Sei sulla pagina 1di 7

Melinder: Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya c o a t e d t o n g u e

32

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN


T E R J A D I N YA C O ATE D T O N G U E PAD A P E G A W A I
NON-AKADEMIK
UNIVERSITAS SUMATERAUTARA
(THE RELATIONSHIP BETWEEN SMOKING HABIT AND THE OCCURRENCE
OF COATED TONGUE IN NON-ACADEMIC PERSONNEL OF UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA)
Melinder Kaur A/P Delwill Singh, Wilda Hafny Lubis
Department of Oral Medicine
Faculty of Dentistry University of Sumatera Utara
Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155
Telp. 061 8216131, Fax. 061 8213421

Abstract
Smoking is a habit that is often encountered in the community and may locally cause disturbances in
the oral cavity such as leukoplakia, stomatitis nicotina, smoker's melanosis, coated tongue, hairy
tongue, candidiasis, leukodema, tobacco keratosis, gingivitis, periodontitis, acute ulcerative
necrotizing gingivitis and oral cancer. There is a research that reports that coated tongue is the most
frequently encountered lesion in smokers which makes up 64%. The purpose of this research was to
examine the relationship between cigarette smoking which consists of the type of cigarette smoked,
duration of smoking and number of cigarettes smoked per day with the occurrence of coated tongue.
This research is an analytic survey which was conducted using a cross sectional approach to study the
dynamics of correlation between risk factors and effects which are smoking and the occurrence of
coated tongue. This research was conducted at the Biro Rektor of Universitas Sumatera Utara,
Indonesia in Medan, during October and November 2012. The number of samples taken were 68
smokers consisting of non-academic personnel of USU. Data on demographic and smoking habit was
obtained by direct interviews with subjects while clinical data was obtained by clinical examination of
the subjects who met the inclusion criteria. Analysis of data was performed to test the hypothesis by
collecting the univariate and bivariate data. The obtained data were analyzed with Chi-Square test
statistics. The results of this research shows anrelationship between the type of cigarettes smoked (P =
0.001) and the number of cigarettes smoked per day with the occurrence of coated tongue (P = 0.010).
However, there was no correlation between duration of smoking and the occurrence of coated tongue.
Out of the 68 personnel that were examined, there were 55 people who have coated tongue (80.88%).
In conclusion, there is a significant relationship between smoking and the occurrence of coated tongue
but no significant relationship between the duration of smoking and the occurrence of coated tongue.
Key Words: Relationship, Smoking, Coated Tongue

ABSTRAK
Merokok merupakan kebiasaan yang sering ditemui di masyarakat dan secara lokal dapat
menyebabkan gangguan di dalam rongga mulut misalnya leukoplakia, stomatitis nikotina, smokers
melanosis, coated tongue, hairy tongue, kandidiasis, leukodema, tobacco keratosis, gingivitis,
periodontitis, gingivitis ulseratif nekrosis akut dan kanker mulut. Terdapat laporan penelitian bahwa
coated tongue merupakan lesi yang paling sering ditemui pada perokok yaitu sebesar 64%. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok seperti jenis rokok
yang dihisap, lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap per hari dengan terjadinya coated tongue.

Melinder: Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya c o a t e d t o n g u e

33

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik yang dilakukan dengan menggunakan
rancangancross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efeknya yaitu kebiasaan merokok dengan terjadinya coated tongue. Penelitian ini dilakukan dalam
lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan Indonesia yaitu di biro rektor Universitas Sumatera
Utara selama bulan Oktober dan November 2012. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 68 orang
perokok yang terdiri dari pegawai non akademik USU. Pengumpulan data demografi dan data
kebiasaan merokok diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan subjek sedangkan data
klinik diperoleh dengan melakukan pemeriksaan klinis terhadap subjek yang memenuhi kriteria
inklusi.Analisa data dilakukan dengan menguji hipotesa yang dilakukan dengan mengumpulkan data
univariat dan data bivariat.Data yang terkumpul dianalisa dengan uji statistik Chi-Square. Hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara jenis rokok yang dihisap (P=0,001) dan jumlah
batang rokok yang dihisap per hari dengan terjadinya coated tongue (P=0,010). Namun tidak terdapat
hubungan antara lama merokok dengan terjadinya coated tongue. Dari 68 orang pegawai yang
diperiksa, terdapat 55 orang yang mempunyai kelainan coated tongue (80,88%). Kesimpulannya,
terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan terjadinya coated tongue namun
tidak ada hubungan yang bermakna antara lama merokok dengan terjadinya coated tongue.
Kata Kunci: Hubungan, Merokok, Coated Tongue

PENDAHULUAN
Rokok merupakan benda yang
sudah tidak asing dan kebiasaan merokok
sudah menjadi sangat umum dan meluas di
masyarakat. Pada tahun 2009, Indonesia
merupakan konsumen rokok keempat di
dunia setelah China, Federasi Rusia, dan
Amerika Serikat. Kebiasaan merokok
dihubungkan dengan berbagai macam
perubahan di dalam rongga mulut.
Perubahan
ini kemungkinan
besar
hasildariiritasi, racun, dan karsinogen yang
ditemukan secara alami dalam tembakau
yang diproses atau dibakar.
Salah satu akibat dari kebiasaan
merokok yang terjadi pada lidah adalah
coated tongue. Coated tongue adalah
keadaan dimana permukaan dorsal lidah
ditutupi selaput berwarna putih atau
berwarna lain yang merupakan tumpukan
dari debris, sisa-sisa makanan dan
mikroorganisme.
Menurut penelitian Gonul, dkk
(2011) di Turki menemukan bahwa coated
tongue merupakan lesi mukosa mulut yang
paling banyak ditemui pada perokok yaitu
sebesar 64% dari keseluruhan lesi mukosa
mulut yang diperiksa. Penelitian di
Jordania menunjukkan sebesar 8,2%

coated tongue ditemui dan disertai dengan


prevalensi yang tinggi pada laki-laki dan
ternyata terdapat hubungan yang kuat
antara kebiasaan merokok dan coated
tongue. Temperatur yang tinggi pada saat
merokok dan berbagai jenis toksin yang
terdapat dalam rokok dapat memberikan
efek yang berbahaya pada jaringan lunak
mulut. Merokokdapat mengeringkan mulut
yang
menghambat
air
liur
dari
menyingkirkan bakteri. Hal ini dapat
menyebabkan coated tongue. Merokok
sendiri dapat menyebabkan produksi
keratin yang berlebihan.
Namun sampai saat ini belum
diketahui secara pasti apakah kebiasaan
merokok dapat menimbulkan terjadinya
coated tongue ditinjau dari jenis rokok,
lama merokok dan jumlah rokok yang
dihisap per hari. Berdasarkan hal di atas,
maka dilakukan penelitian mengenai
hubungan kebiasaan merokok dengan
terjadinya coated tongue di kalangan
pegawai
non-akademik
Universitas
Sumatera Utara. Tujuan umum penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara
kebiasaan
merokok
dengan
terjadinya coated tongue.

34

Dentistry E-Journal,

Vol 2, No. 1, 2013: 32-38

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini adalah penelitian
survei analitik yang dilakukan dengan
rancangan
cross
sectional
untuk
mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efeknya yaitu
kebiasaan merokok dengan terjadinya
coated tongue. Penelitian ini dilakukan di
Biro Rektor Universitas Sumatera Utara,
Medan, Indonesia.Penelitian ini dilakukan
pada bulan Oktober 2012 dan pada bulan
November 2012 .Sampel penelitian ini
adalah pegawai-pegawai non akademik di
Biro Rektor Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai kebiasaan merokok.
Pada penelitian ini, teknik pengambilan
sampel adalah dengan menggunakan
metode purposive non probability
sampling.Penelitian ini telah mendapat
persetujuan dari Komisi Etik Kedokteran.
Pengumpulan
data
dilakukan
melalui wawancara langsung oleh peneliti
terhadap responden setelah meminta
informed consent. Kuesioner digunakan
sebagai alat pengumpulan data untuk
mengetahui data kebiasaan merokok.Data
klinikdiperoleh
dengan
melakukan
pemeriksaan
klinis
untuk
melihat
terdapatnya coated tongue. Data diedit,
diolah dan dianalisis melalui beberapa
tahapan.
HASIL
Subjek penelitian ini melibatkan 68
orang pegawai non-akademik laki-laki
yang mempunyai kebiasaan merokok di
Universitas Sumatera Utara. Usia rata-rata
untuk sampel perokok adalah 41,28 tahun.
Usia sampel perokok termuda yang
didapati sepanjang penelitian ini adalah 21
tahun dan usia tertua adalah 58 tahun. Data
demografis subjek penelitian dapat dilihat
pada tabel 1.
Data riwayat kebiasaan merokok
subjek penelitian yang dilihat dari jenis
rokok yang dihisap, lama merokok dan
jumlah rokok yang dihisap per hari dapat
dilihat pada tabel 2, 3 dan 4.Hasil yang
didapat pada penelitian ini yaitu prevalensi

coated tongue dapat dilihat pada tabel 5.


Hasil uji statistik hubungan antara
kebiasaan merokok dengan terjadinya
coated tongueyang dilihatdari jenis rokok
yang dihisap, lama merokok dan jumlah
rokok yang dihisap per hari dapat dilihat
pada tabel 6, 7 dan 8.
Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian
(Perokok) Berdasarkan Usia.
Usia

Jumlah (orang)

Persentase

< 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
Total

0
16
15
37
68

0
23,53
22,06
54,41
100

Tabel 2. Distribusi Persentase Perokok


Menurut Jenis Rokok Yang
Dihisap
Jenis Rokok
Rokok Putih
Rokok Kretek
Total

Jumlah (orang) Persentase


24
44
68

35,29
64,71
100

Tabel 3. Distribusi Persentase Perokok


Menurut Lama Merokok
Lama
Merokok
< 5 tahun
5-10 tahun
> 10 tahun
Total

Jumlah
(orang)
2
12
54
68

Persentase
2,94
17,65
79,41
100

Tabel 4. Distribusi Persentase Perokok


Menurut Jumlah Rokok Yang

Melinder: Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya c o a t e d t o n g u e

Dihisap Per Hari


Jumlah
Rokok/ Hari
1-10 batang
11-20 batang
> 20 batang
Total

Jumlah
(orang)
10
17
41
68

Persentase
14,71
25,0
60,29
100

Tabel 5. Prevalensi Coated Tongue


Coated Tongue
Ya
Tidak
Jumlah
(orang)
Persentase

55

13

80,88

19,12

Tabel 6. Hasil Uji Statistik Hubungan


Antara Jenis Rokok Dengan
Terjadinya Coated Tongue
Coated Tongue
Jenis
Rokok
Ya
Tidak
Rokok
14
10
Putih
(20,59%) (14,71%)
Rokok
41
3 (4,41%)
Kretek (60,29%)
* = signifikan

Total
24
44

Tabel 7. Hasil Uji Statistik Hubungan


Antara Lama Merokok Dengan Terjadinya
Coated Tongue
Lama
Merokok

Coated Tongue
Tidak
Ya

< 5 tahun
5-10
tahun

2
(2,94%)
11
(16,18%)

> 10
tahun

42
(61,76%)

* = signifikan

Total

12

(1,47
%)

12
(17,6
5%)

Nilai
P

0,631
54

35

Tabel 8. Hasil Uji Statistik Hubungan


Antara Jumlah Rokok Yang Dihisap Per
Hari Dengan Terjadinya Coated Tongue
Jumlah
Coated Tongue
Rokok/
Ya
Tidak
Hari
1-10
5
5
batang (7,35%) (7,35%)
11-20
13
4
batang (19,12%) (5,88%)
> 20
37
4
batang (54,42%) (5,88%)
* = signifikan

Total

Nilai
P

10
17

0,010
*

41

PEMBAHASAN
Berdasarkan data Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2003, prevalensi merokok pada pria
meningkat
cepat
seiring
dengan
bertambahnya umur. Berdasarkan tabel 2
didapati bahwa jenis rokok yang diminati
oleh pegawai non-akademik di Universitas
Sumatera Utara yaitu rokok kretek,
sebanyak 64,71%. Hasil ini berbeda
dibandingkan penelitian yang dilakukan
oleh Kang, KZ (2012) yang menemukan
61,2% perokok menghisap rokok putih dan
sebanyak 38,8% menghisap rokok kretek.
Walaupun harga rokok kretek lebih mahal
dibandingkan rokok putih, para pegawai
dapat membelinya karena mempunyai
pendapatan yang tetap. Rokok kretek juga
dikatakan lebih enak dibandingkan rokok
putih karena terdapat penambahan eugenol
yang akan menyebabkan efek anastetik
dimana asap inhalasinya lebih mendalam
dan berbahaya.
Pada tabel 3, terlihat bahwa
pegawai non-akademik di Universitas
Sumatera Utara paling banyak mempunyai
kebiasaan merokok lebih dari 10 tahun
(79,41%). Dari jumlah sampel yang diteliti
selama penelitian, hanya terdapat 12 orang
yang telah merokok selama 5-10 tahun
(17,65%). Kebanyakkan dari mereka sukar
untuk berhenti merokok karena sudah lama
merokok sehingga mempunyai ketagihan

36

terhadap rokok.Faktor-faktor psikologis


dan fisiologis inilah yang banyak
mempengaruhi kebiasaan merokok di
masyarakat.
Pada tabel 4 didapati berdasarkan
jumlah rokok yang dihisap per hari
didapati bahwa kebanyakkan pegawai
menghisap lebih dari 20 batang rokok
sehari yaitu sebesar 60,29%. Hal ini
dikarenakan mereka memilih untuk
merokok setiap kali adanya masalah untuk
menghilangkan stres.Mereka juga sering
merokok apabila terdapat waktu terluang
seperti pada waktu istirahat dan selesai
makan.
Pada tabel 5didapatikelainan lidah
berupa coated tongue pada penelitian ini
ditemui sebanyak 55 orang (80,88%) dari
68 subjek penelitian. Hasil penelitian ini
lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan
oleh Gonul, dkk (2011) yaitu sebanyak
64% dan penelitian Motallebnejad, dkk di
Iran (2008) sebanyak 30,1%. Hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan yang
rendah pada pegawai non akademik
Universitas Sumatera Utara yang menjadi
subjek penelitian terutama pengetahuan
kesehatan rongga mulut. Hal ini diketahui
dari tingkat pendidikan subjek yang
diteliti, dimana subjek dalam penelitian ini
umumnya pegawai administrasi dan
satpam. Kebiasaan merokok memiliki
peran terhadap terjadinya coated tongue.
Temperatur pada sebatang rokok yang
dibakar adalah 900oC untuk ujung rokok
yang dibakar dan 30oC pada ujung rokok
yang terselip di antara bibir perokok.
Merokok menyebabkan perubahan panas
pada jaringan mukosa mulut. Iritasi kronis
dan panas dari kebiasaan merokok
menyebabkan perubahan vaskularisasi dan
sekresi
kelenjar
liur
yangakan
mengakibatkan ronggamulut menjadi
kering
yangkemudian
akan
menghambatfungsi
air
liur
dalam
peranmenyingkirkanbakteri. Hal ini akan
menyebabkan penumpukan bakteri secara
terus menerus. Coated tongueterjadi
apabila bakteri dan debris terperangkap
antara papila lidah yang meradang.

Dentistry E-Journal,

Vol 2, No. 1, 2013: 32-38

Berdasarkan tabel 6, kelainan


coated tongue paling banyak ditemui pada
pegawai non akademik yang menghisap
rokok kretek yaitu sebesar 41 orang
(60,29%). Dari hasil yang diperoleh
terdapat hubungan yang signifikan antara
jenis rokok yang dihisap dengan terjadinya
coated tongue (nilai P = 0,001). Hal ini
dikarenakan kandungan nikotin pada rokok
kretek lebih tinggi dibanding rokok putih.
Pada rokok kretek tidak terdapat filter
yang dapat menyaring kandungan nikotin
yang masuk ke dalam rongga mulut. Efek
racun dan toksik dari nikotin menyebabkan
terjadinya perubahan pada lidah yaitu
coated tongue.
Pada tabel 7 didapatibahwa coated
tongue pada subjek penelitian yang telah
menghisap rokok lebih dari 10 tahun
sebesar 42 orang (61,76%). Hal ini
disebabkan rangsangan asap rokok yang
lama dapat menyebabkan perubahanperubahan yang bersifat merusak bagian
mukosa mulut yang terkena terutama lidah.
Jika mulut kering dan merokoksepanjang
waktu,lidah
akanmenjaditeriritasidan
meradangsehingga
menimbulkancoated
tongue.Apabila terdapat debris dan papila
filiformis yang berukuran kurang dari 3
mm pada permukaan dorsal lidah maka
dapat dapat disimpulkan adanya coated
tongue. Pada penelitian ini tidak
ditemukan hubungan yang signifikan
antara lama merokok dengan terjadinya
coated tongue (nilai P = 0,631).
Berdasarkan tabel 8, ditinjau dari
jumlah rokok yang dihisap per hari
didapati bahwa terdapat coated tongue
pada 37 orang (54,42%) yang menghisap
lebih dari 20 batang rokok sehari. Coated
tongue juga didapati pada subjek yang
menghisap rokok antara 11-20 batang per
hari yaitu 13 orang (19,12%) dan 5 orang
(7,35%) yang menghisap 1-10 batang
rokok per hari. Data ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara jumlah rokok yang dihisap per hari
dengan terjadinya coated tongue (nilai P =
0,010). Kelainan lidah yaitu coated tongue
paling banyak terlihat pada perokok berat.

Melinder: Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya c o a t e d t o n g u e

Perokok berat berdasarkan Cancer Journal


for Clinicians merupakan perokok yang
menghisap 26 batang rokok per hari atau
lebih.Hasil ini sesuai karena merokok
dapat mempengaruhi jumlah produksi
keratin.
Sebagai kesimpulan,coated tongue
mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap kebiasaan merokok di kalangan
pegawai
non-akademik
Universitas
Sumatera Utara dan terdapat prevalensi
coated tongue yang tinggi pada
perokok.Secara
garis
besar
dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara jenis rokok yang dihisap dengan
terjadinya coated tongue dan jumlah
batang rokok yang dihisap per hari dengan
terjadinya coated tongue. Namun tidak
terdapat hubungan antara lama merokok
dengan
terjadinya
coated
tongue.
Disarankan
untuk
menanggulangi
kebiasaan merokok yang semakin meluas
di
kalangan
masyarakat,
perlu
dikembangkan persepsi tentang buruknya
kebiasaan merokok melalui media massa
maupun penyuluhan secara langsung.
Diharapkan dokter gigi dan tenaga medis
dapat memberikan penyuluhan dan edukasi
kepada masyarakat tentang pentingnya
menjaga kebersihan rongga mulut terutama
lidah.Coated tongue dapat dicegah dengan
mengurangi kebiasaan merokok dan
faktor-faktor
etiologi
yang
dapat
menyebabkan
kelainan
lidah
ini.
Penggunaan pembersih lidah secara rutin
juga dapat mencegah terjadinya coated
tongue. Penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan untuk meneliti tentang lamanya
terpapar terhadap kebiasaan merokok, cara
merokok, dan evaluasi lebih lanjut antara
coated tongue dengan faktor etiologi
lainnya seperti oral hygiene, peminum teh
dan kopi, dan penyakit sistemik yang
diderita.

37

Daftar Pustaka
1. Shafey O, Eriksen M, Ross H, Mackay
J. The tobacco atlas. USA: Bookhouse,
2009: 16, 32-3.
2. Yanbaeva
DG,
Dentener
MA,
Creutzberg EC, Wessiling G, Wouters
EFM. Systemic effects of smoking. J
CHEST 2007; 13: 1557-66.
3. Departmen
Kesehatan
Republik
Indonesia. Konsumsi tembakau dan
prevalensi merokok di Indonesia.
Indonesia: World Health Organization
Indonesia, 2003: 1-2.
4. Trandafir V, Trandafir D, Gogalniceanu
D, Popescu E, Vicol C, Burlui V.
Tobacco
induced
oral
mucosal
modifications. J International Med Dent
2010; 1: 84-91.
5. Gonul M, Gul U, Kaya I, Kocak O,
Cakmak SK, Kilic A, Kilic S. Smoking,
alcohol consumption and denture use in
patients with oral mucosal lesions. J
Dermatol Case Report 2011; 5(4): 6468.
6. Darwazeh AMG, Almelaih AA. Tongue
lesions in a Jordanian population.
Prevalence, symptoms, subjects
knowledge and treatment provided.
Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2011;
16(6): 745-9.
7. American Academy of Oral and
Maxillofacial Pathology. Hairy/coated
tongue
patient
information.www.aaomp.org
(Juli
5.2012).
8. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna
kelainan rongga mulut yang lazim. Alih
Bahasa. Susetyo B. Jakarta: Hipokrates,
1998: 8, 42-4.
9. Danser MM, Gomez SM, Weijden GA.
Tongue coating and tongue brushing: a
literature review. Int J Dent Hygiene
2003; 151-8.
10. Currie GP. ABC of COPD. Singapore:
Fabulous Printers, 2007: 7-9.
11. Kang KZ. Hubungan kebiasaan
merokok dengan terjadinya stomatitis
nikotina pada pegawai non-akademik
Universitas Sumatera Utara. Tesis.

38

Medan: Universitas Sumatera Utara,


2012: 33.
12. Motallebnejad M, Babaee N, Sakhdari
S. An epidemiologic study of tongue
lesions in 1901 Iranian dental
outpatients. J of Contemp Dent Pract
2008; 9 (7): 1-17.

Dentistry E-Journal,

Vol 2, No. 1, 2013: 32-38

Potrebbero piacerti anche