Sei sulla pagina 1di 10

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
LABORATORIUM EKNOMI PERTANIAN
TUGAS PRAKTIKUM
NAMA

: VITA OKTA FATMAWATI

NIM

: 131510601049

SHIFT

:7

ACARA

: PENGENALAN SAS

TANGGAL PRAKTIKUM

: 21 APRIL 2016

TANGGAL PENYERAHAN

: 12 MEI 2016

ASISTEN

:1. RESI AYUDYA


2. YUANITA AYU WULANDARI
3. DESINTA EKA PRAMESTY

I.

DATA
I.1 DATA
Tahun
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989

Luas Areal Produktifitas


LAPt
PVt
8135,8
3,11
8324,39
3,17
7993,98
3,21
8403,6
3,34
8518,6
2,64
8495,1
2,63
8368,76
2,78
8359,57
2,79
8929,17
2,89
8803,56
2,99
9005,07
3,29
9381,84
3,49
8988,46
3,74
9162,47
3,85
9763,58
3,91
9902,29
3,94
9988,45
3,98
9922,59
4,04
10138,16
4,11
10281,52
4,25

Produksi
Gabah
PPt
25269,4
26392,18
25351,11
21489,24
22464,38
22330,65
23300,94
23347,13
25771,57
26282,66
29651,91
32774,18
33583,68
35303,11
38136,45
39032,95
39726,76
40078,2
41676,17
44725,58

Produksi
Beras
PBt
12893,78
13466,73
12935,53
14333,5
14989,5
14900,25
15541,73
15572,54
17189,66
17530,53
19777,82
21860,38
22860,33
23547,11
25437,01
26034,97
26497,75
26732,15
27798,01
29831,96

Harga
Gabah
HGt
38,33
40,7
48,85
49,98
51,32
62,62
74,63
79,15
82,36
106,27
121,27
134,96
149,72
168,41
175,04
189,73
167,73
184,73
232,08
267,31

Tahun

Harga
jagung
HJt

areal teririgasi
LIRt

areal
intensifikasi
LINt

pupuk urea
JPUt

upah TK
UBTt

1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989

tahun
1969

24,2
26,23
20,44
27,32
35,62
46,73
58,75
65,13
62,51
65,73
82,72
70,73
96,28
125,75
122,69
129,13
132,25
147,62
164,32
189,89
212,2

konsumsi
beras
KBt
12749,58

3014,04
3070,56
3091,9
3091,9
3306,22
4035,63
4149,66
4245,76
4245,76
4343,81
4461,01
4570,22
4620,13
4949,85
4948,88
5111,19
5206,27
5202,08
5196,56
4729,22
4710,29

populasi
POPt
117721

2416,57
2764,2
2957,46
2796,85
3024,66
3689,41
3862,19
3867,43
4101,56
4364,05
4552,59
4904,36
5254,6
5107,58
5269,48
5865,91
5869,95
5988,63
5871,18
5633,86
6318,43

PDRB
Riil
PDBt
214,78

Harga
Beras
HBt
41,26

32,41
53,39
51,57
49,66
36,39
57,04
67,59
58
88,69
81,4
74,9
68,7
122,37
137,23
164,54
132,34
147,9
168,51
186,83
186,22
164,78

87,36
107,1
117,37
143,39
211,85
332,08
393,49
489,44
596,79
712,27
994,24
1414
1714
1932
2158
2321
2553
2757
3098
3441
3807

Harga pupuk
urea
HPUt
21,45

IHK
IHK
2,33

1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989

13507,14
120532
14638,42
123402
15118,85
126328
15490,67
129305
15911,09
132326
17014,91
135383
17459,94
13847
17773,04
141584
18465,41
144725
20120,41
147900
20359,07
151107
21792,65
154347
23296,86
157610
23545,36
160879
24473,1
164131
25812,37
167350
25780,52
170530
27643,28
173671
28815,52
176,770
29893,19 179828,000

232,29
248,54
268,13
294,35
318,65
338,35
358,61
389,59
425,45
455,62
495,38
535,74
541,66
587,43
629,56
651,45
690,31
726,89
773,09
843,33

BAB 4. INTERPRETASI
4.1 Descriptive Statistics

43,53
43,87
48,78
81,36
95,34
104,68
126,38
130,79
138,3
168,37
196,6
223,86
250,29
300,5
322,95
317,76
342,76
383,43
465,81
493,02

21,51
22,91
25,83
30,67
50,89
69,61
71,33
71,18
71,18
72,72
72,01
72,11
81,89
92,66
96,24
100,21
105,57
126,93
135,90
169,25

2,62
2,74
2,91
3,82
5,37
6,39
7,66
8,51
9,2
10,69
12,62
14,16
15,51
17,33
19,15
20,05
21,22
23,19
25,05
26,66

1. Harga gabah sebesar 2425,2 rupiah dengan rata-rata sebesar 121,3 dan
standard deviasi sebesar 68.1747.
2. Upah tenaga kerja sebesar 29293 rupiah dengan rata-rata sebesar 1464.7
dan standard deviasi sebesar 1220.6.
3. Areal teririgasi sebesar 87286,9 ha dengan rata-rata sebesar 4364.3 dan
standard deviasi sebesar 722.9.
4. Harga pupuk urea sebesar 1560,6 rupiah dengan rata-rata sebesar 78.0300
dan standard deviasi sebesar 38.4697.
5. Penggunaan pupuk urea sebesar 1440,4 kg dengan rata-rata sebesar
96.0287 dan standard deviasi sebesar 53.2064.
6. Penggunaan areal terintensifikasi sebesar 65209.9 ha dengan rata-rata
sebesar 4347.3 dan standard deviasi sebesar 1221.5.
7. Populasi sebesar 2067784 dengan rata-rata sebesar 137852 dan standard
deviasi sebesar 39385.3.
8. PDRB sebesar 6800.9 dengan rata-rata sebesar 453.4 dan standard deviasi
sebesar 188.8.
9. Harga jagung sebesar 1254.4 rupiah dengan rata-rata sebesar 83.6260 dan
standard deviasi sebesar 54.8925.
10. Produksi beras sebesar 281854 kg dengan rata-rata sebesar 18790.2 dan
standard deviasi sebesar 5807,4.
11. Produksi gabah sebesar 440650 kg dengan rata-rata sebesar 29376.7 dan
standard deviasi sebesar 7747.6.
12. Luas areal sebesar 134048 ha dengan rata-rata sebesar 8936.5 dan standard
deviasi sebesar 773.2.
13. Produktifitas sebesar 49.5300 kg dengan rata-rata sebesar 3.3020 dan
standard deviasi sebesar 0.5470.
14. Konsumsi beras sebesar 298025 kg dengan rata-rata sebesar 19868.3 dan
standard deviasi sebesar 5193.1.
15. Harga beras sebesar 2814.1 rupiah dengan rata-rata sebesar 187.6 dan
standard deviasi 139.4.

16. Produksi padi sebesar 447667 ton dengan rata-rata sebesar 29844.4 dan
standar deviasi 7438.2.
17. Produksi beras sebesar 282030 ton dengan rata-rata sebesar 18802.0 dan
standar deviasi 4686.0.
4.2 The SYSLIN Procedure Luas Areal Panen
1. Berdasarkan nilai Fhit sebesar 84.54 kurang dari Ftabel maka H 1 diterima
artinya harga gabah, upah tenaga kerja, areal teririgrasi, dan harga pupuk
urea secara bersama sama berpengaruh nyata terhadap luas areal panen.
2. Berdasarkan nilai Adjusted R-Square sebesar 0.95979 artinya 95.979 %
luas areal panen dipengaruhi oleh variabel harga gabah, upah tenaga kerja,
areal teririgrasi, dan harga pupuk urea dan sisanya sebesar 4,021%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
3. Berdasarkan nilai thit harga gabah sebesar 0.11 kurang dari ttabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya harga gabah berpengaruh secara
signifikan terhadap luas areal panen.
4. Berdasarkan nilai thit upah tenaga kerja sebesar 2.90 kurang dari ttabel
sebesar 6,31375 maka h1 diterima artinya upah tenaga kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap luas areal panen.
5. Berdasarkan nilai thit areal teririgrasi sebesar 2.39 kurang dari ttabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya areal teririgrasi berpengaruh secara
signifikan terhadap luas areal panen.
6. Berdasarkan nilai thit harga

pupuk urea sebesar 1.62 kurang dari ttabel

sebesar 6,31375 maka h1 diterima artinya harga pupuk urea berpengaruh


secara signifikan terhadap luas areal panen.
Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Y = a0 + HAGABb1 + UTK b2+ ARTER b3 + HAPUREAb4
Y = 7245.920 + 0.459490 b1 + 0.602353 b2 + 0.332267 b3 - 6.96146 b4
7. Nilai koefisien sebesar 7245.920 artinya jika tidak ada perubahan variabel
harga gabah, upah tenaga kerja, areal teririgasi, dan harga pupuk urea
maka nilai luas areal panen tetap sebesar 7245.920.

8. Setiap penambahan satu rupiah harga gabah akan menaikkan luas areal
panen sebesar 0.459490 ha.
9. Setiap penambahan satu rupiah upah tenaga kerja akan menaikkan luas
areal panen sebesar 0.602353 ha.
10. Setiap penambahan satu hektar areal teririgasi akan menaikkan areal panen
sebesar 0.332267 ha.
11. Setiap penambahan satu rupiah harga pupuk akan menurunkan luas areal
panen sebesar 6.96146 ha.
4.3 The SYSLIN Procedure Produktifitas
1. Berdasarkan nilai Fhit sebesar 17.87 lebih dari Ftabel maka H 1 diterima
artinya harga gabah, upah tenaga kerja, penggunaan pupuk urea dan areal
terintensifikasi secara bersama sama berpengaruh nyata terhadap
produktifitas.
2. Berdasarkan nilai Adjusted R-Square sebesar 0.82815 artinya 82.815 %
produktifitas dipengaruhi oleh variabel harga gabah, upah tenaga kerja,
penggunaan pupuk urea dan areal terintensifikasi dan sisanya sebesar
17,285% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
3. Berdasarkan nilai thit harga gabah sebesar 0.90 kurang dari ttabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya harga gabah secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap luas areal panen.
4. Berdasarkan nilai thit upah tenaga kerja sebesar 2.66 kurang dari ttabel
sebesar 6,31375 maka h1 diterima artinya upah tenaga kerja secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap luas areal panen.
5. Berdasarkan nilai thit areal teririgrasi sebesar 1.52 kurang dari ttabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya penggunaan pupuk urea secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap luas areal panen.
6. Berdasarkan nilai thit areal terintensifikasi sebesar 1.81 kurang dari ttabel
sebesar 6,31375 maka h1 diterima artinya areal terintensifikasi secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap luas areal panen.
Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Y = a0 + HAGABb1 + UTK b2+ ARTER b3 + HAPUREAb4


Y = 4.463787 0.00615 b1 + 0.001447b2 - 0.1110b3 0.00028 b4
7. Nilai koefisien sebesar 4.463787 artinya jika tidak ada perubahan variabel
harga gabah, upah tenaga kerja, penggunaan pupuk urea dan areal
terintensifikasi maka nilai produktifitas tetap sebesar 7245.920.
8. Setiap penambahan satu rupiah harga gabah akan menurunkan
produktifitas sebesar 0.00615 ton.
9. Setiap penambahan satu rupiah upah tenaga kerja akan menaikkan
produktifitas sebesar 0.001447 ton.
10. Setiap penambahan satu satuan penggunaan pupuk urea akan menurunkan
produktifitas sebesar 0.1110 ton.
11. Setiap penambahan satu satuan areal terintensifikasi akan menurunkan
produktifitas sebesar 0.00028 ton.
4.4 The SYSLIN Procedure Konsumsi Beras
1. Berdasarkan nilai Fhit sebesar 534.31 lebih besar dari Ftabel maka H 1
diterima artinya harga beras, populasi, PDRB, dan harga jagung secara
bersama sama berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras.
2. Berdasarkan nilai Adjusted R-Square sebesar 0.99348 artinya 99.348 %
konsumsi beras dipengaruhi oleh variabel harga beras, populasi, PDRB,
dan harga jagung dan sisanya sebesar 0.652% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar model.
3. Berdasarkan nilai thit harga gabah sebesar 0.69 kurang dari ttabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya harga beras secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap konsumsi beras.
4. Berdasarkan nilai thit populasi sebesar 0.37 kurang dari ttabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya populasi secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap konsumsi beras.
5. Berdasarkan nilai thit PDRB sebesar 4.26 kurang dari ttabel sebesar 6,31375
maka h1 diterima artinya variabel PDRB secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap konsumsi beras.

6. Berdasarkan nilai thit harga jagung sebesar 0,14 kurang dari t tabel sebesar
6,31375 maka h1 diterima artinya harga jagung secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap konsumsi beras.
Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Y = a0 + HABERb1 + POPb2+ PDRBb3 + HJGb4
Y = 8419.750 + 7.413190b1 0.00146b2 + 23.40268b3 4.19805b4
7. Nilai koefisien sebesar 8419.750 artinya jika tidak ada perubahan variabel
harga beras, populasi, PDRB, dan harga jagung maka nilai produktifitas
tetap sebesar 7245.920.
8. Setiap penambahan satu rupiah harga beras akan meningkatkan konsumsi
beras sebesar 0.00615 ton.
9. Setiap penambahan satu rupiah upah tenaga kerja akan menaikkan
produktifitas sebesar 0.001447 ton.
10. Setiap penambahan satu satuan areal teririgasi akan menurunkan
produktifitas sebesar 0.1110 ton.
11. Setiap penambahan satu rupiah harga pupuk urea akan menurunkan
produktifitas sebesar 0.00028 ton.

Potrebbero piacerti anche