Sei sulla pagina 1di 6

Tonsilofaringitis

TONSILOFARINGITIS

PENDAHULUAN
Tonsilofaringitis adalah radang akut orofaring dapat berupa
faringitis akut atau tonsilitis akut. Penyakit ini sering ditemukan, dan
dapat menyerang semua umur.

ETIOLOGI
Penyebab radang akut di orofaring adalah kuman golongan

Streptococcus Haemolitikus, Streptococcus Viridan dan Streptococcus


Piogenes, yang merupakan penyebab pada 50 % dari kasus. Sisanya
disebabkan oleh infeksi virus, yaitu Adenovirus, Echo, virus Influensa,
serta Herves. Cara infeksinya ialah oleh percikan ludah (drooplate
infection). Penyakit ini ada kecenderungan residif secara periodik.

ANATOMI
Orofaring disebut juga Mesofaring, dengan batas atasnya adalah
palatum mole, batas bawah adalah tepi atas epiglotis, kedepan adalah

Bagian THT FK UNBRAH RSPM Medan Jan 2003

Tonsilofaringitis

rongga mulut, sedangkan

kebelakang adalah dinding posterior faring,

tonsilopalatina, fosatonsil serta arcus faring anterior dan posterior, uvula,


tonsil, tonsilingual dan foramen caecum.

FISIOLOGI
Fungsi faring terutama untuk pernafasan, menelan, resonansi suara
dan artikulasi.
Fungsi menelan, dibagi menjadi tiga tahap :
1. Gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter.
2. Transport makanan melalui faring.
3. Jalannya bolus melalui esofagus, keduanya secara involunter.

Bagian THT FK UNBRAH RSPM Medan Jan 2003

Tonsilofaringitis

Langkah yang sebenarnya adalah pengunyahan makanan dilakukan


pada serertiga tengah lidah. Elevasi lidah dan palatum mole mendorong
bolus keorofaring. Otot suprahioid berkontraksi, elevasi tulang hioid dan
laring dengan demikian membuka hipofaring dan sinus firiformis. Secara
bersamaan otot larigis instrinsik berkontraksi dalam gerakan seperti
spinkter untuk mencegah aspirasi. Gerakan yang kuat dari lidah bagian
belakang akan mendorong makanan kebawah melalui orofaring, gerakan
dibantu oleh kontraksi otot konstriktor faringis inferior media dan
superior. Bolus dibawa melalui introitus esofagus ketika otot konstriktor
faringis inferior berkontraksi dan otot trikofaringeus berelaksasi.
Peristaltik dibantu oleh gaya berat, menggerakkan makanan melalui
esofagus dan masuk ke lambung.
Fungsi resonansi suara. Pada saat berbicara dan menelan terjadi
gerakan terpadu dari otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain
berupa pendekatan palatum mole ke arah dinding belakang faring. Gerakan
penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan muskulus salpingofaring
dan muskulus palatofaring, kemudian muskulus levaktor veli palatini
menarik palatum mole keatas belakang hampir mengenai dinding posterior

Bagian THT FK UNBRAH RSPM Medan Jan 2003

Tonsilofaringitis

faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) passavant pada
dinding belakang faring yang terjadi akibat dua macam mekanisme, yaitu
pangangkatan faring sebagai hasil gerakan muskulus palatofaring (bersama
muskulus

salpingofaring)

dan

oleh

kontraksi

aktif

muskulus

kontritorfaring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada


waktu yang bersamaan.
Ada yang berpendapat bahwa tonjolan passavant ini menetap pada
periode vonasi, tetapi adapula pendapat yang mengatakan tonjolan ini
timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.

PATOLOGI
Mula-mula terjadi infiltrasi pada lapisan epitel. Bila epitel terkikis,
maka

jaringan

limpoid

supervisial

mengadakan

reksi,

terdapat

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Proses


ini secara klinis tampak pada kriptus tonsil yang berisi bercak kuning, yang
disebut Detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan
epitel yang terlepas. Suatu tonsilitis akut dengan detritus, yang jelas
disebut tonsilitisfolikularis. Bila bercak-bercak detritus itu berdekatan

Bagian THT FK UNBRAH RSPM Medan Jan 2003

Tonsilofaringitis

menjadi satu, maka terjadi tonsilitis lakunaris. Bercak detritus yang


melabar itu dapat lebih lebar lagi, ehingga terbentuk membran semu atau
pseudomembrane. Diagnosa bandingnya adalah angina plaut vinsent,
tonsilitis difteri, scarlet fever dan angina agranulositosis.

GEJALA dan TANDA


Gejala yang sering ditemukan ialah :
Suhu tubuh naik sampai mencapai 40 derajat celcius,
Rasa lesu
Rasa nyeri disendi
Odimofagi
Tidak nafsu makan atau anoreksia
Rasa nyeri ditelinga atau othalgia
Karena nyeri alih (referate pain) melalui nervus IX

(nervus

Glosofaringeus) pada pemeriksaan faring tampak hiperemis, tonsil


membengkak, hiperemis, terdapat detritus berbentuk folikel lakuna atau
berupa membran, kelnjar sub mandibula membengkak dan nyeri tekan,
terutama pada anak-anak.

Bagian THT FK UNBRAH RSPM Medan Jan 2003

Tonsilofaringitis

TERAPI
Terapi pada faringitis akut atau tonsilofaringitis ialah antibiotika
atau sulvonamid, anti piretik dan obat kumur atau obat isap yang
mengandung desinfektan.

KOMPLIKASI
Pada anak sering menimbulkan komplikasi otitis media akut.
Komplikasi tonsilitis akut dapat berupa abses peritonsil, abses parafaring,
bronkitis, otitis media akut.

Bagian THT FK UNBRAH RSPM Medan Jan 2003

Potrebbero piacerti anche