Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Setting
Controller
point
Output
Set point
Supaya out selalu sesuai dengan yang diinginkan, maka diperlukan kalibrasi
secara kontinyu.
Contoh :
Valve
Liquid in
Steam in
Liquid out
Set point
Contoh :
Motor driven
valve
Liquid in
Steam in
M
termocouple
Power Amp
RPS
Controller
Set point
Object
Target
logam Probe lilitan
Generate ggm
LED
Target
Photo transistor
+
Jika tidak ada target, output tegangannya =
0 volt.
arus Out Keberadaan target magnet menyebabkan
tegangan perubahan posisi mayoritas electron →
output tegangan ≠ 0.
Medan
magnet -
torak
magnet
S
Hall efect sensor
Setiap 1 putaran
menghasilkan 1 output pulsa Pulsa output
Sensor Posisi
- LVDT (linear Variabel diferential transformer)
Sekunder 1 identik dengan sekunder 2 sehingga pada
posisi center tegangan output masing-masing sekunder
Sekunder 1 saling menghilangkan Vout = 0 volt karena induksi pada
Input Primer posisi sekunder adalah sama sehingga saling berlawanan
satu dan lainnya.
Sekunder 2 Perubahan posisi inti menghasilkan perubahan induktansi
mutual untuk masing-masing sekunder → tegangan
outputnya adalah selisih antara sekunder 1 dan sekunder 2
Inti yang dapat dengan fasa yang sama, keduanya tidak saling
bergerak (up-down) menghilangkan karena induksi sekunder 1 akan lebih
besar dari sekunder 2 atau sebaliknya jika inti digerakkan.
- Potensiometer
+ -
+
- V P
P -
Moving
Object + -
P
Moving
Object
Sensor Ultrasonik
A1
1 2
1 A1 < A2
A2
F
2
Rumus dasar :
F
E E = modulus elastisitas / modulus Young
A
F N
stress
A m2
strain
F F
R R + ΔR
+
-
E R R
F
R
Vout x
4R
R R R R
x x x
R R R R R 2 R R 2 R
2 R 2 2 R R R
x
2 R R 2 R
R
x Anggap ΔR << R
4 R 2R 0
R
maka x
4R
R R + ΔR (tension)
+ R
Vout xE
- E 2R
V out
R R - ΔR (compression)
-
R-ΔR R+ΔR
+ R
Vout xE
- E V out R
R+ΔR R-ΔR
SG1
E = 10 Volt
Vout Ro = 240 Ω
+
- E
Pengaruh F menyebabkan ΔR1 = 0,013Ω
A B
Pengaruh ΔT menyebabkan ΔR1 = ΔR2 = 9,4Ω
SG2
Pertanyaan :
a). Hitung Vo karena pengaruh F saja
b). Hitung Vo karena pengaruh ΔT saja
c). Hitung Vo karena pengaruh F & ΔT
240
b) V A x10 5Volt
240 240 V0 = VA - VB
VB
240 9,4 x10 5Volt
= 0 mV
240 9,4 240 9,4
240
c) V A x10 5Volt
240 240 V0 = 5 – 4,9987
VB
240 9,4 x10 4,9987Volt
= 0,13 mV
240 9,4 240 9,4 0,13
Sensor Temperatur
Type :
- Thermocouple
V
+(VA)
Logam A
Junction
Junction
suhu referensi
pengukur (hot)
(cold)
Logam B
-(VB)
ΔT
100
- Thermistor
R PTC
Jenis :
NTC Tup, Rdown
PTC Tup, Rup
T NTC
T
Kelebihan : - High out → mudah dibaca
- Tanggapan cepat
Kekurangan : - Tidak linier
- Range temperature terbatas
- Butuh catudaya
- Mudah panas
Cara pemanasan : Langsung dan tidak langsung
T0 T0
heater
V/I
Sensor Putaran
Tachometer
Prinsip : Merupakan motor dc magnet tetapyang rotornya (magnet tetap) terkopel
dengan motor mesin yang diukur putarannya, sehingga perubahan putaran
akan menimbulkan perubahan tegangan output tachometer.
Sensor Enkoder
LED Phototransistor
Decimal Abu-abu
Mesin listrik 0 0000
1 0001
2 0011
3 0010
4 0110
5 0111
6 0101
7 0100
8 1100
9 1101
10 1111
11 1110
12 1010
13 1011
14 1001
15 1000
15 0
14 1
13 2
12 3
11 4
10 5
9 6
8 7
1 1
0 0
Rangkaian SuperVisi
Transduser Rangk.Supervisi
Input→
Setting
Controller
point
Output
Rangkaian supervisi berfungsi untuk menyesuaikan signal sehingga cocok dengan range
controller.
Alasan penggunaan :
- Output transduser/sensor terlalu kecil
- Terkadang harus menempuh jarak yang cukup jauh
- Harus diubah ke format lain → merupakan konverter
- Sesuai standar internasional (0-5 Volt, 0-10 Volt, 4-20 mA, etc)
OP-AMP
- Merupakan general purpose device (amplifier, comparator, diff amplifier, dll) yang
open loop.
Instrumentation Amplifier
- Sudah dalam bentuk IC (AD 524) yang closed loop.
+
- -
ℓ1
R
2R
V0 2 1 1
Rg Rg
R
-
+
+
ℓ2
Stage 1
R Sense
R Gain = 1
- Out Untuk normal operation, sense terhubung
+ dengan out dan ref digroundkan
R
R Ref
Stage 2
+V
2 8
+ +
16 RG1 Sense
Rg 10 Out
AD 524
6 9
RG2
- - Ref
1 7
-V
- Untuk menghilangkan tegangan offset, kaki no.6 (ref) dihubungkan dengan sumber
tegangan.
+V
Ref
-V
- Juga untuk menggeser sinyal sensor ke Zero point yang berbeda untuk beban yang
jauh berlaku G R2 Rwire Sehingga G2 > 1
2
R2
G2 = gain stage 2
Kompensasi drop
tegangan di wire
Sense
Out
Ref LOAD
Out
LOAD
-V
Ref
Rf
m out
in Ri
Rf ℓin
b V
Ros
Rf Rf
a1 .in V mx b
Ri Ros
Rf Rf
a 2 .in V
Ri Ros
Rf
m = Slope, gain, span
Ri
Rf
b V = Y intercept, offset, zero
Ros
Contoh : Dalam sistem pengturan suhu, sensor menghasilkan tegangan out 2.48 V
untuk temperatur minimal dan 3.9 V untuk temperatur maksimal. A/D
Converter memiliki range input 0-5 Volt, rencanakan rangkaian Zero &
Span nya !
Vout max Vout min R f
Span : m
Vin max Vin min Ri
50 Rf
3,52
3,9 2,48 Ri
Rf Rf
Zero : a 2 R in R V
i os
0 3,52 2,48 b
Rf
b 8,73Volt V
Ros
100K +15 Rs
ℓi -
}
(ℓref) ℓ1 741
ℓ2
ℓin + -15
≈
100K 2N3904 IL
Span
RL
LOAD
100K
Jika range ℓin = 0 s/d 1Volt, Iout = 4 mA s/d 20 mA, rencanakan V/I converter
grounded load
Jawab : Untuk ℓin = 0V ; IL = 4 mA → 4 mA . Rs = 0 - ℓref
ℓin = 1V ; IL = 20 mA → 20 mA . Rs = 1- ℓref
- 16 mA Rs = -1
1V
Rs = = 62,5 Ω
16 mA
ℓref = - 4 mA x 62,5
= - 0,25 Volt
Pilih Ra = 3,3 kΩ dan ~ = -15 volt
R6
Maka V ℓref
Rb Ra
Rb
.(15) 0,25 → Rb = 55,9 Ω pakai pot 100Ω
Rb 3.3k
±V
4-20 mA Rf
+ ℓi
- R
RL -
+ R
Buffer -
+ Vout
Rcomp
R/2
ℓi min = 4 mA x RL
ℓi max = 20 mA x RL
Vout min dan Vout max tergantung kemampuan controller
-
ℓin 1M ℓ(B) Rwire
≈
-V
IL LOAD
≈
VR
Rwire
R SPAN
I ( B ) ( A)
R
I(B) (Span) 2 I ( B) I ( A)
I(A) = arus min = 4mA
I(B) = arus max = 20mA
I(A) Tegangan referensi ℓref = 2RI(B) - ℓ(B)
ℓ(A) ℓ(B) ℓin
50
R= 156,25 Ω
(Span) 2[20mA 4mA]
ℓref = 2 x 156,25 x 20 mA – 5 Volt
= 1,25 Volt
I /V Converter untuk beban mengapung
Rf
I +V
-
Ri
- Rspan Vout
+
+
-V
I Ri
+V
Rf
VZ
+
-V -
Rf
Vout
Ri
x IxRspan V z
V0(max) V0(min)
Rspan
Rf
x I max I min
Ri
Contoh :
Untuk I = 4 mA s/d 20 mA dan V out =0s/d 10 Volt rencanakan I/V floating
load
Pilih Ri = 2,2 KΩ
Ambil Rf = 10 x Ri → Rf = 22 KΩ
10 0
R span = 62,5 Ω
10(20mA 4mA)
22k
Vz = 0V - 2,2k ( 4mA)(62,5) 2.5Volt