Sei sulla pagina 1di 27

ARTIKEL

EFEK PEMBERIAN ASAP ROKOK TERHADAP


KEHAMILAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

TESIS

OLEH :
OKTAVIANIS
BP. 08 212 12 018

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

EFEK PEMBERIAN ASAP ROKOK TERHADAP KEHAMILAN TIKUS


PUTIH (Rattus norvegicus)

Oktavianis
Abstract

EFFECT OF CIGARETTE SMOKE TOWARD PREGNANT WHITE


EXPERIMENTAL RAT (Rattus norvegicus)
Cigarette Smoking is one of environment factors which can cause physical
defect. Smoking of pregnant woman can cause spontaneous abortus and prenatal
fetus death. Direct impact of smoking is a cause from nicotine contained. Nicotine
ignites contraction on blood vena, so that the blood flow to fetus through placenta
will be decreased, and it consequences to capability reduction to nutrition
distribution the fetus need. Furthermore, impact of carbon monocside contained in
cigarette will arise the risk baby birth with lower weight, less than 2500 grams.
Free radical will destruct three major components of body; lipid, protein and
DNA. This research has purpose to prove cigarette smoke toward weight of
maternal rat, number of fetus, born fetus and live observation macroscopically
The research is experimental laboratory with post test only control group
design. Examined variables are weight of maternal rat, number of fetus, fetus
weight and live observation macroscopically. This research uses 24 female white
experimental mouse (Rattus Norvegicus) which consists of 4 groups; 1 control
group and 3 groups of action based on difference cigarette smoke giving by 1,2
and 3 bars cigarettes in a day which is given everyday at the same time for 15
days. The result was analyzed by using Oneway ANOVA method and continued
with Multiple Comparison Test Bonferroni style.
The result of research showed that differences in the dose of cigarette,
smoke showed an average weight gain of pregnant rats between the control with
all treatments showed significant different (p<0,05), the average number of
fetuses between the control with treatment 2 and 3 as well as group 1 of the 3
treatments showed significant different (p<0,05), the average fetal body weight
between the control of all treatments showed a significant treatment (p<0,05) and
provision of cigarette smoke can also be toxik on treatment 2 there are 2 resopsi
and 2 rats that die in the uterus as well as in treatment 3 containted there are 3
resopsi and 2 rats die in the uterus.
From the result of research can be concluded that cigarette smoke can
reduce maternal rat weight, decreased number of fetus and fetus weight reduction
and also toxically toward pregnant experimental white rat. It is suggested that
further research to decrease of nutriens during pregnancy,fetus development
during lactation and epidemiology study for human.
Key words: cigarette, maternal rat weight,fetus number and weight of fetus,
macroskopic observation.

PENDAHULUAN
Cacat lahir sering juga disebut malformasi kongenital atau anomaly
kongenital adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan kelainan struktur,
perilaku, fungsi dan kelainan metabolik yang ditemukan pada waktu lahir. Dari
hasil penelitian akhir akhir ini telah dilaporkan bahwa penyebab cacat lahir
adalah 7-10 % disebabkan karena faktor lingkungan, 6-15 % oleh faktor genetik,
20-25 % karena faktor kombinasi antara genetik dan faktor lingkungan dan 50
60 % masih belum diketahui dengan jelas ( Razak, 2005 ).
Rokok merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
cacat lahir. Kebiasaan merokok pada wanita hamil dapat menyebabkan abortus
spontan dan kematian janin prenatal, bahkan dapat menyebabkan meromelia.
Sekalipun telah diperingatkan bahwa rokok dapat merusak perkembangan janin,
masih ada 25 % wanita tetap merokok selama kehamilannya. Pada perokok berat
20 batang atau lebih perhari , dapat menyebabkan kelahiran prematur dua kali
lebih sering dibanding ibu ibu yang tidak merokok, dan bayinya memiliki berat
badan rendah ( kurang dari 2000 gram ), yang sering menyebabkan kematian janin
( Razak, 2005 ).
Kehamilan adalah suatu anugerah yang harus dijaga sebaik mungkin
dengan memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan,
salah satunya dengan menjauhkan diri dari paparan rokok ( baik sebagai perokok
aktif maupun sebagai perokok pasif ). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
wanita hamil yang merokok beresiko lebih tinggi mengalami keguguran, kelahiran
prematur, dan anak dengan berat badan lahir rendah ( BBLR ) ( Artikel, 2009 ).

Dampak negatif rokok dan asapnya terhadap ibu hamil diantaranya


ancaman persalinan prematur, ketuban pecah sebelum waktunya, ancaman
lepasnya plasenta sebelum lahir, plasenta previa, sedangkan dampak terhadap
janin adalah berat badan janin lebih rendah dari normal, kematian janin di dalam
rahim, meningkat resiko kematian janin mendadak ( Sudden Infant Death
Syndrom/SIDS ) ( Valleria, 2009 ).
Pengaruh langsung rokok adalah akibat nikotin yang terkandung
didalamnya. Nikotin ini menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya
aliran darah ke janin melalui tali pusat janin akan berkurang, sehingga
mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang diperlukan oleh janin.
Selain itu akibat karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok akan
mengurangi kerja haemoglobin yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan
ke seluruh tubuh, sehingga rokok akan mengganggu distribusi zat makanan serta
oksigen ke janin, meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram. Perlu diingat bahwa setiap hisapan rokok akan menyebabkan
penderitaan pada calon bayi. Amiruddin (2006) menyatakan

Berdasarkan

penelitian 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20 batang perhari melahirkan
bayi dengan berat badan kurang, juga kelahiran prematur meningkat yaitu rata
rata dua kali lipat dari wanita bukan perokok. Lebih dari itu resiko keguguran
pada usia kehamilan minggu ke 28 sampai dengan 1 minggu sebelum persalinan
empat kali lebih tinggi dari yang bukan perokok.
Tar dalam asap rokok memiliki sedikitnya 4 jenis radikal bebas yang
berbeda. Salah satu tipe radikal bebas yang menonjol adalah semiquinon yang
melekat pada salah satu matrik polimer dan mengalami oksidasi reduksi

penukaran dengan kuinon dan hidroquinon. Tar menghasilkan O2 ( diperlukan


karena reaksi dari semiquinon terhadap O2 ) dan H2O2, dan juga terlibat merusak
DNA waktu di isolasi, bentuk gas dari radikal bebas asap rokok lebih sedikit
bertahan dari pada Tar, asap rokok yang masih mengandung NO yang sangat
tinggi dan NO2

yang biasa bereaksi dengan hidrokarbon tak jenuh seperti

isoprene di dalam asap ( Halliwell and Gutteridge,1999 ).


Radikal bebas akan merusak tiga komponen molekul utama dari sel tubuh
yaitu lipid, protein dan DNA. Kerusakan pada lipid ditiap oksidasi dan pada
proses dasar oksidasi DNA sel akan mengganggu integritas sel, sehingga akan
menimbulkan kematian sel ( Halliwell and Gutteridge,1999 ).
Yuliana (2009) dalam tulisannya mengatakan bahwa penelitian yang
dilakukan oleh British Medical Association Tobacco Control Resource Centre
menunjukkan bahwa ibu yang merokok selama kehamilan memiliki resiko
melahirkan bayi berat lahir rendah ( BBLR ) sebesar 1,5-9,9 kali dibandingkan
dengan berat badan lahir bayi dari ibu yang tidak merokok, ditambahkan lagi
menurut Kuroki (1988) mengatakan bahwa 1,34 % dari wanita perokok
melahirkan bayi cacat dengan kelainan berupa polidaktili, talipes, kelainan
anorectal, kelainan gigi dan macrognatia.
Untuk melihat pengaruh yang diakibatkan oleh asap rokok terhadap fetus
dilakukan dengan hewan coba seperti tikus putih (Rattus novergicus). Tikus
dikawinkan,kemudian kalau sudah hamil dipaparkan dengan asap rokok.
Penggunaan tikus karena memiliki struktur dan fungsi organ-organ yang mirip
terhadap pengaruh bahan bahan atau agen yang dicobakan, umur yang singkat,
jumlah anak yang banyak, dan cara pemeliharaan yang relative mudah juga

merupakan hal-hal yang penting yang dipertimbangkan oleh para peneliti


( Nurdiani, 2006)
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
asap rokok terhadap penurunan dalam kenaikan berat badan tikus putih hamil ,
jumlah fetus, berat badan fetus serta pengamatan secara makroskopik pada fetus.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris dengan
menggunakan rancangan penelitian post test only control group design yaitu
rancangan yang digunakan untuk mengukur pengaruh perlakuan pada kelompok
eksperimen dengan cara membandingkan perlakukan dengan kelompok control.
Penelitian dilakukan diLaboratorium Farmasi Universitas Andalas Padang untuk
mengetahui efek asap rokok terhadap penurunan dalam kenaikan berat badan tikus
hamil, jumlah fetus, berat badan fetus dan pengamatan makroskopik pada fetus.
Waktu penelitian dilakukan selama 8 bulan.
Populasi penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) hamil yang
di dapatkan dari unit pemeliharaan hewan percobaan Laboraturium Farmakologi
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang, Sampel adalah bagian dari
populasi yang memenuhi kriteria inklusif yaitu jenis kelamin betina, umur 2-3
bulan berat badan 250-300 gram, kriteria eklusif adalah tikus sakit. Jumlah sampel
keseluruhan 24 ekor, maka dalam penelitian ini setiap kelompok dipelihara 6 ekor
sehingga jumlah total tikus sebanyak 24 ekor
Variabel independen dalam penelitian ini adalah rokok kretek dengan
dosis perokok ringan 1 batang sehari, perokok sedang 2 batang dan perokok berat

3 batang sehari, variabel dependen adalah berat badan tikus hamil, jumlah fetus,
berat badan fetus dan pengamatan makroskopik pada fetus.
Cara Penentuan fase Estrus pada tikus betina ditandai dengan tikus
percobaan tampak gelisah adanya kemerahan, kebengkakan dan alat kelamin luar
yang hangat, pada fase estrus ini dilakukan pengawinan dengan tikus jantan, jika
keesokan harinya ditemukan sumbat vagina berarti tikus telah mengalami
kopulasi dan berada pada kehamilan nol.
Persiapan umum kandang perlakuan hewan dengan memodifikasi ruang
dari bahan kayu bingkai dengan kawat ukuran 30x30x25cm ditutup dengan plastik
ke 4 sisi sebanyak 6 buah sebagai tempat perlakuan asap rokok Rokok yang
dibakar diletakkan dibagian bawah kandang tikus. Dan bagian atas dilobangi
melingkar untuk sirkulasi udara. Waktu pemaparan dimulai saat rokok mulai
dibakar sampai rokok habis terbakar selama 15 hari dan diberikan dalam waktu
yang sama. Selama pemaparan sirkulasi udara dapat terjadi dari bagian atas.
Pengukuran berat badan tikus hamil dilakukan dengan menimbang tikus
hamil mulai dari kehamilan 0 sampai pada kehamilan 15 hari, pada hari ke 15
kehamilan dilakukan laparatomi untuk menghitung jumlah fetus setelah itu
dilakukan menimbangan fetus, untuk mengamati secara makroskopik dilakukan
dengan 1/3 fetus direndam dalam larutan alizarin merah dan 2/3 lagi direndam
dalam larutan Bouins. Dari hasil penelitian dilakukan tabulasi data dan dianalisa
dengan menggunakan uji ANOVA dengan derajad kepercayaan 95 %. Jika
didapatkan hasil yang bermakna dilanjutkan dengan uji statistik Multiple
Comparisons (Post Hoc Test) jenis Bonferroni.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Rata-rata Penurunan Dalam Kenaikan Berat
Badan Tikus Hamil, Jumlah Fetus dan Rata-rata Berat Badan Fetus
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Kelompok Kontrol dan Kelompok
Perlakuan.

Kelompok

Nilai rata-rata
Penurunan dalam
Kenaikan berat badan
(p)

Nilai rata-rata
jumlah fetus
(p)

K (kontrol)
P1
P2
P3

0,991
0,958
0,310
0,976

0,968
0,272
0,272
0,967

Nilai rata-rata
berat badan
fetus
(p)
0,961
0,290
0,820
0,282

Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai p rata-rata penurunan dalam kenaikan


berat badan tikus hamil, rata-rata jumlah fetus dan rata-rata berat badan fetus
semuanya lebih besar dari 0.05. Distribusi data memenuhi asumsi normal, oleh
karena itu akan di lanjutkan dengan uji parametrik.
Tabel 2. Rata-rata Penurunan dalam Kenaikan Berat Badan Tikus Putih Hamil
(Rattus norvegicus) Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan.
Kelompok

Penurunan Dalam Kenaikan Berat Badan Tikus Hamil (gr)


______________________________________________
Mean

SD

95% CI

p value

K (kontrol)
55,66
8,52
56,72-64,61
0,005
P1
40,33
3,26
36,90-43,76
P2
32,33
8,75
23,14-41,52
P3
15,00
2,82
12,03-17,96
_________________________________________________________________

Dari Tabel 2 Berat Induk tikus yang di ukur pada hari ke 15 kehamilan
sebelum dilakukan pembedahan. Berdasarkan hasil penelitian pemberian asap

rokok terhadap tikus selama periode kehamilan (hari ke 0-15 kehamilan ) Dari
hasil penelitian diketahui rata-rata kenaikan berat badan tikus putih hamil
mengalami perbedaan dibandingkan dengan kontrol (55,66 gr) dengan standar
deviasi 8,62. Pada perlakuan 1 batang rokok perhari berat rata-rata tikus (40,33
gr) dengan standar deviasi 3,26. Pada pemberian 2 batang rokok berat rata-rata
tikus (32,33 gr) dengan standar deviasi 8,75 dan terjadi perbedaan yang sangat
bermakna pada pemberian 3 batang rokok perhari (15 gr) dengan standar deviasi
2,82.
Berdasarkan uji Anova yang dilakukan terhadap rata-rata berat badan tikus
hamil menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kelompok
kontrol dengan kelompok perlakuan (p<0,05). Ini berarti kandungan asap rokok
besar pengaruhnya secara statistik terhadap berat badan tikus putih yang hamil.
Oleh karena itu uji statistik dilanjutkan dengan Multiple Comparisons (post hoc
test) jenis Bonferroni dan hasilnya dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji statistik Multiple Comparisons Jenis Bonferoni Rata-rata
Penurunan dalam Kenaikan Berat Badan Tikus Hamil Kelompok
Kontrol dan Kelompok Perlakuan.
Kontrol
Kontrol

Pemberian Rokok
(batang)
Perlakuan [1]
Perlakuan [2]
Perlakuan [3]

Mean Difference

15,33
23,33
40,66

0,003
0,005
0,005

Perlakuan[1]

Perlakuan [2]
Perlakuan [3]

8,0
25,33

0,270
0,005

Perlakuan[2]

Perlakuan[3]

17,33

0,001

Dari Tabel 3 dapat di lihat bahwa rata-rata antara kelompok kontrol


dengan kelompok perlakuan

menunjukkan perbedaan. Perbedaan tersebut

bermakna di mulai pada pemberian rokok 1,2 dan 3 batang sehari (p < 0.05).
Namun untuk kelompok perlakuan 1 terhadap perlakuan 2 tidak memperlihatkan
adanya perbedaan yang bermakna (p>0.05).
Untuk memonitor kesehatan dari induk tikus secara umum maka dilakukan
pengamatan terhadap kenaikan berat badan mulai dari pemberian asap rokok
sampai dilakukan laparatomi. Pertambahan berat badan selama hamil disebabkan
karena berkembangnya fetus dan bertambahnya volume cairan amnion, plasenta
serta selaput amnion.
Peningkatan zat karbon monoksida dalam darah menyebabkan penurunan
kadar oksigen dalam darah, seperti diketahui fungsi oksigen adalah untuk
mengangkut zat-zat makanan

kedalam seluruh tubuh serta membakar bahan

makanan dalam sel, jika oksigen dalam darah berkurang dapat menyebabkan
pembelahan

zat-zat biomolekul dalam tubuh berkurang seperti karbohidrat,

protein dan lemak sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan.


Nikotin dapat memicu efek adrenalin pada otot perut sehingga dapat
menekan rasa lapar dan mengurangi nafsu makan serta nikotin juga dapat
mempengaruhi kebiasaan makan seseorang sehingga menyebabkan penurunan
asupan makanan. Penelitian menunjukkan bahwa perokok menghabiskan lebih
banyak kalori dan mengalami metabolisme tingkat tinggi ketika dalam
beraktivitas ( Artikel,2011).
Penelitian yang dilakukan Margaret tahun 2004 terhadap tikus yang
terpapar asap rokok tiga kali sehari selama empat hari berturut-turut ditemukan
ketidak seimbangan energi dan peningkatan penggunaan lemak karena asupan
makanan mulai menurun, seiring dengan asupan makanan yang berkurang,

ekspresi dari protein disebut UCP3 ditemukan signifikan meningkat dijaringan


lemak. Peningkatan UCP3 menunjukkan bahwa pada tikus yang terpapar asap,
penggunaan lemak dan pengeluaran energi meningkat sehingga mengganggu
keseimbangan internal tubuh.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmadina tahun 2008,
mengatakan bahwa pemberian ekstrak air tembakau rokok pada dosis 2 mg/kg BB
terhadap

mencit

selama

periode

kritis

kehamilan

(hari

ke

6-15

kehamilan)mengakibatkan penurunan persentase kenaikan berat badan induk


mencit menjadi 38,8% dibanding control negatif yaitu 51,7 %.
Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Fetus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Kelompok
Kontrol dan Kelompok Perlakuan.
Kelompok

Rata-rata Jumlah Fetus


______________________________________________
Mean

SD

95% CI

p value

K (kontrol)
8
0,89
7,06-8,94
0,005
P1
7,33
0,51
6,79-7,88
P2
6,33
0,51
5,79-6,88
P3
6
0,89
5,06-6,94
_________________________________________________________________
Dari Tabel 4 : Dari hasil penelitian diketahui rata-rata jumlah fetus tikus
putih mengalami perbedaan dibandingkan dengan kontrol (8 ekor) dengan standar
deviasi 0,89. Pada pemberian 1 batang rokok jumlah rata-rata fetus tikus (7,33
ekor) dengan standar deviasi 0,51. Pada pemaparan 2 batang rokok jumlah fetus
(6,33 ekor) dengan standar deviasi 0,51, sedangkan pada pemberian 3 batang
rokok perhari rata-rata jumlah fetus (6 ekor) dengan standar deviasi 0,89.

Sesuai dengan uji normalitas (Kolmogorov Smirnov) data terdistribusi


normal sehingga dapat di lanjutkan uji parametrik (ANOVA). Berdasarkan hasil
uji ANOVA ternyata di dapatkan perbedaan varian kontrol dengan perlakuan
secara bermakna (p<0,05). Oleh karena itu uji statistik dilanjutkan dengan
Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni dan hasilnya dapat di lihat
pada tabel 5
Tabel 5. Hasil Uji statistik Multiple Comparisons Jenis Bonferoni Rata-rata
Jumlah Fetus Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan.
Kontrol
Kontrol

Pemberian Rokok
(batang)
Perlakuan [1]
Perlakuan [2]
Perlakuan [3]

Mean Difference

0,66
1,66
2,00

0,777
0,005
0,001

Perlakuan[1]

Perlakuan [2]
Perlakuan [3]

1,00
1,33

0,167
0,029

Perlakuan[2]

Perlakuan[3]

0,33

1,00

Dari Tabel 5 dapat di lihat bahwa rata-rata antara kelompok kontrol


dengan perlakuan 2 dan 3 menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05)
antara kelompok 1 terhadap perlakuan 3 menunjukkan perbedaan bermakna
(p<0.05) sedangkan antara kelompok kontrol terhadap perlakuan 1 tidak
menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05), begitu juga antara kelompok 1
terhadap perlakuan 2 serta antara kelompok 2 terhadap 3 juga tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p>0,05).
Perbedaan jumlah fetus dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, ukuran
masing masing fetus bervariasi serta adanya kerentanan genetik yang berbeda,

jadi tidak bisa pemberian asap rokok menjadi faktor utama dan satu-satunya
sebagai patokan berkurangnya jumlah fetus sebagai efek teratogen. Disamping itu
perbedaan atau pengurangan jumlah fetus juga disebabkan karena terjadinya tapak
resopsi. Dari penelusuran literatur dijelaskan bahwa toksisitas pada janin tampak
dari berkurangnya berat badan fetus dan jumlah janin yang tidak bertahan hidup
dan jenis data ini sering digunakan sebagai penyokong dalam menilai
teratogenitas tersebut ( Scehefler,W.C.1987).
Salah satu kandungan bahan kimia dalam asap rokok yang dapat
mempengaruhi implantasi adalah nikotin. Pemberian nikotin secara langsung
maupun tidak langsung dapat menghambat proses pembelahan sel, menghambat
pembentukan blastosit, dan mencegah terjadinya implantasi bahkan mengganggu
masuknya embrio ke rongga rahim ( Card dan Mitchell 1979 ). Menurut Soeradi
(1995), tikus betina yang dipaparkan asap rokok kretek selama 50 hari, setelah
dikawinkan menunjukkan peningkatan kelainan dan gangguan pada janin secara
bermakna, ini disebabkan karena tingginya kadar nikotin dan tar dalam asap rokok
kretek. Komponen lain yang mempengaruhi kegagalan implantasi menurut Zenzes
(2000) adalah kadmiun. Menurut Soeradi(1995), kadmiun merupakan salah satu
komponen karsinogenik utama dalam tar yang dapat menyebabkan kegagalan
dalam proses implantasi.
Hidrokarbon polisiklik yang terdapat dalam asap rokok bersifat toxin
terhadap sel ovarium, selain itu komponen alkaloid dalam asap rokok seperti
nikotin,ternyata menekan kadar estrogen yang berpengaruh terhadap penurunan
fertilitas ovarium dan kejadian keguguran lebih tinggi.

Menurut Xiao et al (2007), nikotin dalam asap rokok menyebabkan


pembuluh tali pusat (plasenta) dan uterus menyempit serhingga akan menurunkan
jumlah oksigen yang diterima janin. Wanita yang merokok selama hamil memiliki
resiko pecahnya membran secara prematur dan kemungkinan kematian janin.
Selain itu nikotin yang masuk dalam pembuluh darah akan menghambat proses
pembelahan (Zenzes 2000). Pembelahan sel-sel yang tak sempurna menurut
Ganong (1995) dapat menyebabkan perkembangan janin yang tak normal.
Gangguan yang berarti pada periode awal ini mengakibatkan terjadinya
resiko yang sangat besar terhadap proses perkembangan selanjutnya. Gangguan
yang berulang-ulang selama tahap awal kehamilan bahkan sampai tahap akhir
periode kehamilan dapat menyebabkan terganggunya proses pembelahan sel,
kegagalan implantasi embrio akibat kerusakan uterus dan rusaknya sel akibat
pemberian zat kimia. Kerusakan ini mungkin karena koagulasi, denaturasi protein,
protoplasma sel/menyebabkan sel mengalami lisis yaitu dengan mengubah
struktur membran sel sehingga menyebabkan kebocoran isi sel ( Siswandono dan
Bambang 1993).
Tabel 6. Rata-Rata Berat Badan Fetus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Kelompok
Kontrol dan Kelompok Perlakuan.
Kelompok

Rata-rata Berat Badan Fetus(gr)


______________________________________________
Mean

SD

95% CI

p value

K (kontrol)
5,09
0,29
4,77-5,40
0,005
P1
4,30
0,24
4,04-4,56
P2
2,95
0,12
2,81-3,08
P3
1,05
0,81
0,96-4,01
_________________________________________________________________

Dari Tabel 6. Dari hasil penelitian diketahui rata-rata berat fetus tikus
putih mengalami perbedaan dibandingkan dengan kontrol (5,09 gr) dengan
standar deviasi 0,29. Pada pemberian 1 batang rokok jumlah rata-rata berat badan
fetus tikus (4,30 gr) dengan standar deviasi 0,24. Pada pemaberian 2 batang rokok
(2,95 gr) dengan standar deviasi 0,12, sedangkan pada pemberian 3 batang rokok
perhari rata-rata berat badan fetus (1,05 gr) dengan standar deviasi 0,08.
Sesuai dengan uji normalitas (Kolmogorov Smirnov) data terdistribusi
normal sehingga dapat di lanjutkan uji parametrik (ANOVA). Berdasarkan hasil
uji statistik ternyata di dapatkan perbedaan varian kontrol dengan perlakuan
secara bermakna (p<0,05). Oleh karena itu uji statistik dilanjutkan dengan
Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni dan hasilnya dapat di lihat
pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji statistik Multiple Comparisons Jenis Bonferoni Rata-rata Berat
Badan Fetus Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan.
Kontrol
Kontrol

Pemberian Rokok
(batang)
Perlakuan [1]
Perlakuan [2]
Perlakuan [3]

Mean Difference

0,79
2,14
4,03

0,005
0,005
0,005

Perlakuan[1]

Perlakuan [2]
Perlakuan [3]

1,35
3,24

0,005
0,005

Perlakuan[2]

Perlakuan[3]

1,89

0,005

Dari Tabel 7 dapat di lihat bahwa rata-rata berat

badan fetus antara

kelompok kontrol dengan semua kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan


yang bermakna (p<0,05).Semakin besar jumlah rokok yang diberikan maka
semakin besar perbedaan rata-ratanya (p<0,05).

Menurut Widyastuti dan Widyani (2000), bobot badan dapat digunakan


sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan anak. Bobot badan yang
rendah sejak lahir menunjukkan kondisi bayi yang kurang sehat, sebaliknya jika
berat badan bayi masih dalam kisaran normal, maka dapat dipastikan bayi dalam
keadaan sehat. Pada tikus berat badan normal saat lahir adalah 5-6 gram.
Hormon T3 adalah salah satu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid,
fungsi hormon T3 secara keseluruhan adalah merangsang proses metabolisme dan
pada anak anak merangsang proses pertumbuhan. Kadar hormon T3 yang tinggi
akan menekan output tirtotropin (TSH) yang berfungsi mengontrol tiroid (Fisher
et al 1997). Fungsi tiroid menurut Guyton (1990) adalah meningkatnya kecepatan
metabolisme

secara

keseluruhan,

dengan

meningkatnya

metabolisme

menyebabkan sedikitnya protein yang disimpan ditubuh sehingga menyebabkan


penurunan berat badan dan akhirnya berpengaruh terhadap lambatnya proses
pertumbuhan (Suaskara et al 2007).
Nikotin dalam asap rokok dicurigai sebagai neuroteratogen terhadap janin.
Dalam tubuh manusia, 80 % dari nikotin dimetabolisme menjadi kotinin oleh
enzym

CYP2A6,

juga

mengaktivasi

asap

rokok

prokarsinogen

(4-

methylnitrosamino)-1-(3-pyridil)-1-(butanone). (Yushu, 2000). Asap rokok


berdampak pada pertumbuhan janin melalui beberapa mekanisme, beberapa bahan
dalam asap rokok misalnya nikotin, CO dan Polycyclic aroamatic hydrocarbon,
diketahui dapat menembus plasenta. Beberapa campuran telah diidentifikasi
dalam janin baru lahir dari perokok dan terpajan asap rokok. CO mempunyai
afinitas mengikat hemoglobin membentuk karboksihemoglobin yang menurunkan
kapasitas transport oksigen ke janin (hypoxia), Studi lain juga menggambarkan

bahwa selain ibu yang merokok, bila ayah yang merokok ternyata juga
berhubungan dengan pertumbuhan janin yang terlambat. Ayah yang merokok
berhubungan dengan penurunan berat bayi lahir sebesar 112 gram. (Samuel,
1994).
Pengamatan terhadap adanya kelainan pada fetus dapat dilihat dengan
merendam dalam larutan Bouins dan Alizarin merah. Fetus yang telah direndam
dalam larutan merah alizarin, dihitung jumlah tulang yang membentuk rangka
secara umum. Pada hewan normal ada tujuh tulang servik, dua belas tulang
thorac, enam tulang lumbal, empat tulang sacral dan dua atau tiga tulang caudal.
Semua diamati setelah fetus direndam dalam larutan merah alizarin, yang
menyebabkan fetus menjadi transparan dan tulang bewarna merah tua sehingga
dapat diamati dengan bantuan kaca pembesar. Dari pengamatan yang dilakukan
pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa semua fetus hidup sehat, memiliki
berat badan yang cukup dan tidak ada kelainan, untuk kelompok perlakukan
menunjukkan perbedaan berat badan fetus, dengan bobot yang kecil ternyata
rangka yang ada sangat kecil.
Fetus yang direndam dalam larutan Boins akan keras dan berwarna
kuning, dapat digunakan untuk mengamati bagian luar janin, formaldehid dan
asam asetat yang terdapat dalam larutan bouins akan mengawetkan jaringan
embrio, asam pikrat akan mewarnai fetus sehingga bewarna kuning dan lebih
mudah diamati. Parameter yang diamati adalah jumlah jari kaki dan jari-jari
tangan, ekor, kelopak mata, daun telinga.Dari ketiga kelompok perlakuan yang
dilakukan pada penelitian ini tidak satupun ditemukan kelainan morfologis, baik
pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakukan yang diberikan asap rokok,

semua janin tidak menunjukkan kelainan, semuanya dalam keadaan normal, tidak
terjadi kecacatan pada janin yang telah dilahirkan. Tetapi pemberian asap rokok
pada 2 batang rokok perhari cukup bersifat toxik dimana dari 2 ekor induk tikus
terdapat 2 tapak resopsi dan 2 ekor mati saat laparatomi serta pada pemberian 3
batang rokok perhari dari 2 ekor induk tikus terdapat 3 tapak resopsi dan 2 ekor
mengalami mati saat laparatomi.
Hal yang perlu diperhatikan selama perlakuan hewan adalah keadaan gizi
dan kesehatan induk tikus selama kehamilan, karena cacat bawaan selain
disebabkan faktor genetik juga disebabkan faktor lain seperti lingkungan atau
infeksi tertentu.
Menurut Salokangas et al (2000) mengatakan bahwa Dopamin adalah zat
didalam otak yang terpacu keluar akibat paparan asap. Komponen asap rokok
yang menyebabkan dopamine adalah nikotin.Keadaan normal dopamine berfungsi
sebagai menyebabkan fungsi motorik dan mengatur status emosional. Peningkatan
dopamine akan memicu gerakan agresif, perilaku yang agresif dapat
menyebabkan perilaku liar (buas), bahkan kanibal (Schwartz, 1994).
Sebagaimana laporan dari Mendelian Inheritance In Man (1999) dalam
(Khoury, dkk, 2000), Jumlah gen yang dilaporkan meningkatkan kerentanan
khusus untuk kondisi kelainan kongenital sebanyak 594 gen, diantaranya gen
sitokrome.Berdasarkan pada variasi genetik, kecepatan metabolisme terhadap
senyawa asing yang masuk dalam tubuh berbeda-beda antar individu.Perbedaan
ini bersifat khas tergantung dari aktifitas enzim metabolisme, sehingga
menyebabkan variasi substansial jumlah ketersediaan senyawa tersebut dan atau
metabolitnya di dalam tubuh. Dari studi in vitro maupun in vivo yang pernah

dilaporkan, dilaporkan bahwa enzim CYP2A6 adalah kelompok enzim Sitokhrom


P450 yang terlibat utama pada proses oksidasi nikotin dan kotinin. Pola genotipe
CYP2A6, gen penyandi enzim CYP2A6, secara signifikan telah dilaporkan
mempengaruhi kadar nikotin dalam darah (Benowitz et al, 1999).
Gen CYP2A6 pada manusia telah teridentifikasi dan dipetakan tata urutan
nukleotidanya, dilaporkan pertama kali pada tahun 1990. Ukuran lokus gen ini
berada pada daerah 6 kbp, terdiri dari 9 ekson dan secara fisik terbentang
sepanjang sisi lengan panjang kromosom 19 pada posisi antara 19q12 dan 19q13.2
(Yamano et al. 1990).
Nikotin dimetabolisme terutama oleh enzim di hati CYP2A6 UDPglucuronosyltransfease (UGT), dan flavin yang mengandung monooxygenase
(FMO). Sebatang rokok rata-rata mengandung 10 s/d 20 mg nikotin, dan rata-rata
1-1,5 mg nikotin diserap secara sistemik selama merokok. Penyerapan nikotin
melintasi membran biologi tergantung pada pH. Asap tembakau di hirup hidung
mencapai alveoli paru-paru, dimana nikotin diserap dengan cepat. Darah yang
terkonsentrasi dengan nikotin meningkat dengan cepat selama menghirup asap
rokok, penyerapan cepat melalui paru-paru karena pH 7,4 dalam paru-paru
manusia memfasilitasi transfer melintasi membran selelah menghisap rokok
tersebut (Benowitz et al, 1999).
Hasil analisis genetik gen CYP2A6 dengan metode PCR, menunjukkan
besarnya proporsi ibu yang mengalami variasi terhadap gen tersebut (49.1%),
proporsi yang cukup besar terhadap ibu yang melahirkan dengan plasenta ringan
(67.9%), sedangkan yang melahirkan BBLR sebesar 73.7%. Selanjutnya uji Odds
Ratio menunjukkan OR yang cukup signifikan baik pada berat plasenta maupun

pada kejadian BBLR dengan OR masing-masing OR.5.09, 95%CI.2.29-11.29 dan


OR.9.47 95%CI.4.03-22.779 (Amiruddin,2007).
Variasi gen CYP2A6 pada ibu seperti yang dikemukakan oleh Marowit
(2004), hal tersebut berdampak pada rendahnya metabolisme nikotin dalam hati,
sehingga pajanan nikotin pada otak semakin panjang.Peneliti menemukan bahwa
adanya variasi genetik menyebabkan dependensi terhadap nikotin semakin
meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh OLoughin menemukan bahwa adanya
mutasi dari gen CYP2A6, menyebabkan mereka menjadi lebih mudah untuk
mengalami adiksi terhadap nikotin, dibandingkan dengan mereka yang tidak ada
mutasi (Reinberg, 2004). Kerusakan gamet dan embrio akibat rokok oleh Zenzez,
M.T. (2000), dijelaskan bahwa, seorang ayah yang merokok akan mengalami
kualitas sperma yang rendah dan konsentrasi sperma yang rendah. Adapun
komponen karsinogenik rokok yang utama adalah cadmiun, cotinin dan
benzopyren,

hal

tersebut

dapat

menyebabkan

kerusakan

DNA

atau

chromosom.Transmisi unsur karsinogenik dapat menyebabkan 1).Kegagalan


implantasi, 2).Kelahiran prematur dan 3).Gangguan perkembangan postnatal.
Pienezza, ML (1998), menjelaskan bahwa orang yang dengan satu atau
dua pasang allel CYP2A6 nya yang tidak aktif, akan mengalami metabolisme
nikotin yang lambat selama merokok, sehingga disarankan untuk tidak merokok.
Dan orang dengan secara lahir gen CYP2A6 nya baik akan memetabolisme
nikotin lebih cepat (The Lancet , 1999).

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian efek pemberian asap rokok terhadap tikus putih
hamil dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terjadi penurunan dalam kenaikan berat badan tikus putih hamil
antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan 1,2,3 batang
rokok perhari.
2. Terjadi penurunan jumlah fetus tikus putih antara kelompok
kontrol dengan kelompok perlakuan 1,2,3 batang rokok perhari.
3. Terjadi penurunan berat badan fetus tikus putih antara kelompok
kontrol dengan kelompok perlakuan 1,2,3 batang rokok perhari.
4. Pemberian asap rokok tidak mempengaruhi kecacatan pada fetus
tapi bersifat toxic.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas maka di
sarankan:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek asap rokok
terhadap asupan nutrisi selama hamil.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek asap rokok
terhadap perkembangan fetus yang dilahirkan selama masa laktasi
3. Perlu dilakukan

kajian epidemiologi pada manusia tentang

pengaruh asap rokok terhadap ibu hamil dan fetus yang dilahirkan.

DAFTAR PUSTAKA
Aditama, 1997. Skripsi Hubungan Antara Suami Perokok dengan Bayi Berat lahir
Rendah ( BBLR ) di Wilayah Kerja Puskesmas. http//www. Skripsi.2010
Aloomis,T, 1994, Toksikologi Dasar, Edisi III, Alih Bahasa oleh Imono A.D,
Penerbit UGM, Yogyakarta
Almahdy, A, 1993, Teratologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas, Padang
Almahdy, A. 2004. Uji Aktivitas Teratogenitas Ekstrak Etanol Daun Inggu ( Ruta
graveolens Linn ) pada Mencit Putih, Jurnal sains dan Teknologi Farmasi. 9
(2).
Alwan M, 2009. Pertukaran Darah Ibu dan Janin. http//www.bayi
Amiruddin R,. 2006. Artikel Resiko Asap Rokok dan Obat obatan Terhadap
Kelahiran Prematur di RS ST. Fatimah Makasar.
____________2007. The Role Of Gane Variation Of CYP2AG In Plasental and
Birth Weight : Studi In Pregnant Woment In makasar ( Medika : Journal
Kedokteran Indonesia No 10 thn Ke XXXIII Oktober 2007, ISSN 02160910
Artikel. 2009. Bumil Merokok Anak Hiperaktif. http//www. cpddokter.com.
continuing professional development dokter Indonesia.
Benowitz NL et al, 1999, Etnic Difference In N-Glucoronidation Of Nicotin and
Cotinin. Journal Pharmacol exp 291=1196-1203.
Card JP,Mitchell JA,1979. The Effects Of Nicotine On Implantation Rat. Biology
Of Reproduction.20=532-539
Drastyawan, dkk. 2001. Pengaruh Asap Rokok Terhadap Saluran Nafas. Jurnal
Persahabatan Ilmiah Kesehatan
Drew, U, 1996, Atlas Bewarna dan Teks Embriologi, alih bahasa oleh Hendra
Laksmana, Penerbit Hipokrates, jakarta.
Farmakope Indonesia. 1995. Badan Pengawas Obat dan Makanan Edisi IV.
Jakarta
Ganong WF 1995. Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Andrianto J. Oswan
(ed). Jakarta : EGC.

Guyton, AC, Hall JE, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
EGC
Halliwell & Gutteridge. 1999. Free Radical, Other Reactive Species and Disease
In Free Radical In Biology Medicine. New York : Oxford University.
Harbinson, R.D, 2001, The Basic Science of Poison in Cassaret and Doulls
Toxicology, Mac Millan Publishing.co.id, New York
Jamal, 2006. Merokok Meningkatkan Resiko Terjadinya Kelahiran BBLR.
http//www/pediatric. Workpress.com
Kakisina P, 2004. Thesis Pengaruh Nikotin terhadap Perkembangan Embrio
Mencit
( Mus Musculus ). http//www. Adln.lib.unair.ac.id
Karen & Thomas, 2006, Principles of Toxicology. 2nd edition. New York.
Kemas AH, 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasinya. Penerbit PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta. hlm 49-70.
Khoury, MJ, Burke, W Thompson, 2000, EJ Genetic and Public Health In The
21st Century, Oxford.
Kuroki Y, 1988. Monitoring of Congenital Anomalies. Cong Anom 28 (supp)
Lancet, 1999. CYP2A6 Polimorphism. Nicotin and Environment Nitrosamines.
Manson at al, 1982. Teratology Test Methode For Laboratory Animals, Ravent
Pres. New York.
Marowit Ross Genetic Teen Smoking, Study
http/www.globaltechnology.com/technology.

Find

Canadian

Press.

Mutschler, E, 1991, Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,


edisi 5, Diterjemahkan oleh Mathilda B dan Anna Setiadi ranti, Penerbit
ITB, Bandung
Nindya, Stefani, 2001, Perubahan Farmakokinetik Obat pada wanita Hamil dan
Implikasinya Secara Klinik, Cermin Dunia Kedokteran No.133
Nurdiani Winda. 2006. Laporan Praktikum Uji Sensoris dan Motorik Fisiologik
Hewan.
Pienezza M Sellers Em And Tyndale 1998. A Common Genetic Defect In Nicotin
Metabolisme Decreases Smoking.

Ramadina, 2008, Skripsi Pengaruh Pemberian Vitamin E terhadap Efek


Teratogen dari Ekstrak Air Tembakau Rokok Kretek pada Mencit Putih,
UNAND, Padang.
Razak Datu, 2005. Cacat Lahir Disebabkan Oleh Faktor Lingkungan. Bagian
Anatomi FK Universitas Hasanudin. J. Med Nus. Vol 26 No. 3 JuliSeptember.
Salokangas et al, 2000. High Levels Of Dopamin Activity In The Basal Ganglia Of
Cigaret Smokers. Am Journal Psychiatry 2000 157 : 632-634
Sastrawinata S, 1983. Obstetri fisiologis Bag. Obstetrik dan Ginecology FK
UNPAD. Bandung.
Schwartz LD, 1994. Poultry Health Handbook. 4th ed Prnsylvania State
University
Scehefler,W.C 1987. Statistic for the biological science,edisi 2 terjemahan Drs
Suroso,statistic untuk biologi,farmasi,kedokteran dan ilmu yang bertautan,
ITB, Bandung.
Siswandono, Bambang S, 1993. Kimia Medisinalis. Airlangga University Press
Surabaya.
Soeradi O, 1995. Nikmat Rokok Membawa Sengsara, Detil Journal 1.4.
Universitas Indonesia.
Sukendro, 2007, Filosofi Rokok. Sehat Tanpa Berhenti Merokok. Pinus Book
Publisher.
Valleria, 2006. Dampak Negatif Rokok dan Asapnya. http//www. Klik dokter
menuju sehat
Widyastuti D, Widyani R, 2000. Panduan Perkembangan Anak 0-1 tahun
Cetakan I, Jakarta : Puspa Swara
Wilson and Warkany, 1975. Teratology Principles and Techniques. University of
Chicago Pres. Chicago IL
Wiknjosastro H, 1997. Kebidanan Dalam Masa lampau, Kini, Kelak Edisi
keenam. Jakarta.
Xiau D, Huang X, Yang S, Zhang L, 2000. Direct Effect Of Nicotin On
Contractility Of The Uterine Artery In Pregnance. The Journal Of
Pharmacol And Exsperient Therapeutics 322.180-185
Yatim ,1982. Reproduksi dan Emriologi Edisi III , Tarsito, Bandung

Yuliana, 2009. Rokok Terhadap Defesiensi Asam Folat Selama Kehamilan.


Diakses dari http//pediatric Info Wordpress.com.diakses 12-03-2010
Zenze MT. 2000. Smoking And Reproduktion Gene Demage To Human Gametes
and Embriology. Europ Of Society Human Reproduktion And Embriologi 6
: 122-123.

UCAPAN TERIMA KASIH


Selama proses penulisan tesis ini penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada :
1. Ibu Prof. Dr. dr. Eryati Darwin,PA(K) selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, saran dan masukan dengan penuh perhatian
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
2. Ibu Dra. Arni Amir, MS, selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, saran dan masukan dengan penuh perhatian
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Prof. Almahdi, Apt yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak dan Ibu dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk
kesempurnaan tesis ini.
5. Bapak Prof. dr. Fadil Oenzil, PhD, SpGK selaku Ketua Program Studi Ilmu
Biomedik Universitas Andalas Padang yang telah banyak memberikan
motivasi dan memfasilitasi peneliti selama penyusunan tesis ini.
6. Bapak Dr. dr. Masrul, MSc, SpGK selaku Dekan Fakultas Kedokteran beserta
staf pengajar di Program Studi Ilmu Biomedik Universitas Andalas.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Novirman Djamarun, MSc selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Andalas
8. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis yang sangat berguna dalam penyusunan tesis ini.
9. Teristimewa buat kedua orang tua, teman - teman yang telah memberikan
dukungan, semangat dan doa untuk penulis.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun hasil penelitian ini

RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap

Oktavianis, SST, M.Biomed

Tempat/Tanggal Lahir

Pekanbaru/ 23 Oktober 1982

Jenis Kelamin

Perempuan

Umur

29 tahun

Status

Belum Menikah

Agama

Islam

Kewarganegaraan

Indonesia

Alamat

Jl. Pesantren Diniyah Pasir Kab Agam


Phone. 081363406664

Pendidikan Formal

1. SDN no 069 Mandau,Duri-Riau tahun 1995


2. SLTP Cendana Mandau, Duri-Riau tahun 1998
3. SPK DepKes Pekanbaru tahun 2001
4. Akademi Kebidanan Depkes Bukittinggi tahun
2004
5. DIV Bidan pendidik Universitas Padjajaran
Bandung tahun 2006
6. S2 Biomedik Program Pasca Sarjana tamat tahun
2011

Instansi

Program Studi D III Kebidanan STIKes Fort De


Kock Bukittinggi.

Potrebbero piacerti anche