Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public
health centre with chief complain of vaginal bleeding. Mrs. Tari also complains
abdominal cramping. She missed her period for about 8 weeks. She also feels
nauseous, sometimes has vomit and breast tenderness. Since 1 year ago she has
been complaining about vaginal discharge with smelly odor and sometimes
accompanied by vulvar itchy. She already have 2 children before and the youngest
child is 6 years old. Her husband is a truck driver.
You act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case.
I.
Klarifikasi Istilah :
1. Vaginal Bleeding : keluarnyadarahsepertidaripembuluhdarah yang
cederapada vagina
2. Abdominal cramping : kontraksimuskularspasmodik yang nyeripada
abdomen
3. Vaginal discharge : adanyaekskresiatausubstansi yang dikeluarkandari
vagina
4. Livide : perubahanwarnakebirubiruandisebabkankarenapeningkatanvaskularisasi
5. Cervical erotion : ulserasidangkalatausuperfisialpadaserviks
6. Laserasi : lukarobekcompang camping danrusakpadaserviks
7. Polip : setiappertumbuhanataumassa yang
menonjoldarimembranmukosa
8. -HCG : hormon yang dihasilkanolehplasenta
Usia yang baik untuk kehamilan yang ideal adalah 20 35 tahun. Jika
kehamilan terjadi di bawah usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun makan
akan besar kemungkinan mengalami aborsi, karena pada usia kurang dari
20 tahun ibu masih dalam masa pertumbuhan, alat reproduksi belum
terbentuk sempurna misalnya panggul dan rahim sehingga dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi persalinan. Sedangkan usia 35 tahun ke
atas kondisi fisik dan kesehatan seorang wanita sudah mulai menurun.
> 35 tahun umur ekstrim karena :
-
Ny. Tari juga mengeluh abdominal cramping, nausea, vomit, breast tenderness
dan juga tidak menstruasi sekitar 8 minggu.
1. Apa etiologi dan mekanisme dari keluhan tambahan?
Jawaban:
-
Abdominal cramping
Pada keadaan fisiologis kram perut terjadi kemungkinan karena adanya
pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligament
merenggang untuk menyokong rahim. Namun pada keadaan patologis,
seperti abortus, kram perut terjadi karena kontraksi kuat otot rahim.
Perdarahan desidua nekrosis jaringan di atasnya embrio terlepas dari
tempat implant sebagian dan dianggap sebagai benda asing kontraksi
kuat otot rahim untuk mengeluarkan embrio dari cavum uteri
abdominal cramping.
Breast tenderness
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,
estrogen dan progesterone. Estrogen menimbulkan hipertrofi dalam system
saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mamae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan
menimbulkan perubahan sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin,
dan
laktoglobulin.
Di
bawah
pengaruh
progesterone
dan
Fisiologik
Kehamilan
Gerak badan
Laktasi
Disfungsi
hipofise
hipothalamus
Susunan Saraf
Histerektomi
insufisiensi
hipofise (
penyakit
Sheehan;
penyakit
simmond )
Pseudoiesis
Kriptomenore (
Sebab-sebab
stenosis serviks
psikogenik
Menopause
Pusat
Uterus
atau vagina )
Destruksi
obat- obat
endometrium (
psikotropik
sindrom
asherman
Tuberculosis
Hormone steroid
Traumatic
Stress
Anovulasi
Tumor
Destruksi (
Anoreksia
operasi. Radiasi,
nervosa
infeksi )
Ovarium
Neoplasma
Korpus luteum
persisten
Gizi
Malnutrisi
Obesitas jelas
Menopause
Penyakit
premature
adrenal
Sindrom
Penyakit
ovarium
Thyroid
polikistik
Penyakit
sistemik
menahun
Pada kasus ini, apabila dilihat dari gejala-gejala lain yang timbul, seperti :
nausea, vomitus, breast tenderness, -HCG yang positif, uterine size,
portio yang livide, dan lain-lain. Maka penyebab yang paling mungkin dari
amenore ini adalah kondisi fisiologis, yaitu kehamilan.
4. Bagaimana cara menentukan seseorang hamil atau tidak?
Jawaban:
Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan
akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT 3 (bulan + 7).
b. Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness.
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu
nafsu makan timbul lagi.
f. Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
g. Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h. Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk
buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j. Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada
triwulan pertama.
k. Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b. Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
bentuknya makin lama makin bundar.
c. Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,
dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen.
e. Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadangkadang pembesaran tidak rata
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks
Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada waktu
pemeriksaan. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda BraxtonHicks tidak ditemukan.
g. Tanda Goodell
Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks
bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia
kelenjar-kelenjar
serviks.
Jaringan
ikat
pada
serviks
banyak
Sejak 1 tahun yang lalu, ada vaginal discharge yang berbau dan gatal pada
vulva.
1. Apa etiologi dan mekanisme vaginal discharge dan vulvar itchy?
Jawaban:
Pekerjaan suami Ny. Tari adalah supir truk berkaitan dengan tingginya
kejadian menderita penyakit infeksi menular seksual.
Pada kasus ini kemungkinan Ny. Tari sudah menderita infeksi pada
genitalia sejak 1 tahun yang lalu dengan keluhan keluar secret vagina
yang berbau amis dan menyebabkan gatal. Adanya infeksi akan
memperbesar kemungkinan terjadinya abortus.
Peran infeksi terhadap resiko terjadinya abortus
1. Adanya metabolic toksik, endotoksin,eksotoksin atau sitokin yang
berdampak langsung pada janin dan unit fetoplasenta
2. Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat
sehingga janin sulit bertahan hidup
3. Infeksi plasenta yang berakibat insufisiensi plasenta dan berlanjut
kepada kematian janin
4. Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genitalia
bawah yang bisa menganggu proses implantasi
5. Amnionitis
6. Memacu perubahan genetic dan anatomic embrio umumnya oleh
karena virus selama kehamilan awal
Memiliki suami supir truk dan punya 2 anak dan yang paling kecil berumur 6
tahun.
1. Bagaimana hubungan pekerjaan suami dengan kasus sekarang?
Jawaban:
Pekerjaan suami sebagai supir truk meningkatkan risiko terjadinya
penyakit menular seksual yang menimbulkan infeksi saluran genitalia
yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko abortus (bermanifestasi
dengan adanya kram perut dan perdarahan pervaginam). Selain itu,
Pemeriksaan Fisik
1. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan fisik ?
Jawaban:
Pemeriksaan dalam
1. Bagaimana intepretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan dalam?
Jawaban:
Pemeriksaan Laboratorium
1. Bagaimana
intepretasi
dan
mekanisme
abnormal
pemeriksaan
laboratorium ?
Jawaban:
No Pemeriksaan Ny. Y
Normal
Interpretasi
11-14 g/dl
Normal
Hb
11 g/dl
WBC
12.000/mm 5.000-
Normal tinggi
12.000/mm (kemungkinan
infeksi)
3
ESR
Peripheral
15
0-15
mm/hour
mm/hour
WNL
Normal
Normal
Blood Image
5
Urine:
(+)
Pregnancy
saat Normal
hamil
test (hcg)
ini
hadir
dalam
darah
dan
dikeluarkan
oleh
sel
sejak pelekatan janin pada dinding rahim. hCG memiliki subunit alpha
yang sama dengan yang terdapat pada FSH,LH dan TSH dan subunit beta.
Salah satu fungsi hormon ini adalah membantu menjaga keadaan rahim
agar sesuai untuk kehamilan, dengan antara lain merangsang pengeluaran
hormon progesterone. Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu
ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian
besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua
kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai
dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu
kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar
normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi adakalanya kadar hormon
ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau
keguguran. Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui
pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada
perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar hCG di atas normal
bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu,
kadar hCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai,
karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau
kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
Pertanyaan Tambahan :
1. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada kasus ini?
Jawaban:
Anamnesis :
-
Colok Vagina: Porsio terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kaum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang:
-
Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
Gejala dan
tanda
Vagina
bleeding
Riwayat
infeksi
Pembesaran
uterus
Abortus
insipiens
+
Abortus
imminens
+
Mola
hidatidosa
+
+/-
+/-
Sesuai
umur
kehamilan
Sesuai
umur
kehamilan
Portio livide
OUE
terbuka
Laserasi
cervix
Beta HCG
Demam
Leukositosis
+/-
+/-
Normal
Normal
Ada janin
Vaginal
discharge
Nyeri tekan +/pada uterus
Parametrium Normal
dan adneksa
KET
Abortus spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus. Kata lain yang luas digunakan adalah
keguguran (Miscarriage).
2.
Abortus provokatus
Abortus terinduksi adalah terminasi kehamilan secara medis atau
bedah sebelum janin mampu hidup. Manuaba (2007), menambahkan
abortus buatan adalah tindakan abortus yang sengaja dilakukan untuk
menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin
500 gram. Abortus ini terbagi lagi menjadi:
bervariasi
dan sering
Mendelian
Multifaktor
Robertsonian
Respirokal
Septum uterus
Uterus bikornis
Mioma uteri
Sindroma asherman
Autoimun
-
Aloimun
Infeksi
Hematologik
Lingkungan
Pada kasus, etiologinya adalah infeksi dan faktor resiko usia ibu
yang rentan yaitu 37 tahun
Aneuploidi
Euploid
Trisomi autosom
Monosomi X
2. Faktor ibu :
Usia
Malnutrisi
Radiasi
Merokok, kafein
Trauma
Laparotomi
Toksin lingkungan
3. Faktor ayah
Kelainan kromosom
Infeksi Sperma
vaginalis,
sedangkan
pada
vagina
ada
hemolitikus,
Streptococci
anaerob,
Staphylococcus
aureus,
mengakibatkan
kolplikasi
fatal
seperti
konvulsi,
dengan
postabortus
yang
berat
terutamanya
setelah
midtrimester perlu curiga DIC. Insidens adalah lebih dari 200 kasus
per 100,000 aborsi.
IV. Hipotesis
Ny. Tari, 37 tahun G3P2A? mengalami Abortus Insipiens.
V. Learning issue
1.
Abortus
A. Definisi
Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur
kehamilan di bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram
atau kurang (Chalik, 1998). Sedangkan menurut Liewollyn & Jones
(2002) mendefenisikan abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu
dan beratnya kurang dari 500 gram. WHO merekomendasikan
viabilitas apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih
dan berat janin 500 gram atau lebih. Menurut Sarwono Prawirohardjo,
abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan dengan batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minnggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
B. Epidemiologi
Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar
studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 1520% dari semua
kehamilan.Kalau dikaji lebih jauh abortus sebenarnya bisa mendekati
50%. Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss
yang tidak bisa diketahui pada 24 minggu setelah konsepsi
(Prawirohardjo, 2008). WHO memperkirakan di seluruh dunia, dari
46 juta kelahiran pertahun terdapat 20 juta kejadian abortus. Sekitar
13 % dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh
komplikasi abortus, 800 wanita diantaranya meninggal karena
komplikasi abortus dan sekurangnya 95 % (19 dari setiap 20 abortus)
di antaranya terjadi di negara berkembang. Di Amerika Serikat angka
kejadian abortus spontan berkisar antara 10-20% dari kehamilan. Di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas Unit II Purwokerto,
angka kejadian abortus pada tahun 2007 sebesar 23,70%, pada tahun
2008 meningkat menjadi 30,70%, Di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin
C. Etiologi
Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering
diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab
terbanyak diantaranya adalah sebagai berikut:
Mendelian
Multifaktor
Robertsonian
Respirokal
Septum uterus
Uterus bikornis
Mioma uteri
Sindroma asherman
Autoimun
Aloimun
Infeksi
Hematologik
Lingkungan
D. Faktor Resiko
4. Faktor janin :
Aneuploidi
Euploid
Trisomi autosom
Monosomi X
5. Faktor ibu :
Usia
Malnutrisi
Radiasi
Merokok, kafein
Trauma
Laparotomi
Toksin lingkungan
6. Faktor ayah
Kelainan kromosom
Infeksi Sperma
E. Klasifikasi Abortus
Terdapat berbagai macam abortus sesuai dengan gejala, tanda,
dan proses patologi yang terjadi, sebagai berikut:
1. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis
atau medis untuk mengosongkan uterus, maka abortus tersebut
ancaman
terjadinya
abortus,
ditandai
perdarahan
pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik
dalam kandungan.
Adapun manifestasi klinisnya adalah:
a. Keluhan perdarahan pervaginam kurang dari 20 minggu.
b. Penderita mengeluh mulas sedikit atau bahkan tidak ada keluhan sama
sekali atau perdarahan pervaginam saja
c. Ostium uteri masih tertutup
d. Besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
e. Tes kehamilan urin masih positif
Untuk menentukan prognosisnya dapat kita lakukan tes urin
kehamilan menggunakan urin tanpa pengenceran dan urin dengan
pengenceran 1/10. Bila hasil kedua urin positif maka prognosisnya
baik. Namun bila pengenceran 1/10 hasilnya negatif, maka
prognosisnya dubia ad malam.
Abortus Insipiens
Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam dengan
manifestasi klinis sebagai berikut:
a. Serviks telah mendatar
b. Ostium uteri telah membuka akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri dan dalam proses pengeluaran
c. Penderita merasa mulas karena kontraksi uterus yang sering dan kuat
d. Terdapat perdarahan yang bertambah sesuai dengan pembukaan
serviks uterus dan umur kehamilan
e. Besar uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
f. Tes urin kehamilan masih positif
janin sudah
abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi genitalia, seperti panas,
takikardi, perdarahan pervaginam berbau, uterus yang membesar,
lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis. Apabila terdapat sepsis,
penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil, demam tinggi
dan tekanan darah menurun.
Kehamilan Anembrionik
Kehamilan
anembrionik
merupakan
kehamilan patologi
(berdasarkan
indikasi
medis).
Biasanya
perlu
mendapat
F. Patologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam decidua basalis,
diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan
benda asing didalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya
dikeluarkan seluruhnya, karena vili koreales belum menembus desidua
terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah
masuk agak tinggi, karena plasenta tidak dikeluarkan secara utuh
sehingga banyak terjadi perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu keatas, yang umumnya bila
kantong ketuban pecah maka disusul dengan pengeluaran janin dan
plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak terjadi
jika plasenta terlepas dengan lengkap. Hasil konsepsi pada abortus
dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya janin tidak tampak
didalam kantong ketuban yang disebut blighted ovum, mungkin pula
janin telah mati lama disebut missed abortion. Apabila mudigah yang
mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka ovum akan
dikelilingi oleh kapsul gumpalan darah, isi uterus dinamakan mola
kruenta. Bentuk ini menjadi mola karneosa apabila pigmen darah
diserap sehingga semuanya tampak seperti daging.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat
terjadi proses mumifikasi: janin mengering dan menjadi agak gepeng
atau fetus compressus karena cairan amnion yang diserap. Dalam
tingkat lebih lanjut janin menjadi tipis seperti kertas perkamen atau
fetus papiraseus.
Kemungkinan lain yang terjadi apabila janin yang meninggal
tidak dikeluarkan dari uterus yaitu terjadinya maserasi, kulit terkupas,
tengkorak menjadi lembek, dan seluruh janin berwarna kemerahmerahan. (Sarwono, 2008).
G. Komplikasi
Perdarahan.
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan.
Perdarahan yang berlebihan sewaktu atau sesudah abortus bisa
disebabkan oleh atoni uterus, laserasi cervikal, perforasi uterus,
kehamilan serviks, dan juga koagulopati.
Perforasi.
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya
abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan
alat-alat lain. Pasien biasanya datang dengan syok hemoragik.
Syok.
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat. Vasovagal syncope yang
diakibatkan stimulasi canalis sevikalis sewaktu dilatasi juga boleh
terjadi namum pasien sembuh dengan segera.
Infeksi.
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh
bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia
eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric
bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira,
jamur,
Trichomonas
vaginalis,
sedangkan
pada
vagina
ada
Streptococci
anaerob,
Staphylococcus
aureus,
Efek anesthesia.
Pada penggunaan general anestesia, komplikasi atoni uterus
bisa terjadi yang berakibatkan perdarahan. Pada kasus therapeutic
abortus, paracervical blok sering digunakan sebagai metode anestesia.
Sering suntikan intravaskular yang tidak disengaja pada paraservikal
blok
akan
mengakibatkan
kolplikasi
fatal
seperti
konvulsi,
2.
Sebab-sebab organic
Serviks : Polip servisis uteri, erosion porsionis uteri, ulkus pada porsio
uteri, karsinoma servisis uteri.
Sebab-sebab fungsional
Abortus
Kehamilan ektopik
Molahidatidosa
Death conceptus
Penyebab lainnya:
-
mengganggu
ovulasi
abnormal
yang
dapat
menyebabkan
perdarahan abnormal.
-
Infeksi pada organ panggul (vagina, leher rahim, rahim, saluran tuba,
atau indung telur) dapat menyebabkan perdarahan vagina, terutama
setelah hubungan seksual. Penyakit menular seksual (PMS) sering
menjadi penyebab infeksi.
Jika Anda berusia 40 atau lebih tua, perdarahan vagina abnormal
dapat berarti bahwa Anda memasuki perimenopause. Pengobatan
perdarahan vagina abnormal tergantung pada penyebab dari perdarahan.
Pencegahan perdarahan vagina abnormal.
Menjaga berat badan yang sehat. Wanita yang kelebihan berat badan atau
kekurangan berat badan memiliki lebih banyak masalah dengan
perdarahan vagina abnormal.
Perdarahan
ini
yang
sangat
kecil
adalah pendarahan vagina disertai rasa sakit perut bagian bawah pada
satu sisi.
Wanita
hamil
yang
mengalami
perdarahan
perlu
dilakukan
bagian
janin
atau
plasenta
berubah
menjadi
menjadi janin yang normal. Karena kehamilan yang seperti itu, maka
lama kelamaan akan terjadi perdarahan sebagai mekanisme tubuh untuk
segera dikeluarkan/ kuretase.
Kehamilan diluar kandungan pun bisa menyebabkan terjadinya
perdarahan. Hamil di luar kandungan merupakan kehamilan yang hasil
konsepsi atau pembuahannya terletak diluar rongga rahim. Kehamilan
seperti ini bisa terjadi di saluran telur, ovarium atau rongga perut. Hamil
di luar rahim atau yang lebih dikenal dengan kehamilan ektopik ini dapat
terganggu/ ruptur akibat tidak kuatnya tempat implantasi untuk menahan
fetus/ janin. Perdarahan per vaginam tidak selalu ada sebenarnya. Gejala
yang lebih sering muncul berupa rasa nyeri perut kanan/ kiri bawah dan
disertai adanya dugaan kehamilan sebelumnya.
Perdarahan pada kehamilan trimester pertama bisa juga karena ada
penyebab lain, misalnya abortus (keguguran). Ada beberapa jenis
keguguran yang dialami ibu hamil, seperti abortus imminens, abortus
insipiens, abortus inkomplit, dan abortus komplitus.
Abortus imminens merupakan terjadinya pendarahan dari rahim pada
tahap awal di mana embrio masih utuh dalam rahim. Umumnya pada
tahap ini, perdarahan hanya sedikit atau agak banyak, tapi tidak diikuti
rasa mulas.
Pada abortus imminens ini dokter kandungan akan mencermati
apakah janin yang berada di rahim masih bisa berkembang atau tidak.
Untuk dapat mengetahui hal itu, maka dokter melakukan pemeriksaan
melalui USG beberapa kali. Pada beberapa kasus abortus imminens,
kehamilan masih bisa dipertahankan asalkan janin masih bisa
berkembang.
Pada abortus insipiens, embrio masih utuh dalam rahim, tapi sudah
terjadi pembukaan dalam rahim. Pada kondisi seperti ini, biasanya
Beta-hCG (+),
miss period,
hiperpigmentasi
mamaae, mual,
muntah, portio
livid
Vaginal
discharge, odor
Mrs. Y 37 tahun
hamil
Mengalami infeksi
Peningkatan toksin,
endotoksin,dan
sitokinin
vaginal itchy
Kerusakan
komponen konsepsi
Abortus insipiens
Eksternal os open
Perdarahan pervagina
Abdominal cramp
VII.Kesimpulan
Ny. Tari, 37 tahun G3P2A? mengalami vaginal bleeding ec. Abortus
Insipiens.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G., et al. Williams Obstetrics, 20th ed. Norwalk, CT:
Appleton & Lange, 2002.
Frederich, M. A. Psychological changes during pregnancy. Contemporaro
OB/GYN 27, Sept. 1977.
Ling, Choo Wan. 2008. Kenali 26 Masalah Selama Kehamilan.
HealthToday. Hal 48.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Puscheck Elizabeth, Lucidi Richard, et al. 2012. Early Pregnancy Loss
Treatment and Management.
Supono. 1985. Ilmu Kebidanan Bab 1 Fisiologis. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-anggunnurr5598-3-babii.pdf
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211023/B
ab.2.pdf
http://eprints.undip.ac.id/37476/1/Zanuar.pdf
http://www.drchoowl.com/wp-content/uploads/2011/08/Health-today-juli2008.pdf.
http://www.scribd.com/doc/127686132/Perdarahan-Per-VaginamAbnormal
http://emedicine.medscape.com/article/266317-overview