Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
A.
Pengantar
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka
ragam, baik jumlahnya maupun bentuknya. Dengan keanekaragaman ini, Indonesia memiliki daya tarik
tersendiri bagi bangsa lain dari berbagai belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit juga
yang mempelajarinya, karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia juga dikenal sangat unik.
Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu
dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak punah dan bisa menjadi warisan bagi generasi seterusnya.
Selain itu, kebudayaan juga menyimpan nilai-nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Salah satu khazanah budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tepatnya di Lombok yang menyimpan
kekayaan nilai dan ilmu pengetahuan tradisional adalah naskah kuno. Naskah-naskah tersebut tertulis di
atas daun lontar dengan aksara ha na ca ra ka yang di Lombok dikenal dengan aksara jejawan. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa kawi, tergolong bahasa Jawa Tengahan dan Jawa Kuno, di samping
naskah-naskah yang berbahasa sasak.
Seiring dengan pekembanga zaman, penetrasi huruf latin dan industri perbukuan menyebabkan
naskah-naskah kuno yang disebut takepan makin ditinggal pemiliknya. Bahkan ada diantaranya yang
diperjual-belikan sebagai barang antik. Tentu keadaan ini sangat memprihatinkan untuk kehidupan
budaya Sasak pada masa yang akan datang.
Ketika sumber-sumber tertulis sudah tidak dijumpai dan narasumber yang menguasai naskah
juga sudah tak tersisa maka masyarakat Sasak pada masa-masa yang akan datang akan sulit mencari
jati dirinya.
Saat ini naskah-naskah tersebut masih banyak dijumpai di masyarakat, tetapi pembacanya sudah
sangat terbatas, nyaris punah. Di Museum Negeri NTB juga ada ribuan koleksi yang belum tersentuh
pengkajian. Demikian pula di museum-museum mancanegara tersimpan naskah-naskah Sasak yang
sangat bersejarah yang belum tergali.
11/1/2015 1:53 PM
2 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Memahami realitas seperti ini, upaya pelestarian Naskah Kuno Takepan Sasak sangat perlu
dilakukan oleh semua kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat. Sebagai salah satu upaya
pelestarian budaya ini, disusunlah karya tulis tentang Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak
Menggunakan Teori Resepsi Sinkronik ini. Harapannya, hasil analisis ini dapat dijadikan rujukan untuk
melakukan kajian yang lebih mendalam tentang Naskah Kuno Takepan Sasak.
2.
Rumusan Masalah
Apakah yang terkandung dalam Naskah Kuno takepan Sasak berdasarkan teori resepsi sinkronik?
3.
Tujuan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kandungan atau muatan isi yang ada dalam Naskah Kuno
Takepan Sasak.
4.
Landasan Teori
a.
b.
[2]
Menurut Pradopo (2007: 218) resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada
tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Karya sastra sangat erat hubungannya
dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan pembaca sebagai penikmat
karya sastra. Selain itu, pembaca juga yang menentukan makna dan nilai dari karya sastra,
sehingga karya sastra mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai.
Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra
dengan
Konsep Dasar
Resepsi sastra secara singkat dapat disebut sebagai aliran yang meneliti teks sastra
dengan bertitik-tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu.
Pembaca selaku pemberi makna adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan sosialbudaya. Hal itu beraarti bahwa karya sastra tidak sama pembacaan, pemahaman, dan
penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu. Ini adalah fakta
yang diketahui oleh setiap orang yang sadar akan keragaman interpretasi yang diberikan kepada
karya sastra. Teori resepsi sastra dengan Jauss sebagai orang pertama yang telah
mensistematiskan pandangan tersebar ke dalam satu landasan teoritis yang baru untuk
mempertanggungjawabkn variasi dalaam interpretasi sebagai sesuatu yang wajar.
Menurut teori ini, dalam memberikan smbutn terhadap suatu karya sastra, pembaca
diaraahkan oleh horison harapan (horizon of expectation). Horison harapan ini merupakan
11/1/2015 1:53 PM
3 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
interaksi antara karya sastra dan pembaca secara aktif, sistem atau horison harapan karya sastra
di satu pihak dan sistem interpretasi dalam masyarakat penikmat di lain pihak.
Konsep horison menjadi dasar teori Juss. Ia ditentukan oleh tiga kriteria, yaitu: (1)
Norma-norma umum yang terpancar dari teks-teks yang telah dibaca oleh pembaca; (2)
pengetahuan dan pengalaman pembaca atau semua teks yang telah dibaca sebelumnya; (3)
pertentangan antara fiksi dan kenyataan, misalnya kemampuan pembaca memahami teks baru,
baik dalam horison sempit dari harapn-harapan sastra maupun dalam horison luas dari
pengetahuan tentang kehidupan.
Konsep teori yang kedua dikemukakan oleh Wolfgang Iser, terutama terlihat dalam
karangannyaa yang berjudul Die Appel-struktur der Texte (1975). Di sini Iser membicarakan
konsep efek (wirkung), ialah cara sebuah teks mengarahkan reaksi pembaca terhadapnya.
Menurut Iser sebuah teks sastra dicirikan oleh kesenjangan atau bagian-bagian yang tidak
ditentukan (indeterminate sections). Kesenjangan tersebut merupakan satu faktor penting efek
yang hadir dalam teks untuk diisi oleh pembaca. Jika kesenjangan itu sedikit, teks dapat
mendatangkan kebosanan kepada pembaca, hal ini dipertentangkan dengan kesenjangan yang
meningkat. Bagian-bagian yang tidak ditentukan ini disebut juga dengan istilah tempat-tempat
terbuka (blank, openness) di dalam teks. Proses pemahaman sebuah karya sastra merupakaan
bolak-balik pembacaan untuk mengisi blank itu, sehingga seluruh perbedaan segmen dan pola
dalam perspektif teks dapat dihubungkan menjadi satu kebulatan. Itulah alasan yang
mengantarkan Iser pada pendapat bahwa pusat pembacaan setiap karya sastra adalah interaksi
antara struktur dengan penyambutannya.[4]
3)
B.
Pembahasan
1. Translasi Naskah Kuno Takepan Sasak
Sebagai bahan analisis, penulis mengambil salah satu tembang dalam Naskah Kuno Takepan Sasak, yaitu
Tembang Sinom Srinata. Berikut hasil translasinya.
HURUF LATIN
raja putra hawot sakar
BAHASA SASAK
raden nune jongkor matur
BAHASA INDONESIA
Raden nune[6] bersimpuh hormat
11/1/2015 1:53 PM
4 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
kawula
puniki
punggung
muda
yuwakti
pacu
sungguh-sungguh
tate-praniti
dengan
singerage datu, masih kaji
pusti
dahat
tate-care
dengan
si
merentah
selokad wong hamukti
bangat wuhunpe
saking paduka
Saya memohon,
petunjuk
berombo
sekedi
nulyah
pendika
kemos datu
gegedeng
maling
jaran
mandat
baginda
memberi
saya
kawulawruh
masem
wata
penenao
kaji
pendite
si
pangran maskunini
panronten
rungu
kaji
pare
kawulang
wekasan
senlana
saking
sepuh
pemajaraan
lingsir
mau
lekan
lekan lae-lae
mawi tembang pangiling
Menggunakan
paduka
nganjer
bintang
padang
menah
panas
punang
lonjar
cahyene
lagu
panas
tembang
agar
menjadi
mawi
pembaun jelo
betalet
tanam
gumilang
purnama sini
tenang-tandur
purname
bulan
dait meneng
ai segare
ngelenyong
kukuh
kuat-kekah
lir
candra
hadaging
gunung
mara
penganjeng gunung
gunucuh
guntur
lindur,
gumi
panangkar
pradag
pertiwi
hindur
dan
sumilir
bagjapa hagar
hombah
maruta
marane
elen-enges
angin alus
si
ngecok
tejau
isi
11/1/2015 1:53 PM
5 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
sino
mule
tetu
jari
lambang
hutaman
wong
hangamban
merentah
buya
gampang
hamukti
hulih
nde te gampang-gampang
gen mau nokolin pangket
si gen merentah
dudu sambarang jalmi
ndene
sepaye-paye
manusie
dudu
seseliran
hagung
yang
senga
berat
lalo
pegawean si te andangin
serte alus-tinggi
perate te
hawa
becik
katingal
daning wong katah
punang
rawi
padang
angen-
kerana
bagus-lenge
pegawean te, gen ne tetao
jelo,
si
bedoe
caahye
si
panas
menah
dait
panas
nggoroang ape-ape
haji
jari datu
menjadi raja
si
bekewajiban
gen
bala
pelenga
serte
senuga kaule-bale
batek
si
Yang
berkewajiban
perhatian dan
masyarakat
untuk
mengurus
memberikan
seluruh
warga
yang
hidup
hadil jan pilih hanih
hangurar
mekarya
nganon
perhatian
kepada
salah
satu
masyarakat (golongan tertentu)
selapu
Semuanya
ne
pade
mau
dapat
tidak memberikan
menerima
warga
kesolehan
nerima keselehan ne si
irup
hidupnya
nejak
serte
nyuruh
kaule-bale pade pacu-pacu
malasan
ade ne si
pendait ne
pade bagye
dalem irup
kebahagiaan
seseni
jari mokoin pengangen
serte kemele kaule-bale
dan
kemauan
selapu
11/1/2015 1:53 PM
6 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
ie tao ne
begantung
kemelet
kaulen
namsi sakh turhudani
sakang
sakwh
sabala
npun
beselanggah/
kemele-
dengan
si
jari
keinginannya
pahit
manis
ketandang
kang
karangne
habot
hntng
kang
pinanggih
Berat
senang si pendaitne
dirasakan
atau
ringan,
susah
mereka tidak
diperhatikan
merasa
senang
kurang
yang
dikasihi/
tekangen
gumilang
hulan
cahya
ning
ie pertande ne si bagus
alus gati
ade
ne
alus
lembut
base-krane
luhur semu kalawan budi
semu-budi
ne
ade
ne
bagus bae
dalas nganggo palimarmi
mrangsa
ganpun
gungtur
musibah
demen-kemos
dana darma tulus hasih
pelit,
tulus
ikhlas
dengan
hikung
gaw
hman
tetunah
isi
kaule-bale
semua rakyatnya.
senuga
ne
temisalangan
lai
ke
Dimisalkan
memerintah
Menjadi
negel perentah
perintah
pada
penguat
kemampuan
orang
yang
dalam
memegang
11/1/2015 1:53 PM
7 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Juga jangan
keputusan
terlalu
cepat
mengambil
memutus
mangde
keliru
luput
lemah
adeng-adeng sekewale ne
terungu
bagus-bagus si te timbang
dalam pikiran
yn wuspu lunlanyugya
kerana
malih rinasanan
putus nde ne
malik teraosang
kukuh
kuwat
hadaging
harga
lamun
ne
uah
kanggo
gunung si nganjeng
pucuk
wyati
nginggil
hing
meno
misal
pemargin
dengan
si
jari
datu
merentah
kang hambawa mangku
bumi
si pelenga
doen Allah
gumi
alam
ade
ne
si
tetu-kuat
metegel lai unin kitab dait
awik-awik
hamb
patut
laning
walakon
atawe gemen
tahan cobe deyakti
datan
Tidak
pendiken
dengan
pemerentah
menjadi pemerintah
yagya
homah
bingsir pangartika
gumredeg
hanengkar
jari
boleh
celuh-celih
ketika
seseorang
guntur
haji
menjadi raja/pemimpin
Supaya
memperbaiki dirinyaa
sepole-tingkah
te
ade
simule-mule lan tekasub
dn
lindih
ngraksng
raga
nganggo
hutami
polah
pinuji
sifat
minulya
kang
kang
dia
apik
dalam
menjaga
dan
gati
11/1/2015 1:53 PM
8 of 16
wise
karas
wambut
wiseng
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
si mule mekadu
penggunaannya
karya
memesa
pasu pacu
hajang
gaduh
hasad
pejao
doang,
perate
serte
si
hasad
dengki
dengki
lamune
wibawan
ngerogo gune-mandin te
si merentah
mara
kadya
lindur
wobah
patala
ini
ngeno,
lindur
si
ie
ngecok
gumi
misal
karpati
wibawa
Misalkan wibawa
raja/pemimpin
nde
Tidak
sepeb
jaluk
para
sepawh
ne
ara
gen
bani
ada
orang
yang
yang
akan
semenoan
Begitu
sepengendeng
sami
atawe si paicene
kerana
perekan
juga
menjadi
yang
berani
dimintai
atau
dikehendakinya
tulus
yadian
trasne
kaule
Karena ketulusan
rakyatnya
cara
kepada
seluruh
bale-ne
mile
wenang
haja
sewenang-
seonan-onan
sewenang-wenang
bagus-bagus
isi
nimbang ia bejulu
mangd
langgang
satyan kawula bawita
te
pengelen
katyup hangin sesindir
tetiup
isi
sesindir
selapu kaule
ngerasa
bale
nde
si
ne
angin
ara
jari
ne
kesel
berangen
tanpa bde papawirya
Tidak
miskin
miskin
si le dese
selapu
dasan
pade
dibedakan
antara
yang
kaya
dan
lue
11/1/2015 1:53 PM
9 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
langkung
mule
patut
pemajaran
senuga pengajaran
patut
lebih
si
sekedi
hangalam sajroning hati
ring
ratu
selapu
pandite
sabdan
pandita
sunwar
base
manik
ne
kerane
datu
ne
si
kramanya
yang
bermanik,
lewat
dengan bagus
doeg
dait
ceket
sugih
sugihhing dending
daye-upaye
yakti pubjul
ciptakara
sesukran
Bahasa
sengkale-susah
hnak kawun raja putra
won
tening
tatyahi
lai
pegedengan
pandite
datu
harga
gunung
purana
tegita
raden
terune
ngadeg
mecingkak
leq
atas
gunung
jangke
nde
ara
pekayunan ne gen mantuk
hangumbali
hanng
mekah
mekah
penyakit pekayunan ne si
rubin-rubin,
sudah
nane
uah
telang
setibe
paran
hangsal
11/1/2015 1:53 PM
10 of 16
2.
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Hasil Analisis
Analisis ini dilakukan melalui wawancara langsung mengenai kandungan isi maupun bentuk dari
Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) dengan empat orang narasumber yang notabene
merupakan penekun naskah kuno dan tokoh adat masyarakat. Hasil wawancara tersebut akan disajikan
sebagai berikut.
a.
Narasumber 1
Nama lengkap
Alamat
Usia
: 63 tahun
Hasil wawancara :
Pada narasumber pertama ini, informasi yang didapatkan tentang naskah kuno Takepan Sasak
khususnya Tembang Sinom Srinate cukup banyak. Beliau menuturkan bahwa Tembang Sinom Srinata
ini mengisahkan tentang Rade Repat Maje yang berguru pada seorang ulama tentang bagaimana
memerintah (menjadi pemerintah/pemimpin yang baik). Jadi, tembang ini penuh dengan nuansa
muda. Sebagaimana makna dari tembang sinom itu sendiri yaitu masa muda.
Di dalam tembang ini dikisahkan bahwa ada sembilan pemisalan orang yang menjadi
pemimpin. Kesembilan pemisalan ini dapat kita jadikan panduan dalam menjalankan kepemimpinan.
Adapaun kesembilan pemisalan tersebut adalah sebagai berikut.
a.
b.
Matahari, yang memiliki cahaya yang terang, dan panas yang mengeringkan apa-apa
Ini adalah sindiran bagi seorang pemimpin, yang berkewajiban untuk memberikan perhatian dan
mengurus seluruh kaum/rakyatnya. Supaya dia mengurus segala hal yag berhubungan dengan
kaumnya, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Selain itu, supaya bisa
adil, tidak memberikan perhatiannya kepada sekelompok orang tertentu. Semua harus mendapat
perlakuan yang sama oleh pemimpin. Mengajak serta menyuruh rakyatnya agar bersungguhsungguh dan tidak bermalas-malasan. Agar mereka mendapat kebahagiaan dalam hidup ini.
Pemimpin menjadi pewujud[7] harapan dan keinginan kaumnya.
c.
d.
dalam membantu orang lain. Supaya dia disayang dan disenangi oleh rakyatnya.
e. Seperti air laut yang jernih airnya
Dimisalkan sebagai kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Menjadi penguat orang yang
memerintah. Pemerintah tidak boleh lancang dan malas untuk berpikir. Juga jangan terlalu cepat
mengambil keputusan, agar tidak salah. Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu. Karena
kalau sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan.
f.
Tegar dan kuat seperti gunung yang berdiri, puncaknya menjulang ke langit
11/1/2015 1:53 PM
11 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Ini pemisalan kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemerintah/pemimpin. Yang menjaga bumi
milik Allah. Supaya benar-benar kuat dalam berpegang teguh pada ajaran agama dan tata adat.
Supaya kebenaran tetap dibela. Juga jangan terlalu cepat suka atau duka, marah atau senang.
Juga agar kita tahan cobaan dan godaan.
g. Bergerumuh suara kilat mengagetkan
Ini dimisalkan sebagai wibawa seorang pemimpin. Supaya dia apik dalam menjaga dan
memperbaiki dirinya. Supaya kita menggunakan sifat orang yang betul-betul tinggi dan utama.
Segala tutur tingkah laku agar betul-betul yang terbaik. Supaya kita bisa keras, bisa lemah sesuai
dengan tempatnya. Jangan mencari keuntungan hanya untuk diri sendiri. Jauhkan hat dari rasa
h.
dengki dan hasad. Kalau bisa seperti itu perintah kita akan sangat manjur.
Seperti gempa yang menggoyangkan bumi
Misalkan wibawa orang yang menjadi pemerintah. Apapun yang ditunjukka dan diperintahkan.
Tidak ada satupun yang berani membangkang, semua mesti dijalani. Begitu juga yang diminta
atau dikehendakinya. Karena ketulusan cara kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu jangan
sekali-kali bertindak sewenang-wenang. Timbanglah baik-baik terlebih dahulu.
i.
11/1/2015 1:53 PM
12 of 16
b.
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Narasumber 2
Nama lengkap
Alamat
: Papuk Radiah
: Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga
Kecamatan Narmada
: 120 tahun
Usia
Hasil wawancara :
Tidak banyak yang didapat dari narasumber 2 ini. Beliau mengaku sudah banyak lupa karena
sudah terlalu tua. Beliau menuturkan bahwa tembang sinom srinata ini adalah tembang yang banyak
mengisahkan tentang kehidupan kaum muda. Tembang ini hanya sebagian kecil dari tembangtembang yang ada. Semuanya itu memiliki makna perjalanan hidup manusia dari dalam kandungan
hingga kembali kepada Allah SWT.
Tembang ini berisi petuah bagi seorang pemimpin/pemerintah. Bagaimana mestinya menjaadi
pemerintah yang baik. Karena pemerintah itu bukanlah manusia sembarangan. Melainkan manusia
yang sudah dipilih oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, manusia yang sudah dipilih menjadi
pemimpin, harus mampu mengembang amanah dari Allah untuk menjalankan kepemimpinan.
Selanjutnya beliau mennuturkan:
Lamun ku ndek salaq, araq siwaq macem pemisalan dengan si gen jari pemerentah. Ye lueq
te bahas leq tembang sine. Ngumbe ntan adeq te siq adil jari pemimpin. Ye wah taoq boyaq
leq dalem ne.
Kalau saya tidak salah, ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemerintah. Itu yang
banyak dibahas di tembang ini. Bagaimana cara berlaku adil. Di sinilah kita cari di dalamnya.
Demikianlah yang didapat dari narasumber 2.
c.
Narasumber 3
11/1/2015 1:53 PM
13 of 16
Nama lengkap
Alamat
Usia
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
: Papuk Batiman
: Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga
Kecamatan Narmada
: 90 tahun
Hasil wawancara :
Pada narasumber ke-3, beliau hanya mengisahkan cerita secara keseluruhan karena saat
diwawancarai, narasumber sedang memiliki banyak kesibukan. Beliau menuturkan bahwa Tembang
Sinom Srinate mengisahkan tentang seorang pemuda berama Raden Repat Maje yang menghadap
kepada seorang alim ulama. Raden ini adalah raden muda dan pemuda yang baik, ia bertanya kepada
ulama tentang bagaimana cara menjadi pemerintah yang baik. Kemudian ulama bercerita bahwa
beliau pernah mendengar tuturan dari para pengelingsir[8] tentang cara menjadi pemerintah yang
baik. Kemudian beliau menjelaskan ada sembilan pemisalan yang dapat dijadikan panduan/pedoman
dalam memimpin. Setelah ulama selesai bercerita, raden pun terdiam, terheran-heran dan terkagumkagum.
Demikianlah yang didapat dari wawancara pada narasumber ke-3.
11/1/2015 1:53 PM
14 of 16
d.
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Narasumber 4
Nama lengkap
: Papuk Serite
Alamat
Usia
: 150 tahun
Hasil wawancara :
Pada narasumber keempat ini, hanya sedikit informasi yang didapati. Pasalnya narasumber
sudah sangat tua dan memiliki masalah pada pengengarannya. Dalam wawancara beliau menuturkan
bahwa dalam Tembang Sinom Srinate ada sembilan titik. Saya menafsirkan kesembilan titik ini
sebagai sembilan perumpamaan atau pemisalan yang dapat dijadikan penduan dalam menjadi
pemimpin yang baik.
Selanjutnya beliau juga menuturkan bahwa tembang-tembang ini harus digali kembali oleh
masyarakat masa kini, karena tembang ini menyimpan banyak sekali kearifan lokal di Lombok. Selain
Takepan Sasak, ada juga naskah lain yang disebut Bel atau Serat menat. Naskah ini berisi sejarah
Lombok.
Dari beberapa hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa tembang Sinom Srinata ini
mengisahkan tentang Rade Repat Maje yang berguru pada seorang ulama tentang bagaimana
memerintah (menjadi pemerintah/pemimpin yang baik). Jadi, tembang ini penuh dengan nuansa muda.
Sebagaimana makna dari tembang sinom itu sendiri yaitu masa muda.
Di dalam tembang ini dikisahkan bahwa ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemimpin.
Kesembilan pemisalan ini dapat kita jadikan panduan dalam menjalankan kepemimpinan. Adapaun
kesembilan pemisalan tersebut adalah sebagai berikut.
a.
11/1/2015 1:53 PM
15 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
manusia, melainkan manusia yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena
pekerjaan yang dihapai sangat berat. Supaya seorang pemimpin berhati-hati dan berbudi halus
perasaannya.
b.
Matahari, yang memiliki cahaya yang terang, dan panas yang mengeringkan apa-apa
Ini adalah sindiran bagi seorang pemimpin, yang berkewajiban untuk memberikan perhatian dan
mengurus seluruh kaum/rakyatnya. Supaya dia mengurus segala hal yag berhubungan dengan
kaumnya, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Selain itu, supaya bisa adil,
tidak memberikan perhatiannya kepada sekelompok orang tertentu. Semua harus mendapat
perlakuan yang sama oleh pemimpin. Mengajak serta menyuruh rakyatnya agar bersungguhsungguh dan tidak bermalas-malasan. Agar mereka mendapat kebahagiaan dalam hidup ini.
Pemimpin menjadi pewujud[9] harapan dan keinginan kaumnya.
c.
d.
e.
dalam membantu orang lain. Supaya dia disayang dan disenangi oleh rakyatnya.
Seperti air laut yang jernih airnya
Dimisalkan sebagai kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Menjadi penguat orang yang
memerintah. Pemerintah tidak boleh lancang dan malas untuk berpikir. Juga jangan terlalu cepat
mengambil keputusan, agar tidak salah. Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu. Karena kalau
sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan.
f.
Tegar dan kuat seperti gunung yang berdiri, puncaknya menjulang ke langit
Ini pemisalan kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemerintah/pemimpin. Yang menjaga bumi milik
Allah. Supaya benar-benar kuat dalam berpegang teguh pada ajaran agama dan tata adat. Supaya
kebenaran tetap dibela. Juga jangan terlalu cepat suka atau duka, marah atau senang. Juga agar
g.
h.
hasad. Kalau bisa seperti itu perintah kita akan sangat manjur.
Seperti gempa yang menggoyangkan bumi
Misalkan wibawa orang yang menjadi pemerintah. Apapun yang ditunjukka dan diperintahkan. Tidak
ada satupun yang berani membangkang, semua mesti dijalani. Begitu juga yang diminta atau
dikehendakinya. Karena ketulusan cara kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu jangan sekali-kali
bertindak sewenang-wenang. Timbanglah baik-baik terlebih dahulu.
i.
C.
Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom
11/1/2015 1:53 PM
16 of 16
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Srinata) mengandung ilmu-ilmu lokal yang bersumber pada ajaran agama tentang bagaimana menjadi
2.
Daftar Pustaka
[1] H. L. Agus Fathurrhman, Belajar Aksara Jejawan (Mataram: Persaudaraan Asah Makna, 2014), hlm. 19.
[2] Asia Padmopusito, Teori Resepsi dan Penerapannya (1993), hlm. 75.
[3] Kamal Yusuf, Teori Sastra (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009), hlm. 45.
[4] Asia Padmopusito, Teori Resepsi dan Penerapannya (1993), hlm. 77.
[5] Firdaus, Kajian Teori Resepsi dan Penerapannya (Online: firdhaus-nyata-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail82034-Umum-Menggali-Kedalaman-Sastra:Kajian-Teori-Resepsi-dan-Penerapanya.html.) Diakses pada 4 Januari
2015 Pukul 14.20 Wita.
11/1/2015 1:53 PM