Sei sulla pagina 1di 64

BAGIAN 3

POLA MUSKULOSKELETAL

81

BAB 18

Pendekatan terhadap lesi tulang fokal


Fei-Ling Thoo & Wilfred C. G. Peh




Informasi klinis

pendekatan yang penting dalam diagnosis tumor tulang. Kista tulang aneurisma jarang
giant cell






datang dengan rasa nyeri dan lesi yang tampak jinak.

Metode pencitraan


 
 
erosi korteks dan reaksi periosteal. Bila foto memperlihatkan destruksi korteks dan massa
 



Tempat lesi
 

Predileksi skeletal dari neoplasma tulang benigna meliputi







82

BAB 18. PENDEKATAN TERHADAP LESI TULANG FOKAL

83
Gambar 18.1.
Gambar ini
menunjukkan fraktur
yang disebabkan
enkondroma yang
terletak di falangs
proksimal jari
kelingking. Tulang
tubulus jari
merupakan tempat
khas terjadinya
enkondroma.

Kista tulang simpleksfemur dan humerus proksimal




Predileksi skeletal untuk tumor tulang maligna antara lain




osteosarkoma parosteumkorteks posterior di femur posterior






Tepi lesi






memperlihatkan sklerosis dan juga zona transisi yang sempit.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

84
Gambar 18.2.
Lesi osteolitik
berbatas tegas
dengan tepi sklerotik
yang jelas dan zona
transisi yang sempit
di bagian distal tibia
NDQDQDNLEDWEURPD
QRQRVLNDVL

Gambar 18.3.
Lesi osteolitik
ekspansif di dalam
area subartikular
femur distal yang
sesuai dengan
gambaran tumor sel
raksasa.

BAB 18. PENDEKATAN TERHADAP LESI TULANG FOKAL

85
Gambar 18.4.
Foto polos sarkoma
osteogenik pada
humerus proksimal
kiri seorang anak.
Terdapat lesi
osteolitik di daerah
GLDPHWDVLV\DQJ
menunjukkan zona
transisi yang buruk.
Terdapat reaksi
periosteum
sunburst di
dekatnya dan massa
jaringan lunak.

Jenis matriks


popcorn

Gambar 18.5.
Foto polos
menunjukkan
NDOVLNDVLGLGDODP
kavitas medula
akibat tumor
kondroid.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

86

Jenis destruksi tulang





daerah destruksi

dengan daerah





Reaksi periosteum



Perluasan jaringan lunak


 





Aneka ragam lesi



multipel atau limfoma.


Paget.

Pengelolaan: biopsi versus lesi yang tidak boleh disentuh





putus tipe sun burst onion skin




BAB 18. PENDEKATAN TERHADAP LESI TULANG FOKAL

87

Berikut ini adalah daftar lesi yang tidak boleh disentuh


Tumor dan lesi seperti tumor





Ganglion intraoseus


Proses nonneoplastik
stress fracture




Kista pascatraumatik atau degeneratif
Tumor coklat hiperparatiroidisme


MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

88

POKOK-POKOK PEMBELAJARAN: LESI TULANG FOKAL

Data klinis yang membantu adalah:


(a) usia pasien
(b) lama gejala dan
(c) kecepatan pertumbuhan tumor

Hal penting yang dilihat pada foto rontgen:


(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)

letak tumor
tepi lesi
jenis matriks
jenis destruksi tulang
jenis reaksi periosteum
ada tidaknya perluasan ke jaringan lunak

Suatu lesi tumbuh lambat (kemungkinan benigna) bila lesi memperlihatkan:


D 
(b)
(c)
(d)

GHVWUXNVLWXODQJJHRJUDN
tepi sklerotik
padat, reaksi periosteum solid, atau tidak ada respons periosteum
tidak terdapat massa jaringan lunak

Suatu lesi agresif (kemungkinan maligna) bila lesi memperlihatkan:


(a)
(b)
(c)
(d)

tepi yang berbatas tidak tegas


jenis destruksi tulang permeatif atau moth-eaten
reaksi periosteum yang putus-putus
massa jaringan lunak

Suatu lesi kemungkinan menunjukkan tumor kartilago bila lesi memperlihatkan:


(a) lobulasi (endosteum yang berlekuk-lekuk)
E  NDOVLNDVLGLGDODPPDWULNV

BAB 19

Reaksi periosteum
Lai-Ping Chan & Wilfred C. G. Peh







petunjuk penting mengenai etiologi reaksi periosteum.

Pola reaksi periosteum


interuptus

REAKSI PERIOSTEUM SOLID


Reaksi periosteum undulasi tipis (diagram 19A)

Diagram 19A







lasi yang lain adalah




gelangan tangan dan kaki. Pasien ini juga mungkin
. Sering kali






Reaksi periosteum solid tebal (diagram 19B)





Diagram 19B

89

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

90


   
.


 
jejak atau saluran sinus dapat dideteksi.

Gambar 19.1.
Osteoma osteoid
pada korpus tibia
dengan reaksi
periosteum padat
tebal dan penebalan
korteks. Perhatikan
nidus kecil yang
radiolusen.

Gambar 19.2.
Abses Brodie pada
bagian proksimal
tibia memperlihatkan
reaksi periosteum
tebal dengan
sklerosis di
sekitarnya.

BAB 19. REAKSI PERIOSTEUM

91
Gambar 19.3.
Osteomielitis kronik
pada humerus
memperlihatkan
penebalan korteks
yang nyata dengan
reaksi periosteum
tebal.

Reaksi periosteum berselubung (cloaking) (diagram 19C)










jaringan lunak. Saluran sinus yang mengarah pada


Diagram 19C







Reaksi periosteum lamellae (diagram 19D)




Diagram 19D

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

92
Gambar 19.4.
Reaksi periosteum
berselubung
(cloacking) di
sepanjang korpus
tibia yang terjadi
NDUHQDVLOLV
kongenital.

Gambar 19.5.
Reaksi periosteum
kulit bawang pada
VDUNRPD(ZLQJGL
klavikula.


osteomielitis kronik.


dan korteks tulang yang. Tulang yang terkena kurang termineralisasi



. Pada penyakit scurvy

REAKSI PERIOSTEUM PUTUS-PUTUS (INTERUPTUS)




Reaksi periosteum hair-on-end (diagram 19E)




Diagram 19E

BAB 19. REAKSI PERIOSTEUM

93
Gambar 19.6.
Hematoma subperiosteum dengan
NDOVLNDVL\DQJKHEDW
di sekitar femur distal
pada penderita scury.















hair-on


ekspansi sumsum tulang di dalam tengkorak kepala.

Reaksi periosteum sunray (diagram 19F).




MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

94
Gambar 19.7.
Reaksi periosteum
hair on end pada
tengkorak kepala
seorang anak yang
menderita talasemia
mayor.





sekitar lutut. Biasanya tumor ini meluas dan menghancurkan





 







sunray.

Diagram 19F

Reaksi periosteum amorfik putus-putus (diagram 19G)


 


dengan pemeriksaan secara cermat pada tulang yang terkena akan







Diagram 19G

BAB 19. REAKSI PERIOSTEUM

95
Gambar 19.8.
Reaksi periosteum
sun burst yang
disebabkan oleh
osteosarkoma pada
PHWDVLVIHPXU
distal.

Gambar 19.9.
Fraktur yang
menyembuh pada
metatarsal II yang
dikelilingi oleh kalus.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

96
Gambar 19.10.
Pasien dengan
osteomielitis akut
pada femur
proksimal yang
memperlihatkan
reaksi periosteum
ireguler yang halus.

POKOK-POKOK PEMBELAJARAN: REAKSI PERIOSTEUM

Reaksi periosteum adalah hasil reaksi tulang terhadap berbagai cedera. Penyakit yang sama dapat menghasilkan beberapa gambaran
reaksi periosteum.

Lesi agresif biasanya akan menyebabkan destruksi tulang yang berdekatan.


Reaksi periosteum bilateral biasanya disebabkan olrh sindrom atau penyakit sistemik.
Obliterasi lapisan jaringan lunak cenderung membantu proses in feksi
Mencari tulang yang terkena dari massa yang meluas, destruksi, mineralisasi tulang dan fraktur akan memberikan petunjuk yang
penting untuk diagnosis.

BAB 20

Trauma ekstremitas
Siew-Kune Wong & Wilfred C. G. Peh

Pendahuluan
Arti penting foto rontgen


follow-up

Prinsip pemeriksaan rontgen


a. 

c.
 

Gambar 20.1.
Pembentukan
kalus terlihat di
sekitar fraktur stres
pada tulang
metatarsal IV.

97

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

98
d. 

e. 


Gambar 20.2.
Foto (a) dan inversi
(b) pada
pergelangan kaki
memperlihatkan
cedera ligamentum
lateral.

BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

99

Tanda-tanda tidak langsung pada trauma


a. 
dengan fraktur atau cedera ligamentum.

fat
sign 

c. 


Gambar 20.3.
Perhatikan
pergeseran
bantalan lemak (fat
pad) ke arah
posterior dari sendi
siku akibat fraktur
suprakondiler.

Gambar 20.4.
Foto lateral lutut
dengan sinar
horizontal
memperlihatkan fat
XLGOHYHO EDWDV
lemak-cairan)
akibat fraktur.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

100

Kesulitan dalam pencitraan


a. 




c. 

d. 

Fraktur stres (fatigue)







scan tulang dan foto rontgen tulang
secara serial. 

Gambar 20.5.
Stress fracture
pada korpus tibia
memperlihatkan
garis fraktur dan
sklerosis di
sekitarnya.

BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

101

Fraktur ekstremitas khusus


FRAKTUR INTRA ARTIKULAR

Fraktur Bennett




Fraktur Barton




dilihat pada proyeksi lateral oleh karena orientasi koronal dari garis fraktur.

Fraktur plato tibia







Gambar 20.6.
Fraktur Bennet
pada tulang
metakarpal I.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

102
Gambar 20.7.
Fraktur depresi
pada plato tibia
lateral.

Fraktur pergelangan kaki









Gambar 20.8.
Fraktur maleolus
medialis dengan
sebuah fragmen
yang terlepas.

BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

103
Gambar 20.9.
Fraktur-dislokasi
pada pergelangan
kaki.

Fraktur kalkaneus



Diagram 20.1


 
scan dapat memperlihatkan posisi fragmen tulang

Gambar 20.10.
Fraktur kominutif
pada kalkaneus.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

104
FRAKTUR NON-ARTIKULAR


Fraktur Colles



Gambar 20.11a &


20.11b.
Fraktur Colles pada
pergelangan tangan
dalam foto AP dan
lateral.

BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

105
Gambar 20.12.
Pandangan lateral
pergelangan
tangan
memperlihatkan
fraktur Smith
(kebalikan fraktur
Colles).

Fraktur Smith



Fraktur suprakondiler




Gambar 20.13.
Fraktur suprakondiler pada
humerus distal
seorang anak.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

106

Fraktur Jones


FRAKTUR YANG BERKAITAN DENGAN PENINGKATAN RISIKO NEKROSIS AVASKULAR (AVN)

Tulang skafoid



non-union

Kolum femoris

 non-union

Gambar 20.14.
Fraktur skafoid
dengan pergeseran
yang disertai
dengan fraktur
pada radius distal.

Gambar 20.15.
Fraktur dengan
pergeseran kolum
femoris kiri.

BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

107
Gambar 20.16.
Fraktur Galeazzi
pada radius
dengan dislokasi
sendi radioulnar
distal.

FRAKTUR/DISLOKASI

Galeazzi





Monteggia


terdiri dari fraktur ulna proksimal dengan angulasi anterior yang disertai dengan dislokasi
anterior kaput radius

Dislokasi perilunatum transkafoid





Fraktur Maisonneuve



medial.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

108
Gambar 20.17.
Foto AP dan lateral
pergelangan
tangan menunjukkan fraktur
transkafoid yang
bergeser dengan
dislokasi
perilunatum.

Fraktur Lisfranc

 





DISLOKASI/SUBLUKSASI SENDI



BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

109
Gambar 20.18.
'LVORNDVLIUDNWXU
Lisfranc kaki.


dislokasi yang mengalami pergeseran komplit. Bila fraktur disertai dengan dislokasi atau

Dislokasi bahu


hatchet




light-bulb



Dislokasi pergelangan tangan










MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

110
Gambar 20.19 .
'LVORNDVLDQWHUR
inferior pada bahu
kanan.

Gambar 20.20.
Fraktur kompresi
pada kaput
humerus medial.

Cedera lempeng epifisis





BAB 20. TRAUMA EKSTREMITAS

111

Diagram 20.3

Diagram 20.2

Tipe 1 


Tipe 2 

Tipe 3 

Tipe 4 

Tipe 5 
crush injury

Diagram 20.4

BAB 21

)UDNWXUNODVLNDVLSHQ\DWXDQGDQNRPSOLNDVL
Lesley A. Goh & Wilfred C. G. Peh

Klasifikasi fraktur
 


komplit dan inkomplit



greenstick fracture


Gambar 21.1.
Fraktur spina tibia anterior yang disebabkan oleh cedera avulsi pada ligamentum cruciatus anterior.

112

Diagram 21.1
Fraktur komplit dan inkomplit:
a. Fraktur inkomplitgreenstick.
b. Fraktur komplit.

BAB 21. FRAKTURKLASIFIKASI, PENYATUAN, DAN KOMPLIKASI

113
Diagram 21.2
Jenis-jenis fraktur komplit

21.2a
Transversal

21.2e
Kominutif

21.2b
Oblik

21.2f
Fraktur intraartikularfraktur
kapitatum

21.2c
Spiral

21.2d
Impaksi

21.2g
Fraktur avulsi
terlepasnya
sebagian (avulsi)
epikondilus medialis

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

114

Fraktur komplit

komplit:
a. 

c.
d.
e.
Gambar 21.2.
Fraktur spiral
pada bagian distal
EXOD

Gambar 21.3.
Fraktur Colles
impaksi pada sendi
pergelangan tangan.

BAB 21. FRAKTURKLASIFIKASI, PENYATUAN, DAN KOMPLIKASI

115
Gambar 21.4.
Fraktur intra-artikular
pada tibia proksimal
yang meluas ke
kondilus tibia
lateralis.

Fraktur inkomplit

adalah:

Greenstick fracture (gambar 21.5)





Gambar 21.5.
Greenstick fracture
pada radius distal
seorang anak.
Perhatikan frakturnya
tidak komplit dan
tidak meluas ke
korteks dorsal.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

116
Fraktur kompresi (gambar 21.6)


alami deformitas.
Gambar 21.6.
Kompresi baji
anterior korpus
vertebra T12.

Makna klinis klasifikasi fraktur









 greenstick

fraktur kompresi jarang sekali dapat direduksi dengan sempurna.




nonunion





follow-up terhadap suatu fraktur.
Tabel I. Waktu penyembuhan tulang tubulus pada orang dewasa
Ekstremitas atas

Ekstremitas bawah

Kalus awal

23 minggu

23 minggu

Konsolidasi lanjut

68 mingggu

1216 minggu

BAB 21. FRAKTURKLASIFIKASI, PENYATUAN, DAN KOMPLIKASI

117

Jenis-jenis fraktur khusus


 stress fatigue 

yang normal sedangkan fraktur fatigue




fatigue terjadi pada orang dengan tulang





Gambar 21.7.
Fraktur fatigue tibia
proksimal pada
penderita
osteoartrosis berat di
persendian lututnya.

Gambar 21.8.
Fraktur patologik
karena lesi displasia
EURVDSDGDUDGLXV
proksimal.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

118

Penyatuan


Pembentukan kalus awal








Konsolidasi lanjut

tahap konsolidasi lanjut dan dikatakan telah terjadi konsolidasi jika pada foto terlihat kalus



Komplikasi
sistemik atau lokal terhadap tulang


Komplikasi lokal nontulang dapat mengenai jaringan lunak dan persendian yang


fraktur korpus.

Komplikasi pada penyatuan tulang




non-union



Delayed union



non-union.
Non union
non-union.

BAB 21. FRAKTURKLASIFIKASI, PENYATUAN, DAN KOMPLIKASI

119
Gambar 21.9.
1RQXQLRQKLSHUWURN
pada fraktur kosta.

Gambar 21.10.
1RQXQLRQDWUR
yang terjadi sesudah
fraktur kolumna
humerus.


stress
Terdapat dua jenis utama non-union: reaktif dan nonreaktif.




non-union

Malunion




MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

120
Gambar 21.11.
Malunion pada
fraktur korpus
humerus yang
menyebabkan
angulasi.


dapat dikenali dan ditangani secara dini.

Infeksi



non-union 

non-viable

Nekrosis avaskulari (gambar 21.12)



 

 secara cermat pada


Tempat fraktur




Tempat nekrosis avaskular






BAB 21. FRAKTURKLASIFIKASI, PENYATUAN, DAN KOMPLIKASI

121
Gambar 21.12.
Nekrosis avaskular
fragmen proksimal
pada fraktur skafoid
dan tulang lunatum.

Gangguan pertumbuhan





tas.
POKOK-POKOK PEMBELAJARAN: FRAKTUR

FrakturGDSDWGLWDQJDQLVHFDUDNRQVHUYDWLIDWDXSHPEHGDKDQEHUJDQWXQJSDGDMHQLVIUDNWXUVHKLQJJDPHPHUOXNDQNODVLNDVL
radiologis secara tepat.

Frakturkomplit transversal, oblik, spiral, impakta, kominutif.


inkomplit greenstick, kompresi.

Komplikasisistemik.
lokal tulang, jaringan lunak, sendi.

Komplikasi pada uniondelayed union (tulang gagal menyatu dalam 1618 minggu).
non-union (tidak menyatu).
malunion (penyatuan pada posisi yang tidak tepat).
Penting untuk mengenali penyatuan abnormal dan penyebabnya (mekanis, suplai darah, infeksi) serta memberikan pengobatan yang
tepat dengan segera.

Komplikasi lokal lainnya yang mengenai tulang juga akan memberikan hasil yang baik jika diagnosis dan penanganan dilakukan
secara dini.
infeksi
nekrosis avaskular
GLVWURUHHNVVLPSDWHWLN
gangguan pertumbuhan

destruksi tulang, sekuestrum, pembengkakan jaringan lunak


daerah penipisan dan sklerosis sebagian
tempat-tempat khusus
kaput femur, skafoid, talus
bercak penipisan yang progresif dengan cepat
angulasi, penghentian pertumbuhan

BAB 22

Trauma tulang belakang


Wilfred C. G. Peh

Biomekanika dan klasifikasi









pada medula spinalis dan radiks saraf dapat terhindar serta


kan kolumna posterior mencakup semua struktur tulang dan


Diagram 22.1

Proyeksi foto

 


dengan gangguan kesadaran atau cedera kepala. Penting untuk tidak memindahkan leher


 


,
.

122

BAB 22. TRAUMA TULANG BELAKANG

123
Gambar 22.1.
Penampakan
vertebra servikal
yang tidak adekuat.
Foto lateral awal
yang hanya
menunjukkan C1-6
(a). Foto ulangan
dengan bahu ditarik
ke bawah
menunjukkan
dislokasi fasies
bilateral C6/7. Juga
terdapat fraktur clay
shoveller C6 (b).

Interpretasi foto vertebra serviks







MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

124
Garis 1: Garis jaringan lunak pravertebra

Garis 2: Garis vertebra anterior



Garis 3: Garis vertebra posterior




lengkung yang rata.

Diagram 22.2

Garis 4: Garis spinolaminar




Garis 5: Prosesus spinosus
Prosesus spinosus harus diperiksa untuk melihat adanya fraktur.

Gambaran trauma tulang belakang





Vertebra serviks: fraktur Jefferson


  
 



Gambar 22.2.
Fraktur Jefferson.
Foto lateral
menunjukkan fraktur
massa lateral C1.
Terjadi pergeseran
garis spinolaminar
C1 ke arah posterior.
Prosesus odontoid
juga mengalami
fraktur.

BAB 22. TRAUMA TULANG BELAKANG

125

Vertebra serviks: fraktur odontoid


 
fraktur:
Jenis 1

Jenis 2

Jenis 3

non-union sehingga penting untuk mengenali jenis fraktur





Gambar 22.3.
Fraktur prosesus
odontoid. Foto lateral
menunjukkan
pergeseran prosesus
odontoid ke arah
depan dengan
putusnya garis
vertebra anterior dan
posterior serta garis
spinolaminar (a).
Tomogram lateral
menunjukkan fraktur
jenis 2 secara
optimal (b).

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

126

Vertebra serviks: fraktur Hangman


 


 

Gambar 22.4.
Foto lateral vertebra
memperlihatkan
fraktur Hangman.

Vertebra serviks: fraktur clay shoveler



  

Gambar 22.5.
Foto lateral vertebra
menunjukkan fraktur
clay shoveler pada
prosesus spinosus
C6.

Vertebra serviks: fraktur teardrop fleksi










BAB 22. TRAUMA TULANG BELAKANG

127
Gambar 22.6.
Fraktur teardrop
HNVLSDGDYHUWHEUD
C5.

Vertebra servikal: Dislokasi fasies bilateral (atau kunci)




Gambar 22.7.
'LVORNDVLIDVLHV
bilateral C6/7.

Vertebra servikal: Dislokasi fasies unilateral (atau kunci)


 

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

128
Gambar 22.8.
'LVORNDVLIDVLHV
unilateral C5/6
dengan pergeseran
C5 ke arah anterior
sejauh sepertiga
lebar korpus vertebra
(a). Foto AP
menunjukkan deviasi
ke sebelah kanan
dari prosesus
spinosus vertebra
yang terletak di
sebelah superior
dislokasi (b).



bow tie


Fraktur toraks bagian atas










BAB 22. TRAUMA TULANG BELAKANG

129

Vertebra torako-lumbal: Fraktur Chance


 seatbelt




Gambar 22.9a
& 22.9b.
Fraktur Chance
melalui vertebra L2
(tanda panah).

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

130

Fraktur Burst



 


retropulsion

Fraktur kompresi baji







Gambar 22.10.
Fraktur kompresi baji
pada korpus vertebra
L2.

POKOK-POKOK PEMBELAJARAN

Trauma vertebra dapat menyebabkan kerusakan pada medula spinalis dan akar saraf dan harus didiagnosis dengan tepat.
Pencitraan radiologis bermanfaat untuk menunjukkan tanda-tanda yang mendukung konsep ketidakstabilan.
Foto rontgen, terutama foto vertebra serviks lateral, harus diinterpretasikan dengan cara yang sistematik.
-HQLVMHQLVIUDNWXUDWDXGLVORNDVLWXODQJEHODNDQJXPXPQ\DGLNODVLNDVLNDQEHUGDVDUNDQPHNDQLVPHFHGHUD\DQJPHQRQMRO

BAB 23

Trauma wajah dan pelvis


Swee-Tian Quek & Wilfred C. G. Peh

Pendahuluan


 crosssectional 
ini.

Trauma wajah




 

Diagram 23.1 Pandangan OM.


Telusuri garis McGrigor
Garis 1 melewati sutura zigomatikofrontalis dan berjalan di
sepanjang tepi orbita superior dan melewati sinus
frontalis ke sisi yang berlawanan.
Garis 2 berjalan di sepanjang tepi superior arkus zigomatikus
dan mengikuti tepi orbita inferior dan kontur superior
hidung ke sisi yang lain.
Garis 3 mengikuti tepi inferior arkus zigomatikus, menuruni
dinding lateral sinus maksilaris dan melewati maksila
ke sisi yang berlawanan.
Cari terputusnya kontinuitas garis-garis ini atau
bayangan opak sinus-sinus yang dilewati garis-garis
tersebut sebagai petunjuk adanya fraktur wajah.

131

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

132
Gambar 23.1.
Pandangan OM
normal.

Fraktur hidung
 

 

hidung secara akurat.

Gambar 23.2.
Pandangan nasal
lateral
memperlihatkan (a)
tulang hidung normal
dan (b) fraktur.
Perhatikan adanya
pemutusan garis di
korteks dan
pergeseran tulang di
dalam gambar 23.2b.

BAB 23. TRAUMA WAJAH DAN PELVIS

133
Gambar 23.2.
Pandangan nasal
lateral memperlihatkan (a) tulang hidung
normal dan (b)
fraktur. Perhatikan
adanya keretakan di
korteks dan
pergeseran tulang
pada gambar 23.2b.




Fraktur mandibula





tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak sadar atau pasien yang sangat kritis yang







reverse 
menilai pergeseran segmen yang fraktur dan perhatikan kemungkinan terkenanya gigi dan

klinisnya.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

134
Gambar 23.3.
Fraktur mandibula.
Fraktur korpus
terlihat dengan baik
pada pandangan PA
namun fraktur
kondilus kiri lebih
samar dan mungkin
lebih baik dilakukan
foto panoramik atau
pandangan Towne
terbalik (reverse
Towne).

Fraktur zigomatikus dan mala






step di




Gambar 23.4.
Fraktur tripod.
Perhatikan garis
frakturnya. Fraktur
dasar orbita tidak
tampak jelas,
namun terdapat
bukti sekunder
fraktur dengan
adanya bayangan
opak pada sinus
maksilaris kanan.

Gambar 23.5.
Pandangan SMV
fraktur arkus
zigomatikus kiri.

BAB 23. TRAUMA WAJAH DAN PELVIS

135

Fraktur maksila



Fraktur Le Fort I

kan segmen alveolar kedua maksila sedangkan

Fraktur Le Fort II


lempeng pterigoid.
Fraktur Le Fort III

dinding maksila lateral dan memisahkan tulang



scan
dalam evaluasi praoperatif.

Fraktur orbita



Diagram 23.2
blow-out Fraktur Le Fort

 




 



scan.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

136
Gambar 23.6.
(PVHPDRUELWDO
yang disebabkan
oleh fraktur pada
dinding medial orbita
kanan.

Fraktur pelvis




ini adalah pandangan AP.
Fraktur stabil adalah fraktur yang:

pada ala ossis iliaka.

Gambar 23.7.
Fraktur pelvis stabil.
Terlihat fraktur avulsi
pada tulang iliaka
anterior inferior
kanan.

Gambar 23.8.
Fraktur pelvis stabil.
Tampak fraktur
stelata pada ala
ossis iliaka kiri (Atas
kebaikan L.A. Goh).

BAB 23. TRAUMA WAJAH DAN PELVIS

137
Gambar 23.9.
Fraktur tidak stabil
pada gelang pelvis
yang mengenai
ramus pubis kanan
dan juga kedua ala
VDNUXP6LPVLV
pubis putus. Terdapat
juga diastasis ringan
pada sendi S1 kiri,
yang terlihat lebih
baik dengan CT scan
(tidak diperlihatkan).



gelang pelvis hanya pada satu tempat.
Fraktur tidak stabil





serta organ dalam yang penting sehingga kerusakan pada struktur ini sama pentingnya atau


Fraktur asetabulum
 



Gambar 23.10.
Fraktur asetabulum
kiri.

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

138

KUNCI POKOK-POKOK PEMBELAJARAN: FRAKTUR WAJAH DAN PELVIS


Fraktur wajah

Terdapat sejumlah proyeksi. Pada umumnya, pandangan OM sangat bermanfaat.


3DGDSDQGDQJDQ20LNXWLJDULV0F*ULJRU&DULODKMXJDFDLUDQED\DQJDQRSDNVLQXVGDQHPVHPDLQWUDRUELWD
Pencitraan fraktur hidung biasanya tidak diperlukan untuk pengelolaan klinis.
CT sering kali berguna untuk evaluasi lebih lanjut fraktur yang lebih kompleks. Daerah-daerah yang diperiksa pada foto tulang
tengkorak dengan pandangan OM harus diingat.
Fraktur pelvis

Sering berkaitan dengan cedera lainnya yang harus dicari dan dikelola secara aktif.
Kenali fraktur yang stabil; sisanya adalah fraktur tidak stabil!

BAB 24

Infeksi tulang
Peter Corr





Osteomielitis




















krum





Artritis septik



 atau
.

139

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

140
Gambar 24.1.
Anak dengan osteitis
akut yang menunjukkan reaksi periosteum, destruksi
korteks, dan
destruksi litik yang
melakukan penetrasi
pada femur kanan.

Gambar 24.2.
Bayi dengan osteitis
kronik pada femur
dengan pembentukan tulang baru yang
ekstensif
(involukrum).

BAB 24. INFEKSI TULANG

141
Gambar 24.3.
Orang dewasa
dengan abses Brodie
SDGDHSLVLVGDQ
PHWDVLVWLELDGLVWDO
yang menunjukkan
kavitas berbatas
tegas di dalam tulang
dan tepi sklerotik.







ankilosis tulang.
Gambar 24.4.
Bayi dengan artritis
septik pada sendi
panggul kiri yang
memperlihatkan
pergeseran femur ke
arah lateral dengan
dislokasi kaput femur
yang disebabkan
oleh adanya pus di
dalam sendi.

Artritis tuberkulosis









 

MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

142
Gambar 24.5a
& 24.5b.
Orang dewasa
dengan artritis
tuberkulosis pada
sendi panggul kiri
menunjukkan
osteopenia fokal
dengan penyempitan
rongga sendi dan
erosi tepi sendi.

Gambar 24.6.
Orang dewasa
dengan keterlibatan
tuberkulosa pada
sendi sakroiliaka kiri
yang menunjukkan
pelebaran rongga
sendi dan erosi.

Spondilitis infeksiosa



Disitis piogenik dan spondilitis






BAB 24. INFEKSI TULANG

143
Gambar 24.7.
Orang dewasa
dengan spondilitis
piogenik akibat
infeksi Stap. aureus
pada diskus intervertebralis L5/S1
yang memperlihatkan
penyempitan ruang
diskus, erosi endplate dan sklerosis di
sekitarnya.

organisme gram negatif seperti 






 







Spondilitis tuberkulosis
  



anterior pada










MENGENALI POLA FOTO-FOTO DIAGNOSTIK: BAGIAN 3. POLA MUSKULOSKELETAL

144
Gambar 24.8.
Orang dewasa
dengan spondilitis
tuberkulosis yang
menunjukkan erosi
end-plate vertebra
setinggi L3 dan L4.

Bruselosis

adalah  yang merupakan infeksi intraseluler dan sangat sulit untuk





POKOK-POKOK PEMBELAJARAN: INFEKSI TULANG

2VWHRPLHOLWLVVHULQJPHQJHQDLPHWDVLVWXODQJSDQMDQJDQDNDQDN
Gambaran foto terlihat normal pada tiga hari pertama sesudah terjadinya infeksi.
Tanda-tanda awal osteomielitis adalah pembengkakan jaringan lunak dan kerusakan jaringan.
Reaksi periosteum terdeteksi pada hari ke-7.
Abses Brodie merupakan osteitis lokal.
Artritis septik sering terjadi di sendi panggul dan lutut bayi.
Pelebaran rongga sendi dan pergeseran garis lemak jaringan merupakan tanda pertama artritis septik.
Spondilitis piogenik lebih sering terjadi pada penderita diabetes dan pasien imunosupresi.
Spondilitis tuberkulosis lebih sering mengenai end-plate vertebra torakolumbal.
Pada penderita AIDS sering terjadi tuberkulosis multifokal.

Potrebbero piacerti anche