Sei sulla pagina 1di 13

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi dengan judul Pengaruh pH Terhadap


Aktivitas Enzim disusun oleh:
Nama

: Fahri Hidayat

NIM

: 1514140005

kelas/kelompok

: Biologi / IV

telah diperiksa secara seksama oleh Asisten/Koordinator Asisten maka dinyatakan


diterima.
Makassar,
Koordinator Asisten

Januari 2016

Asisten,

Muh. Nur Qadri, S.Pd, M.Si

Sutriadi
NIM. 121410002

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Muhiddin P, S.Pd, M.Pd


NIP. 19721231 199903 1 042

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari makhluk hidup. Dari suatu organ
saja kita bisa mendapat berbagai macam ilmu. Karena organ tersebut di susun
oleh berbagai jaringan yang saling bekerja sama untuk membentuk suatu
kesatuan.
Terdapat beribu- ribu sel yang saling bekerja sama untuk membentuk
suatu kesatuan dan menghasilkan individu yang sempurnah. Sel- sel itu pasti
saling bereaksi sehingga seorang makhluk hidup mampu menjalankan segala
aktivitasnya dengan mudah. Salah satu komponen dalam pelaksanaan reaksi
tersebut adalah enzim. Bila tanpa enzim, entah apa yang akan terjadi pada
sistem kerja tubuh makhluk hidup.
Adapun pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan mengenai cara
kerja enzim jika dalam beberapa pH yang diujikan. Enzim merupakan salah satu
katalis yang mempercepat reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk
hidup. Coba bayangkan apa jadinya jika reaksi kimia dalam tubuh manusia
bekerja tanpa bantuan enzim? Semua aktivitas dari kehidupan dalam tubuh
manusia akan berjalan dengan sangat lambat. Apa yang akan kita perbuat jika
kita sudah sangat lapar akan tetapi anggota tubuh yang kita miliki tidak dapat
bergerak dengan leluasa untuk mengambil makanan. Itulah suatu kesyukuran
karena Sang Pencipta telah melengkapi tubuh kita dengan enzim.
Enzim sangat berpengaruh, dalam hal reaksi. Dalam pembelajaran yang
kita dapatkan ada beberapa faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kerjanya.
Salah satunya adalah derajat keasaman atau pH.
Mahasiswa dapat mengetahui bergunakan enzim bagi makhluk hidup dengan
melakukan percobaan Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim. Walaupun

dalam percobaan ini kita mengambil sampel enzim amilase, setidaknya kita dapat
melihat apa pengruh dari tingkat keasaman tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
C. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui bagaimana cara kerja enzim.
2. Dapat mengetahui pengaruh pH terhadap enzim amilase.
3. Dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada enzim ketika
berada dalam lingkungan asam dan lingkungan basa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Aktivitas enzim sangat terpengaruh oleh keadaan suhu dan pH. Masingmasing enzim dapat bekerja dengan efektif pada suhu dan Ph tertentu dan aktivitas
nya berkurang dalam keadaan di bawah atau di atas titik tersebut enzim pepsin
pencernaan protein bekerja paling efektif pada pH 1-2 sdangkan enzim proteolitik
lainnya, tripsin, pada pH tersebut menjadi tidak aktiv, tetapi sangat efektif pada pH 8.
Karena kita sekarang telah mengerti dan mengenai :
1. Peranan penting dari struktus tersier, yaitu bentuk di dalam fungsi enzim.
2. Peranan dari daya yang lemah seperti ikatan hidrogen dan ion dalam
pembentukan struktur tersier.
Ikatan hidrogen mudah rusak dengan menaikkkan suhu. Hal ini selanjutnya
akan merusak bagian- bagian dari struktur tersier enzim yang esensial untuk mengikat
substrat. Perubahan pH, mengubah keadaan ionisasi dari asam amino yang bermuatan
(yaitu asam aspartiat. Lisnina) yang dapat mempunyai peranan penting dalam
pengikatan substrat dan proses katalitik. Tanpa gugus COOH dari Glu 35 yang
tidak terion dan gugus COO dari ASP-52 yang terion , proses katalitik dari lisozim
akan terhenti ( Kimbal, 1983).
Berbagai jenis bakteri dan kapang dilaporkan mampu menghasilkan protease
dan beberapa diantaranya telah digunakan dalam skala industry. Protease merupakan
enzim penting yang digunakan secara luas pada aplikasi industri dan merupakan 65%
dari total penjualan enzim di dunia. Protease digunakan pada beberapa industri seperti
detergen, farmasi, produk-produk kulit, dan proses pengolahan limbah industri
(Yusriah, 2013).
Konsep kompleks enzim- substrat pertama dikemukakan oleh Emil Fisher,
seorang ahli kimia organik pada tahun 1884. Bagian enzim tempat menyatu dengan
substrat disebut sebagai sisi aktif (active side). Pada sisi aktif enzim ini substrat di

rombak menjadi produk. Jika sisi aktif kaku dan spesifik untuk substrat tertentu,
reaksi balik tidak dapat tejadi karena struktur molekul senyawa produk sudah berbeda
dengan senyawa asalnya produk sudah berbeda dengan senyawa asalnya sehingga
tidak dikenali oleh enzim. Berbeda dengan konsep sisi aktif yang kaku dari Fisher,
Daniel E. Koshland mengemukakan konsep bahwa sisi aktif enzim dapat dissuaikan
dengan struktur substrat atau produk setelah molekul- molekul tersebut mendekati sisi
aktif enzim. Dengan demikian, penggabungan antara enzim dengan substrat menjadi
lebih pas. Konsep ini sekarang diknal sebagai hipotesis dirangsang agar- pas
(Lakitan, 1993).
Ada sejumlah mekanisme yang berperan agar kerja enzim- enzim itu efisien
dan terkoordinir. Bagi enzim- enzim seperti proteinase, yang dapat merombak
substabsi sel itu sendiri, kita mendapatkan bahwa kerjanya terhambat jika mereka
berada di dalam sel. Sebagai contoh proteinase pepsin dibentuk dalam sel dalam
bentuk inaktif yaitu pepsinogen ( Kimball, 1983).
pH medium dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Umumnya terdapat pH
optimum agar suatu enzim dapat berfungsi maksimum dan aktivitas enzim akan
menurun pada pH yang lebih tinggi atau lebih rendah. Diwakili oleh kurva yang
berbentuk lonceng, tetapi untuk enzim lain mungkin kurvanya relatip datar Kadang
gambaran hubungan yaitu dengan aktivitas enzim dengan pH diwakili oleh kurva
berbentuk lonceng, tetapi untuk enzim lain mungkin kurvanya relatif datar, pH
optimum sering dalam kisaran antara pH 6 sampai pH 8 (Lakitan, 1993).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Hari / tanggal

: Kamis / 24 Desember 2015

Pukul

: 08.00-10.30

Tempat

: Laboratorium Biologi Lantai II FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Tabung reaksi

10 buah

b) Rak tabung reaksi

1 rak

c) Lampu spiritus

1 buah

d) Penjepit tabung

2 buah

2. Bahan
a) Ekstrak toge
b) HCl encer
c) Larutan NaOH
d) Kertas pH
e) Kertas saring
f) Amilum
g) Fehling A dan B
h) Korek api
C. Prosedur Kerja
1. Menuang cairan supernatan ( bening) ke dalam 10 tabung reaksi
2. Pada tabung I, menambahkan amilum, kemudian mengukur pH-nya, setelah
itu menambahkannya dengan fehling A dan B, mendiamkan selama 5 menit,
kemudian memanaskannya. (mengamati perubahan warna setiap penambahan
larutan dipanaskan).

3. Pada tabung II, menambahkan amilum, kemudian mengukur pH-nya, setelah


itu menambahkannya dengan fehling A dan B, mendiamkan selama 10 menit,
kemudian memanaskannya. (mengamati perubahan warna setiap penambahan
larutan dipanaskan).
4. Pada tabung III, menambahkan amilum, kemudian mengukur pH-nya, setelah
itu menambahkannya dengan fehling A dan B, mendiamkan selama 15 menit,
kemudian memanaskannya. (mengamati perubahan warna setiap penambahan
larutan dipanaskan).
5. Pada tabung IV, menambahkan amilum, kemudian menambahkan HCl, dan
mengukur

pH-nya,

setelah

itu

menambahkan

fehling

dan

B,

mendiamkannya selama 5 menit, kemudian memanaskannya. (mengamati


perubahan warna setiap penambahan larutan).
6. Pada tabung V, menambahkan amilum, kemudian menambahkan HCl, dan
mengukur

pH-nya,

setelah

itu

menambahkan

fehling

dan

B,

mendiamkannya selama 10 menit, kemudian memanaskannya. (mengamati


perubahan warna setiap penambahan larutan).
7. Pada tabung VI, menambahkan amilum, kemudian menambahkan HCl, dan
mengukur

pH-nya,

setelah

itu

menambahkan

fehling

dan

B,

mendiamkannya selama 15 menit, kemudian memanaskannya. (mengamati


perubahan warna setiap penambahan larutan).
8. Pada tabung VII, menambahkan amilum, kemudian menambahkan NaOH,
dan mengukur pH-nya, setelah itu menambahkan fehling A dan B,
mendiamkannya selama 5 menit, kemudian memanaskannya. (mengamati
perubahan warna setiap penambahan larutan).
9. Pada tabung VIII, menambahkan amilum, kemudian menambahkan NaOH,
dan mengukur pH-nya, setelah itu menambahkan fehling A dan B,
mendiamkannya selama 10 menit, kemudian memanaskannya. (mengamati
perubahan warna setiap penambahan larutan).

10. Pada tabung XI, menambahkan amilum, kemudian menambahkan NaOH, dan
mengukur

pH-nya,

setelah

itu

menambahkan

fehling

dan

B,

mendiamkannya selama 5 menit, kemudian memanaskannya. (mengamati


perubahan warna setiap penambahan larutan).
11. Pada tabung X, menambahkan amilum, setelah itu menambahkannya fehlung
A dan B, dan memanaskannya.
12. Membandingkan warna yang terjadi pada tabung I-X.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim
Tabung

Waktu
5

10

15

+++

+++

++

++

++

C (Basa)

++

D (K)

A (Normal)

B (Asam)

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat kita lihat perubahan warna pada tabung A
(Normal) yang tidak ditambahkan HCL dan NaOH berwarna merah bata setelah
dipanaskan dari tingkat keruh A1, A2 lalu A3.
Pada tabung C (Basa) diketahui bahwa setelah dimasukkan 1% larutan NaoH
dimana perubahan warna pada masing-masing tabung B1, B2, dan B3 tidak
terlalu jauh berbeda. Setelah dipanaskan dimana perubahan warna dari ungu
menjadi merah bata.

Pada tabung B (Asam) yang dimasukkan 10% HCl perubahan warna dari
ungu menjadi merah bata terjadi tetapi tidak terlalu pekat berwarna merah muda
ini dikarekana pH dari tabung C berada dibawah 7 yang artinya bersifat asam.
Pada tabung D (Kontrol) setelah dipanaskan tidak berubah warna atau tetap
berwarna ungu. Ini dikarekanan tabung kontrol tidak diberikan enzim pada saat
pencampuran.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin keruh warna (merah bata) dari tabung
reaksi maka glukosa yang dikandung juga semakin banyak. Pada tabung A yang
tanpa ditambahkan asam klorida (HCL) dan natrium hidroksida (NaOH) tingkat
glukosanya lebih tinggi dibandingkan tabung berisi HCL dan NaoH. Sedangkan,
tabung D yang tidak diberikan enzim tidak berubah warna sama sekali (ungu). Ini
membuktikan bahwa enzim mempegaruhi tingkat glukosa.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap enzim memiliki batas pH optimum sehingga pengaruh enzim bergantung
pada seberapa besar pH optimum enzim seperti pada praktikum dibuktikan
dengan perubahan warna dari ungu ke merah bata setelah penambahan enzim.
B. Saran
1. Diharapkan pada praktikan agar dalam melakukan percobaan lebih teliti
dalam menggunakan alat dan memahami apa yang dilakukan di dalam
percobaan.
2. Diharapkan laboran lebih intensif dalam mengawasi kegiatan laboratorium.
3. Diharapkan asisten agar lebih memberi intruksi pada praktikan.
C.

DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1983. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar- dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo. Jakarta.
Yusriah, dkk. 2013. Pengaruh pH dan Suhu Terhadap Aktivitas Protease Penicillium
sp. Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol. 2 No. 1.

LAMPIRAN
JAWABAN DAN PERTANYAAN
1. Kegunaan larutan fehling A dan B dan JKJ adalah untuk membantu perubahan
warna yang terjadi pada lerutan atau sebagai indikator ( yang menguji ada
tidaknya glukosa dalam larutan)
2. Pada ekstraksi enzim dari biji perlu dicentrifuge karena untuk menjadikannya
cairan supernatan( bening) yang nantinya akan ditambahkan dengan beberapa
jenis larutan untuk membuktikan pengaruh pH terhadap larutan.
3. Fungsi HCL sebagai asam
Fungsi NaOH sebagai basa

Potrebbero piacerti anche