Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Disusun oleh :
KHOTIMAH MULYASARI
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan di ruang Kaber RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi yang disusun oleh:
Nama : Khotimah Mulyasari
NIM
:
Telah diperiksa dan disahkan sebagai salah satu tugas
(Kho
timah Mulyasari)
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan keperawatan di ruang Kaber RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi yang disusun oleh:
Nama : Khotimah Mulyasari
NIM
(Kho
timah Mulyasari)
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
Preeklampsia Berat
A. Definisi
Preeklampsia
merupakan
suatu
gangguan
inilah
yang
tampak
secara
klinis
sebagai
pada
kehamilan
normal,
prostasiklin
antibodies
terhadap
antigen
plasenta
tidak
komplemen.
Hal
ini
dapat
diikuti
(1986)
dengan
bahwa
antara lain:
a) Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b) Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi
Preeklampsia-Eklampsia pada anak-anak dari ibu yang
menderita Preeklampsia-Eklampsia.
4. Iskemik dari uterus.
Sperof (1973) menyatakan bahwa
dasar
terjadinya
perangsangan
kelenjar
paratiroid
yang
kalsitonin
yang
mengakibatkan
peningkatan
menjadi
uteroplasenta,
rangsangan
yang
produksi
mengakibatkan
renin
di
vasokonstriksi
terhadap
zat-zat
vasokonstriktor
lain
dalam
pathogenesis
terjadinya
preeklampsia.
hamil
fibronektin
dengan
sudah
preeklampsia.
dimulai
pada
Kenaikan
trimester
kadar
pertama
endotel.
Pada
keadaan
ini
terjadi
American
College
of
Obstetricians
and
Gynecologists, yaitu:
1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai
berikut:
Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik
15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg
atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat
tekanan darah normal.
Proteinuria kuantitatif 300 mg perliter dalam 24 jam
atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau
midstream.
2) Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai
berikut:
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau
kualitatif 3+ atau 4+.
Hemolisis mikroangiopatik
Sindrom HELLP.
D. Patofisiologis
Patogenesis
terjadinya
Preeklamsia
dapat
dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penurunan kadar angiotensin II dan peningkatan
kepekaan vaskuler
Pada preeklamsia terjadi penurunan kadar angiotensin II
yang menyebabkan pembuluh darah menjadi sangat peka
terhadap bahan-bahan vasoaktif (vasopresor), sehingga
pemberian vasoaktif dalam jumlah sedikit saja sudah
dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah yang
menimbulkan hipertensi. Pada kehamilan normal kadar
angiotensin II cukup tinggi. Pada preeklamsia terjadi
penurunan
kadar
meningkatnya
menurunnya
prostacyclin
thromboksan
sintesis
dengan
yang
angiotensin
akibat
mengakibatkan
II
sehingga
peka
mencapai
45%,
sebaliknya
pada
preeklamsia
terjadi penyusutan volume plasma hingga mencapai 3040% kehamilan normal. Menurunnya volume plasma
menimbulkan hemokonsentrasi dan peningkatan viskositas
darah. Akibatnya perfusi pada jaringan atau organ penting
menjadi menurun (hipoperfusi) sehingga terjadi gangguan
pada pertukaran bahan-bahan metabolik dan oksigenasi
jaringan. Penurunan perfusi ke dalam jaringan uteroplasenta
sehingga
mengakibatkan
sering
terjadi
oksigenasi
janin
pertumbuhan
menurun
janin
yang
penurunan
tahanan
perifer.
Pada
kehamilan
dengan
hipertensi terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahanbahan vasokonstriktor sehingga keluarnya bahan- bahan
vasoaktif
dalam
tubuh
dengan
cepat
menimbulkan
hipovolemik.
Sebab
bila
tidak
terjadi
bukti
presumtif
bahwa
preeklampsi
iskemia,
preeklampsia
telah
ditemukan
pada
kasus-kasus
lapisan
imunologi,
otot
maupun
polos
radikal
pembuluh
bebas.
darah,
Semua
ini
reaksi
akan
kadar
angiotensin,
vasokonstriktor
dan
lain-lain)
(endotelin,
tromboksan,
dengan
vasodilatator
juga
menyebabkan
gangguan
pada
sistem
simultan.
Gangguan
ibu
secara
garis
besar
urine
mid-stream
untuk
dan
foto
dada
menunjukkan
selanjutnya
menghentikan kehamilan.
adalah
cara
terbaik
untuk
baik
pada
saat
kelahiran
maupun
sesudah
kelahiran.
Pengelolaan preeklampsia dan eklampsia mencakup
pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan
cairan, pelayanan supportif terhadap penyulit organ yang
terlibat,
dan
saat
yang
tepat
untuk
persalinan.
tanda
tanda
klinik
berupa
nyeri
kepala,
badan,
tekanan
pengukuran
darah,
proteinuria,
pemeriksaan
pengukuran
laboratorium,
dan
atau
terapi
medisinalis
dan
sikap
terhadap
J. Asuhan Keperawatan
ETIOLOGI
Perfusi jaringan
tidak efektif
NOC
Circulation status
Tissue Prefusion :
cerebral
Kriteria Hasil :
NIC
Peripheral
Sensation
Management
(Manajemen
sensasi perifer)
a. mendemonstrasik
Monitor adanya
an status sirkulasi
daerah tertentu
yang ditandai
yang hanya peka
dengan :
terhadap
Tekanan
panas/dingin/taja
systole
m/tumpul
dandiastole
Monitor adanya
dalam rentang
paretese
yang
Instruksikan
diharapkan
keluarga untuk
Tidak ada
mengobservasi
ortostatikhiper
kulit jika ada lsi
tensi
atau laserasi
Tidak ada
Gunakan sarun
tanda tanda
tangan untuk
peningkatan
proteksi
tekanan
Batasi gerakan
intrakranial
pada kepala, leher
(tidak lebih
dan punggung
dari 15 mmHg)
Monitor
b. mendemonstrasik
kemampuan BAB
an kemampuan
Kolaborasi
kognitif yang
pemberian
ditandai dengan:
analgetik
berkomunikasi
Monitor adanya
dengan jelas
tromboplebitis
dan sesuai
Diskusikan
menganai
dengan
penyebab perubahan
kemampuan
menunjukkan
sensasi
perhatian,
konsentrasi
dan orientasi
memproses
informasi
membuat
keputusan
dengan benar
menunjukkan
fungsi
sensori motori cranial
Kelebihan
volume cairan
Terbebas
dari edema, efusi,
anaskara
Bunyi
nafas bersih, tidak
ada
dyspneu/ortopneu
Terbebas
dari distensi vena
jugularis, reflek
hepatojugular (+)
Memelihar
a tekanan vena
sentral, tekanan
kapiler paru,
output jantung
dan vital sign
dalam batas
normal
Terbebas
dari kelelahan,
kecemasan atau
kebingungan
Menjelask
anindikator
kelebihan cairan
Fluid
management
Timbang
popok/pembalut
jika diperlukan
Pertahankan
catatan
intake
dan output yang
akurat
Pasang
urin
kateter
jika
diperlukan
Monitor hasil lAb
yang
sesuai
dengan
retensi
cairan
(BUN
,
Hmt , osmolalitas
urin )
Monitor
status
hemodinamik
termasuk
CVP,
MAP, PAP, dan
PCWP
Monitor vital sign
Monitor indikasi
retensi
/
kelebihan cairan
(cracles, CVP ,
edema,
distensi
vena leher, asites)
Kaji lokasi dan
luas edema
Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
Monitor
status
nutrisi
Berikan diuretik
sesuai interuksi
Batasi
masukan
cairan
pada
keadaan
hiponatrermi
dilusi
dengan
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat
jumlah dan tipe
intake cairan dan
eliminaSi
Tentukan
kemungkinan
faktor resiko dari
ketidak
seimbangan
cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
kelainan
renal,
gagal
jantung,
diaporesis,
disfungsi
hati,
dll )
Monitor
berat
badan
Monitor
serum
dan
elektrolit
urine
Monitor
serum
dan
osmilalitas
urine
Monitor BP, HR,
dan RR
Monitor tekanan
darah orthostatik
dan
perubahan
irama jantung
Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
Catat
secara
akutar intake dan
output
Monitor
adanya
distensi
leher,
rinchi,
eodem
perifer
dan
Defisiensi
pengetahuan
Kowlwdge :
disease process
Kowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang penyakit,
kondisi, prognosis
dan program
pengobatan
Pasien dan
keluarga mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
Pasien dan
keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya.
penambahan BB
Monitor
tanda
dan gejala dari
odema
Teaching : disease
Process
1. Berikan penilaian
tentang
tingkat
pengetahuan
pasien
tentang
proses
penyakit
yang spesifik
2. Jelaskan
patofisiologi dari
penyakit
dan
bagaimana hal ini
berhubungan
dengan
anatomi
dan
fisiologi,
dengan cara yang
tepat.
3. Gambarkan tanda
dan gejala yang
biasa
muncul
pada
penyakit,
dengan cara yang
tepat
4. Gambarkan
proses penyakit,
dengan cara yang
tepat
5. Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
6. Sediakan
informasi
pada
pasien
tentang
kondisi,
dengan
cara yang tepat
7. Hindari harapan
yang kosong
8. Sediakan
bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
9. Diskusikan
perubahan
gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
di
masa yang akan
datang dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
10.Diskusikan pilihan
terapi
atau
penanganan
11.Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second
opinion
dengan cara yang
tepat
atau
diindikasikan
12.Eksplorasi
kemungkinan
sumber
atau
dukungan,
dengan cara yang
tepat
13.Rujuk pasien pada
grup atau agensi
di
komunitas
lokal, dengan cara
yang tepat
Instruksikan
pasien
mengenai tanda dan
gejala
untuk
melaporkan
pada
pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan
cara yang tepat