus dari jaringan tersebut. Pada hepatitis kronis, yang
merugikan

stimulus sering infeksi dengan virus hepatitis C. hematoxylin

dan eosin, 200.
Key Morphological Features of Viral Hepatitis
Chronic Hepatitis
Changes shared with acute hepatitis:
Hepatocyte injury, necrosis, and regeneration
Sinusoidal cell reactive changes
Portal tracts:
Inflammation:
Confined to portal tracts, or
Spillover into adjacent parenchyma, with necrosis of hepatocytes ("interface hepatitis"), or
Bridging inflammation and necrosis
Fibrosis:
Portal deposition, or
Portal and periportal deposition, or
Formation of bridging fibrous septa
HBV: "ground-glass" hepatocytes, "sanded" nuclei
HCV: bile duct epithelial cell proliferation, lymphoid aggregate formation

Kunci morfologi Fitur Viral Hepatitis

Hepatitis kronis
Perubahan bersama dengan hepatitis akut:
cedera hepatosit, nekrosis, dan regenerasi
Sinusoidal perubahan sel reaktif
Portal saluran:
Peradangan:
Terbatas untuk saluran portal, atau
Spillover ke parenkim berdekatan, dengan nekrosis hepatosit ("antarmuka
hepatitis"), atau
Menjembatani inflamasi dan nekrosis
Fibrosis:
Portal deposisi, atau
Portal dan deposisi periportal, atau
Pembentukan menjembatani septa fibrosa

HBV: "ground-glass" hepatosit, "diampelas" inti

HCV: saluran empedu proliferasi sel epitel, pembentukan agregat limfoid

Chronic Hepatitis.
The histologic features of chronic hepatitis ( Fig. 18-17B and Fig. 18-20 ) range from
exceedingly mild to severe. In the mildest forms, significant inflammation is limited
to portal tracts
and consists of lymphocytes, macrophages, occasional plasma cells, and rare
neutrophils or eosinophils. Liver architecture is usually well preserved, but
smoldering hepatocyte necrosis
throughout the lobule may occur in all forms of chronic hepatitis. Even in mild
chronic hepatitis due to HCV infection, common findings are lymphoid aggregates
and bile duct damage
in the portal tracts and focally mild to moderate macrovesicular steatosis. In all
forms of chronic hepatitis, continued interface hepatitis and bridging necrosis are
harbingers of
progressive liver damage. The hallmark of irreversible liver damage is the
deposition of fibrous tissue. At first, only portal tracts exhibit increased fibrosis, but
with time, periportal
septal fibrosis occurs, followed by linking of fibrous septa between lobules (bridging
fibrosis).
Continued loss of hepatocytes and fibrosis results in cirrhosis, with fibrous septae
and hepatocyte regenerative nodules. This pattern of cirrhosis is characterized by
irregularly sized
nodules separated by variable but mostly broad scars ( Fig. 18-21 ). Historically, this
pattern of cirrhosis has been termed postnecrotic cirrhosis, but it should be noted
that the term
"postnecrotic cirrhosis" has been applied to all forms of cirrhosis in which the liver
shows large, irregular-sized nodules with broad scars, regardless of etiology.
Autoimmune hepatitis,
hepatotoxins (carbon tetrachloride, mushroom poisoning), pharmaceutical drugs
(acetaminophen, a-methyldopa), and even alcohol (discussed later) may give rise to
a cirrhotic liver with

irregular-sized large nodules. In some cases that come to autopsy, the inciting
cause of the so-called postnecrotic cirrhosis cannot be determined at all
("cryptogenic cirrhosis"). In essence,
the morphology of the end-stage cirrhotic liver is neither helpful in determining the
basis of the liver injury, nor can it be easily related to any specific set of clinical
circumstances.
The clinical course of viral hepatitis is unpredictable. Patients may experience
spontaneous remission or may have indolent disease without progression for many
years. Conversely, some
patients have rapidly progressive disease and develop cirrhosis within a few years.
The major causes of death are cirrhosis, with liver failure and hepatic
encephalopathy or massive
hematemesis from esophageal varices, and hepatocellular carcinoma in those with
long-standing HBV (particularly neonatal) or HCV infection.

Hepatitis kronis.
Fitur histologis hepatitis kronis (Gambar 18-17B dan Gambar. 18-20) berkisar dari
sangat ringan sampai parah. Dalam bentuk paling ringan, peradangan signifikan
terbatas pada saluran Portal
dan terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma sesekali, dan neutrofil langka atau
eosinofil. Arsitektur hati biasanya terpelihara dengan baik, tapi membara nekrosis
hepatosit
seluruh lobulus dapat terjadi pada semua bentuk hepatitis kronis. Bahkan dalam
hepatitis kronis ringan karena infeksi HCV, temuan umum adalah agregat limfoid
dan kerusakan saluran empedu
di saluran portal dan focally ringan sampai sedang steatosis macrovesicular. Dalam
semua bentuk hepatitis kronis, hepatitis dan nekrosis antarmuka terus
menjembatani adalah pertanda
kerusakan hati yang progresif. Ciri kerusakan hati ireversibel adalah deposisi
jaringan fibrosa. Pada awalnya, hanya saluran portal yang menunjukkan fibrosis
meningkat, tapi dengan waktu, periportal
fibrosis septum terjadi, diikuti dengan menghubungkan septa fibrosa antara lobulus
(bridging fibrosis).
Lanjutan kehilangan hepatosit dan hasil fibrosis pada sirosis, dengan septae
berserat dan nodul regeneratif hepatosit. Pola sirosis ditandai dengan tidak teratur
berukuran
nodul variabel dipisahkan oleh bekas tapi kebanyakan yang luas (Gambar 18-21).
Secara historis, pola sirosis telah disebut sirosis postnecrotic, tetapi perlu dicatat
bahwa istilah
"Sirosis postnecrotic" telah diterapkan untuk semua bentuk sirosis hati yang

menunjukkan besar, tidak teratur berukuran nodul dengan bekas luka yang luas,
terlepas dari etiologi. Autoimmune hepatitis,
hepatotoxins (karbon tetraklorida, keracunan jamur), obat-obatan farmasi
(asetaminofen, a-metildopa), dan bahkan alkohol (dibahas kemudian) dapat
menimbulkan sirosis hati dengan
tidak teratur berukuran besar nodul. Dalam beberapa kasus yang datang ke otopsi,
penyebab menghasut dari sirosis yang disebut postnecrotic tidak dapat ditentukan
sama sekali ("sirosis kriptogenik"). Pada dasarnya,
morfologi sirosis hati stadium akhir yang tidak membantu dalam menentukan dasar
dari luka hati, juga tidak dapat dengan mudah berhubungan dengan setiap keadaan
tertentu klinis.
Perjalanan klinis hepatitis virus tidak dapat diprediksi. Pasien mungkin mengalami
remisi spontan atau mungkin memiliki penyakit indolen tanpa perkembangan
selama bertahun-tahun. Sebaliknya, beberapa
pasien memiliki penyakit cepat progresif dan mengembangkan sirosis dalam
beberapa tahun. Penyebab utama kematian adalah sirosis, dengan gagal hati dan
ensefalopati hepatik atau besar
hematemesis dari varises esofagus, dan karsinoma hepatoseluler pada pasien
dengan HBV lama (terutama bayi) atau infeksi HCV.

Figure 18-18 Hepatitis B viral infection. A, Liver parenchyma showing hepatocytes with diffuse granular
cytoplasm, so-called ground glass hepatocytes. (H&E) B, Immunoperoxidase
stain for HBsAg from the same case, showing cytoplasmic inclusions of viral particles

Gambar 18-18 Hepatitis B infeksi virus. A, parenkim hati menunjukkan hepatosit

dengan sitoplasma granular difus, hepatosit tanah yang disebut kaca. (H & E) B,
Immunoperoxidase
noda untuk HbsAg dari kasus yang sama, menunjukkan inklusi sitoplasma partikel
virus

Drug- and Toxin-Induced Hepatic Injury

Hepatitis, acute and chronic- Methyldopa, isoniazid, nitrofurantoin, phenytoin, oxyphenisatin

Rubin @ M3

Hepatitis kronis
Chronic hepatitis is defined as inflammatory disease of the liver lasting for more than six
months. Hepatitis kronis didefinisikan sebagai penyakit radang hati yang berlangsung selama
lebih dari enam bulan. The histological differentiation between chronic persistent hepatitis (no
cell necrosis) and chronic active hepatitis (cell necrosis) does not correlate with prognosis and is
therefore now much less used. Diferensiasi histologis antara hepatitis kronis persisten (tidak ada
nekrosis sel) dan hepatitis aktif kronis (nekrosis sel) tidak berkorelasi dengan prognosis dan
karena itu sekarang jauh lebih sedikit digunakan.
Aetiology Etiologi
Viral: hepatitis B , hepatitis C , cytomegalovirus , Epstein-Barr virus Viral: hepatitis B ,
hepatitis C , cytomegalovirus , virus Epstein-Barr
Metabolic: non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), haemochromatosis , Wilson's
disease , alpha-1 antitrypsin deficiency Metabolik: non-alkohol penyakit hati berlemak
(NAFLD), hemokromatosis , penyakit Wilson , alpha-1 antitrypsin

Toxic and drugs: alcoholic liver disease , amiodarone , isoniazid , methyldopa ,

methotrexate , nitrofurantoin Beracun dan obat-obatan: penyakit hati alkoholik ,
amiodaron , isoniazid , metildopa , metotreksat , nitrofurantoin

Autoimmune: autoimmune hepatitis , primary biliary cirrhosis , primary sclerosing

cholangitis Autoimun: hepatitis autoimun , sirosis bilier primer , primary sclerosing
cholangitis

Sarcoidosis Sarkoidosis

Presentation of chronic hepatitis Presentasi hepatitis kronis

Symptoms Gejala

Nonspecific symptoms, eg fatigue, anorexia, muscle pains, arthralgia, weight loss Gejala
spesifik, misalnya kelelahan, anoreksia, nyeri otot, artralgia, penurunan berat badan
Right hypochondrial pain (liver distension) Hak hypochondrial nyeri (distensi hati)

Abdominal distension ( ascites ) Distensi abdomen ( asites )

Ankle swelling (fluid retention) Ankle bengkak (retensi cairan)

Haematemesis and melaena ( gastrointestinal haemorrhage ) Hematemesis melena dan (

perdarahan gastrointestinal )

Pruritus (cholestasis) Pruritus (kolestasis)

Breast swelling ( gynaecomastia ), testicular atrophy, loss of libido and amenorrhoea due
to endocrine dysfunction Pembengkakan payudara ( ginekomastia ), atrofi testis,
kehilangan libido dan amenorea karena disfungsi endokrin

Confusion and drowsiness ( encephalopathy ) Kebingungan dan mengantuk ( ensefalopati

)

Signs Tanda

Spider naevi (chest and upper body), slate-grey appearance in haemochromatosis Spider
nevi (dada dan tubuh bagian atas), abu-abu penampilan di hemokromatosis
Palmar erythema Palmar eritema

Jaundice Penyakit kuning

Clubbing Pemukulan

Dupuytren's contracture (alcoholic cirrhosis ) Dupuytren kontraktur (alkohol sirosis )

Xanthomas: palmar creases or above the eyes in primary biliary cirrhosis Xanthomas:
lipatan palmaris atau di atas mata pada sirosis bilier primer

Initial hepatomegaly may be followed by a small liver in well-established cirrhosis Awal

hepatomegali dapat diikuti oleh hati kecil di mapan sirosis

Splenomegaly ( portal hypertension ) Splenomegali ( hipertensi portal )

Hirsutism Hirsutisme

Investigation of chronic hepatitis Investigasi hepatitis kronis

Urinalysis : bilirubin and urobilinogen Urinalisis : bilirubin dan urobilinogen
Full blood count (associated anaemia, thrombocytopenia, raised MCV with alcohol abuse
), clotting studies (clotting impairment with hepatic dysfunction) Hitung darah lengkap
(terkait anemia, trombositopenia, mengangkat MCV dengan penyalahgunaan alkohol ),
studi pembekuan (gangguan pembekuan dengan disfungsi hati)

Renal function and electrolytes (associated renal dysfunction ) Fungsi ginjal dan
elektrolit (terkait ginjal disfungsi )

Liver function tests , serum albumin, prothrombin time Tes fungsi hati , albumin serum,
waktu protrombin

Immunoglobulins (IgG raised in autoimmune hepatitis; IgM raised in primary biliary

cirrhosis) Imunoglobulin (IgG dibesarkan pada hepatitis autoimun; IgM dibesarkan di
PBC)

Autoantibodies : antinuclear antibodies , smooth muscle antibodies, anti-mitochondrial

antibodies; see separate article Plasma Autoantibodies (Disease Associations)
Autoantibodi : antibodi antinuklear , antibodi otot polos, anti-antibodi mitokondria, lihat
artikel terpisah Autoantibodi Plasma (Asosiasi Penyakit)

Hepatitis B and C serology Hepatitis B dan C serologi

Alpha-1 antitrypsin Alpha-1 antitrypsin

Caeruloplasmin, copper (haemochromatosis) Caeruloplasmin, tembaga (hemokromatosis)

Iron studies Besi studi

Alpha-fetoprotein ( hepatocellular carcinoma ) Alpha-fetoprotein ( karsinoma

hepatoseluler )

Ultrasound, CT or MRI scan: local liver or biliary tract abnormality, especially

hepatocellular carcinoma which may occur as a complication of cirrhosis USG, CT atau
MRI scan: hati lokal atau saluran bilier kelainan, terutama karsinoma hepatoseluler yang
dapat terjadi sebagai komplikasi dari sirosis

Genetic testing, eg haemochromatosis Pengujian genetik, misalnya hemokromatosis

Upper gastrointestinal endoscopy (diagnosis and management of oesophageal varices )

Endoskopi gastrointestinal atas (diagnosis dan manajemen varises esofagus )

Liver biopsy Biopsi hati

Differential diagnosis Diferensial Diagnosis

Other causes of chronic liver failure (eg primary sclerosing cholangitis (PSC), right heart
failure ) or the development of cirrhosis. Penyebab lain kronis gagal hati (misalnya primary
sclerosing cholangitis (PSC), gagal jantung kanan ) atau perkembangan sirosis.
Management Manajemen
See articles on specific causes. Lihat artikel tentang penyebab khusus.
Complications Komplikasi
Liver failure Gagal hati
Portal hypertension: ascites, hypersplenism , lower oesophageal and rectal varices
Hipertensi portal: asites, hipersplenisme , varises esofagus dan dubur lebih rendah

Hypoalbuminaemia Hipoalbuminemia

Coagulopathy Koagulopati

Osteoporosis Osteoporosis

Hepatopulmonary syndrome (defect in arterial oxygenation induced by pulmonary

vascular dilatation in patients with liver disease) Hepatopulmonary sindrom (cacat dalam
oksigenasi arteri disebabkan oleh dilatasi vaskular paru pada pasien dengan penyakit hati)

Hepatorenal syndrome Sindrom hepatorenal

Encephalopathy Ensefalopati

Cirrhosis Sirosis

Hepatocellular carcinoma Karsinoma hepatoseluler

Prevention Pencegahan
Hepatitis B prevention , Hepatitis C prevention. Hepatitis B pencegahan , Hepatitis C
pencegahan.
Internet and further reading Internet dan bacaan lebih lanjut
Primary Care Society for Gastroenterology Primary Care Society for Gastroenterologi
British Society of Gastroenterology Inggris Society of Gastroenterology

British Liver Trust . Inggris Hati Kepercayaan . Support and Information. Dukungan dan
Informasi.

Acknowledgements EMIS is grateful to Dr Colin Tidy for writing this article. Ucapan Terima
Kasih EMIS berterima kasih kepada Dr Colin Tidy untuk menulis artikel ini. The final copy has
passed scrutiny by the independent Mentor GP reviewing team. Salinan akhir telah melewati
pemeriksaan oleh tim dokter independen meninjau Mentor. EMIS 2010. EMIS 2010.
Document ID: 1956 Dokumen ID: 1956

Document Version: 21 Versi Dokumen: 21

Document Reference: bgp892 Dokumen Referensi: bgp892
Last Updated: 23 Dec 2009 Terakhir Diperbarui: 23 Desember 2009

Prognosis Hepatitis kronis

Intro Intro
Symptoms Gejala

Types Jenis

Causes Penyebab

Tests Tes

Prognosis Prognosa

Treatment Pengobatan

Misdiagnosis Misdiagnosis

Videos Video

Prognosis of Chronic Hepatitis: The ten year survival for patients with chronic active hepatitis
is now approximately 85%. Prognosis Hepatitis Kronis: Sepuluh tahun kelangsungan hidup
untuk pasien dengan hepatitis aktif kronis sekarang sekitar 85%. ...see also Overview of Chronic
Hepatitis ... Lihat juga Tinjauan Hepatitis kronis

Onset of Chronic Hepatitis: Most common in those aged between 20 and 50 years but can
occur at any age. Onset Hepatitis Kronis: Paling umum pada mereka yang berusia antara 20
dan 50 tahun tetapi dapat terjadi pada semua usia.

Complications: Komplikasi:
Complications of Chronic Hepatitis may include: Komplikasi Hepatitis kronis dapat meliputi:

Cirrhosis Sirosis
Hepatocellular carcinoma Karsinoma hepatoseluler

Hepatic failure Kegagalan hati

Portal hypertension Hipertensi portal

Osteoporosis Osteoporosis

more complications... lebih komplikasi ...

See also complications of Chronic Hepatitis . Lihat juga komplikasi Hepatitis kronis .

Chronic Hepatitis: Research More Hepatitis kronis: Penelitian

Lebih

Chronic Hepatitis: Introduction Hepatitis kronis: Pendahuluan

Symptoms: Chronic Hepatitis Gejala: Hepatitis Kronis

Complications: Chronic Hepatitis Komplikasi: Hepatitis Kronis

Causes: Chronic Hepatitis Penyebab: Hepatitis Kronis

Treatments: Chronic Hepatitis Perawatan: Hepatitis Kronis

About prognosis: Tentang prognosis:

The 'prognosis' of Chronic Hepatitis usually refers to the likely outcome of Chronic Hepatitis.
The 'prognosis' Hepatitis kronis biasanya mengacu pada hasil kemungkinan Hepatitis kronis. The
prognosis of Chronic Hepatitis may include the duration of Chronic Hepatitis, chances of
complications of Chronic Hepatitis, probable outcomes, prospects for recovery, recovery period
for Chronic Hepatitis, survival rates, death rates, and other outcome possibilities in the overall
prognosis of Chronic Hepatitis. Prognosis Hepatitis kronis dapat mencakup durasi Hepatitis
kronis, kemungkinan komplikasi Hepatitis kronis, kemungkinan hasil, prospek untuk pemulihan,
periode pemulihan untuk Hepatitis kronis, tingkat kelangsungan hidup, tingkat kematian, dan
kemungkinan hasil lain dalam prognosis keseluruhan Hepatitis kronis . Naturally, such forecast
issues are by their nature unpredictable. Tentu, masalah perkiraan tersebut menurut sifatnya tidak
terduga.

Tip: Stress-Free Family Car Trip Tip: Stres Bebas Mobil Keluarga Trip

They say it's about the ride, not the destination. Mereka mengatakan itu tentang perjalanan,
bukan tujuan. Look forward to the next family car trip. Nantikan perjalanan mobil keluarga
berikutnya.
Tip: Grazing, Smaller Meals Tip: Penggembalaan, Makanan kecil

Benefits of eating smaller meals throughout the day. Manfaat makan makanan kecil sepanjang
hari.
Better You Tip: Set a Quit Day Lebih baik Anda Tips: Mengatur Hari Keluar

Picking the right day to quit smoking is an important first step. Memilih hari yang tepat untuk
berhenti merokok merupakan langkah penting pertama.
Tip: Dangerous Moles Tip: Mol Berbahaya

Skin moles are normal, but sometimes they need a doctor's attention and care. Mol kulit normal,
tapi kadang-kadang mereka membutuhkan perhatian dokter dan perawatan. Dr. Bobby show us
what to watch for. Dr Bobby menunjukkan kepada kita apa yang harus diperhatikan.
See full list of 4 related videos Lihat daftar lengkap 4 related videos
Next page: Types of Chronic Hepatitis Next page: Jenis Hepatitis kronis

Rate This Website Tingkat Website ini

What do you think about the features of this website? Apa pendapat Anda tentang fitur dari
website ini? Take our user survey and have your say: Ambil survei pengguna kami dan telah
berkata Anda:
Website User Survey Situs Pengguna Survei

Medical Tools & Articles: Peralatan Medis & Artikel:

Tools & Services: Peralatan & Layanan:

Bookmark this page Bookmark halaman ini

Symptom Search Gejala Pencarian

Symptom Checker Gejala Checker

Medical Dictionary Kamus Kedokteran

Give your feedback Berikan tanggapan Anda

Medical Articles: Kedokteran Artikel:

Disease & Treatments Search Penyakit & Pengobatan Cari

Misdiagnosis Center Misdiagnosis Pusat

Full list of interesting articles Daftar lengkap artikel menarik

Forums & Message Boards Forums & Message Boards

Ask or answer a question at the Boards : Bertanya atau menjawab

pertanyaan di Dewan :
o I cannot get a diagnosis. Saya tidak bisa mendapatkan diagnosis.
Please help. Mohon bantuan.
o

Tell us your medical story. Ceritakan kisah medis Anda.

Share your misdiagnosis story. Berbagi cerita Anda misdiagnosis.

What is the best treatment for my condition? Apa pengobatan terbaik

untuk kondisi saya?

See all the Boards. Lihat semua Dewan.

Non medikamentosa
Diet harus seimbang. The use of high carbohydrate, high protein or low fat diets have no
scientific basis, and in some instances, such diets may be harmful. Penggunaan karbohidrat
tinggi, protein tinggi atau diet rendah lemak tidak memiliki dasar ilmiah, dan dalam
beberapa kasus, diet semacam itu mungkin berbahaya. Vitamin and mineral
supplementation also has no place in the management of chronic hepatitis unless some

deficiency is present. Vitamin dan suplemen mineral juga tidak memiliki tempat dalam
pengelolaan hepatitis kronis kecuali defisiensi beberapa hadir. No substance is known that
will help the main symptom, fatigue. Tidak diketahui substansi yang akan membantu gejala
utama, kelelahan. However, a good physical fitness program may lessen this distressing
symptom. Namun, program kebugaran fisik yang baik dapat mengurangi gejala ini
menyedihkan. Patients should be advised to limit the amount of salt that they use in an
attempt to forestall the accumulation of fluids as ascites or ankle swelling. Pasien harus
dianjurkan untuk membatasi jumlah garam yang mereka gunakan dalam upaya untuk
mencegah akumulasi cairan asites atau pembengkakan seperti pergelangan kaki. Since
almost all drugs must be detoxified by the liver, and since the injured liver does not perform
this task well, limiting the amount of drugs that a patient uses to only essential ones is
important. Karena hampir semua obat harus didetoksifikasi oleh hati, dan karena luka hati
tidak melakukan tugas ini dengan baik, membatasi jumlah obat yang pasien menggunakan
hanya yang penting adalah penting. This includes discouraging the use of sedatives and
tranquilizers. Ini termasuk mengecilkan penggunaan obat penenang dan obat penenang.
Definisi - Hepatitis kronis (CAH) adalah luka yang terus menerus untuk sel-sel hati dengan
peradangan yang berlangsung selama lebih dari enam bulan. The causes of chronic hepatitis
are several: viruses, metabolic or immunologic abnormalities and medications. Penyebab
hepatitis kronis beberapa: virus, kelainan metabolik atau imunologi dan obat-obatan.
Symptoms - Symptoms result from the liver cell injury, the inflammation or from the
resulting scarring which is called cirrhosis. Gejala - Gejala akibat dari cedera sel hati,
peradangan atau dari jaringan parut yang dihasilkan yang disebut sirosis. Chronic hepatitis
may follow acute hepatitis B or C (formerly called non-A, non-B) or may develop quietly
without an acute illness. Hepatitis kronis dapat mengikuti akut hepatitis B atau C
(sebelumnya disebut non-A, non-B) atau mungkin berkembang diam-diam tanpa penyakit
akut.
Liver biopsy is helpful in that it confirms the diagnosis, aids in establishing the cause
(etiology) and can demonstrate the presence of cirrhosis. Biopsi hati sangat membantu
dalam hal itu menegaskan diagnosis, membantu dalam membangun penyebab (etiologi)
dan dapat menunjukkan adanya sirosis. It is less helpful in judging the response to
treatment. Hal ini kurang membantu dalam menilai respon terhadap pengobatan.
Causes - Hepatitis B and C are the most common causes of chronic hepatitis. Penyebab Hepatitis B dan C adalah penyebab paling umum dari hepatitis kronis. Together they account
for more than 75 percent of the cases in the world. Bersama-sama mereka account selama
lebih dari 75 persen dari kasus di dunia. Hepatitis B is far more common in China and subSaharan Africa and among male homosexuals and IV drug users. Hepatitis B jauh lebih
umum di Cina dan sub-Sahara Afrika dan diantara laki-laki homoseksual dan pengguna obat
IV.
Chronic hepatitis C behaves differently from hepatitis B. The disease is generally mild, with
fatigue being the main symptom. Hepatitis C kronis berperilaku berbeda dari hepatitis B.
Penyakit ini biasanya ringan, dengan kelelahan menjadi gejala utama. However, ten or more
years later, the complications of cirrhosis appear in some patients, sometimes unexpectedly.
Namun, sepuluh tahun atau lebih kemudian, komplikasi dari sirosis muncul pada beberapa
pasien, kadang-kadang tak terduga. By contrast with hepatitis B, the percentage of patients
infected who develop cirrhosis is much greater. Sebaliknya dengan hepatitis B, persentase
pasien yang terinfeksi yang mengembangkan sirosis jauh lebih besar. While primary liver

cancer can also develop from hepatitis C, it appears to be much less common than after
hepatitis B. Sementara kanker hati primer juga dapat berkembang dari hepatitis C,
tampaknya jauh kurang umum daripada setelah hepatitis B.
Autoimmune Chronic Hepatitis varies from mild to serious disease. Hepatitis kronis autoimun
bervariasi dari ringan sampai penyakit serius. The percentage of patients who develop
cirrhosis is high and it may appear early. Persentase pasien yang mengembangkan sirosis
tinggi dan mungkin muncul lebih awal. Most of the patients are young women but
postmenopausal women and males may get the disease. Sebagian besar pasien adalah
perempuan muda, tetapi wanita menopause dan laki-laki mungkin mendapatkan penyakit
ini. Only a few cases of primary liver cancer have been reported with this disease. Hanya
beberapa kasus kanker hati primer telah dilaporkan dengan penyakit ini. Twenty-five
percent of the cases of chronic hepatitis result from damage to the liver by the immune
system. Dua puluh lima persen dari kasus-kasus hepatitis kronis akibat dari kerusakan hati
oleh sistem kekebalan tubuh. The trigger for autoimmune chronic hepatitis is unknown, but
the damage to the liver is caused by the individual's lymphocytes and by antibodies
produced in the individual's own tissue. Pemicu untuk hepatitis kronis autoimun tidak
diketahui, tetapi kerusakan hati disebabkan oleh limfosit individu dan oleh antibodi yang
diproduksi dalam jaringan individu itu sendiri. Autoimmune chronic hepatitis is usually a
progressive disease ending in cirrhosis. Hepatitis kronis autoimun biasanya merupakan
penyakit progresif yang berakhir pada sirosis.
Hepatitis A and E (formerly called epidemic or enteric non-A, non-B) are rarely, if ever,
responsible for causes of chronic hepatitis. Hepatitis A dan E (sebelumnya disebut epidemi
atau enterik non-A, non-B) jarang, jika pernah, bertanggung jawab untuk menyebabkan
hepatitis kronis.
Hepatitis D infection needs the hepatitis B virus to multiply. Infeksi hepatitis D kebutuhan
virus hepatitis B untuk berkembang biak. Hepatitis D can cause acute hepatitis in someone
who is a carrier of the hepatitis B virus and can cause acute hepatitis at the same time that
the hepatitis B virus does. Hepatitis D dapat menyebabkan hepatitis akut pada seseorang
yang menjadi pembawa virus hepatitis B dan dapat menyebabkan hepatitis akut pada saat
yang sama bahwa virus hepatitis B tidak. In any event, the combination of hepatitis B and D
is worse then hepatitis B alone and is more likely to cause serious chronic hepatitis and
cirrhosis. Dalam hal apapun, kombinasi hepatitis B dan D adalah buruk maka hepatitis B
saja dan lebih mungkin menyebabkan hepatitis kronis yang serius dan sirosis. IV drug users
have a high incidence of hepatitis D. IV pengguna narkoba memiliki insiden tinggi hepatitis
D.
Other Causes - Viruses of the herpes family, which cause cold sores, genital herpes,
chicken pox, shingles and infectious mononucleosis, can cause acute hepatitis, especially
when the immune system is not functioning properly. Penyebab lain - Virus dari keluarga
herpes, yang menyebabkan cold sores, herpes kelamin, cacar air, herpes zoster dan
mononukleosis menular, dapat menyebabkan hepatitis akut, terutama ketika sistem
kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik. It is unlikely that they will produce chronic
hepatitis. Hal ini tidak mungkin bahwa mereka akan menghasilkan hepatitis kronis. Other
viruses, as yet undiscovered, may be responsible for some cases of chronic hepatitis. Virus
lain, yang belum ditemukan, mungkin bertanggung jawab untuk beberapa kasus hepatitis
kronis.
Drug-Induced Hepatitis - Few medications still in use and several that have been
withdrawn from the market can also cause chronic hepatitis. Obat-induced hepatitis -

Beberapa obat masih digunakan dan beberapa yang telah ditarik dari pasar juga bisa
menyebabkan hepatitis kronis. These include: isoniazid, used for tuberculosis; methyldopa,
used for hypertension; nitrofurantoin, used for urinary tract infections; phenytoin, used for
seizure disorders and selected other prescription medications. Ini termasuk: isoniazid,
digunakan untuk TBC, metildopa, digunakan untuk hipertensi, nitrofurantoin, digunakan
untuk infeksi saluran kemih, fenitoin, digunakan untuk gangguan kejang dan dipilih obat
resep lainnya. These medications must be taken for long periods of time and the number
cases of chronic hepatitis produced by these medications is small. Obat-obat ini harus
diambil untuk jangka waktu yang lama dan jumlah kasus hepatitis kronis yang dihasilkan
oleh obat-obat ini kecil.
Chronic hepatitis caused by drugs is usually recognized early. Hepatitis kronis yang
disebabkan oleh obat biasanya diakui lebih awal. Stopping the medicine before cirrhosis has
developed usually reverses the disease. Menghentikan pengobatan sebelum sirosis telah
mengembangkan biasanya membalikkan penyakit ini.
Inherited Disorders - Some inherited disorders of metabolism also can appear as chronic
hepatitis. Gangguan mewarisi - Beberapa kelainan bawaan metabolisme juga dapat
muncul sebagai hepatitis kronis. The most frequent of these conditions is Wilson's disease ,
a familial disorder of copper metabolism. Alpha-1-antitrypsin deficiency and tyrosinemia
may appear as chronic hepatitis although other features help in distinguishing these rare
conditions from those caused by viruses. Yang paling sering kondisi ini penyakit Wilson ,
kekeluargaan gangguan metabolisme tembaga. Alpha-1-antitripsin kekurangan dan
tyrosinemia mungkin muncul sebagai hepatitis kronis meski ciri lain membantu dalam
membedakan kondisi langka dari yang disebabkan oleh virus.
Signs and Symptoms - Fatigue, mild discomfort in the upper abdomen, loss of appetite
and aching joints are the common symptoms of chronic hepatitis. Tanda dan Gejala Kelelahan, ketidaknyamanan ringan di perut bagian atas, kehilangan nafsu makan dan sakit
sendi adalah gejala umum dari hepatitis kronis. Fatigue is by far the most common
symptom and it might be quite disabling. Kelelahan adalah jauh gejala yang paling umum
dan mungkin akan sangat mematikan. Often it gets worse as the day wears on. Sering hal
itu akan buruk sebagai hari memakai di. Some patients, however, may have no symptoms.
Beberapa pasien, bagaimanapun, mungkin tidak memiliki gejala. Others may have signs of
liver failure, inducing jaundice, abdominal swelling (due to fluid retention called ascites), or
coma, depending on the severity of the liver disease and whether or not cirrhosis has
developed. Lain mungkin memiliki tanda-tanda gagal hati, penyakit kuning merangsang,
perut bengkak (karena retensi cairan yang disebut ascites), atau koma, tergantung pada
keparahan penyakit hati dan apakah atau tidak sirosis telah dikembangkan. Most
complications are vague and may be mistaken for other diseases or simply a consequence of
aging. Komplikasi yang paling tidak jelas dan mungkin keliru untuk penyakit lain atau hanya
konsekuensi penuaan. Disorders of other organs like the thyroid, intestine, eyes, joints,
blood, spleen, kidneys and skin may occur in about 20 percent of patients depending on the
cause of the chronic hepatitis. Gangguan organ lainnya seperti tiroid, usus, mata, sendi,
darah, limpa, ginjal dan kulit dapat terjadi pada sekitar 20 persen pasien tergantung pada
penyebab hepatitis kronis.
When the hepatitis is mild and limited in extent, it is called chronic persistent hepatitis
(CPH). Bila hepatitis ringan dan terbatas luasnya, hal itu disebut kronis hepatitis persisten
(CPH). When it is more extensive and seems to be destroying the cells of the liver, it is
called chronic active hepatitis (CAH). Ketika lebih luas dan tampaknya menghancurkan selsel hati, hal itu disebut hepatitis aktif kronis (CAH).

Treatment - Interferon has been approved for the treatment of hepatitis B and C. The
treatment has been shown to reduce the inflammation and liver damage caused by the virus
in 25-30% of cases by eliminating the virus, thus reducing the development of scar tissue
and avoiding the development of cirrhosis. Pengobatan - Interferon telah disetujui untuk
pengobatan hepatitis B dan C. pengobatan telah terbukti mengurangi peradangan dan
kerusakan hati yang disebabkan oleh virus dalam 25-30% kasus dengan menghilangkan
virus, sehingga mengurangi pengembangan jaringan parut dan menghindari perkembangan
sirosis.
In people treated with interferon studies show that 50% will respond to treatment and 50%
of those patients will relapse when interferon is stopped. Pada orang yang diobati dengan
interferon studi menunjukkan bahwa 50% akan menanggapi pengobatan dan 50% dari
pasien akan kambuh ketika interferon dihentikan. Research is going on to address the
relapse rate. Penelitian yang terjadi untuk mengatasi tingkat kambuh.
Additional clinical trials are being conducted to identify the most effective dose and duration
of therapy with interferon. Uji klinis tambahan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi
dosis yang paling efektif dan durasi terapi dengan interferon. Studies are continuing in an
attempt to reduce the side effects of the medication that exists. Studi terus dalam upaya
untuk mengurangi efek samping dari obat yang ada. These include "flu-like" symptoms, and
less often, fever, depression, hair loss, nausea and vomiting. Ini termasuk "flu seperti"
gejala, dan kurang sering, demam, depresi, rambut rontok, mual dan muntah. Currently,
the treatment consists of an injection three times a week over a period of six months. Saat
ini, pengobatan terdiri dari suntikan tiga kali seminggu selama enam bulan.
Blood tests are needed to monitor progress during treatment and a liver biopsy (retrieving a
small specimen of the liver through a needle inserted into the liver) is an accepted
procedure prior to and following treatment. Tes darah diperlukan untuk memantau
kemajuan selama perawatan dan hati biopsi (mengambil spesimen kecil hati melalui sebuah
jarum dimasukkan ke hati) merupakan prosedur yang diterima sebelum dan setelah
pengobatan.
Fifty percent of the patients treated will experience remission of the disease. Lima puluh
persen dari pasien yang diobati akan mengalami remisi dari penyakit. When the treatment is
stopped 50 percent will relapse. Ketika pengobatan dihentikan 50 persen akan kambuh.
However, only about 20 percent of untreated patients will go on to develop cirrhosis over a
period of years. Namun, hanya sekitar 20 persen pasien yang tidak diobati akan terus
mengembangkan sirosis selama periode tahun. Research into the management of those who
relapse is ongoing. Penelitian ke dalam manajemen mereka yang kambuh sedang
berlangsung.
Interferon does not seem to work well in patients : Interferon tampaknya tidak bekerja
dengan baik pada pasien:

with substance abuse (alcohol or illegal drugs), dengan penyalahgunaan zat (alkohol
atau obat-obatan terlarang),
who are not very sick, yang tidak terlalu sakit,

whose test results are not very abnormal, hasil tes yang tidak sangat normal,

whose immune system is not functioning well because of AIDS, sistem kekebalan
tubuh yang tidak berfungsi dengan baik karena AIDS,

with hepatitis B who were infected from their mothers at birth, dengan hepatitis B
yang terinfeksi dari ibu mereka saat lahir,

carriers who are no longer contagious or infectious, operator yang tidak lagi menular
atau infeksius,

with significant heart, lung or kidney diseases, dengan penyakit jantung, paru-paru
atau ginjal yang signifikan,

or couples who are trying to conceive. atau pasangan yang sedang berusaha untuk
hamil.
Knowing the cause of the disease is helpful in estimating the prognosis. Mengetahui
penyebab penyakit ini membantu dalam memperkirakan prognosis.

Only a small percentage of patients with chronic hepatitis B develop cirrhosis. Hanya
sebagian kecil pasien dengan hepatitis B kronis mengembangkan sirosis. In those patients,
cirrhosis develops early in the course of the disease with complications appearing in the first
few years. Pada pasien, sirosis berkembang pada awal perjalanan penyakit dengan
komplikasi muncul dalam beberapa tahun pertama. Chronic hepatitis often causes acute
hepatitis or flare-ups and periods with no signs. Hepatitis kronis sering menyebabkan
hepatitis akut atau flare-up dan periode tanpa tanda-tanda. Scarring becomes more
extensive with each flare-up. Parut menjadi lebih luas dengan masing-masing flare-.
Patients in the Orient have about a 15 percent chance of developing primary liver cancer,
usually after the age of 50 with men more likely candidates than women. Pasien di Timur
memiliki sekitar kesempatan 15 persen dari kanker hati primer berkembang, biasanya
setelah usia 50 dengan laki-laki calon lebih mungkin dibandingkan perempuan. This
complication is much less common in the Western World. Komplikasi ini jauh kurang umum
di Dunia Barat.
The disease becomes life-threatening only after cirrhosis has developed. Penyakit ini
menjadi mengancam nyawa hanya setelah sirosis telah dikembangkan. More than half of all
patients live at least 15 years from the time of the first diagnosis and this number is
continuously improving. Lebih dari setengah dari semua pasien hidup setidaknya 15 tahun
dari waktu diagnosis pertama dan jumlah ini terus membaik. Previously, prognosis was
thought to depend on what was found on liver biopsy. Sebelumnya, prognosis dianggap
tergantung pada apa yang ditemukan pada biopsi hati. This is now only partly true. Hal ini
sekarang hanya sebagian benar. Prognosis is worse and complications more numerous and
severe if cirrhosis has already developed. Prognosis buruk dan komplikasi lebih banyak dan
parah jika sirosis telah dikembangkan. Much attention has been paid to the location and
extent of the inflammation of the liver. Banyak perhatian telah dibayarkan kepada lokasi dan
luasnya peradangan hati.
Steroid therapy remains the only useful treatment for autoimmune disease, but it may have
to be given for a lifetime and may also not prevent the ultimate development of cirrhosis.
Terapi steroid tetap menjadi pengobatan hanya berguna untuk penyakit autoimun, tetapi
mungkin harus diberikan untuk seumur hidup dan mungkin juga tidak mencegah
perkembangan akhir sirosis.
Liver transplantation has become an accepted form of therapy when chronic hepatitis
becomes life-threatening, usually as a result of complications of cirrhosis. Transplantasi hati
telah menjadi suatu bentuk terapi yang diterima saat menjadi hepatitis kronis yang

mengancam jiwa, biasanya sebagai akibat komplikasi dari sirosis. Recurrence of hepatitis C
or autoimmune hepatitis does not seem to occur, but hepatitis B, if virus is still present and
the patient is contagious, will recur in the new liver and often be acute. Kambuh hepatitis C
atau hepatitis autoimun tampaknya tidak terjadi, tetapi hepatitis B, jika virus masih ada dan
pasien menular, akan terulang dalam hati baru dan sering bersifat akut. Attempts are being
made to prevent this recurrence. Upaya sedang dilakukan untuk mencegah terulangnya hal
ini.
The most important treatment for hepatitis B is prevention. Hepatitis B vaccines should be
given to all who are exposed to this disease on a regular basis. Pengobatan yang paling
penting untuk hepatitis B adalah pencegahan. Hepatitis B vaksin harus diberikan kepada
semua orang yang terkena penyakit ini secara teratur. All pregnant women should be tested
for hepatitis B. Carriers of hepatitis B, many of them unaware that they are infected, can
pass it on to their babies as well as their sexual contacts. Semua wanita hamil harus diuji
untuk Operator hepatitis B. hepatitis B, banyak dari mereka tidak menyadari bahwa mereka
terinfeksi, dapat menularkannya kepada bayi mereka serta kontak seksual mereka. All
newborns should be vaccinated against hepatitis B. Three injections are needed to provide
adequate immunity. Semua bayi yang baru lahir harus divaksinasi hepatitis B. Tiga suntikan
yang diperlukan untuk memberikan kekebalan yang memadai.
An important aspect of treatment is supportive care. Sebuah aspek penting dari pengobatan
adalah perawatan suportif. Diet should be well balanced. Diet harus seimbang. The use of
high carbohydrate, high protein or low fat diets have no scientific basis, and in some
instances, such diets may be harmful. Penggunaan karbohidrat tinggi, protein tinggi atau
diet rendah lemak tidak memiliki dasar ilmiah, dan dalam beberapa kasus, diet semacam itu
mungkin berbahaya. Vitamin and mineral supplementation also has no place in the
management of chronic hepatitis unless some deficiency is present. Vitamin dan suplemen
mineral juga tidak memiliki tempat dalam pengelolaan hepatitis kronis kecuali defisiensi
beberapa hadir. No substance is known that will help the main symptom, fatigue. Tidak
diketahui substansi yang akan membantu gejala utama, kelelahan. However, a good
physical fitness program may lessen this distressing symptom. Namun, program kebugaran
fisik yang baik dapat mengurangi gejala ini menyedihkan. Patients should be advised to limit
the amount of salt that they use in an attempt to forestall the accumulation of fluids as
ascites or ankle swelling. Pasien harus dianjurkan untuk membatasi jumlah garam yang
mereka gunakan dalam upaya untuk mencegah akumulasi cairan asites atau pembengkakan
seperti pergelangan kaki. Since almost all drugs must be detoxified by the liver, and since
the injured liver does not perform this task well, limiting the amount of drugs that a patient
uses to only essential ones is important. Karena hampir semua obat harus didetoksifikasi
oleh hati, dan karena luka hati tidak melakukan tugas ini dengan baik, membatasi jumlah
obat yang pasien menggunakan hanya yang penting adalah penting. This includes
discouraging the use of sedatives and tranquilizers. Ini termasuk mengecilkan penggunaan
obat penenang dan obat penenang.
Looking to the Future - Learning more about the viruses responsible for chronic hepatitis
and how to control them will occur in the next decade. Melihat ke Masa Depan - Belajar
lebih lanjut tentang virus yang bertanggung jawab untuk hepatitis kronis dan bagaimana
mengendalikan mereka akan terjadi pada dekade berikutnya. Similarly, learning about the
body's immune system and how to control it has already begun. Demikian pula, belajar
tentang sistem kekebalan tubuh dan bagaimana mengontrol itu sudah dimulai. Preventive
efforts will be enhanced so that fewer cases of chronic hepatitis will develop. Upaya
pencegahan akan ditingkatkan sehingga kasus lebih sedikit akan mengembangkan hepatitis
kronis. The goal of eliminating this group of diseases seems to be just over the horizon, and

while our skills at transplantation are rapidly increasing, the form of therapy for chronic
hepatitis, like the disease itself, will disappear. Tujuan untuk menghilangkan kelompok ini
penyakit tampaknya hanya atas cakrawala, dan sementara keterampilan kami di
transplantasi meningkat pesat, bentuk terapi untuk hepatitis kronis, seperti penyakit itu
sendiri, akan hilang.

American Liver Foundation Yayasan Hati Amerika

1425 Pompton Avenue 1425 Pompton Jalan
Cedar Grove, NJ 07009 Cedar Grove, NJ 07009
1-800-223-0179 1-800-223-0179

Hepatitis (peradangan hati)

Reviewed by Dr Janice Main , reader and honorary consultant physician in infectious diseases
and general medicine Diulas oleh Dr Janice Utama , pembaca dan dokter konsultan kehormatan
dalam penyakit menular dan kedokteran umum
31Share

What is hepatitis? Apakah hepatitis?

Hepatitis is the Greek term for liver inflammation. Hepatitis adalah istilah Yunani untuk
peradangan hati. It is characterised by the destruction of a number of liver cells and the presence
of inflammatory cells in the liver tissue. Hal ini ditandai dengan kehancuran sejumlah sel-sel hati
dan adanya sel-sel inflamasi di jaringan hati.
Hepatitis can be caused by viruses that primarily attack the liver cells, such as hepatitis A and B .
Hepatitis dapat disebabkan oleh virus yang terutama menyerang sel-sel hati, seperti hepatitis A
dan B . Patients with glandular fever , caused by the Epstein-Barr virus, can also suffer from an
attack of hepatitis. Pasien dengan demam kelenjar , yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr,
juga dapat menderita serangan hepatitis.
Hepatitis can be divided into two subgroups according to its duration: Hepatitis dapat dibagi
menjadi dua sub kelompok sesuai dengan durasi nya:

acute hepatitis lasting less than six months hepatitis akut - berlangsung
kurang dari enam bulan
chronic hepatitis lasting longer than six months. kronis hepatitis - lebih
tahan lama dari enam bulan.

What can cause acute hepatitis? Apa yang dapat menyebabkan

hepatitis akut?
Acute hepatitis has a number of possible causes. Hepatitis akut memiliki sejumlah kemungkinan
penyebab.

Infectious viral hepatitis, such as hepatitis A , hepatitis B , hepatitis C ,

hepatitis D and hepatitis E. Infeksi virus hepatitis, seperti hepatitis A ,
hepatitis B , hepatitis C , hepatitis D dan hepatitis E.
Other viral diseases, such as glandular fever and cytomegalovirus. Penyakit
virus lainnya, seperti demam kelenjar dan sitomegalovirus.

Severe bacterial infections. Berat bakteri infeksi.

Amoebic infections. Infeksi amuba.

Medicines, eg paracetamol poisoning and halothane (an anaesthetic). Obatobatan, misalnya parasetamol keracunan dan halotan (obat bius).

Toxins: alcohol and fungal toxins, eg toadstool poisoning. Racun: alkohol dan
jamur racun, keracunan jamur misalnya.

What can cause chronic hepatitis? Apa yang dapat

menyebabkan hepatitis kronis?
Chronic hepatitis also has a number of different causes. Kronis hepatitis juga memiliki sejumlah
penyebab yang berbeda.

Infectious hepatitis, such as hepatitis B , hepatitis C and hepatitis D. Infeksi

hepatitis, seperti hepatitis B , hepatitis C dan hepatitis D.
Drug reactions. Reaksi obat.

Toxins, such as alcohol. Racun, seperti alkohol.

Autoimmune hepatitis. Autoimmune hepatitis. This is a disease in which a

number of liver cells are destroyed by the patient's own immune system. Ini
adalah penyakit di mana jumlah sel-sel hati yang dihancurkan oleh sistem
kekebalan pasien. Autoimmune hepatitis can also sometimes occur as acute
hepatitis. Hepatitis autoimun juga dapat kadang-kadang terjadi sebagai
hepatitis akut. The cause is unknown. Penyebabnya tidak diketahui.

Inborn metabolic disorders, such as Wilson's disease (disorder of the body's

copper metabolism) and haemochromatosis (disorder of the body's iron
metabolism). Bawaan gangguan metabolisme, seperti penyakit Wilson
(gangguan metabolisme tembaga tubuh) dan hemokromatosis (gangguan
metabolisme besi dalam tubuh).

How do you get hepatitis? Bagaimana Anda mendapatkan

hepatitis?
A person can develop hepatitis if they contract one of the viruses that can cause liver
inflammation, or as a result of exposure to substances that can cause hepatitis alcohol, fungal
toxins and certain medicines. Seseorang dapat mengembangkan hepatitis jika mereka kontrak
satu dari virus yang dapat menyebabkan peradangan hati, atau sebagai akibat dari paparan
terhadap zat yang dapat menyebabkan hepatitis - alkohol, racun jamur dan obat-obatan tertentu.
There are two ways in which medicines can lead to hepatitis: it can either occur as a result of
medicine poisoning through overdoses of a medicine (eg paracetamol ), or it can occur as a result
of an abnormal reaction of the liver to a normal dose (eg halothane, the anaesthetic). Ada dua
cara di mana obat-obatan dapat menyebabkan hepatitis: hal ini bisa terjadi sebagai akibat
keracunan obat-obatan melalui overdosis dari obat (misalnya parasetamol ), atau dapat terjadi
sebagai akibat dari reaksi abnormal hati untuk dosis normal (misalnya halotan, obat bius).
Fortunately, the latter type of hepatitis is rare. Untungnya, jenis yang terakhir hepatitis ini jarang
terjadi.

What are the symptoms of hepatitis? Apa saja gejala hepatitis?

Acute hepatitis Hepatitis akut

The symptoms of acute hepatitis vary considerably from person to person. Gejala-gejala hepatitis
akut sangat bervariasi dari orang ke orang. Some patients have no symptoms at all, and in most
cases, children only show mild symptoms. Beberapa pasien tidak memiliki gejala sama sekali,
dan dalam kebanyakan kasus, anak-anak hanya menunjukkan gejala ringan.
In the early stages: Pada tahap awal:
tiredness, general malaise , slight fever kelelahan, malaise umum , demam
nausea, poor appetite, changes in taste perception mual, nafsu makan yang
buruk, perubahan dalam persepsi rasa

pressure or pain below the right ribs caused by an enlarged liver tekanan
atau nyeri di bawah tulang rusuk kanan yang disebabkan oleh pembesaran
hati

aching muscles and joints, headache, skin rash. sakit otot dan sendi, sakit
kepala, ruam kulit.

The jaundiced phase: Fase ikterik:

yellowing of sclerae (the whites of the eyes), skin and mucous membranes
menguning sklera (bagian putih mata), kulit dan membran mukosa
dark urine urin gelap

light-coloured stools tinja berwarna terang

around this time, the other symptoms subside. sekitar waktu ini, mereda
gejala lain.

The recovery phase: Fase pemulihan:

tiredness that can last for weeks. kelelahan yang dapat berlangsung selama
berminggu-minggu.

Chronic hepatitis Hepatitis kronis

Many patients have no symptoms. Banyak pasien tidak memiliki gejala.

Tiredness, an increased need for sleep, aching muscles and joints. Kelelahan,
peningkatan kebutuhan untuk tidur, sakit otot dan sendi.

Periodic light pressure or pain below the right ribs enlarged liver. Periodik
cahaya tekanan atau rasa nyeri di bawah tulang rusuk kanan - pembesaran
hati.

Jaundice is a very late symptom of chronic hepatitis. Ikterus adalah gejala

sangat terlambat hepatitis kronis. It is a sign that the disease has become
serious. Ini adalah tanda bahwa penyakit ini telah menjadi serius.

Who is at risk of hepatitis? Siapa yang berisiko hepatitis?

Patients with jaundice or other symptoms of hepatitis. Pasien dengan

penyakit kuning atau gejala hepatitis lainnya.
People in high risk groups. Orang-orang di kelompok risiko tinggi.
People who are at increased risk due to a hereditary type of hepatitis in their
families. Orang yang beresiko meningkat karena jenis hepatitis turuntemurun dalam keluarga mereka.

How can hepatitis be prevented? Bagaimana hepatitis dicegah?

By avoiding exposure to the infectious hepatitis viruses. Dengan menghindari

paparan virus hepatitis infeksius.
By being vaccinated against hepatitis A and hepatitis B, if you have a high
risk of being infected. Dengan menjadi divaksinasi terhadap hepatitis A dan
hepatitis B, jika Anda memiliki risiko tinggi terinfeksi.
By refraining from drinking large amounts of alcohol . Dengan menahan diri
dari minum dalam jumlah besar alkohol .

What can be done at home? Apa yang bisa dilakukan di rumah?

Avoid drinking alcohol if you have symptoms of hepatitis or if a blood sample

has shown that the disease is active. Hindari minum alkohol jika Anda
memiliki gejala hepatitis atau jika sampel darah telah menunjukkan bahwa
penyakit ini aktif.
If alcoholism is the cause, you must stop drinking completely and see your
doctor. Jika alkoholisme adalah penyebabnya, Anda harus berhenti minum
sepenuhnya dan melihat dokter Anda. Eat a well-balanced diet. Makan diet
seimbang.

If you have symptoms of acute hepatitis, you may need to slow down. Jika
Anda memiliki gejala hepatitis akut, Anda mungkin perlu untuk
memperlambat. However, if you feel fine, there is no reason why you should
not go to work and keep up your other activities. Namun, jika Anda merasa
baik, tidak ada alasan mengapa Anda tidak harus pergi bekerja dan menjaga
aktivitas lain.

If you have hepatitis A and your job involves food handling, your doctor will
advise you on when it is safe to return to work Jika Anda menderita hepatitis
A dan pekerjaan Anda melibatkan penanganan makanan, dokter anda akan
memberitahu Anda tentang kapan waktu yang aman untuk kembali bekerja

If you have chronic hepatitis, try to lead a normal life as far as possible. Jika
Anda menderita hepatitis kronis, cobalah untuk menjalani hidup normal
sejauh mungkin.

People with hepatitis B must inform their family and their sexual partners
about it. Orang dengan hepatitis B harus menginformasikan keluarga dan
pasangan seksual mereka tentang hal itu. Sexual and other close contacts
will need to protect themselves by being vaccinated . Condoms should be
used until the vaccine has begun to work. Kontak dekat seksual dan lainnya
akan perlu untuk melindungi diri mereka dengan menjadi divaksinasi .
Kondom harus digunakan sampai vaksin telah mulai bekerja.

If you have hepatitis A, you must inform your family, so that they can protect
themselves against it by practising good hygiene and seek advice on
vaccination and other preventive measures. Jika Anda menderita hepatitis A,
anda harus memberitahu keluarga Anda, sehingga mereka dapat melindungi
diri terhadap hal itu dengan berlatih kebersihan baik dan mencari nasihat
pada vaksinasi dan tindakan pencegahan lainnya.

If you have chronic hepatitis, you should have regular clinic review by your
specialist. Jika Anda menderita hepatitis kronis, Anda harus meninjau klinik
rutin oleh spesialis.

How is hepatitis diagnosed? Bagaimana hepatitis didiagnosis?

Blood tests will help determine the cause and severity of the hepatitis. Tes darah akan membantu
menentukan penyebab dan tingkat keparahan hepatitis.
Further information may be obtained from ultrasound and other types of liver scans. Informasi
lebih lanjut dapat diperoleh dari USG dan jenis-jenis scan hati.
In certain situations a liver biopsy may be recommended. Dalam situasi tertentu hati biopsi
mungkin dianjurkan. This involves taking a tiny piece of the liver to look at under the
microscope. Ini melibatkan mengambil sepotong kecil hati untuk melihat di bawah mikroskop.
The procedure is generally done under local anaesthetic as a day case in a specialist unit.
Prosedur ini umumnya dilakukan di bawah anestesi lokal sebagai kasus hari di unit spesialis.

Future prospects Prospek Masa Depan

Acute infectious viral hepatitis usually improves with no specific treatment. Hepatitis virus akut
biasanya membaik dengan infeksi ada pengobatan khusus.
Acute infection is rarely life threatening. Infeksi akut jarang mengancam nyawa.
Hepatitis B and hepatitis C can become chronic. Hepatitis B dan hepatitis C dapat menjadi
kronis. Hepatitis A never does. Hepatitis A tidak pernah melakukan.
Acute hepatitis caused by medicines or alcohol usually improves once the liver is no longer
exposed to these substances. Hepatitis akut yang disebabkan oleh obat-obatan atau alkohol
biasanya membaik setelah hati tidak lagi terkena zat ini.
About one fifth of the patients with chronic hepatitis B and C are at risk of developing cirrhosis
or cancer of the liver can. Sekitar seperlima dari pasien dengan hepatitis B dan C berada pada
risiko mengembangkan sirosis atau kanker hati dapat.
Cirrhosis can also be caused by other types of chronic hepatitis. Sirosis juga bisa disebabkan oleh
jenis hepatitis kronis.
http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/hepatitis.htm

How is hepatitis treated? Bagaimana hepatitis dirawat?

No medical treatment is generally required for acute viral hepatitis. Tidak ada
pengobatan medis yang umumnya diperlukan untuk hepatitis virus akut.
Chronic hepatitis B can be treated with interferon alfa or other antiviral
agents. Hepatitis B kronis dapat diobati dengan interferon alfa atau agen
antivirus lainnya.

Chronic hepatitis C can be treated with interferon alfa and ribavirin

(tribavirin). Hepatitis C kronis dapat diobati dengan interferon alfa dan
ribavirin (tribavirin).

Autoimmune hepatitis can by treated with corticosteroids . Hepatitis

autoimun oleh dapat diobati dengan kortikosteroid .

Based on a text by Professor Court Pedersen , consultant and Professor Ove Schaffalitzky de
Muckadell , consultant Berdasarkan teks oleh Profesor Pengadilan Pedersen , konsultan dan
Profesor Ove Schaffalitzky de Muckadell , konsultan
Last updated 10.11.2010 Terakhir diperbarui 2010/10/11

Biopsi hepar sampai saat ini masih menjadi gold standard untuk penegakan
diagnosis terjadinya fibrosis pada penyakit hati kronis. Keuntungan menggunakan
biopsi ini diantaranya adalah dapat mengetahui secara tepat derajat kerusakan
hepar dan mengetahui sampai sejauh mana prognosis dari kerusakan hepar. Tetapi,
biopsi hepar menggunakan metode invasif yang berhubungan dengan resiko
morbiditas antara 0,3 % 0,6 % dan resiko mortalitas sekitar 0,05 % (Bedossa,
1996; Grant, 1999).
Bedossa, P. 1996. Fibrosis in Patients with Hepatitis C : Detection and
Significance : Fibrosis Stage and Necroinflammatory Activity Grades.
Journal of Hepatology. 24(2): 289-93