Sei sulla pagina 1di 12

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

Taufiq Arfan

environment
established
is
INTERPRETAS expected to evolve into a medium
I NILAI ISLAM reflecting the universal character
of Islamic thoughts and values,
DALAM
which is hoped to build a positive
ARSITEKTUR
synergy with modern ideas in
SERTA
creating a balanced harmony and
LINGKUNGAN
rhythm. This is essential so as to
BINAAN
present
ideas
and
implementations
of
the
Tau
architecture
and
the
constructed
fik
Arfa environment in a form of physical
and non-physical designs (form
n
and
value).
Case
studies
Jurusan Teknik
developed in this discussion is
Arsitektur Fakultas
regarding the street childrens
Sains dan Teknologi
construction environment in which
UIN
Alauddin the substantial issue involves
Makassar improvement of the quality of
Jln Sultan Alauddin human life, and this is closely
No 36 Samata Gowa related to the architecture and the
SULSEL
built environment. Methodology
Email:
applied in this study incorporates
arfan_taufik the theoretical conception of
@yahoo.com architecture
and
the
built
environment or of behavior and
the interpretation of Islamic values
Ab of egalitarianism.
str
ac
Ab
t;
str
To a large extent, Islam descends
ak;
to reveal universal values and isIslam
hadir
dalam
wujud
related to issues of ahlak with apemenuhan
akan
nilainilai
lot of symbols. At the same time,universal dan terkait dengan
architecture is the language ofmasalah ahlak yang sarat akan
design rich in symbolic featuressimbol. Arsitektur adalah bahasa
and it is through this wording that disain yang juga kaya akan hal-hal
architecture finds its path toyang bersifat simbolis, dari kata
integrate its values to that of theitulah memungkinkan arsitektur
Islamic. Islam is a guidance fordan Islam secara nilai bisa
human life whereas architectureterintegrasi satu sama lain. Islam
is the study of a process of merupakan
pedoman
bagi
constructing something for basickehidupan manusia sementara
human needs. It has been aarsitektur
adalah
ilmu
yang
necessity that Islamic thoughtmempelajari
tentang
proses
and
values
can
serve
asmembuat
sesuatu
untuk
guidelines in proposing principalkebutuhan dasar manusia. Menjadi
ideas in creating items related tosebuah keniscayaan bahwa Islam
primary
human
needs.secara pemikiran dan nilai bisa
Architecture and the constructed

menjadi salah satu pedomanerkaitan dengan kebutuhan dasar


dalam megemukakan gagasan-manusia. Pemenuhan kebutuhan
gagasan
penting
dalamdasar pada graha
mewujudkan sesuatu hal yang
AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Taufiq Arfan

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

lainnya. Anak-anak jalanan ini


anak jalanan dimana secara perlu diberikan perhatian khusus
substansi dasar masalah ini karena selain rawan akan beban
menyangkut peningkatan kualitas psikologis yang buruk dari oknumhidup manusia, dan berkaitan oknum yang kurang bertanggung
erat dengan wilayah arsitektur jawab dan juga tidak kalah
dan
lingkungan
binaan. memprihatinkan adalah ancaman
Metodologi
yang
coba
di terhadap pendidikan anak-anak
aplikasikan dalam penelitian ini jalanan dimasa depan karena
yaitu penggabungan konsepsi mereka adalah generasi pelanjut
teoritis arsitektur dan lingkungan bangsa ini ke depan. Jumlah anak
binaan yaitu perilaku (behavior) jalanan yang ada di kota-kota
dengan interpretasi nilai serta besar di Indonesia dengan mudah
pemikiran dalam Islam yaitu dapat ditemukan karena terusnya
pertumbuhan
dan
kesetaraan (egaliter).
perkembangannya.
Meskipun
Ke sebenarnya telah cukup banyak
yw langkah-langkah yang dilakukan
or baik oleh pemerintah maupun
ds: Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), untuk mengurangi jumlah
Islam, Architecture,
anak yang hidup di jalanan.
Value, Environment,
Behavior, Homing
Jumlah anak jalanan di
Makassar sebelum krisis ekonomi
I. Pendahuluan
sebanyak 146 orang, sekarang
setelah krisis ekonomi jumlahnya
asalah sosial dengan banyaknya bertambah menjadi 345 orang
anak
jalanan
yang yang artinya meningkat 3 kali lipat
belakangan
ini
mencemaskan
yang
dihadapi Indonesia adalah dari angka sebelum terjadi krisis
dampak dari krisis ekonomi ekonomi
yang
menimpa
dari tahun 1999 sampai
2
sekarang tidak kunjung
Indonesia.
Sedangkan Jumlah
usai yang dimana dibutuhkan
anak jalanan yang ada di Sulawesi
pemecahan masalah secepatnya.Selatan menurut kepala Dinas
Anak jalanan adalah anak-anakKesejahteraan Sosial dan Linmas
yang berusia antara 5-18 tahunSulawesi Selatan ada sekitar
yang menghabiskan sebagian1.979 jiwa anak jalanan dimana
waktu mereka untuk bekerjasekitar 876 jiwa anak jalanan
berada
di
kota
mencari uang di jalan. pusatdiantaranya
Makassar
dan
sisanya
tersebar
di
keramaian seperti mall, pasar
swalayan, pasar tradisional baikberbagai pelosok kota lainnya
yang berposisi sebagai pedagangseperti, Pare-pare, Gowa dan
3
atau
pengasong,
pemulung,sebagainya
Perkembangan
pesatnya
pengemis, pengamen, tukang
semir sepatu, tukang parkir, kulianak-anak jalanan di berbagai
atau buruh, penjual koran, ojeksudut jalan selain memprihatinkan
payung, pekerja seks, berkeliarandari segi kemanusiaan, di saat itu
tidak menentu atau yang lain-pula muncul

AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

Taufiq Arfan

mengerti perihal perilaku manusia


permasalahan sosial yang barudalam arti luas4
yang cukup meresahkan. Disadari
Penelitian ini diangkat dengan
bahwa tidak semua anak jalanandengan tujuan mencoba melihat
melakukan
tindakan-tindakanlebih jauh apa yang menjadi
yang
sampai
mengganggupermasalahan pada Arsitektur dan
ketertiban umum, namun tidaklingkungan
binaan
khususnya
diingkari bahwa ada sebagianpada masalah graha anak jalanan.
diantara mereka yang merusakDengan asumsi bahwa apabila
citra
anak
jalanan
secaradipahami secara detail apa yang
keseluruhan
dengan tindakanmenjadi permasalahannya maka
yang mengarah pada perilakudiharapkan peneliltian ini dapat
yang melanggar hukum, sepertimemberikan
kontribusi
yang
memalak pemilik mobil, merusakmaksimal
pada
penyelesaian
kendaraan atau terlibat dalammasalah lingkungan binaan yang
kegiatan premanisme.
secara langsung berdampak pada
kualitas
hidup
Selama ini, upaya yang telahpeningkatan
generasi
bangsa.
dilakukan untuk menangani anakanak jalanan biasanya dengan
Artikel ini kemudian akan
berusaha untuk mengeluarkanfokus kepada dua permasalahan
mereka dari kehidupan jalanan,pokok yaitu non-arsitektural yang
memasukkan mereka ke berbagaiconcern
kepada
bagaimana
rumah singgah, tempat-tempatmemberikan pelayanan kepada
pelatihan dan sejenisnya dengananak-anak jalanan baik pelayanan
harapan setelah diberi bekaljasmani maupun rohani, dan
pendidikan
dan
keterampilanbagaimana
memberikan
tertentu, kemungkinan merekasumbangsih kepada masyarakat
untuk kembali ke jalanan itu dimana mereka merupakan adalah
dapat berkurang. Tidak banyakaset bangsa dan memiliki hak
pula upaya untuk membersihanyang sama atas perlindungan dan
kota dari kehadiran anak-anakpenghidupan
yang
layak.
jalanan dengan tujuan keamananPermasalahan yang lain adalah
atau yang lain dilakukan denganarsitektural
yang
mencakup
cara melakukan operasi KTP,bagaimana menata pola tata
menggelar
razia,
menangkapmassa
kawasan
graha
anak
anak-anak
jalanan
kemudianjalanan
dengan
memasukkan mereka ke tempat-mempertimbangkan aspek tata
tempat anak nakal atau denganruang,
interkoneksitas
antar
cara melakukan berbagai tindakfungsi, serta ekspresi bangunan
kekerasan lain agar jumlah ataudan kawasan yang tercermin
populasi anak
jalanan yangdalam penelitian dan perancangan
berkeliaran
di
jalan
dapatkawasan lingkungan binaan yang
berkurang. Dengan premis dasarberlandaskan pada interpretasi
bahwa perancangan arsitekturnilai Islam . Sedangkan Mikro :
ditujukan untuk manusia makaBagaimana
menentukan
untuk mendapatkan perancanganpenggunaan
material
pada
yang baik, arsitek perlu mengerti bangunan sehingga sesuai dengan
apa yang menjadi kebutuhankonsep prilaku yang terintegrasi
manusia atau dengan kata lain dengan nilai Islam.

AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Taufiq Arfan

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

3. Graha untuk anak jalanan yang


berpotensi menjadi anak jalanan
merupakan
graha
yang
II. Pembahasan
menampung bagi anak jalanan.
A.Tinjauan Teoritis tentang
Mereka adalah anak-anak yang
Graha anak jalanan.
sering
berhubungan
dengan
Graha pertama kali ada sejakjalanan seperti menjual koran.
awal
tahun
2002
sebagai
Menurut
International
alternatif untuk tempat tinggal
dengan
alasan
kepentinganConference on Street Children ,
ekonomi
dan
tentu
saja(1986), dijelaskan bahwa anak
keamanan bagi anak jalanan.jalanan pada dasarnya dapat
Menurut UNICEF dan growing of dikelompokkan
dalam
tiga
slums keterpurukan Indonesia
dalam bidang ekonomi yang kategori yaitu:

membawa
dampak
negatif1. Anak yang hidup/tinggal di
kepada
masyarakat
denganjalanan
(children
of
the
semakin banyaknya anak jalananstreet/living in the street). Pada
yang merupakan permasalahankelompok ini kebanyakan adalah
sosial bagi mereka. Graha anak anak-anak
yang
tidak
lagi
jalanan adalah suatu wadah atau
berhubungan
dengan
tempat tinggal bagi anak maupun
remaja
yang
mempunyaikeluarganya, tidak mempunyai
5tempat tinggal dan pekerjaan
kegiatan ekonomi di jalan.
tetap.
Menurut International Conference
on Street Children, (1989), graha
dibagi atas 3 (tiga) kelompok2. Anak yang bekerja dijalanan
menurut klasifikasi anak jalanan : (children on the street/working
1. Graha untuk anak jalanan yang children). Mereka adalah anakhidup dijalanan ; Merupakananak yang menghabiskan
graha yang diprioritaskan bagisebagian besar waktunya
anak jalanan yang tidak lagidijalanan atau tempat-tempat
berhubungan
denganumum untuk membantu ekonomi
keluarganya
keluarganya, tidak mempunyai
tempat tinggal dan pekerjaan
3. Anak-anak yang berpotensi
tetap.
menjadi anak jalanan (vulnerable
2. Graha untuk anak jalanan yangto become street children).
hanya
bekerja
di
jalananMereka adalah anak-anak yang
Merupakan
graha
yangsering
berhubungan
dengan
menampung bagi anak jalanan jalanan seperti menjual koran.
yang menghabiskan sebagian
2. Interpretasi Pemikiran Islam
besar waktunya di jalanan atau
dan Kajian Teoritis
tempattempat
umum
untuk
Arsitektur Perilaku. Almembantu ekonomi kaluarganya.
Quran dalam menjelaskan
Pada kelompok ini anak-anak
persatuan umat Islam telah
memiliki
hubungan
dengan
dijelaskan
anggota
keluarganya
dan
sebagian masih duduk di bangkupada QS ali-Imran (2): 103 yang
menyerukan persatuan di antara
sekolah.
tubuh umat

AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

Taufiq Arfan

dengan setting fisiknya secara


Islam. Konteks ayat sebelumnyatimbal balik dan perilaku yang
mewasiatkan kaum yang berimandapat dicermati sebagai acuan
untuk bertakwa dan kemudianperancangan setting fisik baik
konsep
maupun
fisik
pada ayat ini secara tegas dansecara
keruangan.
gamblang
mengajak
mereka
untuk mewujudkan persatuan dan
C. Karakteristik pendekatan
menyingkirkan
segala
bentuk
psikologi lingkungan
perselisihan
dan
perpecahan.
Pendekatan
psikologi
Oleh
karena
itu,
dengan
pendekatan
homing
padalingkungan sebagaimana yang
oleh
Holahan
perencanaan graha anak jalanandisampaikan
itu nantinya akan merumahkanmempunyai karakteristik antara
dan
menciptakan
hubunganlain:
kekeluargaan baik sesama anak1. Adaptational Focus, Fokus
jalanan maupun lingkungan sertapenekanan pendekatan ini pada
proses adaptasi manusia terhadap
bertakwa kepada Allah SWT.
yang
demikian
Interpretasi pemikiran Islamkebutuhan
terhadap
suatu
pada bahasan ini dii ntegrasikankompleks
lingkungan
fisik.
dengan kajian teoritis dalam
Tiga (3) aspek penting dalam
arsitektur dan lingkungan binaan
adaptational Focus ini adalah:
yang
diharapkan
saling
1)
Bahwa adaptational focus
mendukung.
Amost
Rapoport
mengatakan
bahwa
kajianadalah proses psikologi yang
arsitektur lingkungan dan perilakumenjadi perantara dari pengaruh
ini
berkaitan
dengan
tigalingkungan/setting fisik terhadap
manusia.
Bahwa
pertanyaan
mendasar,
yaknikegiatan
Bagaiamana manusia membentukadaptational focus merupakan
pandangan yang holistik terhadap
lingkungannya-bagaimana
fisik
dalam
karateristik
individu
danlingkungan
hubungannya
dengan
perilaku,
masyarakat
berperan
dalam
membentuk suatu lingkunganlingkungan, pengalaman
terbangun
yang
spesifik?
2) kegiatan
manusia.
Bagaimana dan seberapa besar
suatu
lingkungan
terbangunLingkungan fisik sebagai suatu
memberikan efek pada manusia-setting bagi perilaku manusia ,
seberapa jauh perilaku manusiabukan hanya sebagai stimula
dipengaruhi oleh lingkungan atautunggal.
3) Bahwa adaptational focus
sistem
settingnya?
Dan
mekanisme-mekanisme
sepertimelibatkan peranan aktif manusia
apakah
yang
memungkinkandengan lingkungannya. Manusia
berlangsungnya interaksi timbalaktif mencari cara positif dan
untuk
mengatasi
balik
antara
manusia
danadaptif
tantangan
llingkungannya
lingkungannya ?
(adaptationalmodel). Pendekatan
Psikologi Lingkungan ini adalah
Beberapa bagian menyoroti
lebih berupa problem solving
secara khusus tentang beberapa
asumsi dasar berkait dengandalam pembentukan paradigma
hubungan
perilaku
manusiabaru yang berkaitan dengan
interdisiplin keilmuan.

AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Taufiq Arfan

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

Affordances
Of
Environment
Sumber :
USU digital
library

Gambar 1 . Diagram
pend
ekata
n
psikol
ogi
lingku
ngan
(Hola
han
1982)
Sumb
er :
USU
digita
l
librar
y

Rossenberg dan Holuland ( cited


from Fishbein & Ajzen, 1975)
menerangkan hubungan antara
stimuli
dan
terjadinya
sikap
sebagaimana diterangkan di atas
dalam diagram berikut.

Gambar 3.
Diagram
stimulus
Sumber :
USU Digital
Library

E. Metodologi Perancangan
Metodologi yang diangkat
D. Pengaruh lingkungan fisik dalam
penelitian
ini
adalah
pada perilaku
mencoba
mengahadirkan
Bagaimana lingkungan fisikinterptretasi
teoritis
berupa
berpengaruh terhadap lingkungankonsepsi perilaku pada lingkungan
secara timbal balik dijelaskanbinaan
dengan
pendekatan
oleh
Gibson
(1966)
dalampenggunaan material sehingga
diagram berikut.
ekspresi bangunan sebagai kajian
penelitian fungsi graha anak
jalanan bisa lebih maksimal dari
sisi fungsi dan keberadaannya
sebagai bangunan ynag bersifat
sosial dan dapat manjadi wadah
dalam peningkatan kulitas hidup
manusia
sesuai
dengan
penerapan nilai nilai islam yang
Gambar 2. menjadi integrasi
AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

Taufiq Arfan

1) Lingkungan (environment)
1) Fisik :
pada penelitian ini.
1) Dimensi ruang
1. Konsep
Dasar
Perancangan
2) Kepadatan / densitas
Makro
3) Suasana suatu ruang atau
1) Konsep kualitas lingkungan
tempat
(
warna,
susunan
(sustainability)
perabot
dan
penggunaan
2) Sarana kota (infrastruktur).
3) Prasarana kota (air bersih,material ).
4) Sosial
sanitasi dan persampahan)
2. Konsep
Dasar
Perancangan 5) Karakteristik dari hubungan
antar individu
Mikro
6) Lama serta intensitas
1) Konsep
Persepsi
Tentang
kontak
atau
Lingkungan
berhubungan
1) Kumuh (slum)
2) Situasional
2) Kesumpekan (crowding)
1) Karakteristik dari hubungan
3) Tekanan lingkungan
antar individu
3. Konsep teritori
2)
Lama
serta
intensitas
1) Fisik :
kontak
1) Ukuran ruang
3)
Intrapersonal
2) Karakter ruang
Karakteristik dari seseorang
3) Building coverage
termasuk
jenis kelamin dan usia
4) Eksisting condition
serta latar pendidikannya.
5) Kualitas visual
6) Kualitas udara dan iklim
III. Penutup
2) Sosial :
Hasil penelitian design sesuai
1) Kegiatan
dengan metodologi yang
2) Fungsi
diterapkan pada penelitian ini,
3) Keamanan
dimana mencoba
4) Kenyamanan
mengintegrasikan konsepsi teoritis
3. Konsep Ruang Personal dan
umum
Kesumpekan
AL-FIKRVolume 16 Nomor 2 Tahun 2012

Taufiq Arfan

Interpretasi Nilai Islam dalam Arsitektur

tidak menggantungkan hidupnya


dalam bentuk kajian perilakusecara terus menerus di jalan.
dengan nilainilai Islam yang3. Bangunan Konseling
Fasilitas ini merupakan fasilitas
menjadi pembentuk karakter ada
inti
pada bangunan Graha anak
design
penelitian
ini.
Hasil
penelitian design ini berupajalan karena keberadaan fasilitas
sebagai
wadah
untuk
rancangan pada bangunan Grahaini
membentuk karakter dan mental
anak jalanan di Makassar yang
pada anak jalanan sehingga dia
dimana
diharapkan
dapat
bisa
membangun
karakternya
menjadi
standarisasi
untuk
untuk
tidak
menggantungkan
bangunan sejenis pada lokasi
hidupnya
di
jalanan,
dan
yang lain.
penguatan akan aqidah Islam
1. Bangunan Poliklinik.
dapat terlaksana pada graha anak
Bangunan
poliklinikjalanan.
merupakan
bangunan
yang4. Bangunan Pengelola
penting yang harus ada pada
Fasilitas ini sebagai urat nadi
kawasan Graha anak jalananGraha
anak
jalan
karena
untuk memberikan pelayanankeberlanjutan dan maintenance
dan akses kesehatan pada anakpada graha anak jalan sangat
jalan sehingga mereka dapatdipengaruhi oleh keberlanjutan
mendapatkan pelayanan yangpada masalah pengelolaannya.
maksimal, dimana dalam tinjauan
nilai Islam. Keberadaan poliklinik
tersebut
dapat
memberikanEndnotes
ketenangan dan kepedulian pada
masalah kesehatan manusia.
1
2. Bangunan Asrama
Dinas sosial provinsi Sulawesi
Bangunan ini merupakan
Selatan, berdasarkan pada Konvensi
Hak-hak Anak
salah satu fasilitas inti pada
2
BPS kota Makassar dalam angka 2010
graha anak jalanan, dimana pada (KHA).
3
fasilitas inilah konsepsi perilaku
Dinas
Sosial
provinsi
Sulawesi
Selatan,2008
yang berlandaskan pada nilai
4life Winston Churcill, 1943, circle of
Islam menjadi perhatian, konsep
homing merumahkan anak jalan
5
untuk
kemudian
diberikan
Poerwadaminta,W.J.S. kamus
Umum
Bahasa
Indonesia, 1976 dan
pembekalan keterampilan agarWikipedia Bahasa
Indonesia,
AL-FIKRVolume
16 Nomor 2 Tahun
2012

Potrebbero piacerti anche