Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2. Hadist
Hadis Nabi SAW. Pun banyak membicarakan masalah-masalah yang
dibahas ilmu kalam. Diantaranya adalah Hadis Nabi yang menjelaskan hakikat
keimanan yang artinya:
Adapun sumber Ilmu Kalam berupa pemikiran yang berasal dari luar
Islam dapat diklasifikasikan dalam dua kategori. Pertama, pemikiran nonmuslim
yang telah menjadi peradaban lalu ditransfer dan diasilmilasikan dengan
pemikiran umat Islam. Proses transfer dan asimilasi ini dapat dimaklumi karena
sebelum Islam masuk dan berkembang, dunia Arab (Timur Tengah) adalah
suatu wilayah tempat diturunkannya agama-agama samawi lainnya. Agamaagama itu beberapa kali diturunkan Allah SWT. Di dunia Arab antara lain
disebabkan masyarakat dikenal suka ingkar pada kebenaran dan suka berbuat
hipokrit. Oleh sebab itu, secara kultural, mereka adalah orang-orang yang suka
menyelewengkan kebenaran Tuhan, sehingga sangat pantas kalau setiap kali
terjadi penyelewengan selalu terjadi degradasi nilai-nilai kemanusiaan yang
sangat memilukan.
4. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan.oleh sebab itu,
kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama.
Jadi, dilihat dari aspek objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang
berkaiyan dengan ketuhanan.
Baik ilmu kalam, filsafat, maupn tasawuf berurusan dengan hal yang
sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam, dengan metodenya sendiri berusaha
mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat
dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang
alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu
pengetahuan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang
Tuhan. Sementara itu, tasawuf berusaha menghampiri kebenaran yang
berkaitan dengan perjalanan spiritual menuju Tuhan.
B. TITIK PERBEDAAN
Perbedaab antara ketiga ilmu tersebut terletak pada aspek
metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping
argumentasi-argumentasi naqliah- berfungsi untuk mempertahankan keyakinan
agama, yang sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini
menggunakan metode dialetika (jadiliah) dikenal juga dengan istilah dialog
keagamaan. Sebagai sebuah dialog keagamaan, ilmu kalam pasti berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang dipertahankan melalui argumentargumen rasional. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta
pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakan pun adalah metode
rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan
(mengembarakan atau mengelanakan) akal budi secara radikal (mengakar) dan
integral (menyeluruh) serta universal (mengalam): tidak merasa terikat oleh
ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Peranan filsafat sebagaimana dikatakan Scorates adalah berpegang teguh
pada ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan konsep-konsep.
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada
rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah
ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat
subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah
sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal
ini karena pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan. Pengalaman rasa lebih
mudah dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh kebenarannya dan