Sei sulla pagina 1di 5

Vol.14.No.1.Th.

2007

Fitokimia dan Aktivitas Anthelmintika Varietas Miana (Coleus blumei)

Phytochemical and Anthelmintic Activity against Chicken Tapeworm of Painted nettle (Coleus blumei. benth) varieties In Vitro
Yusuf Ridwan* dan Yasmine Qurrota Ayunita** Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB Email:
ABSTRACT Background: The miana (painted nettle) leaves has been known for its capacity to heal the disease caused by worm. There were varieties of miana which marked by the different color. The study on the Phytochemical compound of (Coleus blumei. benth) leave juice of four painted nettle varieties and their anthelmintic activity against chicken tapeworm then were conducted. Methods: Leave of four painted nettle varieties were collected and juiced. Phytochemical analysis was carried out to determine the chemical compound of secondary metabolites. Anthelmintic activity was evaluated with an assay using chicken tapeworm in a serial microplate dilution method containing serial concentration of painted nettle juice. The observation was conducted on the time of the tape worm dead. Result: The result of phytochemistry analysis showed that Coleus leaves consisted of flavonoid, steroid, tannin and saponin. There were not differences of phytochemical compound among four leaves juices of four miana painted nettle varieties. The leave juices of painted nettle showed have strong anthelmintic activity. Although painted nettle varieties which have dark leave could kill in the shortest however there was not significant difference with other varieties. Key word : Coleus blumei , varieties of miana, phytochemical, anthelmintic, chicken tapeworm Fitokimia dan Aktivitas Anthelmintika terhadap Cacing Pita Ayam dari beberapa Varietas Miana ( Coleus blumei . benth) secara In Vitro ABSTRAK Latar Belakang: Di dunia pengobatan tradisional daun miana ini biasa digunakan untuk mengatasi cacingan. Namun jenis varietas miana yang digunakan baik untuk pengobatan tradisional dan penelitian diatas tidak diketahui, padahal terdapat banyak varietas tanaman miana. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder sari daun beberapa varietas miana (Coleus blumei. benth) dan aktivitas anthelmintiknya terhadap cacing pita pada ayam. Metode: Daun miana dikoleksi dari empat varietas miana, kemudian dibuat sari daun dengan menggunakan juicer. Setiap sari daun miana diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan golongan metabolit sekunder. Aktivitas anthelmintik ekstrak daun miana diamati dengan melihat waktu kematian cacing dalam serial konsentrasi sari miana. Pengamatan terhadap kematian cacing dilakukan mulai setengah jam pertama dilanjutkan setiap jam selama 24 jam. Hasil: Hasil penapisan fitokimia dari sari daun miana menunjukan terdapat senyawa golongan flavonoid, steroid, tanin dan saponin. Tidak ada perbedaan kandungan fitokimia antar varietas tanaman miana. Sari daun miana memiliki aktivitas anthelmintik yang kuat. Walaupun varietas miana dengan warna daun lebih gelap (Varietas 1 dan 2) mampu membunuh cacing lebih cepat, akan tetapi secara statistik tidak berbeda nyata. Kata kunci : Coleus blumei, varietas miana, fitokimia, anthelmintika, cacing pita ayam

* Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan


** Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, FKH-IPB

17

Ridwan dan Ayunina

Jurnal Protein

PENDAHULUAN Indonesia kaya akan tanaman obat yang telah digunakan oleh masyarakat selama berabad-abad, salah satunya adalah tanaman Miana (Coleus blumei). Di dunia pengobatan tradisional daun Miana ini biasa digunakan untuk mengatasi cacingan 2,4. He et al 8 telah membuktikan daun Miana memiliki aktivitas anthelmintik hanya terhadap cacing pita pada hewan model mencit. Namun jenis varietas miana yang digunakan baik untuk pengobatan tradisional dan penelitian diatas tidak diketahui, padahal terdapat banyak varietas tanaman Miana. Tanaman Miana merupakan sebuah tanaman yang unik karena memiliki varietas yang sangat banyak. Perbedaan varietas tersebut dapat dilihat dari perbedaan warna daun yang sangat beragam. Warnawarni daun ini disebabkan oleh pigmen yang dimilikinya. Formasi pigmen didalam daun ditentukan secara genetik dan juga dipengaruhi faktor lingkungan seperti cahaya dan lingkungan.6 Perbedaan warna daun antar varietas miana ditentukan oleh kandungan pigmen yang termasuk kedalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan dialam1. Senyawa fenol ini yang diduga memiliki aktivitas anthelmintik. Pengaruh perbedaan wana daun dalam varietas miana terhadap aktivitas anthelmintika terhadap cacing pita sampai saat ini belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia dan aktivitas anthelmintika terhadap cacing pita dari empat varietas miana. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Juni sampai dengan Desember 2005. Tempat penelitian adalah dilaboratorium Helminthologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Proses pengujian fitokimia dilakukan di Pusat Studi Biofarmaka, LPPM-IPB. Bahan Penelitian Sari Miana.

Empat varietas Miana yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas 1: warna daun coklat kehijauan, varietas 2: warna daun coklat gelap polos, varietas 3: daun lebar dengan warna hijau pada bagian pinggir dan warna merah ditengah yang dikelilingi warna coklat, dan varietas 4: daun kecil dengan warna hijau pada bagian pinggir daun sedangkan dibagian tengah berwarna putih kekuningan. Daun miana yang digunakan dikoleksi dari sekitar Bogor. Daun miana dikumpulkan dan dicuci kemudian diambil sarinya dengan menggunakan juicer. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu penapisan fitokimia, dan uji aktivitas anthelmintik dari setiap sari daun dari empat varietas Miana terhadap cacing pita ayam secara in Vitro. Penapisan fitokimia. Daun Miana yang dikoleksi dari sekitar Bogor dideterrminasi di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor. Daun Miana dari empat jenis varietas Miana diuji kandungan kimianya untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Setiap sampel daun dari empat jenis varietas Miana diuji terhadap adanya golongan senyawa alkoloid, flavonoid, antrakuinon, steroid/titerpenoid, saponin dan tanin menggunakan metode yang sudah baku.7 Pengujian aktifitas anthelmintik secara in vitro. Pada pengujian secara invitro untuk mengetahui aktifitas anthelmintik sari daun dari setiap jenis varietas miana, digunakan cacing pita ayam. Cacing pita dikoleksi dari saluran pencernaan ayam kampung yang berasal dari tempat pemotongan ayam disekitar Bogor. Usus ayam dibuka, kemudian dengan menggunakan sonde cacing pita yang terdapat dalam usus diambil dan dikumpulkan.3 Cacing yang terkumpul segera dimasukan kedalam cawan mikrotitrasi yang telah berisi larutan dari keempat varietas miana dengan masing-masing konsentrasi dari setiap sari daun miana 100, 50, 25, dan 12,5 %. Sebagai kontrol negatif digunakan larutan NaCl fisiologis dan

18

Vol.14.No.1.Th.2007

Fitokimia dan Aktivitas Anthelmintika Varietas Miana (Coleus blumei)

kontrol positif digunakan albendazole. Setiap lubang cawan mikrotitrasi diisi 5 ekor cacing pita. Pengamatan terhadap kematian cacing dilakukan mulai setengah jam pertama dilanjutkan setiap jam selama 24 jam. Pengujian ini dilakukan dalam 3 kali ulangan. Analisis Data. Semua data kuantitatif dianalisis secara statistik. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perbedaan perlakuan dilakukan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji rataan berganda dengan metode Duncan (steel dan Torrie, 1990). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Aktivitas anthelmintik sari daun miana invitro. Hasil pengujian aktivitas anthelmintik secara in vitro dapat dilihat pada Tabel 1. Sediaan sari Miana dari berbagai varietas memiliki aktivitas anthelmintika yang kuat terhadap cacing pita ayam. Aktivitas anthelmintik dapat dilihat dari waktu kematian cacing yang lebih cepat pada cacing yang direndam dalam sari miana dan antelmintika sinetis (sediaan albendazole) dibanding dengan kontrol NaCl fisiologis (P<0.05). Aktivitas antelmintika varietas miana lebih rendah dibandingkan dengan kontrol albendazole (P<0.05), kecuali untuk konsentrasi sari daun miana 100 %. Varietas miana yang diuji memiliki aktivitas antelmintika yang sama kuat, hal ini ditunjukan dengan waktu kematian yang tidak berbeda nyata antar varietas (P>0.05), kecuali pada konsentrasi paling rendah varietas 1 memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya (P<0.05). Kekuatan aktivitas anthelmintika dari sari daun Miana mengalami penurunan seiring dengan penurunan konsentrasi miana (P<0.05) 2. Penapisan fitokimia sari daun miana. Penapisan fitokimia terhadap sampel daun miana digunakan untuk mengetahui jenis golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam setiap bahan yang diuji. Hasil Penapisan fitokimia daun Miana pada Tabel 2. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan daun

miana tidak memiliki senyawa metabolit sekunder alkaloid, triterpenoid dan kuinon, tetapi kaya dengan senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, sterorid dan tannin. Semua sampel daun dari keempat varietas miana mengandung golongan senyawa metabolit sekunder yang sama. Perbedaan hanya terdapat pada kandungan saponin dimana varietas 1 memiliki kadar golongan saponin yang sangat tinggi dibandingkan varietas lainnya. Pembahasan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian He et al 8 yang telah membuktikan bahwa sari daun miana memiliki aktivitas anthelmintika terhadap cacing pita pada mencit. Penelitian ini menunjukan bahwa sari daun Miana memiliki aktivitas anthelmintika selain terhadap cacing pita pada mencit juga memiliki aktivitas terhadap cacing pita ayam. Daun Miana mengandung golongan senyawa flavonoid yang memberi andil dalam penampakan warna daun dan juga kaya dengan steroid. Menurut De Padua4, daun miana memiliki kandungan senyawa steroid yang tinggi berupa campuran sterol terdiri dari 4 sterol dengan sitosterol dan stigmasterol sebagai komponen utama. Penapisan fitokimia menunjukan daun miana dari keempat varietas miana kaya dengan senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, sterorid dan tanin. Diduga senyawa golongan falvonoid dan steroid inilah yang memiliki aktivitas anthelmintika terhadap cacing pita. Flavonoid merupakan kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan dialam1. Fenol bersifat germisidal karena dalam konsentrasi tinggi menyebabkan koagulasi dan presipitasi protein sedangkan dalam konsentrasi rendah menyebabkan denaturasi protein tanpa koagulasi5. Fenol sangat mudah diserap melalui jaringan bahkan melalui kulit sekalipun, masuk aliran darah dan dikeluarkan melalui ginjal bersama urine. Bagian luar tubuh cacing pita terdiri dari tegumen yang kaya dengan mikrovili dan berfungsi untuk penyerapan makanan. Akibatnya fenol yang berkontak dengan tubuh cacing pita, akan cepat diserap dan menyebabkan denaturasi protein dalam jaringan cacing menyebabkan kematian cacing. Secara sistemik , fenol merangsang susunan syaraf pusat (SSP) dan menyebabkan kelumpuhan karena kejang otot 5 .

19

Ridwan dan Ayunina

Jurnal Protein

Pengujian aktivitas anthelmintika beberapa varietas miana menunjukan varietas yang memiliki warna daun lebih gelap menunjukan kecenderungan memiliki aktivitas anthelmintika yang lebih kuat, dibandingkan varietas dengan warna daun lebih terang. Hal ini terlihat pada konsentrasi sari daun miana yang rendah (25 dan 12,5 %), cacing terbunuh dalam waktu yang lebih singkat pada miana dengan warna daun lebih gelap (varietas 1), dibanding miana dengan warna daun lebih terang (Varietas 3 dan 4). Perbedaan warna daun antar varietas miana ditentukan oleh kandungan pigmen yang termasuk kedalam golongan flavonoid. Diduga kandungan senyawa golongan flavonoid pada daun miana dengan warna gelap lebih tinggi dibandingkan dengan miana dengan warna daun yang terang. Selain itu daun Miana dengan warna gelap memliki kandungan saponin dalam jumlah besar. Senyawa golongan saponin dapat menurunkan tegangan permukaan cacing sehinggga proses penyerapan bahan aktif lebih mudah sehingga aktivitas anthelmintika dapat bekerja secara optimal. Aktivitas anthelmintika dari daun Miana dengan warna lebih gelap dibantu secara sinergis oleh golongan senyawa saponin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Daun miana mengandung metabolit sekunder flavonoid, steroid, tanin dan saponin. Tidak ada perbedaan pada kandungan golongan senyawa kimia metabolit sekunder antar varietas Miana, kecuali untuk varietas dengan warna daun yang lebih gelap memiliki konsentrasi saponin yang tinggi. 2. Sari daun dari empat varietas miana memiliki aktivitas anthelmintika yang kuat dan tidak ada perbedaan aktivitas antara keempat varietas Miana yang digunakan. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara mengekstrak yang tepat untuk mendapatkan senyawa kimia yang memiliki aktivitas anthelmintik dari daun Miana vrietas.

DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam 1. Penerbit Karunika Jakarta, Universitas Terbuka. 148 hal. 2. Anonimous, 2005. Iler (Coleus scutellarioides L. Benth). Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. http//www.pdpersi.co.id/.../news/arsip_ alternatif. php3 [16 Maret 2005] 3. De Padua, L. S., N Bunyaprahatsara and R.H.M.J. Lemmens. 1999. Plant Resources of South East Asia No. 12 (1) Medicinal and Poisonous Plants. Blachuys Publisher, Leiden. 711p 4. Goodman, L. S. and Gilman, A. 1960. The Pharmacological Basis of Therapeutics. New York: MacMillan Company. 1831 p. 5. Gross, J. 1987. Pigments in Fruits. Academic Press: London.

6. Harborne JB.

1996. Metode Fitokimia. Terjemahan K Padmawinata. Penerbit ITB, Bandung. 354 hal.

7. He, S., R. Tiuria & E. B. Retnani. 1991. Uji biologis aktivitas anthelmintika sari buah nanas muda, sari miana, dan ranting puring terhadap cacing Aspicularis tetraptera (Nematoda) dan Hymenolepis nana (Cestoda) pada mencit putih (Mus musculus albinus). Laporan Penelitian . LP- IPB. 8. Steel, R.G.D. and J. H. Torries. 1990. Principles and procedures of statistic. A Biometrical Aproach. 2rd Ed. Mc Grawhile International Book Co., London.

20

Vol.14.No.1.Th.2007

Fitokimia dan Aktivitas Anthelmintika Varietas Miana (Coleus blumei)

21

Potrebbero piacerti anche