Sei sulla pagina 1di 19

ADMIXTURE [BAHAN TAMBAH] UNTUK CAMPURAN BETON

Bahan Tambah (admixture) untuk Campuran Beton


1.Latar belakang penggunaan Bahan Tambah (admixture) untuk Campuran Beton
untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton tersebut masih ditambahkan bahan
tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical additive) dan mineral/material tambahan.
Zat kimia tambahan tersebut biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi
langsung mempengaruhi kondisi campuran beton. Sedangkan mineral/material tambahan
berupa agregat yang mempunyai karakteristik tertentu. Penambahan zat-zat kimia atau
mineral tambahan ini diharapkan dapat merubah performa dan sifat-sifat campuran beton
sesuai dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan, serta dapat pula sebagai bahan pengganti
sebagian dari material utama penyusun beton. Standar pemberian bahan tambahan beton ini
pun sudah diatur dalam SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beton.
Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan untuk
mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S18-1990-03).
Berdasarkan ACI (American Concrete Institute), bahan tambah adalah material selain air,
agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan
sebelum atau selama pengadukan berlangsung.
Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak mengubah
komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini cenderung
merupakan pengganti atau susbtitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena tujuannya
memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan
dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara
langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah.
Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus memperhatikan
standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional Indonesia), ASTM (American Society for
Testing and Materials) atau ACI (American Concrete Institute) dan yang paling utama
memperhatikan petunjuk dalam manual produk dagang.

2.Tujuan pengguanaan bahan tambah (admixture)untuk campuran pada beton


Berdasarkan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa tujuan penggunaan zat kimia
diantaranya yaitu
a. Water reduction. {Zat kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton}
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengan kekentalan
yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang lebih encer. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, dengan tidak mengurangi
kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama, tapi adukan dibuat
menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam penuangan.
b. Retarder {zat kima untuk memperlambat proses ikatan campuran beton}
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses
pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai
penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat
tambahan ini diantarannya berupa gula, sucrose, sodium gluconate, glucose, citric acid, dan
tartaric acid.
c. Accelerators {zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton}
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton, pencampuran beton
dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang digunakan adalah
CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian, lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat,
karena penggunaan khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada penulangan.
Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari ketiga perilaku
penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi penggunaan air dan memperlambat
proses ikatan campuran beton, atau untuk mengurangi air dan mempercapat waktu pengikatan
serta pengerasan campuran beton.
3.Jenis jenis bahan tambah (admixture)
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu
bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive).

I. Chemical admixtures (bahan tambah kimia)


Menurut standar ASTM , terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu:
1)Tipe A, Water-Reducing Admixtures
2)Tipe B, Retarding Admixtures
3)Tipe C, Accelerating Admixtures
4)Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures
5)Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures
6)Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures
7)Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures
Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah ini biasa
disebut water reducer atau plasticizer.Plasticizer dapat digunakan dengan cara-cara sebagai
berikut:
- Kadar semen tetap, air dikurangi
Cara ini untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau faktor air semen (fas)
yang rendah. Dengan faktor air semen yang rendah akan meningkatkan kuat tekan beton.
Dengan penambahan plasticizer, walaupun fas rendah, beton tetap memiliki sifat
workabilitas yang baik.
- Kadar semen tetap, air tetap
Cara ini untuk memproduksi beton dengan slump yang lebih tinggi. Tingginya nilai slump
akan memudahkan penuangan adukan.
- Kadar semen dikurangi, faktor air semen tetap
Cara ini dilakukan untuk memperoleh beton dengan penggunaan semen yang lebih sedikit,
sehingga mengurangi biaya.
Komposisi dari plasticizer diklasifikasikan secara umum menjadi 4 kelas:
1.Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
2.Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
3.Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya
4.Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan,kandungan garamnya.
Berdasarkan prosentase pengurangan jumlah air, plasticizer / water reducer dibedakan
menjadi 3 macam:
1.Normal water reducer : Penggunaan jenis ini mampu mengurangi air antara 5 10%.
2.Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10 15%.
3.High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu mengurangi air
antara 20 40%.
Mekanisme adanya penambahan plasticizer dapat dijelaskan sebagai berikut:
Senyawa diserap oleh bidang muka antara air dengan zat padat. Partikel padat tersebut
mengandung muatan sisa pada permukaannya dapat positif, negatif ataupun keduanya. Pada
pasta semen, akibat perbedaan muatan tersebut, partikel dengan muatan berbeda yang
posisinya berdekatan menyebabkan gaya elektrostatik, selanjutnya partikel mengalami
flokulasi/ penggumpalan (Gambar 1.a). Sejumlah air diikat oleh gumpalan tersebut dan

diserap pada permukaan padat, sedang sedikit air yang tersisa mampu mengurangi
viskositas/kekentalan pada pasta dan juga pada beton. Molekul pada plasticizer berfungsi
menetralisir muatan pada permukaan atau membuat seluruh permukaan tersebut bermuatan
seragam. Kemudian partikel tersebut saling tolak menolak (tidak lagi saling tarik menarik),
sehingga semua partikel saling berpencar/dispersi dalam pasta (Gambar 1.b). Hal ini
membuat sebagian besar air mampu untuk mengurangi viskositas pada semen dan beton.
Interaksi pada permukaan ini hampir pasti diketahui terjadi pada partikel semen, dan dapat
pula terjadi pada fraksi terhalus dari agregat halus.
4.Contoh produk plasticizer:

.Plastiment NS

Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat. Plastiment NS
memenuhi standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-194 Tipe A. Plastiment NS
direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi beton kualitas tinggi dengan peningkatan
kuat tekan awal dan waktu ikatan normal. Produk ini dapat mengurangi air sampai dengan
10% untuk memperoleh beton yang mudah dikerjakan dengan kuat tekan dan kuat lentur yang
lebih tinggi. Dosis yang digunakan adalah 130 265 ml untuk tiap 100 kg semen.

Plastocrete 161W

Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi persyaratam ASTM C494 Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan pada beton kualitas tinggi dengan
workabilitas sangat baik dan waktu ikatan cepat. Plastocrete 161W memberikan hasil yang
optimal apabila dikombinasikan dengan fly ash (abu terbang). Dosis yang digunakan adalah
195 650 ml/100 kg semen.

Plastocrete 169

Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder. Produk ini telah
memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk beton normal dan memerlukan
retarder. Tujuan ganda Plastocrete 169 sebagai water reducer normal dan set retarder
memberikan fleksibilitas yang tinggi pada penggunaannya dan dapat dikombinasikan untuk
meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis. Apabila digunakan untuk reducer, digunakan

dosis 261-391 ml/100 kg semen. Apabila digunakan sebagai set retarder, dosis 390-520
ml/100 kg berat semen.

Viscocrete 4100

Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer dan
superplasticizer. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A dan F. Bahan tambah
ini dapat digunakan dengan dosis rendah untuk mengurangi air antara 10-15% dan apabila
digunakan dengan dosis tinggi mampu mengurangi air hingga 40%. Produk ini dapat
digunakan untuk Self Compacting Concrete (SCC) karena dapat memberikan workabilitas
yang tinggi. Viscocrete 4100 tidak mengandung formaldehid dan kalsium klorida serta tidak
menyebabkan korosi pada tulangan baja. Untuk tujuan umum dosis yang direkomendasikan
sebanyak 195-520 ml/100 kg semen. Apabila diinginkan pengurangan air secara maksimum,
dosisnya dapat mencapai 780 ml/100 kg semen.
http://tosimasipil.blogspot.com/2013/07/admixture-bahan-tambah-untuk-campuran.html
DUNIA SIPIL on Wednesday, July 17, 2013

Bahan Tambah Untuk Campuran Beton (Plasticizer, Retarder dan Hardener)

Written By Ferry Ndale on Jumat, 01 Juli 2011 | 09.15

Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan
tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi Bahan
Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03).

Berdasarkan ACI (American Concrete Institute), bahan tambah adalah material


selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau
mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.

Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan
tambah ini cenderung merupakan pengganti atau susbtitusi dari dalam campuran
beton itu sendiri. Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan
karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka
kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara
langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah.

Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus memperhatikan


standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional Indonesia), ASTM (American
Society for Testing and Materials) atau ACI (American Concrete Institute) dan
yang paling utama memperhatikan petunjuk dalam manual produk dagang.

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan
bahan tambah yang bersifat mineral (additive).

II. Chemical admixtures (bahan tambah kimia)


Menurut standar ASTM , terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu:
1. Tipe A, Water-Reducing Admixtures
2. Tipe B, Retarding Admixtures
3. Tipe C, Accelerating Admixtures
4. Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures
5. Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures
6. Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures

7. Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures


Water-Reducing Admixtures (Plasticizer)
Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu. Bahan tambah ini biasa disebut water reducer atau plasticizer.

Plasticizer dapat digunakan dengan cara-cara sebagai berikut:


1. Kadar semen tetap, air dikurangi
Cara ini untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau faktor air
semen (fas) yang rendah. Dengan faktor air semen yang rendah akan
meningkatkan kuat tekan beton. Dengan penambahan plasticizer, walaupun fas
rendah, beton tetap memiliki sifat workabilitas yang baik.
2. Kadar semen tetap, air tetap
Cara ini untuk memproduksi beton dengan slump yang lebih tinggi. Tingginya
nilai slump akan memudahkan penuangan adukan.
3. Kadar semen dikurangi, faktor air semen tetap
Cara ini dilakukan untuk memperoleh beton dengan penggunaan semen yang
lebih sedikit, sehingga mengurangi biaya.
Komposisi dari plasticizer diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:
1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya
4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya
5. Material lain seperti:

Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, posfat, klorida


Asam amino dan turunannya

Karbohidrat, polisakarin dan gula asam

Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, naptan, silikon, hidrokarbonsulfat.

Berdasarkan prosentase pengurangan jumlah air, plasticizer/water reducer


dibedakan menjadi 3 macam:
1. Normal water reducer : Penggunaan jenis ini mampu mengurangi air
antara 5 10%.
2. Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10
15%.
3. High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu
mengurangi air antara 20 40%.
Mekanisme adanya penambahan plasticizer dapat dijelaskan sebagai berikut:
Senyawa diserap oleh bidang muka antara air dengan zat padat. Partikel padat
tersebut mengandung muatan sisa pada permukaannya dapat positif, negatif
ataupun keduanya. Pada pasta semen, akibat perbedaan muatan tersebut,
partikel dengan muatan berbeda yang posisinya berdekatan menyebabkan gaya
elektrostatik, selanjutnya partikel mengalami flokulasi/ penggumpalan (Gambar
1.a). Sejumlah air diikat oleh gumpalan tersebut dan diserap pada permukaan
padat, sedang sedikit air yang tersisa mampu mengurangi viskositas/kekentalan
pada pasta dan juga pada beton. Molekul pada plasticizer berfungsi menetralisir
muatan pada permukaan atau membuat seluruh permukaan tersebut bermuatan
seragam. Kemudian partikel tersebut saling tolak menolak (tidak lagi saling tarik
menarik), sehingga semua partikel saling berpencar/dispersi dalam pasta
(Gambar 1.b). Hal ini membuat sebagian besar air mampu untuk mengurangi
viskositas pada semen dan beton. Interaksi pada permukaan ini hampir pasti
diketahui terjadi pada partikel semen, dan dapat pula terjadi pada fraksi terhalus
dari agregat halus.

Gambar 1 Dispersion Action akibat Plasticizer: (a) Pasta menggumpal;


(b) Pasta berpencar

Contoh produk plasticizer:


1. Plastiment NS
Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat. Plastiment
NS memenuhi standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-194 Tipe A. Plastiment
NS direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi beton kualitas tinggi dengan
peningkatan kuat tekan awal dan waktu ikatan normal. Produk ini dapat
mengurangi air sampai dengan 10% untuk memperoleh beton yang mudah
dikerjakan dengan kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi. Dosis yang
digunakan adalah 130 - 265 ml untuk tiap 100 kg semen.
2. Plastocrete 161W
Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi persyaratam
ASTM C-494 Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan pada beton kualitas
tinggi dengan workabilitas sangat baik dan waktu ikatan cepat. Plastocrete 161W
memberikan hasil yang optimal apabila dikombinasikan dengan fly ash (abu
terbang). Dosis yang digunakan adalah 195 - 650 ml/100 kg semen.
3. Plastocrete 169
Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder. Produk ini
telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk beton normal dan
memerlukan retarder. Tujuan ganda Plastocrete 169 sebagai water reducer
normal dan set retarder memberikan fleksibilitas yang tinggi pada
penggunaannya dan dapat dikombinasikan untuk meningkatkan kualitas maupun
nilai ekonomis. Apabila digunakan untuk reducer, digunakan dosis 261-391
ml/100 kg semen. Apabila digunakan sebagai set retarder, dosis 390-520 ml/100
kg berat semen.
4. Viscocrete 4100
Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer dan
superplasticizer. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A dan F.
Bahan tambah ini dapat digunakan dengan dosis rendah untuk mengurangi air
antara 10-15% dan apabila digunakan dengan dosis tinggi mampu mengurangi
air hingga 40%. Produk ini dapat digunakan untuk Self Compacting Concrete
(SCC) karena dapat memberikan workabilitas yang tinggi. Viscocrete 4100 tidak
mengandung formaldehid dan kalsium klorida serta tidak menyebabkan korosi
pada tulangan baja. Untuk tujuan umum dosis yang direkomendasikan sebanyak
195-520 ml/100 kg semen. Apabila diinginkan pengurangan air secara
maksimum, dosisnya dapat mencapai 780 ml/100 kg semen

http://khedanta.wordpress.com/2012/06/11/bahan-tambah-untuk-campuran-beton/

Retarder adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton.
Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena
kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu pengerasan untuk menghindari cold
joints. Proses percepatan hidrasi berarti bahwa semen menggunakan sejumlah air untuk
hidrasi yang sedianya digunakan untuk memberikan sifat workabilitas. Oleh karena itu,
diperlukan air yang lebih untuk mempertahankan nilai slump pada tingkat yang diinginkan,
yang berarti kuat tekan beton menjadi berkurang. Temperatur yang tinggi, kelembaban yang
rendah dan angin menyebabkan penguapan air yang sangat cepat dalam campuran pada saat
musim panas. Pengeringan beton ini menimbulkan cracking pada permukaan.

Komposisi retarder dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
2. Hydroxy-carboxylic acids dan kandungan garamnya
3. Gula dan turunannya
4. Garam anorganik
Sebagaimana diketahui, jenis 1 dan 2 termasuk jenis yang digunakan untuk plasticizer.

Retarder menunda proses pengikatan semen dengan membentuk lapisan tipis pada partikel
semen sehingga memperlambat reaksi dengan air. Cara lain dengan meningkatkan jarak antara
molekul pada silikat dan aluminat dengan molekul air dengan membentuk senyawa sementara
pada sistem. Dengan formasi silikat dan aluminat hidrat, pengaruh retarder berkurang dan
proses hidrasi kembali normal.

Beberapa jenis retarder dapat mengurangi jumlah air yang diperlukan pada campuran dan
dapat pula menangkap udara dalam beton. Retarder tidak memberikan pengaruh secara

signifikan pada waktu waktu ikatan akhir (final setting time) semen atau tidak banyak
berpengaruh pula pada kekuatan beton umur 28 hari.

Berdasarkan

penelitian

tentang

pengaruh

retarder,

menunjukkan

bahwa

retarder

memperlambat nilai hidrasi awal C3S dengan memperpanjang dormant period (tahap 2),
sehingga berakibat waktu ikatan (setting time) bertambah panjang. Pertambahan panjang
dormant period sebanding dengan jumlah retarder yang digunakan, dan apabila dosis melebihi
kadar tertentu, hidrasi C3S tidak akan berlanjut melebihi tahap 2 dan pasta semen tidak akan
mengeras. Sehingga penting untuk menghindari overdosis penggunaan retarder.

Retarder biasa ditambahkan pada beton pada kondisi dimana jarak antara tempat pengadukan
beton dengan tempat penuangan adukan cukup jauh. Beberapa jenis water reducer biasanya
berfungsi juga sebagai set retarder.

Contoh produk retarder:


1. Plastiment
Plastiment merupakan produk Sika yang berfungsi sebagai retarder dan water reducer.
Plastiment telah memenuhi persyaratan ASTM C-494 Tipe B and D. Plastiment efektif
digunakan pada temperatur udara panas karena dapat memperlambat reaksi hidrasi dan
mengontrol panas hidrasi. Pada beton massa, penambahan Plastiment dapat mengontrol
kenaikan temperatur dan mengurangi resiko retak thermal. Untuk kondisi normal,
penambahan Plastiment sebanyak 130-260 ml untuk tiap 100 kg bahan semen.
2. Plastocrete 161MR
Plastocrete 161MR (produk Sika) dengan bahan dasar polimer dan telah memenuhi standar
ASTM C-494 Tipe B and D. Produk ini direkomendasikan untuk digunakan apda beton
kualitas tinggi dengan workabilitas tinggi dan memerlukan perpanjangan waktu ikatan. Dosis
penggunaan 130-390 ml/100 kg berat semen.

http://www.ferryndalle.com/2011/07/retarding-admixture-retarder.html
mengkondisikan beton dengan material tambahan
Posted: October 26, 2012 in material
0

1 Vote

Pada umumnya material beton terdiri dari semen, air, pasir


(agregat halus) dan kerikil (agregat kasar) yang kemudian dicampur dan diaduk hingga
tercampur secara merata. Perbandingan jumlah material beton akan berpengaruh pada kuat
beton itu sendiri. Kuat beton biasanya diukur dengan cara ditekan atau diberi beban pada
umur beton 28 hari. Beton yang dibuat secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan
antara 1832 Mpa. (N/mm2) dan berat 2,4 ton/m3, biasanya disebut sebagai beton normal/
konvensional, sedangkan beton yang mempunyai kuat tekan di atas 35 Mpa biasanya disebut
dengan beton mutu tinggi.

Beton mutu tinggi umumnya ditambahkan bahan tambahan atau additive dan admixture, yaitu
bahan selain semen, agregat, dan air yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum atau
selama pengadukan beton untuk mengubah sifat beton sesuai dengan keinginan perencana.
Penambahan additive atau admixture tersebut ke dalam campuran beton ternyata telah terbukti
meningkatkan kinerja beton hampur di semua aspeknya, yaitu kekuatan, kemudahan
pengerjaan, keawetan, dan kinerja-kinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi
konstruksi modern.
Bahan additive dan admixture dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: Air Entraining
Agent (ASTM C260), AdmixtureKimia (Bahan Tambahan Kimia, ASTM C49 dan BS 5075),
dan Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral).
Air Entraining Agent (ASTM C260)

Yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar


beton tahan terhadap pembekuan dan pencucian terutama untuk daerah salju.
Pengaruh air entraining admixture terhadap sifat-sifat beton meliputi: Kekuatan Tekan Beton,
Workabilitas Beton (kemudahan pekerjaan), Pengikatan Waktu, Bleeding (keluarnya air ke
permukaan beton), Perubahan Volume (volume deformation), Kohesif, Density (berat jenis),
dan Keawetan Beton (durability).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian admixture (AEA):
1. Penambahan jumlah pasir dari 35% sampai 40% akan menambah kadar udara 4.5%
sampai 5%. Penambahan semen 90 kg/m3 akan mengurangi 1% udara.
2. Pengukuran kadar udara sebaiknya teratur (regular), menurut standard yang ada,
ASTM atau BS 1881 Part 2.
3. Kenaikan temperatur beton akan mengurangi kandungan udara (air content).

4. Waktu pencampuran (Mixing) akan mempengaruhi kadar udara (air content).


5. Pengikatan beton dapat mengurangi kadar udara sampai 0.5%.
Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia, ASTM C49 dan BS 5075)
Yaitu bahan tambahan cairan kimia yaitu ditambahkan untuk mengendalikan waktu
pengerasan (mempercepat atau memperlambat), mereduksi kebutuhan air, memudahkan
pengerjaan beton (meningkatkan slump) dan sebagainya.
Admixture Kimia dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:
Tipe A: Water Reducer (WR) atau plasticizer.
Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang digunakan. Dengan pemakaian
bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan
adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer pada faktor air semen yang
sama.
Pengaruhnya pada beton:
1. Kekuatan Tekan: Tegangan tekan beton bertambah karena adanya pengurangan air, hal
ini dikarenakan faktor a/s (air semen) berkurang. Penambahan kekuatan diperkirakan
10%.
2. Setting Time: Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari campuran
beton tidak berubah.
3. Workability: Bila tidak ada perubahan faktor air semen (a/s), water reducing
menambah workability beton. Untuk slump awal 25-75 mm dapat ditambah dengan
50-60 mm.
4. Loss Slump: Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi air water reducing
admixture umumnya sama atau lebih besar dari beton biasa. Dimana bila
digunakan water reducing admixture (WRA) akan menambah workability dan waktu
pencampuran.

5. Air Entrainment: Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung meningkatkan


jumlah kadar udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan dasar Salt hydroxy
carboxylic dan Polysacharides tidak menambah kadar udara dan bahkan sering
mengurangi kadar udara.
6. Panas Hidrasi: Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan WRA.
7. Perubahan Bentuk: Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruh dengan
adanya WRA.
8. Durability: Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali airnya
dikurangi yang menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.
Tipe B: Retarder
Bahan kimia untuk memperlambat proses ikatan beton. Bahan ini diperlukan apabila
dibutuhkan waktu yang cukup lama antara pencampuran/ pengadukan beton dengan
penuangan adukan. Atau dimana jarak antara tempat pengadukan beton dan tempat penuangan
adukan cukup jauh.
Tipe C: Accelerator
Bahan kimia untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton. Bahan ini digunakan
jika penuangan adukan dilakukan di bawah permukaan air, atau pada struktur beton yang
memerlukan pengerasan segera.
Beberapa macam accelerator, yaitu Calsium chlorida (CaCl2), Aluminium Chlorida, Natrium
Sulfat, dan Aluminium Sulfat.
Tipe D: Water Reducer Retarder (WRR)
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan memperlambat proses
ikatan.
Pengaruhnya pada beton adalah Kekuatan Tekan, Setting Time, dimana retarder
menghambat setting time beton.
Tipe E: Water Reducer Accelerator

Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses
ikatan. Pengaruhnya pada beton:
1. Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal beton, pengaruh
kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water reducing dicampur accelerator,
keuntungan kekuatan jangka panjang akan diapat berhubungan langsung dengan
penurunan rasio air-semen (a/s).
2. Setting Time. Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek daripada
beton biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium klorida pada setting
time lebih besar daripada kalsium format.
3. Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit
peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas
dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan water reducing.
4. Air Entrainment. Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment.
5. Bleeding. Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.
6. Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan
memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran bahan biasa.
Total panas hidrasi tidak mempengaruhi.
7. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying shrinkage.
Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada menunjukkan ada
sedikit pengaruh pada creep.
8. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah
yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan
memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.
Tipe F: High Range Water Reducer (Superplasticizer)
Bahan kimia yang berfungsi mengurangi air sampai 12% atau bahkan lebih. Dengan
pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada

nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan kekentalan lebih encer
dengan fakor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi.
Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam air yang telah
dipersatukan dengan menggunakan proses polymerisasi yang komplek untuk menghasilkan
molekul-molekul panjang dari massa molecular yang tinggi. Molekul-molekul panjang ini
akan membungkus diri mengelilingi partikel semen dan memberikan pengaruh negatif yang
tinggi sehingga antar partikel semen akan saling menjauh dan menolak. Hal ini akan
menimbulkan pendispersian partikel semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan
meningkatkan

workabilitas.

Perbaikan

workabilitas

ini

dapat

dimanfaatkan

untuk

menghasilkan beton dengan workability yang tinggi atau menghasilkan beton dengan kuat
tekan yang tinggi.
Bahan ini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi pemisahan
(segregasi/ bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, maka
bahan ini berguna untuk pencetakan beton di tempat-tempat yang sulit seperti tempat pada
penulangan yang rapat.
Superplasticizer dapat memperbaiki workabilitas namun tidak terpengaruh besar dalam
meningkatkan kuat tekan beton untuk faktor air semen yang diberikan. Namun
kegunaan superplasticizer untuk beton mutu tinggi secara umum sangat berhubungan dengan
pengurangan jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan ini tergantung dari kandungan
air yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L.J. Parrot, 1998).
Superplasticizer tidak akan menjadikan encer semua campuran beton dengan sempurna,
oleh karenanya campuran harus direncanakan untuk disesuaikan.
Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis superplasticizer secara
normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Larutan superplasticizer terdiri dari
40% material aktif. Ketika superplasticizer digunakan untuk mengurangi jumlah air, dosis
yang digunakan adalah lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton. (Neville, 1995)
Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:
1. Koondensasi sulfonat melamin formaldehyde (SMF) dengan kandungan klorida
sebesar 0,005%.

2. Sulfonat nafthalin formaldehid (SNF) dengan kandungan klorida yang dapat


diabaikan.
3. Modifikasi lignosulfonat tanpa kandungan klorida.
4. Carboxyl acrylic ester copolymer.
Keempat jenis bahan tambahan ini terbuat dari sulfonat organik dan disebut superplasticizer
karena bahan ini dapat mengurangi air pada campuran beton sementara slump beton
bertambah sampai 8 in (208 mm) atau lebih. Bahan-bahan ini digunakan untuk menghasilkan
beton mengalir tanpa terjadinya pemisahan yang tidak diinginkan dan umumnya terjadi
pada beton dengan jumlah air yang besar untuk meningkatkan kekuatan beton, karena
memungkinkan pengurangan kadar air guna mempertahankan workabilitas yang sama.
Jenis SMF dan SNF yang disebut garam sulfonik lebih sering digunakan karena lebih efektif
dalam mendispersikan butiran semen, juga mengandung unsur-unsur yang memperlambat
pengerasan.
Tipe G: High Range Water Reducer (HRWR)
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses
ikatan dan pengerasan beton. Bahan kimia tambahan biasanya dimasukkan dalam campuran
beton dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan-bahan utama, maka
tingkatan kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan beton biasa. Hal ini untuk
menjamin agar tidak terjadi kelebihan dosis, karena dosis yang berlebihan akan bisa
mengakibatkan menurunnya kinerja beton bahkan lebih ekstrem lagi bisa menimbulkan
kerusakan pada beton.
Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral)
Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang dihaluskan yang ditambahkan
untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan kekuatan serta keawetannya
meningkat. Yang termasuk dalam Mineral Admixtureadalah Pozzolan dan bahan tambahan
khusus lainnya yang berasal dari mineral.
Sifat-sifat semen yang menggunakan Pozzolan antara lain:

1. Panas hidrasi akan turun karena adanya tambahan pozollan kandungan C3A dalam
semen berkurang.
2. Campuran pasta semen pada keadaan konsistensi normal maka faktor air semakin
meningkat dengan adanya pozollan.
3. Workability dari beton yang memakai semen pozollan akan lebih baik.
4. Merubah waktu setting.
5. Merubah kekuatan beton.
6. Dan lainnya.
Bahan Tambahan Lainnya (Miscellanous Admixture)

Yang termasuk kategori bahan tambahan ini ialah semua


bahan tambahan yang tidak termasuk kategori di atas, misalnya, bahan tambahan jenis
polimer, fiber mash, bahan pencegah karatan, bahan tambahan yang dapat mengembang,
bahan tambahan untuk perekat/ bonding admixture.(Danial/ Dari berbagai sumber)
Sumber: Majalah MEDIAtren Konstruksi Edisi September-Oktober 2012 Halaman 56-60
http://iifp.wordpress.com/2012/10/26/mengkondisikan-beton-dengan-material-tambahan/

Potrebbero piacerti anche