SISTEM INFORMASI GRAFIS DALAM PERENCANAAN
1 LINGKUNGAN PEMUKIMAN BERBASIS SISTEM PAKAR
Oteh =
1 Samba Rukmie W RPU*)
Intisari
Sistem informasi grafis (SIG) adalah informatika dan teori informasi yang mencakup : Konsep
dasar teori informasi; sumber dan tujuan informasi; sandi informasi; realisasi sandi digital, digit
biner; penyandian digital; model sistem informasi; landasan matematis teori informasi; aplikasi teori
informasi serta: manajemen informatika dan komputer. Bahasa informasi dapat direkam dalam
bentuk grafis.
$ Pemakaian SIG untuk analisis tapak dan penggambaran dalam perencanaan lingkungan |
: pemukiman (PLP) meliputi : penggambaran perspektif atau isometrik dari topograft; analisis lereng, (
perhitungan kupasan dan urugan; analisis daerah aliran sungai dan telagh simulasi. SIG sangat mem- (
bantu arsitek perencana lingkungan pemukiman (APLP) mempercepat penyelesaian pekerjaan-
nya.
a Seorang APLP dalam mempergunakan SIG memerlukan pengetahuan sistem pakar (SP). SP
(Expert system) merupakan salok satu bidang yang paling banyak memperoleh perhatian dalam
disiplin ilmu komputer. SP merupakan ujung tombak Hlmu Komputer, yang mencoba meman-
faatkan mesin komputer untuk melakukan tugas-lugas yang sampai saat ini masih langka.
i Pengetahuan yang dikanduny dalam suatu SP terdiri dari fakta-fakta informasi yang terbuka
bagi siapa saja dan telah disepakati oleh para ahli secara umum, Namun kecuali mempunyai sifat ter-
buka tersebut, SP juga mempunyai sifat tertutup, karena hanya didiskusikan antar para pakar atau
kalangan sendiri. Keampuhan SP apat dinilai dari kualitas dan besarnya dasar pengetahuan yang
dimilikinya.
Proses SIG untuk PLP berbasis SP dimulai dengan pengumpulan date dasar yang berkaitan
secura khusus dengan tapak tersebut dan daerah sekitarnya. Data ini harus meliputi faktor-faktor
seperti : rencana induk dan penelaahannya; peraturan penduerahan; peta dasar dan peta udara; sur-
vai; data topografi; informasi geologi dan hidrologi daerah tersebut; tipe tanah; tanaman dan ruang
terbuka yang ada.
u
1. Pendabuluaa ‘Tulisan ini mempunyai tujuan merangkaikan 3
Giga) faktor yang saling berdiri sendiri yaitu : SIG;
Tulisan ini bukan merupakan hasil penelitian PLP dan SP. Dengan kata lain lingkungar
akurat, namun dari diambil studi kepustakaan pemukiman sebagai aplikasi dari berfungsinya SP
tethadap buku-buku tentang informasi penerapan SP dalam mempergunakan SIG. SP ditinjau sebagai suatt
dan SIG serta disertai latar belakang penulis yang fungsi. manajemen, dirangkaikan dengan SIG
menekuni bidang ilmu PLP. sebagai hasil keluaran berfungsinya SP; dan PLP
sebagai kasus pekerjaan yang harus diselesaikan,
“Dir chsanna Samba Rukinie W RPU adalah dosen Jorusan Ketiganya ditulis dalam suatu rangkuman yang
Teknik Acsitekiur PT UGM, Yoayakarta, Mina’ peneltian penatis dinarapkan dapat memberikan manfaat bagi arsitek
adalah sistem informasi untuk perencenaan ‘ingkungan dalam mengikuti_kemajuan teknologi komputer
pemukiman, khususnya APLP.
98 MEDIA TEKNIK Edis! No, 3 Tahun XH Desember 1990 No. ISSN 0216 — 3012Gi
an
sP
tu
Ide SP adalah menuangkan keablian para pakar
dalam suatu sistem sehingga sistem tersebut dapat
dimanfaatkan oleh orang lain tanpa perlu menjadi
pakar terlebih dahulu. Selanjutnya dikatakan oleh Dr.
Edward Feigenbaum, Stanford (Moeliodihardjo,
1987, h. 16) bahwa SP adalah salah satu tipe SI, di an-
taranya adalah SIG. SP harus segera dapat dimanfaat-
kan secara mudah oleh APLP, sehingga pengetahuan
para pakarpun harus pula dinyatakan dengan cara
lain.
I. SIG
SIG_mempunyai tipe-tipe : Pengolahan Data
Elektronis (PDE); Sistem Informasi Manajemen
(SIM); Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan
(SPPK); dan Sistem Pakar (SP).
Dikatakan ofeh Campion (1968, h. 26) bahwa,
SIG sangat_memerlukan pengelolaan yang baik;
terlebih dalam kegiatan PLP yang baik, kegiatan ini
‘melibatkan multi disiplin di dalamnya. Kebutuhan
akan informasi mutahir untuk suatu proses pengam-
bilan keputusan sangat menunjang kelancaran peker-
jaan tersebut. Kriteria baik untuk suatu SIG diten-
tukan oleh keterampilan pengolah (‘oolbuilder) dan
SP (domain expert), nilai baik nampak dari hasil
analisis grafis yang komunikatif dan ketepatan dalam
pemecahan masalah (problem solving). SIG
merupakan informasi mutahir yang dapat diperoleh
secara cepat akan mempermudah APLP dalam mem-
buat suatu keputusan perencanaan.
Il, SIG dalam PLP
Selanjutnya Harper (1968, h. 146) menekankan
bahwa, seorang arsitek perencana dalam kerjanya
sangat memerlukan suatu SIG yang dikelola oieh
suatu alat bantu mesin yang terintegrasi dengan
obyektif memperoleh suatu informasi uatuk menun-
jang operasi; manajemen; dan SPPK untuk PLP.
Sebagaimana direncanakan dalam pengumpulan
data-data untuk informasi pemukiman dari Dept. Of
Human Setilement, JTC, Enschede : kegiatan PLP
diperiukan suatu analisis mengenai keadaan topograti;
geomorpologi; keadaan tanah dan tanaman; sumber-
sumber exerji; hutan; geologi; air; iklim; penyakit dan
wabah; pencapaian dari tepi pantai udara, jalan raya;
pembuangan air kotor, koteran, dan limbah lain.
Analisis ini sangat menanti peran SIG yang membantu
para pakar untuk PLP yang lebih bisa dipertanggung-
Jawabkan.
Melati suatu sistem pengolahan citra, informasi-
informasi PLP dapat diekstrak dari data-data citra
permukaan bumi yang akan direncanakan untuk
tapak suatu pemukiman, Berbagai karakteristik yang
diperiksa dalam proses pengolahan citra, antara lain
data citra visual (sparial) mencakup karakteristik ben-
tuk, perspektif, dan dimensi. Selain itu juga diperiksa
data spectral, yaitu mengenai warna atau intensitas.
‘Sekarang telah dikenal tidak kurang dari 13 (tiga
belas) modul perangkat lunak pengolah citra. (Info
Komputer : 1990, h. 16 — 17). Ketiga belas perangkat
tersebut adalah : Modul Arc/Info Data ‘Translator
(600 ARC); Modul Auto CAD Data Translator (600
ACAD); Modul Intergraph Data Translator
(6001GPH); Modul SysScan Link (6738YS); Modul
GeoBased Data Translator (600 STR); Modul GeoVi-
sion Data Translator (600GINA); Modul Dynamic
Graphics Data Translator (600DGI); Modul Eikonix
Interface (600EIK); Modul Matrix PCR/QCR Inter-
face (600-QCR); Modul Optronics ~ Interface
(6000P); Modul Fire 240 Interface (600CF); Modul
Versatce Interface (600VCP); dan Modal Dicomtec In-
terface (600DCMD). Dalam bagian terakhir tulisan ini
dapat dilihat beberapa contoh SIG dalam PLP yang
berbasis SP.
LP Berbasis SP
PLP hasil pemecahan suatu masalah (problem
solving). Menurut Maher (1986, . 23) bahwa proses
penelusuran ini dimulai dari fakta dan kondisi yang
telah diketahui akan berakhir pada suatu tujuan yang
diharapkan. Di dalam melaksanakan proses
penelusuran ini, SP menggunakan suatu pendekatan
dan strategi yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pendekatan
PLP berbasis SP menggunakan formation ap-
proach dan derivation approach. Pada bagian per-
tama, fakta dan kondisi yang telah diketahui dikom-
binasikan untuk mencapai tujuan akhir. Sedangkan
No. 3 Tahun XH Desember 1990 No. ISSN 0216 — 3012 99,pada bagian kedua, fakta dan kondisi yang telah
~\iketahui digunakan untuk memilih tujuan yang pa-
Jing tepat dari sejumlah tujuan yang tersedia. Pada
Gambar 1 dan 2 menunjukkan masing-masing
pendekatan tersebut.
PRIA TW NH
fom cs |
[Com Come? Gon) Ge |
RUMUSAN KE ADAAN 1
(ern) Gnd an 9 aad dann! we \
Gambar 1. Derivation Approach,
‘Sumber Maher (1986, h. 34)
(shies }
Gambar 2. Formation Approach
1 Sumber : Maher (1966, h. 34)
2. Strategi Pengawasan :
PLP membutuhkan pengawasan untuk lancarnya
kegiatan perencanaan. Sehingga strategi pengawasan
harus dilakukan demikian : forward chaining; dan
backward chaining. Perbedaan keduanya terletak
pada initial goal. Pada strategi pertama tujuan adalah
untuk prediksi kemungkinan yang diakibatkan oleh
suatu kondisi. Strategi kedua adalah penyebab suatu
keadaan tidak diketahui, sebingga kita harus meng-
analisis kondisi tersebut untuk mengetahui penyebab
utama suatu kondisi.
Pendapat Findikaki (1986, h. 28) dalam kasus ini
demikian : teknik berbasis aturan akan memusatkan
usaha pengembangan pada penggunaan pernyataan-
pernyataan : IF swatu persyaratan; dan THEN suatu
aksi, Dalam suatu kondisi persyaratan pada bagian IF,
maka aksi dicantumkan pada bagian THEN. Untuk
mengetahui apakah suatu keadaan_memenuhi_ per
syaratan tertentu perlu diteliti fakta-fakia yang ada,
Pada Gambar 3 akan ditampilkan rangkaian inferensi
dari teknik berbasis aturan ini
Wie -
heater rts
Letty
WP pian mnt
—
=" |
Sebenarnya suatu SP tidak dapat digolongkan
sebagai perangkal lunak murni, walaupun banyak
memanfaaikan kemampuan komputer dan
pengolahan dats. Dalam Gambar 4 diperlihatkan 2
(dua) komponen utama sistem pakar : komponen
pemecahan masalah (domain expert); dan komponen
penunjang (1o0lbuilder),
|i aide] {
Sumber + Moetiodihardjo (1987, 17)
Penjelasan Gambar 4 : Toolbuilder adalah kelom-
pok orang yang merancang dan mengembangkan alat.
Kelompok ini adalah para pemrogram dan tenaga
teknis yang menulis dan mempergunakan perangkat
lunak Sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
MEDIA TEKNIK Edisi No. 3 Tahun XH Desember 1990 No. ISSN 0216 — 3012