Sei sulla pagina 1di 8

Activated Sludge

Merupakan kolam ber-aerasi dan berpengaduk, yang memungkinkan dekomposisi material


organik oleh mikroorganisme yang diinokulasikan sehingga dapat mengendap. Bakteri dalam
activated sludge diresirkulasi secara kontinu ke kolam aerasi utk meningkatkan rate
dekomposisi organic.
Pada Tahap ini mikroorganisme memproses dg merubah bahan organik dari non-settleable solids
menjadi settleable solids.

Beberapa parameter penting dalam pengontrolan plant lumpur aktif a.l.:


1. Food/mass ratio (F/M ratio)
2. Sludge age
3. Dissolved oxygen
Food:Mass Ratio
Salah satu dari parameter kontrol utama pada lumpur aktif adalah Food:Mass Ratio atau Sludge
loading Rate. Dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Besar F:M ratio yang optimum berkisar antara 0,2-0,6 kg BOD/kg MLSS (sludge yang terbentuk
mudah mengendap/good settling).
x F/M Ratio

Pada grafik tersebut jika F/M ratio antara 0.2-0.6 maka zone settling velocity (ZSV) akan
mudah mengendap, dengan sludge age sekitar 3-14 hari. Efisiensi dari penurunan BOD removal
sangat kecil pada range tersebut, biasanya diatas 95% dalam sistem yang konvensional.
Apabila F:M ratio terlalu rendah maka dapat menimbulkan tumbuhnya filamen bakteri atau
kondisi bulking. Pengendapan di tangki sedimentasi terganggu/sulit.
Jika F:M Ratio terlalu tinggi maka dapat menyebabkan kenaikan kebutuhan oksigen dan
menaikan clarifier loading.
x Sludge Age
Sludge age atau solids retention time (c) adalah waktu tinggal rata-rata solid di dalam sistem
reaktor. Dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Sludge age biasanya antara 3-14 hari untuk menghasilkan biological floc. Jika c<3 hari maka
biomassnya kurang cukup tebal, sehingga terbentuk bulking sludge. Jika c>14 hari maka flok
partikel yang terbentuk akan terlalu kecil.
x Hubungan antara sludge age dan efisiensi BOD removal ditunjukan oleh gambar di
bawah ini :

1. Dibawah sludge age minimum, biomass dipindahkan lebih cepat di tangki aerasi
daripada digantikan oleh pertumbuhan sel baru. Proses ini dimaksudkan sebagai
Washout
2. Ada juga sludge age maximum atau critical. Diatas age ini, semua peningkatan
performa diabaikan
3. Ada periode antara washout dan critical sludge age dimana aktivitas biomass
mungkin naik atau turun secara teratur
x Sludge Volume Index
Merupakan ukuran yang menyatakan berat endapan per satuan volume (mg/l) larutan setelah
30 menit proses pengendapan. SVI biasanya digunakan untuk mengetahui karakteristik
pengendapan sludge dan sangat berguna dalam proses kontrol pengendapan.

SVI

V
V0 X

Dimana : V = Volume dari settled solids setelah 30 menit


V0 = Initial volume dari sludged tested (liters)
X = Konsentrasi MLSS dari lumpur sebelum tes (gm/liter)
Sludge Volume Index (SVI

Settleable solid merupakan partikel padat yang yang akan mengendap setelah satu jam karena
pengaruh gaya gravitasi bumi. Biasanya pengukuran dilakukan menggunakan Imholf Cone dan
data yang dihasilkan berupa volume padatan (ml) per liter larutan limbah.Untuk mengetahui total
solid yang mengendap, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penyaringan
menggunakan membran yang memiliki ukuran lubang sampai 0.45 micron. Untuk kemudian
diperoleh data berat kering endapan limbah (mg/l).
Dalam treatment kedua, Sludge yang dihasilkan biasa disebut Biological Sludge atau MLSS
(Mixed Liquor Suspended Solid), MLSS ini terdiri dari inert material dan biological material.
MLVSS. Komposisi terbesar pada sludge ini adalah biological material dengan besar mencapai
80%. Kisaran ukuran bacteria bervariasi antara 0.5 3 mm, untuk mikroba dengan bentuk spiral
biasamya berukuran 15 mm. Oleh sebab itu dalam dalam analisa MLSS dilakukan penyaringan
dg membran yang memiliki ukuran lubang lebih kecil, digunakan kertas saring GF/C (GF/B)
dengan ukuran lubang 0.45 mm.

Hubungan antara solids concentration dengan SVI

z Dari gambar di atas untuk typical sludge. Di bawah poin (a) SVI relatif tidak tergantung
pada konsentrasi solid
z Di atas poin (a) dan di bawah poin (b) SVI sangat tergantung pada konsentrasi solid
karena kegagalan sludge untuk menggumpal menjadi coarse open lattice
z Di atas poin (b) SVI turun ke parallel kurva maximum attainable
z Kurva maximum ini menggambarkan salah satu masalah dengan menggunakan SVI.
Sludge pada 10000 mg/l solid, meskipun tidak di setle, akan mempunyai SVI maximum
pada 100 ml/gm untuk karakteristik settling yang bagus.
z SVI bisa digunakan sebagai alat operasional untuk in-plant control dari laju recycle solid.
Jika konsentrasi solid meninggalkan settler diasumsikan 1/SVI, maka solids balance
disekitar reaktor (mengabaikan sintesa solid di dalam reaktor) bisa dipetakan
z Beberapa problem pada activated sludge :
1. Dispersed growth : mikroorganisme tidak membentuk flok tetapi tetap terurai,
Hanya rumpun kecil yang terbentuk atau sell tunggal. Bakteria tidak membentuk
flok umumnya dikonsumsi oleh protozoa. Sebagai akibat dari ini antara lain
effluent tetap keruh, tidak terbentuk daerah pengendapan sludge.
2. Nonfilamentous bulking : disebut juga zoogleal bulking dan disebabkan oleh
pembentukan yang brlebihan dari exopolysaccharida oleh bakteria ( seperti
Zooglea) dalam activated sludge. Akibat yang terjadi antara lain menurunkan

kemampuan pengendapan dan flok kurang padat. Bulking tipe ini agak jarang
ditemui dan dikoreksi oleh khlorinasi. (Chudoba, 1989)

3. Pin-floc : flok yang tipis ini disebabkan karena kurang padatnya flok, kecil dan
lemah. Ini terjadi karena filamentous bakteria sebagai tulang belakang activated
sludge jumlahnya sedikit menyebabkan flok kehilangan strukturnya, rendahnya
kemampuan untuk mengendap, akibatnya effluent tetap keruh.

4. Filamentous bulking

bulking merupakan problem berupa lambatnya

pengendapan dan tidak kompaknya solid di clarifier sistem activated sludge.


Filamentous bulking umumnya disebabkan oleh pertumbuhan yang berlebihan
dari mikroorganisme filamentous seperti Thiothrix sp

Bulking Sludge
x Bulking sludge adalah suatu kondisi dimana solid sukar untuk mengendap sehingga
proses pemisahan solid dan liquid menjadi sangat sulit. Pada kondisi seperti ini maka
solid dapat terbawa ke saluran efluen dan menyebabkan penurunan kualitas efluen.
Sludge bulking merupakan salah satu masalah utama yang ditemukan pada sistem lumpur
aktif.
x Masalah utama dari bulking sludge yaitu penurunan kualitas efluen akibat tingginya
konsentrasi solid di aliran efluen. Selain itu, akibat solid yang susah mengendap maka
penetapan resirkulasi lumpur pada sistem (return activated sludge, RAS) juga akan
menjadi sulit. Hal ini dapat mengganggu proses kontrol pada sistem lumpur aktif.
x Penyebab utama sludge bulking adalah tumbuhnya koloni mikroorganisme berfilamen
(filamentous microorganisms). Mikroorganisme dari kelompok ini memiliki karakteristik
dimana koloninya sulit untuk membentuk flok. Padahal, proses pembentukan flok-flok
dari bakteri sangat penting dalam pengendapan solid. Penyebab lain yaitu kurangnya
nutrien (baik nitrogen maupun phosphorus) sehingga mikroorganisme menjadi stress dan
memproduksi lipopolisakarida secara berlebih. Produksi lipopolisakarida pada dinding
sel bakteri yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya lapisan lender (slime)
sehingga flok sulit untuk mengendap akibat densitasnya menjadi rendah. Sludge bulking

akibat terbentuknya slime disebut juga dengan istilah slime bulking atau viscous bulking.
Ada juga bulking yang disebabkan oleh terbentuknya pin floc. Pin floc merupakan flok
yang berukuran sangat kecil (diameter <50mm). Pin floc terbentuk antara lain akibat
rasio F/M yang sangat rendah, umur lumpur yang terlalu lama, atau toksisitas
berkepanjangan.
x Selain dengan pengamatan visual, fenomena sludge bulking juga dapat diketahui dengan
mengukur sludge volume index (SVI). SVI merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan pengendapan solid. Analisis SVI dilakukan dengan cara
mengendapkan 1 liter air limbah yang berasal dari tangki aerasi selama 30 menit di dalam
gelas ukur. Volume lumpur yang dapat mengendap kemudian diukur dan nilai SVI-nya
dihitung menggunakan rumus:
Nilai SVI > 150 biasanya perlu perhatian khusus. Akan tetapi, karena karakteristik air
limbah di tiap instalasi berbeda-beda maka nilai SVI pun dapat berbeda antara limbah
yang satu dengan yang lainnya.
Sumber:
http://homepages.wmich.edu/~unwin/PAPR3531-2007/lectures/sludge-bulking.pdf
http://www.dec.ny.gov/docs/water_pdf/DrRichard.pdf

Potrebbero piacerti anche