Sei sulla pagina 1di 6
Bab 4 Perencanaan Perkerasan Jalan A. PENDAHULUAN Syarat dari suatu perkerasan jalan adalah : 1. Cukup kuat dalam memikul beban dari kendaraan yang melewatinya. 2. Permukaan jalan / lapisan aus harus kuat terhadap gaya gesekan dan keausan dari roda- roda kendaraan serta kuat terhadap pengaruh air hujan. Kalau kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, jalan akan mengalani pergesaran dan penurunan. Ketidak kuatan dalam memikul beban yang harus dipikul akan menyebabkan pergeseran pada pondasi jalan yang akan menyebabkan jalan bergelombang. Ketidakuatan lapisan aus akan menyebabkan jalan berlubang-lubang dan akhirnya jika hujan lubang itu akan terisi air yang akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Perencanaan perkerasan jalan selama ini berdasarkan pada cara empiris yaitu sebagian dari teori dan sebagian lagi dari pengalaman. Jadi cara yang dipakai untuk menentukan kekuatan tanah bersifat empiris artinya cara yang dipakai pada suatu kondisi belum tentu cocok untuk kondisi yang lain, Sebagai titik tolak dalam merencanakan suatu perkerasan harus diketahui tegangan tanah yang timbul akibat beban yang bekerja pada jalan tersebut. Di bawah ini menujukan grafik tegangan geser serta tegangan vertikal di bawah suatu pelat yang berbentuk bulat (Wesley). Muatan dari kendaraan juga dianggap sama seperti muatan pada pelat-pelat bulat. Nilai tegangan yang ada dihitung dengan anggapan bahwa bahan untuk perkerasan sifatnya seragam dan elastik. Hal yang perlu diingat dari grafik tersebut bahwa untuk tegangan yang terjadi pada dekat permukaan jalan besar sedang semakin ke bawah tegangan yang terjadi turun secara drastis. Pada kedalaman 25 cm tegangan yang terjadi sudah turun lebih dari setengah tegangan dipermukaan dan pada kedalaman 50 cm besar tegangan seperdelapan dari tegangan permukaan. Hal ini sangat penting dalam pelaksanaan di lapangan, karena kalau kita buat perkerasan jalan tidak perlu semua dengan lapisan yang baik semua tetapi dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat digunakan tanah yang agak jelek untuk lapisan bawah dan tentunya hal ini akan menghemat biaya proyek yang mesti dikeluarkan. 55 ‘tegangan pada perkerasan (dalam% dari 0) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 tegahgdn Bess 15 g 2 25 & 3 35 45 55 0123 4567 8 9 10111213 1415 161718 1920 Nilai CBR yang diperlukan untuk menahan roda tersebut B. CARA CBR Cara perencanaan perkerasan jalan yang umum dipakai adalah cara-cara empiris dan yang terkenal adalah cara California Bearing Ratio (CBR). Caraini dikembangkan oleh California State Highway Department sebagai cara untuk menilai kekuatan subgrade, Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi dipergunakan untuk menilai kekuatan bahan yang hendak dipakai untuk perkerasan. Nilai CBR yang didapat digunakan untuk menentukan tebal perkerasan yang diperlukan di atas lapisan yang mempunyai nilai CBR tertentu. 1. Pengujian CBR Laboratorium Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan CBR tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. Cbr laboratorium biasanya digunakan dalam perencanaan bangunan jalan baru dan lapangan terbang. Nilai CBR laboratorium harus disesuaikan dengan peralatan dan data hasil pengujian kepadatan. a, Cara Pelaksanaan Pengujian Peralatan Peralatan terdiri dari : a) Mesin penetrasi dengan alat pengukur beban minimal 10000 Ib dan kecepatan penetrasi 0.05" per menit. b) Cetakan logam berbentuk silinder berdiameter bagian dalam 6“ + 0.0026“ tingginya 7* + 0.005" dengan leher sambung yang tingginya 2" dan dilengkapi dengan alas logam berlubang-lubang ketebalanya 3/8" diamternya maksimal 1/16". ©) Piringan dari logam berdiameter 5 15/16" dan ketebalanya 2.416". d) Alat penumbuk yang sesuai untuk pengujian pemadatan ringan atau pemadatan berat untuk tanah. 56 ¢) Alat pengukur pengembangan (Swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripod logam, dan arloji penunjuk. f) Keping beban seberat 5 Ib, berdiameter 5 7/8" dengan diameter lubang bagian tengah 2 18", g) Torak penetrasi dari logam berdiameter 1.95", luas 3 in? dan panjang minimal 4“. h) Dua buah arloji pengukur penetrasi dengan ketelitian 0.001". i) Talam, alat perata, timbangan dan tempat untuk merendam. Benda uji Benda uji yang berasal dari pengujian pemadatan ringan atau pengujian ringan bila tidak direndam dicari terlebih dahulu kadar airnya setelah dikeluarkan dari cetakan dan untuk pemeriksaan CBR langsung pengujian bisa dilakukan pada sampel ini. Tetapi untuk benda uji yang akan direndam kadar air harus diperiksa dahulu sebelum pemadatan. Untuk CBR yang direndam (Soaked CBR) benda uji harus direndam dahulu supaya air dapat meresap dari atas maupun dari bawah sambil dicatat pengembangan yang terjadi barulah bisa dilakukan pengujian. Cara Pengujian Di atas benda uji diletakan keping pemberat (untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban pada waktu peredaman, Beban diberikan diatur supaya tidak terjadi pengembangan pada permukaan benda uji pada bagian keping pemberat. Torak harus diatur supaya arloji beban menunjukan beban permulaan 10 Ib untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji setelah itu barulah arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi dinolkan. Kecepatan penetrasi harus diatur mendekati 0.05“ permenit dengan cara mengatur penambahan beban. Beban dicatat pada penetrasi 0.0125", 0.025", 0.05", 0.075", 0.10%, 0.015*, 0.20%, 0.30", 0.40", dan 0.50". Setelah dicapai beban maksimum dan penetrasinya benda uji dikeluarkan dari cetakan dan dicari kadar airnya. Perhitungan Pengembangan adalah perbandingan antara perubahan tinggi selam perendaman terhadap tinggi benda uji semula (%). Pembebanan dihitung dan digambarkan dalam beban terhadap penetra: beban cekung akibat dari ketidakteraturan pembebanan atau karena hal lain, titik nolnya harus dikoreksi. Dengan menggunakan beban-beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi 0.1" dan 0.2" hitung harga CBR dengan cara membagi beban yang terjadi masing-masing dengan beban standar 1000 psi atau 1500 psi dan kalikan masing-masing dengan 100. Bilaharga yang di dapat pada penetrasi 0.2" ternyata lebih besar dari penetrasi 0.1" percobaan harus diulang. Jikasetelah diulang didapatkan harga penetrasi pada 0.2" tetap lebih besar, maka nilai CBR diambil pada penetrasi 0.2". Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 0.2", maka harga CBR di ambil dari beban maksimum tersebut dibagi dengan beban standar yang sesuai. 87

Potrebbero piacerti anche