im, Parisada Hindu Dharma Indonesia
ane Provinsi Nusa Tenggara Barat
* OBeaearas ft maakr 25B Matera Cap (0870) 637388
& by
KRONOLOGI PENGERUSAKAN PURA SANGKAREANG
PROLOG
Pada awal bulan Januari 2008, jalan masuk areal parkir para pemedek untuk ‘melaksanakan
sembahyang ditutup dengan pagar bambu oleh masyarakat selempal, atas peiniah salah
scoring wiyga yang secara Keagumaan mempunyai pengikut atau berpeagaruh di Dusun
Sangkareang Desa Keru Kecamstan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Masyaraka stempat
yang elibot dalam pelaksanaan Renovasi Para dimaksud, dilaang ata dint olch pihak
tertentu, Nampak juga adanya pemblokiran tethadap supply material yang disupplai olel
masyarakat setempat,
Pada hari Mingo, 13 Januari 2008 din hari puku 00 30-witasekelompok orang mendataneh
Pura melakukan intimidasi dengan cara memainkan sinar lampu senter scolah-olah memanggit
pekerja yang menginap di Pura untuk kelua. Hal ini suma sekal tidak direspon. Atas peristivs
tersebut Paritia mewohon bantuan ke aparat keamanan, dalam hal inj adalah Polsck Narmada
agar berkenan. memugaskan anggotany’s untuk memberian perlindongan. Kapalsek. sangat
rmerespon post daa mengirimkan ? angentasecara beri
Pada hari Selasa gi tangeal 15 Januari 2008, atifits pekrjaberalan dengan lancar untuk
aneayelesikan pekeyjaan dan racmpersisgkan Upacara Ngenteg Linggih (tp! 22 Januari 2008)
yang akan dilaksanakan sesuai dengan dudonan upacara
Jam 11,00 wits aparat pemesintah tnghat kecamatan dan desa mengunjuneitokasi Pura dengan
‘tujuan :
1. Memperkenakan isi karena baru schari menjabatselaku Camat Narmada.
| Meneariinformasi temang legiimast pengumas Krama Pura Sangkareang ; dalam artian
chsistensinya dan koordinasinya dengan lembaga Umat Hindu dari tingkat Kecamatan,
Kabupaten dan tingkat Provinsi NTE.
Jam 18.30 wita Kapolees Lombok Barat beserta rombongan Muspika tingkat Kesawiatam din
KUA didamping! PHD! Kabupaten Lombok Barat mengunjongi lokasi Pura Songkareang,
Kapolres Lombok Barat meranyakun tentang material yang digunakan untek eerenovasi Pura
Sangkareang, yang dengaa 13s dijawab oleh suaara ] Made Get! Arnawa slaku Sshrtaris
Paptia Renovasi Pura Sangkareang bohwa seluruh material yang digunaken dibeli dari
masyarakat setempat, sedangkan semen dibeli dari toko bahan bangunan yang ada di Desa
Kera, Untuk membubtikan hal ersebat beberpa lembar nota pembelian ditumukkan kepada
Kapolres yang kemdian disemhcan kepada Kapolsck Narmada.Kapoires Lombok Barat sciclah menenma penjelasan dan meiihat nowa-nola tersebur, secara
terus terang beliau menyatakan bahwa diluar berkembang isu seluruh material yang
dipergunakan untuk kegiaian Renovasi Pura berasal dari Panitia Renovast / Pembangunan Pura
Penaiaran Agung Rinjani Kebaloan Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Barat (i
dibubarkan oleh rapat Muspida Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 20 Nopember 2007).
‘Setelah Kapolres Lombok Barat meninggalkan lokasi Pura, Untuk klarifikasi berkembangnya
isu diatas Muspika Kecamaian Narmada, Kepala Desa Keru, Panitin Renovasi, Panitia
Pelaksana Upacara Ngenteg Linggih, PHDI Kabupeten Lombok Barat bersepakat akan
menyelenggarakan pertemuan bertempat di Kantor Camat Narmada pada hari Rabu tangs 16
Januari 2008 jam 09.00 wita.
Jam 19.30 wita salah Seorang pekerja (warga sctempat) dengan tergesa-gesa menginformasikan
bahwa diperkirakan pada jam 22.00 wita akan ada aksi pengerusakan Pura, informasi
tersebut dirasakan perlu untuk diketali oleh :
1. Para pekerja
2. Beberapa orang Panitia Renovasi Pura,
3. Beberapa orang Panitia Upocsra.
4. Beberapa orang warga Umat Hindu yang berdomisili di Desa Ker
5. Beberapa warga Hindu yang tidak menginap di lokasi Pura yang sempat dihubungi melai
slat korsunikasi.
‘Kurang lebih jam 20.00 wita Kapolsek Narmada beserta 3 orang anggotanya berpatroli dan
mampir ke Pura Sangkarcang pada kesempatan terscbut saudara | Made Getul Amawa
menyampaikan informasi yang diterima dari salah seorang pekerja (swarga setempat). Kapolsek
‘Narmada merespon dan menyatakan skan segera mengecek kebenaran informasi terscbut
seraya meaanyakan kepada salah scorang anggotanya yang berasal dari desa Keru ; Yang
menyatakan bahwa informasi ity dirageken kebenarannya mengingat hubungan yang telah
‘erjalin bepftu harmonis antara umat Hindu dengan warga setempat.
Mendenget penjelasan Kapolsek dan anggotanya, ummt Hindu yang berada dilokasi Pura itu
merasakan mendapat perlindungan, lebily— lebih dengan kepergian Kapalsck beserta 2 orang
anggota untuk mengkonfiemasikan kepada pemuka agana setempat dan menugaskan 1 orang
‘anggotanya untuk tetap berada di lokasi Pura.
Sekitar jam 22.00 wita umat Hindu yang menginap dipura melakukan persembahyangan
bersama memohon ketabahan dan kedamaian.
KEJADIAN
Jam 23,15 wita, umat Hindu yang baru selesai melaksanakan persembahyangan dan bersiap —
sp untuk beristirahat tibactiba dikejutkan olch odanya signal lamipw Senter yang sinamya
berputar Ke arah Langit, setelah sinar lampu itu hilang disusal dengan teriakan serempak “serbu"
seraya mengumandangkan salah satu simbol keagamaan, diikuti dengan lemparan batu dan
akhimya masuk ke arcal Pura dan membakar Pura, Umat Hindw yang ada dilokaei merasa tidak
perl: memberikan reaksi Karena secara terus meneras dilempari batu dan benda ~ benda keras
Tainnya disamping secara kuantitas sangat kecil dibandingkan dengan massa yang melakukan
pengrusakan dan karena posisi yang tidak memungkinkan, Diperkirakan massa yang melakukanpengeusakan jumlahnya hampir mencapai 1.000 ( seribu ) orang, sedangkan umat Hindu yang
‘ada di lokasi kejadian hanya 21 orang.
Sepanjang tisk mengancam keselamatan jiwa Umat Hindu yang ada di Lokasi Para
Sangkarcang, peristiwa pengresakan terscbut tidak dikemunikasikan kepada umat Hindu yang
ada di sekitar Pura dan di wilayah lainaya, karena menysdari hal tersebut_berpotensi
menimbulkan konflik terbuka yang berkepanjangan seperti di Ambom dan Poso.
Tindakan yang paling tepat diambil pada saat itr adalah mohon perlindungon kepada Aparat
Kepolisian
Pada hari Rabu tanggal 16 Januari 2008, sekitar jam 09.30 bertempat di Kantor Camat
Narmada dilangsungkan pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan umat Hindu (ketua PHDI
Kab, Lombok Barat, Ketua PHDI Kecamatan Narmada, Pedanda Gede Putra Pidada Keniten,
seorang unsur Panitia Renovasi dan Tokoh Masyarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga) Umat
Islam beserta Muspika,
Matcri pertemuan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan, namun yang berkembang adalah
masalah perijinan Pendirian Rumah Tbadat ( Pura )- Kegiatan yang dilakukan oleh panitia
‘adaluh merenovasi Pura yang telah ada sejak abad 17, BUKAN Pendirian Rumah Ibadat seperti
‘yang distur dalam Peraturan Berama Menteri (FBM) Mo. 09 Tahun 2006 dan No, 08 Tahun
2006 tentang Pedoman Peloksanaan Tugas Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah dalam
Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayean Forum Kerukunan Umat Beragama,
don Pendirian Rumah fbadat.
‘Toga & Toma Dusun Sungkareang Desa Kert Kecamatan Narmada Kabupster, Lombok Barat
bersikeras bahwa ketentuan PBM terscbut harus diterapkan terhadap kegiatan Renovasi Pura
‘yang sedang dilakukan, bahkan melarang semua bentuk keqiatan upacara keagamaan di Pura
tersebut, padahal kegiatan renovasi tahap ketiga secara fisik sudah selesai diluksanakan dan
direncanakan untuk melaksanakan Upacara Ngenteg Linggih dengan dudonan sebagaimana
terlampir. Oleh Karena tidak menghasilkan kesepakatan, maka pertemuan ditunda dan
dilanjtkan jama 17.00 wita
Periemuan’ pada sore hari juga tidak menemukan késepakatan Karena Toga dan Toma yang
hadir pada pagi beri mewokilkan kepada beberapa warga desa Keru dan KUA, sehingga tidak
berani mengambil Kepotusan Karena sudah diperintahkan bahkan diaream jangan kembali ke
Keru apabila tidak menghasilkan kesepakatan sesuai dengan yang dikemukakan pada
periemuan pagi hari,
Setelah mendengar pendapat ke dua belah pihak dan Kapolres Lombok Barat, Camat Narmad:
menyimpulkan bahwn permasalshan ini diangkat ketingkst Kabupaten Lombok Barat,
Perwakilan umat Hindu menungge pemberitahuan pertemuan dimaksud.
EPILOG
Pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2008 jam 17.00 wita bertempat di Pendopo, Panitia
Renovasi, Krama Pura Sangkareang dengan didampingi olch PHDI Prov. NTB diundang
Guberur NTB dalam rangka menyikapi pengrusakan dan pembekaran Pura Sangkarcang.
Dalam pentemuan tersebut hadir juga Camat Narmada, dan Kepala Bakesbanglinmas. Prov.
NTB. Dalam pertemuan tersebut Camat Narmada menginformasikan bahwa di tingkat
Kabupaten telah dilakukan pertemuan tanpa ada perwekilan umat Hindu. Pertemuan tersebut
dipimpin oleh Sckda Lombok Barat yang sectra substansial mengukubkan permobonan Toma