Sei sulla pagina 1di 10

LAPORAN PRAKTIKUM V PASTA GIGI

A. Tujuan 1. Menunjukan kemehiran dalam membuat pasta gigi herbal 2. Uji hardness dan sharpness abrasif partikel, uji spreadibilitas, uji pH, uji kemampuan berbusa, dan uji kemampuan membersihkan B. Dasar Teori Definisi pasta gigi menurut ADA ( American Dental Association ) adalah pasta, gel, atau serbuk yang membantu menghilangkan plak. Plak merupakan bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi. Pasta gigi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan sikat gigi untuk menyikat dan membersihkan secara mekanis, menghilangkan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, memghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara gigi. [3] Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya : 1. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan stein pada permukaan gigi serta menyegarkan nafas. 2. Fungsi kosmetik terapautik yaitu untuk menghilangkan kalkulus dan gingiva. 3. Fungsi terapautik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus, gingivitis dan sensitivitas gigi. Komponen yang terkandung dalam pasta gigi terdiri lebih dari satu bahan aktif untuk memperoleh beberapa keuntungan. Umumnya pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini adalah kombinasi dari bahan abrasif, bahan pelembab, bahan perekat, surfaktan, air, bahan penambah rasa, bahan terapautik, bahan pemutih, dan bahan pengawet. a. Bahan Abrasif ( 20 50 % ) Bahan ini berbentuk bubuk pembersih yang dapat memoles dan menghilangkan stain dan plak. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contohnya adalah silica atau silica hydrat, sodium bikarbonat, aluminium oxide, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat. b. Bahan Pelembab ( 20 35 % ) Bahan pelembab merupakan bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban dari pasta gigi. Contohnya adalah gliserin, alpha hydroxy acids ( AHA ) dan asam laktat. c. Bahan Perekat ( 1 2 % ) Bahan perekat merupakan bahan yang dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan

solid dan liquid pada pasta gigi. Contohnya adalah gliserol, sorbitol dan PEG ( polyethylene glycol ). d. Surfaktan Surfaktan yang digunakan adalah SLS ( Sodium Lauryl Sulfat ) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi ( melarutkan lemak ) dan memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah. Selain itu surfaktan juga berfungsi sebagai antibakteri. e. Bahan Penambah Rasa Dalam pembuatan pasta gigi digunakan bahan penambah rasa, contohnya adalah rasa mint, stroberi, permen karet dan lain-lain. Bahan pemanis buatan yang ditambahkan sesuai rekomendasi ADA contohnya adalah sakarin, gliserin dan sorbitol. f. Bahan Terapeutik seperti : 1. Fluoride Fluoride berfungsi memperkuat enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Macam macam fluoride : a. Stannous fluoride b. Sodium fluoride c. Sodium monofluorafosfat 2. Bahan desensitisasi Contohnya bahan desensitisasi yaitu Potassium nitrat, Stronsium chloride 3. Bahan anti-tartar Bahan ini akan mengurangi kalsium dan magnesium dalam saliva sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi. Contohnya adalah tetrasodium pyrophospate. 4. Bahan anti-mikroba Bahan ini berfungsi untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Contohnya adalah trikolsan ( bakterisidal ), zinc citrate atau zinc phospate (bakteriostatik ), yang bersifat herbal adalah ekstrak daun sirih dan siwak. 5. Bahan Pemutih ( 0,05 0,5 % ) Contoh dari bahan pemutih adalah sodium carbonatae, hidrogen peroksida, citroxane, dan sodium hexametaphosphate. 6. Bahan Pengawet ( 0,05 0,5 % ) Bahan pengawet berfungsi mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam pasta gigi. Contohnya adalah sodium benzoate, methylparaben dan ethylparaben. Dalam perkembangannya, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang dampak dari bahan kimia bagi kesehatan, maka produk herbal banyak dipilih karena dipercaya tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Pada pasta gigipun ditambahkan dengan ekstrak daun sirih. Selain untuk menambah

rasa dari pasta gigi juga dapat membunuh bakteri secara lebih efektif. Sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai antimikroba, antioksidan, antimutagenik, antikarsinogenik dan antiinflamasi. Ekstrak daun sirih mengandung asam lemak ( asam stearat dan palmitat ) dan asam lemak hidroksi ester ( ester hidroksi dari stearat, palmitat dan asam miristat dan hydroxychavicol sebagai komponen utama yang merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat daripada fenol biasa dengan target struktur, fungsi dinding dan membran sel bakteri. Ekstrak daun sirih diperoleh dari hasil perendaman daun sirih untuk memisahkan komponen aktif yang terdapat didalam daun sirih. Namun, komponen yang terkandung didalamnya ( minyak atsirinya ) bersifat volatil atau mudah menguap sehingga diperlukan tempat tertutup untuk proses pengolahannya. [4] C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Neraca analitik b. Gelas ukur (500 cc dan 100 cc) c. Beker glass (100 ml, 250 ml, 1 L) d. Gelas plastik e. Pipet tetes f. Pengaduk g. Hot plate h. Magnetic stearer i. Sikat gigi j. pH meter k. lap l. para film m. permanent marker n. kertas wax o. glass plate p. penggaris 2. Bahan a. Baking soda (NaHCO3) 10 gram b. Garam (NaCl) 1,5 gram c. Gliserin (C3H5(OH)3) 4 ml d. Aquadest 2 ml e. Sodium Lauryl Sulfat 0,1 gr f. PEG 0,1 gr g. CMC 0,5 gr h. Ekstrak Daun Sirih tq

D. Cara Kerja

Gambar D.1 Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Sirih

NaHCO3 10 gr

NaCl 1.5 gr

Aquadest Panas 2 ml

Aduk Hingga Homogen

SLS 0,1 gr

Campuran

Aduk Campuran PEG 0,1 gr

Aduk Gliserin 4 ml Campuran

Aduk Campuran CMC 0,5 ml

Aduk Ekstak Daun Sirih secukupnya Campuran

Aduk hingga kental pas Pasta Gigi Gambar D.2 Skema Kerja Pembuatan Pasta Gigi

Asam Cuka 15 ml

Aquadest 100 ml

Pewarna 20 tetes

Didihkan

Telur rebus

Larutan

Diamkan 15 menit hingga telur berubah warna lalu angkat

Gambar D.3 Skema Kerja Pembuatan telur warna

Gambar D.4 Skema Kerja Pembuatan Larutan Pasta Gigi

Gambar D.5 Skema Kerja Uji Hardness dan Sharpness

Gambar D.6 Skema Kerja Uji Spreadibilitas

Gambar D.7 Skema Kerja Uji pH

Gambar D.8 Skema Kerja Uji kemampuan Berbusa

Gambar D.9 Skema Kerja Uji Kemampuan Membersihkan

E. Data Pengamatan Perlakuan 10 gr NaHCO3 + NaCl 1,5 gr Campuran + 2 ml Aquadest Campuran + 0,1 gr SLS Campuran + 0,1 PEG Campuran + 4 ml Gliserin Campuran + CMC Campuran + ekstrak daun sirih

Pengamatan Campuran berwarna putih Larutan berwarna putih jernih Larutan berwarna putih Larutan berwarna putih Larutan sedikit mengental Campuran kental Campuran beraroma daun sirih Tabel E.1 Data Pengamatan

Pengujian Nama Uji Uji Hardness dan Sharpness Uji Spreadibilitas Uji pH Uji Potensi Busa Uji Membersihkan Pasta Gigi Kelompok 9 Kasar Diameter 4 cm 9 6 cm Bersih Tabel E.2 Data Pengujian Pasta Gigi Pasaran Halus Diameter 4,3 cm 7 9 cm Lebih Bersih

F. Pembahasan 1. Pembuatan Pasta Gigi Dalam praktikum pembuatan pasta gigi herbal, metode yang pertama dilakukan adalah pembuatan Ekstrak daun sirih, ekstrak daun sirih dibuat dengan cara memanaskan daun sirih dengan air dalam keadaan panci tertutup, hal ini dilakukan agar tidak ada kandungan daun sirih yang terlepas akibat proses penguapan seperti kandungan minyak sirih dalam daun sirih yang bersifat volatil (mudah menguap). Daun sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai antimikroba, antioksidan, antimutagenik, anti karsinogenik, dan antiinflamasi. Ekstrak daun sirih juga mengandung asama lemak seperti asam stearat dan asam palmitat. Ekstrak daun sirih yang ditambahkan pada pasta gigi berfungsi untuk bahan antimikroba karena komponen hydroxychaviol yang terkandung dalam daun sirih merupakan komponen yang dapat membunuh bakteri dalam mulut. Hydroxychaviol merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. [1] Pasta gigi dibuat dengan mencampurkan 10 gr NaHCO3 dan 2 gr NaCl dengan 2 ml aquadest yang telah dipanaskan tujuan dipanaskan yaitu untuk memudahkan dan memepercepat proses pencampuran, pengadukan harus dilakukan secara merata agar larut karena NaHCO3 merupakan yang sukar untuk larut hal ini akan membutuhkan waktu yang sedikit lama, proses pengadukan juga akan mempengaruhi tingkat kekasaran pasta gigi. Penambahan NaHCO3 berfungsi sebagai bahan abrasif untuk menghilangkan stain dan plak pada gigi juga menambah kekentalan pada pasta gigi. Penambahan NaCl digunakan

sebagai antibakteri dan pengawet pada pasta gigi. Pencampuran kedua bahan menghasilkan larutan berwarna putih. [1] Kemudian ditambahkan 4 ml gliserin maka campuran akan mengental. Gliserin merupakan bahan pelembab atau humectant sehingga berfungsi menjaga kelembaban pasta gigi. Juga dapat digunakan sebagai penambah rasa pada pasta gigi. Penambahn SLS 0,1 gram, yang merupakan bahan surfactant berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi lemak, dan memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah dan SLS juga memiliki efek anti mikroba. Sedangkan penambahan PEG 0,1 gram yang merupakan bahan perekat bertujuan untuk mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim. Penambahan CMC 0,5 gram berfungsi sebagai pengental pada pasta gigi. Campuran yang kental ditambahkan dengan ekstrak daun sirih sedikit demi sedikit, hingga mencapai kekentalan yang diinginkan. Penambahan ekstrak daun sirih menyebabkan campuran berwarna putih keruh.[1] 2. Pengujian Pasta Gigi a. Uji Hardness dan Sharpness Bertujuan untuk mengetahui tingkat kekasaran dan ketajaman partikel abrasif. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan kelompok 9 yang mempunyai tekstur lebih kasar dibandingkan dengan pasta gigi komersial. Hal ini dikarenakan tingkat kekasaran bahan abrasif NaHCO3 lebih besar dibandingkan tingkat kekasaran bahan abrasif pasta gigi komersial. [2] b. Uji Spreadibilitas Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di dalam mulut. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan kelompok 9 memiliki daya spredibilitas yang lebih kecil daripada pasta gigi komersial, dengan diameter 4 cm untuk pasta gigi buatan kelompok 9 dan 4,3 cm untuk pasta gigi komersial. [2] c. Uji pH Bertujuan untuk mengetahui pH pasta gigi. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan kelompok 9 dengan pH 9 dan pasta gigi komersial dengan pH 7. Pasta gigi buatan kelompok 9 mengandung basa yang lebih besar daripada pasta gigi komersial, hal ini dikarenakan NaHCO3 yang digunakan jumlahnya terlalu banyak. NaHCO3 merupakan bahan yang bersifat basa. Untuk menetralisirnya dapat ditambahkan trisodium fosfat dan sodium fosfat karena bahan tersebut dapat digunakan sebagai zat penyangga dam membuat pH netral. [2] d. Uji Kemampuan Berbusa Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Dalam pengujian didapatkan pasta gigi buatan kelompok 9 menghasilkan busa yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasta gigi komersial. Dengan tinggi 6 cm untuk pasta gigi buatan kelompok 9 dan 9 cm untuk pasta gigi komersial. Hal ini dikarenakan jumlah bahan surfactan yaitu

SLS yang ditambahkan jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah bahan surfactant pada pasta gigi komersial. [2] e. Uji Kemampuan Membersihkan Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk membersihkan kotoran. Dalam pengujian ini menggunakan telur yang telah direbus dan diberi pewarna serta permanent marker agar dapat diketahui tingkat kebersihan pasta gigi. Didapatkan pasta gigi buatan kelompok 9 dan pasta gigi komersial mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam membersihkan warna dan permanent marker pada telur, namun pasta gigi komersial tampak lebih bersih. Hal ini dapat dikarenakan dari perbedaan bahan yang digunakan. [2] G. Simpulan dan Saran 1. Simpulan a. Uji hardness dan sharpness menghasilkan pasta gigi buatan kelompok 9 lebih kasar daripada pasta gigi komersial b. Uji spreadibilitas menghasilkan pasta gigi buatan kelompok 9 lebih kecil daripada pasta gigi komersial yaitu dengan diameter 4 cm, sedangkan pasta gigi komersial 4,3 cm. c. Uji pH pada pasta gigi buatan kelompok 9 lebih basa dengan pH 9 sedangkan pasta gigi komersial pH 7. d. Uji kemampuan berbusa menghasilkan pasta gigi buatan kelompok 9 lebih sedikit busanya daripada pasta gigi komersial. e. Uji kemampuan membersihkan menghasilkan pasta gigi buatan kelompok 9 mampu membersihkan dan menghilangkan warna pada telur, namun pada pasta gigi komersial lebih putih. 2. Saran a. Pengadukan harus lebih lama pada saat pencampuran NaHCO3 dan aquadest panas karena tingkat kelarutan NaHCO3 yang sangat rendah sehingga sedikit sulit untuk dilarutkan. b. Aturlah tingkat kekentalan pasta gigi agar sesuai dengan pasta gigi komersial dengan pemberian ekstrak daun sirih. H. Daftar Pustaka [1]Anonim, 2011, Pembuatan Pasta Gigi, http://chemanee90edu.wordpress.com/2011/04/24/pembuatan-pasta-gigi/, Akses tanggal 11 April 2013 [2]Katz, David., 2012 , Toothpaste, http://www.chymist/toothpaste.pdf, Akses tanggal 11 April 2013 [3]Anonim, 2011, Pasta Gigi, http://Wikipedia.com, Akses tanggal 11 April 2013 [4]Tim Dosen Kimia Terapan, 2013, Petunjuk Praktikum Kimia Terapan

April 2013 Mengetahui Dosen Pengampu,

Catur Rini W, S.T., M.T

Potrebbero piacerti anche