Sei sulla pagina 1di 14

JumaJ JJmu-Omu SosisJ BidaDg PendidikJm VoL ~ No.

~ September 2007, 75 - 88

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP GURU SMP NEGERI KECAMATAN INDRAPURI

KABUPATEN ACEH BESAR

(Academic Supervision Conducted by Principals at State Junior High School Indrapuri Subdistric Aceh Besar Regency)

Nurhayati Abmad *)

ABSTRACT

Key words: Academic Supervision, PriDcipais IlIJd Teacben

The aims of this research are to find out: 1) the way used by principals in preparing the academic supervision; 2) the way used by principals in conducting the academic supervision; 3) the obstacles faced by principals in conducting the acadesnic supervision. This research uses descriptive method with quantitative approach. The data collection is conducted by using observation, interview and documentation. The research is conducted at Junior High School no 1 and 2 Indmpuri. The number of research object is 8 persons. 2 principals are from Junior High School no 1 and 2, 2 vice principals for academic affair and 4 teachers. The research result shows that the principals of Junior High School no 1 and 2 Indrapuri have planned the academic supervision together with teachers. The supervision is conducted by visiting each class both individuals or in groups. The obstacles faced by principles in conducting the academic supervision is lacking of money, and school in&astructure. Another obstacles are time and office duty because at school program and the program of edsi(atW1IIl1 departetJltlltare notwell-organized. The progums planned and the implementation of supervision are oat guided weD by the local authority. Morcover, the curriculum modification is being conducted.

PENDAHULUAN

Mengingat pentingnya peranan pendidikan bagi segenap insan dalam menempuh liku-liku hidup di dunia ini, sudah sepantasnyalah hagi setiap warga Negata Indonesia menyadari dan berusaha meningkatkan mutu pendidikan demi tercapainya tujuan sebagaimana yang dibarapkan.

Tujuan pendidikan yang tercantum daIam Undang-Undang Republik Indonesia

*)Dra. Nurhayati Ahmad, MPd. adalah Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan TImu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.

(75)

-- .. _ .... - - ..

(76) Jurna/ Dmu-Ilmu Sosia/ Bidang Pencliclikan liDl 9, No. 2, September 2007

No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasa13 (2003:5), adalah sebagai berikutPendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka rnencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional tersebut di atas dapat dicapai melalui pendidikan, salah satu di antaranya adalah lembaga pendidikan formal di sekolah. Sebenarnya seluruh masyarakat sangat tnenginginkan pendidikan yang bermutu, tetapi susah untuk meraihnya karena banyak faktor yang mempengaruhi dan mendukung keberhasilan proses belajar-mengajar (PBM), seperti faktor manusia dan sistem pembelajaran di sekolah, termasuk kurikulum, guru, siswa, dan alatalat pendidikan.

Profesi guru yang utama adalah mengajar, hal ini seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 1 (2005:2), yaitu: "Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah,"

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa guru adalah pendidik profesional dalam melaksanakan tugasnya, di samping mengajar dan mendidik, juga harus mampu membimbing, melatih, mengarahkan serta menilai anak didik di sekolah. Tetapi kenyataan kadang-kadang tugas yang sangat mulia ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan sempurna karena banyak hambatan yang dihadapi, sehingga harapan masyarakatuntuk mendidik anak -anaknya dalam mengembangkan potensi agar menjadi manusia unggul tidak dapat terpenuhi. Padahal, guru harus mampu melaksanakan kewajibannya membawa perubahan bagi kemajuan anak didik di sekolah. Hasil laporan penelitian Suryadi (1999:299) menyatakan, ''Berhasilnya guru mengajar dan mendidik, akan tercermin dalam tingginya hasil belajar siswa." Oleh karena itu, untuk berhasilnya proses belajar-mengajar (PB1\.1), kepala sekolah harus mengadakan supervisi terhadap guru supaya memperoleh hasil yang baik.

Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru sungguh besar pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena ada peningkatan kemampuan profesional bagi guru sehingga dapat diterapkan dalam PBM. Dengan demikian, kepala sekolah harus meningkatkan

NurJuysti Ahmad (77)

kemampuan profesional gum, mela1ui pelaksanaan supervisi akadetnik terhadapnya, berarti kepala sekolah harus bertugas sebagai supervisor.

Dalam hal ini Rohani dan Ahmadi (1991:73) menguraikan tugas kepaIa

sekolah sebagai supervisor, adalah:

Merancang, mengarahkan dan mengkoordinir semua aktivitas, agar sekolah berjalan dengan baik menuju teteapainya tujuan sekolah. Membimbingpara guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh semangat dan kegembiraan-

Membimbing para murid untuk belajar tajin, tertib, dan giat,

Menjaga suasana baik da1am sekolah antar guru. antar muriel, antar pegawai, antar kelas, sehingga tercapai tujuan kekeluargaan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sepervisi akademik kepala sekolah dapat membina guru-guru dalam merumuskan tujuan pengajaran serta meningkatkan keterampilan mengajar sehingga PBM dapat terlaksana dengan baik, penuh semangat, dan disiplin yang tinggi. Deugau supetvisi akademik. kepala sekolah dapat metlingkatkan motivasi kerja guru yang lebih bergairah lagi dati sebelumnya. Oleb karena itu, kepala sekolah sebe1um melaksanakan supervisi harus menyusun p~ogramnya terlebih dahulu.

Untuk mencapai tujuan seperti tersebut di atas, banyak cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru. Sehubungan dengan masalah ini, Soetjipto dan Kosasi (2000:242) mengemllkakan, ''Pendekatan itu antara lain adalah (1) pendekatan humanistik, (2) pendekatan kompetensi, (3) pendekatan klinis, dan (4) pendekatan profesional,"

Jika cam-earn tersebut dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor terbadap guru-guru, akan terjadi perubahan-perubahan dalam kegiatan belajarmengajar di sekolah sehingga tujuan pengajaran a.kan tercapai, siswa akan berhasil dalam meraih prestasi belajar memiliki sumber daya manusia (SDM) yang tinggi. Di sampiog teknik supetvisi tersebut di atas, dapat juga dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas, yaitu memantau guru dalam melaksanakan PBM.

Kenyataan di lapangan menunjukkan babwa kepala sekolah sering mengabaikan tugasnya dalam melakukan supervisi akademik, Problema yang sering dihadapi guru akan be:rta.mbah, lama-ke1amaan semakin berkembang sehingga susah untuk diperbaiki kembali, mum pendidikan tidak mencapai kemajuan, bahkan lebih rendah dati sebelumnya. Berkaitan deoganhalini, Taruna (2001:73) mengemnkakao bahwa "kepala sekolah di Indonesia tidak berbuat untuk kepentingan proses belajar-

(78) fumel Ilmu-Ilmu Sosia/ BidtUlg PendidikJw Vol 9, No. ~ September 2007

mengajat, melainkan berbuat banyak untuk urusan administrasi dan kedinasan." Ini-Iah salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan dewasa ini karena kepala sekolah tidak sanggup rnelaksanakan tugasnya sebagai supervisor sehingga guru-guru menghadapi berbagai macam persoalan dalam PBM yang dapat merugikan anak didik,

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul:

Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah terhadap Guru SMP Negeri Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, yang tujuannya adalah:

1. Untuk mengetahui cara kepala sekolah menyusun program supervisi akademik

terhadap guru- guru SMP Negeri Indrapuri,

2. U ntuk mengetahui eara pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru-guru SMP Negeri Indrapuri.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru SMP Negeri Indrapuri,

Manfaat penelitian adalah :

1. Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi pata kepala sekolah sebagai supervisor dan yang bertugas sebagai pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru.

2. Penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka membantu supervisor menghadapi kesulitan saar melakukan supervisi akademik. terhadap guru-guru.

METHODE PENELITIAN

Pene1itian ini menggunakan metode deskriptif karen a mformasi yang dibutuhkan berada dalam kondisi yang berlaku sekarang, sesuai dengan pendapat Surachmad (1985:139) yaitu: "Penyelidikan diskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode penyelidikan diskriptif Iebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik diskriptif",

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu sebagai pendekatan berdasarkan pertimbangan bahwa kepala sekolah dengan bermacam cara harus melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru di sekolahnya, agar guru-guru dapat meoingkatkan kemampuan profesional PBM dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Di samping karakteristik yang telah diuraikan di atas, Nasution (1988:5)

juga memaparkan beberapa ciri penelitian kualitatif, yaitu:

Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati dulu .lingkungan kehidupannya kemudian berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan taksiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti hams ke lapangan dan berada ill sana dalam waktu cukup lama. Apa yang dilakukan penelitian kualitatif ada persamaannya dengan detektif atau mata-mata, penjelajah atau jumalis yang terjun ke lapangan untuk mempelajari manum tertentu dengan mengumpulkan data yang banyak, tentu saja apa yang dilakukan i1muwan lebih cermat formal dan canggih.

Berdasarkan uraian eli atas dalam penelitian ini peneliti mengemukakan ciri-ciri penelitian kualitatif yang penulis terapkan, adalah:

1. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang natural sebagaimanaadanya tanpa dipengaruhi dengan sengaja, kemudian peneliti membuat suatu laporan berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan sabjek . penelitian di lapangan.

2. Peneliti sebagai instrumen penelitian atau alat peneliti. utama, yakni peneliti sendiri yang mengadakan penelitian ini, mengamati dan wawancara langsung dengaa subjek penelitian dan mencatat di buku kemudian membacanya, di sini peneliti tidak menggunakan alat tes atau angket seperti penelitian kuantitatif

3. Sangat deskriptif, peneliti di sini berusaha untuk mengumpulkan data yang sebanyak-banyaknya untuk. dapat diisi dalam catatan-catatan yang kemudian dianalisis satu per sam.

4. Menganalisis untuk mengetahui apakah penelitian (laporan) sesuai dengan data yang dikumpulkan.

5. Menganalisis sejak awal penelitian,

6. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian karena pada penelitian kualitatif pada awalnya

desain penelitian belum dapat direncanakan. Desain yang pasti terinci sebagai pedoman selama penelitian berlangsung.

Hal ini penulis lalrukan berdasarkan uraian Moleong (2000: 112) mengenai penelitian kualitatif, yaitu "Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai kebutuhan mengandalkan manusia sebagai alam penelitian, memanfaatksn metode kualitatif dan mengadakan analisis data secara induktif ".

(80) jumal limu-limu Sasial Bidang Petulidikeu Vol. 9, No. 2, September 2Ot17

Dati. uraian di atas menunjukkan bahwa penelitian kualitatif menempatkan posisi peneliti sendiri sebagai instrumen utama penelitian, untuk mencari secara hngsung sumber datanya. Kemudian dalam pengolahan data Iebih difokuskan pada teori-teori yang televan dengan masalah-masalah yang diteliti. jadi, hasil analisisnya berupa uraian-uraian yang sangat bermakna disusun secara sistematis sesuai dengan data yang ada. Berarti penelitian kualitatif sangat mengutamakan proses daripada hasil.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini mengatnbillokasi ill Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, khususnya pada SMP Negeri Indrapuri yaitu SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2.

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dalam waktu lebih kurang tiga bulan mulai bulan Juni 2006 sampai dengan Agustus 2006.

Subjek Penelitian

Penelirian ini dilakukan pada SMP Negeri Indrapuri yaitu SMP Negeri 1 dengan jumlah guru sebanyak 55 otrog dan SMP Negeri 2 dengan jumlah guru sebanyak 24 orang. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini sebanyak 8 orang, terdiri dari: kepala SMP 2 orang, wakil kepala bidang akademik 2 orang, dan guru senior 4 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Se1anjutnya, untuk Iebih cermat dalam pengumpulan data digunakan alat bantu (instrumen), yaitu pedoman observasi, pedornan wawancara, dan studi dokumentasi.

Teknik Pengolahan Dam

Setelah data terkumpul, semua data baik yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, diolah dengan riga tahap yaitu: reduksi data, displt!) data, serta kesimpulan dan verifikasi, seperti yang dipaparkan oleh N asution (1938:129) tnenge-naiteknik analisis data. Ia menyebutkan bahwa "Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan peg2ng'.!n bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah rnengikuti langkah-la.ngkah berikut, yaitu reduksi data, displqy data, menyimpulkan, dan verifikasi".

Nurbayati Ahmad (81)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada uraian berikut ini dibahas hasil temuan di lapangan yang menyangkut dengan penelitian ten tang pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru SMP Negeri Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.

Informasi-informasi yang disampaikan di sini menurut data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang akademik, dan guru-guru senior serta basil studi dokumentasi tentang cara-cara kepala sekolah menyusun program, cara-cara melaksanakan supervisi akademik dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi.

Cara-cara Kepala Sekolah Menyusun Program Supervisi Akademik terhadap Guru-Guru

Kepala sekolah sebelum melaksanakan sepervisi, perIu menyusun program yang matang terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat Bafada1 (1992:8) adalah:

Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program pengajaran bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu program supervisi pengajaran sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait dibawah koordinasi supervisor. Program supervisi pengajaran harus integral dengan program pendidikan.

Basil penelitian menunjukkan bahwa wakil kepala bidang akademik. SMP Negeri 1 dan Kepala SMP Negeri 2 Indrapuri sebe1um melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru, sudah menyusun programnya terlebih dahulu dengan eara melibatkan guru-guru senior dan guru bidang studi setiap semester untuk bidang studi masing-masing, yaitu: bidang studi bahasa Indonesaia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah, Ekonomi, Agama, Fisika, Geografi, PPKN, Biologi, Tata Bahasa Arab, Olahraga dan Kesehatan. Menurut .informasi penyusunan program supervisi akademik adalah sesuai dengan urutan bidang studi tersebut di atas. Jadwalnya direncanakan seminggu satu kali kegiatan, baik secara individu maupun ke1ompok.

Kepala SMP Negeri Indrapuri telah menyusun programnya dengan cara sistematis dan memiliki rumusan yang jelas baik tujuan maupun alat-alat yang diperlukan seperti dianjurkan oleh Burhanuddin (1994:243) adalah: "Hendaknya

(82) Jurn::l Dmu-l1mu Sosw Bidang PelldidiJauJ Thl 9, NO.4 SeptembeF 2007

memiliki rumusan perencanaan yang jelas dan memuat kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan dayaguna dan hasilguna proses belajar mengajar",

Hasil penelitian menunjukkan Kepala SMP Negeri Indrapuri sudah menyusun program supervisi akademik menurut prosedur sesuai dengan jenjang yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan supervisi akademik tidak sia-sia, tempi dapat meningkatkan motivasi kerja guru yang lebih baik dari sebelumnya, Adapun program-program yang disusun mengenai jadwal kegiatannya, tanggal dimulai dan djakhiri, bulan dan tahun, alat-alat yang diperlukan, tujuan yang ingin dicapai, rancangan untuk pengembangan kemampuan profesional guru, meningkatkan motivasi kerja guru dan bagaimana cara agar supervisi akademik yang dilaksanakan dapat berhasil, Ini semua dirancaog menurut bidang studi masingmasing satu bulan satu bidang studi, 12 bulan 12 bidang studi, program yang disusun untuk satu tahun ajaran secara individu ataupun kelompok.

Cara-caea Kepala Sekolah melaksanakan Supervisi Akademik terhadap Guru~Guru

Bahwa di SMP Negeri Indrapuri telah melaksanaka:n supervisi akademik terhadap guru-guru, menurut program yang telah disusun sebagaimana yang dianjurkan oleh atasannya, Berdasarkan basil penelitian menunjukkan bahwa semua guru-guru mendapat giliran yang sama untuk melaksanakan supervisi sesuai dengan jenjangnya, mula! dari guru-guru senior sampai guru-guru bidang studi. Berarti kepala sekolah memberi kesempatan kepada guru-guru lain agar dapat bertugas sebagai supervisor eli sekolahnya. Karena togas guru-guru, di samping mengajar, ia juga harus mampu berperan sebagai supervisor dalam arti membantu guru-guru lain yang masih sangat memerlukan binaan dan bantuan, Dengan demikian, pelaksanaan supervisi terhadap guru-guru selalu dilakukan terus-menerus secara berkesinambungan. Karena guru-guru sangat membutuhkan bimbingan dati nara sumber yang profesional, seperti yang dikatakan oleh Sardiman (2006: 13) adalah:

Guru dibutuhkan untuk membimbing, memberi bekal yang berguna. Ia sebagai guru hams dapatmemberikan sesuatu secara didaktis, Dengan tugasnya menciptakan situasi interaksi edukatif, guru tidak culrup hanya mengetahui bahan ilmu pengetahuan yang akan di jabarkan dan diajarkan pada siswa, tetapi juga harus tnengetahui dasar filosofis dan didaktisnya, sehingga mampu memberikan motivasi di dalam proses interaksi dengan anak didik dan harus memahami metodelogi.

Nurbayati Ahmad (83)

Di samping itu hasil penelitian membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan di SMP Negeri Indrapuri adalah dengan teknik Ceara) humanistik bukan meneari-eari kesalahan, tetapi sungguh-sungguh membantu guru untuk dapat bekerja yang lebih bagus dan terarah dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan teknik supervisi yang sering dilaksanakan adalah dengan cara kunjungan kelas, pembiearaan individual, diskusi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan PBM. Hal ini sesuai dengan penjelasan Mulyasa (2002:115) adalah:

1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap berada di tangan tenaga pendidik.

2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah.

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan

interprestasi guru .

. 5. Supervisi dila1rukan dalam suasana terbuka, secara tatap muka dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru dari pada memberi . saran pengarahan.

6. Sedikitnya memberi riga tahap, pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik

dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru

yang positif sebagai hasil pembinaan.

7. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.

Dari hasil wawaneara dengan Kepala SMP Negeri 1 Indrapuri, diperoleh informasi adanya pembagian tugas antara kepala sekolah dengan wakilnya, yang melaksanakan supervisi adalah wakil kepala sekolah bidang akademik, sedangkan kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi. Selanjutnya pada saat pelaksanaan supervisi akademik, temyata ada guru yang belum siap dalam kegiatan PBM. Banyak kekurangan-kekurangan yang ditemukan, seperti persiapan mengajar (satuan pelajaran dan dan rencana pelajaran) ketinggalan atau tidak dibawa serta dalam ruangan kelas.

Setelah pelaksanaan supervisi,langsung diadakan tindak lanjut dengan eara memberikan pengarahan dan bimbingan kepada semua guru menurut bidang studi, kemudian guru bidang studi meneruskan kepada guru bantu secara perorangan. Hasilnya yang diperoleh sangat memuaskan, dimana guru-guru menyambut baik dan sangat antusias dalam menerima pengarahan-pengarahan

(84) JurnaJ /lmu-IImu SosW Bidsng Pt:ndiJiksw VoL .9, No • .4 September 2007

sehingga tampak perubahan-perubahan sangat positif dalam menunjang keberhasilan PBM. Seperti keberhasilan anak didik SMP Negeri Indtapuri dalam perlombaan Tingkat Kabupaten Aceh Besar selalu mendapat juara.

Dan basil wawancara dengan guru-guru sebagai trianggulasi, jelas bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan tugasnya melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru dan menindaklanjuti dengan cam memanggil semua guru bidang studi, baik secara perorangan ataupun kelompok, berarti kepala sekolah sangat berperan dalam menggerakkan kehidupan sekolahnya. Hal ini sesuai dengan Wahjosumidjo (2002:82) menyatakan:

a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah.

b. Kepala sekolah barns memahami togas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa".

Hasil penelitian menunjukkan, seteIah dilaksanakan supetvisi dan tindak lanjut yang dilakukan oleh kepaJa sekolah terhadap gum-guru dilaporkan pada Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar. Pada saat supervisor datang mengadakan supervisi ke sekolah, biasanya satu atau riga bulan seka1i, mengunjungi sekolah secara kontinyu, untuk memberikan pengarahan, masukan guna meningkatkan kemampuan profesional guru. Cara-cara menindaklanjuti hasil supervisi akademik yang diWrukan oleh kepala SMP N egeri Indrapuri adalah dengan memberi bantuan, bimbingan, pengarahan-pengarahan. mengundang nara sumber yang kompeten dati Iuar, guru dikirim untuk. mengikuti seminar, penataranpenataran baik dalam negeri maupun luar negeri. (Malaysia).

Hambatan-Hambatan. da1am. Melaksanakan Supetvisi Akademik Terhadap Guru

Memang benar kepala sekolah selaku supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik selalu ada hambatan seperti yang dipaparkan oleh Daryanto (2006:178), adalah:

Ada hambatan dalam pelaksaanaan supervisi di sekolah, sehingga karena ada hambatan-hambatan itu makin lama Makin banyak, ada kemungkinan tujuan tidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan, situasi yang menghambat itu biasanya ada dati berbagai. pihak, seperti dati. sarana dan prasarana, kurang tersedianya alat-alat pelajaran, dan sebagainya.

Nurbayati Ahmad (85)

Sebenarnya masalah dana sangat mengganggu lancamya proses pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru-guru ill sekolah untuk menunjang keberhasilan mutu pendidikan, hal ini seperti yang dikatakan oleh Suryadi (1999:182) ada1ah: " ... bahwa sumber dana atau besamya anggaran sangat strategis dalam mempeogaruhi perkembangan pendidikan .... jadi alokasi sumber dana sangat diperlukan untuk menunjang mutu pendidikan".

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hambatan-hambatan yang sering dihadapi oleh kepala SMP Indrapuri selalu ada, berupa dana, sarana dan prasarana yang belum memadai dalam pelaksanaan supervisi, disamping itu masalah waktu yang tidak sesuai dengan rencana. Misalnya pada hari yang telah dijadwalkan rap at penyusunan program, kemudian mendapat undangan dariKepala Dinas Pendidikan untuk mengikuti suatu kegiatan sehingga pelaksanaan penyusunan program tertunda, demikian juga halnya pada waktu pelaksanaan supervisi. Kemudian hambatan dati kepala sekolah dan guru-guru sendiri selaku supervisor kurang memiliki SDM tentang cara menyusun program dan pe1aksanaan supervisi yang benar sebagaimana yang dianjnrkan. Selanjutnya kadang-kadang hambatan dari pihak guru yang belum siap menerima pelaksanaan supervisi, akhirnya karena hambatan-hambatan inilah supervisi sering tergeser pelaksanaannya dati program y~ng telah ditentukan, Juga alat-alat pelajaran yang diperlukan sering tidak ada untuk menindak lanjuti hasil supervisi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Cara-cara kepala SMP Negeri 2 menyusun program supervisi terhadap guruguru yaitu dengan cara musyawarah bersama wakil kepala sekolah bidang akademik dan melibatkan guru-guru senior. Adapun program yang disusun mengenai jadwal pelaksanaan supervisi diIakukan pada awal tahun ajaran, teknik supervisi yang direncanakan dengan cam individu dan kelompok. Selanjutnya rencana menindak-Ianjuti hasil supervisi dengan memberi bimbingan dan pengarahan-pengarahan secara tatap muka. Berarti supervisor sebelum melaksanakan tugas sudah ada program untuk dijadikan pedoman pada saat terjun ke lapangan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru. Tetapi kepala SMP Negeri 1 tidak menyusun sendiri program supervisi, sepenuhnya diserahkan pada wakil kepala sekolah bidang akademik dan guru-guru senior.

(86) Jamal Ilmu-Dmu Sosial Bidang Pendidikan VoL .9, No. 4. September 2007

:~. Cara-cara kepala SMP N egeri 2 melaksanakan supervisi akademik terhadap guruguru yaitu dengan membagi tugas, wakil kepala sekolah melaksanakan supervisi terhadap guru-guru senior, dan guru-guru senior melaksanakan supervisi terhadap guru-guru bidang studi, kemudian guru-guru bidang studi melaksanakan supervisi terhadap guru-guru bantu, sebulan sekali melaksanakan supervisi menurut bidang studi, 12 bulan 12 bidang studi setahun seorang guru mendapat satu giliran, dengan teknik individual/kelompok yaitu dengan cara mengunjungi kelas secara kekeluargaan, terbuka sehingga guru-guru tidakmerasa takut, setelah itu bila terdapat kekutangan-kekurangan langsung diberikan tindak lanjut. Tetapi Kepala SMP Negeri 1 tidak melaksanakan sendiri supervisi akademik terhadap gur .i-guru, semuanya ditugaskan sama wakil kepala sekolah bidang akademik dan guru-guru senior karena adanya pembagian tugas bagi semua guru.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik adalah dana, sarana dan prasarana yang belum mencukupi, kemudian waktu, kadang-kadang supervisor tidak sempat melaksanakan supervisi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, karena banyaknya tugas lain, disamping itu SDM yang masih lrurang dalam bidang supervisi sehingga belum dapat melaksanakan dengan sempurna sebagaimana yang dianjurkan baik dalam menyusun program, melaksanakan dan menindak lanjuti, seperti tetjadinya perubahan lrurikulutn merupakan suatu kendala bagi supervisor karena banyak guru-guru yang belutn siap menerima untuk dilaksanakan supervisi terhadapnya.

Saran

1. Sebe1um melaksanakan supervisi akademik kepala sekolah sebaiknya menyusun sendiri program. supervisi jangan dilimpahkan sepenuhnya kepada wakil kepala sekolah hal ini sangat merugikan semua pihak, karena kemajuan sekolah dan peningkatan kemam.puan profesional guru sangat tergantung pada penyusunan program supervisi akademik, dimana program. supervisi disusun hams sesuai dengan kebutuhan guru-guru di lapangan yaitu menyaogkut motivasi ketja guru.

2. Supervisi akademik terhadap guru-guru hams sering-sering dilakukan oleh kepala sekolah sendiri, jangan sepenuhnya diserahkan pada wakil kepala sekolah bidang akademik, sebaiknya jangan setahun sekali mendapat giliran, usahakanlah riga bulan sekali, hal ini sa:ngat mempengaruhi kinerja guru-guru dalam melaksanakan PBM sehingga prestasi belajar peserta didik semakin meningkat.

3. Hambatan-hambatan yang sering dihadapi oleh kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru, janganlah dijadikan suatu

Nurbayati A1uzud (87)

alasan yang menyebabkan tersendatnya pelaksanaan supervisi. Tetapi kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengelolanya dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan agar pe1aksanaan supervisi dapat terus ditingkatkan secara berkesinambungan, Pergunakan waktu, dana, sarana dan prasaraila yang ada secara effekti.f dan effesien, kepala sekoIah, wakil kepala seko1ah bidang akademik dan guru-guru senior selaku supervisor harus meoingkatkan kemampuan profesional agar dapat melaksanakan supervisi dengan sempuma, selanjutnya dilaksanakan proses menindak-lanjuti agarmemperoleh basil yang optimal dalam meningkatkan mutu pendidikan.

DAFI'AR PUSTAKA

A. M, Sardiman (2006). Int"aksi dan Motivasi Belajar Meng'!iar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azhari, A. (2003). Srpervisi &n&ana ProUanJ Pembelajaran. Jakarta: Rim Putra.

Bafadal, 1. (1992). S IIPcrvisi PenlfYaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Burhanuddin.. (1994). AnalisisAiJlllinistra.ri Mant#emen Jail KepemimpillOn Pendi-dikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto, H. M. (2006). Adnrinistasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian KNalitatij. Bandung: Remaja Karya.

Mulyasa, E. (2002). Manajelllen Berbasis SekoJah Konsep Stralegi dan IlIIjJlemenlasi.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution, S. (1988). Melode Research, Bandung: Remaja Rosda Katya.

Rohani, A. dan Ahmadi, A. (1991). Pedoman Pe1!)'elellggara Adlllinistrasi Pendidikan

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Soetjipto dan Kosasi., R. (2000). Profesi Ktgtlf1lan. Jakarta: Depdikbud dan. Rineka Cipta.

Surachmad, W. (1985). Penganlor Penelitian IllIIiah. Bandung: Tarsito.

(88) JumaJ Ilmu-Ilmu SosiaJ Bidang Pendidikan JiJL 9, No. 2, September 2007

Suryadi, A. (1999). Pendidikan, Imestasi SDM don Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka,

Taruna, T. (2001). Wqjah don Dinamika PendidikanAnak Bangsa. Yogyakarta: Adi Citra.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru don Dosen.

Jakarta: Cemerlang.

Wahjosumidjo (2002). Kepemimpi1llJ/t Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Potrebbero piacerti anche