Sei sulla pagina 1di 205
Transient Well Tests Prepared By Dr. Doddy Abdassa P.T. Medco E&P Indonesia Petroleum Engineers Development Program In-house Training, Jakarta, June 1 - Sept 1, 2005 P.T. EOR Teknologi Oil and gas Consultations and Training DAFTAR ISI BAB I BAB Il 24 2.2. 23. 24. 25. 26, “Daftarisi ~~ DAFTAR ISI PENDAHULUAN ALIRAN FLUIDA DI MEDIA BERPORI Idealisasi Reservoir Dengan Pola Aliran Radial \Variabel-Variabel Yang Tidak Berdimensi Solusi Persamaan Difusivitas Untuk Pola Aliran Radial 2.3.1. Solusi Untuk Reservoir Silindris Yang Tidak ‘Terbatas (Line Source Well) ‘Solusi Untuk Reservoir Silindris Yang Terbatas Solusi Persamaan Aliran Radial Pada Kondisi Pseudo-Steady State 2.3.3.1 Persamaan Aliran Diberbagai Geometri Reservoir 2.3.3.2 Perioda Transien, Transien Lanjut dan Fseudo-Steady State 2.3.3.3 Penggunaan Dietz Shape Factor Solusi Untuk Reservoir Silindris Dengan Tekanan Tetap Pada Batasnya (Constant Pressure at Outer Boundary) Solusi Persamaan Aliran Radial Dibawah Pengaruh Wellbore Storage dan Skin 2.5.1. Unit Slope Disaat Data Awal 2.8.2. Saat Berakhimya Efek dari Wellbore Storage Konsep Jari-Jari Pengamatan (Radius of Investigation) 10 " 15 16 7 24 22 25 27 27 BAB Ill 34 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.7. 3.8, 3.9. 3.10. 3.11. 3.12. 3.13. 3.14, 3.15, 3.16, 3.47, “Daftar tsi KORELASI SIFAT SIFAT FLUIDA DAN BATUAN RESERVOIR Hubungan PVT dan Karakteristiknya Penentuan Tekanan Titik Gelembung Suatu Minyak Mentah Penentuan Solution GOR Penentuan Faktor Volume Formasi Minyak Penentuan Kompresibilitas Minyak diatas Tekanan Titik Gelembung, (C.) Penentuan Kompresibilitas Minyak dibawah Tekanan Titik Gelembung Penentuan Viskositas Minyak Kelarutan Gas Alam didalam Air Penentuan Faktor Volume Formasi Air Kompresibiltas Air Formasi pada Reservoir diatas ‘Tekanan Titik Gelembung, (Cu) Kompresibiltas Air Formasi pada Reservoir dibawah Tekanan Titik Gelembung Penentuan Viskositas Air Sifat-Sifat Pseudo-Kritis Gas Penetuan Kompresibilitas Gas (Z) dan Faktor Volume Formasi Gas (B,) Penentuan Viskositas Gas Penentuan Kompresibilitas Suatu Formasi Besaran-Besaran Untuk Aliran Multifasa 3.17.1. Laju Produksi Total dari Suatu Formasi 3.17.2. Mobilitas Total 3.17.3. Kompresibilitas Total ei 10 10 "1 12 13 14 14 16 17 18 18 18 18 BAB IV PRESSURE DRAWDOWN TESTING 4.1. Analisa Pressure Drawdown pada Perioda Transien (Infinite Acting) 2 4.1.1. ~ Log-Log Plot Untuk Menentukan Wellbore Storage 3 4.1.2. Semilog Plot Untuk Menentukan Karakteristik Formasi 4 4.2. Analisa Pressure Drawdown Pada Perioda Transien Lanjut (Extended Muskat Analysis) 5 4.3. Analisa Pressure Drawdown Pada Perioda Semi-Steady State (Reservoir Limit Testing) 7 4.4, Penentuan Bentuk Reservoir (Reservoir Shape) Dari Data Pressure Drawdown Berdasarkan Perioda Semi-Steady- State dan Perioda Infinite Acting 8 BAB V PRESSURE BUILDUP TESTING 5.1. Prinsip Superposisi 1 5.2. _Landasan Teori Pressure Buildup 4 5.2.1. Pressure Buildup yang Ideal 7 5.2.2. Actual Buildup Case 8 5.2.3. Lamanya Pengaruh Wellbore Storage 9 5.3. Penentuan Tekanan Rata-Rata W 5.3.1. Metoda Matthews-Brons-Hazebroek (MBH) " 5.3.2. Metoda Miiller-Dyes-Hutchinson (MDH) 2 5.3.3. Metoda Dietz 13 5.3.4. Metoda Ramey dan Cobb 14 Pressure Buildup Untuk Sistim Lebih dari Satu Fasa Fluida 14 5.5. Analisa Pressure Buildup Dibawah Pengaruh Redistribusi Fasa Pada Lubang Bor (Gas Hump Effect) 7 5.6. _Analisa Pressure Buildup Untuk Aliran Fluida Spherical 19 ‘Daftar ish ii BAB VI TYPE-CURVE MATCHING 6.1. Pendahuluan 1 6.2. Type Curve Matching dari Ramey 2 6.21. Teor 2 6.2.2. Pemakaian Type Curve dari Ramey 8 6.2.3. Contoh Perhitungan 10 6.3. Type-Curve dari Mc. Kinley 12 6.3.1. Pemakaian Type Curve dari Mc. Kinley 14 6.3.2. Contoh Perhitungan 16 6.4, Type Curve Dari Earlougher 19 BAB Vil MULTIPLE RATE TESTING 7.4. Pendahuluan 1 7.2. Persamaan Dasar Untuk Multiple-Rate Test 2 7.3. Pressure Buildup Case 3 7.4, Two-Rate Flow Test 5 7.5. Variable Injection Rate Test 9 BAB Vill MULTIPLE-WELL TESTING 8.1. _ Interference Testing 1 8.2. _ Interference Testing in Bounded System 7 83. Pulse Testing 4 8.4, _Analisa Pulse Tests dengan Metoda Stegemeier 15 8.4.1. Penggunaan Metoda Stegemeier Untuk Interpretasi dan Disain Suatu Pulse Testing 7 8.4.2. Contoh Penggunaan Metoda Stegemeier Untuk Disain 19 A yy Batter ish iw BAB IX SENTARA TEKANAN PADA RESERVOIR GAS DAN PANASBUMI 9.1, Sentara Tekanan Pada Reservoir Gas 9.1.1. Persamaan Transien Tekanan Untuk Gas Nyata 9.1.2. Pendekatan P? 9.1.3. Pendekatan Pseudo-Pressure Fuction (Al- Hussainy-Ramey-Crawford) 4 9.4.4. Pressure Drawdown Testing 6 9.1.5. Pressure Buildup Testing 7 9.1.6. Batasan Penggunaan Metoda P? dan m (P) 9 9.1.7. Contoh Penyelesaian Test Tekanan 9 9.2. Sentara Tekanan Pada Reservoir Geothermal 14 9.2.1. Analisa Tekanan Untuk Sumur Uap (Vapor Dominated) 15 9.2.1.1. Contoh Analisa Pressure Buildup Untuk ‘Sumur Uap Air 16 9.22. Analisa Tekanan Untuk Sumur Air Panas 7 9.2.3. Analisa Tekanan Untuk Reservoir Dua Fasa 18 9.2.4, Parallelepiped Model Untuk Vapor Dominated Reservoir 20 9.2.4.1 Contoh Penggunaan Parallelepiped Model 2 9.3. Test Sumur 23 9.3.1. Deliverability 24 9.3.1.1 Back Pressure 29 9.3.1.2 Isochronal Test 30 9.3.1.3. Modified !sochronal 32 9.3.1.4 Analisa Non-Konvensional 32 9.3.1.5 Perencanaan Test 33 9.3.1.6 Contoh Test 35 Daftar isi v BAB X — HYDRAULICALLY FRACTURED RESERVOIRS (RESERVOIR REKAH BUATAN) 40.1. Perkembangan Umum 1 10.2. Sentara Tekanan Pada Hydraulically Vertical Fractured Reservoirs 2 10.2.1. Rekahan Tunggal Pada Reservoir Yang Tak Terbatas 3 10.2.2. Rekahan Tunggal Vertikal Pada Reservoir Terbatas 4 10.3, Contoh Penggunaan Analisa Pressure ‘Suatu Hydraulically Fractured Well 10.4, Efek Skin, Wellbore Storage dan Geometri Rekahan lup Pada © ‘Terhadap Respon Tekanan 8 10.5. Finite Fracture Flow Capacity (Finite Fracture Conductivity) 9 40.6. Massive Hydraulic Fracturing dan Pengujian Dibawah ‘Tekanan Konstan 10 10.7. Perkembangan Analisa Hydraulic Fractured Reservoirs 2 BAB XI NATURALLY FRACTURED RESERVOIRS (RESERVOIR REKAH ALAM!) 11.1. Asal Muasal Suatu Reservoir Rekah Alami 2 11.2. Karakteristik Reservoir Rekah Alami 3 11.3. Kelakuan Sentara Tekanan Pada Reservoir Rekah Alami 5 11.4. Pendekatan Pseudo-Steady State 6 41.5. Efek dari Incomplete Test 10 11.8. Pendekatan Gradient Flow Model 4 11.7. Analisa Sentara Tekanan Pada Reservoir Rekah Alami Dibawah Pengaruh Aliran Spherical 13, 11.8. Pendekatan Lain Berdasarkan Gradient Flow Model 16 “Bafiar tsi ~~ vw BAB XII UJI KANDUNGAN LAPISAN 12.1. Analisa UKL Secara Kwalitatif 12.2. Analisa UKL Secara Kwantitatif 2 12.3. Contoh Penyelesaian 3 BAB Xill ANALISA TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR HORIZONTAL 13.1. Sumur Horizontal, Tanpa Skin dan Wellbore Storage, Pada Reservoir Tak Terbatas (Infinite Acting) 1 13.2, Sumur Horizontal Dibawah Pengaruh Skin dan Wellbore Storage 3 13.3. Analisa Semilog Untuk Sumur Horizontal 3 13.3.1. Analisa Semilog — Vertical Radial Flow 4 13.3.2. Analisa Semilog — Pseudo Radial Flow 4 13.4. Solusi Lainnya Dibawah Berbagai Syarat Batas 5 13.5. Notasi dan Simbol yang Digunakan 5 LAMPIRAN Lampiran A Lampiran B 3 Lampiran C § “Batter ish BABI PENDAHULUAN Tujuan utama dari suatu pengujian sumur hydrocarbon, atau yang telah dikenal luas dengan sebutan "Well Testing", adalah untuk menentukan kemampuan suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Apabila penguijian ini dirancang secara baik dan memadai, kemudian hasiinya dianalisa secara tepat, maka akan banyak sekali informasi-informasi yang sangat berharga akan didapatkan seperti: + Permeabilitas efektif fluida. + Kerusakan atau perbaikan formasi disekeliling lubang bor yang di * Tekanan reservoir. + Batas suatu reservoir. + Bentuk radius pengurasan. + Keheterogenan suatu lapisan. Sebenamya prinsip dasar pengujian ini sangat sederhana yaitu kita memberikan suatu “gangguan keseimbangan tekanan" terhadap sumur yang diuji. Ini dilakukan baik dengan memproduksi dengan taju aliran yang konstan (drawdown) atau penutupan sumur (buildup). Dengan adanya gangguan ini, impuls perubahan tekanan (pressure transient) akan disebarkan keseluruh reservoir dan ini diamati setiap saat dengan mencatat tekanan lubang bor selama pengujian berlangsung. Apabila perubahan tekanan tadi diplot dengan suatu Pendahuluan 1 fungsi waktu, maka akan dapat dianalisa pola aliran yang tenladi dan juga besaran-besaran dan karakteristik formasi yang telah disebutkan diatas. Sebagai titk tolak, akan dibahas persamaan-persamaan dasar yang menerangkan aliran fluida dimedia berpori yang akan menjadi basis teori transien tekanan. Selanjutnya akan dibahas cara-cara pengujian dan analisanya seperti Pressure Buildup, Pressure Drawdown, Variable Rate Test, Drill Stem Test, Interference Test, Pulse Testing, Type Curve Matching dan lain sebagainya. ane nnn Pendahuluan 2 BAB II ALIRAN FLUIDA DI MEDIA BERPORI Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan karakteristik reservoimya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-beda. Gambar 2.1 menunjukkan beberapa pola aliran tersebut. Pola aliran radial paling lazim digunakan untuk menggambarkan aliran fluida di media berpori. Ini diawali oleh solusi Van Everdingen & Hurst pada tahun 1949. Kemudian berkembang model-model lainnya untuk lebih dapat merepresentasikan kondisi reservoir yang sebenamya seperti terlihat pada gambar 2.1 b sampai f. Dari pola-pola aliran tersebut kemudian diturunkan persamaan-persamaan matematis yang dapat digunakan untuk menganalisa transien tekanan di reservoir. Berhubung aliran radial ini paling umum digunakan, maka pembahasan pada Bab ini akan ditekankan pada pola aliran radial dan penyelesaian persamaannya, sedangkan pola aliran lain akan dibahas di Bab-Bab selanjutnya yang berhubungan dengan prinsip atau metoda analisa yang memakai pola-pola aliran tersebut. 2.4, IDEALISASI RESERVOIR DENGAN POLA ALIRAN RADIAL, Untuk memulai suatu analisa atau perencanaan, pertama-tama kita harus membuat penyederhanaan atas pemodelan suatu reservoir. Pada reservoir dengan pola aliran radial ini, persamaan diferensiainya diturunkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut ini : 1. Hukum Kekekalan Masa 2. Aliran mengikuti Hukum Darcy dan 3. Persamaan Keadaan, Aliran Fluida di Media Berpori 1 maka persamaan differensial untuk aliran fluida yang radial adslah: BP lar yc _o Py Orr Or 0002€4k Persamaan ini lebih dikenal dengan nama “diffusivity equation’, sedangkan konstanta p C/0.000264 k dikenal sebagai “hydraulic diffusivity’. Bagaimana kita sampai ke persamaan 2.1 dari hukum. kekekalan massa, hukum Darcy dan persamaan keadaan diterangkan pada Lampiran A. Persamaan 2.1 ini ditulis untuk “Field units" dimana : P = tekanan reservoir, psi jari-jari atau jarak dari lubang bor, ft 4 = porositas, fraksi 1= viskositas fluida, cp k= permeabiltas, md jam C = kompressibilitas, vol/vol per psi atau psi untuk gas yang bersifat tidak ideal, persamaannya adalah : gap) 0.000264 3 *) 22) dimana z adalah superkompressibilitas gas, Apabila fluidanya multfasa yang terdiri dari minyak, gas, dan air maka persamaannya adalah arr Aliran Fluida di Media Berpori 2 ae 0.002644, ar ra =} dimana C, menggambarkan kompressibilitas total, Cr= Ss Co + Sy Cu + Sy Cy + Cy sedangkan 2, adalah mobilitas yaitu ae (2.3) 24) (2.5) Persamaan-persamaan 2.2 dan 2.3 akan lebih diperinci lagi pada bab-bab yang khusus membicarakan aliran gas dan aliran multifasa di reservoir. 2.2, VARIABEL-VARIABEL YANG TIDAK BERDIMENSI Didalam penyelesaian persamaan untuk analisa tekanan, akan lebih mudah dan umum apabila solusinya dinyatakan dengan variabel-variabel yang didak berdimensi, Pada dasamya, variable yang sangat umum digunakan adalah : ie) 2 aL gB 0,0002637kr lant 0.0002637kr ore OO WEA - ue 0.00708KA(F —P 2p 2s) (2.7) 28) arene nnn Aliran Fluida di Media Berpori 3 5.615Cy 2g irk (2.10) Sebagai conioh, apabila persamaan 2.1 ditranformasikan kedalam parameter-parameter yang tidak berdimensi tersebut akan menjadi : Po , 1 oe Mo en) a Atau (2.12) Contoh mentransformasikan persamaan 2.1 menjadi 2.11 dapat dilhat pada lampiran B. 2.3, SOLUS] PERSAMAAN DIFFUSIVITAS UNTUK POLA ALIRAN RADIAL ‘Ada lima solusi persamaan 2.1 yang sangat berguna didalam analisa transien tekanan atau well testing yaitu : 1. Solusi untuk reservoir yang tidak terbatas (line source solution). Solusi untuk reservoir yang terbatas. 3. Solusi untuk keadaan pseudo steady state, 4. Solusi untuk reservoir dengan tekanan tetap pada batasnya (Constant Pressure at Outer Boundary) 5. Solusi dengan memadukan efek dari wellbore storage dan skin, Aliran Fluida di Media Berpori 4 ‘Sebeiumnya, untuk mengingatkan kembali atas persamaan 2.1, asumsi-asumsi yang digunakan adalah : reservoir bersifat homogen dan isotropik dengan ketebalan yang seragam, sifat-sifat batuan dan fluidanya bukan merupakan fungsi dari tekanan, gradien tekanan dianggap kecil, hukum Darcy dapat digunakan (kadang-kadang disebut aliran laminer) dan gaya gravitasi dapat diabaikan. 2.3.1. Solusi untuk Reservoir Silindris yang Tidak Terbatas (line Source Well) Dibandingkan dengan radius reserv yang tidak terhingga, maka ukuran lubang bor dapat diabaikan atau mendekati radius sama dengan nol. Oleh sebab itu didalam reservoir yang silindris tersebut lubang bor ini kelihatannya hanya berupa garis. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai line-source well. Dengan anggapan bahwa sumur tersebut diproduksikan dengan laju produksi yang konstan sebesar qe, radius sumur mendekati nol, tekanan awal diseluruh titk di reservoir sama dengan P, dan sumur tersebut menguras area yang tak terhingga besamya, maka solusi persamaan 2.1 adalah (2.13) =P +70.6HB pi POMC th Kt dimana Eis) = [ae (Ei = exponential integral) Aliran Fluida oi Media Berpori 5 Persamaen 2.13 diatas dikenal sebagai solusi disaat kondisi reservoir bersifat “infinite acting’. Penurunannya dibuat di lampiran C. Tabel 2.1 atau Gambar 2.2 dapat digunakan untuk mendapatkan fungsi Ei (-x) ini, Untuk x < 0.02, Ei(-x) dapat didekati dengan ketelitian < 0.6 % oleh persamaan Ei(-x) = In (1.781 x) (2.14) Terlihet bahwa Tabel 2.1 dapat digunakan untuk 0.02 < x < 10.9, untuk x < 0.02 kita menggunakan persamaan 2.14 dan untuk x > 10.9 maka Ei(-x) dapat dikatakan sudah sama dengan nol untuk tujuan-tujuan praktis. Akibat praktek-praktek pemboran dan produksi, temyata diketemukan bahwa pada umumnya sumur-sumur akan mengalami penurunan permeabilitas sekeliling lubang bor. Atau, sumursumur mengalami stimulasi dengan proses acidizing dan hydraulic fracturing yang menyebabkan kabalikan dari hal diatas, yaitu perbaikan permeabilitas disekeliling lubang bor. Hal ini dikenal sebagai “skin effect”. Apabila suatu formasi produktif _mengalami skin effect, maka persamaen 2.13 tidak dapat lagi digunakan secara baik karena seperti diketahui bahwa anggapan yang kai didalam menurunkan persamaan 2.18 adalah permeabilitas formasi yang seragam dikeseluruhan reservoir. Hawkins didalam hal ini membagi zona disekeliling lubang bor menjadi dua seperti terlinat pada Gambar 2.3. Zona yang pertama sejauh rs adalah zona skin den diluar itu adalah zona dengan permeabilitas formasi yang asli. Zona skin mempunyai permeabilitas k, sedangkan formasi yang asli berpermeabilitas k. Perumusan tekanan dengan adanya skin effect ini (AP.) dapat didekati dengan persamaan aliran radial yang steady state yaitu : quB (5 ) quB (4 41224 inf / )-141. 224 inl 5 kh K ih Aliran Fluida i Media Borpori 6 AP, atau, eM) (2.15) Apabila persamaan 2.15 dikombinasikan dengan persamaan 2.13 untuk mencari penurunan tekanan total pada lubang bor maka, quBi ap, =141.2485 * th + AP, B-Py =-706248 -948 6 uC, 1° it masse mses) MH) untuk ¢ = fw, argumen fungsi Ei sangan kecil setelah suatu jangka waktu yang pendek sehingga dapat dipakai pendekatan logaritmik, jadi : ronnie {2 I) kemudian selanjutnya didefinisikan suatu faktor skin, S s-(E-Jo(’) (2.16) maka : reste (weiss?) a] ae Apabila persamaan 2.16 kita kaji lebih lanjut, maka hal-hal berikut akan terlihat : 1. Apabila terjadi penurunan permeabilitas disekitar lubang bor yang sangat dikenal dengan’damage”, k, < k, maka S berharga posit ‘Semakin kontras perbedaan k, terhadap k dan semakin dalam Aliran Fluida di Media Berpori 7 zona skin ini, raf Semakin besar, maka harga S semakin besar. Sebenamya tidak ada harga batas untuk S ini, Beberepa sumur yang baru dibor misainya, tidak mengalirkan fluida sebelum dilakukan stimulasi. Jadi berarti disini ke ~ 0 dan S > oo 2. Apabila suatu sumur distimulasikan dan k, > k, maka S akan berharga negatif. Semakin dalam efek stimulasi ini menembus formasi, semakin kecil harga S. Tetapi patut dicatat bahwa jarang sekali harga S jatuh dibawah -8 kecuali untuk sumur-sumur yang dipenetrasi sangat dalam atau sumur-sumur yang mempunyai Konduktivitas hydraulic fracture yang sangat tinggi. 3. Apabila k = ks, maka = 0. Ini kadang-kadang membingungkan didalam pengambilan keputusan. Disini patut diingat bahwe persamaan 2.16 sebaiknya dikaji secara kualitatif saja karena keadaan sumur yang sebenamya sangatiah sukar untuk direpresentasikan oleh suatu bentuk persamaan sederhana persamaan 2.16. Contoh 2.1. Penggunaan fungsi Ei. ‘Suatu sumur minyak berproduksi dengan laju produksi 20 STB/D dari suatu lapisan produktif yang mempunyai karakteritik sebagai berikut : Bh =0.72Cp Kk =0.1md Ct =1.5x 10° psi? Pi = 3000 psi re =3000ft w =O5ft peer nee Aliran Fluida di Media Berpori 8 Bo = 1.475 RB/STB h = 150% $ 0.23 S =0 Hitunglah tekanan reservoir sejarak 1 ft setelah 3 jam, dan sejarak 10 dan 100 ft setelah 3 jam. Jawab : Untuk radius 4 ft setelah 3 jam. P =P +706IHB pif 480 HC Hh it =3,000+ 70,6 2OM1475)(0.72) (0.0150) (0.193) = 3,000 + 100 Ei (-0.007849) = 3,000 +100 In {(1.78) (0.007849)} = 3,600 + (160) (-4.27) = 2,573 psi Untuk radius 10 ft setelah 3 jam. 3,000 +100 Ei (1G) 948 (9.23)(0.72(1.5x10°)(10)? ) 3,000 + 100 Ei (-7849) = 3,000 + (100) (-0.318) = 2,988 psi Aliran Fluida di Media Berpori 9 (Ei dibaca dari Tabel 2.1) 5)(4002 P=3000 + 1006| 2248(0-23)(0.72)(1.5% 10 )(100) } (0.18) = 3,000 + 100 Ei (-78.49) Ei(-78.49) = P = 3,000 psi (masih sama dengan tekanan awal reservoir). Dari fakta ini dapat dikatakan bahwa selama selang waktu 100 jam, transien tekanan belum mencapai radius 100 ft 2.3.2, Solusi untuk Reservoir Silindris yang terbatas Melihat bentuk persamaan differensial 2.1 atau 2.11, maka perlu dispesifikasi 2 buah syarat batas (boundary conditions) dan 1 syarat awal (an initial condition). Apabila digunakan anggapan bahwa : 1. Laju produksi konstan sebesar qs, STB/D. 2, Jartjari sumur ty, terletak ditengah-tengah reservoir silindris terbatas yang berjarijari re 3, Tekanan awal = P; Maka solusi persamaan aliran pada reservoir jenis ini adalah : es +lnrp Wry 5 “tplletn) Fero)= cathy) " Dimans a, adalah akar-akar dari persamaan Aliran Fluida di Media Berpori 10 K@ ro Miu) NOV CxPao)=9 J; dan Y, adalah fungsi-fungsi Bessel. Homer melakukan pendekatan tethadap persamaan 2.18 yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar-gambar 2.3 sampai 2.5. 2.3.3, Solusi Persamaan Aliran Radial Silindris pada Kondisi Pseudo Steady State Apabila waktu telah melewati t > 9489C;r."/k, fungsi exponensial dan fungsiungsi Bessel di bawah tanda 5 dipersamaan 2.18 menjadi, 228 (2 3 ) 1412448 | 20 4 tn, -3/| atau die ae a Pe vain Qeb SOT w0-% (2.19) Dengan mendefinisikan persamaan 2.19, akan didapat ag = ~ 0.074498 a OC hry (2.20) Apabila diperkenalkan volume pori-pori yang terisi fluida (V, Curt), Vp=ahg Maka persamaan 2.20 dapat ditulis sebagai, Py = -0.234qB ners 221) Jadi dapat dikatakan bahwa selama periode ini, laju penurunan tekanan berbanding terbalik dengan V,. Inilah suatu alasan bahwa Aliran Fluida di Media Berpori n berdasarkan persamaan tersebut dapat dilakukan “reservoir limit testing’, yang bertujuan untuk menentukan batas suatu reservoir dengan jalan mencatat penurunan tekanan lubang sumur terhadap waktu. Salah satu bentuk lain yang berguna dari persamaan 2.19 adalah jika tekanan awal, Pi, digantikan dengan tekanan rata-rata, P. Dengan menggunakan persamaan kesetimbangan materi (material balance) : 7 AV. _S.615gB(/24) _0.0744gBr R-P= aed 22) ‘ wv ¢) Cyehe aa dan kemudian disubtitusikan persamaan 2.19, F 00TH UBt 0.07449 uBe 1 2ABt(n ahr oh dan disusun menjadi : P-Py= 1222 (nf %) Apabila efek skin dimasukkan kedalam persamaan 2.19 dan 2.23, maka akan didapatken persamaan-persamaan : P-Py=idl 24H (nif -¥f)+02, dimana F-pan2t#2(%, P-p=1si2tt® (nif -¥ +5) dan Aliran Fluida di Media Berpori 2 PP ata oer Wf Hes] (2.25) ‘Selanjutnya kita dapat mendefinisikan harga permeabilitas rata-rata k, sehingga, P-2, =i 224? (0'f -¥) =Py nit (if 4+8) dimana, ey kok WA Wy Ks) (2.26) Dapat dilihat bahwa apabila sumur tersebut mempunyai skin factor yang positif maka kj akan lebih kecil dari permeabilitas reservoir yang sebenamya. Pada kenyataannya, kedua harga permeabilitas itu, ky dan k, akan sama hanya jika skin factomya sama dengan nol. Kadang-kadang, permeabilitas suatu formasi ditentukan dari Indeks Produksi (PI, dengan simbol J, STB/D/psi) sebagai berikut : kjh < f (2.27) Contoh 2.2, Suatu sumur berproduksi dengan laju 100 STB/D minyak pada BHP = 1500 psi. Dari pengukuran temyata bahwa tekanan reservoir rata-rata adalah 2000 psi. Data log menunjukkan bahwa ketebalan formasi = 10 ft. Radius pengurasan = 1000 ft dan jari-jari lubang sumur = 0.25 ft. Dari Aliran Fluida di Media Berpori 13 sampel yang diambil, teryata viskositas minyak = 0.5 cp dan Faktor Volume Formasi = 1.5 RB/STB. 4. Berapa Pl sumur ini ? 2. Berapakah permeabilitas formasi dari data ini? 3. Apabila diukur dari data core bahwa permeabilitas efektif terhadap minyak sebesar 50 md, apakah sumur ini *demage” atau stimulated" ? Berapakah harga faktor skinnya? Jawab : 1. Dari persamaan 2.27 0.2STBipsi-D 2. Disebabkan tidak tersedianya data yang cukup, maka permeabilitas dapat didekati dengan persamaan 2.27 : 141. 2B (n’f, -¥) h (141.2)(0.2)(1.15)(0.5)( 0.75) 10 =lémd 4, Pengukuran permeabilitas efektif minyak dari data core biasanya lebih dapat dipercaya dari pada permeabilitas yang dihitung dari hubungan Pl, terutama untuk sumur-sumur yang derajat “damage"-nya sangat besar. Melihat permeabilitas core = 50 md, dapat disimpulkan bahwa sumur ini adalah sumur yang demaged. Kemudian faktor skin ini dapat dihitung dari persamaan 2.26. Seen Aliran Fluida di Media Berpori ie 2.3.3.1. Persamaan Aliran diberbagai Geometri Reservoir Seperti telah dijelaskan, persamaan 2.25 hanya dapat digunakan untuk reservoir silindris yang terbatas. Pertanyaan yang timbul adalah, bagaimanakah persamaan aliran untuk geometti reservoir yang lain. Untuk ‘menjawab pertanyaan ini (Odeh menurunkan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk reservoir-reservoir yang non silindris pada kondisi pseudo steady state yaitu, Pep. e141 oZ#B(1),(10.064)_ 3 Fong wast (Lf Cat | Mats (2.28) dimana, A = Daerah pengurasan, ft? Cy = Dietz Shape Factor Ca ini dikenal sebagai Tabel 2.2. Faktor ini sangat penting untuk dipahami karena akan banyak digunakan pada pembicaraan-pembicaraan di bab-bab selanjutnya. ietz Shape Factor dan ini diberikan pada Selanjutnya, Productivity Index, J, dapat dihubungkan dengan shape factor ini untuk berbagai geometri reservoir sebagai berikut : Allran Flaida df Media Berpori 15 0,00708Kh ~ (2.29) 2.3.3.2, Periode Transient, Transient Lanjut dan Pseudo Steady State Untuk menjelaskan lebih terperinci penggunaan shape factor ini, Gambar-Gambar 2.6 dan 2.7 sangat menolong untuk mempelajari berbagai “flow regime” yang terjadi pada suatu selang waktu produksi. Gambar 2.7 dan 2.7 adalah plot antara Pwf versus waktu untuk suatu sumur yang diproduksikan dengan laju produksi konstan. Hubungan ini diperlinatkan pada plot semilog (Gambar 2.6) dan Cartesian (Gambar 2.7). Terlihat bahwa Py vs waktu mengalami 3 periode yaitu periode transien, periode transient lanjut (late transient) dan periode pseudo steady state. Pada periode transien, sumur produksi seolah-olah menguras reservoir yang tidak terbatas (infinite acting). Periode ini diwakili oleh persamaan 2.17, oleh sebab itu Py merupakan fungsi linier dari log t. Tetapi pada periode pseudo steady state, efek batas reservoir sudah terasa, ini dapat diwakili oleh persamaan 2.19 atau 2.24 untuk reservoir silindris, atau persamaan 2.28 untuk reservoir yang non silindris tergantung dari bentuk dan luasnya. Disini Pw merupakan fungsi liner dari waktu. Selang waktu diantara akhir perioda transien dan awal perioda pseudo-steady state dikenal sebagai perioda transien lanjut. Tidak ada persamaan yang dengan mudah merepresentasikan perioda ini. Selang waktu pada perioda ini sangatlah kecil atau kadang-kadang hampir tidak pemah terjadi, Pada reservoir yang berbentuk silindris atau hexagonal, misalnya, perioda ini dapat dikatakan tidak terjadi (untuk tujuan-tujuan praktis) seperti terlihat pada Tabel 2.2. Tetapi untuk geometri reservoir yang lain misalnya (off-centered drainage radius), selang waktu periode ini ‘cukup panjang yang juga dapat dilinat pada Tabel 2.2. Perlu diketahui Aliran Fluida di Media Berpori 16 bahwa Muskat menganalisa perioda transien lanjut ini dan metoda analisanya akan diterangkan pada bab mendatang Penentuan kapan waktu berakhimya perioda transien dan kapan dimulainya perioda pseudo-steady state sangatlah subjektif. Misalnya, batas penggunaan persamaan 2.13 dan 2.19 tidaklah tepat seperti yang tertera. pada Tabel 2.1. Sebagai contoh, Matthews dan Russell berpendapat bahwa saat penyimpangan dari persamaan 2.13 (akhir perioda transien) terjadi apabila 31962 15 juga disertai anggapan bahwa perioda transien lanjut terjadi termasuk untuk reservoir silindris maupun hexagonal. Kemudian perioda pseudo- steady state akan dimulai apabila 136K? k Perbedaan pendapat diantara mereka itu bukanlah hal yang ierlalu prinsip karena pendekatan-pendekatan tersebut hanya berasal dari aproksimasi dari solusi persamaan 2.1 yang mungkin berbeda, karena temyata bahwa hasil-hasil perhitungan tidak akan terpaut tertalu jauh. 2.3.3.3. Penggunaan Diezt Shape Factor. Pada Tabei 2.2, ada beberapa konstanta yang penting diketahui adalah 1. Lamanya waktu suatu reservoir bertindak seolah-olah tanpa batas sehingga solusi dengan fungsi Ei dapat digunakan. Untuk ini, digunakan kolom "Use Infinite-System Solution With Less Than 1% Error for tox” waktu yang dimaksudkan adalah Aliran Fluida di Media Berpori "7 p< PEaloe 0.000264K 2. Waktu yang diperlukan untuk solusi pseudo-steady state memprediksi penurunan tekanan dengan kesalahan + 1%. Untuk itu digunakan kolom "Less Than 1% Error for toa" dimana, t> Halon 0,000264k 3. Saat dimana solusi pseudo steady state dapat digunakan secara pasti, gunakan kolom "Exact for toa.” Contoh 2.3. Aliran di berbagai Geometri Reservoir. 4, Untuk reservoirreservoir berkut ini( (©) FE] dan FE), 1 = 3 Tentukanlah saat (didalam jam) untuk kondis-kondisi berikut ini terjadi: a, Reservoir yang seolah-olah tak terbatas b. Aliran pseudo steady state eksak c. Aliran pseudo steady state dengan ketelitian +1% Data yang diketahui : A = 17.42 x 10° Sq ft (40 Acres) $ =02 B =tep GQ = 1x 10% psi? k = 100 md ae Aliran Fluida di Media Berpori 18 2. Untuk setiap kasus diatas, perkirakan PI dan laju produksi stabil (q) dibawah P -Pyy = 500 psia, jika h = 10 ft 2 RBISTB 3. Untuk geometri #3, tuliskan persamaan yang menghubungkan laju aliran yang konstan dengan penurunan tekanan dilubang bor pada t = 30, 200 dan 400 jam. Jawab : 4. Mula-mula dihitung HL tps _ (0.2)()IX10*)07.42x104) _ 1 599 0.000264% (0.000264)(100) Kemudian tabel berikut dapat disiapkan (mengambil harga-harga dari Tabel 2.1) : P—Steady State | P - Steady State Geometri Infinite Acting (Pendekatan) (Eksak) tDA t tDA t {DA t 1, O41 132 0.06 79.2 01 132 2. 0.09 119 0.05 66.0 04 132 3. 0.025, 33 03 396 06 792 Aliran Fluida ai Media Berpori 9 Untuk geometri #3, terlihat bahwa jarak antara perioda infinite acting dan perioda pseudo-steady state terlihat dengan jelas (3 jam dan 792 jam). 2: Untuk menghitung PI dan q gunakan persamaan ini 0.00708kh a aaa) (pofoeeae csr Ja 59 4 1 (tlic) dan a=J (P-Puf)=500 5 Kemudian Tabel ini dapat disiapkan Geometri| CA J Q 1. . }31.62 [0.26 | 263 2. 30.88 [0.526 | 263 3. [4513 |0.484 | 242 3. a) Pada saat t = 30 jam, untuk Geometri #1, reservoir masih seolah- olah tak terbatas, jadi persamaannya, 1,688 uC, = 70,6228} of LER P HCE |_og kh it Aliran Fluid di Media Berpori 20 b) Pada saat t = 200 jam, reservoir tidak lagi infinite acting,tetapi juga pseudo steady-state (pendekatan) belum dicspaijadi sukar merepresentasikan persamaan pada saat ini ©) Pada saat t = 400 jam, persamaan pseudo-steady state dapat digunakan dengan tel jadi persamaannya adalah : P-Py 41.2428 1 {19.064 345 (2 Ge) 4 2.4. SOLUS! UNTUK RESERVOIR SILINDRIS DENGAN TEKANAN TETAP PADA BATASNYA (CONSTANT PRESSURE AT OUTER BOUNDARY) Van Everdingen dan Hurst menurunkan persamaan allran untuk reservoir jenis ini. Secara grafis, Gambar 2.8 dapat digunakan untuk mendapatkan harga penurunan tekanan dilubang bor sebagai fungsi waktu. ‘Sistim ini akan mencapai steady state mumi pada saat win) 00M SIK ES 125, jad aCe e eo A (2.30) atau mencapai stady state muri pada saat {DA > 0.40 0.000264 kt ——— > 0.40 , jadi wea Aliran Fluida oi Media Berpori a tp BSISHCA o (2.31) setelah kedua waktu yang ditunjukkan oleh persamaan 2.30 atau 2.31 tersebut, persamaannya adalah Bila dijabarkan lebih lanjut maka didapatkan : 0.00708 h(P, -P,) = eH) (2.32) Persamaan 2.32 tidak lain adalah persamaan Darcy yang terkenal. 2.5, SOLUSI PERSAMAAN ALIRAN RADIAL SILINDRIS DIBAWAH PENGARUH WELLBORE STORAGE DAN SKIN Disini akan dibahas solusi persamaan difusivitas radial termasuk suatu fenomena yang menyebabkan laju aliran bervariasi setelah suatu produksi dimutai. Fenomena ini dikenal luas sebagai "Wellbore Storage” yang diperihatkan pada Gambar 2.9. Pandanglah suatu sumur (shut-in) minyak disuatu reservoir. Selama ‘sumur ini ditutup, tekanan reservoir akan menopang kolom fiuida dilubang bor sepatas mana ditentukan oleh kesetimbangan antara tekanan formasi dan berat kolom fluida tersebut. Kemudian diproduksikan dengan membuka kerangan dipermukaan, mula-mula tentu sumur tersebut saja minyak yang diproduksikannya hanya berasal dari apa yang ada pada lubang bor ini. Jadi laju produksi mula-mula dari formasinya sendiri sama dengan nol, Aliran Fluida di Media Berpori 2 Dengan tertambahnya waktu aliran, pada suatu tekanan permukaan yang tetap, laju aliran didasar sumur akan berangsur-angsur sama dengan jaju aliran dipermukaan, dan banyaknya fluida yang tersimpan didalam lubang bor akan mencapai harga yang tetap. Dengan memahami hal tersebut diatas, sekarang kita dapat membuat hubungan matematis antara laju aliran dimuka formasinya (sand face flow rate) dan laju aliran dipermukaan (surface flow rate). Misalnya ada suatu sumur dengan suatu kolom fluida didalamnya (Gambar 2.9) dan anggaplah ada suatu mekanisme baik itu gas-lift atau pompa yang mengangkat fluida tersebut kepermukan. Juga anggaplah laju aliran dipermukaan adalah q, sedangkan dimuka formasinya adalah qu. Berdasarkan persamaan kesetimbangan materi dilubang bor diantara u.B(RB/D), gs (RB/D) dan laju akumulasi fluida pada lubang bor adalah, (244) _ 2g dz ai\ Seis)” S615 a Kemudian dengan anggapan bahwa luas lubang bor yang tetap disetiap kedalaman, Ay, dan Faktor Volume Formasi juga konstan, maka dapat dituliskan suatu kesetimbangan berikut ini: 24 dz Ses ge Ge OB (2.33) Apabila tekanan dipermukaan sama dengan Pt, rhaka m8 P= Rte : et Tad ge 2a) dimana p adalah densitas fluida didalam lubang bor (Ibm cu ft) dan g/ge = lbfitbm. Seterusnya, Le eg Ge GET (2.35) 144 ge Aliran Fluida oi Media Berpori 23 jadi, 2044) a 3.615 gots gi Pe PI= a -OB (2.36) Apabila didefinisikan konstanta Wellbore Storage, Ce: (146) 9 Gi Seis ge (24) 4 =q+ 2 46, . We 44S Pw PF) Apabila tekanan lubang bor dipermukaan berubah-rubah, maka Pi=0 (pada umumnya demikian, tetapi bukanlah suatu asumsi yang valid), Pada saat t = 0, laju aliran dipermukaan = q. Dan dengan menggunakan variabel-variable yang tidak berdimensi, Pp dan to, maka ay ___ Gi Bu 0.000264 dPp ty 0.00708Kh” gure ty 0.894 g,B dP, = 38) HRI Ey ied Jadi: 0.894.9,C, dP, 99 =9- hr ae (2.39) 0.894C, Dari persamaan 2.39, tak lain dan tak bukan adalah Chr, dimensionless Wellbore Storage Co seperti pada persamaan 2.10. Jadi persamaan 2.39 akan menjadi, Aliran Fluida di Media Berpori 4 (2.40) dan untuk laju aliran yang konstan (q(t) = q), persamaan 2.20 menjadi ao " 9g =1-Cy (2.41) Persamaen 2.41 merupakan ‘inner boundary condition" bagi persamaan difusivitas radial dibawah pengaruh Wellbore Storage. Terlihat jelas apabila Co ini kecil atau dPo/dto kecil, maka qu ~ q, artinya efek dari Wellbore Storage dapat diabaikan. Solusi analitis lengkap persamaan difusivitas radial dibawah pengaruh Wellbore Storage dan Skin dikemukakan oleh Agarwal et al pada tahun 1970. Disini tidak akan diperinci mengenai penurunannya, bagi pembaca yang berminat dapat melihatnya pada SPEJ (September 1970, hal. 291-291) ; Trans Aime Vol.249 ; atau Reprint Series #14, hal 84-95. Solusi anal iSlustrasikan pada Gambar 2.10. Dari grafik ini harga Po atau Py dapat ditentukan dengan mengetahui harga to, Co dan S. Dari sol ada dua hal yang penting untuk diketahui dan penerapannya juga akan sering dijumpai pada analisa pengujian sumur dibab-bab mendatang nanti, Pertama adalah adanya “unit slope" pada saat-saat awal dan kedua adalah kapan saat berakhimya efek dari ‘Wellbore Storage. 2.5.1. Unit Slope Disaat Data Awal Seperti teriihat pada Gambar 2.10, setiap harga Co dan S pada saat awal membentuk garis dengan sudut 45° (unit slope, tangen sudutnya = 1). Garis ini akan tejadi sepanjang produksi fluida berasal dari apa yang ada pada lubang bornya dan tidak ada yang datang dari formasinya. Aliran Fluida di Media Berpori 2 Persamaan 2.41 menerangkan gejala ini secara matematis seperti dibawah ini, Untuk a./q = 0, maka persamaan 2.41 akan berubah menjadi Py 1-Cy 2 on atau, dtp = Co dPp (2.42) Apabila persamaan 2.42 diintegrasikan dari to = 0 (Po = 0) hingga To(Po), maka CoPo=to (2.43) Didalam bentuk logaritmik, persamaan 2.43 menjadi log Co + log Po = log to (2.443 Jelas disini bahwa selama qu = 0, maka log-log plot antara Po VS to ‘akan menjadi tangen sudut sama dengan satu. Atau dapat pula dikatakan bahwa setiap titik (Pp , to) pada garis dengan tangen = 1 ini akan memenuhi persamaan So Po 4 to Pengamatan akan halhal tersebut diatas merupakan suatu sumbangan yang besar sekali untuk lebih dapat menganalisa transien tekanan secara memadai. Aliran Fluida di Media Berpori 26 2.5.2. Saat Berakhimya Efek dari Wellbore Storage Ketika produksi fluida telah berasal dari formasinya, qu ~ q, maka efek dari Wellbore Storage akan berakhir. Sejak saat itu tentu saja bahwa solusi persamaannya akan sama dengan solusi persamaan aliran radial silindris tanpa Wellbore Storage (Co = 0). Terlihat dari Gambar 2-10 bahwa solusi untuk suatu harga Cp dan untuk Co = © akan sama setelah selang waktu tertentu, Secara empiris, waktu ini, yaitu saat berakhimya Wellbore Storage akan berakhir kurang lebih 1 sampai 12 log cycle diukur dari saat penyimpangan dari "Unit Slope". Atau dapat pula diperkirakan, bahwa efek Wellbore Storage akan berakhir pada : to=(60+3.5s) Cp (2.45) 2.6. KONSEP JARIJARI =PENGAMATAN (RADIUS OF INVESTIGATION) Konsep ini, secara kwalitatif maupun kwantitati, mempunyai arti yang sangat penting baik didalam analisa maupun perencanaan suatu pengujian sumur. Jarijari pengamatan menggambarkan sejauh mana (jarak dari lubang bor yang diuji) pencapaian transien tekanan kedalam formasi apabila diadakan gangguan keseimbangan tekanan akibat suatu produksi atau penutupan sumur. Akan diperiihatkan disini bahwa jarak yang ditempuh oleh transien tekanan tadi berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan den fluida formasinya dan juga tergantung kepada lamanya waktu pengujian, Sebelum membicarakan hal ini secara kwantitatif, tinjaulah suatu contoh mengenai distribusi tekanan disuatu reservoir yang ditunjukkan oleh Gambar 2.11. Reservoir yang mempunyai batas (re = 3000 ft) ini diamati distribusi tekanannya setelah 0.1, 1, 10 dan 100 jam produksi. Distribusi Aliran Fluida oi Media Berpori 27 tekanan ini dihitung dengan persamaan difusivitas (Ei) dengan data-data yang ditunjukkan pada Gambar 2.11. ‘Ada 2 hal yang penting dapat ailihat dari kenyataan Gambar 2.11 tersebut yaitu : 4. Tekanan pada lubang sumur (r = fy), terus menurun dengan bertambahnya waktu produksi; demikian pula, tekanan pada titik- titik sejarak r dari lubang sumur. 2. Transien tekanan yang diakibatkan oleh produksi minyak sebesar 47 STBID terus bergerak semakin dalam dengan bertambahnya waktu produksi. Untuk setiap waktu produksi yang terlihat pada Gambar 2.11, selalu ada tik diatas mana penurunan tekanan dari tekanan awal hampir dapat diabaikan, sehingga setelah titik tersebut P= Py, Jadi ada suatu waktu t, disaat gangguan tekanan akan mencapai jarak r, (radius in vestigation). Hubungan antara t dan fini diberikan oleh persamaan 6 it ne (sata ] (2.48) ri, yang diberikan oleh persamaan 2.46 ini menggambarkan suatu jarak dimana gangguan tekanan (turun atau naik) cukup berarti akibat produksi atau injeksi fluida dengan laju yang tetap. ‘Sebagai contoh, penggunaan persamaan 2.46 terhadap Gambar 2.11 memberikan hasil sebagai berikut : Aliran Fluida di Media Berpori 28 t Gam) rif) o4 32 1.0 100 10.0 316 100.0 1000 Angka-angka 1; diatas menunjukkan, jarak dimana (untuk setiap waktu produksi) perubahan tekanan karena produksi dapat diabaikan (P ~ Pi) Konsep jarijari pengamatan ini merupakan pemandu kita untuk merencanakan suatu pengujian. Katakanlah kita hendak menguji suatu reservoir sejauh, paling tidak, 500 ft. dari sumur yang diuji. Berapa lama Pengujian ini harus berlangsung ? Apakah 10 jam sudah cukup, atau harus 24 jam ? Kita tidak dapat hanya menduga-duga atau menguji dengan waktu sebarang, yang mungkin terlalu pendek atau bahkan terlalu panjang. Ingat, biaya pengujian ini sangat mahal, apalagi untuk sumur-sumur lepas Pantai. Dengan konsep tadi dapat diperkirakan waktu pengujian tersebut. Persamaan 2-46 juga dapat digunakan untuk memperkirakan waktu untuk mencapai “stabilized flow", yaitu waktu yang diperiukan oleh transien tekanan untuk mencapai batas reservoir yang sedang diyj, Sebagai contoh, jika sumur yeng diuji terletak di Pusat reservoir yang berbentuk silinder yang terbatas r., dengan menuliskan f = re, maka waktu yang dipertukan untuk stabilized flow tersebut adalah : t= 948 bn Cre/k (2.47) Pree nnn Aliran Fluida di Media Berpori 29 t, tersebut juga adalah saat dimulainya perioda pseudo steady-state dimana persamaan 2.19 berlaku sebagai solusi yang eksak dari persamaen difusivitas. Patut dicatat bahwa untuk bentuicbentuk reservoir lainnya, selain silinder, waktu untuk mencapai stabilized flow ini akan beriainan pula. Untuk menggunakan konsep jarijari pengamatan ini, kita harus menyadari sepenuhnya bahwa Konsep ini akan memberikan hasil yang sangat tet ika dan hanya jika formasi yang diselidiki mempunyai sifat-sifat + homogen, isotropik dan berbentuk sijinder. Adanya keheterogenan suatu reservoir akan mengurangi ketelitian persamaan 2.46 dan 2.47. Contoh 2.4, Penggunaan Konsep jari-jari Pengamatan Kita bemiat merencanakan suatu “flow test" pada suatu sumur explorasi untuk menguji kepastian bahwa sumur tersebut akan menguras formasi dengan jari-jari sejauh lebih dari 1000 ft. ‘Suatu studi pendahuluan memberikan data-data sebagai berikut : k= 100 md, 0= 0.2, Ct=2x 105, psi-t, yU=0.5. Berapa lamakah pengujian ini harus berlangsung ? jawab : Jarak minimum yang harus ditempun oleh transien tekanan adalah 2000 ft (2x F; untuk lebih amen). Waktu yang dibutuhkan adalah : t. = 948 gn Ciel k _(9:49((0.2)(0.5)(2 x 1075)(2000)7 ~ 100 5.8 jam nnn Aliran Fluida di Media Berpori 2 ‘Ada suatu hal yang sangat unik disini bahwa t, ini tidak tergantung dari laju aliran. Berapapun taju aliran yang diberikan akan meraih jarak yang sama pada suatu t, yang sama. Didalam prakteknya, laju aliran yang harus dipilin sedemikian rupa sehingga perubahan tekanan terjadi dapat direkam dengan ketelitian yang cukup untuk suatu analisa. Tentu saja ini akan sangat bergantung kepada pencatat tekanan yang dipakai selama Pengujian ini berlangsung. aan Aliran Fluida di Media Berpori Hn ‘aoasesey 1p 1polse4, 8v0K uo%iy ojod odos0aeE 2 ‘Aliran Fluida di Media Berpori Gb. 2.2 ertuneon Aliran Fluida i Media Berpori 33 FLUID FLOW IN POROUS MEDIA —Schematic of pressure distribution near Gb. 2.3 wellbore. Fo RRR on RN NE Aliran Fluida di Media Berpori 4 le dlr reer, wo wer segs 0 in ob. 2.4 Aliran Fluida di Media Berpori 35 24 @ Dimes prise fra wl ihe cen of ln cel roy, no web songs 0 i a. SOC Aliran Fluida di Media Berpori 6 parr rs a7 Aliran Fluida di Media Berpori uopaeiq aunssexg wueTos Tpef soy, SueX WeATTY TeuOTBoy eBTy Le 109 gz "a0 y ; 180 as-ldvassoorasa rere nnn 38 Aliran Fluida di Media Berpori to Ate vin veges ono” eae ob. 2.8 Aliran Fluida di Media Berpori 39 67% 99 “$0040 pinbu ‘aceud-a/6ujs Bujuyeyvos esogiom jo anlewouos setypinby Suysow YIM sroqqo™ jo ojeweYOS my Lt (4) amy = vauv- |. _JSp y Fy Ni b+ Aliran Fluida di Media Berport foam -1- een we foi pa ourz cna remy yy ‘poem poston soa me paseo Aliran Fluida di Media Berpori “ PRESSURE, PS! RADIUS, ft Pressure distribution in formation near producing well. Gb. 2.11 Aliran Flulda di Media Berpori a nie 1) VALUES OF THE EXPONENTIAL INTEGRAL, ~Ci(—x) 2 21-10050<02 anata ae as Sy he mr aw oe ae ob oy ot 3 as it tee ie ie Re Ge Ee ne Sa ae Se is Ue ie iS lm ie ie ie 3a ae ey dey diy dae GIy om doe doe 2 SH ey 2S a ES 2) eS ee ie 3 eee ie He ee Be Be ie i Se ae te tel io dae a 2B) ak Be in og Be ae Ne ie ie 2? ie be ie oe 9a fa og Zam tags Test GY 22s 40 to Fas oe igs ioe foe tae tas 1, ise jae ee tae Qo ise ie igs ie [hg 12 ise tae ie tae Su ig ie ir iro te Ue ize ie Ve te ge ie ie ice jee tay rT IES Be ier Guo ii ibe ibe ise ioe 1 Ieee ee tae Sg ie Ie les 1S ae Gt ie ie ie ie oe ae Hat ie Sh Se Tae eh eee ios Gg ie ae tan Se aR ge ae ie ie tae SSS TR IB: I a ge lah igs ue igs =#l-1000x<208 meal=o6) Se gy A S58 ERS 20m 240 2am aut“ zen so19 SiS iy ab HS TS tee ra cy 2m sa So ig Lt US ihe toe et tae jt ioe iss Pa a eo Sf GMs Ge See ies Sam Que ere Bie Rey oh PO ee ee Se be Be Bey ae aes RE Se) 3) oes a Sz ame Bay Bae Ge ga Oa Sis Si Re a Se Gai Ga ake Gas Gay G20 Glu Sie Ge Bae Wo Si SS Sa Gan Sat G2? Se aes tay San HOR IS ato Sty Gan G82 Sis Sie OEE die 1g Sido Bates Sows Sis asco Gull Se, $18, Sit Sie 1S Go As Gorm Sie; Seate Ge See Saitek Saxe 1g Sere Germ Sora Song Sane Sts Sem Bors tore Sayer LE GSE Bs Soke Gora Serve SO Sta Somre cae Rone 1S Ges Ges Seka Sey Sess; CUE SG Sask Boer Sasa 2 Goch Sites Soars Ebi Shas GOES SENS Qaei0 SAKR ous BxO- saw? 5 Eiko) Taw fees tae ire BES SEs Has gS eas sre! HEE BRE a JES Tee 30 4ige10-8 373 0~ "Acted Wor Nise, R.G:"Hom ToUse The Ergonenal aera” Pel ng ups otras serrnrnrrrnnr B24xi0-§ 509% 10 Aliran Fluida di Media Berpori Beer 10-8 Dato Weer 4a Te. 2.2 “APE FACTORS FOR VARIOUS CLOSED SINGLE WELL DRAINAGE AREAS semana | aa aoe oO fAb mm mm ee ll Cl *| 4512 15070 050 Os cr ones ee ee — Crs ee ee = = sass, rod ~01703 on ons ‘0008 Aliran Fluida di Media Berpori “ %. 2.2 Cont, Ce] Hoes fede (Ha Set | min | on wee tot teas cue aww saa es ss tees oer kas oot = ) tense sae 0902, os 030 001 i beam sate os on Sass ais sane aan oot Rama) eee ear ere) eee om: sw vornainrcrnes pesomont 5 Cage PCE OF AZ fom macrunED SroTeNS aS esate set sre 00635 ans aoe ‘CANNOT USE {e tse are yoo arson caorune fe sso" aso80 01505 ours, 009 ‘cannor Use na fe om az sose atom camer se sees sac arene nnn Aliran Fluida di Media Berpori 6 BAB Ill KORELASI SIFAT SIFAT FLUIDA DAN BATUAN RESERVOIR Sifat-sifat fisik batuan dan fluida reservoir Sengat diperlukan sebagai data Penunjang didalam analisa transien tekanan. Didalam Bab ini akan dibahas Korelasikorelasi yang sejaun pengamatan dapat dipercaya dan diy Kebenarannya. Akan tetapi prioritas utama adalah data yang didapat dar Laboratorium dan korelasi-korelasi ini digunakan apabila data tersebut tidak tersedia, Gambar-gambar dan korelasi yang dibahas disini diambil dari Appendix D, Monograph V (Ear lougher} dan John Lee. 3.1, HUBUNGAN PVT DAN KARAKTERISTIKNYA, ‘Sebelumnya, sekali lagi iingatkan bahwa korelasi_ tekanan-volume- temperatur ini fendaknya dipakai jika data pengukuran dilaboratorium tidak fersedia. Juga tidaklah benar untuk tidak melakukan pengukuran data dilaboratorium karena tersedianya korelasi-korelasi ini. Penggunaan data PVT berdasarkan hasil penelitian di Laboratorium selalu menjadi prioritas utama didalam interpretasi dan analisa transien tekanan ini Sifat-sifat fisik metana sampai dekana, dan juga senyawa-senyawa yang biasa terkandung didalam fluida hidrokarbon direservoir diberikan pada Tabel 3.1. Informasi ini dapat dipakai untuk memperkirakan sifat-sifat campuran hidrokarbon Dua besaran, Temperatur Pseudokritis dan Tekanan Pseudokritis suatu campuran banyak digunakan untuk korelasi-korelasi yang diterangkan pada Bab ini, Sifat-sifat tadi dapat diperkirakan dengan persamaan : Cy Wocalncl Sint SIT SO Korelasi Sifat-Sitat Fluida dan Bataan Resorvolr 7 Ppo = by YT. 32 dimana N= Banyaknya komponen didalam campuran Y, = Fraksi mol komponen ke i Ta = Temperatur kritis komponen ke i, °R Py = Tekanan kritis Komponen ke i, psia. Apabila komposisi sistem ini tidak diketahui, Gambar 3.1 sampai dengan 3.3 dapat digunakan untuk meinperkirakan Tye dan Pye. Gambar 3.1 dapat memperkirakan sifet-sifat tadi untuk minyak diatas fitik gelembung (bubble point) pada tekanan reservoimya ; specific gravity minyak yang dikoreksi terhadap temperatur = 60 °F narus digunakan disini (harga Laboratorium). Gambar 3.2 digunakan untuk minyak pada titk gelembungnya ; biasanya diukur di juga disini digunakan specific gravity minyak seperti untuk Gambar 3.1. Gambar 3.3 dapat dipakai untuk fluida kondensat dan gas alam ; gravity gas harus diketahui untuk itu. Pseudo Tekanan dan Temperatur diperkirakan dari : 33 34 an nena nA ANNALS ‘Koreiasi Sifat-Sifat Fulda dan Batuan Reservoir 2 dimana, T = Temperatur, °R P= Tekanan, psia Penting diingatkan bahwa persamaan 3.1 sd 3.4 harus menggunakan tekanan dan temperatur absolut. ‘Ada suatu hubungan yang juga penting diketahui yaitu hubungan antara specific gravity dan °API yaitu : 35 Didalam persamaan ini 3.5 ini, y harus dikoreksi terhadap 60 °F dan tekanan atmosfir, Contoh 3.1. Memperkirakan Tekanan dan Temperatur pseudokritis untuk minyak diatas titik gelembung, Tentukanlah Tye dan Pre untuk minyak diatas tekanan tik gelembung dengan gravity = 30 °API. Jawab Dari persamaan 3.5 141.5 API = ——>- 131.5 Y 4 0 esis r jadi specific gravity, 7 = 0.876 (pada 60 °F) ari Gambar 3.1, untuk y = 0.876, maka Ty. = 1160 °R dan Py, = 285 psia, OSI SHS Sitter Koreiasi Sitat-Sitat Fluide dan Batuan Reservoir a 3.2. PENENTUAN TEKANAN TITIK GELEMBUNG SUATU MINYAK MENTAH Seringkali pada saat menganalisa hasil suatu transien tekanan, kita harus dapat menentukan apakah tekanan reservoir berada diatas atau dibawah titik gelembung. Untuk itu, Korelasi Standing dapat digunakan (walaupun korelasi ini dibuat untuk minyak mentah di California, namun menurut pengalaman dapat dipakai dengan cukup teliti untuk tujuan-tujuan praktis). Untuk menggunakan korelasi Standing ini, harus diketahui : Solution GOR, gas gravity, stock tank oil gravity dan temperatur reservoimya. Hubungan ini dapat dilihat pada Gambar 3.4. Conteh 3.2. Memperkirakan Tekanan Titik Gelembung suatu Minyak Mentah Tentukanlah Tekanan titik gelembung untuk minyak mentah yang mempunyai GOR = 350 SCF/STB (hanya solution gas), gravity gas = 0.75, gravity minyak = 30 °API, dan temperatur = 200 °F. Jawab : Menggunakan Gambar 3.4, mulailah dari sumbu miring sebelah kiri untuk GOR = 36, tarik horizontal hingga memotonggaris gravity gas = 0.75. kemudian dari perpotongan garis tadi dibuat garis vertikal kebawah hingga memotong garis gravity minyak = 30 °API. Dari tik potongnya dibuat garis horizontal hingga memotong Temperatur = 200 °F. Buble Point Pressure didapat dengan menarik garis vertikal kebawah dari tik potong dengan Temperatur tadi. Hasiinya adalah 1930 psia. 3.3, PENENTUAN SOLUTION GOR Gambar 3.4 ini juga dapat digunakan untuk mencari solution GOR pada tekanan saturasinya, Untuk ini harus diketahui Tekanan fitik gelembung, Temperatur reservoir stock tank gravity minyak dan gravity gas. Prosesnya ‘Roreiasi Sitat-Sifat Fluide dan Batuan Reservoir adalah sebaliknya dari contoh 3.2 tadi, yaitu dimulai dari Tekanan titk gelembung yang diketahui yaitu sumbu sebelah kanan. 3.4. PENENTUAN FAKTOR VOLUME FORMASI MINYAK ‘Standing juga membuat suatu korelasi untuk memperkirakan Faktor Volume Formasi Minyak pada tekanan titik gelembungnya (Bo) yang dapat dilihat pada Gambar 3.5, Untuk ini harus diketahui, Solution GOR, gravity gas, stock tank gravity minyak dan temperatur reservoir. Contoh 3.3. Penentuan Bo Tentukenlah Bo pada tekanan titik gelembung dari suatu reservoir dengan GOR = 350 SCFISTB, gravity gas = 0.75, stock tank gravity minyak = 350 API dan temperatur reservoir = 200 °F. Jawab Pada Gambar 3.5, mulailah dengan sumbu kiri atas untuk GOR = 350, kemudian dibuat garis horizontal dari GOR = 350 memotong garis gravity gas 0.75, Kemudian buat garis vertikal kebawah hingga memotong garis gravity minyak = 30 °API. Dari titik potong ini, digambar garis horizontal kesebelah kanan sehingga memotong Temperatur = 200 °F. Akhimya, buatlah garis vertikal kebawah dari tik potong tersebut dan Bo dibaca = 1.22 RB/STB. 3.8. PENENTUAN KOMPRESIBILITAS MINYAK DI ATAS TEKANAN TITIK GELEMBUNG (Co) ‘Trube membuat suatu korelasi untuk menentukan Kompresibiltas minyak diatas titik gelembungnya (Co). Korelasi ini dapat dilihat pada Gambar 3,6 dan Sekali lagi diingatkan bahwa, apabila tersedia data Co hasil pengukuran PVT dilaboratorium, maka sebaiknya itu dipakai dengan menggunakan persamaan Rar eY SACHA IE He Bon OO th AANA NANA AAA ‘Korelasi Sitat-Sifat Fluids dan Batian Resorvolr € 1 Bo Bo de Pada dasamya, Gambar 3.6 tersebut dapat digunakan berdasarken diketahuinya Tekanan dan Temperatur reservoimya. Dari kedua besaran tersebut kemudian diperkirakan Tye dan Pye, juga Ty dan Pp. Kemudian Co dihitung dari persamaan : at 3.6. PENENTUAN KOMPRESIBILITAS MINYAK DIBAWAH TEKANAN TITIK GELEMBUNG Kompresibilitas minyak dibawah tekanan titik gelembungaya membesar bila dibandingkan dengan ketika diatas titik gelembung. Alasannya sederhana yaitu, dengan turunnya tekanan, gas membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggel sebenamya berkurang dengan turunnya tekanan (walaupun sebenamya density cairan yang tertinggal agak berkurang sedikit) Akibatnya, volume fluida total yang terdiri dari minyak dan gas lambat laun terjadi, menjadi lebih besar seiring dengan turunnya tekanan, dan ini menyebabkan kompresibiltas sistim menjadi lebih tinggi dibancingkan dengan kompresibilitas cairan minyaknya sendir, Didalam persamaan, ini dilukiskan sebagai: 1 ao , Bg aes Bo dP Bo dP 38 Persamaan 3.8 dapat pula diubah menjadi _1 aBo , ds Bo dP ~ dP Co LdRs/», _ dBo 1 RS (py ao, Bo ap 8 ars) Rn nA AA AAA AA AAAS ‘Korelasi Sifat-Sifat Fluida dan Batuan Reservoir 6 es ———— dp" ds Didalam mencari Co, data-data yang harus diketahui adalah : Tekanan reservoir, P, solution GOR, Rs, specific gravity minyak pada stock tank, gravity gas, Bo dan Bg. Bg ini dapat dihitung dengan persamaan : Bg = 0.00504 , RB/SCF 3.10 Contoh 3.5. Menentukan harga Co pada tekanan dibawah titik gelembung, ‘Tekanan disuatu reservoir minyak = 2500 psia dan temnyata telah berada dibawah tekanan tik gelembungnya. Gunakanlah data dibawah ini untuk menentukan Co pada tekanan tersebut. Yo = 0.825 (40 °API), Ys O7 T — =200°F = 660°R, dan Zz 1.8514 Jawab : 1 dRs,, dBo. LARS (pe _ do, i anorane = RS Menggunakan Gambar 3.4, Rs = 640 SCF/STB Menggunakan Gamber 3.5, Rs = 1.36 RB/STB A Bg = 000504 “< : P = (0.00504)(660)(0.851)/2500 = 0.001132 RB/SCF relat Sita Sift Piola dan Batuan Reservayy °° nnn Dari Gambar 3.7 atau persamaan yang menyertainya 640 * ((0.883)(2500) + 21.75 = 0.3052 SCF/STB - psi Dari Gambar 3.8. Jadi ee 5.6x10 as iD = (5.6x 10) ¥0.7/0.825 =0.516x10" RB/SCF Akhimya 1 dsp, _dBo LBS pg _ oo, °° Bo ap OE aRs) = (Ale 3052)(0.001132- 0.000516) = 0.138 X 10° PSI" ‘Koreiasi Sitat-Sitat Flaida dan Batuan Reservoir 3.7. PENENTUAN VISKOSITAS MINYAK Untuk minyak dibawah tekanan tik gelembung, viskositasnya dapat didekati dengan korelasi Beal (Gambar 3.9) dikombinasikan dengan data dari Connaly (Gambar 3.10). Adapun viskositas minyak diatas tekanan titik gelembung, dapat pula dicari dengan Gambar-gambar 3.9 dan 3.10 hanya seje harus dikoreksi menggunakan Gambar 3.11 Gamber 3.9 memberikan perkiraan harga viskositas minyak yang bebas dari gas (gas-free atau dead oil), tin, Gambar 3.10 memperkirakan harga viskositas minyak yang tersaturasi gas, 11. sedangkan Gambar 3.11 memberikan Perkiraan kenaikan viskositas minyak diatas tekanan titik gelembung, Untuk ini harus diketahui, temperatur reservoir, gravity minyak, Solution GOR dan untuk kasus yang diatas titik gelembung, harus diketahui tekanan titik gelembungnya dan tekanan reservoir pada saat itu. Contoh 3.6. Penentuan Viskositas Minyak Tentukanlah viskositas minyak diatas tekanan titik gelembung pada 5000 sia. Tekanan titk gelembung = 1930 psia, solution GOR = 350 SCF/STB gravity minyak = 30 °API dan suhu reservoimya adalah 200 °F, Jawab Dari Gambar 3.9 og = 2.15 cp. Dari Gambar 3.10 jig, = 1.0 cp. Dari Gambar 3.11, penambahan viskositas diatas tekanan tik gelombung = 0.087 Akhimya , viskositas pada tekanan 5000 psia adalah : 500-1930 + (0.067) = 1.21 ( { 1000 ) oe OR SICET Korelasi Sifat-Sitat Fluida dan Batuan Resorvale 3 3.8. KELARUTAN GAS ALAM DIDALAM AIR. Kelarutan gas alam didalam air dapat diperkirakan dengan korelasi Dodson dan Standing yang diperlihatkan pada Gambar 3.12 dan 3.13. Gambar 3.12 memberikan kelarutan gas alam didalam air mumi sedangkan Gambar 3.13 adalah korelasi kelarutan pada air dengan berbagai kadar garam. Untuk memperkirakan kelarutan ini diperlukan data tekanan dan suhu reservoimya dan juga “total solid content" dari air. Contoh 3.7. Penentuan Kelarutan Gas Alam didalam Air Tentukanlah kelarutan gas didalam air formasi (20,000 ppm), tekanan reservoir = 5000 psia dan temperatur reservoir = 200 °F. Jawab : Dari Gambar 3.12, kelarutan didalam ait mumi, Rewe (200 °F, 5000 psi) = 20.2 SCFISTB. Dari Gambar 3.13, faktor pengoreksi. Rew/Rswp (20,000 ppm, 200 °F)= 0.92. Akhimnya : Rew = (Rewe)(Rsw/Rewe) = (20.2)(0.92) = 18.6 SCF/STB 3.9, PENENTUAN FAKTOR VOLUME FORMASI AIR Faktor Volume Formasi air (Bw) dapat diperkirakan menggunakan Gambar 3.14, disertai dengan Gambar 3.12 dan 3.13. Untuk ini diperlukan data yang sama dengan penentuan kelarutan gas. ‘Koreiasi Sifat-Sifat Puida dan Batuan Reservoir O Contoh 3.8. Penentuan By Tentukanlah By, dengan data pada Contoh 3.7 Jawab : Dari Gambar 3.14, 8, untuk air mumi untuk air + gas alam = 1.030 RB/STB. 1.021 RB/STB sedangkan B,, Dari Gambar 3.13 terdahulu Rew/Rewe = 0.92. Lalu gunakan harga ini untuk menginterpolasi diantara kedua B, diatas, By = 1.021 + (1.030 - 1.021)(0.92) = 1.029 RBISTB. 3.10. KOMPRESIBILITAS AIR PADA RESERVOIR DIATAS TEKANAN TITIK GELEMBUNG (C,,) Dodson dan Standing memberikan korelasi yang terlihat pada Gambar 3.15 dan 3.16. Ini dapat digunakan untuk menentukan kompresibilitas air untuk kasus diatas. Contoh 3.9. Penentuan Cy, Berapakah C,, untuk air formasi (20,000 ppm), reservoir temperatur = 200 °F dan tekanan = 5000 psia, Tekanan titik Gelembung = 1,930 psia. Jawab Dari contoh 3.7, Raw = 18.6 SCFISTB. Menggunakan Gambar 3.15, Cwp (air mumi tanpa gas terlarut) = 2.96x10-6 psi Untuk perbandingan gas/air = 18.6 SCF/STB, menggunakan Gambar 3.16, didapatkan faktor pengoreksi = 1.16. “Rorelasi Sitat Stat Paid dan Bataan Resarvoln rrr cw = Cwp (Cw/Cwp) = (2,96x10°)(1.16) = 3.43x10° psi" 3.11. KOMPRESIBILITAS AIR FORMASI PADA RESERVOIR DIBAWAH TEKANAN TITIK GELEMBUNG Seperti halnya mencari kompresibilitas minyak, Ramey menurunkan persamaan untuk kompresibilitas air ini ecb aBnaRee a Be , Bp Row dp By aP cw 3.11 Faktor - (1/Ew)(48widP) ditentukan dengan menggunakan Gambar 3.15 dan 3.16 seperti contoh 3.9, sedangkan faktor dRswdP ditentukan dengan menggunakan Gambar 3.17 (untuk air mumi) dan kemudian dikoreksi dengan menggunakan Gambar 3.13 apabila air tersebut mengandung garam. Contoh 3.10, Penentuan Kompresibilitas Air Foimasi pada Reservoir dibawah Tekanan Titik Gelembung. Tentukanlah kompresibilitas air formasi (kadar garam = 30,000 ppm) pada tekanan 200 °F dan 2,500 psia. Faktor Volume Formasi gas (yp = 0.7) adalah 0.001132 RB/SCF. Jawab : Menggunakan Gambar 3.17 (untuk air mumi), dRew/dP = 0.0033. Faktor koreksi efek dari salinitas (menurut Gambar 3.13) adalah 0.875 ; Jadi dRew/dP {air formasi) = (0.0033)(0.875) = 0.0029 SCF/STB - psi. Menggunakan Gambar 3.14, seperti dijelaskan pada contoh 3.8, Bw = 1.033 RB/STB. Dari Gambar-gambar 3.15 dan 3.16, seperti contoh 3.9: panna ‘Korclasi Sitat-Sifat Fluide dan Batuan Reservoir 2 (3.13x10)(1.11) = 3.47x10° psi Jadi : 1 By , B, aR, Br Os ov By dp By dP (.001132X0.0029) 2 10% 3.47 x10 + 1.033) = 6.65x10" psi* 3.12. PENENTUAN VISKOSITAS AIR Gambar 3.18 (diambil dari Matthews dan Russell), dapat digunakan untuk memperkirakan viskositas air sebagai fungsi dari temperatur reservoir, kadar garam dan tekanan reservoir. Contoh 3.11. Penentuan Viskositas Air. Perkirakanlah viskositas air formasi (200,000 ppm atau 2%) pada 200 °F dan 5,000 psia. Jawab ; Menggunakan Gambar 3.18, j1"r = 0.32, kemudian faktor koreksi tekanan (600 psia) yang dibaca pada ujung kanan atas Garnbar 3.18 adalah : f= 1,06, Jadi, Uw = nif (0.32) (1.016) = 0.33 cp Rng Speen ann anne ‘Korelasi Sifat-Sifat Fluids dan Bataan Reservoir 73 3.13. SIFAT-SIFAT PSEUDOKRITIS GAS Tye dan Pe adalah dua besaran yang penting untuk digunakan pada korelasi-korelasi sifat-sifat gas. Kedua besaran tersebut akan sangat teliti jika dinitung berdasarkan kompcsisi Komponen pembentuk gasnya, tetapi jika keadaan memaksa, korelasi dari Brown et al (Gambar 3.19) dapat digunakan untuk itu. Korelasi ini dibuat berdasarkan gravity gas, ¢; sedangkan harga Tye dan P,. ini tergantung, apakah gasnya beresal dari suatu reservoir gas kondensat (kurva "Condensate well fluid") ataukah dari reservoir gas kering (kurva "miscellaneous gases"). Contoh 3.12. Penentuan Tye dan Pre Untuk gas kering dengan y, = 0.7, tentukaniah Tye dan Ppo. Jawab : Dengan menggunakan Gambar 3.19, Ty. = 390 °R dan P,. = 635 psia. 3.14, PENENTUAN FAKTOR DEVIASI GAS (2) DAN FAKTOR VOLUME FORMASI GAS (B,) Menggunakan kaidah untuk gas nyata : PV=ZnRT. 3.12 Untuk menghubungkan tekanan, temperatur dan volume dari gas nyata, perlu diketahui faktor Z. Salah satu penggunaannya adalah didalam menghitung B, ‘menurut persamaan : B, = 0.00504 a (RB/SCF) 3.13 Gambar 3.20 dapat digunakan untuk memperkirakan harga Z dengan mengetahui harga-harga P», dar. Tyr. kedua besaran ini harus dinyatakan didalam. psia (psig + 14.7) dan derajat Rankine CF + 460). “Korelasi SifatSitat Fulda dan Batuan Reservoir 4 Contoh 3.13. Penentuan Z dan 8, Tentukanlah harga Z untuk gas (y, = 0.7 ) pada suatu reservoir dengan suhu 200 °F dan tekanan 2500 psia. Kemudian tentukanlah B, dengan menggunakan harga Z tadi Jawab Pada Contoh 3.12, Tye = 390 °F dan Pp, = 665 psia, jadi Toe = TT pe = (200+460)/390 = 1.69 dan Px = P/Pp, = 2500/665 = 3.76 Menggunzkan Gambar 3.20, Z = 0.851, dan B, = 0.00504 = (0.00504)(660)(0.851)/2500 = 0.001132 RB/SCF Penentuan Kompresibilitas Gas, C, Korelasi yang dikembangkan oleh Trube, seperti terlinat pada Gambar 3.21 dan 3.22, dapat digunakan untuk menentukan kompresibilitas gas yang dikenal dengan simbul C,. Pada Gambar - gambar tersebut, pseudoreduced Kompresibilitas, Cy, diplot sebagai fungsi P, dan Ty Pseudoreduced kompresibilitas ini didefinisikan sebagai Cy, = C, x Pre ; Jadi apabila kita hendak menentukan C,, dapat dipakai persamaan : Col Pye Penggunaan Gambar-gambar tersebut memerlukan data-data tekanan dan temperatur reservoir, juga temperatur dan tekanan pseudokritis yang Ann nnn nn AANA AAA ‘Korelasi Sifat-Sifat Fluida dan Batuan Roservoir 96 didapatkan entah berdasarkan komposisinya ataupun berdasarkan gravity gasnya Contoh 3.13. Penentuan kompresibilitas gas, Cz, Dari suatu reservoir dengan temperatur 200 °F dan tekanan 2500 psia dan gravity gas = 0.7, tentukanlah Cy. Jawab Dari contoh soal 3.12, telah ditemukan bahwa Ty = 1.69, Pp = 3.76 dan Pye = 665 psia. Kemudian berdasarkan sifat-sifat tersebut, Cy, dibaca dari Gambar 3.21 sebesar 0.26, Jadi, Cy = Cod pe = 0.26/665 = 0.0039 psi". 3.15. PENENTUAN VISKOSITAS GAS Gambar-gambar 23, 24 dan 25 yang dibuat oleh Carr et al. dapat digunakan untuk memperkirakan viskositas gas pada kondisi reservoimya dengan mengetahui suhu reservoir dan gravity gas, atau dapat juga berat molekul gasnya. Dengan menggunakan Gambar 3.23, kita dapat menentukan viskositas gas hidrokarbon tersebut pada tekanan atmosfir (1g.). Kemudian, apabila gas tersebut mengandung komponen-komponen bukan hidrokarbon, kore! Jhadap [igs juga harus dilakukan dengan menggunakan gambar-gambar kecil pada Gambar 3.23 tersebut. Gambar 24 atau 25 kemudian dipakai untuk merentukan viskositas gas tersebut pada tekanan dan suhu reservoir dengan mengetaiul figs, Ty dan Pp. Contoh 3.14, Penentuan Viskositas Gas pada tekanan dan suhu reservoir Perkitakanlah viskositas suatu gas hidrokarbon dengan yy = 0.7 bila dianggap tidak ada komponen-komponen HS, Nz ataupun CO; bila Tekanan = 2500 psia dan Temperatur = 200 °F. Da nnn nn AAAI ‘Koreiasi Sifat-Sitat Fluids dan Batuan Reservoir 8 Jawab menggunakan Gambar 3.23, untuk y, = 0.7 atau M = 0.7x28.97 = 0.3 Ibrv/(lbm-mol), didapatkan pg, = 0.01225 (pada T = 200 °F). Untuk Ty = 1.69 dan Poe = 3.76 (lihat Contoh 3.12), dengan menggunakan Gambar 3.24 atau 3.25, diketemukan [ig/tigs = 1.45 Jadi, pada 200 °F dan 2500 psia, = (He/Hge) X ga = (0.01225)(1.45) = 0.0178 Cp. 3.16. PENENTUAN KOMPRESIBILITAS SUATU FORMASI Kompresibilitas formasi, Cy, didefinisikan sebagai Ge - +(e) 3.15 dimana V, = volume pori-pori formasi tersebut Sebenamya, kompresibilitas form ini merupakan suatu fungsi yang kompleks antar hubungan jenis batuan, porositas, tekanan por:-pori, tekanan overburden dan tegangan-tegangan yang terjadi kesegala arah formasi tersebut, Mengingat rumitnya antarhubungan ini, sampai saat ini belum ada suatu korelasipun yang sanggup meramalkan kompresibilitas suatu formasi yang dapat menerangkan sekaligus juga variabel-variabel yang telah disebutkan diatas tadi Terus terang saja, bahwa sangatlah sulit melakukan penelitian atau pengukuran Cr ini dilaboratorium. Banyak pengukuran dilakukan tetapi kemudian diragukan karena temyata kondisi di alam nyata tidak dapat persis didupiikasi dilaboratorium, ‘Ada suatu korelasi yang banyak digunakan yaitu korelasi yang dibuat oleh Hall seperti terlihat pada Gambar 3.26. Korelasi ini hanya berdasarkan harga Porositas formasi untuk mendapatkan Cy, ROR SL SIA Sa pane nN ANNA AANA Korelasi Sitat-Sitat Fluida dan Bataan Reservoir W Korelasi ini mudah digunakan tetepi, seperti dilaporkar; oleh Earlougher, dapat menimbulkan kesalahan yang juga serius. Biasanya, didalam praktek, orang mengasumsi saja Cy ini kira-kira sebesar 4x10* psia’, dan harga ini lebih kurang akan mempunyai derajat kesalahan yang sama dengan penggunaan korelasi Hall (Gambar 3.26) Contoh 3.15. Penentuan Cy Untuk @ = 20%, menggunakan Gamiar 3.26 didapatkan C; psi" 3.17. BESARAN-BESARAN UNTUK ALIRAN MULTIFASA Didalam aliran multifasa, biasanya persamaan-persamaan ini banyak digunakan. 3.174 Laju Produksi total dari suatu Reservoir, at = qoBo * wBw + (dg ~ ReGo/1000)B, 3.16 3.17.2, Mobilitas Total. Da = Kolbe = Kerb * Kalb 3.17 3.17.3. Kompresibilitas Total. C= CoSo+ CySw+ CyS, + Cr 3.18 ROTTS SCSI BOC pr ON nrc DNA AAA AAAAAAAAAAAA ‘Korelasi Sifat-Sifat Flaida dan Batuan Reservoir 2 “SONOdOD G31VIOOSSY ONY SNOBUYOONOAH 40 S3LLYIdONATWOISAHS nh seinooie fic c- may nanan nnn ‘Korélasi Sitat-Sitat Fluida dan Batuan Reservoir Gb. 3.1 3 PSEUDocRITICAL, 3 PRESSURES pporPSIA_ TEMPERATURE, Tpes 2, 253 ‘PSEUDOGRITICAL 20] ‘peessune. se 06s G70 are Gre as? ass SPECIFIC GRAVITY OF UNDERSATURATED RESERVOIR LIQUID AT RESERVOIR PRESSURE CORRECTED TO 60°F ‘Approximate cortelation of liquid pseudocrtial pressure ‘and temperature with specifie gravity. After Trube. —PseungcRITICAL OF BUBBLE-POINT PRESSURE AT 10 Jeo 800" ~ 900. ~1000~—~—«*OO PSEUOOCRITICAL TEMPERATURE, Tpes °R. Correlation of liquid pseudocritial temperature with specific gravity and bubble point. After Trube. Gb. 3.2 Ayn nannnn nnn nnn: ‘Korelasi Sitat-Sitat Fluida dan Batuan Reservoir a ve 790 ups my tin madre spb pte ed woop ems yet oso ann perenne ae ‘Korelasi Sifat-Sitat Fulda dan Batuan Reservoir ob. 3.5 “Koreiasi Sitat-Sifat Fuida dan Batuan Reservoir ~~~ Es pseuDoReDUCED COMPRESS! ' 10 108 PSEUDOREDUCED PREssURE, Correlation of pseudoreduced compressibility for an Uundersaturated oil. After Trube. cb. 3.6 arr eee eee Korelasi Sitat‘Sitat Ficida dan Batuan Reservoir te 104 a sory [ste Psi) 30) 108 18 ge 1000 esas ta wel GAS IN SOLUTION, Rig, SCF/STB (Change of gas in solution in oil with pressure vs gas in solution. After Ramey, » data of Standing. Gb. 3.7 Koreiasi Sitat Sifat Fluida dan Batuan Reservoir 28 ( sl 10 2a is 20 Ol FORMATION VOLUME FACTOR, RES BBL/STB Change of el formation volume factor wi gas in solution vs il formation volume factor. After Ramey. Gb. 3.8 “Koreiasi Stat Sifat Faida dan Batwan Reservoir Man renner ABSOLUTE VISCOSITY OF GAS-FREE OIL, CP OWL GAaviTy, “2P1 AT GO* F AND ATMOSPHERIC PRESSURE Dead oil viscosity at reservoir temperature and atmospheric pressure, After Beal Korelasi SitatSitat Fluid dan Bataan Reservoir 000mm TALE: pmoaLew: FIND THE GAS-SATURATED VISCOSITY OF Terabe oi HAVING A SOLUTION 65/0 RATIO OF 600 ST THE SAME TEMPERATURE, * PROCEDURE: LOCATE 1.50 CP ON THE DEAD OIL visceSITY TeaLe (A85CIS=8) AND GO UP VERTICALLY TO THE 600. Gagvolk waTiO LINE. THEN GOLEFT HORIZONTALLY TO al] Reto THe ANSWER, 0.58 CP, OW THE GAs~SATURATED viscosity OF cas-saTURATED O1L, cP (ar nESeROM TEMPERATURE AND. SATURATION PRESSURE) viscosity OF DEAD Olt, CF (AT RESERVOIR TEMPERATURE AND ATMOSPHERIC PRESSURE) ‘coy of snc ede oi a sero empresa i vcr om tamer Aer Guu ta Cova Gb. 3-10 ‘Koreiasi Sifat Sifat Fluida dan Batuan Reservoir a VISCOSITY INCREASE FROM BUBBLE POINT PRESSURE, ‘eP/1000 PSI ene! VISCOSITY OF GaS-SATURATED CRUDE AT BUBBLE POINT PRESSURE, CP. Rate of increase of oil viscosity above bubble-pint pressure. After Beal Gb. 3.11 “Koreiasi Sitat Sifat Fluida dan Batuan Reservoir ~~~ 20 Gb. 3.12 > 20] Bis] Z os & a I ef 3 = ¢ fT Ad be 3 3 Bg gt gt cme eee ee Bf wo Sls 2508 oe Tiz208r gziz 09) Eee = eg os pg Seed TOTAL SOLIDS IN BRINE, ppm x10" Solubility of natural gas in water. After Dodson and. Standing Gb. 3.13 “Rorelasi Sitat-Sitat Fluida dan Batuan Reservoir 30 106 — rune waren Ram waren puis warunat oas oa] WATER FORMATION VOLUME FACTOR, By, R8/STB “eo ose! (Se 000 coon gee scope 0050 ger sou PRESSURE, p, PSIA Formation voiume factor of pure water and a mixture of, natural gas and water. Data of Dodson and Sta Gb. 3.14 “Korelasi Sitat Sift Fluida dan Bataan Reservoir ~~ a & g WATER COMPRESSIBILITY, ew x 10°, PSI Cr TEMPERATURE, °F q T lpameel Ble coeedenow ah eas Jourow S18 3 is re GAS-WATER RATIO, CU FT/BBL Effect of dissolved gas on water compressibility. After ‘Dodson and Standing, Gb. 3.16 RN NAN AAAI RAE, ‘Koreiasi Sifat’Sitat Fluids dan Baiuan Reservoir 2 FRESH WATER 7 AVERAGE FOR ALL Temperarunes ‘| © coef rc eae rene 3 5 GERACE ERROR FoR 120° To 85096 1s 2.2%, Maxum Ennon ig, ee Lit.4 000 200 3a00 4000 8000 PRESSURE, Psta CORRECTION FACTOR FoR sALiniTY i. 5B Oy se de §* oal eon ° 7 0 20 30" ~*~ TOTAL SOLIDS IN BRINE, PPM x10" (Change ofnatural gas in solution in formation water with Pree, a Pressure. Multiply (Rag /Op)y by the correction factor {0 get result for brine, After Ramey,” data of Standing Gb. 3.17 a Pid Wan Botan egerngg ornare “Koroiasi Sita Sitat Fulda dan Batuan Reservoir 100) Mscewsaneous gactt are "eee ics PSEUDOCRITICAL, PRESSURE, Poo, PSIA g 8 00] PSEUDOCRITICAL TEMPERATURE, Tpos°R § OSes GAS GRAVITY, 795 (AIR #1) Correlation of pseudocritial properties ot conaensate well Nuids and miscellaneous natural ga with Quis gravity “After Brown ef ol Gb. 3.19 Koreiasi Sitat-Sifat Fluida dan Baiuan Reservoir 36 es ga deviation faa fr en gues con of added pss and epee, Af Sinn nd Kaz Gb. 3.20 “Korelasi Sifat-Sifat Fluida dan Batuan Reservoir 36 ,| ‘PSE uDdREDUGED TEMPERATURE, Tor Tah te gre PSEUDOREDUCED COMPRESSIBILITY, Cpr ‘i PSEUDOREDUCED PRESSURE, pr Correlation of pseudoreduced compressibility for natural gases. After Trube, Gb. 3.22 penne ‘Korelasi Sifat-Sifat Fluida dan Batuan Reservoir ITY, ene Tal pszvocneouceo| 4 LE] FEMMERATURE Toe \ SN PSEUOOREOUCED coMmPRESsiE! PSEUDORECUCED PRESSURE, Ppr Correlation of pseudureduced compressibility for natural gases. After Trube, Gb. 3.21 * Kerelasi Sitat-Sifat Fulda dan Batuan Reservoir 38 2 ae 2 g ER om gg 8 Sy ee E ies A i: 8 3 Viscosity of natural gases at 1 atm. Afier Carr, Kobayashi, and Burrows. HI HEE A ‘Koroiasi Sitat-Sitat Fluids dan Baiuan Reservoir 39 < Gb. 3.24 “Koreiasi Stat Sifat Fda dan Batuan Reservoir ~~ cd g i g ls se nd pei oy ie om BI fi 9. Ae a, Kya Gb. 3.25 “Rereiasl Sitat-Sitat Fiuida dan Batuan Reservoir anneal © ie Tvid.2) OdsauOr eu gS —| wacom ZS (vid 1) “oaaauoL td ea cela: 1G iS eile s BBlo 8 z2\% g oe [2 z . & es @ vusonve 8 8 1 le 3 § ound OWE o ZB Bo b (via 2) rg 8 wyosuva79 ee a vid) - a 2B t wuosuvs7o oot = ef - & 2S at [2334 woxnva0/q nuosuvano lo g 2 £ [4331snag 6 (wnaa) 4aau * i ISsuonv NYS i 3 a aaa ° e@oon cw ena — o 1-189 9-01 ALINIGISS3UdWOO DON 3AIL93443 Ja) “Rorelasi Sitat Sat Fluids dan Batuan Reservoir or BAB IV PRESSURE DRAWDOWN TESTING Pressure drawdown testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama Pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut, tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan direservoirnya. Mengingat hal tersebut diatas, waktu yang paling feal untuk melakukan Pressure drawdown test adalah pada saat-saat pertama suatu sumur berproduksi. Namun tentu saja bahwa test ini tidak hanya terbatas pada sumur- sumur baru saja. Jad yada dasarnya, pengujian ini dapat dilakukan pada : 1. Sumur baru, 2, Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai keseragaman tekanan reservoir dan, 3, Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan buildup test, si empunya ‘sumur akan sangat merugi. Apabiia di disain secara memadai, perolehan dari pengujian ini mencakup banyak informasi yang berharga seperti permeabilitas formasi, faktor skin dan volume pori-pori yang berisi fluida. Gambar 4.1. secara skematis memperthatkan sejarah produksi dan tekanan selama pengujian berlangsung. Seperti telah dikatakan diatas, pertama, ideainya sumur yang diuji ditutup sampai tekanan mencapai tekanan statik reservoimya. Tuntutan ini bisa terjadi pada reservoir-reservoir yang baru tetapi jarang dipenuhi pada reservoir-reservoir yang telah lama atau tua. Kemudian yang kedua, laju produksi disaat drawdown harus dipertahankan tetap selama pengujian Barren Prossure Drawdown Testing 1 Apabila kedua tuntutan itu tidak dapat dipenuhi dengan baik, ada cara lain untuk menganalisanya yaiiu “multi rate testing” yang akan dibicarakan pada bab lain. Jadi pada bab ini, laju aliran diangyap tetap dan penurunan tekanan daser sumur dimonitor secara kontinyu. Pada pengujian ini, segala data komplesi harus diketahui agar efek dan lamanya ‘wellbore storage dominated” dapat diperkirakan. Keuntungan ekonomis melakukan pengujian jenis ini adalah kita masih memperoleh produksi minyak selama pengujian (tidak seperti pada pressure buildup test), sedangkan keuntungan secara teknis adalah kemungkinan untuk dapat memperkirakan volume reservoir. Tetapi kelemahan yang utama adalah, sukar sekaii mempertahankan Iaju aliran tetap selama penguifan berlangsung. ‘Seperti telah dibicarakan pada Bab Il, apabila suatu sumur diproduksikan dengan laju alir yang tetap, tiga rejim aliran akan terjadi (gambar 2.6 dan 2.7) yaitu : perioda transien, perioda transien lanjut dan perioda semi mantap (pseudo steady-state atau semi steady-state). Disini akan dibicarakan metoda analisa Pressure Drawdown Testing diketiga perioda tersebut. 4.1. Analisa Pressure Drawdown pada Perioda Transien (Infinite Acting). Apabila suatu sumur diproduksi dengan laju aliran tetap dan tekanan awal reservoimya = Pj, maka persamaan tekanan pada lubang bor (fo=1) yang dinyatakan didalam variabel-variabel yang tidak berdimensi adalah : Py =tin(f,)+0.80907 (4.1) Setelah '%/, > 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang, apabila Persamaan 4.1 digabungkan dengan persamaan-persamaan 2.6 dan 2.7, maka akhimya akan didapatkan : 22928 bog() +oa( 3.2275 +0,86859-S (4.2) Pressure Drawdown Testing 2 Dari persamaan 4.2 terlihat bahwa plot antara Pwf versus log(t) merupakan garis lurus dengan kemiringan m= — 1268 (4.3) Didalam dunia tel Perminyakan, biasanya orang memilih waktu t = 1 jam dan mencatat Pw pada saat itu sebagai Py.. Dengan menggunakan konsep ini, kita dapat menentukan “S" dengan menggunakan persamaan berikut B-B, =1.151-] = — tog oot [ 7 eel )e3 2215] (4.4) ‘Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa pressure drawdown pada perioda infinite acting ini, yaitu 4.1.1. Log-log Plot Untuk Menentukan Wellbore Storage. Grafik ini, log (P;- Py) Vs. Log(t) digunakan untuk menentukan kapan saat berakhimya efek dari wellbore storage (linat Bab 2.5.2). Kemudian saat mencapai garis lurus semi-log dapat diperkirakan dengan 1 > (eraari2. 0008) (48) Dari log-log plot ini pun dapat diperkirakan besamya Cs (bbl/psi) yaitu dengan menggunakan persamaan : i Cy = St (4.5) Gimana At dan AP adalah harga yang dibaca dari suatu titik pada garis lurus “unit slope” tersebut. Aarne nen enn Pressure Drawdown Testing 3 4.1.2. Semilog Plot Untuk Menentukan Karakteristik Formasi. Grafik ini adalah semilog plot antara Py Vs. Log(t). Dengan membaca kemiringannya (m), maka permeabilitas formasi (kalau dianggap hanya satu fasa fluida yang mengalir, misalnya minyak) dapat ditentukan dari persamaan 4.3 : k= oeh (4.6) (catatan : m akan berharga negatif sehingga menghasilkan permeabilitas yang positif). Kemudian faktor skin dihitung dengan persamaan 4.4, ‘Satu hal yang harus dicatat bahwa Py, harus dibaca pada garis lurus semilognya. Jika data tersebut tidak terletak pada garis lurus, maka harus dilakukan ekstrapoiasi dan harga itulah yang digunakan untuk persamaan 4.4. Prosedur ini penting sekali untuk menghindari kesalahan harga faktor skin yang dikarenakan data awal yang masih dipengaruhi oleh wellbore storage. Gambar 4.2 adalah suatu contoh plot Pyy Vs Log (t) untuk suatu pressure drawdown test. Terlihat bahwa efek wellbore storage terasa pada saat-saat awal data tekanan seperti telah diterangkan pada Bab 2.5.2. Kemudian akhir dari perioda transien terlihat ketika terjadi deviasi data tekanan dari garis lurus, ini adalah awal dari pericda transien lanjut, yaitu ketika efek batas reservoir mulai terasa. Karena kita mengetahui behwa pada perioda transien lanjut ini sifat- sifatnya tidak dapat diterangkan oleh pola aliran transien (infinite acting) maupun pola aliran semi mantap, maka analisa tekanan pada perioda ini berbeda dan dibahas tersendiri. reer Pressure Drawdown Testing 4 4.2. Analisa Pressure Drawdown pada Perioda Transien Lanjut (Extended Muskat Analysis). Pengembangan teori analisa tekanan pada perioda transien lanjut didasarkan kepada persamaan 2.18 dengan melibatkan tambahan penurunan tekanan akibat adanya skin, )=34+54+29°B,(4,.15)Exp(- tw)] (47) dimana B, adalah suku terakhir ruas kanan persamaan 2.18. Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah : (4.8) Apabila persamaan 4.7 dan 4.8 dikombinasikan dan kemudian disusun Kembali, maka akan didapatkan persamaan berikut ini : 2B, (tin EXD(-2, tow) @9) dimana BaP, - $e. [in(e)-245] (4.102) Perlu ditambahkan bahwa P ini akan tetap harganya apabila kita anggap bahwa perubahan P terhadap waktu dapat diabaikan selama ‘selang waktu yang pendek. Artifisik P adalah Py pada perioda semi steady state. Kembali ke persamaan 4.9, semua suku dibawah tanda sigma akan dapat diabaikan kecuali untuk n=1 sehinga : £28, .r0 JE a? tow] (4.100) Pressure Drawdown Testing 5 Menggunakan tabel fungsi matematis dari Jahnke dan Emde, dapat 100, -2B,~084 dan Jadi persamaan 4.10 dapat dituliskan sebagai : Py P= 084Ree Expfssansss] Didalam unit-unit lapangan adalah : P, = P=118.6-922. Bape 1] 4.11) Atau persamaan 4.11 tersebut dapat dituliskan sebagai : logl? = fog(i1s.6--9z2)]- sonar a Dari persamaan 4.12 terlihat bahwa grafik log(Pyx -P) Vs. t harus merupakan garis lurus dengan keriringan B= 0.00168 8, (4.13) dan titik potong terhadap sumbu tegak (b) adalah : 5 =118.6- 243 (4.14a) Plot antara log(Pw -P) Vs. t akan linear asalkan P diketahui besamya. Tetapi sayangnya tidak, sehingga pada metoda ini harus dilakukan coba-coba menggunakan suatu harga P. Apabila hargaP tadi cocok dengan kondisi yang ada, maka akan didapatkan garis lurus. Pressure Drawdown Testing 6 ‘Secara skematis, cara ini dapat dilihat pada gambar 4.3. Apabila garis lurus telah didapatkan, maka permeabilitas dihitung = 118.6222 (4.140) Volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur yang diyjipun kemudian dapat diperkirakan, (dalam satuan barrels) : /, 11S (4.15) Faktor skin dapat pula ditentukan 5 =0.84(8&t)-In(&)+-0.75 (4.16) P(Skin) = $£ (4.17) 4.3, Analisa Pressure Drawdown pada Perioda Semi Steady State (Reservoir Limit Test). Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang berhubungan dengan sumur yang diyji oleh sebab itu disebut “reservoir limit testing’. Persamaan dasar yang digunakan telah dibicarakan pada Bab 2.3.3. Dari persamaan 2.19, dapat dilihat bahwa Pyy Vs t merupakan garis lurus dengan kemiringan : Beato (4.18a) Noe Kemudian dengan mengetahui kemiringan ini, drainage volume dapat ditentukan, (didalam satuan barrels) : Vp = 0.041825 (4.18b) paren nnn Pressure Drawdown Testing 7 4.4, Penentuan Bentuk Reservoir (Reservoir Shape) Dari Data Pressure Drawdown Berdasarkan Perioda Semi-Steady State dan Perioda Infinite Acting. Pada umumnya, persamaan aliran pada perioda semi-steady state untuk setiap bentuk reservoir adalah Polly) = 20 -byg +4 fnls)=in(eas)] (4.19) Dengan mengkombinasikan persamaan diatas dengan persamaan 2.6 dan akan diperoleh : (4.20) dimana m” adalah persamaan 2.21 dan P,=P — 70.6982 fa(4) In eas 2s] (4.21) m” dan Pix ini didapat dari plot Pwf Vs. t (periode semi steady state) yaitu m” adalah kemiringan dan Py didapat dengan mengekstrapolas! garis linearnya ke t=0. Selanjutnya bentuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari : Cy =5.486% Bpf.305 2] (a2 m dan Py, diperoleh dari semilog plot Py Vs logit) untuk perioda infinite acting, Contoh 4.1, Analisa Pressure Drawdown Hasil Pengujian di Denver Basin, Muddy Sandstone Well. Ini merupakan contoh klasik analisa pressure drawdown dari suatu sumur i Denver Basin, Muddy Sandstone, yang diambil dari monograph # 1 (Matthews Russell). Data-data yang berhubungan dengan pengujian ini adalah : Pressure Drawdown Tasting 8 h=ett R= 0.33 ft P= 1895 psig B, = 1.25 RB/STB Ct= 17,7 10% psi ‘Sumur ini mengalami penutupan sebelum pengujian sehingga didapatkan tekanan yang seragam sebesar 1895 psig, sedangkan laju alirannya cukup stabil selama pengujian berlangsung sehingga dapat dianggap tetap sebesar 800 STBID, Dibawah ini akan dibahas metoda analisa dari masing-masing perioda yang terjadi Analisa Pada Perioda Transien Gambar 4.4 adalah plot Pwf Vs log(t). Data tekanan sampai + 120 menit membentuk garis lurus sebagai tanda periode transien, Mulai 120 menit, terjadi deviasi dari garis lurus yang berarti perioda transien berakhir dan aliran memasuki perioda transien lanjut dan semi steady state, Kemiringan garis lurus perioda transien adalah -212 psilcycle, sel permeabilitas (k) dapat dihitung dengan persamaan 4.6. Magee eftasl = 95.87 ~ 96 md ‘Sedangkan faktor skin (S), dihitung dengan menggunakan persamaan 4.4. = 108g P. S=1L151 [ = toalta)+3 2275| 1.151. | 1895-1690 _, ( 212 Se OB Ns iayhannr tio-aNOaaF +3 2213] 5.0 Pressure Drawdown Testing 9 Analisa Pada Perioda Transien Lanjut Basis analisa pada perioda transien lanjut ini dapat dilihat pada gambar 4.5, yaitu plot log(Pu -P) Vs. t. Seperti terlihat pada gambar 4.4, akhir dari perioda transien sekitar 120 menit. Dari gambar 4.6, perioda semi steady state dimulai pada range t = 10 sampai 16 jam. Didalam analisa pada perioda transien lanjut ini, data tekanan pada 2 sampai 7 jam diikut sertakan. Dengan cara coba-coba seperti terlihat pada gambar 4.5, dapat diperkirakan bahwa P=1460 psig, karena temyata memberikan garis lurus pada grafik log(Pyy-P) Vs. t Titik potong (b) = 320 psig. Kemiringan (8) = (log (320/32) 7.4 = 1/7.4 hr. Dengan menggunakan persamaan 4.14, diperoleh 18.6 S5heH25) — 46.4 md k= 118.6262 dari persamaan 4.15, = B= soya) V, =O.1NS RE = 0.1 yey Faktor skin dihitung dengan menggunakan persamaan 4.16, 0.146-10° Res.Bbl 5=0.84(F£)-in(t)+0.75 = 0.84(W)— In(28)+0.75 54 Pressure Drawdown Testing 10 Ana! a Pada Perioda Semi Steady State Dari gambar 4.6, kemiringan (dP/dt ) = 15.8 psihr, dan Vp sebesar gz Harga permeabilitas menurut perioda transien berbeda dengan harga yang didapatkan dari perioda transien lanjut. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ‘Sumur tersebut mengalami “hydraulic fracturing” sebelum pengujian bertangsung. Vp = 0.0418 BF = 0.149 Res.Bbl Didalam “fractured well’, harga k yang didapat dari pressure drawdown biasanya tergantung dari range waktu dari mana data tekanan tadi diambil Aliran pada saat awal pada bidang rekahan akan linear karena bentuk alamiah rekahan tersebut. Oleh karena teori transien tekanan ini dikembangkan untuk aliran radial, k yang diperoleh pada perioda transien akan cendrung tinggi. Tetapi dengan berjalannya waktu pengaliran, aliran radial yang berasal dari tempat yang jauh dari bidang rekahan menjadi dominan. Oleh sebab itu analisa Pada perioda transien lanjut (yang menggunakan teori aliran radial) untuk ‘mencari parameter reservoir lebih dapat dipercaya didalam hal “fractured well” Vp yang didapatkan dengan menganalisa perioda transien lanjut dan Perioda semi steady state menunjukkan harga yang relatif sama. Apabila tidak sama, Vp yang didapatkan dari perioda semi steady state lebih representatif Penentuan Reservoir Shape Dari gambar 4.7, tik potong, Pia = 1515 psia Kemiringan (perioda transien), 212 psilcycle. Kemiringan (perioda semi steady state), m*= -15.8 psi/cycle. penn werner rn Pressure Drawdown Testing 1” Menurut persamaan 4.22 5.456% Exp[2.303 =f] = 5.456 2%) Bxp[2.303 ueaa8] =109 Dari tabel 2.2 (Dietz) didapatkan : 1 a Cy, = 128 1 (toa)pes = 0.7 C, = 108 bo 4 1 (ton)pas = 0.4 ‘ges Gisini dimulai pada + 15.8 jam, maka untuk Konfirmasi (toa)pss dihitung dengan menggunakan persamaan : (lon) = 0-1833(0),., = 0.1833-(15.8)- S43 =0.216 Dari perhitungan ini, temyata C4 = 10.9 dan (toa)pes = 0.216. Jadi bentuk reservoir yang paling cocok adalah bentuk reservoir b. Pressure Drawdown Testing 12 : prooucine a g & é sHuT-in ° TIME, t — w = Pws ue a" td 35 ea Eg Se BE \ © TIME, t Idealized rate schedule and pressure response for drawdown testing Gb. 4.1 Pressure Drawdown Testing 13 old spkyeue waopaesp 1 ren ones zy “aD sau 44 '3MIL MONS olu3d ANSISNVYL JO ONS Iv a rr Yt - auors ars esi 193433 340gTIIM 480 o3snv9 NOLLVIA3O 13 wate Pressure Drawdown Testing sore spr oooe oe = ‘Schematic late transient drawdown analysis plot. Go. 4.3 Pressure Drawdown Testing 15 ov svorspoes APpnYY WISE BAU ‘H01 eMOPHE suns! Popuere> ‘aumN FuRCY JO ooo%ot vy 799 S3LANIN NL IWIL 0001 oot ‘unpysetoy sa ommssoud SuoL 01, \ \ NI 849/186 212 « 34078 16 ‘008 cos! Pressure Drawdown Testing e002, tooo - too f lope * 74 «0.135 Be1460 bt450 2 4 6 8 10 12 14 flowing time - hours ‘Late transient analysis plot, extended pressure drawdown test, Denver Basin Muddy Sandstone well Pressure Drawdown Testing 7 008. cove fam suoxspues APPIN we FeAvOC. gry 740 ‘gsoy umopaerp aznsseud papuaixe ‘oun $A aunssoud SuIMOLL S3LANIW NI BMI cost 02! 008, ‘si«fB+34075] oz 009! (014) aunssaus FT0H-WOLLOS ONIMOTE os! 002 Pressure Drawdown Testing 88 8 be 8 EE FLONWG BOTTOMHOLE PRESSURE, pgp «PSE owe Tae, Data for example calculation flowing bottom-hole pressure vs logarithm of flowing time Afler Mattiws ‘nd Ruse & | de a E veo F sol sen sure, tesrann a E en eas Te, Data for example calculation, flowing bottorn-hole pressure vs flowing time. After Maithews and Russel. Gb. 4.7 Prossure Drawdown Testing 19 _ BAB V PRESSURE BUILDUP TESTING Pressure Buildup Testing adalah suatu teknik pengujian transien tekanan yang paling dikenal dan banyak dilakukan orang. Paria dasamya, pengujian ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur tersebut (biasanya dengan menutup kepala sumur dipermukaan). Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur). Dari data tekanan yang didapat, kemudian dapat ditentukan permeabilitas formasi, daerah pengurasan saat itu, adanya karakteristik kerusakan atau perbaikan formasi,batas reservoir bahkan keheterogenan suatu formasi. Dasar analisa pressure buildup ini diajukan oleh Homer, yang pada dasamya adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu. Tetapi sebelum membicarakannya lebih lanjut, perlu kiranya kita mengetahui suatu prinsip yang mendasari analisa ini yaitu yang terkenal dengan prinsip superposisi (superposition principle). 5.1. PRINSIP SUPERPOSISI Secara matematis, teori yang mendasari prinsip ini menyatakan bahwa Penjumlahan dari solusi-solusi individu suatu persamaan diferensial linier berorde dua adalah juga merupakan solusi dari persamaan tersebut, Tinjaulah suatu kasus dimana sebuah sumur berproduksi dengan seri laju Produksi tetap untuk setiap selang waktu seperti diperihatkan oleh Gambar-5.1 Untuk menentukan tekanan lubang sumur (Py) pada saat t, sewaktu laju saat itu Aapeerannnnnnnnnnnnnnrrrnnnnnn Pressure Build Up Testing T qn. dapat dipakai prinsip superposisi yang telah disebutkan tadi dengan metoda sebagai berikut : qi dianggap berproduksi selama t, 2 dianggap berproduksi selama t,- ti 3 dianggap berproduksi selama t, - {2 4 dianggap berpruduksi selama t, - 3, qn dianggap berproduksi selama t, - to Kalau hal tersebut dijabarkan, maka berlaku hal berikut ini = 10.6q1uB 1688 ¢uC 7) = SSE tin 25) _ 10.6(g2 ~ ql) uB 1688 guCyr,? Th {in FG, =) 25) _ 70.6(q3 - 92) uB 1688 gu C,r,” Th Cl _ 10.6(94 ~ 93) HB {In 1688 gu Cyr? Hh kG, — 8) 28) — 10-6(4q = Tos) HB th [ing Aa anna - Pressure Build Up Testing 2 Didalam suatu rumusan yang umum, hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut 2 sea =P, 1) = 384, Pollo ny 6.1) dimana Aqj= ara; Contoh 5.1. Penggunaan Prinsip Superposisi ‘Suatu sumur berproduksi selama 5 hari, dan kemudian mengalami Penutupan selama 1 hari, Berapekah besamya penurunan tekanan pada titik Sejauh 500 ft dari sumur tersebut. Data yang dicatat : P; = 2500 psia B= 132RB/STB Bh =0.44Cp k = 25 md ho 24st CG = 18x 10-6 psit 6 0.16 Jawab 10-6418 sp ¢ = 288 uC r th )- 25] = 948 guCr? Kt, 4) )-28] I ann Pressure Build Up Testing 7 atau 70 .6g1uB a (7948. Cyr? ~ MSHtAE Saye (PB BE), 948 gu C Et} (q2- GljE,C Hitung dahulu oo = [ (948)(0.16)(0.44)(1.8x10°)(500)'1(25) ] = 12.05 jadi rene = WOr o)G0PsayCl 22 {00 5 (ys (25 43) (6)( 24 ) 12.05 0 - 300 )£,(————— ¢ ) (G X24 >} = 11.44 [-E; (-0.0834) + Ey (0.5) } = 11,44 (1.989 - 0.560) = 16.35 psi 5.2, LANDASAN TEOR! PRESSURE BUILDUP Setelah memahemi prinsip superposisi diatas, selanjutnya pembicaraan pressure buildup test akan lebih mudah dimengerti. Tinjaulah suatu sejarah produksi suatu sumur yang diperlinatkan oleh Gambar §.2. Mula-mula sumur diproduksikan dengan laju tetap, q, selama waktu t. Kemudian sumur ditutup selama waktu At aww Pressure Build Up Testing 4 Pr P= GHB I gy 1688 Au Car _ 5 i HG, +40”? asi - 70,6 O= DH “oe {ow IB AC )- asi} 5.2 kemudian, persamaan 5.2 disusun menjadi : 53 ay ' atau Poa " ] 54 Persamaan 5.4 memperiihatkan bahwa Pws shut-in BHP, yang dicatat selama penutupan sumur, apabila diplot terhadap fog (1 att) merupakan garis lurus dengan kemiringan : = 162 .6qnB ae 55 Contoh yang ideal dari pengujian ini dapat dilihat dari Gambar 5.3. Jelas bahwa permeabilitas, k, dapat ditentukan dari slope "m", sedangkan apabila garis ini diekstrapolasi keharga "Homer Time" sama dengan 1 (ekivalen dengan Penutupan sumur yang tak terhingga lamanya), maka tekanan pada saat ini teoritis sama dengan tekanan awal reservoir tersebut. ‘Sesaat sumur ditutup akan berlaku hubungan : + 70,6 1B yy 1OBBHUC Fr, kh kt "Bestia Ba ip Tabigg erence Py =P, +162 6 12 tog 1888GxCire” _ 9 869.5) 1688 du Cyr. P, + m{log( a — 0.869 S] 56 Pada saat waktu penutupan = At, berlaku hubungan : Pos milog [ (tp + At) At] 57 Kalau persamaan §.6 dan 5.7 dikombinasikan, dapat dihitung faktor skin, S, sehingga P. 2 524.951 (PPL) + 1.181 log LOSE m kA t,4At + 1.151 log ( 58 Didalam industri perminyakan biasanya dipiin At = 1 jam sehingga Pws pada persamaan 5.8 menjadi P,jam. P,jam ini harus diambil pada garis lurus 1,44t atau gatis ekstrapolasinya. Kemudian faktor log (7) dapat diabalken sehingga : a 59 m uC ‘m’ pada persamaan 5-9 harus berharga positif. Apabila S ini berharga posttif berarti ada kerusakan (damaged) yang pada umumnya dikarenakan adanya fiat lumpur pemboran yang meresap kedalam formasi atau endapan lumpur (mud cake) disekeliling lubang bor pada formasi produktif yang kita amati. S yang negatif menunjukkan adanya perbaikan (stimulated), biasanya setelah dilakukan pengasamaan (acidizing) atau suatu perekahan hidraulik (hydraulic fracturing) “Pressure Build Up Testing ~~ é 5.2.1. Pressure Buildup yang ideal 1, +At Seperti terlihat pada persamaan 5.4, plot antara Pws vs, log eS) e ‘merupakan garis lurus. Ini merupakan hal yang ideal tanpa adanya pengaruh wal dari Wellbore Storage. Sebagal ilustrasi tinjaulah persoalan dibawah ini : Tabel 5.1 menunjukkan contoh suatu pressure buildup test untuk suatu sumur baru dengan laju aliran 500 STB/D selama 3 hari. Kemuudian data tekanan selama penutupan sumur adalah sebagai berikut : Tabel-5.1 Waktu setelah | Pwe (tp + At) / at penutupan (jam) (psig) 0 | 1150 = Data lainnya adalah : ho =228 Bo = 1.3RBISTB 602 C= 20x 10% psi" He = 1.0 cp fw = S03 ft “Brossare Bund Ge feaing Pressure Build Up Testing 7 Dari soal ini akan ditentukan permeabilitas (k), tekanan awal reservoir (P) dan faktor skin (S) Gambar 5.4 memperlihatkan Horer-plot, (t + At/At, dari data yang tertera di tabel 5.1, Kemiringan garis lurusnya adalah, m = 100 psifcycle. Jadi permeabilitas dapat dihitung berdasarkan hubungan k= 1626 qu 8/mh = (162.6)(500)(1.3)(1.3)(1.0)/(100)(22) = 48 ma Dengan mengekstrapolasi garis lurus tadi ke ((t + At)/ At) = 1, maka didapat P* = P\= 1950 psi. Akhimya faktor skin dihitung berdasarkan persamaan 5.9. 1764-1150 48 = 1764-1150) jg —__B___ aa 100 °9 (0.2)(1.0)(2 x 10*)(0.3)? : 3.23] 43 yang berarti adanya hambatan aliran. Apabila hambatan aliran ini diterjemahkan kepada besamya penurunan tekanan, AP. AP, =0.87mS = 0.87 (100) (1.43) = 124.4 psi Flow efficiency ditentukan sebagai benkut Po - Py ~ AP. ree PoP Ps 5.10 Py ce = 1950-1150-1244 _ 9 gs 1950-1150 aang ‘Pressure Build Up Testing : 5.2.2. Actual Buildup Case Pada kenyataan yang sebenamya, kurva respons tekanan didalam Homer plot mungkin tidak sesederhana seperti contoh diatas. Banyak faktor yang mempengaruhi bentuk kurva tersebut. Untuk lebih jelasnya, Gambar §.5 ‘menunjukkan bentuk kurva Homer yang sering terjadi dari suatu hasil pengujian, Terlinat pada Gambar 5.5 bahwa kurva respons tekanan dapat dibagi menjadi 3. bagian yaitu : segmen data awal (early times), segmen waktu tengah (middle times) dan waktu lanjut (late times), ‘Adanya penyimpangan dari garis lurus Homer (segmen waktu tengah) dapat disebabkan oleh banyak hal, Secara skematis, Gambar 56 mengilustrasikan berbagai macam faktor yang meyebabkan terjadinya penyimpangan pada segmen-segmen data awal dan data waktu lanjut. Misainya segmen data awal dipengaruhi oleh : Wellbore Storage, factor skin, phase segretation (gas hump), sedangkan segmen waktu lanjut dipengaruhi oleh batas reservoir, pengaruh sumur-sumur produksi atau injeksi disekeliling sumur yang -3 b. nwa < 0.05. re, dimana twa = fw 2° c. tp 2 tess Langkah-langkah pengerjaannya adalah seperti dibawah ini 4. Buat Homer plot, kemudian tentukan m dan k_ 2. Menurut Ramey & Cobb, p akan terjadi pada saat Homer time : GO) ote rm ates 0.0002637kt,C, ila Cy diketahui - | apabila Ca ciketahui cA | PMNS 3. Apabila CA tidak diketahui, Horner Time pada saat P terjadi dapat didekati dengan persamaan 4, Kemudian P dibaca pada Homer straight line untuk Homer time diatas 5.4. PRESSURE BUILDUP UNTUK SISTIM FLUIDA LEBIH DARI SATU FASA Pada saat tekanan di reservoir minyak mulai turun kebawah tekanan bubble point, gas mulai terbentuk dan aliran fluida menjadi lebih dari satu fasa (minyak dan gas, mungkin air kalau ada). Pressure Build Up Testing @ Pada saat ini, kelakuan tekanan diwakii oleh persamaan differensial yang lebih kompleks dan tidak linier. Oleh sebab itu jelaslah bahwa metoda-metoda yang telah dibicarakan terdahulu tidak bisa dilakukan lagi. Tetapi pengaiaman menunjukkan bahwa untuk tujuan-tujuan praktis kita dapat memodifikasi persamaan differensial yang tidak linier tadi sehingga ‘metoda-metoda yang lama dapat digunakan lagi untuk kasus ini Metoda ini dikembangkan oleh John Martin yang menuliskan persamaan: ‘sebagai berikut : O1RE Monee NOC sGEl or rar (kip), a 5.18 dimana C, adalah kompressibilitas total dan (K/s1), adalah mobilitas total. Dibawah syarat batas dan syarat awal yang sejenis dengan persamaan yang diturunkan untuk reservoir yang tidak terbatas, persamaan diatas mempunyai solusi sebagai berikut = ger" PROB ey) Cs 5.19 Untuk syarat batas berikut ini 2akoh ( oP. ) Io = | r—— Ho \ or persamaan 5.19 menjadi : p= fobe p(__#. Ankh '\” 4t(k/n), Apabila dimasukkan harga r = rw dan dilakukan prinsip superposisi maka didapatkan persamaan pressure build up dengan kemiringan Horner straight line sebagai berikut “Pressure Build Up Testing 98 m= 222, atau didalam field unit kh m= 162.6 eel (psilcycle) 5.20 untuk fasa minyak. Sedangkan untuk fasa gas adalah 5.24 Qo disini dianggap hanya free gas yang mengalir dimana : a = Qat ~ Gok 6.22 Jadi dapat disimpulkan bahwa Homer plot seperti yang terdahulu diterangkan dapat dilakukan, Kemudian dapat dianalisa untuk mendapatkan besaran-besaran berikut ini Permeabilitas efektit minyak : k= 162 6 foHoBo 5.23 mh Permeabilitas efektif gas : B Ky = 162 oistee 5.24 Permeabilitas efektif air a= 162 6 Seen 5.25 mh Pressure Build Up Testing 6 Mobilitas total : ia, = 42+ 162.6 “inh Bode * By (Qy- IRs) + BLA] 5.26 Kompresibilitas total Cr= SoCo + SyCy + SuCy + Cr 5.27 ‘Skin factor : -to{ S239] 528 Penurunan tekanan karena adanya skin effect : APs = 0.87 mS. 5.29 Flow effeciency : 5.30 5.5. ANALISA PRESSURE BUILDUP DIBAWAH ~— PENGARUH REDISTRIBUSI FASA PADA LUBANG BOR (GAS HUMP EFFECT), Fenomena redistribusi fasa pada lubang bor teyjadi ketika penutupan sumur dipermukaan, gas dan minyak mengalir bersama-sama didalam tubing Karena adanya efek gravitasi maka cairan akan bergerak kebawah dan gas naik kepermukaan, Oleh karena cairan yang relatif tidak dapat mampat dan gas yang tidak dapat berkembang didalam sistim yang tertutup ini, redistribusi fasa ini akan menambah kenaikan tekanan pada lubang bor. Pada saat awal, tekanan lubang ae anna na aww nn een Pressire Build Up Testing 9 bor dapat mencapai keadaan yang lebih tinggi dari tekanan formasinya sendiri dan menyebabkan terjadinya "Hemp" disaat awal seperti terlihat pada Gambar 5.13. Dengan adanya gejala ini, maka metoda konvensional tidak bisa lagi dilakukan dengan baik. Gejala ini mulai dikenali dan diselidiki sejak tahun 1958 oleh Stegemeier dan Matthews dan oleh Pitzer pada tahun 1962. Tetapi analisa matematics yang “excellent” baru berhasil dikemukakan oleh Fair pada tahun 1981. (Makalahnya yang berjudul " Pressure Buildup Analysis with Wellbore Phase Redistribution *merupakan makalah terbaik, dan dia mendapatkan medali emas “Cedric Ferguson Award" pada tahun 1983 dari SPE). Fair memecahkan persamaan divisivitas radial seperti peneliti terdahulu tetapi disini didefinisikan parameter-parameter baru untuk menangani metoda ini, yaitu: Pio = Cyo (1-2/0) 5.31 dimana : AP Pyo= - 5.32 141 .2quB aC C= 533 141 .2quB = 0.000264 _ kt © = . dan MC Onze AY gu Cyr, Pressure Build Up Testing 76 Besaran-besaran baru tersebut adalah. Cy = phase redistribution parameter, psi P, = phase redistribution pressure, psi & = phase redistribution time parameters, hrs Dengan menggunakan Numerical Laplace Inverter (Com. of the ACM, Vol.13, Thn. 1970, hal 47), persamaan tersebut ciselesaikan dibawah berbagai syarat batas, Sebagian solusinya dapat dilihat pada Gambar 5.14 sampai dengan 5.18. Gambar-gambar dapat digunakan untuk metoda "type curve matching" seperti yang telah diterangkan terdahulu untuk memperoleh karakteristik reservoir (k, s, C,) maupun parameter redistribusi fas 5.6. ANALISA PRESSURE BUILDUP UNTUK ALIRAN FLUIDA SPHERICAL Metoda analisa pressure buildup yang telah dibicarakan selama ini selalu menganggap aliran radial terjadi selama pengujian. Oleh karena itu dasar-dasar analisa selalau memakai persamaan divisivitas radial, Hanus ui bahwa “Radial Homer Analysis ini sudah sedemikian umum dipakai sehingga orang tidak sadar lagi bahwa pertama-tama yang harus diyakinkan adalah menjawab pertanyaan : apakah type aliran yang terjadi di reservoir ? Apabila alirannya bukan radial, maka sudah barang tentu “Radial Horner Analysis" ini tidak dapat lagi digunakan. Apabila dipaksakan untuk digunakan, maka didapatkan hasil yang tidak memadai dan hasilnya tidak mewakili sama sekali atas performance reservoir yang diamat Aliran fluida hemispherical terjadi pada kondisi dibawah ini 1. Zona produksi hanya diperforasi sebahagian saja 2. Lubang bor tidak menembus seluruh interval produktif Kedua kasus diatas dapat dilihat pada Gambar 2 - 1, "PhS Bal Op elgg nrg Untuk kondisi aliran spherical yang terjadi pada reservoir menuju ke lubang bor, Culhem menurunkan persamaan yang dapat digunakan untuk menganalisa sentara tekanan yang terjadi Persamaan distribusi tekanan untuk reservoir tak terbatas yang mempunyai sifat-sifat dibawah ini : > homogen dan isotropik > tekanan awal yang seragam di seluruh tempat di reservoir > karakteristik fluida dan batuan yang tidak berubah sepanjang waktu, dapat dituliskan sebagai berikut La(r a) BaP ] ar) ot Berdasarkan syarat-syarat batas dan awal yang cocok untuk kondisi diatas, persamaan 5.35 mempunyai solusi sebagai berikut : Adio | (@ a PO.D=P, ae 2rckr ani Setelah dilakukan prinsip superposisi, maka sa tes ay ale Menurut Carslaw dan Jaeger, pendekatan erfe (x) adalah : P(r,t+ At) 2 erfe(x) #1 untuk x < 0.1 menggunakan pendekatan diatas, maka persamaan 5.37 dapat diubah menjadi aan Pressure Build Up Testing Pots A) = 5.38 Persamaan yang terakhir kondisi aliran hemispherical. adalah dasar persamaan pressure buildup untuk Jadi_ untuk melakukan analisa Homer, yang harus dilakukan adalah 1 tear memplot antara Pws dan (ie - }. Kemudian : Pemeabilitas dihitung berdasarkan : jh - NB ub ld 539 4x m Skin factor dihitung berdasarkan : 5.40 tye 2 5.41 cc) dimana, = ketebalan zona formasi yang terbuka untuk alran far = jark-jari lubang bor yang sebenarnya (silindris) Untuk aliran hemispherical, b harus diganti dengan 2b. Tekanan statik reservoir diperkirakan dengan mengekstrapolasikan garis lurus yang terjadi ke harga 1 Ge ee OB cence eee Pressure Guild Up Testing 4 Radius of investigation adalah S = lor, Simbul-simbul didalam persamaan-persamaan 5.39 sampai 5~ lapangan adalah A = 887.22 VB = 477.02 n = W(guC) = 0.000264 kt GE Cry Pressure Build Up Testing 5.42 -42 untuk satuan a 4 a ss ' ' 1 4 | ' ' ! i H | ! I t ' 2 dling 2 's ta i et 2 i, Oe Prosuetion history ofa well showing both rate and bottom hole flowing Pressure Build Up Testing resure a functions of time. Gb. 5.4 38 ga é 3 -—— a *© Time, t PRESSURE, by Hoyt (00-01 kor fe te, ¢ [dealized rate and pressure history fora pressure build rest. Gb. 5.2 “Pressure Build Up Testing 24 89) dnpuing ainesaud 10} anbiv4o01 6 | ol Ww wry ool 000! od \, eg "a9 1801 dnpying eunssaid 23p1 0) Aso1s14 918R SWI 0=717 oO 28" Pressure Build Up Testing tpf At eae Ideal pressure buildup test graph, ob. 5.4 EARLY |MIODLE} LATE TIMES | TIMES | TIMES t a Pus S| i t, it = log BEA ‘Actual buildup test graph. Gb. 5.5 ir serena pan mamamnanamananaanananananenemaneaeanananant a “Pressure Build Up Testing BOTTOM-HOLE PRESSURE, “Press Pws? PSI 1300) 3S 1200] PROBABLE H00 TTT TTI TT a 10? 10 1 (tptar)/at ‘Typical pressure-buildup curve for a well ina finite reservoir. After Matthews and Russell. Gb. 5.7 0 fa ig sting nnn er ee 26 8,405) nrg Pressure Build Up Testing “poner pat e200 HY . sam stip smb enon an nny) san NON OMI SHONTIMAEN” GG *Q9 year ev cores name paneer 30 Pressiire Build Up Testing “posgny pee Worn ema mY ‘or step nico 144 HONEA Pe a) OTN PORTERS OLS +49 wre eo Pressure Build Up Testing wyaeetrsoreminea Nee nnn 9 Pressure Build Up Testing 32 Jonna man ste ser por mp HOREIMAUIPLOROMHMLOAEN Z1°¢ *q9 a Presa Bolla Up Testing nnn 700 600 PRESSURE BUILDUP, psi $s 8 8 88 8 AS 8 8 100 1 10 100 1000 10,000 CLOSED-IN TIME, minutes Hump due to rise of gas in tubing after closing in. Gb. 5.13 Naan nn Pressure Bulld Up Testing 38 oe. 5.14 “Presstire Build Up Festinger 38 0. 5.15, preteen egg orn 8 oo. 5.16 a7 oe. 5.17 gn ‘Pressure Build Up Testing ‘38 oe. 5.18 Pressure Build Up Testing 38 BAB VI TYPE-CURVE MATCHING 6.1. PENDAHULUAN Type curve merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk seperti buildup, type curve telah menganalisa hasil test tekanan pada suatu sumur, Grawdown, dan interference test. Sampai saat ini, cikembangken untuk berbagai macem geometri termasuk juga untuk sumur peretakan (fractured wells), untuk berbagai bentuk daerah pengurasan (drainage area), dan untuk semua derajat kerusakan (damage) atau perbaikan (improvement) sumur, Pada umumnya kebanyakan type-curve digunakan untuk + Menentukan permeabilitas formasi * — Mengetahui kerusakan dan perbaikan formasi disekitar sumur * — Menentukan titik awal dari interval waktu tengah (MTR atau Middle- Time-Range) untuk suatu analisa Homer. + Menentukan sifat-sifat antar sumur, Keuntungan dari cara type-curve matching ini yaitu dapat digunakan untuk menginterpretasikan data test tekanan dimana dari cara yang konvensional, data ‘est tekanan tersebut tidak bisa dinterpretasikan, misainya karena adanya Pengaruh well-storage yang dominan pada saat awal test dilakukan, Pada bab ini, metoda type curve yang dibicarakan yaitu 1. Type-curve dari Ramey et al. untuk test buildup dan drawdown dengan laju aliran tetap. irene nnn nnnnnnnrnnrnnnnnnnnne Type-Curve Matching 1 Type-curve dari Mc Kinley untuk penggunaan-penggunaan yang sama seDerti metoda tersebut diatas. 3. Type-curve dari Earlougher untuk berbagai macam test tekanan dan untuk memperkirakan berbagai karakteristik skin factor, dan wellbore storage. 6.2. TYPE-CURVE DARI RAMEY 6.2.1. Teori ‘Type-curve dari Ramey diperoleh dari test tekanan drawdown dengan laju aliran yang tetap di suatu reservoir dengan asumsi-asumsi sebagai berikut 1. fluida slightly compressible 2. aliran satu-fasa 3, reservoir homogen 4. tekanan seragam didalam daerah pengurasan sebelum produksi 5. reservoir tak terbatas 6. dipermukaan, Iaju aliran tetap 7. wellbore storage dan kerusakan atau stimulasi dinyatakan dengan skin factor S. Beterape sifat penting dari type-curve yang dihasilkan olen Ramey (Gambar 6.1) yaitu: 1. Pada waktu awal drawdown test, AP mempunyai hubungan yang lurus dengan At (AP adalah perubahan tekanan sejak test dimulai dan At adalah perubahan waktu sejak test dimulai), sehingga kurva dari hubungan antara log AP dan log At adalah juga lurus dengan membentuk garis yang mempunyai sudut 45°. Dalam hal ini, wellbore storage mempunyai harga Type-Curve Matching 2 yang tetap Cs dan dapat ditentukan dari setiap titik (At, Ap) sepanjang garis lurus tersebut dengan menggunakan hubungan sbb : » BBlipsi (61) B/ At cS dan dimensionless - welbore storage constant Csp dihitung dengan persamaan 6.2 _0.894C, = (6.2) eC hr ‘> 2. tillangnya pengaruh wellbore storage terlihat pada type curve Gambar 6.2 dan 6.3 sepanjang titik kurva log AP vs log At mulai dari titik penyimpangan dari unit slope. Hal ini biasanya terjadi pada tik sekitar 1 sampai 4 $ cycle dimana, (6.14) ‘Sehingga apabila harga-harga pz / P = tetap, maka kita dapat memplot (PrP) dalam penggunaan type-curve seperti untuk suatu cairan yang_ slightly compressible. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menginterpretasi data uji tekanan sumur gas pada match-point yaitu (6.15) dan 0.06 40, = 2.000268K (5) (6.16) Hite Kto ue Type-Curve Matching 6 Perlu dicacat bahwa semua sifat gas untuk perhitungan ini harus dievaluasi pada tekanan awal reservoir untuk suatu test pada suatu infinite-acting reservoir, atau pada test drawdown tekanan yang digunakan yaitu tekanan ketika tekanan reservoir mencapai keseragaman atau tekanan reservoir rata-rata untuk test buildup. Untuk kondisi dimana tekanan reservoir berada dibawah 2000 psia (P< 2000 psia), persamaan 6.10 dapat digantikan dengan persamaan 6.17 yang per definisi dituliskan sebagai : 6.17) Oleh karena itu, apabila harga pz = tetap, maka kita dapat memplot (P? - P.@) untuk digunakan pada type-curve. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menginterpretasi data test tekanan pada kondisi ini yaitu : ghti2iT K=141. > 4 2 h PL (6.18) i Me Cy = gooessete( (6.19) Me wits (to Catatan, untuk mengetahui hubungan sifat spesifik gas uz terhadap tekanan, P, maka sebaiknya sebelum melakukan perhitungan terlebih dahulu di plot harga-harga yz terhadap tekanan, P,atau membuat tabulasi dari kondisi gas di reservoir yang sedang diuji tersebut. Dene Type-Curve Matching 7 6.2.2. Pemakaian Type-curve dari Ramey Dalam menganalisa data uji tekanan dengan menggunakan type-curve dari Ramey, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 4. Plot antara (P-Py) terhadap t (untuk test draw down) ata (Pr-Pw) terhadap t, = At / (1+ At/ te) untuk test buildup pada kertas grafik log-log yang mempunyai skala dengan ukuran yang sama seperti pada type curvenya Ramey. Untuk mudahnya, plot data test pada tracing paper yang diletakan diatas type-curve untuk supaya mempunyai ukuran skala yang sama 2. Jika kurva yang diperoleh dari plot diatas mempunyai garis lurus dengan sudut 45° (pada saat awal data test), kemudian pilih sekarang titik (t, (Pr Py} atau (At, (Pye-Pud)} Sepaniang garis lurus tersebut, dan hitung harga wellbore storage contant Cs dengan persamaan, qB, t_) : =| ——— |. BBUE c Hae] psi kemudian hitung harga dimensionless wellbore storage constant dengan persamaan, 0.8940, ochre Csp Dalam perhitungan ini harga @ dan C; periu ditentukan terlebih dahulu. ‘Seandainya dari plot terszbut diatas tidak diperoleh garis lurus dengan sudut 45°, maka harga C, dan Cso harus ditentukan dari karakteristik lubang sumumya, Apabila data dari karakteristik lubang sumur yang tersedia tidak sesuai dengan hasil test tekenannya, maka ketidak-telitian dari hasil yang diperoleh akan terjadi. ‘Type-Curve Matching 8 Gambar Keterangan 40 ‘Aliran disebabkan oleh heads, swabbing, dan lain-lain. Terdapat berbagai_macam vanasi disebabkan olen swabbing. Perolehan termasuk fluida reservoir. Swabbing menyebabkan pengurangan tekanan apabila arus cairan diturunkan. 4 Kurva berbentuk "S". Penutupan terjadi di permukzan, gas pelarutan keS0dalam cairan, zone berpermeabilitas rendah terletak didalam lapisan yang ketat, dan lain lain menghasilkan bentuk kurva seperti itu selama peningkatan tekanan. Yang diperoleh termasuk fluida reservoir dalam jumlah yang normal. 42 Penyekat gagal bekerja dengan baik, dipasang kembali dan berhasil. Diperoleh lumpur dan ‘luida reservoir dengan jumiah yang bekurang. 43 Jam mengalami kerusakan. Pgas-jam terlepas ketika alat dibuka. Perolehan termasuk fluida reservoir dalam jumiah normal. 44 ‘Alat gagal ditutup. Tidak didapat build-up. Perolehan termasuk fluida formasi. 45 Alat gagal dibuka. Tidak ada perolehan fluida kecuali sejumlah kecil lumpur bor, Tekanan yang diukur cenderung berkurang mendekati harga tekanan reservoir. 468 Jam tidak berfungsi. Diperoleh fluida reservoir dalam jumlah normal. 47 Jam berhenti pada saat alat dibuka dan berjalan kembali ketika alat ditutup. Diperoleh fluida reservoir dalam jumlah normal. 48 Penyekat tidak bekerja dan tidak dapat dipasang. Perolehan lumpur dan sejumlah kecil fluida formasi naan OjiKendungan Lapisan 4 Gambar Keterangan 49 Penyekat tidak bekerja pada saat penutupan. Perolehan fluida reservoir dalam jumlah normal dan lumpur sebanyak yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan. 50 ‘Adanya kerusakan pada peralatan jam. Skala waktu tidak benar. Diperoleh fluida reservoir dalam jumiah normal. 51 Jam berhenti ketika alat mencapai dasar dan bekerja kembali pada saat alat diangkat keluar dari lubang. Diperoleh fluida reservoir dalam jumlah normal. “i arti Cagigge rrr ronroroorcncoccnrconnnnennncnnnnnnnannnnneese “rN taeg naweH depeyssy vetpefay cecnauny cep oeueys, veweyay [ZI “2equep coco ‘e000 onto _—_—cond———oac)——wor 0g) nL wis At] seat E Ge rr aaeo canan} [ats Fase on “TAN Ceecesxeted ovonacny ZZT 22qWeD Lnevoig ‘ANALG NvxIsHndoddid. NVXINNENLIC vw 4NWNS 4YnWnS: vw 7 I y son I obates | Je | sesuore \ aes | Fil | Sree Aen wee (CHL cage SET) mae LV cage oi aan \iy| as If) se EE Bree NUN | Sea NI oosers LI ee cans No Sates BAWA sS¥on8 eae ‘BAWA = SAA N3do fy) “OMLNOD OULNOS. 4) BATA YOULNOD patna sna aan] TUM | wr a “0.30 Kt aan TH 4 1 1 Ly ( LI wais To ‘Uji Kandungan Lapisan h yoo ae 7 Gare dotor wah pata Gambar. 12.3 Contoh Rekamao UKL. “Gjifandungan Lapisan 8 1180 41160 Tenn Str dese ame 1140 4 100 41.080 4 1.060 Gambar. 12.4 Tekaoao Dari UKL ji Kardungan Lapisan 040 79 pon sumur, pat Kenalkan tekanan karena pe Hubuogan Aoalisa PBU - Horner Dengan Rekamao P*: 147 psi Gambar. 12.5. Grafik Horner - Analisa UKL. prea ogggenonrererronnree 36 Bir Pertame (a) e Sumur ditulup (Butaup) Gambar. 1 s/d 51 Meouajukkan Contoh Rekaman Tekanao Untuk Aealibis UKL Secara Kwalitatif. Ryn nnn nanan Gi Kandungan Lapisan A +2 pquo9 “9 squog "g s0qu09 “by 20quiD9 “= soquoo @ soquioo oy Oi Kendungan Lapisan aan 1 soquiog 1 soquiog, "@1 soquiog “OL J0qwH09 6 soquiog “e_soquoo Oi Kendungan ‘8h soqwo9, “ab soqwo "9h -0qwD “g)_s0quog veh 20quio9, apy uF 0H 24 Oi Kendungan Lapisan "%z_s0qwog “1z_20q4p9) oz soquiog “61 scquiog 28 Wii Kandungan Lapisan ‘82 s0qu09 zz 20quos "9z squop wi "sz _s0quioa “pe soquiog "ez soquog 4 26 Oi Kendungan Lapisan “ye 2pquog VV Ig _sDquiog og soquiog BZ s0qUIOD ‘| "SE J0qWD "ze soquog Wii Kandungan Lapisan ‘Ob, s0qu0D ‘ee soquiog ‘Be soquing ‘2g soquog "9g _soquo9 “s¢_soqwog / 28 Oi Kanduagan Lapisan “ap soquiog ‘Sb 20qw0D ‘by soquios "Eb 20quieg Zp soquog ‘We spquiog ‘Uji Kandungan Lapisan Gambor 47. Gor mbar 48, Gambar 49, Gar mbar 50. ‘Oi Kendungan Lapisan Gambar St. BAB XII! ANALISIS TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR HORIZONTAL. Dengan berkembangnya teknologi pemboran, sumur horizontal banyak 1. Pada saat awal (early times) terjadi aliran radial pada bidang bor (periode ini disebut "vertical radial flow"). 2. Pada saat lanjut (late times), terjadi aliran pseudo radial dari farmasi dengan bidang masuk lubang bor horizontal. Oleh sebab itu disebut Horizontal-pseudo “radial flow", Dengan adanya dua menifestasi pada aliran diatas, maka tata cara analisis transient tekanan untuk reservoir ini akan menyimpang dari pola aliran radial yang konvensional. 13.1, SUMUR HORIZONTAL, TANPA SKIN DAN WELLBORE STORAGE, PADA RESERVOIR YANG TAK TERBATAS (INFINITE ACTING) Gambar 13.2 menunjukkan skema dari suatu sumur horizontal pada reservoir tak terbatas. Anggapan mempunyai jari-jari tj». terletak sejarak Z, dari batas bawah formasi. Sumur tersebut berproduksi (bottom hole flow rate) sebesar 6. on Tekenan Pada Sumur Horizontal 1 Juga didefinisikan besaran-besaran tanpa dimensi sebagai berikut : khaP P, — (13.1) qBu kat —_ 13.2 once (2) tat. (13.3) slo = EHD (Daftar Simbul dan Notasi disertakan diakhir Bab ini) Solusi persamaan transien tekanan yang digambarkan oleh grafik Po versus log to dapat dilihat pada gambar-gambar 13.3, 13.4 dan 13.5. Tabel-tabel dibawah gambar tersebut menerangkan besarnya parameter yang dipakai untuk setiap grafik diatasnya. Karakteristik umum yang ditunjukkan oleh grafik-grafik plot Po vs. log to diatas adalah; terdapat dua buah garis turus yang dipisahkan oleh garis transisi diantaranya. Solusi tersebut digambarkan dibawah pengaruh parameter-parameter Yo, os dan Xwo. Pada saat awal, persamaan transien tekanan didalam parameter tak berdimensi adalah : Xd 2 1 fi, $240,809) untuk X* < 10? (13.4) Mo 4 Grafik Pp versus tp merupakan garis lurus dengan kemiringan 1.15 /2£5;. Solusi 13.4 tersebut untuk regim aliran vertical-radial seperti yang ditunjukkan oleh gambar 13.14. Vertical-radial flow ini akan berakhir pada saat: nnn wenn rr “Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal 2 ty *0.32 {(1- fp3)/ fos} (13.5) sedangkan pseudo radial flow dimulai pada saat tp > 1.9 13.2, SUMUR HORIZONTAL, DIBAWAH PENGARUH SKIN DAN WELLBORE STORAGE Untuk pembicaraan ini, didefinisikan Skin dan Wellbore Storage yang tidak berdimensi sebagai berikut : (13.6) (13.7) Dibawah parameter tertentu grafik respon tekanan terhadap waktu (Pp vs to) ditunjukkan oleh gambar-gambar 13.6 dan 13.7 terlihat bahwa dengan bertambah besamya Wellbore Storage, Segmen garis saat awal akan makin terpengaruh, sehingga segmen vertical radial flow akan hilang, Tabel 13.1 memberikan perkiraan waktu dimulai dan berakhimya regim aliran vertical radial flow dan Pseudo radial flow. 13.2. ANALISIS SEMI - LOG UNTUK SUMUR HORIZONTAL Berdasarkan persamaan dan grafik Po vs tp yang telah diterangkan diatas, analisis pressure transient untuk sumur horizontal dapat dikatakan sama dengan metode semilog yang konvensional (MDH dan Homer). Hanya saja disini dibedakan untuk vertical radial flow dan pseudo radial flow. ann enna A ‘Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal ¥ 13.3.1. Analisa Semi 9 - Vertical Radial Flow Apabila dianggap bahwa pengaruh wellbore storage cukup singkat sehingga garis vertical radial flow dapat diamati, maka dari persamaan 13.4 akan didapatkan persamaan berikut quB fj, kt B-Palt = aoieae (5 i +9900+25) (13.8) fe BC Fy Dengan kata lain, melihat bentuk persamaan diatas, dapat dikatakan bahwa semilog analisis (MDH atau Homer) dapat digunakan dengan mengganti h oleh 26 Apabila Py diplot terhadap log waktu, maka akan didapatkan garis lurus dengan kemiringan m. Oleh sebab itu permeabilitas (k) dapat diperkirakan berdasarkan persamaan : by quB m2e ‘Sedangkan faktor Skin dapat dihitung berdasarkan : Pham - 1g fim Figg Ka, (13.9) u) HC hw 13.3.2. Analisis Semilog - Pseudo Radial Flow Apabila waktu pengujian cukup panjang dan jika efek batas lapisan belum terasa, maka pseudo-radial flow akan dapat diamati. Persamaan untuk regine aliran ini adalah quB fj, kt 4nk2e( Ou Cy ty P-Par(t)= +o000+25) (13.10) “nalisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal 4 dimana : S'=[h20]s+s, Dengan S, adalah Skin geometris sebagai akibat lubang bor yang secara horizontal menembus formasi. Skin geometris ini dapat ditentukan berdasarkan persamaan : 2Xwa xX bos)? (13.12) Sama seperti telah diterangkan pada Sub Bab 13.3.1, analisis semilog konvensional dapat dilakukan. 13.4. SOLUS! LAINNYA DIBAWAH BERBAGAI SYARAT BATAS Pada dasamya, Solusi Po vs to untuk sumur horizontal dibawah berbagai syarat batas dapat diselesaikan dengan fungsi Green. Tabel 13.2 menunjukkan solusi untuk reservoir tak terbatas (yang telah dibicarakan diatas), reservoir terbatas, dan reservoir terbatas dengan tekanan tetap dibatasnya ‘Sebagai ilustrasi, gambar 13.9 menunjukkan hubungan Po vs log to untuk reservoir terbatas seperti terlihat pada gambar 13.8. Sedangkan gambar 13.10, memperlihatkan Pp vs log tp untuk reservoir dengan tekanan tetap pada batasnya, 13.5. NOTASI SIMBOL DAN UNIT YANG DIGUNAKAN Notasi simbol dan artinya, beserta unit yang digunakan pada pembicaraan ini dapat dilihat pada tabel 13.3 dan 13.4 now TABLE 3 (Figure 3) = a eres 1 1 L Gambar 13.4 Pengaruh Parameter ep3 “Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal ——— Po tare oye 8? | meena we veanica naoiat os wp now TABLE 4 + (Figure 4) t Dinensionteee txanple of corresponding H araeecere cal ealoee A i 1% oo Xo aootoow 1 i Hl fort os 0.001 woe tote ft 1 ' ‘ : wef one t ‘ 1 t 1 ty foe $88 1 2 a 1 soe 1 208 | 100 1 S08 noe t PTE amo t ast fom Pa6e 166m t * Gambar 13.5. Pengaruh Parameter 1p3 “Ginalisis Transien Tekanan Pada Sumur Henzontal ~~ Ganbar 13.6 Grafik log Pp terhadap log ty dibawah pengaruh Wellbore Storage dan Skin. pseUo0-RADIAL FLOW VERTICAL RADIAL FLOW oF ‘oe ee Wee woe Ganbar 13.7. Grafik log tp terhadap Pp dibawah Pengaruh Wellbore Storage dan skin. “Vinalisis Transion Tekanan Pada Surmur Horizontal 3 Genbar 13.8. Sumur Horizontal Pada Reservoir yang terbatas Gambar 13.9. (FS END OF THE PSEUDO-RADIAL FLOW (BEGINNING OF THE RSEUOO~STEADY STATE FLOW ‘ BEGINING OF THE ’ rs Grafik Pp vs log ty untuk sumur Horizontal pada Reservoir terbatas. Darran nnnnnnnnn enna nnn Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal 9 Ps BEGINNING OF THE STEADY FLOW {PSEU00-mADIAL LOW VERTICAL RADIAL FLOW Gambar 13.10. Grafik Pp vs log tp untuk sumur Horizontal pada reservoir terbatas dengan tekanan tetap pada batasnya. “Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal Tabel 13.1. Waktu Dimulai dan Berakhirnya Kedua Regim Aliran Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal " seqeg eres Tebeqzeg YeMeqIG TsNTos zZ*ET TedeL ie ant ar , cog | EET Thar Se 12 “Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal Tabel 13.3. Daftar Notasi yang Digunakan 2 1 reservoir voluse factor & Total Isothermal cospresasbility cee (ee +: Dimensionless wellbore scorage ‘oe? Disenstonl 8 “our Sp2t tpg | offcentering paranecers Fornation thickness (a) (ft) perseabiltey (ad) Well half lengch (=) (fe) ipa! dinensioniess Length s F seat-log straight Line slope (iba/eyete) (Pst/eyele) « Sesore point in the vell = Ginenstonless pressure PL Sndetat pressure in che reservote Ges) (pe) : Sell Flow race (02/éay)(tbL/éay) F well adios wy effective vell radius 8',5,5§ ¢ skin (global, real, geonetrical) t tise) q ieenstonless cise Sipe} Soortinntes By, 1 dieenstons of the ceservote 1 = dinensionless position of point H F Giatance f200 H fron nearest end of Shevwell (ts) 1979 ° 1 viscosity Cop) $ yeresisy functions 2 ee oe sues fw Analisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal w ffabel 13.4. Simbol dan Unit yang Digunakan ‘omLrtELD t weTatc i UsITS UNITS T t 1 4 ! sTy> 1 sta/0 ' 1 . 1 cy 1 oP 7 x ! ed 1 ed eeeee at a ! . yi L P ! pst ! bare i : 1 be ! be i ic ! pet ! bart ! ! ' A enfeet et eacg | tt estas] ! ! t D2 yi | 8 eric : 1 ' a Me eee 10s at srss7 101) 1 1 ' ' 0.89 1 sgt t ! yt t 162.6 12149 10° : 3.23 1 Sa t i L Aarne = “Analisis Transien Yekanan Pada Sumur Horizontal 4 Gambar 13.1. Gambar EARLY TIME LATE TIME VERTICAL HorizonTaL RADIAL FLOW PSEUDO.RADIAL FLOW Pola aliran yang terjadi pada Reservoir yang ditembus oleh Sumur Horizontal. 13.2. Sumar Horizontal pada Resetvoir Tak Terbatas. Arann nnn “Analisis Transien Yekanan Pada Sumur Horizontal 8 ‘aapiat FLOW PSEUDO-RADIRE LOW TABLE 2: (Figure 2) Example of corresponding real values 2 T 200 = t 08 1 758 ore ' 1 (656 fe) 1 (328 fe) 1 (246 fe) 100.33 £2) ' 1 ! e 1 1 1 1 L Gonbar 13.3. pengaruh Parameter yp “inafisis Transien Tekanan Pada Sumur Horizontal 6 Lampiran A PERSAMAAN ALIRAN RADIAL UNTUK FLUIDA FASA TUNGGAL DISEKELILING LUBANG BOR Anggaplah terjadi suatu aliran melalui volume dengan ketebalan dr yang terletak sejauh r dari pusat lubang bor. Kemudian digunakan prinsip kekekalan massa dibawah ini Perubahan massa Massa aliran yang = Massaaliranyang aliran yang terjadi pada masuk keluar volume tersebut aPlrser-20 .=2eengar ary Kemudian ruas kiri persamaan A -1 dikembangkan menjadi (av) + 2 i )}- ansngar dan kemudian disederhanakan menjadi 2) 2nshodr ® 2 (A2) Dengan menggunakan hukum Darcy untuk aliran radial _2xkhr dp dan disubtitusikan ke dalam persamaan A.2, akan didapatkan Lampiran 1 6 (2.nkhr 2) al atau dan era maka C dapat ditulisakan debagai Diferensiasi terhacap waktu aP _ op ph ® arr (A.3) (Aa) Apabila persamaan A.4 disubfitusikan kedalam persamaan A.3, akan didapatkan Lampiran Lampiran B PENGAMBANGAN PERSAMAAN DIFUSIVITAAS RADIAL DIDALAM SATUAN TIDAK BERDIMENSI Persamaan Difusivitas adalah (B.1) (8.2) (8.3) (8.4) Dengan menggunakan Prinsip aturan rantai dan mensubtitusikan persamaan-persamaan B,2 sampai dengan 8.4, akan diperoleh hal-hal berikut ini fo Pk aPy oucre OPy (B.5) Lampiran 3 Po Gp Py 1 Po to Dt (6) Gp Gop by OPD 2 30 (Fo Bo AP (87) & ("or Py 2 2 rae Dy ( 0) gee (88) ors at ) Py Apabila persamaan-persamaan B.S sampai dengan B.8 disubtitusikan ke persamaan B.1, maka akan diperoleh Lampiran 4 Lampiran C PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFUSIVITAS RADIAL Persamaan Difusivitas Radial adalah : (c.1) Untuk reservoir tak terbatas, syarat awal dan syarat batas adalah sebagai berikut P=P, padat=0 — untuk semuar (2.2) P=P, padar=o untuk semuat (C.3) rel =e untuk t> 0 (ine source) (C4) 2 afte) 9 fo 9 So (Ato Jdy| Body |" ata? Lampiran 5 InP’ atau (C.5) menggunakan syarat batas : Pl 29H rio” 2akh Lampiran Jadi Subtitusikan ke persamaani C.S untuk > 0,y +0 Jadi C2 = (co) Lampiran 8 Dengan defi Py =2: kh(P, -P) qe t kt on gucre persamaan C.6 berubah menjadi qu.B onCr? =P+ Par el kt Pada lubang bor auB _(_ gucr? Pe ahs PEE) aa | 2 + UB il 4 79 MCS 4.nkh 4kt SHB |, 4akh cre +0.80907 oucrd atau Pp =linty + 0.80907] Lampiran

Potrebbero piacerti anche