Sei sulla pagina 1di 3
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR: (DPSDA) MOMELIIS PEREANTORANND (0471) ssn BELOP ae : Press Release Pembentukan Komite DAS Lamasi, Era Menuju Pelibatan Publik dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Belopa, 7 Juli 2010. Hari ini Komite Daerah Aliran Sungai (DAS) Lamasi dibentuk dan dilantik oleh Bupati Kabupaten Luwu, H.A. Mudzakkar. DAS Lamasi memiliki potensi sektor ekonomi terutama untuk penyediaan air bersih, irigasi pertanian dan kebutuhan industri di Kabupaten Luwu. Pembentukan Komite DAS Lamasi (KDL) merupakan wujud upaya pelibatan pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air di DAS Lamasi di Kabupaten Luwu, serta merupakan komite pertama di Indonesia yang dibentuk berdasarkan Perda DAS Lamasi No. 9 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Wilayah DAS Lamasi. (Perda Pengaturan DAS pertama di Indonesia). KDL merupakan komite independen yang terdiri dari sebelas orang, terdiri dari empat organisasi pemerintah yaitu dari perwakilan Dinas Pengelolan Sumber Daya Air, Pertanian, Kehutanan, Pertambangan, serta tujuh orang perwakilan non pemerintah. Komite ini di ketuai oleh Bapak Sahrul S. yang merupakan perwakilan organisasi non pemerintah. Tugas pokok KDL ada dua hal, yang pertama melakukan komunikasi dengan publik dan yang kedua menjalankan fungsi-fungsi stratejik dalam pengelolaan sumberdaya air. Salah satunya menjadi wadah koordinasi dalam pengelolaan sumber daya air di DAS Lamasi, di dalam Kabupaten Luwu dan bekerjasama dengan Kabupaten Toraja dan Kabupaten Luwu Utara. - Anggota KDL berasal dari pemerintah dan organisasi non pemerintah yang memiliki kepedulian atas pengelolaan sumber daya air. “Anggota komite ini dipilih berdasarkan kompetensi dan keterwakilan para stakeho/der melalui sebuah tim seleksi. Dalam menjalankan tugasnya komite ini bertanggung jawab langsung kepada Bupati selaku kepala daerah" kata Bapak Antonius Dengen, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Luwu. KDL akan berkoordinasi dengan Dewan Sumberdaya Air Propinsi (DSDAP) dan Dewan ‘Sumber Daya Air Nasional (DSDAN) yang merupakan bentukan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Perkumpulan Telapak, Perkumpulan Bumi Sawerigading (PBS) dan Yayasan Ulayat Bengkulu yang tergabung dalam tim Capacity Development Project On A Negotiated Approach To integrated Water Resources Management (CDP IWRM NA) mendukung pembentukan KDL agar berperan maksimal mendorong pengelolaan sumber daya air bagi kepentingan masyarakat. Ibu Rita Sri Mustikasari, Koordinator Program Air Telapak mengatakan, “Kami sangat mendukung adanya Komite DAS Lamasi ini karena air merupakan hak dasar setiap warga negara yang sudah seharusnya terpenuhi. Kesalahan mengelola akan menambah beban hidup masyarakat, sehingga diperlukan adanya wadah yang dapat memastikan pengelolaan sumber daya air dapat diselenggarakan dengan baik.” Kabupaten Luwu merupakan daerah yang memiliki sumber daya air yang melimpah, tetapi belum dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. "Hanya masyarakat tertentu yang dapat menikmati air bersih yang sehat. Di sisi lain, masih banyak juga petani yang tidak memperoleh air irigasi yang cukup untuk usaha budidaya pertanian mereka,” kata Ibu Hisma Kahman, Koordinator Program Air Perkumpulan Bumi Sawerigading. Apalagi pada musim kemarau, kondisi seperti ini kadalangkala menimbulkan konflik antar petani sebagai pengguna sumber daya air" lanjutnya. Kontak: Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Luwu Tr. Antonius Dengen MSi E-mail: m.rahmat89@yahoo.com Telepon: 081342730158 Hisma Kahman, Koordinator Program Air Perkumpulan Bumi Sawerigading - Palopo E-mail: hisma_cute@yahoo.co.id Telepon: 081355076197 Rita Sri Mustikasari Koordinator Program Air Perkumpulan Telapak - Bogor E-mail: ritamustikasari@telapak.org Telepon: 08129660140 www.telapak.org dan www.air.telapak.org Catatan untuk Editor: Pembentukan Komite Daerah Aliran Sungai Lamasi merujuk pada kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Luwu yang dibentuk dalam Perda No 09/2006 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Lamasi dan Peraturan Bupati No 15/2006 tentang Pelaksanaan Perda No 09/2006. Selain itu juga berdasar pada UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Presiden No. 12/2008 tentang Dewan Sumberdaya Air. © Tim CDP IWRM NA (Capacity Development Project on a Negotiated Approach to Integrated Water Resources Management) adalah sebuah kelompok yang tergabung dalam proyek pengembangan kapasitas untuk pengelolaan sumberdaya air secara terpadu yang menggunakan pendekatan negosiasi. Tim CDP IWRM NA terdiri dari Hisma Kahman (Perkumpulan Bumi Sawerigading), Oka Andriansyah (Yayasan Ulayat Bengkulu), Denny Boy Mochran dan Rita Mustikasari (Telapak), Rob Koudstaal dan Wil Burghoorn (penasihat) dan Christian Purba (anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional) dan Sirajuddin (calon anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Selatan. * Perkumpulan Bumi Sawerigading Palopo (PBS) adalah salah satu organisasi nirlaba yang berbentuk perkumpulan. PBS mengabdikan dirinya di bidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dalam pembangunan Indonesia di Tana Luwu. Dengan pengembangan misi kepedulian terhadap pengembangan masyarakat dan lingkungan, PBS bertujuan melakukan penelitian, mendampingi dan mengembangkan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup sehingga memiliki kesadaran dan sikap pembelaan terhadap kegiatan yang bertentangan dengan nilal kearifan lokal. ‘Telapak adalah perkumpulan aktivis LSM, praktisi bisnis, akademisi, afiliasi media, serta masyarakat adat. Telapak bekerja bersama dengan masyarakat adat, petani, dan nelayan di Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan dan kehidupan yang bermartabat dan berkelanjutan. Salah satu misi utama Telapak adalah memimpin perubahan menuju kerakyatan dan kelestarian. Telapak telah melakukan sejumlah pemantauan atas Praktek-praktek pengelolaan sumber daya air yang tidak berkeadilan di Indonesia. Telapak juga mengembangkan upaya promosi sistem pengelolaan sumberdaya air terintegrasi melalui pendekatan negosiasi (negotiation approach). Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan DAS yang semakin parah dengan melakukan peningkatan kapasitas masyarakat melalui konsep building block hingga pada akhimnya akan menjadi bagian integral pengelolaan kawasan DAS.

Potrebbero piacerti anche