Sei sulla pagina 1di 9
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANS! BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PROVINS! KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang a. bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan ‘gubernurfbupatiwalikota yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, menyatakan bahwa Kebijakan akuntansi pemerintah daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah: c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Kebijakan Akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat; Mengingat 4, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1108); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 1 Menetapkan 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 40. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar ‘Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada Pemerintah Daerah; 42. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 3); MEMUTUSKAN PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANS! BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan 4, Daerah adalah Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 2, Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat. Wakil Gubemur adalah Wakil Gubernur Kalimantan Barat. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. ‘Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Gubemur dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. 10. 1 12 13, 14, 16, 17. 18, 19, 20. 24 22, Sistem adalah suatu susunan secara teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling bergantung pada prosedur-prosedur yang berhubungan dan saling melengkapi serla memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari suatu Kegiatan organisasi yang penting, ‘Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, _pengklasifiasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya, serta penyajian laporan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajkan laporan keuangan pemerintah. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD. Pemyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat PSAP adalah SAP yang diber judul, nomor dan tanggal efektit. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktek-prakiek spesifik yang dipiih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, Konvensi-korvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesiik yang dipilin oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajkan laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi Kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporen keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana Keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis Kas Menuju Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan berbasis kas serta mengakui aset, utang dan ekuitas dana berbasis akrual Pengakuan adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi agian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-LO dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengungkapan adalah laporan keuangan yang menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna 23. 24, 25. 26, 27. 28, 29, 30, 34 32 % 3%. 36, Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat LRA adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, Surplus/defisit LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebin yang selanjutnya disingkat LPSAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan dan penurunan SAL tahun pelaporan yang terdiri dari SAL awal, SiLPA/SIKPA, Koreksi dan SAL akhir. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi kevangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, utang dan ekuitas dana pada tanggal tertentu, Laporan Operasional yang selanjutnya disingkat LO adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan-LO, beban dan surplusidefisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan Arus Kas yang selanjutnya disingkat LAK adalah laporan yang menyalikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat LPE adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplusidefisit-LO, koreksi dan ekuitas akhir. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLK adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daffar terinci atau analisis atas rilai suatu pos yang disajkan dalam LRA, LPSAL, LO, LPE, Neraca dan LAK dalam rangka pengungkapan yang memadai Enlitas Pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri dari satu atau lebih enfitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang daerah dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip yang mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan merupakan rujukan penting bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, dan pemeriksa dalam mencari pemecahan atas suatu masalah yang belum diatur secara jelas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Kevangan Daerah adalah gubemur yang arena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan_keselurunan pengelolaan keuangan daerah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas meleksanakan pengelolaan APBD dan berfindak sebagai bendahara umum daerah. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas sebagian tugas BUD. 37. 38, 39, 40. 4 42, 43, 45. 4. 48 49, 51 52, Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah pperangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang, Unit kerja adalah bagian SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah ppejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan ari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan ‘anagaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk rmelaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. Bendahara Penerima’n adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan ang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan ang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD, Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebin dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar Kembali Belarja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya Kembali oleh pemerintah, Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali danlatau pengeluaran yang akan diterima Kembali, bak pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, ‘Aset adalah suber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimilki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, balk oleh pemerintah daerah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelinara karena alasan sejarah dan budaya. Kewajiban adalah utang yang timbul dari perisiwa masa lalu yang Penyelesaiannya mengakibatkan alan keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah, 53. Konsolidasi adalah proses penggabungan antara_akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balk agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasi ‘54. Laporan Kevangan Konsolidasi adalah laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan SKPD sehingga tersaji sebagal laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 55. Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. 56. Penyesualan adalah transaksi penyesuaian pada akhir periode untuk mengakui pos-pos seperti persediaan, piutang, utang dan yang lain yang berkaitan dengan adanya perbedaan waktu pencatatan dan yang belum dicatat pada transaksi berjalan atau pada periode yang berjalan. 57. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar kodefikasi dan Klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis, sebagai pedoman dalam pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan pemerintah daerah BABII TUJUAN Pasal 2 Peraturan Guberur ini merupakan pedoman bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual, dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah BAB Il RUANG LINGKUP- Pasal 3 Ruang lingkup dari Peraturan Gubernur ini meliputi : a. Kebijakan Akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat; '. Sistem Akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat; dan c. Bagan Akun Standar (BAS) BABIV KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Pasal 4 (1) Kebijakan Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas: a. kebijakan akuntansi pelaporan keuangan; dan », kebijakan akuntansi akun. (2) Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat penjelasan atas unsur-unsur laporan keuangan yang berfungsi sebagai panduan dalam penyajian pelaporan keuangan. (3) Kebijakan akuntansi akun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengatur definisi, pengakuan, pengukuran, penilaian dan/atau pengungkapan transaksi atau peristwa sesuai dengan PSAP atas: a. pemihan metode akuntansi tas kebijakan akuntansi ;dan b. pengaturan yang lebih rinci atas kebijakan akuntansi (4) Kebijakan Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan pemerintah daerah (6) Penjabaran Kebijakan Akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan merupakan agian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini BABV SISTEM AKUNTANS! BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Pasal 5 (1) Sistem Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b memuat phan prosedur dan teknik ekuntansi dalam melakukan identifkasi transaksi pencatatan pada jurnal, posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyaiian laporan keuangan (2) Penyajian laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas: «a. laporan realisasi anggaran; b. laporan perubahan saldo anggaran lebih, ©. neraca; d, laporan operasional . laporan arus kas; f.laporan perubahan ekuitas; dan g. catatan atas laporan keuangan. Pasal 6 (1) Sistem Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) terdir atas: a. sistem akuntansi PPKD; dan b. sistem akuntansi SKPD. (2) Sistem akuntansi PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup tekrik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan aias aset, kewajiban, ekvitas, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, pendapatan-LO, beban, Penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta enyusunan laporan keuangan Konsolidasian pemerintah daerah. (3) Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pendapatan-LO, beban, penyesuaian dan koreks! serta penyusunan laporan keuangan SKPD, (4) Panduan penyusunan SAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini BAB VI BAGAN AKUN STANDAR Pasal 7 (1) BAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam melakukan kodefikasi akun yang menggambarkan struktur laporan keuangan secara lengkap, (2) BAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan dalam pencatatan transaksi pada buku jumal, pengklasifikasian pada buku besar, pengikhtisaran pada neraca saldo, dan penyajian pada laporan keuangan. (3) BAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci sebagai berikut level 1 (satu) menunjukkan kode akun; level 2 (dua) menunjukkan kode Kelompok; level 3 (tiga) menunjukkan kode jenis; level 4 (empat) menunjukkan kode cbyek; dan level (lima) menunjukkan kode rincian obyek. passe (4) Kode akun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdii atas: akun 1 (satu) menunjukkan aset; akun 2 (dua) menunjukkan kewajiban; akun 3 (tiga) menunjukkan ekuitas; akun 4 (empat) menunjukkan pendapatan-LRA; aakun § (lima) menunjukkan belanja; akun 6 (enam) menunjukkan transfer, akun 7 (tujuh) menunjukkan pembiayaan; akun & (delapan) menunjukkan pendapatan-LO; dan akun 9 (sembilan) menunjukkan beban. (6) Rincian BAS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisankan dari Peraturan Gubernur in. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 8 (1) Pencatatan transaksi pelaksanaan anggaran disesuaikan dengan dokumen anggaran, (2) Dalam hal Kodefikasi akun dokumen anggaran belum sesuai dengan BAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5), pemerintah daerah dapat melakukan konversi dalam penyajian LRA (3) Format konversi penyajian LRA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran IV sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (4) Format Laporan Keuangan tercantum pada lampiran V sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (5) Format Pemyataan Tanggung Jawab tercantum pada lampiran VI sebagai agian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Guberr ini. BAB Vill KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 (1) Penerapan Peraturan Gubemur yang mengatur kebijakan akuntansi berbasis, akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat paling lambat mulai tahun anggaran 2016. (2) Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka : a. Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012 Nomor 8); . Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2012 tentang Kode Rekening Neraca Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012 Nomor 40); dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 10 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2015. ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Ditetapkan di Pontianak padatanggal 28 ei 2014 Diundangkan di Pontianak padatanggal 28 ed RETARIS DAERAH KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 NOMOR 15 9

Potrebbero piacerti anche