Sei sulla pagina 1di 28

BAB I

PENDAHULUAN
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut
amandel) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus
tonsilitis adalah karana infeksi. Tonsilitis akut sering dialami oleh anak dengan
insidensi tertinggi pada usia 5-6 tahun, dan juga pada orang deasa di atas usia 50
tahun (!mam "egantara, #00$).
%eseorang terpredisposisi menderita tonsilitis jika memiliki resistensi yang
rendah, memiliki tonsil dengan kondisi tidak menguntungkan akibat tonsilitis
berulang sebelumnya, sebagai bagian dari radang tenggorok (faringitis) se&ara
umum, atau sekunder terhadap infeksi 'irus (biasanya adeno'irus yang
menyebabkan tonsil menjadi mudah diin'asi bakteri) (!mam "egantara, #00$).
"anifestasi klinik yang mungkin timbul pada tonsilitis sangat ber'ariasi
untuk tiap penderita, diantaranya rasa mengganjal atau kering di tenggorokan,
nyeri tenggorok (sore throat), rasa haus, malaise, demam, menggigil, nyeri
menelan (odinofagia), gangguan menelan (disfagia), nyeri yang menyebar ke
telinga, pembengkakan kelenjar getah bening regional, perubahan suara, nyeri
kepala, ataupun nyeri pada bagian punggung dan lengan (!mam "egantara, #00$).
(iagnosis dari tonsilitis akut atau berulang ditegakkan terutama
berdasarkan manifestasi klinis. "eskipun demikian prosedur kultur dan resistensi
bakterial sangat dianjurkan. )al ini berkaitan dengan ditemukannya jenis bakteri
%treptokokus beta hemolitikus grup * pada +0% kasus, di mana tonsilitis yang
terjadi sekunder terhadap bakteri ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi
yang &ukup berat (!mam "egantara, #00$).
(ari uraian di atas timbul berbagai pertanyaan mengenai Tonsilitis. ,leh
karena itu melaui tugas referat yang berjudul Tonsilitis ini diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai Tonsilitis dan memberikan manfaat kepada para
pemba&a.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
#.- !dentitas .enderita
/ama 0 *n. .*
1mur 0 -# tahun
2enis 3elamin 0 .erempuan
*lamat 0 %umber pu&ong
.ekerjaan 0 .elajar
*gama 0 !slam
%uku 0 2aa
Tgl pemeriksaan 0 #4 /o'ember #0-5
#.# *namnesis
3eluhan utama 0 /yeri menelan
6iayat .enyakit %ekarang 0 keluhan nyeri menelan sejak 5 hari yang lalu .
/yeri menelan dikeluhkan oleh pasien kambuh-kambuhan, .ada saat keluhan
yang pertama, aal nya pasien merasa tenggorokkanya panas dan kering
tetapi pasien tetap bisa menelan makanan, keluhan yang sekarang pasien
susah makan dan minum karena sangat sakit bila menelan dan pasien
merasakan seperti ada yang mengganjal. %akit dirasakan pada kedua pangkal
tenggorokan . %elain itu pasien juga merasakan bau mulut yang tidak enak.
dua hari terakhir pasien demam dan pusing. %uara serak (-), sesak (-). Telinga
berdenging (-), nyeri telinga maupun keluar &airan dari telinga (-), tidak ada
penurunan pendengaran. 7untu hidung (-), sekret hidung (-)
6iayat 3eluarga 0 6iayat sakit seperti ini dalam kelurga (-)
2
6iayat %osial 0 pasien sehari-hari suka mengkonsumsi air es dan makan es
&ream
#.5 .emeriksaan 8isik
%tatus 9eneralis
3eadaan umum 0 baik
3esadaran 0 &omposmentis
9:% 0 +-5-6
3;< 0 *nemia(-), !kterus(-), :yanosis(-), (ipsneu(-),
pembesaran 397 (-)
<ain-lain 0 kesan dalam batas normal
%tatus <okalis T)T
Telinga
*urikula
!nspeksi 0 7entuk 0 /ormal;/ormal,
)iperemis 0 -;-
,dema 0 -;-
Tumor 0 -;-
.alpasi 0 /yeri tekan mastoid 0 -;-
/yeri tekan tragus 0 -;-
nyeri tekan tarik aurikulum 0 -;-
"eatus akustikus e=ternus ("*>)
<umen normal;normal, %erumen (?;-) minimalis, 8urunkel (-;-),
)iperemis (-;-), %ekret (-;-), "assa (-;-), >dema (-;-)
"embran timpani
@arna 0 putih seperti mutiara?;?, reflek &ahaya (?;?), retraksi (-;-),
bombans (-;-), perforasi (-;-), sekret (-;-), pulsasi (-;-), kolesteatom (-;-),
sikatrik (-;-).
Hidung
3
!nspeksi 0 7entuk normalA
.alpasi 0 3repitasi dorsum nasi (-), (eformitas dorsum nasi (-), /yeri
tekan ala nasi (-), /yeri tekan fossa kanina (-;-), nyeri tekan
sinus etmoidalis (-;-), nyeri tekan sinus frontalis (-;-)
.erkusi 0 nyeri ketuk area fas&ialis -;-
6inoskopi anterior
:a'um nasi 0 arna normal;normalA sekret -;-, krusta -;-,
hiperemi -;-
3onka nasi inferior 0 edema -;-A hipertrofi -;-A mukosa hiperemi -;-
"eatus nasi inferior 0 sekret -;-A darah -;-A krusta -;-A polip -;-
3onka nasi medius 0 edema -;-A hipertrofi -;-A mukosa hiperemi -;-
"eatus nasi media 0 sekret -;-A darah -;-A krusta -;-A polip -;-
%eptum nasi 0 (e'iasi -;-A 3rista -;-A %pina -;-
8enomena palatum mole (?)
Tenggorok
!nspeksi 0 bibir normalA tanda radang (-)
.alpasi 0 .embesaran kel.getah bening (-)
:a'um oris 0 trismus (-)A 8oetor e= ore (?)A ptialismus (-)A lidah
normalA gigi &aries (-)A palatum durum hiperemiA palatum
mole hiperemi.
Tonsil 0 besar T5;T5A edema ?;?A hiperemi ?;?A detritus ?;?Akripte
melebar;melebarA sikatrik -;-A tumor -;-A &orpus alienum -;-,
tonsil mobile
8aring 0 hiperemi (-)A granulasi (-)A %ekret (-)A reflek muntah (?)
#.+ (iagnosis
Tonsilitis kronis eksaserbasi akut
#.5 Terapi
*mok&i&ilin 5= 500mg
4
.arasetamol 5 = -
#.6 >dukasi
"eningkatkan higiene mulut
"enghindari minum minuman yang dingin
"enjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang
dialami,komplikasi yang bisa terjadi dan kapan harus dilakukan tindakan
operasi.
"enjelaskan tentang pemakaian obat.
#.4 "onitoring
3eluhan pasien
>'aluasi tonsil (pemeriksaan T)T)
#.$ .rognosis
7aik, bila ada respon terhadap terapi

5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anao!i dan "i#iologi Ton#il
9ambar - *natomi Tonsil
(http0;;repository.usu.a&.id)
Tonsil terletak di lateral dari oropharyn=. 7agian dalam tonsil dibatasi
oleh superior constrictor muscle, bagian anterior dibatasi oleh palatoglossus
muscle, bagian posterior dibatasi oleh palatopharyngeus muscle, bagian superior
dibatasi oleh soft palate, dan bagian inferior dibatasi oleh lingual tonsil (1dayan
et all, #0--).
:in&in @aldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam
rongga mulut yaitu 0 tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil fau&ial),
tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba >usta&hius (lateral band dinding
faring; 9erla&hBs tonsil) (6usmarjono, #004).
Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk
diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai #
6
fungsi utama yaitu menangkap dan mengumpulkan benda asing dengan efektif
dan sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan
antigen spesifik ()ermani 7, #00+).
7agian baah tonsil diperdarahai oleh &abang dari dorsal lingual artery,
ascending palatine artery, &abang dari facial artery. %edangkan bagian atas
diperdarahi oleh ascending pharyngeal artery dan lesser palatine artery. Tonsil
dipersyarafi oleh glossopharyngeal nerve dan lesser palatine nerve. Tonsil
menghasilkan secretory immunity dan mengatur produksi imunoglobulin yang
hanya aktif pada usia +--0 tahun (.aolo :, #005).
Tonsil sebagai immune protection terdiri dari + lymphoid compartments,
yaitu reticular crypt epirhelium, extrafollicular area, mantle zones of lymphoid
follicles, dan follicular germinal centers. !nflamasi dan;atau hipertrofi dari
adenoid dan tonsil disebabkan karena hipofungsi imunitas lokal dan sistemik
(/e&at *latas, #00$).
3.$ De%ini#i
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
&in&in @aldeyer (6usmarjono, #004).
3.$.1 E&ide!iologi
Recurrent tonsillitis (jika 5 atau lebih episode tonsilitis per tahun)
dilaporkan terjadi pada --.4% anak di /oregian dan -#.-% pada anak di
Turkish. 6iayat penyakit keluarga berupa riayat atopi dan tonsilektomi
mungkin mempengaruhi terjadinya tonsilitis pada anak mereka (1dayan et all,
#0--).
Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak, tapi jarang terjadi pada anak
dengan usia C # tahun. Tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus terjadi pada
anak dengan usia 5--5 tahun, sedangkan tonsilitis 'irus terjadi pada anak yang
lebih muda (1dayan et all, #0--).
.enyebaran infeksi melalui udara (air borne droplets), tangan dan &iuman.
7
(apat terjadi pada semua umur, terutama pada anak (6usmarjono, #004).
3.$.$ Eiologi dan Pao%i#iologi
9ambar # .atogen .enyebab Tonsilitis
(.aolo :, #005)
!nfeksi 'irus atau bakteri dan faktor imunologik mempengaruhi terjadinya
tonsilitis serta komplikasinya. ,rganisme infeksius dapat berasal dari normal flora
yang ada di oropharyngeal maupun dari external pathogen. 3arena pada daerah
oropharyn= banyak kolonasasi organisme, maka kebanyakan infeksi adalah
polymicrobacterial yaitu &ampuran antara bakteri aerob dan non aerob. Tetapi
penyebab tersering adalah 9rup * %trepto&o&&us yang dapat menyebabkan sDuele
yang serius yaitu berupa acute rheumatic fever dan post-streptococcal
glomerulonephritis (.aolo :, #005).
.atofisiologi tonsilitis yaitu kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel
terkikis maka jaringan limfoid superfisial mengadakan reaksi. Terdapat
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. .roses ini
se&ara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi ber&ak kuning yang disebut
detritus. (etritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas,
8
suatu tonsilitis akut dengan detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila ber&ak
detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakonaris. 7ila ber&ak
melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (.seudomembran),
sedangkan pada tonsilitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel
mukosa dan jaringan limfoid terkikis. %ehingga pada proses penyembuhan,
jaringan limfoid diganti jaringan parut. 2aringan ini akan mengkerut sehingga
ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini
meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan
jaringan sekitar fosa tonsilaris. .ada anak proses ini disertai dengan pembesaran
kelenjar limfe submandibula (!skandar /, -EE5).
Tonsilitis dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu tonsilitis akut, tonsilitis
membranosa, dan tonsilitis kronik (6usmarjono, #004). Tapi ada juga yang
mengelompokkan menjadi tonsilitis akut, tonsilitis recurrent, dan tonsilitis kronis
(1dayan et all, #0--).
3.3 Ton#ilii# Aku
3.3.1 Ton#ilii# 'iral
9ejala tonsilitis 'iral lebih menyerupai common cold yang disertai rasa
nyeri tenggorok. .enyebab yang paling sering adalah 'irus >pstein 7arr.
)emofilus !nfluenFae merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. 2ika terjadi
infeksi 'irus &o=s&hakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-
luka ke&il pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien. Terapi
yang dapat diberikan adalah saran untuk istirahat dan minum &ukup, pemberian
analgetika, serta anti'irus diberikan jika gejala berat (6usmarjono, #004).
9
9ambar 5 .erbedaan Tonsilitis 7akterial dan Giral
(http0;;media.tanyadokteranda.&om)
3.3.$ Ton#ilii# Bakerial
6adang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup * %treptokokus H
hemolitikus yang dikenal sebagai strept throat, pneumokokus, stafilokokus,
Haemophilus influenzae, %treptokokus 'iridan dan %treptokokus piogenes.
!nfiltrat bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi
radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.
(etritus ini merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang
terlepas. %e&ara klinis detritus ini mengisi kriptus tonsil dan tampak sebagai
ber&ak kuning (6usmarjono, #004).
7entuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis
folikularis. 7ila ber&ak-ber&ak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur
maka akan terjadi tonsilitis lakunaris. 7er&ak detritus ini juga dapat melebar
sehingga terbentuk sema&am membran semu (pseudomembrane) yang menutupi
tonsil (6usmarjono, #004).
.atologi pada tonsilitis bakterial terdapat peradangan umum dan
pembengkakan dari jaringan tonsila dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel
mati, dan bakteri patogen dalam kripta. "ungkin adanya perbedaan dalam strain
atau 'irulensi organisme dapat menjelaskan 'ariasi dari fase-fase patologis yaitu
10
peradangan biasa daerah tonsila saja, pembentukan eksudat, selulitis tonsila dan
daerah sekitarnya, pembentukan abses peritonsil, nekrosis jaringan (6usmarjono,
#004).
"asa inkubasi #-+ hari. 9ejala dan tanda yang sering ditemukan adalah
nyeri tenggorok dan nyeri aktu menelan serta beberapa derajat disfagi, demam
dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu
makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia). 6asa nyeri di telinga ini karena nyeri
alih (reffered pain) melalui saraf n.glosofaringeus (n.!I). .ada pemeriksaan
tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terapat detritus berbentuk folikel,
lakuna atau tertutup oleh membran semu. 3elenjar submandibula membengkak
dan nyeri tekan (6usmarjono, #004).
Terapi yang dapat diberikan adalah antibiotika spektrum lebar penisilin,
eritromisin, dan klindamisinA antipiretik dan obat kumur yang mengandung
desinfektan(6usmarjono, #004).
.ada anak sering menimbulkan komplikasi otitis media akut, sinusitis,
abses peritonsil (Quincy thorat), abses parafaring, bronkitis, glomerulonefritis
akut, miokarditis, artritis serta septikemia akibat infeksi '.jugularis interna
(sindrom <emierre) (6usmarjono, #004).
*kibat hipertrofi tonsil akan menyebabkan pasien bernafas melalui mulut,
tidur mendengkur (ngorok), gangguan tidur karena terjadinya sleep apnea yang
dikenal sebagai Obstructive Sleep Apnea Syndrome (,%*%) (6usmarjono, #004).
3.3.3 Ton#ilii# (e!)rano#a
.enyakit yang termasuk dalam golongan tonsilitis membranosa ialah 0
tonsilitis difteri, tonsilitis septi& (septic sore throat), *ngina .laut Gin&ent,
penyakit kelainan darah (leukimia akut, anemia pernisiosa, neutropenia maligna,
infeksi mononukleosis), proses spesifik lues dan tuberkulosis, infeksi jamur
(moniliasis, aktinomikosis, blastomikosis) dan infeksi 'irus (morbili, pertusis,
skarlatina) (6usmarjono, #004).
11
3.3.* Ton#ilii# Di%eri
8rekuensi penyakit ini sudah menurun berkat keberhasilan imunisasi pada
bayi dan anak. .enyebab tonsilitis difteri ialah kuman oryne bacterium
diphteriae, kuman yang termasuk 9ram positif dan hidung di saluran napas
bagian atas yaitu hidung, faring, dan laring. Tidak semua orang yang terinfeksi
oleh kuman ini akan menjadi sakit. 3eadaan ini tergantung pada titer anti toksin
dalam darah seseorang. Titer anti toksin sebesar 0.05 satuan per && darah dapat
dianggap &ukup memberikan dasar imunitas. )al inilah yang dipakai pada tes
%&hi&k (6usmarjono, #004).
Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak berusia kurang dari -0 tahun
dan frekuensi tertinggi pada usia #-5 tahun alaupun pada orang deasa masih
mungkin menderita penyakit ini (6usmarjono, #004).
9ambaran klinik dibagi dalam 5 golongan yaitu gejala umum (seperti juga
gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala,
tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan), gejala
lokal (tampak berupa tonsil membengkak ditutupi ber&ak putih kotor yang makin
lama makin meluas dan bersatu membentuk membran semu. "embran ini dapat
meluas ke palatum mole, u'ula, nasofaring, laring, trakea dan bronkus dan dapat
menyumbat saluran napas. "embran semu ini melekat erat pada dasarnya,
sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. .ada perkembangan penyakit ini
bila infeksinya berjalan terus, kelenjar limfa leher akan memmbengkak
sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai sapi (bull nec!) atau disebut juga
7urgemeesterBs hals), dan gejala akibat eksotoksin (menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai decompensatio
cordis, mengenai saraf kranial menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot-
otot pernapasan dan pada ginjal menimbulkan albuminuria) (6usmarjono, #004).
(iagnosis tonsilitis difteri ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan
pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil dari permukaan baah
membran semu dan didapatkan orynebacterium diphteriae (6usmarjono, #004).
*nti (ifteri %erum (*(%) diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur,
12
dengan dosis #0.000--00.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit.
*ntibiotika .enisilin atau >ritromisin #5-50 mg per kg berat badan dibagi dalam 5
dosis selama -+ hari. 3ortikosteroid -.# mg per kg berat badan per hari.
*ntipiretik untuk simtomatis. 3arena penyakit ini menular, pasien harus diisolasi.
.eraatan harus istirahat di tempat tidur selama #-5 minggu (6usmarjono, #004).
<aringitis difteri dapat berlangsung &epat, membran semu menjalar ke
laring dan menyebabkan gejala sumbatan. "akin muda usia pasien makin &epat
timbul komplikasi ini. "iokarditis dapat mengakibatkan payah jantung atau
decompensatio cordis. 3elumpuhan otot palatum mole, otot mata untuk
akomodasi, otot faring serta otot laring sehingga menimbulkan kesulitan menelan,
suara parau dan kelumpuhan otot-otot pernapasan. *lbuminuria sebagai akibat
komplikasi ke ginjal (6usmarjono, #004).
3.3.+ Ton#ilii# Se&ik ,Septic Sore Throat-
.enyebab dari tonsilitis septik ialah %treptokokus hemolitikus yang
terdapat dalam susu sapi sehingga dapat timbul epidemi. ,leh karena di !ndonesia
susu sapi dimasak dulu dengan &ara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit
ini jarang ditemukan (6usmarjono, #004).
3.3.. Angina Plau 'in/en
.enyebab penyakit ini adalah bakteri spiro&haeta atau triponema yang
didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi
'itamin :. (emam sampai 5EJ:, nyeri kepala, badan lemah dan kadang-kadang
terdapat gangguan pen&ernaan. 6asa nyeri di mulut, hipersali'asi, gigi dan gusi
mudah berdarah. .ada pemeriksaan ditemukan mukosa mulut dan faring
hiperemis, tampak membran putih keabuan di atas tonsil, u'ula, dinding faring,
gusi serta prosesus al'eolaris, mulut berbau (fetor ex ore) dan kelenjar sub
mandibula membesar (6usmarjono, #004).
Terapi yang dapat diberikan adalah antibiotika spektrum lebar selama -
minggu, memperbaiki higiene mulut sangat membantu penyembuhan, dan
pemberian 'itamin : serta 'itamin 7 kompleks (6usmarjono, #004).
13
3.3.0 Pen1aki Kelainan Dara2
%eperti leukimia akut, anemia pernisiosa, neutropenia maligna serta infeksi
mono-nukleosis. Tidak jarang tanda pertama leukimia akut, angina agranulositosis
dan infeksi mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membran
semu. 3adang-kadang terdapat perdarahan di selaput lendir mulut dan faring serta
pembesaran kelenjar submandibula (6usmarjono, #004).
.ada leukimia akut, gejala pertama sering berupa epistaksis, perdarahan di
mukosa mulut, gusi dan di baah kulit sehingga kulit tampak ber&ak kebiruan.
Tonsil membengkak ditutupi membran semu tetapi tidak hiperemis dan rasa nyeri
yang hebat di tenggorok (6usmarjono, #004).
.ada angina agranulositosis, penyebabnya ialah akibat kera&unan obat dari
golongan amidopirin, sulfa dan arsen. .ada pemeriksaan tampak ulkus di mukosa
mulut dan faring serta di sekitar ulkus tampak gejala radang. 1lkus ini juga dapat
ditemukan di genitalia dan saluran &erna (6usmarjono, #004).
.ada infeksi mononukleosis ini terjadi tonsilo faringitis ulsero
membranosa bilateral. "embran semu yang menutupi ulkus mudah diangkat
tanpa timbul perdarahan. Terdapat pembesaran kelenjar limfa leher, ketiak dan
regioinguinal. 9ambaran darah khas yaitu terdapat leukosit mononukleus dalam
jumlah besar. Tanda khas yang lain ialah kesanggupan serum pasien untuk
beraglutinasi terhadap sel darah merah domba (reaksi .aul 7unnel) (6usmarjono,
#004).
3.* Ton#ilii# Kronik
8aktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah rangsangan yang
menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh &ua&a, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
3uman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tapi kadand-kadang kuman
berubah menjadi kuman golongan 9ram negatif (6usmarjono, #004).
3arena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa
juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan
14
limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga
kripti melebar. %e&ara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus. .roses berjalan
terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan
dengan jaringan disekitar fosa tonsilaris. .ada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfa submandibula (6usmarjono, #004).
9ejala lokal dan sistemik yang timbul berupa nyeri tenggorok atau nyeri
telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun,
nyeri kepala dan badan terasa meriang. .ada tonsilitis kronik hipertrofi dapat
menyebabkan apnea obstruksi saat tidurA gejala yang umum pada anak adalah
mendengkur, sering mengantuk, gelisah, perhatian berkurang dan prestasi belajar
jelek (8arokah, #004).
.ada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak
rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. 6asa ada yang
mengganjal di tenggorok, dirasakan kering di tenggorok dan napas berbau
(6usmarjono, #004).
Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau obat
isap. .engobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan
tonsil. Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana penatalaksanaan medis
atau yang lebih konser'atif gagal untuk meringankan gejala-gejala. .enatalaksaan
medis termasuk pemberian penisilin yang lama, irigasi tenggorokan sehari-hari,
dan usaha untuk membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigasi gigi atau oral
(6usmarjono, #004).
6adang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya
berupa rinitis kronik, sinusitis atau otitis media se&ara perkontinuitatum.
3omplikasi jauh terjadi se&ara hematogen atau limfogen dan dapat timbul
endokarditis, artritis, miositis, nefritis, u'eitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus,
urtikaria dan furunkulosis (6usmarjono, #004).
Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau kronik,
gejala sumbatan serta ke&urigaan neoplasma. "enurut 8arokah (#004), indikasi
tonsilektomi pada tonsilitis kronis adalah bila penyakit tersebut menyebabkan
15
penurunan kualitas hidup (6usmarjono, #004).
3.+ Pe!erik#aan Penun3ang
.emeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada tonsilitis adalah
pemeriksaan darah dan *%T, yang berguna untuk mengetahui adanya infeksi
9*7)%. Tapi throat cultures (throat s"ab) adalah standar untuk mendeteksi
9*7)%. %elain itu juga dapat dideteksi dengan rapid antigen detection test
(6*(T). .emeriksaan imaging studies mungkin dibutuhkan untuk mengetahui
adanya komplikasi tonsilitis berupa peritonsillar abscess (.T*) (1dayan et all,
#0--).
3.. Diagnoi# Banding
(iagnosis banding dari tonsilitis adalah lymphomas of the head and nec!,
malignant nasopharyngeal tumors, dan malignat tumor of the tonsils (1dayan et
all, #0--). Tetapi menurut )oetomo et all (#005) tonsilitis difteri merupakan
diagnosis banding dari tonsilitis akut.
3.0 Ko!&lika#i
3omplikasi tonsilitis dapat dibagi menjadi supuratif (peritonsillar,
parapharyngeal, retropharyngeal abses formation) dan non supuratif (scarlet
fever, acute rheumatic fever, post-streptococcal glomerulonephritis) (.aolo :,
#005).
Tetapi selain komplikasi tersebut menurut !mam "egantara (#00$)
tonsilitis juga dapat menimbulkan komplikasi adenitis ser'ikalis supuratif4
tonsilolith (3alkulus di tonsil akibat deposisi kalsium, magnesium karbonat,
fosfat, dan debris pada kripta tonsil membentuk benjolan keras yang
menyebabkan ketidaknyamanan, bau mulut, dan ulserasi (ulkus bernanah)), kista
tonsil (.embengkakan pada tonsil berarna putih atau kekuningan sebagai akibat
terperangkapnya debris pada kripta tonsil oleh jaringan fibrosa).
16
9ambar + .enanganan .eritonsilar *bses
(.aolo :, #005)
3.5 Penaalak#anaan
Terapi suportif (non-farmakologi) pada tonsilitis akut adalah
mempertahankan ade#uate hydration dan caloric inta!e serta controlling pain
and fever. %edangkan terapi farmakologi pada tonsilitis adalah antibiotics, anti-
inflammatory agents $eg, corticosteroids%, antipyretics and analgesics $eg,
acetaminophen, ibuprofen%, dan immunologic agents $eg, gammaglobulin%&
3ortikosteroid diindikasikan untuk pasien dengan infeksi "/, air"ay
obstruction, hemolytic anemia, serta cardiac and neurologic disease&
kortikosteroid berguna untuk mengurangi inflamasi yang berperan dalam
memperbaiki proses menelan dan bernafas.
*ntibiotik digunakan pada kasus infeksi bakteri, seperti pada tonsillar
exudates, presence of a fever, leu!ocytosis, contacts "ho are ill, or contact "ith a
person "ho has a documented 'A(HS infection& )enicillin adalah yang paling
optimal pada beberapa pasien (barring allergic reactions) karena safety, efficacy,
narro" spectrum, dan harganya yang murah. *ntibioyik lain yang dapat
digunakan selain penicillin adalah cephalosporins, macrolides, clindamycin,
vancomycin and rifampin&
17
*mmune globulins belakangan ini juga digunakan untuk penyembuhan
tonsilitis.
7erikut adalah bagan penatalaksanaan peritonsillar infe&tion yang
merupakan salah satu dari komplikasi tonsilitis 0
9ambar + .enanganan .eritonsilar *bses
(.aolo :, #005)
3.6 Pen/ega2an
.en&egahan yang dapat dilakukan untuk men&egah timbulnya tonsilitis
adalah menghindari kontak dengan orang sakit atau orang yang mengalami
immuno&ompromised. .enggunaan antipneumococcal vaccine mungkin akan
membantu dalam pen&egahan timbulnya tonsilitis tonsils (1dayan et all, #0--).
3.17 Ton#ileko!i
Tonsilektomi disefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil
palatina ()ermani 7, #00+). Tonsilektomi merupakan satu dari prosedur
pembedahan tertua yang masih dilakukan. .ada tahun -$64, @ise menyatakan
orang !ndian *siatik trampil dalam tonsilektomi pada tahun -000 %". 8rekuensi
prosedur pembedahan menurun se&ara drastis sejak mun&ulnya antibiotik. %elain
itu, pengertian yang lebih baik dari indikasi-indikasi untuk prosedur pembedahan
ini telah menurunkan frekuensinya, dari perkiraan -,5 juta tonsilektomi di
*merika %erikat pada tahun -E40 menjadi insidens 550.000 sampai +00.000 per
tahun pada tahun -E$5. 3arena pembedahan tonsila tidak bebas dari morbiditas
18
dan mortalitas, adalah bijaksana untuk menyadari baha prosedur ini, seperti
setiap pembedahan lainnya, sebaiknya dilakukan optimal dengan ketrampilan
dalam teknik pembedahan.
3.17.1 E&ide!iologi
Tonsilektomi merupakan prosedur operasi yang praktis dan aman, namun
hal ini bukan berarti tonsilektomi merupakan operasi minor karena tetap
memerlukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi dari operator dalam
pelaksanaannya. (i *merika %erikat, karena kekhaatiran komplikasi,
tonsilektomi digolongkan pada operasi mayor. (i !ndonesia, tonsilektomi
digolongkan pada operasi sedang karena durasi operasi pendek dan teknik tidak
sulit (@anri *, #004).
.ada aal tahun -E60 dan -E40-an, telah dilakukan - sampai # juta tonsilektomi,
adenoidektomi atau gabungan keduanya setiap tahunnya di *merika %erikat.
*ngka ini menunjukkan penurunan dari aktu ke aktu dimana pada tahun -EE6,
diperkirakan #$4.000 anak-anak di baah -5 tahun menjalani tonsilektomi,
dengan atau tanpa adenoidektomi. (ari jumlah ini, #+$.000 anak ($6,+%)
menjalani tonsiloadenoidektomi dan 5E.000 lainnya (-5,6%) menjalani
tonsilektomi saja. Tren serupa juga ditemukan di %kotlandia. %edangkan pada
orang deasa berusia -6 tahun atau lebih, angka tonsilektomi meningkat dari 4#
per -00.000 pada tahun -EE0 (#.E-E operasi) menjadi 4$ per -00.000 pada tahun
-EE6 (5.#00 operasi) ()ermani 7, #00+).
(i !ndonesia, data nasional mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau
tonsiloadenoidektomi belum ada. /amun, data yang didapatkan dari 6%1./ (r.
:ipto "angunkusumo (6%1./-:") di 2akarta selama 5 tahun terakhir (-EEE-
#005) menunjukkan ke&enderungan penurunan jumlah operasi
tonsiloadenoidektomi dengan pun&ak kenaikan pada tahun kedua (#45 kasus) dan
terus menurun sampai tahun #005 (-5# kasus). %edangkan data dari 6umah %akit
8atmaati di 2akarta dalam 5 tahun terakhir (#00#-#00+) menunjukkan
ke&enderungan kenaikan jumlah operasi tonsilektomi dan penurunan jumlah
operasi tonsiloadenoidektomi (@anri *, #004).
(ari &atatan medis 6%1. (r %ardjito, Kogyakarta, tonsilektomi
19
merupakan lebih dari separuh dari seluruh tindakan pembedahan di bagian T)T.
(ata pada tahun -EE6 dan tahun -EE4 sejumlah -04 tindakan, tahun -EE$ ada -0#
tindakan, dan tahun -EEE sejumlah E+ tindakan. Tonsilektomi tahun #005 ter&atat
sebanyak 5E kasus, tahun #00+ hingga bulan *gustus sebanyak +5 kasus, rentang
umur terbanyak 5--5 tahun dan indikasi tersering adalah tonsilitis kronis
(*marudin T, #004).
3.17.$ Indika#i Ton#ileko!i
!ndikasi tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat
perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi pada saat ini.
(ulu tonsilektomi diindikasikan untuk terapi tonsilitis kronik dan berulang. %aat
ini, indikasi yang lebih utama adalah obstruksi saluran napas dan hipertrofi tonsil
(@anri *, #004). /amun indikasi relati'e tonsilektomi pada keadaan non
emergen&y dan perlunya batasan usia pada keadaan ini masih menjadi perdebatan.
"enurut American Academy of Otolaryngology + Head and ,ec! Surgery
(**,-)/%) (-EE5), indikator klinis untuk prosedur surgikal adalah seperti
berikut0
Indika#i A)#olu
a. .embengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia
berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner
b. *bses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase
&. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
d. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi
Indika#i Relai%
a. Terjadi 5 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik
adekuat
b. )alitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi
medis
&. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik
dengan pemberian antibiotik H-laktamase resisten
d. )ipertrofi tonsil unilateral yang di&urigai merupakan suatu keganasan
20
%aat mempertimbangkan tonsilektomi untuk pasien deasa harus
dibedakan apakah mereka mutlak memerlukan operasi tersebut atau hanya sebagai
kandidat. (ugaan keganasan dan obstruksi saluran nafas merupakan indikasi
absolut untuk tonsilektomi. Tetapi hanya sedikit tonsilektomi pada deasa yang
dilakukan atas indikasi tersebut, kebanyakan karena infeksi kronik ()ermani 7,
#00+).
,bstruksi nasofaringeal dan orofaringeal yang berat sehingga boleh
mengakibatkan terjadinya gangguan apnea ketika tidur merupakan indikasi
absolute untuk surgery. .ada kasus yang ekstrim, obstructive sleep apnea ini
boleh menyebabkan hipo'entilasi al'eolar, hipertensi pulmonal dan
kardiopulmoner (.aradise, 2<, #00E)
9ambar 5 !ndikasi Tonsilektomi
(.aolo :, #005)
3.17.3 Konraindika#i Ton#ileko!i
Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai kontraindikasi,
namun bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap
21
memperhitungkan imbang Lmanfaat dan risikoM. 3eadaan tersebut adalah0
-. 9angguan perdarahan
#. 6isiko anestesi yang besar atau penyakit berat
5. *nemia
+. !nfeksi akut yang berat
3.17.* Ko!&lika#i
Tonsilektomi merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan anestesi
umum maupun lokal, sehingga komplikasi yang ditimbulkannya merupakan
gabungan komplikasi tindakan bedah dan anestesi. %ekitar -0-5.000 pasien yang
menjalani tonsilektomi meninggal baik akibat perdarahan maupun komplikasi
anestesi dalam 5-4 hari setelah operasi.
Ko!&lika#i ane#e#i
3omplikasi terkait anestesi terjadi pada -0-0.000 pasien yang menjalani
tonsilektomi. 3omplikasi ini terkait dengan keadaan status kesehatan pasien.
*dapun komplikasi yang dapat ditemukan berupa0
- <aringospasme
- 9elisah pas&a operasi
- "ual muntah
- 3ematian saat induksi pada pasien dengan hipo'olemi
- !nduksi intra'ena dengan pentotal bisa menyebabkan hipotensi dan henti jantung
- )ipersensitif terhadap obat anestesi
Ko!&lika#i )eda2
(*) .erdarahan
"erupakan komplikasi tersering (0,--$,-% dari jumlah kasus). .erdarahan dapat
terjadi selama operasi, segera sesudah operasi atau di rumah. 3ematian akibat
perdarahan terjadi pada -055.000 pasien. %ebanyak - dari -00 pasien kembali
karena masalah perdarahan dan dalam jumlah yang sama membutuhkan transfusi
darah.
22
.erdarahan yang terjadi dalam #+ jam pertama dikenal sebagai early bleeding,
perdarahan primer atau Lreactionary haemorrageM dengan kemungkinan
penyebabnya adalah hemostasis yang tidak adekuat selama operasi. 1mumnya
terjadi dalam $ jam pertama. .erdarahan primer ini sangat berbahaya, karena
terjadi seaktu pasien masih dalam pengaruh
anestesi dan refleks batuk belum sempurna. (arah dapat menyumbat jalan napas
sehingga terjadi asfiksia. .erdarahan dapat menyebabkan keadaan hipo'olemik
bahkan syok.
.erdarahan yang terjadi setelah #+ jam disebut dengan late-delayed bleeding atau
perdarahan sekunder. 1mumnya terjadi pada hari ke 5--0 pas&abedah. .erdarahan
sekunder ini jarang terjadi, hanya sekitar -%. .enyebabnya belum dapat diketahui
se&ara pasti.
(7) /yeri
/yeri pas&aoperasi mun&ul karena kerusakan mukosa dan serabut saraf
glosofaringeus atau 'agal, inflamasi dan spasme otot faringeus yang
menyebabkan iskemia dan siklus nyeri berlanjut sampai otot diliputi kembali oleh
mukosa, biasanya -+-#- hari setelah operasi. /yeri tenggorok mun&ul pada
hampir semua pasien pas&atonsilektomi. /yeri pas&abedah bisa dikontrol dengan
pemberian analgesik. 2ika pasien mengalami nyeri saat menelan, maka akan
terdapat kesulitan dalam asupan oral yang meningkatkan risiko terjadinya
dehidrasi. 7ila hal ini tidak dapat ditangani di rumah, peraatan di rumah sakit
untuk pemberian &airan intra'ena dibutuhkan.
Ko!&lika#i lain
(ehidrasi, demam, kesulitan bernapas, gangguan terhadap suara, aspirasi, otalgia,
pembengkakan u'ula, insufisiensi 'elopharingeal, stenosis faring, lesi di bibir,
lidah, gigi dan pneumonia (@anri, *., #004)
BAB 1'
PE(BAHASAN
23
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
&in&in @aldeyer. Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak, tapi jarang terjadi pada
anak dengan usia C # tahun. Tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus terjadi
pada anak dengan usia 5--5 tahun, sedangkan tonsilitis 'irus terjadi pada anak
yang lebih muda (1dayan et all, #0--). )al ini sesuai dengan kasus diatas yaitu
terjadi pada anak usia -# tahun.
.ada kasus diatas keluhan pasien yaitu keluhan nyeri menelan sejak 5 hari
yang lalu . /yeri menelan dikeluhkan oleh pasien kambuh-kambuhan, .ada saat
keluhan yang pertama, aal nya pasien merasa tenggorokkanya panas dan kering
tetapi pasien tetap bisa menelan makanan, keluhan yang sekarang pasien susah
makan dan minum karena sangat sakit bila menelan dan pasien merasakan seperti
ada yang mengganjal. %akit dirasakan pada kedua pangkal tenggorokan . %elain
itu pasien juga merasakan bau mulut yang tidak enak. dua hari terakhir pasien
demam dan pusing hal ini sesuai dengan teori yaitu gejala dan tanda yang sering
ditemukan adalah nyeri tenggorok dan nyeri aktu menelan serta beberapa derajat
disfagi, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di sendi-
sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia).
.ada pemeriksaan tampak Tonsil membesar dengan grade T5;T5, disertai
dengan hiperemi *r&us anterior dan posterior hiperemi, 1'ula hiperemi, .alatum
mole hiperemi, .alatum durum hiperemi, (inding faring hiperemi, (etritus (?),
3ripte melebar, 8aring hiperemi, 8aring granulasi, 6eflek muntah (?) hal ini
sesuai dengan teori tonsil membengkak, hiperemis dan terapat detritus berbentuk
folikel, lakuna atau tertutup oleh membran semu. 3elenjar submandibula
membengkak dan nyeri tekan (6usmarjono, #004).
.asien ini didiagnosis dengan tonslitis kronik eksaserbasi akut hal ini
sesuai dengan gejala dan pemeriksaan klinis, faktor predisposisi timbulnya
tonsilitis kronik ialah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis
makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh &ua&a, kelelahan fisik dan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat pada pasien ini kebiasaan minum air
es dan makan es &ream sedangkan keadaan akutnya berdasarkan keluhan pasien
yaitu badan terasa panas dan pemeriksaan klinis ditemukan Tonsil membesar
24
dengan grade T5;T5, disertai dengan hiperemi *r&us anterior dan posterior
hiperemi, 1'ula hiperemi, .alatum mole hiperemi, .alatum durum hiperemi,
(inding faring hiperemi, (etritus (?), 3ripte melebar, 8aring hiperemi
.ada pasien ini diberikan terapi amoksisilin 5 = 500 mg dan parasetamol 5
=- sesuai dengan teori terapi farmakologi pada tonsilitis adalah antibiotics, anti-
inflammatory agents $eg, corticosteroids%, antipyretics and analgesics $eg,
acetaminophen, ibuprofen%, dan immunologic agents $eg, gammaglobulin%&
*ntibiotik digunakan pada kasus infeksi bakteri, seperti pada tonsillar exudates,
presence of a fever, leu!ocytosis, contacts "ho are ill, or contact "ith a person
"ho has a documented 'A(HS infection& )enicillin adalah yang paling optimal
pada beberapa pasien (barring allergic reactions) karena safety, efficacy, narro"
spectrum, dan harganya yang murah. *ntibioyik lain yang dapat digunakan selain
penicillin adalah cephalosporins, macrolides, clindamycin, vancomycin and
rifampin&
BAB '
KESI(PULAN
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
25
&in&in @aldeyer. .enyebab tersering adalah 9rup * %trepto&o&&us yang dapat
menyebabkan sDuele yang serius yaitu berupa acute rheumatic fever dan post-
streptococcal glomerulonephritis. Tonsilitis dapat dikelompokkan menjadi 5,
yaitu tonsilitis akut, tonsilitis membranosa, dan tonsilitis kronik. "anifestasi
klinik yang mungkin timbul pada tonsilitis sangat ber'ariasi untuk tiap penderita,
diantaranya rasa mengganjal atau kering di tenggorokan, nyeri tenggorok (sore
throat) rasa haus, malaise, demam, menggigil, nyeri menelan (odinofagia),
gangguan menelan (disfagia), nyeri yang menyebar ke telinga, pembengkakan
kelenjar getah bening regional, perubahan suara, nyeri kepala, ataupun nyeri pada
bagian punggung dan lengan. (iagnosis dari tonsilitis akut atau berulang
ditegakkan terutama berdasarkan manifestasi klinis. .enatalaksanaan dari
tonsilitis adalah istirahat, makan lunak, minum hangatA obat kumur (9argarisma
3an)A analgesik;antipiretik (para&etamol 5-+ = 500mg, 5-5 hariA anak-anak
-0mg;kg77;dosis, 5-+ = sehari)A antibiotik pada tonsilitis karena Streptococcus
(pheno=ymethyl peni&illin + = 500mg;hari, 5--0 hariA anak-anak 4,5--#,5
mg;kg77;dosis, + = sehari)A bila alergi peni&illin dapat diganti makrolid
(erythromi&ine + = 500 mg;hari dengan dosis anak-anak -#.5 mg;kg77;dosis + =
sehari, spiramy&ine, aFithromy&ine). 3omplikasi tonsilitis dapat dibagi menjadi
supuratif (peritonsillar, parapharyngeal, retropharyngeal abses formation) dan
non supuratif (scarlet fever, acute rheumatic fever, post-streptococcal
glomerulonephritis).
DA"TAR PUSTAKA
26
*dam 9<, 7oies <6, )igler .). -EE4. 7,!>% 7uku *jar .enyakit T)T 6
th
ed. .enerbit 7uku 3edokteran >9:0 2akarta. 550-5++.
*sad !slam, "i&hael ,ko. #00$. :er'i&al ne&rotising fas&iitis and des&ending
mediastinitis se&ondary to unilateral tonsilitis 0 a &ase report. 2ournal
of "edi&al :ases 6eports. NonlineO
(http0;;.n&bi.nlm.nih.go';pubmed;-E055$-#). (iakses tanggal0
-0 %eptember #0--.
7urton "2, .ollard *2, 6amsden 2(. #0-0. Tonsille&tomy for periodi& fe'er,
apthous stomatitis, pharyngitis, and &er'i&al adenitis syndrome
(.8*.*) (6e'ie). The :o&hrane :ollaboration (The :o&hrane
<ibrary #0-0, !ssue E). NonlineO (http0;;.the&o&hranelibrary.&om).
(iakses tanggal0 -- %eptember #0--.
>llen 3'estad et all. #005. )eritability of 6e&urrent Tonsillitis. *rh
,tolaryngol )ead /e&k %urg;Gol -5-. 5$5-5$4. NonlineO
(.ar&hoto.&om). (iakses tanggal0 -- %eptember #0--.
8arokah, %uprihati, %lamet %uyitno. #004. )ubungan Tonsilitis 3ronik
dengan .restasi 7elajar pada %isa 3elas !! %ekolah (asar di 3ota
%emarang (7agian !lmu 3esehatan T)T-3< 8akultas 3edokteran
1ni'ersitas (iponegoro;%"8 3esehatan T)T-3< 6umah %akit
(r.3ariadi %emarang, !ndonesia). :ermin (unia 3edokteran /o.-55.
$4-E#. NonlineO
(http0;;.kalbe.&o.id;files;&dk;files;-55P-0Tonsilitas3ronik.restas
i7elajar3elas.pdf;-55P-0Tonsilitas3ronik.restasi7elajar3elas.html).
(iakses tanggal0 -0 %eptember #0--.
)oetomo, %ri 6oekmini, (i 6eno .aartu. #005. Tonsilitis *kut in
.edoman (iagnosis dan Terapi 7ag;%"8 !lmu .enyakit Telinga,
)idung dan Tenggorok 5
th
ed. 6umah %akit 1mum (okter %oetomo 0
%urabaya. +6-+4.
2ohn 2a&ob 7allenger. -EE+. Tonsil in .enyakit Telinga, )idung, Tenggorok,
3epala dan <eher -5
th
ed 2ilid %atu. .enerbit 7inarupa *ksara 0
27
2akarta. 5+6-55$.
<ennart 2ohansson, /ils-,'e "ansson. #00#. 6apid test, throat &ulture and
&lini&al assessment in the diagnosis of tonsillitis. 8amily .ra&ti&e Gol.
#0, /o. # Q ,=ford 1ni'ersity .ress #005. -0$----. NonlineO
(.fampra.oupjournals.org). (iakses tanggal0 -- %eptember #0--.
/e&at *latas, 8usun 7aba. #00$. .roliferating *&ti'e :ells, <ympho&yte
%ubsets, and (endriti& :ells in 6e&urrent Tonsillitis. *rh ,tolaryngol
)ead /e&k %urg;Gol -5+ (/,.5). +44-+$5. NonlineO
(.ar&hoto.&om). (iakses tanggal0 -- %eptember #0--.
.aolo :ampisi, Ted <.Tefik. #005. Tonsillitis and its &ompli&ations. The
:anadian 2ournal of (iagnosis. EE--05. NonlineO
(http0;;.sta&ommuni&ations.&om;journals;diagnosis;#005;0#P8ebr
uary;tonsilitis.pdf). (iakses tanggal0 -0 %eptember #0--.
6usmarjono, >fiaty *rsyad %oepardi. #004. 8aringitis, Tonsilitis, dan
)ipertrofi *denoid in 7uku *jar !lmu 3esehatan Telinga )idung
Tenggorok 3epala R <eher 6
th
ed. 8akultas 3edokteran 1ni'ersitas
!ndonesia. 2akarta0 #-4-##5.
28

Potrebbero piacerti anche