Sei sulla pagina 1di 6
wy ‘Sugiono, Herman, Ngatenan, Eli Suhendra, Moh. Rusel, Komara, Endang RS., Koswara, Bambang Setianto, Yusep Hermansyah, Ruhana, Senu H. Pslitbang KIM-LIPI, Komplek Puspiptek Serpong-Tangerang 15310 INTISARI Telah dirancang, dibuat, dirakt, dan diy coba sebuah alat penduga jarak antar kendaraan “yang pasif dan objet dengan jangkauan maksimum 180 meter. Alat ini terdii dari sebuah Tensa objektf, empat buah keping cermin datar yang saling tegak urus yang berfurgs! sebagai pelipat cakaya dan pembalik citra, sebuah layar kaca buram bergars-garis ‘mendaar, dan lensa Fresnel. Proses pengukuran jarak tersebut memanfaatkan tekwik ‘pembentikan ctra oleh lensa objektf pada layar yang erpasang pads Bidang citranya, ABSTRACT ‘4 passive, objective range finder for estimating distances among cars with the maximum range of 180 meters had been design, made, assembled, and tried. The device consisis of an objective lens, four pieces of first surface mirrors —positioned perpendicularly each other— functioned as the beam folder and the image erector, lined ground glass screen, and a Fresnel Tens. The measuring process uses an image forming technique By the objective fens on the ‘sreen placed at the image plane. 1 PENDAHULUAN Kecelakaan di jalan tol —juga kecelakaan-kecelakaan lainnye— mengakibatkan kerogian yang tidak sedikitl#, Beberapa contoh akibat kecelakaan di jalan tol antara lain adalah korban kecelakaan jiwa manusia, bik yang meninggall2I, tuka parah maupun tuka ringan dan Keluarga yang ikut mengurusi, tenaga para medis yang menangani kecelakaan, petugas Kepolisian, DLLAJR, dan PT Jasa Marga (Persero) yang mengurus Kelancaran lal intas dan evaluasi kecelakcean', kerugian materi dari Kendaraan yang terhibat, Kemacetan flu lintas yang berakibat kehilangan waktu bagi para pemakai jelan dan bahan bakar yang terbuang peroums, ddan polusi udara karena kendaraan terbenti dengan mesin yang tetap hidup. Kerugian-Kerugian tersebut sebenarnya tidak perlu atau minimum terjadi bila semua fihak menyadari pentingnya eselamatan berlal tntas di jalan tol Salah satu sebab terjadinya kecelakaan yang terparah di jalan tol adalah kurang disiptinnya para ‘pengermidi dalam menjnga jarak antara Kendaraannya dan kendaraan di depannya sehingga Imengakibatkan tabrekan beruntun, walaupun rambu-rambu penjagaan jarak tersebut telah terpasang jelas dan penerangan baik melahi selebaran (leafle), spanduk, surat kabar, radio, ‘elevisi, dan undang-undang telah dimasyarakatkan secara last®I ‘WV ORT. OI, PERI 1998 TE “Memang, sebenarnya bukan hanya tidak terjaganya jarak saja yang menyebabkan kecelakaan di jalan, tetapi penyebab Iain, seperti kendaraan yang melaju. melebibi batas kecepatan rmaksimumll, penyalipan dari kici, muttan yang berlebih, dan kelelahan pengemudi juga ‘memberi kontribusi terhadap penyebab kecelakaan di jalan tol Faktor penyebab kecclaksan yang disebutkan belakangan sebenamya dapat diukur dan diihat dengan tersedianya insturen ulur dan sarana yang tersedia, misalnya speedometer yang, ‘menjadi instrumen baku pada sebuah Kendaraan, marka jalan yang jelas, dan persyaratan serta tyian untuk mendapatkan Surat lin Mengemudi yang selektif. Namun, untuk: mematuhi peraturan penjagaan jarak seperti yang tercantum dalam UU No. 14 tentang Lalu Litas “Angkatan Jalan6l bukanlah hal yang roudah Karena pengukuran tersebut harusdilskukan secara amis —sambil bergerak— dan dengan proses yang amat cepat (real time). Pada saat tlsan ini dibuat, para pengemudi di Indonesia yang ingin mentatati peraturan tersebut melakukan pendugaan jrak banya dengan memperkirakan saa Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pengukuran jrak tersebut, Leica ple, —sebush pperusahaan Jerman Barat (Kini Jerman Bersatu)— telah membuat alat pengukur jarak antar endaraan dengan bantuan laser dan sistem video dengan metoda aktif dan objekti(®) ‘Sementara itu, Puslitbang KIM-LIPI juga telah memproses peosmuannya tentang perangkat optik yang fungsinya serupa dengan yang tersebut di ates untuk mendapatkan patennya (dengan metoda pasif dan subjektin)®10) Makalah ini membshas tentang perancangan optik dan pembuatan alat peoduga jarak antar kendaraan yang ditempatkan di atas dashboard bagian depan pengernudi kendaraan roda empat, Alst ini dipergunakan oleh pengemudi untuk menduga jarac antara kendaraannya dan kendaraan(-kendaraan) di depannya secara pasif, objektif dan seketika (real time) 2 TEORI Pengukuren jarak secara aktif dan objekti yang dimaksud di sini adalah menghitung waktu tempuh cshaya yang memancar dai sumbernya —oleh karenanye dikatakan akti— sampai ke detektoraya tanpa mengikut sertakan subjektvitas manasa peaggunanya —oleh karenanya dikatakan objektif Karena pengukuran tersebut memanfastkan cabaya laser —sehingga terkenal dengan sebutan laser range finder— den karena. sumber dan detektomya berada pada sat tempat yang sama —pada alt tersebut, hat Gambar 1— maka jar, d, yang diukur adalah 2¢ HH) oN ‘TSS OBST 00D. PPERAT 1990 Ta 4 Ganar 1, Sema proses pengukuran jarak dengan mengyunakan laser. A. AlatS, Sumber eahaya laser ‘0. Objek D. Deter cahays. dengan ¢ adalah Kecepatan cahaya dan At adalah waktu tempuh cahaya dari alt sampsi ke cobjek kemudian dipantulkan dan Kembali ke alat lagi. Permyataan umum di. atas merupakan ppengukuran jarak yang menggunakan sarana gelombang cahaya. Bila sarana lain digunekan rmisalaya gelombang suaral!21— maka faktor kecepatannya saj yang diubah, Cara lain —masih dalam disiptin imu optik— adalah pemanfastan perbedaan jejak cahaya alamiah —olch karena tidak mengeluerkan sesuatu schingga disebut pasif— yang melalui dua bbuah jendela yang terpiseh —yang dipakai pada pengukur jerak optik (optical range finder)®14\— atau pemanfaatan perbedaan sudut pandang yang sangat kecil —yang kemudian diperbesar oleh teleskop— yang terbentuk antara dua titk objek terhadap keduduken alat — yang dipakai pada theodoliel131, Kedua cara tesebut di tas memberikan hesil pengukuran yang akurat, terutama pada cara kedua. Nemun Keduenya tidak dapat memberikan has pengukuran seketika. Oleh Karena itu, kedua alat tersebut tidak sesusi untuk Kepertuan ‘menduga jarak antar kendaraan. Cara lain yang sesuai untuk keperiuan pendugaan jarak ini adalah pengembangan cara sederhana yang dipakai untuk mengukur tinggi pohon dengan sarana tongkat pramuka (Khat Gambar 2), Dengan mengukur jarak antara tongkat dan pohon a, antara tongkat dan mata b, ddan panjang tongkat , maka diperoleh tinggi pohon x, yaitu TSW ORSZOOD, PERI 987 enecnmmcean Gamber 2. Skems pengukuran ingylpohon dengan saranatonpkat pramula Prinsip tersebut dipergunakan dalam lat pengukur jarak antar kendaraan yang bersifat ‘subjektiff} (karena memanfaatkan posisi mata pengemudi terhadap alatterscbut). Untuk mengubah cara subjektif menjadi objektif, maka sistem optik dari mata pengemudi pada cara subjektif— digantikan dengan sistem opti pembentak citra yang terdiri dari lensa cbjektf dan layar penangkap citra yang dibahas dalam makalah ini Walaupun mata pengemudi rmasih tetap diperiukan untuk melihat cia pada layar, namin hasil pengukurannya tidak berkatan dengan posisi matanya. Tetapi bila hanya dua Komponen optk tersebut di atas yang ‘menyusun alat ini, make orientasi citra yang telat pada layar tersebut akan terbalik (Gambar 3a), Karena kita tidak terbiasa melihet objek yang terbalik, maka pada ala ii harus dilengkapi dengan komponen optik yang berfungsi sebagai pembalik citra sehingga orientasi citranya sesuai dengan orientasi objeknya (Gambar 3b), ensa obit © Gambar 3. Pmt cra pany etmek nceyebaan orienta cra eri ‘Dengan menambahkan Komponen optik pemball lira menghasilan oriatas yang sama dengan objelnya, Bagaimana cara kerja alat yang hanya terdri dari lense objestif, pembalik citra, dan layar ‘mampu membantu pengemudi dalam menduga jarak? Dengan menganggap bahwa permukaan jalan tol tempat ban kendaraan menapake merupakan permikan eg yang rt dans mak, pba pss miki ean permukaan jalan dapat dibaikan, Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahvwa jarak antara alat dan permukan jalan h adalah ttap. Sehinggn jak antara lat dan kendaraan di depannya x (lihat Gambar 4) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sederkana TRSW 0855-0083 X, PPLKAT 1994 Gambar 4, Skema perbandiagan antaraobjek dan citra yang dibentuk oleh lentaobjekti. dengan f panjang fokus lensa objektif dan y jarak citra antara gars singgung ban belakang dari kendaraan di depannya terhadap permukaan jalan dan sumbu optik pada layer, Dengan demikian, maka diperoleh fh y ‘Untuk mempermudah penjelasan perhitungan tersebut, diambil salah satu contoh perhitungan yang dipakci untuk sebuah kendaraan yang memberikan harga h = 1 meter. Pada berbapaijarak an berbagai panjang fokus lensa objektf, maka diperoleh hasil perhitungan seperti yang terlhat pad Tabel 1 Bila dipth salah satu lense objektif dengan panjang fokus 100 mm dan uluran vertikal layar 40 ‘mm, make citra gars singgung antara permukaan jalan dan ban belakang dari kendaraan di depannya yang berjarak 100 meter dari alt ini berada pada jarak 1 mm dari sumbu optik pada layer. Sementara untuk jarak 80 m berjarak 1.25 rom, Artinya, seisih antara dua gari tersebut hanya 0.25 mm, Suatu jarak yang sangat Kecil untuk dibedakan sehingea tidak mudah diihat oleh mata pengemudi. Untuk ina, lensa objektif dengan panjang fokus yang lebih panjang yang, Gipergunakan, Namun, kendal Iain yang dihadapi pada lensa berfokus panjang adalah ukuran vertikal layarnya yang menjadi besar dan alatnyapun menjadi besar pula. Untuk itu, maka harus lakukan kompromi dalam perancangannya, 3. PERANCANGAN OPTIK Dengan mempertimbangkan ukuran layar dan ukuran alat setelah jadi serta tinggi citra untuk setiap jarak objek, maka dipilih lensa dengan panjang fokus 500 mm, sehingga beda citra garis singgung untuk jarak objek 80 m dan 100 m adalah 1.25 mm. Suatu jarak yang tidak terlalu sulit untuk dapat dibuat ‘Namun, bagaimana cara pengemudi melakukan pengukuran tersebut pada fayar_sambil ‘mengerudikan kendaraan? To98 186 NORIO, “Tabet 1, Hasilperbitunganjarak sumbu optikterhadap cltra gals singgung antara permukaan jalan dan ‘ban belakang kendarsan yang terakur deagan menggunakan berbagal panjangfokuslensaobjektif 100. 50. 20 33.33 15 20 25 10 16.67 75 10 123 6 3 10 5 333, 3 3 625 1 3 4 s 08, 23 [333 {47 ‘067 2. 267 | 3.33 05 1 15 2 25, 0 30 [120 | 160 [200 [340 Bila setiap saat harus dilakukan pengukuran tersebut secara manual, maka alat ini bukan alat yang praktis, Dan salah satu cara yang paling tepat untuk mengatasi ketidak praktisan tersebut ‘adalah dengan membuat garis-garis mendatar pada layer untuk menunjukkan garis-garis singgung ban belakang dari kendaraan di depannya pada beberapa jarak tertentu. Narmun karena citra kendaraan di depannya yang terdapat pada layar bisa berada di setiap tempat, maka garis- saris mendatartersebut tidak dapat dibuat untuk setiap jarak kendarsan yang ada. Oleh karena itu, maka hanya beberapa garis mendatar saja yang dibuat. Dengan demikian, make alat ini berfungsi sebagai pengulur jarak hanya pada jarak-jarak tertentu saja dan hanya sebagai penduga jarak saja pada jarak-jarak lainnya. Gambar 5 mempertihatkan layar bergatis dengan ‘menggunakan lensa objek:tif berfokus S00 mm. 2000 GambarS, Skema gait paris pada layar dengan menggunakan lens ebjektf $00 mm dan sumbuoptik yang seajar permukaan jalan, ‘Rayossnoorx PPR Tg 77

Potrebbero piacerti anche