Sei sulla pagina 1di 4

Jurnal Mikrobiologi Indonesia, September 2005, him. 75-78 Vol. 10, No.

2
ISSN0853-358X

Dinamika Populasi Acetobacter Selama Proses Fermentasi


Nata de Coco
Pqpulation Dynamics ofAcetobacterDuring
Nata de Coco Fermentation
CECILlA A. SEUMAHU'j, ANTONIUS SUWANT02' & MAGGY T. SUHARTON03

'Program Pascasnrjana Bioteknologi, Instilul Pertnnian Bogor, Knmpus Darmngn, Bogor 16680
'Deportemen BioIogi, FMIPA, Instilul Pertaninn Bogor, Jnlnn Rayn Pnjnjaran, Bogor I6144
IDepartemen Teknologi Pnngpn dnn Gizi, InslitnlPertnninn Bogor, Knmpus Dnrmngn, Bogor 16680

One of the important problems in traditional nara de coco (nala) fermentation is production inconsistency due to
strain composition. This research was aimed to examine population dynamics o f Acefobacler community during
fermentation processes. We also examined genetic diversity of Acelobocfer xylinum strains employing pulsedfield gel
electrophoresis. Samples were collected everyday f o r six days from fermentation media derived from "good"
and "bad" natn fermentation. We compared the levels of bacterial community diversity through amplified ribosomal
DNA restriction analysis (ARDRA). DNA was extracted directly from fermentation media. The amplicons were cloned
into pGEM-T Easy vector, and restriction enzymes HneIII and RsnI were used to generate ARDRA profiles. 16s-rRNA
gene from single colony was amplified employing specific Acefobacler primers. Phylotype profiles demonstrated
unique Acerobocter community profiles for different condition of nafa quality. The dynamics of Acelobocfer population
involved in noln fermentation are crucial factor for determining traditional nala quality.

Key words: nata de coco, bacterial community dynamics, ARDRA, Acetobacterxylinum

Dinamika dan aktivitas komunitas bakteri selama produksi cukup menarik dan penting dari aspek komersial maupun
keju dan fermentasi sour cassava telah dipelajari dan ditemukan penelitian dasar untuk dikaji. Kondisi medianya bersifat sangat
adanya perubahan dinamika populasi mikroorganisme selama asam (pH 2-3) sehingga tidak semua bakteri dapat dikulturkan.
proses fermentasi (Ampe et al. 2001; Randazzo et al. 2002). Ampe et al. (1999) menyatakan teknik yang tidak bergantung
Dinamika populasi mikroorganisme ini dipelajari untuk melihat pada proses kultivasi, dapat menggambarkandinamikapopulasi
peranan masing-masing mikroorganisme dalam proses secara lebii baik. Amplilikasigen yangmenyandikan 16s rRNA,
fermentasi sehingga dapat dirancang suatu kultur starter yang kloning, dan sekuensing mempakan salah satu metode untuk
cukup baik. Keberadaan mikroorganisme ini akan mengidentifkasi mikroorganisme tanpa harus mengulturkan
mempengaruhi kualitas hasil fermentasinya. Marsh et al. (2000) (Weisburg et a[. 1991).
menyatakan bahwa dinamikapopulasi perlu dipahami melalui Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika keragaman
analisis komunitas untuk memahami struktur dan fungsi suatu populasi bakteri selama proses fermentasi nata menggunakan
komunitas. Analisis komunitas memberi peluang untuk teknik amplified ribosomal DNA restriction analysis
mengidentifikasi galur-galur tertentu yang unik dan dominan (ARDRA). Keragaman di antara galurA.xylinum sampai saat
dalam lingkungan yang terkontrol. ini belum pernah dilaporkan. Keragaman galur A. xylinum
Kendala yang dibadapi dalam mempelajari komunitas dianalisis menggunakan teknikpulsedfieldgel electrophoresis
mikroorganisme pada makanan ialah sulitnya mengultivasi (PFGE) (Suwanto 1994) untuk memberikan gambaran skisotipe
miboorganisme tersebut pada media standar laboratorium dan masing-masing galur secara lebih spesifik.
ha1 ini menjadi penyebab sangat sedikitnya bakteri yang
teramati dari bahan makanan. Padahal keragaman BAHAN DAN METODE
mikroorganisme karma adanya tekanan proses pengolahan
makanan itu sendiri tinggi (Giraffa & Neviani 2001). Proses Bahan. Sampel berupa cairan media fermentasi nata dari
fermentasi nata de coco (nata) saat ini belum banyak dipelajari proses fermentasi dengan hasil yang baik dan jelek diambil
dan dipahami, padahal proses tersebut memiliki aspek yang pada bari 5,6,7,8,9, dan 11 untukanalisisARDRA. Pengambilan .
sampel ini dilakukan setelab mulai jelas teramati nata yang
tAlamat kini: FMIPA, Universitas Pattimura, Jalan Ir. M. Putuhena, dikategorikan baik dan jelek. Sampel cairan media fermentasi
Kampus Poka, Ambon 97233 nata yang dikategorikan baik ialah yang menghasilkan nata
'Penulis untuk korespondensi, TelFax. +62-251-315107, dengan tekstur tebal dan mulus sedangkan yang dikategorikan
E-mail: asuwanto@indo.net.id
jelek menghasilkan nata dencan tekstur bergelembung dan
76 SEUMAHU ETAL. JMikrobiol Indones

agak keras. Galur yang digunakan untukmengetahui keragaman enam galur yangmemiliki profil berbeda sedangkan satu profil
A. xylinum adatujuh yaitu 5 galur koleksi: galur M, G4IK, M*, menunjukkan kesamaan dengan salah satu dari ketujuh profil
IB-1, RMlC; dan 2 galur hasil isolasi dari media fermentasi yang ada. Dua galur Acetobacter xylinum yang menunjukkan
nata: galur B dan K-1. Keragaman galur A. xylinum dianalisis skisotipe SpeI yang sama ialab galur G4IK dan galur B. Selain
menggunakan PFGE. Sampel cairan media fermentasi dan galur itu ditemukan pula galur Acetobacter yang baru, galur K-1
A. xylinum yang digunakan diambil dari salah satu perusahaan yang berbeda dari galur koleksi perusahaan (Gambar 1).
nata di Jakarta (nama perusahaan tidak dipublikasikan). Galur B dan galur K-l digolongkan sebagai kelompok
Pembuatan GelInsert dan PFGE. Pembuatan gel insert Acetobacter karena gen 16s-rRNA keduanya hanya dapat
dan PFGE dilakukan mengikuti Suwanto dan Kaplan (1989) diamplifikasi menggunakan primer spesifik untuk kelompok
menggunakan piranti CHEF-DRII (Biorad, Richmond, CA). Sel Acetobacter, dan memiliki profil ARDRA yang sama dengan
A. xylinum terlebih dahulu diberi enzim pendegradasi selulosa isolat kultur koleksi yang lain. Selain itu, galur B mampu
untuk memudahkan proses h i s sel. Sel selanjutnya dijerap membentuk pelikel selulosa walaupun kemampuan ini tidak
dalam low melting agarose (Sigma). Gel insert diberi larutan terlihat pada galur K-1 .
pelisis sel dan dicuci untukmenghilangkan sisa-sisamateri sel Profil Acetobacier y a n g Terlibat dalam Proses
yang lisis sehingga banya genom total A. xylinum terjerab Fermentasi. Hasil analisis ARDRA dari gen 16s-rRNA yang
yang ada di dalam gel insert. Genom A. xylinum selanjutnya dipotong dengan RsaI dan HaeIII menunjukkan adanya tiga
dipotong dengan enzim SpeI dan selanjutnya dilarikan pada belas pola pita kelompok Acetobacter yang berbeda (Gambar
PFGE dengan kondisi elektroforesis: waktu pulsa awal (It) = 4 2). Masing-masing profil ARDRA yang ditemukan pada proses
detik, waktu pulsa akhir (Ft) = 40 detik, waktu elektroforesis fermentasi selanjutnya dihitung persentasi keberadaannya
(Rt) = 24 jam, dan voltase = 5.4 V. Sebagai penanda molekuler setiap hari fermentasi dimulai dari hari ke-5 sampai hari ke-1 1.
digunakan Rhodobacter sphaeroides 2.4.1 yang dipotong Tiga profil ARDRA dianggap unik keberadaannya karena
dengan AseI (Suwanto & Kaplan 1989). ditemukan pada setiap bari fermentasi dan adanya cukup
Isolasi DNA. Isolasi DNA dari sampel dilakukan menonjol, ketigaprofil ARDRA tersebut ialahprofil 1,2, dan 3
menggunakan metode Ampe et al. (1999). (Gambar 3). Kurva pola pertumbuhan Acetobacter profil 2
Amplifikasi dan Kloning Gen 16s rRNA. Amplifikasi gen cenderung berfluktuasi secara ekstrem pada proses fermentasi
16s rRNA dilakukan menggunakan pasangan primer spesifk dengan hasil nata yang jelek (Gambar 3a) sedangkan pada
bagi kelompok Acetobacter Xyl-f dan Xyl-r (sekuen primer fermentasi dengan hasil nata yang baik cenderung stabil
tidak dipublikasikan) dengan kondisi polymerase chain (Gambar 3b). Profil4-13 tidak digambarkan pada kurva pola
reaction (PCR): jumlah siklus 30; denaturasi 92 "C, 30 detik; pertumbuhan karena hanya dijumpai pada hari-hari tertentu
penempelan primer 55 OC, 30 detik; dan pemanjangan 75 OC, saja dan tidak berada dalam persentasi yang cukup besar (data
I menit. tidak disajikan).
Gen 16s-rRNA hasil amplifikasi dimumikanmenggunakan
WizarPSV Gel andPCR Clean Up System. Hasil pernumian PEMBAHASAN
diligasikan ke vektor pGEM-T Easy (Promega, Madison, WI,
USA) dan ditransformasikanke dalam Escherichia coli DHSa. SkisotipeSpeI dari Sejnmlah IsolatAcetobacterxylinum.
Transforman diseleksi pada media agar-agar Luria (AL) yang Hasil skisotipe DNA genom Acetobacter yang dipotong
dibubuhiampisilii(100 p g d ' ) danx-Gal(40 pgml-'). Gen 16s- dengan SpeI menunjukkan bahwa galur M, M*, G41K, K-1, IB-
r-RNA pada plasmid rekombinan selanjutnya diamplifhsi lagi 1,dan RMlC memiliki profilberbeda (Gambar 1).GalurB memiliki
menggunakan pasangan primer M13f dan M13r (Moffett et kemiripan profil dengan galur G4IK, berarti galur ini
al. 2000). Penggunaan primer ini dimaksudkan untuk sebenarnya merupakan galur G4IK ditinjau dari sisi total
mengamplifikasi gen 16s-rRNA yang hanya terdapat pada genomnya.
plasmid rekombinan. Hasil isolasi Acetobacter pada media agar-agar memang
AmplifiedRibosomal DNA Restriction Analysis. Analisis sering menunjukkan adanya penampakan koloni yang sama.
.-
ARDRA dilakukan terhadau Zen 16s-rRNA hasil amnlifikasi
dari plasmid rekombinan menggunakan enzim RraI dan HaeIII.
Hal ini terutama terjadi karena bakteri ini merupakan genus
yang sama bahkan dalam spesies yang sama. Penampilan koloni
Gen 16s-rRNA hasil amplifkasi dari plasmid rekombiian yang yang sama tidakselalumenjamin bahwa koloni tersehut benar-
dipotong dengan enzim restriksi akan menghasilkan sejurnlah benar sama. Pulsed field g e l electrophoresis dapat
pola pita spesifik yang mewakili genotipe Acetobacter yang menunjukkan sidikjari setiap isolat yang menjadi ciri khasnya.
ada dan dikodekan dengan profil 1, profil2, dan seterusnya. Hasil di atas menunjukkan bahwa galur yang tadinya diduga
Pola pita yang muncul selanjutnya dihitung persentasinya per sebagai galur B ternyata merupakan galur G4IK sedangkan
hari fermentasi dan dibuat kurva dinamika populasinya. galur K-1 memang merupakan isolat yang benar-benar berbeda
dari kultur koleksi.
Dalam proses fermentasi, dinamika populasi bakteri yang
tumbuh memang sulit diduga. Hal ini terutama terjadi karena
SkisotipeSpeIdari Sejnmlah IsolatAceiobacierxylinum. kondisi lingkungan yang tidak dapat dikontrol dengan baik
Galur koleksi Acetobacter maupun biakan murni hasil isolasi selama fementasi berlangsung. Skisotipe SpeI di atas tidak
dari contoh cairan media fementasi nata menunjukkan ada hanya menggambarkan ciri khas masing-masing galur saja,
78 SEUMAHU E T A L . JMilirobiol Indones

media. Hasil profil ARDRA yang diperoleh mengindikasikan tinggi jushu memgikan. Meskipun demikian, ada pula bakteri
bahwa dalam suatu proses fermentasi nata secara hadisional, yang keberadaannya tidak terlalu berpengaruh dalam
A. xylinum yang ditambahkan pada awal fermentasi sebagai menghasilkan nata. Bakteri-bakteri kelompok ini dapat
bibit dapat juga bersimbiosis dengan Acetobacter lain yang ditemukan pada nata yang baik atau jelek. Untuk
muncul selamaproses fermentasi berlangsung. Keberadaannya mempertahankan stabilitas fermentasi perlu adanya
dapat saja bersifat menguntungkan maupun memgikan bagi pengontrolan pertumbuhan kultur yang mungkin dapat
proses fermentasi tersebut. memberikan hasil negatif. Faktor-faktor pengonhol itu sendiri
Acetobacter profil 2 memiliki kesamaan profil ARDRA perlu dipelajari lebih lanjut.
dengan kultur koleksi (data tidak disajikan). Acetobacter profil
2, yang sering digunakan sebagai bibit, cenderung berfluktuasi UCAPAN TERIMA KASM
secara ekstrem pada proses fermentasi dengan hasil nata yang
jelek, demikian pula dengan profil Acterobocter yang lain. Penelitian ini didanai oleh Research Centerfor Microbial
Selain itu jumlah profil lain yang tidak dominan cenderung Diversity. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
lebih banyak muncul pada fermentasi dengan hasil nata yang Institut Pertanian Bogor dan PT Niramas Utama Jakarta.
jelek(data tidak disajikan). Penelitian ini mempakan bagian dari tesis CAS.
Hal yang dapat dijelaskan dari hasil ini ialah keberadaan
isolat inokulum haruslah stabil selama proses fermentasi. D m A R PUSTAKA
Fluktuasi populasi inokulum selama proses fermentasi akan
berpengaruh terhadap banyaknya serat selulosa yang Ampe F, Ben Omar N, Moizan C, Wacher C, Guyot 1. 1999. Polyphasic
study of the spatial distribution of microorganisms in mexican
dihasilkan. Selain itu padaproses fermentasi dengan hasil yang pozol, a fermented maize dough, demonstrates the need for
baik, keragaman spesies Acetobacter yang ada dalam media cultivation-independent methods t o investigate traditional
hams terkontrol, karena isolat Acetobacter yang berbeda akan fermentations. Appl Environ Microbiol 65:5467-5473.
menghasilkan karakter serat selulosa yang berbeda pula. Ampe F. Silvent A, Zakhia N. 2001. Dynamics of microbial community
responsible for traditional sour cassava starch fermentation studied
Beragamnya galur-galur Acetobacter yang tidak terkonhol by denaturing gradient gel electrophoresis and quantitative rRNA
dalam suatu proses fermentasi nata diduga akan menghasilkan hybridisation. In1 J Foad Microbiol 65:45-54.
tekstur nata yang tidak terlalu baik. Giraffa G, Neviani E. 2001. DNA-based, culture independent strategies
Fluktuasi Acetobacter yang cukup besar pada media for fvaluating microbial communities in food-associated ecosystems.
In1 J Food Microbiol 67:19-34.
fermentasi dengan hasil yang jelek diduga karena adanya Marsh TL, Saxman P, Cole J, Tiedje 1. 2000. Terminal restriction
pengaruh simbiosis dengan bakteri lain. Pada fermentasi fragment length polymorphism analysis program, a web-based
dengan hasil yang baik, dijumpai jenis bakteri dalam Domain research tool for microbial community analysis. Appl Environ
Bacteria yang cukup beragam dihandingkan dengan pada Microbiol 66:3616-3620.
Moffet BF, Walsh KA, Harris JA, Hill TCJ. 2000. Analysis of bacterial
fermentasi dengan hasil yangjelek. Padafermentasi yangjelek
community structure using 1 6 s rDNA analysis. Anaerobe 6:129-
jenis bakteri dari Domain Bacteria tidak terlalu heragam dan 131.
relatif sedikit jumlahnya. Keberadaan bakteri-bakteri lain ini Moschetti G, Blaiotta G Villani F, Copola S. 2001. Nisin-producing
diduga dapat menunjang kebutuhan galur inokulum yang organisms during traditional 'Fior di lane' cheese-making monitored
by multiplex-PCR and PFGE analyses. In1 JFoad Microbiol 63:109-
mungkin tidak tersedia pada media fermentasi dengan
116.
komposisi yang tidak terdefinisi dan terukur konsentrasinya Randazzo CL, Toriani S, Akkermans DADL, de Vos WM, Vaughan EE.
secara tepat. Faktor lain yang mungkin juga berpengamb ialah 2002. Diversity, dynamics and activity of bacterial communities
pH cairan media fermentasi selama proses fermentasi during production of an artisanal Sicilian cheese as evaluated by 16s
berlangsung. Profil ARDRA pada hari ke-6 fermentasi tidak rRNA analysis. Appl Environ Microbiol 68:1882-1892.
Suwanto A. 1994. Pulsed field gel electrophoresis : A revolution in
teramplifikasi, ha1 ini dapat disebabkan karena konsentrasi microbial genetics. AsPac J Mol Biol Biotechnol 2:78-85.
DNA yang diperoleh sangat sedikit. Suwanto A, Kaplan S. 1989. Physical and genetic mapping of the
Secara keseluruhan dapat terlihat bahwa suatu proses Rhodobacler sphoeroides 2.4.1 genome : presence of two unique
circular chromosome. J Bacleriol 171:5850-5859.
fermentasi yang pada awalnya dimulai dengan galur yang Weisburg WG, Barns SM, Pelletier DA, Jane DJ. 1991. 16s Ribosomal
mumi pada akhimya mempakan kultur campuran. Keberadaan DNA amplification for phylogenetic study. J Bacreriol 173~697-
galur tertentu dalam jumlah yang kecil penting untuk 703.
keberhasilan fermentasi, namun dalam jumlah yang terlalu

Potrebbero piacerti anche