Bab 3 Motor Bensin
3.1 PENDAHULUAN
Motor bensin yang menggerakkan mobil penumpang, truk, sepeda motor, skuter dan jepis|
kendaraan lain dewasa ini merupakan perkembangan dan perbaikan mesin yang sejak: ao
dikenal sebagai motor Otto. Motor tersebut dilengkapi dengan busi dan karburator. Bbsi
‘menghasilkan loncatan api listrik yang menyalakan campuran bahan bakar dan udara segar,
karena itu motor bensin cenderung dinamai Spark Ignition Engine.
Karburatoriatah tempat pencampuran bahan bakar dengan udara. Pencampuran tersebut
terjadi Karena bahan bakar terisap masuk atau disemprotkan ke dalam arus udara segar yng]
‘masuk ke dalam karburator,
‘Campuran bahan bakar dan udara segar yang terjadi itu sangat mudah terbalfar|
CCampuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan hpi
listrik dari busi, menjelang akhir langkah kompresi. Pembakaran bahan bakar — udaralini
‘menyebabkan mesin menghasilkan daya, Di dalam siklus Otto (ideal) pembakaran tersebut
dimisalkan sebagai pemasukan panas pad volume Konstan.
3.2 SISTEM PENYALAAN
Untuk membangkitkan loncatan listrik antara kedua elektrode busi diperlukan perbedgan|
tegangan yang cukup besar.
Besarnya tergantung pada beberapa faktor berikut
Perbandingan campuran bahan bakar — udara
Kepadatan campuran bahan bakar — udara
Jarak antara elektrode serta bentuk elektrode
Jomlah molekul campuran yang terdapat di antara elektrode
‘Temperatur campuran dan kondisi operasi yang lain.
Perbandingan campuran bahan bakar ~ udara dapat berkisar antara 0,06 — 0,12. Unhul
‘menyalakan campuran bahan bakar — udara yang miskin diperlukan perbedaan tegan;
yang relatif lebih besar daripada untuk campuran yang kaya. Hubungan antara tegan;
diperlukan dengan perbandingan campuran bahan bakar—udara. Secara kualitas hal tersebut
dilukiskan seperti pada Gb. 3.1.
62Tesermn 5000
Fedynan | ]
. A an
SW
00a 906 aca 010 ona ata
+ Pebaningan bahar baker ra
Gb. 3.1 Hubungan antara perbandingan bahan bak:
‘yang diperlukan oleh busi
~udara dengan tegangan
Sistem penyalaan pada kebanyakan kendaraan bermotor Otto dapat memberikan energi
penyalaan sebesar 20m.
Pada umumnyadisediakan tegangan yang lebih besar untuk menjamin agar selalu terjadi
Toncatan api fistrik di dalam segala keadaan; misalnya antara 10.000 — 20.000 volt. ial i
‘mengingatkan juga akan kondisi operasi yang dapat berubah sebagai akibat keausan mesin
yang tidak dapat dihindari. Makin padat campuran bahan bakar ~ udara makin tinggi
tegangan yang diperlukan untuk jarak elektrode yang sama, Karena itu diperlukan tegangan
yang lebih tinggi bagi motor dengan perbandingan kompresi yang lebih besar. Terutama
apabila tekanan campuran yang masuk silinder itu tinggi dan loncatan lstrik ditentukan pada
wwaktu torak berada lebih dekat pada TMA. Makin besarjarak elektrode busi makin besar pula.
perbedaan tegangan yang diperlukan untuk memperoleh intensitas api listrik yang sama.
Jumlah minitnum motekul yang harus ada di antara kedua elektrode pada waktu terjadi
loncatan listrik sangat menentukan apakah penyalaan dapat berlangkung sebaik — baiknya.
Karena jumlah molekul banyak bergantung pada perbandingan campuran, jurnlah gas
sisa, temperatur dan kondisi operasi yang lain, jelas jumlah tersebut dapat berubah — ubah.
Dengan memperbesar jarak elektrode kita harapkan jumlah minimum ita dapat dicapai
walaupun keadaan operasinya berubah —ubah. Akan tetapi, jarak elektrode juga menentukan
besamya tegangan. Dan tegangan yang terlalu tinggi tidak menguntungkan. Tegangan yang
tinggi memerlukan Kabel listrik yang diisolasi secara cermat sehingga harganya menjadi
lebih mahal.
Intensitas Ioncatan api listrik juga ditentukan oleh jarak antara kedua elektrode busi.
Jarak elektrode yang optimum adalah antara 0,6 ~ 0,8 mm, Selain itu penentuan tempat busi
i dalam ruang bakar juga penting, Loncatan api listrik tidak boleh terjadi di tempat lain
kecuali di antara kedua elektrode busi. Supaya selalu terdapat campuran bahan bakar—udara
‘yang mudah terbakar di antara kedua elektrode, tempat yang terbaik untuk busi adalah dekat
kepada katup isap. Akan tetapi ditinjau dari kemungkinan terjadinya detonasi, sebaiknya busi