Pendahuluan

Auditory evoked potentials (AEPs) are often used in clinical audiology to estimate
behavioral pure tone thresholds in certain populations including infants, young children,
and individuals with intellectual disabilities. An AEP is a response that can be recorded
from the brain following presentation of auditory stimuli, such as clicks, tone bursts,
and/or speech. 1
In many audiology centers, the auditory brainstem response (ABR) is the AEP of
choice for estimating behavioral pure tone thresholds, due to the high testretest
reliability of this response (Lauter and Loomis, 1986, 1988; Lauter and Karzon, 1990a,
b, c; Hood, 1998; Hall, 2007) and the well-established normative database for using this
response to estimate behavioral thresholds in infants, young children, and adults (e.g.,
Stapells et al, 1990, 1995; Munnerley et al, 1991; Beattie and Kennedy, 1992; Stapells,
2000, 2011). However, more recent developments in the field suggest that a relatively
new method of recording AEPs, known as the auditory steady state response (ASSR),
is comparable to the ABR with respect to the accuracy of estimating pure tone
thresholds and the potential to reduce testing time.1
The auditory steady-state response (ASSR) is an alternative evoked potential
technique that uses continuous rather than transient stimuli to elicit a response from the
auditory system. Steady-state responses were first reported in the literature decades
ago (Galambos et al, 1981; Stapells et al, 1984) . Kuwada et al (1986) published one of
the first papers describing1

Anatomy
2.1 Anatomi Telinga
2.1.1 Telinga luar
Telinga bagian luar memiliki 2 bagian utama, yaitu daun telinga (auricle) dan
liang telinga (Canalis Acusticus Externus / CAE). Daun telinga yang berlekuk terdiri
dari beberapa bagian, yaitu helix, antihelix, tragus, antitragus, konka, fossa
triangularis, fossa skafoid yang berfungsi untuk mengumpulkan sumber bunyi dan
membantu menetukan lokasi suara. Daun telinga terdiri dari jaringan otot, kulit dan
tulang rawan. Liang telinga (CAE) memiliki panjang sekitar 25 mm pada bagian
posterosuperior dan area membran timpaniyang berbentuk oblik pada bagian
anteroinferior mempunyai panjang sekitar 30 mm. CAE berhubungan dengan
membran timpani pada bagian medial dan berbentuk seperti huruf S. CAE terbagi
atas 2 bagian, yaitu 1/3 luar, yang merupakan tulang rawan dengan lapisan epitel
kulit dan submukosanya mengandung kelenjar apokrin, sebasea, pembuluh darah
dan sel-sel rambut yang berfungsi untuk menghasilkan serumen, sedangkan 2/3
bagian dalam merupakan bagian tulang yang dilapisioleh kulit tipis yang melekat
pada periosteum. Bagian dalam ini tidak mengandung sel rambut maupun lapisan
kelenjar. Lapisan epitel kulit pada CAE merupakan kelanjutan dari lapisan epidermal
(skuamosa), yang melapisi membran timpani (MT) bagian luar.7

Physiologi

Perkembangan

Test Pendengaran

ASSR