Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
DAFTAR ISI
ii
iii
1.1.
1.2.
2.1.
2.2.
3.1.
3.2.
10
4.1.
10
13
5.1.
13
5.2.
17
21
ii
DAFTAR GAMBAR
17
Gambar 4. Produk Mie Selera Rakyat (Produk Baru yang Gagal Memasuki Pasar pada
Periode Tahun 2009) ...............................................................................................
iii
20
Page |1
1. Dalam
dunia
yang
penuh
dengan
persaingan,
perusahaan
yang
tidak
dunia
yang
penuh
dengan
persaingan,
perusahaan
yang
tidak
mempersiapkan produk baru akan menghadapi risiko yang berat. Saya setuju dengan
pernyataan tersebut. Karena lama kelamaan, produk yang sudah ada dan kita produksi
sebelumnya sudah pasti akan banyak ditiru oleh pesaing. Bahkan bukan hanya ditiru, bisa
jadi produk tersebut ditambahkan kelebihan nilai/nilai plus agar dapat memberikan
manfaat lebih kepada konsumen. Sehingga konsumen beralih dari produk kita.
Penciptaan produk baru erat kaitannya dengan inovasi. Karena salah satu syarat
agar perusahaan dapat mencapai sustain competitive advantage adalah inovasi. Produk
yang terus baru dan berinovasi akan terus menghasilkan nilai tambah kepada konsumen,
sehingga akan terus digunakan. Produk yang terus berinovasi tidak akan kalah dengan
jaman dan selalu akan bermanfaat.
Agar selalu dapat berinovasi terhadap suatu produk, maka kita harus mempunyai
karakteristik a successful innovators. Antara lain sebagai berikut:
a. Menciptakan budaya berinovasi;
b. Memilih strategi inovasi yang benar;
c. Pengembangan dan implementasi effective process;
d. Membuat komitmen sumberdaya untuk terus berinovasi;
e. Leveraging capabilities.
Inovasi produk yang baik dan berkesinambungan erat kaitannya dengan inonovation
culture. Beberapa cara untuk menciptakan budaya inovasi di perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Innovation workshop untuk eksekutif perusahaan guna pengembangan rencana
inovasi
Page |2
Top management adalah penentu arah perusahaan kemana akan berkembang. Jika Top
management mempunyai visi misi yang baik serta banyak memiliki rencana inovasi
produk, maka perusahaan ke depannya akan semakin baik. Oleh karena itu, untuk
mengasah hal tersebut, diperlukan Innovation workshop untuk Top management.
b. Program pelatihan untuk karyawan dan manager
Karyawan dan manager juga merupakan hal terpenting bagi kelangsungan perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan program pelatihan untuk melatih skill dan sense of innovation
agar dapat terus memberikan gagasan/ide terbaik untuk pengembangan sebuah produk.
c. Sharing session atau komunikasi antar divisi adalah juga hal penting untuk
menumbuhkan inovasi
Dengan adanya Sharing session atau komunikasi antar divisi, maka akan lebih banyak
gagasan/ide yang didapat. Sehingga probabilitas ide baik yang dipunyai semakin banyak.
Selain itu, dengan dilakukannya hal ini, perusahaan akan lebih banyak mempunyai
alternative jika misalkan alternative inovasi produk A gagal di pasaran.
d. Mengajak karyawan atau elemen lain perusahaan untuk menuangkan ide/gagasan
baiknya untuk persiapan dan perkembangan inovasi produk
Hal ini perlu dilakukan agar budaya berinovasi lebih mengena di hati karyawan dan
elemen lain perusahaan. Karena dalam hal inovasi, semua dipandang sama. Yang dilihat
adalah gagasan/ide yang dikemukakan. Apakah berdampak baik bagi perusahaan atau
tidak.
2. Faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan produk
inovasi. Bagaimana upaya yang dilakukan perusahaan agar kebijakan produk
inovasi dapat berhasil !
Banyak faktor yang mempengaruhi inovasi dalam sebuah Perusahaan, kebanyakan factor
penggerak inovasi adalah lingkungan bisnis yang kemudian disinergikan dengan kondisi
internal. Secara umum factor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
melaksanakan produk inovasi antara lain:
a. Analisis situasi internal dan eksternal;
b. Pencapaian (achievment) tujuan perusahaan;
Page |3
c. Target pasar/produk;
d. Budgeting;
e. Strategi produk;
f. Evaluasi strategi.
Untuk lebih jelasnya Kami mengambil contoh pada produk Samsung. Di Samsung factor
penggerak untuk melakukan inovasi adalah minimalisasi limbah, aktivitas grup kecil,
pengembangan sumber daya manusia, visual factory management, alat pengembang
produktifitas dan success stories. Dari ke-enam hal tersebut akan menjadi alat benchmark
Samsung untuk mengarahkan inovasinya, ke-enam factor tersebut seolah-olah menjadi
celah bagi Samsung untuk terus melakukan inovasi di bidangnya. Tujuan akhir dari
perbandingan itu tentu adalah pembentukan budaya akan perubahan dan inovasi. Budaya
perubahan dan inovasi akan memudahkan Samsung dalam mengelola segala ide kreatifitas
yang muncul. Konsep 3P adalah sebagai driver dan landasan dari pembentukan budaya
inovasi yang dijalankan dari 6 faktor diatas.
Waste
Elemination
Small Group
Activity
Human
Resources
Development
Visual Factory
Productivity
Improvement
Tools
Success Story
Page |4
Inovasi dalam hal teknis dan operasional di dalam perusahaan Samsung dijabarkan
dalam beberapa kategori dengan menggunakan Tools Six Sigma. Inovasi di Samsung
dipecah menjadi dua kategori besar yakni pada sisi internal dan eksternal. Inovasi yang
ada pada Internal perusahaan lebih mengarah pada sebuah value creation. Perusahaan
menciptakan nilai-nilai baru maupun manajemen rantai pasok yang dimiliki, sebagai
contoh quality innovation, kegiatan inovasi yang termasuk pada inovasi kualitas ini adalah
implementasi dari jalur bebas cacat (untuk produk) atau juga pengurangan kecacatan
produk di lantai produksi. Pemisahan kategori inovasi ini membiat Samsung lebih mudah
dalam mengetahui peluang improvisasi dalam perusahaan. Hal ini tidak hanya diketahui
oleh Top Management saja, namun diketahui oleh seluruh jajaran karyawan Samsung.
Samsung sebagai perusahaan besar dunia memiliki model inovasi tersendiri dalam
menjalankan bisnisnya, Samsung membangun inovasi sesuai dengan budaya perusahaan
yang sangat kuat. Model inovasi Samsung terdiri dari 5 poin utama, antara lain:
mengembangkan karyawan dengan pelatihan inovasi, memburu paten dari pesaing,
konsisten dan menggunakan inovasi yang bersifat Company-wide, mengandalkankeahlian
eksternal untuk melakukan terobosan ilmu dan pendekatan konglomerasi. Samsung terus
melakukan pengembangan pada divisi R&D maupun pengembangan inovasi teknologi.
Peran R&D sangat penting dalam mendukung inovasi sebagai pencari penemuanpenemuan yang dibutuhkan, dimana penemuan tersebut nantinya akan bisa memberikan
value bagi konsumen apabila diterapkan di sebuah produk yang akan diluncurkan ke
pasaran. Inovasi sebagai tujuan dari diadakanya proses R&D merupakan hubungan yang
ada dalam program pengembangan produk oleh Samsung atau yang selalu disebut
Samsung New Product Development dengan mengaplikasikan metodologi yang terbagi
dari beberapa langkah sebagai berikut:
Page |5
Page |6
Page |7
Keselaran antar departemen menjadi penting agar semua orang didalam perusahan
mampu memahami fungsi, mendukung serta menjalankan visi sebuah merk. Dengan
keselarasan yang baik maka tak perlu lagi adanya pendiktean karena kesadaran tumbuh
dari setiap eksekutif, staf dan pekerja.
Dengan demikian, kita perlu membuat sebuah Brand Identity Manual yang
memberikan kejelasan arah pada posisi perusahaan atau merk yang baru. Yang
terpenting, ia menjelaskan bagaimana positioning merk baru akan memberikan
pertumbuhan bagi bisnis dan kesejahteraan bagi semua tim dalam perusahaan.
Hasil akhir dari tahap ini adalah memproduksi sebuah Brandscape, yang mana
didalamnya termasuk visualisasi grafis, iklan, musik, foto dan elemen komunikasi lain
untuk menciptakan 'ruh' bagi brand yang baru. Alasannya adalah bahwa Brandscape
dapat dimanfaatkan oleh departemen yang berhubungan dengan merk termasuk
pengemasan, pemasaran, penjualan, komunikasi, dll. Tujuan keseluruhan adalah untuk
memastikan komunikasi yang konsisten dari ekuitas merek di media dan dalam kondisi
apapun.
Persyaratan yang perlu dilakukan, sehingga kebijakan repositioning tersebut dapat
berjalan dengan baik:
1. Menentukan Posisi Brand
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami perusahaan dan brand, termasuk
mengeksplorasi isu-isu kunci, peluang, dan tantangan. Fase ini membantu untuk
mendapatkan gambaran jelas dari perusahaan atau merk, yang akan mengantarkan
pemilik usaha melihat keuntungan perusahaan atau brand dari multi-perspektif.
Sepanjang kita menyelami lebih dalam status perusahaan dan brand, kita juga perlu
mendapatkan pemahaman yang jelas tentang perusahaan dan brand yang dimiliki,
termasuk tinjauan dari pelanggan merek saat ini. Tinjauan ini menurut kami berada di
titik depan dalam membaca posisi brand. Setelah kita memahami tinjauan dari
pelanggani, kita dapat mereview perusahaan serta catatan penjualan, termasuk
pendapatan, pertumbuhan industri, dan kategori pasar. Hal ini juga penting untuk
melihat keberlangsungan industri secara umum serta memetakan produk kita
berdasarkan tangible value.
Page |8
Ulasan ini harus mencakup strategi produk. Jika bisnis Anda di arena layanan jasa
konsultan atau profesional, ini akan mencakup review jasa dan program yang
ditawarkan secara keseluruhan. Pertanyaannya sekarang: apakah semua produk
memakai strategi merk yang sama atau dibuat diferensiasi strategi? Hal ini mencakup
penentuan apakah bisnis anda termasuk pemegang pasar atau hanya sebagai pemilik
pasar.
Fase ini juga harus mencakup review kemampuan produksi serta kendala yang terjadi,
kekuatan distribusi dan strategi, account/pelanggan penting, nilai jual, dan review atas
materi marketing dan promosi yang pernah dibuat.
Terakhir dan terpenting adalah untuk mereview competition landscape, termasuk
jumlah pesaing, kunci keberhasilan mereka, dan hal-hal penting yang telah mereka
lakukan dalam memajukan brand. Pertanyaan kunci untuk melihat ke dalam adalah
pangsa pasar, kekuatan industri, profil pelanggan, dan tren konsumen membeli;
meliputi telaah terhadap tren industri beserta prakiraannya
2. Apa Yang Membuat Brand Anda Dibeli
Langkah pertama yang seharusnya dilakukan adalah dengan membuat brand equity
groups yang membuat discussion group untuk menggali pertanyaan-pertanyaan dari
pelanggan maupun pembeli. Selain pertanyaan-pertanyaan general, group ini pun harus
menanyakan kepada komunitas yang setia kepada merk. Biasanya pertanyaan kepada
komunitas ini dibuat lebih mendalam menyangkut masalah gaya hidup, perilaku
pelanggan setia untuk mendapat profiling yang lengkap. Disini biasanya kita akan
menemukan jawaban kunci mengenai faktor-faktor yang membuat mereka membeli
produk atau brand.
Tujuan dari brand equity group adalah untuk mengidentifikasi peluang, termasuk
melihat area pertumbuhan brand Anda serta belum melihat pemenuhan fungsi produk
dalam kebutuhan pengguna.
3. Membuat Brand Platform
Setelah menjalani beberapa fase diatas sekarang kita memiliki pemahaman yang baik
dan solid tentang perusahaan, bisnis, dan posisi merk dalam pasar secara general, serta
pemahaman yang baik tentang nilai kepada konsumen. Langkah berikutnya adalah
Page |9
untuk memetakan seberapa jauh pertumbuhan yang akan dicapai seberapa elastisnya
pemetaan itu bisa mengalami pembiasan.
Proses ini akan mengembangkan dan menciptakan platform brand positioning dan
memetakan seberapa jauh sebuah merk bisa bergerak untuk mempertahankan
pelanggan yang ada dan memperoleh yang baru. Hasil akhir dari fase penciptaan brand
platform adalah "Mengembangkan Visi Merk," "Mengembangkan Driver Merk untuk
Positioning Masa Depan," dan "Alternatif Merk Berkembang."
Menurut Ramesh Kumar seorang Profesor Marketing dari Indian Institute of
Management di Bangalore India, memberikan persyaratan waktu, situasi dan kondisi
yang tepat untuk mempraktekan strategi reposisi merek. Berikut beberapa kondisi yang
tepat untuk mengimplementasikan strategi reposisi merek adalah:
1. Pada waktu banjirnya penawaran-penawaran produk baru Strategi reposisi merek dapat
dilakukan ketika terjadi penawaran-penawaran baru di pasar yang berpotensi untuk
menggeser posisi dari merek yang sudah mapan (establish brand). Sehingga
implementasi dari strategi reposisi dibutuhkan untuk memberikan penekanan kembali
akan eksistensi mereknya. Salah satu contoh riil adalah persaingan pada kategori
produk minuman berkarbonasi dimana Coca-cola dan Pepsi yang merupakan establish
brand dengan ekuitas merek yang kuat, juga secara terus menerus mereposisi mereknya
dalam usaha menghadapi masuknya merek-merek minuman berkarbonasi baru.
2. Pada saat merek yang sudah mapan tidak dapat menawarkan akan fitur atau varian yang
sama dengan yang telah ditawarkan oleh merek-merek baru (new brand). Pada kondisi
tersebut, merek yang mapan kalah bersaing dengan merek-merek yang baru sehingga
timbul kebutuhan bagi merek yang mapan untuk mereposisi keberadaan mereka. Maka
dari itu establish brand harus mereposisi mereknya dengan cara memberikan
penekanan pada apa yang menjadi kehendak dari konsumen dan berusaha untuk
mencari cara-cara pemasaran baru yang dapat menarik minat dari konsumen. Salah satu
kasus yang menarik adalah strategi reposisi merek yang dilakukan oleh Protect &
Gamble Indonesia (PGI), salah satu perusahaan consumer good besar di Indonesia
terhadap produk merek shampoo merek Pantene. Strategi reposisi merek ini dilakukan
dengan pertimbangan ketatnya persaingan pada kategori produk shampoo dimana
merek-merek shampoo lain menawarkan produk shampoo dengan kualitas yang sama
dengan harga yang jauh lebih murah dari Pantene.
P a g e | 10
Strategi reposisi merek ini bertujuan untuk memberikan best value kepada konsumen
dengan cara menurunkan harga dan disertai dengan adanya inovasi-inovasi produk berupa
varian-varian baru serta cara komunikasi yang baru. Menurut Bambang Sumaryanto
selaku Direktur Hubungan Eksternal PGI, strategi reposisi merek ini mendapatkan
respon positif dari konsumen dan dapat menaikan tingkat penjualan secara signifikan.
4. Jelaskan kaitan antara Product Life Cycle (PLC) dengan Kebijakan Pengembangan
Produk melalui pilihan Strategi Pengembangan Produk. Lengkapilah dengan salah
satu produk di Indonesia!
Setiap produk akan selalu memiliki masa hidup yang berbeda-beda. Masa hidup suatu produk
mulai saat dikeluarkan oleh perusahaan ke masyarakat luar sampai dengan menjadi tidak
disenanginya produk tersebut merupakan siklus kehidupan produk. Tahap-tahap daur hidup produk
yaitu:
a. Tahap Perkenalan (introduction). Dalam tahap ini produk belum dikenal oleh konsumen
sehingga harus dipromosikan. Pertumbuhan hasil penjualannya akan sangat lambat.
b. Tahap pertumbuhan (growth). Dalam tahap ini produk mulai dikenal konsumen dan
mengalami kenaikan volume penjualan.
c. Tahap kedewasaan (maturity). Dalam tahap ini, penjualan mencapai titik tertinggi dan
persaingan juga meningkat.
d. Tahap penurunan (decline). Pada tahap ini penjualan mengalami penurunan karena
produk tersebut sampai pada titik kejenuhan. Konsumen akn meninggalkan dan tidak lagi
mau menggunakan produk tersebut. Dalam kondisi ini pengusaha harus sudah
mengantisipasi dan menyiapkan produk pengganti yang diharapkan akan menggantikan
posisi produk yang sudah akan mati itu.
Kaitan antara product life cycle (PLC) dengan kebijakan pengembangan produk melalui
P a g e | 11
P a g e | 12
f.
Strategi ini diterapkan untuk menciptakan keunikan produk karena kompetisi sudah sangat ketat
dengan banyak merk yang beredar di pasaran
g. Elimination Product Strategy (Termasuk dalam PLC Decline)
Situasi strategi ini adalah rendah profit yang dicapai perusahaan, volume penjualan atau market
share yang stagnan atau bahkan menurun, produk mulai memasuki tahapan maturity atau
reduction dalam PLC.
Hal di atas adalah kaitan antara product life cycle (PLC) dengan kebijakan pengembangan
a. Introduction
Produk
Harga
Distribusi
Iklan
Sales Pro
b. Growth
Produk
Harga
Distribusi
Iklan
Sales Pro
c. Maturity
Produk
Harga
Distribusi
P a g e | 13
Iklan
: Sedikit iklan
Sales Pro
d. Decline
Produk
Harga
Distribusi
Iklan
: Semakin berkurang
Sales Pro
Contoh produk di Indonesia adalah Mie Goreng Indomie. Namun contof produk tersebut
menurut kami belum mencapai pada tahapan PLC Decline. Indomie Goreng sudah
melakukan kebijakan pengembangan produk melalui pilihan strategi pengembangan
produk yang berkaitan dengan product life cycle (PLC).
5. Apa yang menyebabkan suatu produk baru gagal memasuki pasar ! Bagaimanakah
seharusnya Perusahaan dapat mengatasi kegagalan tersebut. Lengkapilah dengan
contoh produk di Indonesia yang mengalami kegagalan !
Suatu perusahaan industri harus mengetahui keinginan- keinginan dari konsumen
agar produk yang ditawarkan sesuai dengan keinginan pasar, sehingga investasi yang
dilakukan tidak sia- sia.
Yang dimaksud dengan produk baru adalah barang atau jasa yang pada pokoknya
berbeda dengan produk yang telah dipasarkan oleh suatu perusahaan. Yang dimaksud
dengan berbeda disini adalah bisa berbeda dalam hal merk produk, kemasan atau bentuk,
manfaat atau fungsi produk, model maupun ukuran produk (Basu Swasta: 181).
P a g e | 14
Produk baru apabila dapat diterima oleh pasar maka dapat memberikan berbagai
keuntungan bagi perusahaan :
1. Dapat menciptakan volume penjualan.
2. Dapat memberikan laba bagi perusahaan.
3. Dapat mengembalikan biaya riset dan pengembangan (R&D) yang telah dikeluarkan.
4. Dapat mengembalikan biaya investasi.
5. Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan promosi.
Berhasil atau tidaknya suatu produk baru ketika dipasarkan adalah dipengaruhi oleh
beberapa faktor :
1. Faktor keahlian perusahaan.
2. Faktor penerimaan pasar terhadap informasi produk.
3. Faktor pesaing.
4. Faktor keberuntungan.
P a g e | 15
pesaing ada yang baik dan ada yang buruk bagi perusahaan. Pesaing yang baik akan
memperkuat posisi perusahaan sedang pesaing yang buruk akan mematikan perusahaan.
: tingkat
teknologi,
kualitas produk, pengembangan produk, strategi harga dan tenaga manajerial.
Faktor keberuntungan juga ikut andil atas keberhasilan penjualan suatu produk
baru. Kadang ada suatu produk baru yang mengalami booming penjualan hal ini
disebabkan karena konsumen menganggap memiliki produk baru tersebut dapat
mengangkat gengsi atau karena sedang menjadi mode/trend, sehingga yang tidak memiliki
dianggap ketinggalan jaman akibatnya produk baru tersebut kemudian menjadi ikon di
masyarakat. Walaupun sebenarnya produk tersebut masih mempunyai berbagai
kekurangan.
Suatu perusahaan apabila akan mengeluarkan produk baru makan akan melakukan
riset pasar terlebih dahulu untuk mengetahui keinginan- keinginan konsumen. Seringkali
produk yang pada waktu riset diinginkan atau diperlukan oleh konsumen akan tetapi
ketika kemudian perusahaan memproduksinya dan memasarkannya maka produk tersebut
ternyata tidak disukai lagi (tidak up to date lagi) atau dengan kata lain tuntutan pasar
sudah berubah, hal ini bisa disebabkan karena :
1. Sudah bermunculan produk yang sejenis di pasaran (sudah jenuh).
2. Produk yang masih sama sekali baru tersebut masih asing di pasaran.
P a g e | 16
Produk baru yang mengalami kegagalan di pasar bisa disebabkan oleh faktor internal
maupun oleh faktor eksternal perusahaan :
Faktor internal perusahaan :
1. Perhatian perusahaan terlalu dititik beratkan pada masalah- masalah teknis saja, dan
kehilangan kontak dengan pasar. Perusahaan tidak boleh kehilangan kontak dengan
pelanggan-pelanggan potensial guna memperoleh informasi tentang kebutuhankebutuhan mereka kemudian produk secara kontinyu diperbaiki untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan- kebutuhan konsumen yang berubah.
2. Produk dibuat dengan tergesa- gesa agar sgera dapat dipamerkan sesuai jadwal,
ternyata hasilnya mengecewakan akibatnya produk tidak laku atau harus segera ditarik
dari pasar, padahal produk tersebut dapat mempunyai prospek yang baik di masa yang
akan datang. Maka sebaiknya riset dan pengembangan (R & D) dilanjutkan agar
produk dapat menjadi lebih sempurna.
3. Tidak mau atau tidak mampu mengadakan after sales service atau pelayanan purna
jual, hal ini sangat penting terutama bagi produk baru yang sangat kompleks dan
sama sekali belum dikenal oleh pasar. Suatu produk baru yang berani memberi garansi
dalam jangka waktu yang lama membuktikan bahwa produk tersebut mempunyai
kualitas yang baik dan sebaliknya produk baru yang hanya memberi garansi dalam
jangka waktu yang pendek maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut
kurang berkualitas. Pelayanan purna jual dapat berupa :
Pemberian garansi.
Service gratis.
Menangani retur dengan cepat, apabila produk tidak sesuai dengan keinginan
pemesan.
4. Kesalahan pada waktu memasuki pasar, karena pada waktu itu situasi ekonomi tidak
mendukung (terjadi krisis ekonomi).
5. Perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk bersaing. Hal ini disebabkan karena
perusahaan kekurangan modal , kekurangan pada teknologi produk dibandingkan
dengan produk pesaing.
6. Kesalahan dalam menentukan segmen pasar yang dibidik.
7. Segmen pasar terlalu sempit.
P a g e | 17
Untuk mengatasi kegagalan produk baru memasuki pasar, diperlukan beberapa tindakan
yang terdapat dalam new-product development process. Beberapa tahapannya dapat dilihat
pada gambar di bawah berikut.
P a g e | 18
P a g e | 19
menyesuaikan
segmen
target
pasar.
Jika
ada
perubahan
P a g e | 20
Contoh produk Indonesia (produk baru) yang mengalami kegagalan memasuki pasar
adalah MI SELERA RAKYAT. Produk mi instan ini pertama kali muncul di pasaran
pada sekitar tahun 2009. Namun setahun kemudian, produk ini sudah hilang di pasaran
dikarenakan tidak dapat mencapai segmen pasar dan penjualan yang diharapkan. Rasa
yang kurang enak, tidak banyaknya pilihan rasa, tampilan yang kurang menarik, dsb
adalah beberapa sebab mengapa produk mi instan tersebut tidak laku di pasaran.
Gambar 4. Produk Mie Selera Rakyat (Produk Baru yang Gagal Memasuki Pasar pada
Periode Tahun 2009)
21
DAFTAR PUSTAKA
a. http://ppm-manajemen.ac.id/mengapa-produk-baru-gagal/#sthash.CLt40uxS.dpuf
b. Agus Suryana.2007. Strategy Pemasaran Untuk Pemula.Jakarta. EDSA Mahkota.
Basu Swasta, Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta. Liberty.
c. Djaslim Saladin. 1991.Unsur- Unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran.
Bandung. Mandar Maju.
d. Hendri Maruf. 2005. Pemasaran Ritel.Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
e. Paul N Bloom & Louise N Boone. 2006.Strategi Pemasaran Produk. Jakarta.
Prestasi Pustaka Publisher.
f. Sunny T H Goh, Khoo Khenghor. 2003. Marketing Wise.Jakarta. PT Bhuana Ilmu
Populer.
g. http://ahlipresentasi.com/cara-paling-efektif-untuk-mengembangkan-budaya
inovasi/#sthash.1fgjfrnc.dpuf
h. http://startupbisnis.com/7-langkah-untuk-menciptakan-budaya-inovasi-2/
i. http://ppm-manajemen.ac.id/mengapa-produk-baru-gagal/#sthash.CLt40uxS.dpuf
j. www.learningmarket.net/newdevelopmentprogram
k. http://www.syndicate-brand.com/blogs/4-mengapa-sebuah-brand-melakukanrepositioning-.html
l. kk.mercubuana.ac.id/elearning/files.../31026-14-130819904240.doc
m. fportfolio.petra.ac.id/user_files/04.../Strategi%20Reposisi%20Merek.doc
n. jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/download/110/107