Sei sulla pagina 1di 71
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM Menimbang Mengingat :a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, 43 ayat (3) huruf h Undang-Undang Nomor 32 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu | diberikan penghargaan kepada penanggung jawab usaha dan/atauy kegiatan atas pencapaian kinerja dan ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan di bidang p engendalian, pencemaran dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun; b. bahwa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002 tentang Program) Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalant engelolaan Lingkungan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2010 tentang Program) Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam engelolaan Lingkungan sudah tidak sesuai dengan perkcmbangan keadaan, sehingga perlu dilakukan perubahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman: pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkaj dimaksud Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Lingkungan Hidup; engelolaan : 1, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susnan Organisasi, Tugas, dan Fungsi) Eselon 1 Kementerian Negara. 3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan [fata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup; e MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGA\ TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT HIDUP KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1, Program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam p ngelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya disebut Proper adalah’ program penilaian terhadap upaya penanggung jawab usaha dan/ata\ kegiatan §alam mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. 2. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemeri bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 2 ntahan di (1) Proper merupakan kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif, dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau (2)Pemberian insentif sebagaiamana dimaksud pada ayat ( penghargaan Proper. ()Pemberian Proper sebagaimana dimaksud pada ayat (2) egiatan. ) berupa, dilakukan perdasarkan penilaian kinerja penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam: a. pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hid b. penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkun; dan c. pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidu Pasal 3 (1) Penilaian kinerja penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan s¢ dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) berdasarkan pada kriteri Proper. (2) Kriteria Penilaian Proper sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ps an hidup; bagaimana penilaian rdiri atas: a. kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru, merah, dan hitam sebagaimana tercantum dalam lampiran J; b. kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratk compliance) untuk pemeringkatan hijau dan emas s tercantum dalam lampiran Il in (beyond bagaimana (3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan agian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini Pasal 4 Peringkat kinerja usaha dan/atau kegiatan scbagaimana dimal Pasal 3 ayat (2) terdiri atas: sud dalam a. emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara-konsisten menunjukkan —_keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atat jase, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab | terhadap masyarakat; b. hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiptan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemantaatan sumberdaya secara elisi¢n melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakulan upays tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik; c. biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingicungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan, 4. merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-hindangan; dan c. hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalajan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan ajau dale melaksanakan sanksi administrasi. Pasal 5 (1) Dalam rangka penilaian Proper, Menteri membentuk: a. dewan pertimbangan Proper; dan b. tim teknis Proper. (2) Dewan pertimbangan Proper sebagaimana dimaksud dalam Pase! 5 huruf a harus memenuhi persyaratan: a. memiliki kredibilitas, berwawasan luas, dan independen; b. tidak mempunyai hubungan financial dengan usaha dan/atau kegiatan yang dinilai peringkat kinerjanya, termasuk sebagai pemilik gaham atau kreditor; c. tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan pemilik usaha dan/atau kegiatan yang dinilai peringkat kinerjanya; d. bukan merupakan konsultan, penyusun dokumen Amdal, rekan bisnis signifikan dari usaha dan/atau kegiatan yang dinilai peringkat kinerjanya; dan e. tidak ada bagian dari kegiatan yang dibiayai oleh perusahaan peserta Proper. (9) Tim Teknis Proper sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri atas unsur: a. Unit kerja eselon I Kementerian Lingkungan Hidup yang membidangi pengendalian pencemaran; dan b. Unit kerja eselon I Kementerian Lingkungan Hidup yang membidangi pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah baban berbahaya dan beracun. (4) Susunan keanggotaan serta tugas dan fungsi Dewan pertimbahgan Proper Gan tim teknis Proper sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditgtapkan oleh Menteri. Pasal 6 (1) Penilaian Proper dilaksanakan sesuai tahapan: a. penetapan daftar usaha dan/atau kegiatan oleh tim teknis Proper; b.pelaksanaan inspeksi lapangan; c, penyusunan rapor sementara; d. pelaksanaan evaluasi peringkat sementara; e. pemberitahuan hasil peringkat sementara; f. pembahasan sanggahan; g. penetapan peringkat sementara; h.penetapan kandidat hijau; i, pelaksanaan evaluasi peringkat hijau; dan j, penyampaian usulan penetapan peringkat akhir 2) Pelaksanaan penilaian Proper sebagaimana dimaksud pad ayat (1) dilakeanakan ‘sesuai Pedoman dan tata cara penilaian kinerja usaha danatau kegiatan sebagaimana tercantum dalam lampira’ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Mente Pasal 7 Ti yang tiini, Berdasarkan usulan penetapan peringkat akhir sebagaimana dimalssud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf j, Menteri menetapken dan mengumumkar| peringkat Proper. Pasal 8 (1) Menteri. dapat mendelegasikan pelaksanaan penilaian Pro gubernur. (2) Gubernur yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada aya menggunakan kriteria dan tata cara penilaian Proper s tercantum dalam Jampiran 1. Pasal 9 Bagi usaha dan/atau kegiatan yang sedang: a. melaksanakan audit lingkungan hidup yang diwajibkan; dan/a b. dalam proses penegakan hukum tidak dilakukan penilaian Proper. Pasal 10 ler kepada (1) harus bagaimana ua (1) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang meraih peringkat emas dan hijau diberikan trophy dan sertifikat penghargaan. (0) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang meraih peyingkat bira diberikan sertifikat penghargaan. Pasal 11 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan penilaian Proper dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pasal 12 pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri) Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2010 tentang Program Penilaiin Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengclolaan Lingkungan Hidup dary Keputusty Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 519 Tahun 2009 tentang Pedoman 4 dan Kriteria Penentuan Peringkat Hijau dan Emas pada Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dichbut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal tetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Oktober 2011 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, td GUSTI MUHAMMAD HATTA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humes, Inar éhfana Ishak Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor ; 05 Tabun 2011 “Tanggal 11 Oktober 201 KRITERIA PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER) 'BIRU, MERAH, DAN HITAM A, PELAKSANAAN AMDAL ATAU UKL/UPL. I PERINGKAT No, | ASPEK BRU [MERAH ITA 1 | Pelakeanaan | 1 Memiliki 1 Tidak dake ‘Amdal/UKL- fmdal/UKL-UPL | Melaksanakan emilikt UPL 2, Melalkeanakan kketentuan dalam: | Améal/ UKL- Heentuan dalam: | a. SK Kelayaican | UPL a SK Kelayalan Lingkungan Lingkugan b. ANDAL,RKL- b. ANDAL, — RKL- RPL RPL c. UKL-UPL . UKL UPL. 2. Tidak Melaporkan 3. Melaporkan pelaksanaan RKL- polakeanaan RKL-| — RPL/ UKL-UPL RPL/ UL -UPL. B. KRITBRIA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PERINGKAT Ne. ASPEK SiR MERAH TITAM 7 hatian Terhadap | Memaniau selurah | Memantatr Tetlapat HK Titik Penaatan | ttik penaatan seluruh titi | perjaatan dan/atau air penaatan dayfatas alr buangan yang harus bugngan yang dikelola sesuai fidaie dipantau —_|feengan peraturan. | | 3, | Ketaatan Terhadap | 1. Memantau Terdapat Seqnua parameter Parameter selurub parameter yang | tidhk di pantau parameter yang | tidak diulkur sequai dengan: Gipersyaratken | sesual a. [PLC seMardengan: | persyaratan baku | B. jain “PLC. (len | mutu yang "emanfaatan Pembuangan | dipersyaratkan fiend Limbab Cair)_ | sesuai dengan: aplication) b. tain ‘a. PLC. ¢ Balea Mute Pemanfaatan |b. lin ‘Nasional atau Ae" Timbal | Pemanfaatan | |Provinsi ‘untuk (land aplikasi pada | aplication) tanah ©. Baku Mutu Baku Mutu| Nasional atau Nasional atau | Provinsi Provinsi 2, Ketaatan diukar {| | berdasarkan - _ 6 PPRINGKAT No ASR BRU MEERAIE (TAM peraturan/persy aratan yang lebih, ketat 3. Khusus Rumah Sakit untuk. periode 2010- 2011 jumiah parameter yang, dipersyaratkan sebanyak 5 parameter: pH, BOD, COD, TSS, B-Colt _ 3} Ketantan Terhadap | Melaporkan data | Melaporkan data | A. Mélaporkcan. Pelaporan secara lengkap dan | sesuai dengan dgta sesuai periodik setiap 3 | yang ddngan yang {tiga) bulan sesuai | dipersyaratkan dipersyaratka dengan yang, antara 80%< n < nk 80% sipersyaratkan 100% sebagai sbagai sebagai berikut: | berilcut: ‘kent: 1, Pemantauan 1. Pemantauan | 1) Pemantaua kualitas air kualitas air n kualites . Jimbah bulanan limbah yang air limbah, 2. Data dilakukan yang pemantauan setiap bulan ‘dilakuken harian 2. Produksi setiap parameter COD bulanan (rl) bulan dan pH untuk atau bahan | 2, Produksi Industri aku; bulanan petrokimia 3, Catatan debit (eit 3. Data harian air | Catatan pemantauan limbah yang debit harian aibuang, arian air parameter pH | 4, Data Timbah dan TSS atau pemantauan yang debit untuk harian aibuang Industri parameter Data pertambangan COD dan pH pemantaua 4, Produksi untuk jenis np barian bbalanan (til industri parameter atau bahan tertentu COD dan aku (khusus pH untuk 5, Catatan debit industri jenis arian air petrokimia) industri jimbah yang 5. Data tertentu cibuang pemantauan (khusus harian industri Khusus Rumah parameter petrokimia) Sakit dan Hotel pH dan . Data ‘untuk periode 2010- debit/TSS pemantaua 2011 pemantauan ‘untuk jenis nharian kualitas air limbah industri parameter diperbolehkan pertambanga, pH dan dilakukan per 3 D debit/TSS bulan. untuk jenis industri 1 a __pertamban_| 7 PERINGKAT Ko agree BIRU MIRAI ra | ign B. Melaporkan data palsy. Go| Ketaaian Terbadap | 1. Tidak boich 1, dumnh data) 1 Jtimiah data | Balen Mutu melebihi Debit yang, yang Thakesimam (ang | memenub memenuhh mempersyaratka | Debit it n debit maksimum njaksimum ‘maksimum) dalam sat, dhlam satu ‘Memenuhi 100 periode riode Mekonventras: | penilaian Eran dalam satu setiap titik inp titike pperiode penilaian | penaatan Henaatan tiap titik untuk setiap intuk setiap penaatan tiap parameter 50% jarameter parameter; =n <100%5 50%; Memenuhi 100 |2. Jumlahdata | 2. Jumlah data % Beban yang yang Pencemaran memenuhi emenuhi dalam satu baku mutu leu muta pperiode penilaian | Konsentrasi consentrasi tiap titik dalam satu alam satu penaatan tiap periode riode parameter. penilaian ;ilaian tiap Untuk data hasil | setiap titik tik pemantauan penaatan cnaatan tiap KLH memenubi untuk setiap pparameter 100% debit, parameter 50% | |<50% konsentrasi dan En<100%, | 3. | Jumlah data beban. 3. Jumiah data lvang yang memenuhi memenuhi aku mutu aku muta beban beban pencemaran pencemaran dalam satu dalam satu periode periode penilaian tiap penilaian titik setiap titik penaatan tiap penaatan parameter untuk setiap <50% parameter 50% | 4.) Terdapat =n <100% parameter 4, Tidak ada yang melebihi parameter bale mute yang melebihi iebih dari aku muta 500% baik lebih dari data 500% swapantau 5, Untuk data maupun data basil KL, pemantauan KLH tidak memenubi baku muta, _ _ tetapi tidak __ PIRINGKAT Now ASPEK MINRATL HieTAM. melebihi 500%. S| Retaatan Terhadap | 1. Mempunyai iin (dak Iain pembuangat empunyai jimbah car i (PLC) ke bain mbuangan air f laut | limba Land (pic) ike Application; tadan air / Tin dalam put / LA; proses akhir (persyaratan izin—— sudah Jengkap) _ | Ketaatan Terhadap Menggunakan | A. ‘Tidale idak Ketentuan Teknis jasa memenuhi mmemenuhi laboratorium salah satu saruh eksternal/inter persyaratan cetentuan fnal yang sudah; | teknis dibawah Jenis yang terakreditasi ink ipersyaratka atau yang 1. Mengguna dalam ditunjuk oleh kan jasa ksi Gubernur; laberatoriu iministrasi; Memisahkan m IMelakukan saluran air cksternal/i | [pengenceran; imbah dengan nternal Melakukan limpasan air yang by pass. hujan; sudah; Membuat terakredita saluran ait siatau limbah yang yang kedap air ; ditunjuke Memasang lat olen pengukur debit Gubernur; (flowmeter); 2. Memisabkee Tidak nsaluran melakukan air limbah pengenceran; dengan Tidak limpasan melakukan by air hujans pass airlimbah; | 3. Membuat . Mementhi saluran air seluruh limbah ketentuan yang yang kedap dipersyaratkan air dalam sanksi 4, Memasang administrasi alat pengukur debit (flovmetes) 5. Tidak melaleukan pengencera B, Memenuhi scluruh nian PERINGKAT. Bs Sa MERAI Tra | yang . dipersyaratkan dalam sanksi administrasi; C. KRITERIA PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA [ T . “BERINGKAT : No: ASEER, BRU ~ MERAH jFTAM T. | Ketaatan Memantau semua | Memantau Tidak shelakukan ‘Terhadap sumber emisi, semua sumber | pemanjauan Sumber Emisi | keeuali cmisi, kecuali: | selurulk sumber 1. Internal 1. Internal emisi Combustion Combustion Engine (Genset, Engine ‘Transfer Pump (Genset, $ Engine) ‘Transfer Keapasitas < 100 Pump Engine) HP (76,5 KVAI; : kapasitas < beroperasi < 100 HP (76,5 1000 jam/tabun; | KVA); 2. Internal beroperasi < Combustion 1000 Engine (Genset, jam/tahuny ‘Transfer Pump | 2. Internal Engine) yang Combustion digunakan Engine untuk (Genset, kepentingan ‘Transfer daruret, kegiatan | Pump Engine) perbaikan, yang kegiatan digunakan pemeliharaan < untuk 200 jam/tahun; Kepentingan 3. Internal darurat, Combustion kegiatan Engine (Genset, perbaikan, ‘Transfer Pump kegiatan Engine) yang pemeliaraan digunakan = 200 untuk penggerak | jam/tahun; derek dan 3. Internal peralatan las Combustion 4, Exhaust Engine Laboratorium (Genset, Fire Assay ‘Transfer 5. Khusus Rumah Pump Engine) Sakit dan Hotel yang tidak diwajibkean | digunakan ‘memantau entuke sumber emisi ¥E peaggerak beroperasi < derek dan 1000 jam/tabun | peralatan las 4. Exhaust _Laboratorium 10 PERINGKAT No. ABFER BRU MERAH ‘ITAN. Fire Assay 7 | Ketaatan 1 Memantau Terdapat Tidaie pernah Terhadap seluruhs parameter yang | memanthu Parameter parameter yang | tidale — diuleur | parameter yang, Gipersyaratkan : | sesuai ipersyaratkan a. Untuk sektor yang mempunyat Baku Mutu Spesifik mengacu kepada Baku Mutu Emisi Spesifik b. Untuk sektor yang belum ‘mempunyai Baku Mutu Spesifik mengacu kepada bale mutu Lampiran VB Kepmen 13/1995, kecuali Genset mengacu kepada PerMenLHt 21 Tahun 2008 Lampiran IVA Bagi emisi yang bersumber dari proses pembakaran dengan kapasitas < 25 MW atau satuan Jain yang setara yang menggunakan bahan dakar gas, tidak wajib mengukur parameter sulfur dioksida —jilka kandungan sulfur dalam bahan — bakar keurang dari atau sama dengan 0,5% berat dan tidak_mengukur persyaratan baku mutu Lampiran VB Kepmen 13/1995 atau Baku Mutu Spesifile sesuai dengan baku mutu ul PERINGKAT, 2. Proses pembakar an dengan kapasitas desain 570 KW < ne3 MW pemantau an dilakukan paling, sedikit__1 | Now ASPEIC BIRU [_ MERAH TAN parameter total partikulat 3. | Ketaatan ~ Melaporkan T. Pelaporan 7. Tiday ada data | Terhadap Socata periodik | tidak Tengkap | pemantavan Pelaporan Kepada Menteri, | sesuat manual atau Gubernur dan | dengan CEM Bupati/Wolikota: | peraturan | 2, Melaporkan data a, Pemantauan baik data ntauan CEMS, setiap} pemantauan | palst 3 bulan| — manual ersedia. data| — maupun CEM minimal 75% | 2. Cerobong fart scluruh | emisi_ yang data bukan pemantauan sumber rata-rata utama( tidak arian, (data| — masuk dalam dianggap valid | BMEU epabila dalam | spesifik) sehari dengan minimal kapasitas tersedia 18) sama, bahan jam baker sama, pengukuran) jumLab b, Pemantauan, corobong > S Manual, dilakukan setiap 6 bulan | —_pengujian < minimal 1| 80% dari data, kecuali jumlah 1. Proses cerobong dan pembakar | pengufian bn dengan | dilalewkan kapasitas minimal desain <| (satu) kali 570 KW| dalam 1 pemantau | (satu) tahun; an dilakukan ASPEK . Cerobong _emisi BIRU featu) kali dalam t (satu) tahu 3. Proses. pembs an deny Kapasit desain ~ mw pemantau dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, 4, Pelaporan unit Ketel uap yang | beroperast < © bulan pengujian minimal 1 ali dalam 1 tahun, yang bukan sumber utama( tidak masuk dalam — BMEU spesifik) dengan kapasitas sama, behan —bakar’ sama, dan jumLah cerobong > 5. dilakukan pengujian sebanyak 50% dari jumlah cerobong dan. pengujian dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; Khusus Rumah Sakit_ dan Hotel pada period= 2010-2011 boleh melakukan perantauan sumber emisi 1 kali/setahun PERINGKAT. MIERAN PPRINGK AT No. ABFEK BIRU AN | afraw @ | Ketaatan 1. Memenuhi niauan |i. Dalam sata Tethadap Baku| BMEU 100% | — manual perioile Mutu untuk Tidak penilpian semua. pemantauan memenuhi data manual; baku mutu pemantavan 2. Bagi 2, Pemantauan manjal dan pemantauan CEMS, data|CEMS tidak yang wajib | a data basil | memjenuhi bal CEMS, Data pemantan | — mut} hasil an 2, Melebihi Baku pemantauan melebihi Muth > 500% dapat dilampaui 5% dari sampai batas 5% data rata- dari data rata: rata rata harian yang harian dilaporkan selama 3 dalam — kurun bulan waktu 3 bulan waktu waktu operasi; operasi b. jumlsh data rata- rata harian deurang deri 75% (aata diangeap valid apabila dalam sehari minimal tersedia 18 jam pengukura _ nm) ~ Ketaatan TD Memasang dan | 1. Tidak menaati [1 Merpbuang mist ‘Terhadap mengoperasikan semua gas| buang tidal Ketentuan Teknis | CEM bagi | _persyaratan ‘meljlui cerobongs industri teknis 2. Tidak a, Unit cerobong melaksanakan Regenerator | 2. Tidak saniksi Katalis (unit memenuhi adrpinistrasi Perengkahan | sanksi 3. Tidjk-memasang katalitik alir) administrasi | CEMS b, Unit sampai batas Pentawaran waktu yang sulfur ditentukan ©. Proses, pembakaran dengan kapasitas > 25 MW dan apabila kandungan sulfur > dari L JL a Bunt dD. PERINGKAT. Ne ASPEK MIRAI Kapasitas 4, Peleburan Baja e. Pulp & Kertas £ Pupuk g. Semen 2. Peralatan CEM beroperasi normals 3. Menaati semua persyaratan teknis cerobong 4, Sema sumber emisi non fugitive emisi harus dibuang melalui ‘Cerobong, 5. Menggunakan jasa laboratorium eksternal yang aitunjuk “oleh Gubernur, 6. Memenuhi sanksi administrasi sampai batas wakiu yang ditentukan | KRITERIA PENGELOLAAN LIMBAH BS PERINGKAT ASPEK BIRU, MERAH PendataanJenis |Semua terpenuhi [1 Tidak selurun | 1 dan Volume limbah Limbah yang, teridentifikasi identifikasi dihasitkan 2, Tidak rutin B3 ~ Identifikasi jenis melakukan 2. Tidak Limbah BS Pencatatan ielakuken - Peneatatan jenis LB yang pencatatan Jenis Limbah dihasilkan jenis LB3 yang BS yang 3. Tidak seluruh jdihasitkan dihasilkan LB3 dilakukan | 3. [Tidak ~ Melakukan Pengelolaan melakukan Pengelolaan Janjutan pengelolaan Lanjutan lanjutan {pengelolaan terhadap setelah seluruh Timbah penyimpanan) B3 yang dihasilkan 4, | Tidak memiliki manifest yang sesuai dengan limbah BS | [yang dietoia | 15 PERINGRAT Np. | ARPEK | meRAn iy Effluent | 1 Seluruh parameter | 1. Tidak semua (Pengolahan air | | memenuhi BMAL, | parumeter limbah BS, | _ dan memenuhi Pengolahan air |2. Mengukur seluru | BMAL, atau lind, sumur | parameter, dan | 2. Tidak pantaut) 3, Brekuensi inant 1. Pemenuban | —pengukuran tethadal sesuai dengan BMAL ketentuan semjua data 2. Jumlah izin/peraturan penjantauan parameter yang berlaku 3 tidak yang diukur pengukuran ‘mejenuhi dan dianalisa tidak sesuai | balqu mutu dengan izin 3. Melebihi baku mu untuk parameter yang, sarha selama 3 kal} berturut- turpt ©. Standar Mutu |T. Seluruh Tidak memenuhi ‘melakakan| produk atau | — persyaratan salah satu pengiikuran material limbah | standar muty persyaratan standar muta B3 yang akan | memenuhi standar muta sesudi dengan dimanfaatkan ketentuan izin, ketentuan Frelaiensi dan izin/peraturan pengukuran | 2. Frekuensi yang pberlaku, 1, Parameter pengukuran yang diukur | sesuai dengan (contoh kuat | ketentuan tekan, izin/peraturan eualitas: vyang berlaku pelumas bekas yang akan dibalcar, ell) _ _ | a 4 Open dumping | 1. Memilikirencana |1. Memulikt Tidak melakukan dan Pengelolaan | —_pengelolaan rencana clean up tumpaban | dan | —_ penanganan pengelolaan tanah tanah penanganan terkontaminasi terkontaminasi tanah limbah B3 dan tumpahan | __ terkontaminasi 1. Rencana (epi dan tompahan Pengelolaan | 2. Pengelolaan tanah | (spill 2. Pengelolaan terkontaminasi _[2. Pengelolaan ceceran akibat operas | tanah 3. Jumlah dilakukan sesuai | — terkontaminasi ceceran dengan rencana | —_hasil clean pengelolaan, tidak sesuai 3, Clean up} — dengan tompahan (spill) | rencana disclesaikan pengelolaan. dalam waktu satu |3. Clean up bulan. tumpaban 4, Jumlah/volume (spill) tumpahan (spill) | __diselesaikan is dengan | _lebitudari satu |__{| 17 PERINGKAT No. | ASPEK BIRU MEERA PAM. | Perizinan To Memilia iain BLES |. ‘vin telah [Tidak | -memilik Tzin pengelotaan | yang iimbis masa | salah | satu izin Limbah B3 Gipersyaratkan bierlala dan | pengelolaan Masa berlaku | dan izin tersebut | tial limba BS. iin (kadaluarsa) | masih berlaku mengajukan 2.Telah mengajukan | perpanjangan icin PLB3 dan | iain secara teknis telah | 2. Telah memenuhi mengajukan ketentuan iain, namun (berdasarkan basil | belim verifikasi tim | —_-menyelesaikan Proper) persyaratan {eknis dan ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan | kegiatannya. 3. | Pelaksanaan Memenubi > 90% | Memenuhi 90% > | Memenuhi < 50% Ketentuan Izin; | dariketentuan izin. |x > 50% dari |dari | ketentuan Pementhan (10% hanya | ketentuan iain | izin PLBS terhadap diperuntukkan bagi | PLES ketentuan teknis dalam izin selain Baku kesalaban-kesalahan minor _misalnya simbol/label, lampu Mutu(kecuali penerangan, APAR Baku Mutu | (alat pemadam Lingkungen Kebakaran) dala seperti Emisi, | penyimpanan Effluent dan | Limbah B3.) standard muta) a _ a. Emisi TSehurah parameter | 1. Tidak semua |1. Tidak“ pernah (Insinerator dan | memenuhi BME, | parameter mdlakukan_ atau bahan| dan memenuhi pehgukuran bakar 2. Mengukur seluruh | BME, atau emisi pembantu) parameter, dan | 2. Tidak 2.Dalam satu i. Pemenuhan | 3. Frekuensi mengukur petiode terhadap pengukuran seluruh pehilaian BME. Sesuai dengan | parameter yang) semua data 2. Jumlah ketentuan dipersyaratkan, | pejnantauan parameter izin/peraturan ata tidak memenuhi yang diukur | yang berlaku 3. Frekuensi baku mutu dan pengukuran | 3. Melebihi_baku dianalisa tidak —sesuai | mtu untuk dengan izin perameter yang sama selama 3 kali berturat- turut 16 ASPEK PERINGKAT ‘yang diizinkan. (iin yang dimiliki oleh dimaksud juga penghasil tidak terkait dengan sesuai dengan pemindahan/peng | — ketentuan angkutan timbah | __Kepdal oa (manifest) yang, No, | MERAI VAM. baik. 7 bulan, - I 4, Junalah/voium, etannhy ferkontaninasi tidnke tereatat denyga ai. 3|dumiah ~timbab [I Jumlahyvonime | 1. Jumiah/volum | 1, Jujplab/vora B3 yang dikelola | limbah B3 yang| © limbah B3| — me|timbah B3 sesuai dengan | dikelola 100 %| yang dikelola | yang dikelola peraturan (%) dengan 300% > x > < §0%, atau pengelolaan 50%, atau 2. selhirub Tanjutan sesuai |2. Tidak scluruh | limah BS dengan ketentuan | jenis limba | tid Seluruh— jenis | BS dilakukan | dilakukan limbah BS |_pengelolaan pohgelolaan dilakukan _ pengelolaan : 6, | Pengcioinan Pihale ke-3 To Pihak ke3 | Pibdk —_ke-d limbah B3 oleh | (pengumpull yang | {pengumpul) Pengumpul pihak ke-3 dan | ditunjuk : yangditunjuk: | Limbah —B3 pengangkutan a, mempunyai ‘lain habis | tidal memiliki Timbah B3 ein yang, masa iain masib berlaku berlaku | 2. Jas b.Jenis limbah |b. Tidak Pengangkutan yang dikumpul memiliki Jimbah BS tidak sesai dengan | —_-kontrak merit izin iin yang, kerjasama | dar berlaku yang sah | Kenjenterian c. memiliki dengan Perbubungan kontrak pihale kerjasama pemanfaat yang sah atau antara pengolah pengumpul . sedang dengan pihak dalam pemanfaat masalah atau pengolah pencemaran tidak dalam lingkungan masalah 2. Tidak memiliki pencemaran izin untuk lingkungan Pengangicutan Pihak ke-3 Jasa ) internal limbah Pengangkutan B35 untuk limbah B3. pemindahan memiliki izin dari | limbah B3 yang Kementerian ‘melintasi Perhubungan dan | sarana publik sesuai dengan | 3. Dokumen jenis limbah B3 | limbah BS 18, No. | ASPEK PERINGKAT BIRU MERA nya BB internal 02/1995) perusahaan yang melintasi wilayah/sarana publik) 3, Dokumen fimbal B3 (manifest) yang dimiliki oleh penghasil sesuai dengan ketentuan Kepdal 02/1995 7 |Dumping, open | 1. Memiliki ——izin | 1. Tela T. Melakukan burning dan dengan cara | mengajukan Dumping pengelolaan tertentu dari | izin, namun| —taripa izin limbah B3 dengan | instansi_ yang |_—_belum 2. Dehgan cara tertentu: berwenang menyelesaikan serjgaia L.lzin dumping | 2. Tidak melakukan | persyaratan melakukan, 2. Jumiah/volume | Kegiatan open | teknis_ = dan | _—_kegjatan open LBS yang di| burning ditemukan bufning dumping, 3. Tela penyimpangan menghentikan dalam Kegiatan open | _pelaksanaan burning dan | — kegiatannya mengolah limbah | 2. Telah tersebut sesuai| — menghentikan dengan rencana| —kegiatan open detil penyelesaian | burning dan dalam kurun | — mengolah waktn tertentu | limbah serta. melakukan | tersebut sesuai dengan | namun__ tidak rencana tersebut sesuai dengan rencana detil penyelesaian dalam kurun walctu tertentu KRITERIA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Kriteria Proper Aspek Pengendalian kerusakan lingkungan didasarkan pada hasil penilaian semua tabapan/lokasi tambang |dengan menggunakan kriteria potensi kerusakan lahan pada kegiatan pertambangan. Nilai Total yang didapat untuk masing-masing lahapan memberikan kesimpulan dan status pengelolaan lingkungar| untuk aspek pengendalian kerusakan lahan. 19 “PERINGKA No. | ASPEK ~ aan i BIRU __MERAU ITAM 1. | Pengendalia [Semua tahapan/lokasi | Tidak semua | Kurang) dari_50% n tambang atau 100% | tahapan/ Tokasi | dari semua Kerusakan | dengan Nilai Total dari | tambang dengan Nilai | tahapan/lolasi Linglungan | Penilaian Aspe Potensi | Total dari Penilaian | tam! Kerusakan _lingkungan | Aspek Potensi | mendapatkan Nilai adalah lebih besar atau | kerusakan lingkungan | Total lebih kecil $5 sama dengan 80. untuk lebih besar atau sama dengan 80. Lebih_dari_50% dari semua tahapan/lokasi tambang mendapatkan Nilai Total lebih kecil 55 Status aktivitas; Pembersihan Lahan/Pengupasan Tanah Pucuk/Penggaliah Tanah Penutup/Penambangan/Penimbunan/Reklamasi Kriteria | Parameter __| Standar Bvaluasi_| Nilai Kel | S= Skala 1: 2.000 [10 Tintak lokasi yang dinilai (masing-masing lokasi atau peta keseluruhan) b. Ada peta minim skala 1: 2000, Peta ini biasanya merupakan peta kerja 1: 5000 i lapangan. Jika diperlukan 1: 2000 bisa dalam bentuk digital cc. Peta menggambarkan: — Interval kontur, Pola |drainase, dapat digunakan untuk melihat kemajuan tambang) KI 1. Peta 4. Tanggal pengesahan peta sebelum Rencana penilaian dilakuqan — Peta untuk lokesi yang dinilat (masing-masing | lokasi atau peta keseluruhan) b. Ada peta dengdn skala diatas J: 2000. c. Peta menggarhbarkan: Interval Kontur, Pola | drainase, _ dapat digunakan untuk melihat kemajuan tambang) 4. Tanggal_pengesian peta sebelum penilaian dilakukan Tidak ada peta perbncanaan — ‘a Ada persetujuan oleh instansi teknis atau ppling tidak Kepala Tekenike Tambang (TT) b. Untuk peta kerja /sequent (1 2000), dapat} disetujui_ oleh manager/kepala lapangan yang = Skala 1 2.000 > ASPEK MANAJEMEN 2. Persetujuan bertanggungjawab dibidang perencanaan, engineering dan/atatt __produkesi 0_|a. Tidak ada pers Kriteria Parameter ‘Standar Evaluasi_| Nilai Ket pated (cknis atau paling tidak Kepala ‘Veknik Tambang (ITT) b. Untuk peta Kerja /sequent (1 2000), tidak ada jpersetujuan oleh manager/kepala |lapangan yang bertanggungjawab) dibidang perencanaan, engineering dan/atau _produksi 3, Kemajuan Imasan Sesuai rencana a. realisasi sama atau lebih keeil dari Iuasan reneana, dilihat_— dari realisasi Triwulan: b. Pada kondisi ftertentu__terjadi perubahan, maka diperlukan persetujuan instansi teknis © Membandingkan laporan realisasi kemajuan tahapan pertambangan (aporan —lapahgan, —_laporan triwulanan) dan plakiraan lapangan dengan rencana |dalam dokumen RKTTL. >luas rencana 0 4. Jadwal ‘sesuai rencana 2 a. Realisasi sesuai jddwal rencana b. Ada kondisi tertentu—terjadi perubahan, maka —_diperlukan persetujuan instahsi teknis c. Jadwal pelakspnaan —_realisasi tahapan pertambangan dibandingkan [dengan —_jadwal rencana _pertambangan dalam dokumen RKTTL tidak sesuai ‘a Realisasi tidak| sesuai jadwal rencana b. Tidak ada perselujuan perubahan rencana dari insténsi teknis Aktifitas ada ) 10 aktifitas/kontinu a. Ada aktifitas dilapangan b. Aktifitas termasuik pemompaan di Pit atau perawatan kolam tidak ada aktifitas |S 3 bulan s/d 1 tahun a Terlihat tidak) ada aktifitas dilapangan b. Lamanya ditinggal 3 bulan s/d 1 tahun, dilihat dari data rencana kerja dan realisasi Triwalanan ¢. lahan ditinggal |> 1 Tahun, tetapi ada persetujueia dari instansi terkait, tidak ada aktifitas | 0 > 1 tahun a Tidak ada aktifitas lebih dari f tahun b. tidak ada pejsetujuan instansi terkait terhadap lahan tersebut ditinggalkan semientaras _ x3 Potensi Longsor Besar 0 @Lebih besar dari sudut kemiringan Jereng jenjang atau overall > 5° dari rekomendasi kajian geoteknik yang, disetujui Pemerintah (tercantum dalam FS atpu dalam kajian tersendiri) ‘|b, Kemiringan atau__tinggi_Lereng, 21 Nila Kel Derdasarkin rekomendasi yeoteknik) namun tidal intuknn persetyjuan Pemerintah ‘Ada longworan atay guguran batuan dures tambang, meskipun kemiringan ——lereng = sesual @ Lebih besar dari §udut kemiringan lereng —_jenjang/overall—sampai dengan 5° dari rekomendasi kajian geoteknikc yang disetujui Pemerintah (tercantum dalam FS atau dalam kajian tersendiri) b. Ada retakan pada lereng maupun pada puncak lereng dengan area Kkurang dari sepertiga bagian lereng c, Ada gejala pergerakan tanah yang terlihat dilapangan dengan ‘luas zona kurang (lari seperempat agian lereng 10 = Sudut kemiringah Teveng jenjang atau overall sama atau lebih kecil dari rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui__—-Pemerintah (tercantum dalam FS atau dalam kajian tersendiri) b. Tidak ada retakan pada lereng maupun pada puncak lereng ©. Tidak ada gejala pergerakan tanah yang terlihat di lapangan Rriteria_ | Parameter | Standar Dvaiuasi_ | Sedang Kecil 4 Upaya “| Ada penanganan batuan yang berpotensi| pencemar 10 a Dilakukan — analisis _geokimia (pengkarakteristitan batuan limbah) untuk |memastikan ada tidaknya batuan) yang berpotensi menimbulkan pehcemaran (potensi asam atau PAF atau yang lainnya). Lampiran dokumen — studi pengkajian batyan potensi dan tidak potensi asa b. Ada perlakuan | terhadap batuan potensi asam (SOP pemberlakuan batuan potensi | asam dan tidal potensi asam) ©. Ada sisten pengumpul Ieachate/seepage/rembesan dari | timbunan (AAT] dan melakuken pengolahan AAT Hi TPAL, Ada perencanaah dan pengelolaan terhadap batuap yang. berpolensl menimbulkan pencemaran (AAT 22 Kriteria [Parameter] Standar tivaitiosi | nibs Ket ‘nia lainnya); dan . Adanya upaya pengelolaan terhadap AAT dan upaya pengolahan AAT. ngukuran pH aif pada genangan- genangan yang ——dijumpai dilapangan, nilai pH > 6 Tidak 0 Ja. Tidak ada pengkarakteristikan Datu lina ten dan ak potensi membentuk asam). Tidak ada studi fe batuan, potensi dan tidak potensi asam b. Tidak ada perlakuan terhadap batuan potensi | asam (SOP pemberlakuan batuan potensi asam dan tidak potensi asam) ¢.Tidak ada sistem pengumpul leachate/seepage/rembesan dari timbunan (AAT) |dan_ melakukan pengolahan AAT di [PAL d.Tidak ada sistem drainase untuk mengalirkan — gepangan-genangan AAT ©. Tidak dilakukan gnalisis geokimia untuk memastikin ada_tidaknya batuan yan berpotensi menimbulkan pericemaran (potensi asam atau PAF atau yang lainnya} f. Pengukuran pH air pada genangan- genangan yang) dijumpai di Iapangan. Nilai pH s 6 g Tidak ada perencanaan dan pengelolaan terhadap batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran (AAT atau yang lainnya); atau h.Tidak ‘ada upaya _ pengelolaan terhadap AAT| dan upaya pengolahan AAT co TUpaya Ada TO” [a Ada sarana pengchdali erosi berapa pengendalia drainase, terasiring, guludan, rip n erosi rap, drop structute, mulsa, jut net, cover croping, | gabion,” kolam Sedimen (settling pond,” sedimen trap), atau yang leinnya; b. Ada sarana pengeadali erosi berupa drainase, terasiring, guludan, rip rap, drop structuje, mulsa, jut net, cover croping, | gabion,” kolas sedimen (settling pond,” sedimes trap), atau yang Iainnya; ©. Kolam ——sedithen | _-berfungs sebagaimana meftinya (kekerubin: air semakin berkurang pada tin) kompartemen) Tidak 0 [a Tidak ada sarang pengendali crow! berupa —drainase, —_terasiring, guludan, rip rap, drop structures, | | _mulsa, jut net, cover _eroping, 23 Kiera [Parameter Standar Bvaluasi | Nilni Kei! rrabion, Koln sidimen (settling pond, ‘sedimen trap), atau yang livin tidak ada sarana | pengendali erosi_ berupa drainage, terasiring, quludan, rip rap,| drop. structure, mulsa, ‘jut net, | cover croping, gnbion, kolam ‘sedimen (settling pond, sedimen trap), atau yang Tainnya; ¢. Kolam’ sedimen |tidak berfungsi scbagaimana mestinya (kekeruhan air semakin berkjrang pada tiap | - — _ _kompartemen) _|_ 2. Kondisi Memadai & acsarana pengendali _erosi_ dalam sarana bentuk drainase mjemenuhi kriteria pengendali teknis untuk dapat menampung cerosi semua air limpasah dan terarah ke dalam IPAL/settling pond (Mintakan Peta sistem pengelolaan air limbah) b. Cover Cropping: |menutupi lebih besar dari 50% Sedimen trap/sedi¢men pond efektif menangkap sedimen dilihat dari desain fis lapangan (minta, data perawatan sedimen trap/sedimen pond; jumlah |sedimen yang dipindahkan} ‘Ada perhitungan volume air larian permukaan berdasarkan daerah tangkapan hujan (gatchment area) Ada peta pengeldlaan air larian permukaan (peta water management); Drainase dibual —_berdasarkan perencanaan dan__perhitungan kapasitas air larian permukaan; g. Kolam sedimen diuat berdasarkan perencanaan dan desain disetujui oleh KTT atau pejabat berwenang di perusahaan; dan h, Kapasitas kolam |sedimen sesuai dengan volume air_—_larian permukaan (ada dasar perhitungan) dan air dalam | kolam terlihat tergenang/tidak | jnengalir _(aliran hanya terlihat dj saluran antar kompartemen) 2 Tidak Memadai Oo | . “B.indikast Ada [a Kekeruhan yang Unggi pada aliran terjadi erosi Qrainase daft kegiatan pertambangan (lereng-lereng Bieta tambadg), dibukdiken dengan pengukurda Parameter TSA fatau turbidity yang sangat ting Ukuran Parameter TSS (TSS + Mg/t) atau turbidity identile dengnn 24 ameter | Standar Kvahanai | Nila et banyaknya sedimeh yang tererosi. b. Ditemukan banyak sedimen yang. ada di sedimet) trap/ Kolam pengendap pertaina. Dilihat dari Gata jumlah—|sedimen —_hasil pengerukan/peravjatan kolam pengendap oleh peyueahaan, Rdanya galur (iekas aliran air dilereng), lebar....em kedalaman.... em 4. Uleuran jumiah banyaknya sedimen (oeenncsent00/ Ba) ¢. Ada erosi pada bireng mempunyai dimensi lebar > 20 cm dan dalam > Sem f, Sarana_pengendlli erosi tidak berfungsi sebageimana mestinya, dibuktikan dengan bertambahnys kekeruban air larian permukean semakin ke arab pir Kriteria. Tidak 7 [aaliran drainase) dari kegiatan pertambangan (lereng-lereng aktifitas tambanj) cukup jernih, dibuktikan dengan pengukuran Parameter TSS ajau turbidity yang rendah. b. Tidak ditemukan jumlah sedimen yang banyak ch sedimen trap/ Kolam pengendap pertama. Dilihat dari data jumlah sedimen hasil pengerukan/perawatan kolam pengendap oleh perusahaan. ¢. Ukuran jumlah banyaknya sedimen ton Jha} 4. Tidak terdapat alur-alur erosi pada Iereng timbunan ¢. Ada erosi pada lereng, namun mempunyai dimensi kecil (lebar < 20 em dan dalam < 5 cm) §, Sarana pengendpli erosi_berfungsi sebagaimana mestinya, dibuktikan dengan berkurengnya kekeruhan air larian permukaan semakin ke arab hilir . ZSistem ~~ |Memuju ke sistem | 10 [a Terdapat sister drainase i drainase pengendali seluruh areal peftambangan kualitas air b.Drainase dapat memenuhi mengalirkan semua air limpasan ke kolam-xolam —(pengendap/settling, pond. ©, Tidak ditemukap aliran liar keluar ke lingkungan tanpa melalui kolany pengendap/settling pond d, Ada peta mangjemen pengelolast tamban, 25, Kriteria [~ Parameter | Standar Bvaluasi | Nilai Ket! seluruh area kegiatan diluar pit ada sarana drajnase {, Drainase terhubung dan mengarah ke kolam sedimen (sedimen pond, sedimen trap, atay settling pond); g. Drainase dibuat) sesuai dengan kapasitas air larian permukaan (dimensi semakin besar ke arah hilir, tidak ada indjkasi luapan air) h.Tidak = mencampur aliran air permukaan dari tambang dengan aliran alami Tangsang menuje | 0 par Ditemukantidaje ada sistem baden perairan drainase pada lolasi pertambangan », Terdapat alan ait run-off keluar ke Iingleingen/baday air tanpa melalui, kolam pengendap/seting pond | ¢. Ada area kegiatar| di lar Pit tanpa sarana drainase 4. Ada drainase yang tidak mengarah ke kolam sedimen (sedimen pond, sedimen trap, atay settling pond), e. Drainage dibual tidak sesuai dengan kapasitas air larian permukean (dimepsi semakin besar ke arah hilir, tidak ada indikasi Tuapan sit) f. Meneampur aliren air permukaan dari tambang dengan alan alami Ko 5, Ada potensi | Ya [a Lokasi kegiatan pertambangan yang kebencanaa berbatasan dengan masyarakat n? tidak dilengkapi| dengan fasilitas tanggap darurat b. Apabila jarak batas terluar dengan masyarakat lebil) dekat dari jarake yang direkomengasikan di dalam kajian FS dan Dokumen AMDAL Tidak TS | a Lokasi kegiatan pertambangan yang berbatasan dengan _masyarakat dilengkapi dengan fasilitas tanggap darurat b. Apabila jarak batas terluar dengan masyarakat memenuhi ketentua jarak yang dirpkomendasikan di dalam kajian dan Dokumen AMDAL, EAL TOTAL KETERANGAN : = Nilai Total yang didapat untuk masing-masing tahapan meinberikan kesimpulan dan status pengelolaan lingkungan untuk aspek pengendalian kerusakan lahan pertambangan. 26 * Kriteria dibedakan menjadi : - Tidak PotensiRusak (X> 80) - Potensi Rusak Ringan (55 < X < 80} - Potensi Rusak Berat (X < 55) MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, td GUSTI MUHAMMAD HATTA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Birg Hukum dan Humas, Inar 27 ampiran Ul pulusin Menteri Negara icuungain Hidup Nomor 05 ‘Tahun 2011 Tangeal —: 11 Oktber 2011 KRITERIA PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER) HIJAU DAN EMAS A. KRITERIA PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN 1, Ketentuan Umum Dalam penilaian PROPER ini, suatu unit bisnis dianggap Sistem Manajemen Lingkungan (SML) jika: a. Aspek-aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem diidentifikasi berdasarkan dampak dari kegiatan, produk at yang dihasilkan oleh unit bisnis yang bersangkutan. Jika unit bisnis tersebut merupakan anak perusahaan dari suatu korporasi, maka harus dibuktikan bahwa aspek-aspek lin; yang dikelola memang spesifik untuk unit bersangkutan. emiliki lersebut teu juga induk cungan bisnig yang b. Aspek-aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem manajemen lingkungan mencakup seluruh kegiatan utama dalam unit bisnis yang bersangkutan. Jika cakupan sistem manajemen lingkungan hanya sebagian kecil atau bukan kegiatan utama, maka unit bisnis tersebut tidak diangeap memiliki sistem manajeman lingkungan. 2. Aspek Penilaian ASPEK DESKRIPSI KRITERIA NILA PENILAIAN 1. Kebijakan | a. Kebijakan lingkungan Lingkungan | mempertimbangkan karakteristik, skala dan dampak dari kegiatan. - b. Kebijakan lingkungan mencakup komitmen untuk — perbaikan terus menerus dan pencegahan pencemaran (pollution prevention). c. Kebijakan Lingkungan mencakup komitmen untuk taat ‘erhadap peraturan lingkungan d.Kebijakan lingkungan tercermin dalam penetapan tujuan dan | sasaran lingkungan. 28 DESKRIPSI KRITERIA e. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa kebijakan lingkungan ditandatangani oleh pucuk pimpinan, dikomunikasikan kepada semua | orang yang bekerja pada atau atas nama organisasi dan tersedia bagi masyarakat luas. | a. Aspek Lingkungan 1)Dapat_ menunjukkan bahwa aspek —lingkungan telah dilakukan secara_terstruktur dengan _ mempertimbangkan dampak dari kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan organisasi. 2)Dapat menyebutkan aspek lingkungan — utama —_yang sedang dikelola minimal selama 2 tahun terakhir. 3)Dapat menunjukkan bahwa proses penctapan —_aspek. lingkungan didokumentasikan dandipelihara kemutakhirannya. b. Pemenuhan Peraturan 1) Perusahaan telah menggunakan peraturan terbaru untuk mengukur ketaatannya dalam: a)Pengendalian pencemaran air b) Pengendalian pencemaran udara c) Pengelolaan limbah B3 2) Perusahaan telah memasukkan hasil temuan Proper sebagai salah satu penetapan aspek lingkungan yang perlu dikelola. tujuan, dan. sasaran lingkungan secara kualitatif _ terhadap aspek-aspek ©, Tujuan dan sasaran 1) Perusahaan telah menetapkan 29 ASPEK PENILAIAN ~ DESKRIPSI KRITERIA lingkungan ulama sebagaimana tercantum dalam angka a. 2). 2)Memiliki rencana__ strategis (jangka — panjang) untuk mencapai tujuan dan sasaran. 3)Dapat menunjukkan —bukti bahwa tujuan dan sasaran, salah satunya, ditetapkan berdasarkan masukan dari masyarakat atau — dari pemerintah atau. dari konsumen perusahaan. 4)Tujuan dan sasaran yang ditetapkan _ mencerminkan. penerapan prinsip pencegahan —_ pencemaran/ kerusakan lingkungan (pollution prevention) Program Manajemen Lingkungan ‘Telah menetapkan program yang jelas untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan mencakup: 1) Penunjukkan penanggungjawab untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan (baik secara | fungsional maupun struktural organisasi). 2)Metode dan jadual waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. 3) Dapat_menunjukkan adanya EMS Manual yang mengcover seluruh dampak kegiatan. 3. Implementasi a. Struktur dan tanggung jawab ‘a. Memilikistruktur dengan kewenangan, tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas untuk melaksanakan BMS Menyediakan sumber daya yang, memadai untuk melaksanakan EMS a) Manusia (personil memilili latar belakang pendidikan dan pelatihan yang relevan 30 ASPEK PENILAIAN DESKRIPS! KRITERIA c¢.Komunikasi NILAI dengan pelaksanaan EMS). b) Dapat menunjukkan ketersediaan dana untuk pelaksanaan EMS selama minimal 2 tahun berturut- turut. _ c. Bagian manajemen menangani EMS — melapor langsung ke puncak pimpinan. _ [.Pelatihan, | Kesadaran — dan Kompentensi a. Dapat_ menunjukkan daftar kebutuhan training yang berkaitan dengan lingkungan minimal selama 2 tahun terakhir untuk —_seluruh departemen. b, Dapat_ menunjukkan nama personel, jenis pelatihan dan asal departemen yang telah memperoleh pelatihan lingkungan minimal selama 2 tahun terakhir, c. Dapat menunjukkan prosedur untuk meningkatkan kesadaran lingkungan karyawan dan atau kontraktor. d. Dapat| menunjukkan — bukti bahwa — karyawan atau kontraktor yang melaksanakan —_pengelolaan lingkungan di bawah adalah kompenten, dengan menunjukkan bukti_—_latar belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang relevan. a) Pengendalian pencemaran air b) Pengendalian Pencemaran Udara ©) Pengelolaan Limbah BS ) Sistem Manajemen Lingkungan 31 ASPEK PENILAIAN, DESKRIPSI KRITERIA NILAI a. Dapat menunjukkan — bukti bahwa temuan PROPER telah dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang —_terkait untuk di tindak lanjuti b. Dapat menunjukkan — bukti bahwa temuan PROPER telah dikomunikasikan kepada pimpinan —tertinggi_ di perusahaan tersebut. d. Dokumentasi EMS Dapat| menunjukkan bahwa temuan dan tindak — lanjut PROPER selama minimal 2 tahun berturut-turut terdokumentasi dengan baik dan dapat dilacak dengan mudah. ¢. Kontrol Dokumen Dapat menunjukkan —_bukti bahwa laporan__pengelolaan lingkungan di bawah telah dilaporkan kepada instansi yang relevan dan disetujui oleh manajemen yang —_mempunyai wewenang, minimal selama 2 tahun berturut-turut: a.Laporan Pemantavan Air Limbah b. Laporan Pemantauan Emisi c. Laporan Pengelolaan Limbah B3. d. Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL UPL f. Kontrol Operasional Dapat menunjukkan — bukti bahwaperusahaan telah mempunyai prosedur untuk “memaksa” kontraktor melaksanakan pengelolaan aspek lingkungan sesuai dengan EMS yang dimiliki perusahaan. @ Sistem Tanggap Darurat a.Dapat menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan _mengembangkan | 32 ASPEK PENILAIAN DESKRIPSI KRITERIA sistem langgap darurat untuk mengatasinya. b.Dapat menunjukkan bahwa sistem tanggap darural telah di-review secara reguler dalam kurun waktu) 2 tahun terakhir. cc. Dapat_menunjukkan catatan terjadinya kecelakaan atau kondisi darurat selama dua tahun terakhir. d.Dapat menunjukkan bahwa kejadian kecelakaan atau kondisi darurat selama dua tahun terakhir mengalami penurunan. 4. Checking and Corrective Action ‘@, Pemantauan dan Pengukuran a. Dapat menunjukkan metodologi atau prosedur untuk — memantau atau mengukur pencapaian target dan sasaran yang ditetapkan dalam EMS. b. Dapat. menunjukkan metodologi atau prosedur untuk memantau_ atau mengukur ketaatan terhadap peraturan: a) Pemantauan Air Limbah b) Laporan Pemantauan Emisi c) Laporan Pengelolaan Limbah B3 d) Laporan Pemantauan Lingkungan sesuai_ dengan RKL/RPL atau UKL-UPL c.Pemantauan Air Limbah dilakukan oleh Laboratorium yang terakreditasi atau yang ___ditunjuk Gubernur, ‘b. Ketidaksesuaian, Upaya perbaikan dan pencegahan a.Dapat menunjukkan — bukti bahwa hasil_ pemantauan dievaluasi secara reguler dan jika ditemukan — ketidak sesuaian ditindaklanjuti _dengan upaya perbaikan. 33 PENILAIAN ASPEK DESKRIPSI KRITERIA — NILAI b.Dapat menunjukkan bukti bahwa temuan PROPER telah ditindaklanjuti secara paripurna. c. Catatan a.Dapat menunjukkan bahwa pendokumentasian hasil pemantauan lingkungan telah dilakukan dengan baile Audit EMS a, Dapat_ menunjukkan bukti bahwa Audit —_—Internal dilaksanakan secara_reguler dengan menunjukkan waktu, pelaksana dan ringkasan hasil audit yang telah dilaksanakan minimal 1 tahun terakhir. b. Dapat’ menunjukkan — bukti bahwa Audit eksternal telah dilakukan sesuai_ dengan jadual dan ringkasan temuan hasil audit. 5. Review Oleh Manajemer 5. Dapat menunjukkan — bukti bahwa pimpinan puncak telah melakukan review pelaksanaan EMS untuk —_-memastikan keberlanjutan suitability, adequacy dan effectiveness 6. Rentang Pengaruh. [7 Sertifikasi ‘A. Aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem manajemen lingkungan hanya dalam lingkup perusahaan memiliki aspek penting dalam sistem manajemen lingkungan. B.Aspek lingkurigan yang dikelola dalam sistem —_ manajemen lingkungan hanya dalam lingkup perusahaan memiliki aspek penting dalam sistem manajemen lingkungan telah mencakup pengaturan oleh supplyer (input) dan/atau konsumen (output). \\. Sertifikasi dilakukan oleh: 1. pihak ketiga independen; 34 ASPEK PENILAIAN DIESKRIPSE KRITERIA 2. sertifikasi oleh group perusahaan induk; 3. masih dalam proses sertifikasi; 4,_belum tersertifikasi ‘NILAT 10 B. KRITERIA PENILAIAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA Efisiensi Energi 1, Ketentuan Umum Kegiatan efisiensi energi yang dinilai dalam kriteria penilaian PI ini adalah upaya perusahaan untuk meningkatkan pemakaian energi melalui kegiatan-kegiatan Peningkatan EI Retrofit (penggantian/perbaikan) peralatan yang tamah ling! Efisiensi di Bangunan, Efisiensi dalam Sistem Transportasi. 2. Aspek Penilaian ROPER fisiensi fisiensi, jungan, rencana strategis _ efisiensi energi—(bersifat_—_jangka panjang) dengan menetapkan tujuan dan sasaran efisiensi energi yang relevan dengan kebijakan lingkungan b. Telah menetapkan program yang jelas untuk mencapai iujuan dan sasaran lingkungan mencakup : 1) Pemberian tanggungjawab untuk mencapaitujuan dan sasaran_pada_fungsi ASPEK KRITERIA NILAT |] |___PENILAIAN _ 1. Kebijakan T.Memiliki kebijakan _ tertulis Energi tentang efisiensi energi | 2. Struktur dan |a.Memiliki manager energi yang Tanggung mempunyai —tugas._—— dan jawab tanggung = jawab- untuk melaksanakan management | 0-------2 energi b.Memiliki tim yang bertugas melakukan managemen energi Perencanaan |a. Perusahaan telah memiliki 35 PENILAIAN ASPEK | KRITERIA dan Gngkalan yong sesuai dalam organisasi tersebut. 2) Cara dan jadual waktu untuk = omeneapai (ujuan | dan sasaran 4. Audit Energy P| b. Dapat menunjukkan Laporan Telah melaksanakan audit energi, dengan menunjukkan adanya laporan hasil audit yang dilakukan paling lama 3 tahun terakhir, Audit Energi, yang di dalamnya terdapat’ informasi tentang : 1) Tujuan melakukan audit 2) Deskripsi fasilitas yang diaudit 3) Deskripsi status energi saat ini. 4) Potensi efisiensi__ energi yang dapat dilakukan. 5) Rencana Kerja Energi efisiensi. 5. Pelatihan/ kompetensi Di dalam tim management energi terdapat _ staf kualifikasi: a, auditor energy b.Training di energi ¢.Back ground pendidikan yang berkaitan energi yang memiliki bidang auditor dengan auditor [6. Pelaporan a, Data Bfisiensi Energi 1) Menyampaikan data efisiensi energy minimal 3 tahun teralhir. OI 2)Data —efisiensi_ energy dilengkapi dengan — bukti perhitungan atau pengukuran yang dapat menunjukkan telah dicapai. 3) Data dinormalisasi dengan data _produksi, efisiensi telah, 36 ASPEK PENILAIAN “KRITERIA 7. Benchmarking Dapat menunjukan bukti yang valid dan relevan yang, menunjukan: a.Telah dilakukan benchmarking dengan industri sejenis, tingkat pemanfaatan energi pada level nasional, Asia dan Dunia/global Peringkat Perusahaan dalam Benchmarking: 1) Dunia a) Masuk kedalam 10 Besar. | 20 b) Berada di rata-rata 15 c} Berada di bawah rata-rata. | 7 2) Asia a) Masuk kedalam 5 Besar | 12 b) Berada di rata-rata 8 c) Berada di bawah rata-rata |5 3) Nasional a) Masuk kedalam 5 Besar. |5 b) Berada di rata-rata 3 c) Berada di bawah rata-rata | 1 b. Benchmarking dilakukan secara : 1) Internal 5 __2) Eksternal 10 NILAI 8. Implementasi | Program a. Keberhasilan efisiensi energi 1) Hasil —efisiensi___energi masuk dalam 25 % terbaik dari seluruh kandidat hijau di Sektor masing-masing. | 15 2) Hasil —efisiensi_—_energi berada dalam interval 25 ~ 75 % percentile dari seluruh kandidat hijau di | 10 sector masing-masing. 3) Hasil efisiensi__energi berada di bawah percentile 25 % dari seluruh kandidat hijau di sector masing- masing. b, Memperoleh —_penghargaan dalam bidang efisiensi energi minimal pada _tingkat nasional. c. Menunjukkan bahwa kegiatan efisiensi_energi_berkontribusi_ a w 37 ASPEK PENILAIAN KRITERIA ~~ NILAT secara signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat. | 10 a. Kriteria Pes ‘ngurangan Dan Pemanfaatan Limbah B3 ASPEK KRITERIA NILAL PENILAIAN - - 1. Kebijakan Memiliki kebijakan tertulis tentang Pengurangan | pemanfaatan limbah B3 dan Pemanfaatan | LBs 2. Struktur dan |a.Menyediakan sumber daya yang ~ Tanggung memadai untuk —_melaksanakan jawab pemnafaatan limbah B3 1) Manusia (personil memilikilatar belakang —pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan pelaksanaan pemanfaatan limbah B3). 2)Dapat menunjukkan ketersediaan dana untuk —_pelaksanaan pemanfaatan limbah B3_ selama _ minimal 2 tahun berturut-turut 3. Perencanaan a@. Perusahaan telah —_melakukan inventarisasi Limbah B3 sclama minimal 2 tahun berturut turut. b. Perusahaan telah memiliki program pemanfaatan limbah B3 dengan cara, jadual waktu dan indicator untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. |4. Pelatihan/kom petensi 5. Pelaporan Personil yang melakukan kegiatan pemanfaatan limbah telah memperolch pelatihan yang relevan dengan kegiatan pemanfaatan limbah paling lama dalam 3 tahun terakhir. la. Menyampaikan data nerca limbah | B3 selama minimal 3 tahun terakhir b. Menyampaikan data _keberhasilan pemanfaatan limbah B3 minimal 3 tahun terakhir. c. Data pemanfaatan limbah B3 telah | 38 ASPEK | PENILAIAN 6. Benchmarking KRITERIA ‘NILAT diverifikasi oleh pihak eksternal yang memiliki Kompentensi di | _bidang tersebut. Telah dilakukan benchmarking dengan industri sejenis, dalam pemanfaatan limbah B3. Peringkat Perusahaan dalam Benchmarking: 1) Dunia a) Masuk kedalam 10 Besar 20 b) Berada di rata-rata 15 c) Berada di bawah rata-rata. T 2) Asia a) Masuk kedalam 5 Besar 12 b) Berada di rata-rata 8 c) Berada di bawah rata-rata 5 3) Nasional a) Masuk kedalam 5 Besar 5 b) Berada di rata-rata 3 c} Berada di bawah rata-rata 1 b. Benchmarking dilakukan secara: 1) Internal 8 2) Eksternal 10 Program ~ Mélakukan pengurangan jumlah salah satu LB3 dominan dari jumlah yang dihasilkan. Basis waktu perhitungan dari tahun sebelumnya_ i) x<2% {0 2) 2=sx<5% _ _ 5 | |_3) es [io__| a) x2 10% 15 b. Melakukan pengurangan —jumlah LB3 non dominan dari jumlah yang dihasilkan. Basis waktu perhitungan dari tahun sebelumnya _ 1) x<2% 2) 2Qex<5% 3) Sex 10<% _L..2)8. __4) x= 10% Oo le Melakukan kegiatan pemanfaatan salah satu limbah B3 dominan dari jumlah yang dihasilkan di lokasi ‘atau tempat lain akumulasi limbah 1 tahun I xs ASPEK KRITERIA NILA PENILAIAN | 3) 252% <50% —_ 6 4) x2 50% 10 d. Melakukan kegiatan pemanfaatan | salah satu limbah B3 non dominan dari jumlah yang dihasilkan di lokasi atau tempat lain akumulasi 1 tahun 1) x< 5% - =x < 50% _ 0 2) Sex < 25% = 4 6 1 b, Kriteria 3R (Reuse, Reduse, Recycle) Limbah Padat Non B. ASPEK KRITERIA ~~] NILA\ ~| PENILAIAN [1. Kebijakan a. Memiliki kebijakan tertulis tentang Pengelolan pemanfaatan sampah. Limbah Padat Non B3 b.Struktur dan ja. Menyediakan sumber daya yang Tanggung memadai untuk — melaksanakan jawab pemanfaatan sampah 1) Manusia (personil memiliki latar belakang —pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan pelaksanaan pemanfaatan sampah) 2) Dapat menunjukkan ketersediaan dana untuk —_pelaksanaan pemanfaatan sampah — selama minimal 2 tahun berturut-turut. ©. Perencanaan a. Perusahaan telah —melakukan inventarisasi_ © Sampah —_selama | 0--- minimal 2 tahun berturut turut lb. Perusahaan telah memiliki program pemanfaatan sampah dengan cara, jadual waktu dan indicator untuk mencapai tujuan dan sasaran - _tersebut. a a} es d. Pelatihan] ‘a. Personil yang melakukan kegiatan kompetensi pemanfaatan limbah telah memperoleh pelatihan yang relevan dengan _kegiatan —_pemanfaatan limbah paling lama dalam 3 tahun terakhir. ASPEK PENILAIAN €. Pelaporan KRI a. Menyampaikan data neraca sampah sclama minimal 2 tahun terakhir. b.Menyampaikan data keberhasilan pemanfaatan sampah minimal 3 tahun terakhir. ¢, Data pemanfaatan sampah telah diverifikasi oleh pihak eksternal yang memiliki kompentensi di bidang tersebut. 6. Benchmarking a.Telah dilakukan benchmarking dengan industri sejenis, dalam pemanfaatan sampah. Peringkat Perusahaan dalam Benchmarking: 1) Dunia a) Masuk kedalam 10 Besar. b) Berada di rata-rata c) Berada di bawah rata-rata 2) Asia a) Masuk kedalam 5 Besar. b) Berada di rata-rata c) Berada di bawah rata-rata 3) Nasional a) Masuk kedalam 5 Besar. b) Berada di rata-rata c) Berada di bawah rata-rata b. Benchmarking dilakukan secara : 1) Internal 2) Eksternal 20 15 ae OR 7. Implementasi Program dari jumlah yang dihasilkan. Basis waktu perhitungan dari tahun _sebelumnya a. Melakukan pengurangan sampah | 2) 2=x<5% 1) x <2% _ 3) 52x<10% 4) x > 10% b. Melakukan kegiatan pemanfaatan sampah xs 5% 2) 5S 50% bakar gas karbon yang telah diperoleh. ©, Memperateh ininimal pada tingkat-nasional berkaitan dengun penurunan | 5 emisi udara, d. Program penurunin — emisi berkontribusi secarn signifikan | 10 ferhadap program pemberdayann masyarakat, ¢. Sudah melakukan pemantauan kendaraan | operasional > 90% dan semua | 10 memenuhi baku mutu f, Menggunakan dapat diperbaharui (renewable) untuk kegiatan utama: 1) = 20% bahan bakar yang digunakan berasal “dari bahan = bakar ~— dapat | 15 diperbaharui 2) 10-20% bahan bakar yang digunakan berasal dari bahan bakar diperbaharai_ | 10 3) 2.5-10% bahan bakar yang digunakan bahan bakar diperbaharui | 5 g. Pemakaian 1) Tidak menggunakan bahan perusak ozon 10 2) Memiliki pengurangan bahan perusak ozon 3 bahan bakar digunakan utama menggunakan bahan penghargaan bermotor bahan bakar berasal dari bahan — perusak program pemakaian yang untuk kegiatan KRITERIA KONSERVASI AIR 1, Ketentuan Umum Penilaian konservasi air dalam Peringkat Hijau dan Emas ini daur ulang, peningkatan kinerja sistem penyediaan air aspek reklamasi_ air, pemanfaatan kembali meliputi dan a7 Reklamasi Air adalih pengolahan alu pemrosesan air limba dapat digunakan kentbali seatuti untuk dengun tujuan yang ditetapkan dan memenuhi kriteria kunlilas wir sentni peraturan yang berlaku Daur ulang air adalah pemanfwutan air limbah yang telah diglah dan dikembalikan ke dalam proses produksi, Pemanfaatan air adalah penpgiinnan air imbah yang telah di olah untuk kegintan yang lin seperti irigasi dan air pendingin, dengan catatan kualitas diaplikasikan ke lingkungun Peningkatan kinerja sistent mencegah terjadinya kehilange sistem sehingga jumlah air yang hilang mengalami penurunan, tir telah memenu penyediaan air dilakukan 1 air akibat kebocoran, atau p! aku mutu jika pemanfaatan dengan, rbaikany 2. Aspek Penilaian Konservasi Air [ ASPEK [KRITERIA NILAI PENILAIAN oe a 1. Kebijakan Memiliki kebjakan tertulis tentang konservasi air Struktur dan Tanggung jawab 3. Menyediakan sumber daya yang memadai untuk melaksanakankonservasi ai 1) Manusia (personil memiliki latar belakang —pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan pelaksanaan konservasi air) Dapat menunjukkan ketersediaan dana_—suntuk pelaksanaan pengurangan pencemar udara selama minimal 2 tahun berturut-turut. 2) 3. Perencanaan Perusahaan telah memiliki rencana strategis untuk — pengurangan pencemar udara dengan menetapkan tujuan dan sasaran konservasi air yang relevan dengan kebijakan lingkungan. b. Telah menetapkan program yang jelas untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan mencakup : 1) Pemberian tanggungjawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut. Cara dan jadual waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. 2) ‘@. Di dalam tim konservasi air terdapat 48 ASPEK PENILAIAN petensi 5. Pelaporan KRITERIA staf yang meinilikikompentensi untuk melakukan pengelolaan air |b. Personel pengelolann air Memiliki __ Sertifikasi BPCM NILAI 1) Menyampaikan data keberhasilan si air minimal 3 tahun terakhir. 2) Data telah di normalisasi ke dalam data intensitas pemakaian air ( jumlah air per satuan produk atau bahan baku yang digunakan ~ dengan, satuan yang lazim untuk — masing-masing sektor industry) 3) Data konservasi. air telah diverifikasi oleh pihak eksternal yang memiliki kompentensi di bidang tersebut, 6. Benchmarking a. Telah dilakukan benchmarking dengan industri sejenis, dalam bidang konservasi_ air pada level nasional, Asia dan Dunia/global. Peringkat Perusahaan — dalam Benchmarking: 1) Dunia a) Masuk kedalam 10 Besar. b) Berada di rata-rata ©) Berada di bawah rata-rata. 2) Asia a) Masuk kedalam 5 Besar. b) Berada di rata-rata c) Berada di bawah rata-rata, 3) Nasional a) Masuk kedalam 5 Besar. b) Berada di rata-rata c) Berada di bawah rata-rata b. Benchmarking dilakukan secara : 1) Internal 2) Eksternal_ 7. Implementasi Program, a. Keberhasilan Konservasi Air: 1) Kinerja termasuk dalam 25 % terbaik dari seluruh kandidat hijau di Sektor masing-masing, 2) Kinerja termasuk dalam interval 25. 5.% percentile dari seluruh_ 49 ASPEK KRIPERIA NILAT PENILAIAN kancidut hijau di sector masing- |8~ masing. 8) Kinerja — termasul — dibawah interval 25 — percentile — dari | 0 scluruh kundidat hijau di sector masing-masing |b. Memperolch penghargaan minimal | 5 dalam level nasional _ berkaitan dengan upaya konservasi pemakaian air. 10 cc. Program konservasi air berkontribusi secara signifikan _ terhadap pemberdayaan masyarakat _| a. Kriteria Penilaian Perlindungan Keanekaragaman Hayati 1. Ketentuan Umum Penilaian perlindungan keanckaragaman hayati dalam Peringkat Hijau dan Emas ini meliputi: a) Konservasi insitu, meliputi metode dan alat untuk melindungi spesies, variabilitas genetic dan habitat dalam ekosistem /lainnya. Pendekatan insitu meliputi pengelolaan kawasan lindung seperti: cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, hutan lindung, sempadan sungai, sempadan | pantai, kawasan mangrove, terumbu karang, kawasan plasma nuftah dan kawasan bergambut, termasuk pengelolaan satwa liar dan strategi perlindungan sumberdaya di luar kawasan lindung b) Konservasi Eksitu, meliputi metode dan alat untuk mdlindungi spesies tanaman, satwa liar dan organism mikro serta|varietas genetic di luar habitat/ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan atau pengklonan karena alasan: (1) habitat mengalami kerusakan akibat konversi; (2) materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan, pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungar). Dalam metode tersebut termasuk pembangunan kebun raya, koreksi mikrologi, museum, bank bibit, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang. c) Restorasi dan Rehabilitasi, meliputi metode, baik insitu maupun eksitu, untuk memulihkan spesies, varietas genetic, komunitas, populasi, habitat dan proses-proses ekologis. Restorasi | ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi ekosestim alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk reintoduksi species asli, sedangkan rehabilitasi melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ckosistem, misalnya) daerah aliran sungai, tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan 7 Keboradaan spesies asi 50 2. Aspek Penilaian ASPEK PENILAIAN 1. Kebijakan Perlindungan Keanekaraga man Hayati 2. Struktur dan Tanggung jawab KRITERIA “| Memiliki — kebijakun —— Perlindungan Keanckaragaman Hayati fa. Memiliki unit yang — menangani perlindungan keanekaragaman hayati: 1) Manusia (personil memiliki latar’ belakang —pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan perlindungan — keanckaragaman hayati) 2) Dapat menunjukkan ketersediaan dana untuk —_pelaksanaan perlindungan keanekaragaman hayati selama minimal 2 tahun berturut-turut, 3) Memiliki kerjasama dengan lembaga /organisasi yang menangeni perlindungan keanekaragaman hayati NIWAL 3. Perencanaan Perusahaan telah memiliki rencana strategis untuk —_perlindungan keanekaragaman hayati Telah menctapkan program yang jelas untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan mencakup 1) Pemberian tanggungjawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut. 2) Cara dan jadual waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. 4, Pelaporan Memiliki sistem informasi yang dapat mengumpulkan dan mengevaluasi status dan kecenderungan sumber daya keanckaragaman hayati dan sumber daya biologis yang dikelola Memiliki data tentang status dan kecenderungan sumber — daya keanekaragaman hayati dan sumber daya biologis yang dikelola minimal jama 2 tahun terakhir_ 10 st _ ASPEK PENILAIAN KRITERIA NILAT c. Memiliki publikasi yang disampaikan kepada publik atau __instansi pemerintah yang relevan tentang status dan kecenderungan sumber daya keanekaragaman hayati dan sumber daya biologis yang dikelola minimal diterbitkan 2 tahun (erakhir 5, Implementasi Program a. Keberhasilan perlindungan keanekaragaman hayati 1) Kinerja termasuk dalam 25 % terbaik dari seluruh kandidat hijau di Sektor masing-masing. 2) Kinerja termasuk dalam interval 25 ~ 75 % percentile dari seluruh kandidat hijau di sector masing- masing. 3) Kinerja termasuk dalam interval 25 ~ 75 % percentile dari seluruh kandidat hijau di sektor masing- masing b. Memperoleh_ penghargaan minimal dalam level nasional _berkaitan dengan upaya__ perlindungan keanekaragaman hayati. c. Program perlindungan —_keaneka ragaman hayati berkontribusi secara signifikan terhadap _pemberdayaan 30 10 masyarakat - | o-----110 C. KRITERIA COMMUNITY DEVELOPMENT ASPEK KRITERIA - - NILAT PENILAIAN — _ 1. Kebijakan a. Terdapat —_—kebijakan tertulis Community perusahaan mengenai CD __Development _ - 2. Struktur dan|a. Memiliki unit yang —menangani | Tanggung Community Development: jawab 1) Manusia (personil memiliki later belakang —pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan oa Community Development) 2) Memiliki struktur yang secara tertulis memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan Community Development 92 ASPEK PENILAIAN NILAI 3. Perencanaan KRITERIA 3) Ketersediann dana untuk | pelaksanaan Community Development sclama minimal 3 tahun berturut-turut. a. Perusahaan dapat menunjukkan dokumen sosial mapping yang di dalamnya terdapat: 1) Pemetaan jaringan social yang memberikan gambaran tentang garis-garis © hubungan —antar kolompok/ individu 2) Informasi — mengenai_siapa, kepentingannya, jaringannya dengan siapa, dan posisi sosial 3) Analisis jaringan sosial dan derajat kepentingan —_ masing- masing stakeholder _(contoh: Kontraktor penyedia tenaga kerja, penyedia sarana, pemasok makan karyawan) 4) Identifikasi masalah sosial 5) Identifikasi potensi (modal sosial) 6) Perumusan kebutuhan masyarakat yang akan ditangani dalam — program = community development 7) Identifikasi kelompok rentan . Dokumen sosial mapping yang disampaikan merupakan update 3 tahun terakhir Perusahaan dapat menunjukkan dokumen rencana strategis pengembangan masyarakat yang didalamnya terdapat: 1) Program bersifat jangka panjang dan dirinci dengan program | tahunan 2) Program menjawab kebutuhan kelompok rentan 3) indicator untuk mengukur kinerja capaian program yang terukur 4) proses perencanaan melibatkan anggota masyarakat _ 4 4. Evaluasi dan Pelaporan Dapat = menunjukkan — dokumen pelaporan dan evaluasi pelaksanaan CD 3 tahun terakhir yang di _ dalamnya terdapat: 53 ASPEK _ | PENILAIAN _ KRITERIA NILAI 1) Kesesuaian program dengan indikator kinerja capaian program yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana strategis 2) Kesesuaian program dengan perencanaan 3) Kesesuaian implementasi program dengan waktu yang direncanakan 4) Kesesuaian ‘program dengan anggaran yang direncanakan 5) System evaluasi yang dilakukan oich manajemen dan diketahui oleh pimpinan perusahaan. 6) Bukti-bukti upaya — perbaikan program —berdasarkan _hasil evaluasi 7) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang menyangkut program cD 8) Lahirnya institusi ekonomi lokal baru, Keberlanjutan institusi, dan perkembangan institusi Mampu = menujukan —_bukti-bukti keterlibatan masyarakat dalam proses evaluasi Dapat = menunjukkan ——_bahwa perusahaan telah memiliki prosedur untuk menangani konflik dengan masyarakat. Dapat — menunjukkan catatan, kejadian keluhan masyarakat dan penanganannya selama dua tahun terakhir, Dapat menunjukkan bukti bahwa kejadian konflik dengan masyarakat selama dua tahun __terakhir mengalami penurunan, 5. Implementasi Program Kesesuaian program dengan perencanaan 1) 75% program, yang diimplementasikan sesuai dengan perencanaan 2) 100% program yang diimplementasikan sesuai dengan waktu yang direncanakan 3) 75% program yang dimplementasikan sesuai_dengan | 54 ASPEK PENILAIAN KRITERIA ongguran yang direncanakan b. Memiliki publikasi yang disampaikan kepada publik atau instansi pemerininh yang relevan tentang status dan kecenderungan Community Development yang | dikelola minimal diterbitkan 1 tahun, terakhir c. Dapat = menunjukkan — bukti-bukti dana CD (> 1% dari laba bersih) d. Adanya pengakuan (sertifikat) dari pemerintah dan pihak lain bahwa perusahaan {elah__ berpartisipasi dalam pembangunan daerah dalam waktu 1 tahun terakhir minimal tingkat provinsi D. KRITERIA PENILAIAN COMMUNITY DEVELOPMENT EMAS [No | Kriteria Penilaian J Nilai 1 Pelaksanaan program CD direncanakan a. Seluruh program gagal dilaksanakan, terdapai | klaim dari pemangku dan penerima b. Sebagian besar program dilaksanakan, karena | 5 salah prosedur atau mekanisme umpan balik tertutup Seluruh program berhasil dilaksanakan, | 10 karena — melampaui/mencapai _seluruh indicator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perencanaan Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) | 10 yang menyangkut program CD, >50% masyarakat yang menerima program menyatakan puas Kohesi sosial masyarakat terkait dengan perusahaan 1 tahun terakhir masyarakat selama 1 tahun terakhir (konflik ang tercatat aparat pemerintah) a. Terdapat konflik dalam masyarakat yang |-10 b. Terjadi konflik antara perusahan dengan |-10 Keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan | program (bukan penerima) a._Proses implementasi melibatkan masyarakat | 0-4 b. Proses implementasi melibatkan lembaga swadaya masyarakat c. Proscs implementasi melibatkan lembaga pemerintah daerah (kabupaten/kota) a asilan mendorong ke arab kemandirian Berhasil memandirikin ——-masyarakat, [5 menunjukkan — peningkalan — pendapatan masyarakat d b. % Pencrima progrum/kelompok sasaran | 5 mampu memanfiatkin akses yang diberikan _perusahaan _ . Kelompok sasaran miampu mengembangkan [5 keterampil: kepada kelompok fain Institusi ekonomi lokal baru karena program [5 community development (salah satu terpenubi) 1) Lahirnya institusi baru 2) Keberlanjutan institusi 3) Perkembangan Institusi MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd GUSTI MUHAMMAD HATTA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bjro Hukum dan Humas, { Inar [cana Ishak 56 Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor — : 05 Tahun 2011 Tanggal : 11 Oktober 2011 MEKANISME PENILAIAN PROPER. A. TAHAP PERSIAPAN ‘Tahap persiapan pelaksanaan pada dasarnya adalah persigpan untuk melaksanakan kegiatan PROPER selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup: 1. Penyusunan Kriteria a. Kriteria penilaian PROPER terdiri dari dua bagian yaitu kriteria penilaian ketaatan dan kriteria penilaian lebih | dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance}. b. Untuk penilaian ketaatan, aspek yang dinilai adalgh ketaalan terhadap : 1) persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya; 2) pengendalian pencemaran air; 3) pengendalian pencemaran udara; 4) peraturan pengelolaan limbah B3; dan 5) potensi kerusakan lahan. c. Kriteria penilaian ketaatan dilakukan pembaharuan_ setiap tahunnya dengan memasukkan peraturan-peraturan terbaru ke dalam kriteria. d. Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) lebih bersifat dinamis karena sclalu Misesuaikan dengan perkembangan teknologi, penerapan praktek-praktek pengelolaan lingkungan terbaik dan isu-isu lingkjngan yang bersifat global. e. Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) terdiri dari 1) kriteria penilaian sistem manajemen lingkungan 2) kriteria penilaian pemanfaatan sumber daya 3) kriteria penilaian pemberdayaan masyarakat f£ Penyusunan kriteria yang terkait dengan pelaksandan PROPER dilakukan oleh tim teknis dengan mempertimbangkhn masukan dari berbagai pihak antara lain pemerintah _ provinsi, kabupaten/kota, asosiasi industri, usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai, LSM, perguruan tinggi, instansi terkait, dan Dewan Pertimbangan Proper. s, Menteri menctapkan Kriteria Penilaian Proper h. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat mengusulkan kritcria penentuan proper yang spesifik untuk dacrahnya masing- masing dengan ketentuan: 87 1) usulan kriteria didasarkan atas peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup) dan tidak boleh longgar daripada peraturan nasional; dan 2) pencrapan kriteria tersebut harus mendapatkan persetujuan Kementerian Lingkungan Hidup. 2. Pemilihan usaha dan/atau kegiatan yang dinilai kinerjanya a. Usaha dan/atau kegiatan yang dinilai kinerjanya melalui Proper selanjutnya disebut sebagai Peserta Proper b. Kriteria Peserta Proper: 1) termasuk kegiatan wajib amdal; 2) produk yang dihasilkan untuk tujuan ekspor; 3) terdaftar dalam pasar bursa; 4) menjadi perhatian masyarakat, baik dalam lingkup regional maupun nasional. Usaha dan atau kegiatan yang themperoleh peliputan berita-berita di media massa skala regional maupun nasional merupakan peserta potensial Proper. Selain itu, perhatian dari pemangku kepentingan strategis seperti lembaga legislatif, lembaga swadaya masyarakat juga menjadi bahan pertimbangan penting untuk penapisan peserta Proper; 5) skala kegiatan cukup signifikan untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan; 6) lokasi usaha dan/atau kegiatan berada di kawasan yang mempunyai risiko tinggi terhadap terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang memjbahayakan masyarakat; dan 7) mengajukan secara sukarela untuk menjadi Peserta PROPER. c. Jumlah Peserta Proper ditetapkan dengan mengacu kepada: 1) kriteria peserta proper; 2) rencana strategis Kementerian Lingkungan Hidup atau rencana strategis pelaksanaan Proper; 3) usulan dari unit-unit terkait yang didasarkan pada kepentingan —pelaksanaan—ikebijakan ——_pengendalian pencemaran; 4) usulan dari pemerintah provinsi dan Kabupaten/ Kata. d. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat mengusulkan usaha dan/atau kegiatan dengan mengacu kepatla Kriteria Peserta Proper. ¢. Pemerintah Provinsi mengkoordinasikan usulan Peserta Proper yang disampaikan oleh Pemerintah kabupaten/ kota. {. Sekretariat Proper mengkoordinasikan usulan Peserta| Proper dari masing-masing unit Kementerian Lingkungan Hidup, usulan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta usulan dari industri secara sukarela. g. Ketua tim teknis Proper menetapkan daftar peserta usaha dan/atau kegiatan yang dinilai. h. Pengawasan yang dilakukan oleh Proper adalah pengawasan yang bersifat wajib, sehingga usaha dan atau kegiatan| yang telah ditetapkan sebagai peserta Proper tidak dapat menglak kecuali usaha dan atau kegiatan tersebut sudah atau sedang tidak 58 beropernsi ita scdung dalam proses penegakan hukum lingkungon i, Pemberitahuan kepada Peserta Proper dilakukan dengan jalan mengundang perusuhaan yang bersangkutan dalam kegiatan lis, Proper clum pelaksanaan insppksi atau ‘a tertulis. 3. Dekonsentrasi PROPER a. Dengan scemakin bertambahnya target peserta Prdper, maka Kementerian Lingkungan Hidup memberikan kewenangan pelaksanaan Proper kepada pemerintah provinsi yang ditunjuk. b. Ketua tim tcknis Proper menetapkan Pemerintah Provinsi yang ditunjuk dengan mempertimbangkan kemampuan sumberdaya manusia dan kemudahan dalam kerjasama. c. Susunan tim pelaksana Proper provinsi adalah 1) ketua tim pelaksana Proper; 2) sekretariat tim pelaksana Proper; 3) koordinator tim inspeksi; 4) tim inspeksi lapangan. d. Ketua tim teknis Proper menetapkan industri yang diserahkan pengawasannya kepada provinsi, tahapan dan jadual pelaksanaan pengawasan dan penyusun laporan serta mekanisme jengawasan dan pemeringkatan provinsi, 4. Penguatan Kapasitas a. Tim teknis melakukan penguatan kapasitas sumberdaya manusia baik kepada tim teknis Proper Kementerian Lingkurigan Hidup maupun kepada Tim Pelaksana Proper proyinsi_ dan kabupaten/kota. Peningkatan kapasitas dilakukan oleh tim teknis sendiri atau mengundang pakar dari luar yang mempunyai kompetansi tertentu sesuai dengan kebutuhan. b. Kementerian Lingkungan Hidup melakukan —_peningkatan kapasitas kepada tim pelaksana Proper provinsi c. Tim Pelaksana Proper provinsi melakukan peningkatan kapasitas kepada Tim Pelaksana Proper kabupaten/kota dengan menggunakan muatan materi dan narasumber yang ditetapkan oleh tim teknis Proper. d. Sekretariat Proper mengkoordinasikan pelaksanaan | penguatan kapasitas. 5. Sosialisasi a. Tim Teknis Proper melakukan sosialisasi kegiatan Proper kepada stakcholder terkait untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan Proper. Kegiatan sosialisasi Proper dilaktukan melalui berbagai metode seperti pencetakan dan penyebaran leaflet dan booklet, seminar dan workshop, dan kegiatan dengan media massa b. Dalam rangka sosialisasi kriteria penilaian Proper, maka: 1) Tim teknis Proper melakukan sosialisasi kepada usaha dan atau kegiatan yang dinilai, asosiasi industri dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam skala nasional. 2) Tim pelaksana Proper provinsi melakukan sosialisasi kepada usaha dan atau kegiatan yang dinilai/industri di wilayahnya dengan narasumber dari Tim Teknis Proper Kementerian Lingkungan Hidup. B. PENILAIAN PERINGKAT BIRU, MERAH DAN HITAM 1. Pengumpulan data a. Dalam rangka penilaian peringkat biru, merah dan hit4m terdapat dua jenis data yang menjadi acuan tim teknis dalam menentukan peringkat Proper, yaitu data sekunder dan data primer. Data sckunder merupakan data yang dihasilkan oleh pihak selain tim teknis, dan data primer adalah data yang didapatkan secara Jangsung oleh tim teknis dalam kegiatan inspeksi b. Pengumpulan data sekunder dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh tim teknis berdasarkan pelaporan dan pemantauan berasal dari usaha dan atau kegiatan yang dinilai, pemerintah daerah, dan pihak ke-3 yang dapat dipertanggung jawabkan. Data sekunder tersebut dapat dikumpulkein oleh tim teknis dalam bentuk hard copy maupun soft copy. c. Pengumpulan data sekunder dari kuesioner dilakukan oleh Tim teknis atau unit-unti teknis Kementerian Lingkungan Hidup dengan dikoordinasi oleh Sekretariat Proper. d. Tim Pelaksana Proper provinsi dapat mengumpulkan data dengan kuisioner dan melaporkan hasil kusioner kepada |sckretariat Proper. 2. Pelaksanaan inspeksi a. Inspeksi dalam rangka pengambilan data sekunder (lan primer dilakukan oleh tim inspeksi lapangan yang dengan ditetapkan oleh Ketua/wakil ketua tim teknis. b. Ketua Tim ‘Teknis dapat mendelegasikan penetapan dan penugasan Tim Pclaksana Proper provinsi kepada kepala instansi lingkungan hidup provinsi yang ditunjuk untuk melaksanakan Proper. c. Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan harus mengacu pada panduan inspeksi d. Susunan tim inspeksi adalah sebagai berikut: OBYEK PENGAWASAN |SUSUNANTIM _ [Industri yang diawasi | Petugas PROPER KLH KLH a. 1 orang pengawasan aspek air dan udara; b. 1 orang pengawasan aspek Pengelolaan limbah B3; c, 1 orang Pejabat Pengawas _Lingkungan Hidup kabupaten/kota._ 60 Industri yang di awasi | Petugas Proper Provinisi oleh Provinsi a. 1 orang pengawasan aspek ajr dan udara; b. 1 orang pengawasan aspek Pengelolaan limbah B3; fz c. 1 orang Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup kabupaten/kota. ¢. Seluruh biaya pelaksanaan inspeksi ditanggung oleh biaya APBN Kementerian Lingkungan Hidup. f, Pada akhir pengawasan harus disusun Berita Acara Pengawasan Proper, yang didalamnya paling tidak memuat informasi : 1) informasi umum usaha dan atau kegiatan yang dinilai; 2) kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran air; 3) kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran udara; 4) kinerja penaatan pengelolaan limbah B3; 5) pelaksanaan Amdal atau UKL/UPL; 6) Perizinan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. 3. Penyusunan laporan inspeksi a. Penyusunan laporan inspeksi lapangan dilakukan oleh tim inspeksi atau pejabat pengawas Lingkungan Hidup setelah melaksanakan kunjungan lapangan. Laporan_ ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap penaatan kinerja usaha dan atau kegiatan yang dinilai dalam pengelolaan lingkungan. b. Laporan inspeksi berupa memo yang berisi ringkasan Han hal-hal yang perlu mendapat perhatian kepada atasan masing-masing dengan dilampiri oleh: 1) berita acara pengawasan proper; 2) foto-foto hasil pengawasan lapangan; 3) data swapantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai; 4) data hasil pengambilan sampel oleh KLH; 5) hasil pengisian daftar isian penilaian pengelolaan limbah b3 6) hasil pengisian daftas isian penilaian criteria potensi kerusakan lahan. c. Laporan inspeksi disampaikan kepada masing-masing Asisten Deputi atau Kepala Instansi Pengelolaan Lingkungan provinsi dan. kabupaten/kota dengan tembusan kepada Sekretariat Proper. 4, Penyusunan Rapot Sementara a. Petugas Proper menyusun rapot sementara berdasatkan Berita Acara Pengawasan Proper, fot-foto hasil pengawasan lapangan, data swa pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai, Data hasil pengambilan sampel oleh KLH, hasil pengisian daftar isian penilaian pengelolaan limbah B3, hasil pengisian daftar isian penilaian kriteria potensi kerusakan lahan dan 61 k progress perbnikan yang telah dilakukean usaha dan atsu kegiatan yang dinilai, Rapot sementarn adalah peniluian sementara kinerja pengelolaan lingkungan aspek Atmdal/UKL-UPL, pengendalian dencemaran air, pengendalian pencemaran u pengelolaan Jimbah B3 sesuai dengan kriterin penilaian Proper yang telah di tetapkan. Formal rapot sementur mengncu kepada format yang]ditetapkan oleh tim teknis dan kinerja pegendalian pencemaran| air, udara dan limbah B3 dilitung dengan menggunakan spreadsheet analisa kinerja yang telah ditetapkan, r Unit teknis (Asistcn Depuli yang menangani_masing-masing sektor) melakukan peer review dalam penyusuhan rapot sementara untuk memastikan kesesuaian Rapot Sementara dengan kriteria penilian Proper, validitas data aan| menjamin kredibilitas pelaksanaan Proper. Unit Teknis kemudian menyusun status penaatan/peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai, yang merupakan hasil rekapitulasi dari rapot sementara. Unit Teknis selanjutnya melaporkan secara tortulis Hasil status penaatan / peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai kepada ketua tim teknis melalui Sekretariat Proper. Setelah melakukan Konsultasi dengan ketua tim teknis, sekretariat Proper menentukan jadwal untuk review peringkat awal Tim Pelaksana Proper Provinsi melakukan peer review dalam penyusunan rapot sementara. ‘Tim Teknis Proper Kementerian Lingkungan Hidup jmelakukan supervisi kepada Tim Pelaksana Proper Provinsi untuk memastikan kesesuaian Rapot Sementera dengan kriteria penilaian Proper, validitas data dan menjamin _ kredibilitas pelaksanaan Proper serta kesesuaian dengan jadual pelaksanaan Proper yang ditelah ditetapkan. Tim “Pelaksana_ Proper Provinsi_ = menyusun__ status penaatan/peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai, yang merupakan hasil rekapitulasi dari rapot sementara Ketua Tim Pelaksana Proper Provinsi sclanjutnya melaporkan secara tertulis hasil status penaatan usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai kepada Ketua Tim Teknis melalui Sekretariat Proper. Sekretariat Proper mengkoordinasikan kegiatan supervisi Review peringkat tahap I a Review peringkat tahap I dilakukan oleh tim tekni$ terhadap usulan peringkat awal yang disampaikan oleh tin inspeksi masing-masing usaha dan atau kegiatan yang dinilai 1) tim inspeksi mempresentasikan hasil kinerja penaatan masing- masing usaha dan atau kegiatan yang dinilai kepada tim teknis Proper. 2) Vion Teknis Proper yang melakukan supervisi terhadap Tim Pelaksana Proper Provinsi mempresentasikan hasil kinerja 62 Penaatin avin: masing Umabo dan otau kegiatan yang dinilai Kopada tint teknia Proper. b Tim Teknis Proper memberilin klarifikasi dan tanggapan atas usulan peringkat yang dinampaikan oleh tim inspele dan Tim Teknis Proper yang melakukatn supervisi terhadap Tim Pelaksana Proper Provinsi. © Tim ‘Teknis Proper dapit meminta klarifikasi dan |tanggapan usulan status penaatnn / peringkat awal Proper) dari Tim Pelaksana Proper Provinsi. d. Tim Teknis Proper dapat menugaskan Tim Inspelssi untuk melakukan inspcksi lapangan ulang jika terdapat hal-hal yang dipandang perlu untuk menjaga validitas data dan kredibilitas Proper. © Tim Teknis Proper memutuskan status penaatan/peringkat Proper sementa f Setiap anggota tim yang terlibat dalam penetapan peringkat awal wajib menjaga kerahasiaan peringkat sementara 8. Hasil review peringkat tahap | ini selanjutnya disampikan oleh ketua tim teknis kepada Dewan Pertimbangan Proper. 6. Penentuan peringkat sementara a. Berdasarkan hasil review peringkat sementara) Dewan Pertimbangan menentukan status penaatan / | peringkat sementara Proper. b. Dewan Pertimbangan Proper dapat menugaskan Tim Teknis untuk melakukan inspeksi lapangan ulang jika terdapat hal-hal yang dipandang perlu untuk menjaga validitas Hata dan kredibilitas Proper. ¢. Tim Teknis menindaklanjuti Keputusan Dewan Pertimbangan Proper dengan melakukan: 1) penetapan_penetapan peringkat sementara; 2) penyusunan raport masing-masing usaha dan/ata\| kegiatan yang dinilai; dan 3) penyampaian hasil peringkat kepada masing-masihg usaha dan atau kegiatan yang dinilai, tembusan kepada Pusat Pengelolaan — Ekoregion, Pemerintah —provinsi. dan kabupaten/kota. 7. Pemberitahuan hasil peringkat sementara a. Pemberitahuan peringkat sementara secara tertulis ke usaha dan atau kegiatan yang dinilai dilakukan agar usaha dan atau kegiatan yang dinilai mengetalnui tingkat kinerja Proper sebelum diumumkan kepada masyarakat. Pemberitahuan ini dilakukan melalui surat Ketua tim teknis tentang penetapan |peringkat mentara untuk masing-masing usaha dan atau kegiatan yang dinilai Proper. b. Informasi yang harus dicantumkan di dalam surat enetapan peringkat sementara ini, antara lain: peringkat kinerja sementara dan rapor( kinerja usaha dan atau kegiatan yang dinilai 63 ¢. Tim Teknis Proper dan ‘Tim Pelaksana Proper provinsi bertanggung jawab untuk menyampaikan peringkat kinerja sementara dan rapot kinerja sementara kepada usaha dan atau kegiatan yang dinilai d. Tim teknis Proper dan ‘Tim Pelaksana Proper Proyinsi wajib memiliki sistem untuk memastikan Peringkat Kinerja Sementara dan Rapot Kinerja Sementara kegiatan yang dinilai pal diterima oleh usaha dan atau 8. Sanggahan /Klarifikasi a. Untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan Proper, usaha dan atau kegiatan yang dinilai diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan terhadap hasil penilaian| peringkat kinerja sementara. b. Tim Teknis Proper menyelenggarakan Sanggahan/Klarifikasi untuk usaha dan atau kegiatan yang pengawasannya menjadi tugas Kementerian Lingkungan Hidup. ¢. Tim Pelaksana Proper Provinsi_~—_—-menyclenggarakan Sanggah/Klarifikasi untuk usaha dan atau kegidtan yang pengawasannya menjadi tugas Provinsi. d. Tim Teknis Proper melakukan —Supervisi_| terhadap Sanggahan/Klarifikasi yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Proper Provinsi ¢. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang dianjar sendiri ataupun melalui fax dan pos. Batas waktu sanggahan ditetapkan olch Ketua Tim Teknis Proper atau Ketua Tim Pelaksdna Proper Provinsi. Apabila tidak ada sanggahan dalam jangka waktu tersebut, maka dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja Sementara dan Rapot Kinerja Sementara. f, Tim Teknis Proper dan Tim Pelaksana Proper Provinsi sesuai dengan sanggahan tertulis yang disampaikan ke usaha dan atau kegiatan yang dinilai akan melakukan proses klarifilasi dengan pihak usaha dan atau kegiatan yang dinilai. g. Tim Teknis Proper dan Tim Pelaksana Proper| Provinsi menuangkan hasil klarifikasi dari sanggahan tersebut |ke dalam suatu berita acara yang ditanda tangani oleh pihak Usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan unit teknis terkait. h. Tim Teknis Proper menyelenggarakan Sanggahan/Klarifikasi Banding bagi usaha dan atau kegiatan yang tidak menerima hasil sangggahan/klarifikasi yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Proper Provinsi. i, Perwakilan Usaha dan atau Kegiatan wajib menulis sqcara jelas akan melakukan Sanggahan/Klarifikasi Banding di dalam berita acara sanggahan yang ditandatangani dengan Tim Pelaksana Proper Provinsi. Jika tidak tercantum dalam berita acara, maka perusahaan dianggap menerima hasil sanggahan dan klarifikasi di lingkat Provinsi dan proses sanggahan/klarifikas| banding tidak dapat dilanjutkan, 64 ‘ekols Proper menuangkan hosil sanggahan|klarifikasi banding fersebut ke dalam auntie berita acara yang ditanda tangani oleh pilak unaha dan atin kegintan yang dinilai dan unit teknis terkait Kk. Tim Teknis akin melaportin hasil klurilikasi sanggalan kepada Dewan Perlimbangan Proper 9. Review hasil sanggahan oleh Dewan Proper a. Berdasarkan hasil verilikasi sunggahan yang dilakukan oleh tim teknis bersama dengan tim inspcksi lapangay, Dewan pertimbangan akan melakukan w terhadap verifikasi hasil sanggahan usaha dan atau keginlan yang dinilai. Review dari Dewan Pertimbangan ini akan meneniukan apakah Sanggahan tersebut dapat diterima atau perlu diverifikasi ulang, b, Dalam melakukan review hasil terhadap sanggahan fisaha dan atau kegiatan yang dinilai, Dewan Pertimbangan dapat melakukan verifikasi langsung kepada usaha dan atal1 kegiatan yang dinilai atau melakukan verifikasi lapangah apabila diperlukan. Verifikasi ini diperlukan untuk menjanjin bahwa informasi yang disampaikan oleh usaha dan atau keglatan yang dinilai tersebut dapat dipertimbangan c. Ketua Tim Teknis menetapkan daftar peringkat sementara Proper dan daftar kandidat Hijau dan Emas Proper dari h4sil review Dewan Pertimbangan Proper. 10. Review peringkat tahap IL a. Review peringkat Tahap Il adalah tindak lanjut dari kegiatan pembahasan/evaluasi peringkat kinerja usaha dan atali kegiatan oleh pejabat Esclon I Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendapatkan hasil penilaian yang lebih comprehensive dari berbagai sudut pandang dan keahlian. b. Review peringkat tahap II dipimpin olch ketua tim teknis dan atau wakil ketua tim teknis. Dalam tahap ini dapat dilakukay} verifikasi ulang apabila diperlukan. c. Bahan bahasan penentuan peringkat tahap II disusun oleh Sekretariat Proper dan unit teknis terkait berdasarkan penentuan peringkat tahap I d. Review Tahap Il (Esclon 1) dapat meminta verifikasi| lapangan apabila masih diperlukan kelengkapan data (Usulan| peringkat masih diragukan). 11. Konsultasi Publik a. Dewan Pertimbangan Proper dapat meminta ‘Tim Tekpis Proper menyelenggarakan konsultasi_ kepada _pemangku-pemangiu kepentingan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat] Instansi Teknis Sektoral, Asosiasi Industri dan pihak-pihak lain yang dipandang perlu untuk menampung masukan berkaitan dengan 65 b. Ketua ‘Tim Teknis Proper melukukan tindak lanjut| dari hasil konsullasi- yang (elu ditetapkan olch Dewan Pettimbangan Proper. C, MEKANISMED PENILAIAN HIJAU DAN EMAS 1. Penetapan Kandidat Hijau Dan Emus a. Tim teknis mengusulkan kandidal hijau dan emas berdasarkan hasil pemeringkatan scmentara kepada Dewan Peitimbangan Proper. b.Dewan Pertimbangan Proper membahas dan memberikan masukan atas Usulan Ketua ‘Tim Teknis Proper. ¢.Ketua Tim teknis akan menetapkan kandidat hijau dan emas dengan memperhatikan masukan dari Dewan Pertimbangan Proper. d.Kandidat hijau dan emas ditentukan berdasarkan hasil penilaian tingkat ketaatan usaha dan atau kegiatan yang dinilai dengan ketentuan, tingkat ketaatan terhadap: 1)Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya adalah 100%; 2) Pengendalian pencemaran air adalah 100%; 3) Pengendalian pencemaran udara adalah 100%; 4) Peraturan pengelolaan limbah B3 adalah 100%; 5) Potensi kerusakan lahan dengan kategori Biru; 6) Kondisi house keeping di lokasi usaha dan/atau keglatan, unit pengendalian pencemaran air, unit pengendalian péncemaran udara, dan pengelolaan limbah B3 bersih; 7)Kemudahan dalam akses data pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan limbah B3; dan 8) Pada saat verifikasi lapangan tidak ada temuan yang bersifat major yang dituangkan dalam berita acara verifikasi lapangan. 2. Penetapan ‘Tim Penilai Hijau dan Emas a. Ketua Tim Teknis Proper menugaskan Tim Penilai Hijau dan Emas dari unit terkait di Kementerian Lingkungan Hidup dan dapat dibantu oleh tenaga ahli apabila diperlukan untuk melakukan penilaian. b. Tim Penilai Hijau dan Emas berkewajiban sebagai berikut : 1) Menilai setiap usaha dan atau kegiatan yang dinilai kandidat dengan jujur, cermat, teliti, adil dan independen 2) Menuangkan setiap angka penilaian per item ke daldm lembar penilaian yang telah disediakan. c. Ketua Tim Teknis Proper menetapkan pembagian sektor penilaian dengan menggolongkan usaha dan atau kegiatan betdasarkan persamaan karakteristik dampak dan jenis usahanya. d. Sekretariat Proper bertugas untuk memfasilitasi selurth proses penilaian dalam mengkoordinasikan hasil penilaian 66 . Pengiriman Isian Penilaian Hijau dan Emas a. Unit ‘Teknis dibantu oleh Sekretariat Proper mengiri Pe setiap kandidat, menerima formulir Isian tersebut. b. Usaha dan atau kegiatan yang dinilai mengisi Isian t melampirkan bukti-bukti yang relevan dalam be dokumen hardcopy dan satu cakram softcopy pada bi yang ditelapkan dalam surat pengantar. Batas ditetapkan dalam surat pengantar adalah bal diterimanya dokumen oleh Sekretariat Proper. c. Isian Penilaian Hijau dan Emas terdiri dari: 1) Surat pernyataan dari pimpinan usaha dan atau ke; mkan Isian in Hijau dan Emas kepada kandidat dan memastikan Irsebut dan tuk satu tas waktu tu yang s waktu jatan yang dinilai yang menyatakan bahwa data dan informasi yang disampaikan adalah benar dan pimpinan_bertan, secara etika dan hukum terhadap kebenaran disampaikan. 2) Formulir isian penilaian hijau dan emas a) formulir isian ini terdiri dari formulir isian un| gungjawab (data yang uk penilai sistim manajemen lingkungan, penilai pemanfaatan sumber daya, penilai program pemberdayaan masyaraka b) bukti-bukti yang relevan dapat berupa salina: penghargaan, referensi yang mendukung data digunakan dalam formulir isian, foto, has peritungan-perhitungan yang mendukung ang grafik yang digunakan formulir isian 3) Dokumen ringkasan kinerja_pengelolaan lingkun| dan atau kegiatan yang dinilai yang berupa mal paling banyak 20 lembar yang berisi deskripsi sec: dan jelas tentang keunggulan-keunggulan lingkui ingin ditonjolkan oleh usaha dan atau kegiatan berdasarkan formulir isian dan bukti-bukti relev sertifikat, jdata yang il kajian, 2 ataupun n_usaha alah yang ra ringkas ngan yang ang dini tentang Sistim Manajemen Lingkungan, Pemanfaatan Surber Daya, Program Pemberdayaan Masyarakat. 4) Format dokumen ringkasan kinerja pengelolaan atau kegiatan yang dinilai menggunakan kertas font Times New Roman, size 12 pt, spasi tunggal. d. Jika tidak dilengkapi dengan surat pernyataan maka dilakukan penilaian terhadap data-data yang disampail ¢. Jika tidak dilengkapi dokumen ringkasan_ kinerja tha dan ukuran A4, tidak akan an. engelolaan lingkungan akan dilakukan pengurangan sebanyak 190 poin dari total nilai f, Jika dokumen ringkasan kinerja pengelolaan usah: kegiatan yang dinilai lebih dari 20 halaman, make sebanyak 50 poin dari total nilai. Evaluasi Dokumen dan atau dikurangi a. Kandidat Hijau dan Emas menyampaikan Isian Penilaian Hijau dan Emas kepada Sekretariat Proper sebelum batas ditctapkan. Waktu yang 67 Sekretariat Proper akin memberikan tanda terima, Jika tanggal landa terima melebihi tanggal yang ditetapkan maka disampaikan tidak (erima dan’ tidak digunakan seb: data yang gai bahan penilaian sclanjutnya, kecuali ada penetapan khusus dari Ketua Tim Teknis Proper. rangka penilainn peringkat hijau dan emas, - Sekrelarial Proper memfasilitasi proses evaluasi dokuinen dalam ‘Tim Penilai Hijau dan mas melakukan penilaian peringkat hijau dan emas dengan menggunakan formulir penilaian, Penilaian Ilijau dan Emas didasarkan atas penilaian jerhadap 3 komponen utama yaitu: No_| Komponen Penilaian __Nilat |_1 [Sistem Manajeme Lingkungan 100 2 |Pemanfatan Sumber Daya “| a. Efisiensi energy. 100 b. Penurunan emisi dan GRK, 150 pemantauan emisi kendaraan bermotor 100 c. Konservasi air 100 4. Penurunan dan Pemanfaatan Limbah B3 100 e. 3R sampah 100 f_ Keanekaragaman Hayati_ | | 3 | Pengembangan Masyarakat a. Tingkat Penilaian Hijau 100 b. Tingkat Penilian Emas so Tim Penilai Hijau dan Emas yang jumlahnya lebih dari satu orang masing-masing melakukan penilaian. Hasil penilaian dari masing- masing anggota tim dirata-ratakan. Jika terjadi perbedaan nilai antara yang ekstrim (terendah atau tertinggi) dengan nilai rata-rata lebih dari 30% dilakukan koreksi dengan metode sabagai berikut: 1) dilakukan diskusi internal tim penilai sehingga dic koreksi dari nilai-nilai ekstrem; atau 2) dilakukan penghapusan hasil akhir bagi tim pe} mempunyai nilai ekstrim (tertinggi atau terendah). j tinggi yang ada maka data tersebut praktis dihilang! juga jika terjadi ekstrim rendah. 3) setelah diketahui nilai ekstrim dan telah dilakuka: nilai tersebut maka dihitung nilai rata rata baru ekstrem. 4) jika tidak ada nilai ekstrim maka nilai rata-rata | berlaku. Masing-masing Kelua Penilai melakukan rekapit penilaian dari kelompoknya dan mengumpulka penilaian lengkap dengan data-data yang digunal aka akan hpai suatu nilai_ yang a ekstrim an, begitu eliminasi fanpa nilai ma masih lasi hasil formulir an untuk 68 penilaian, Rekapitulasi dituangkan dalam Berita Penilaian. i, Sekretariat Proper melakukan rekapitulasi hasil pe Tim-Tim Penilai dan melaporkan hasil penilaian ke} Tim Teknis Proper. Penentuan Peringkat cara Hasil Jaian dari ada Ketua a. Tim Teknis melakukan review hasil kerja Tim Penilal Peringkat Hijau dan Emas. Jika terdapat hal-hal yang tidak ses|aai dengan prinsip-prinsip penilaian Proper yang valid dan kre Ketua Tim Teknis dapat memerintahkan untuk penilaian ulang. b. Tim Teknis melakukan pemeringkatan _ berdasa: penilaian yang direkap terakhir oleh Sckretariat Proper. c. Pemeringkatan dilakukan dengan Kriteria : 1) Jika nilai total suatu usaha dan atau kegiatan by atau di bawah 25% percentile dari distribusi nil sektor, maka peringkat usaha dan atau kegiat kembali kepada peringkat BIRU. 2) Jika nilai total suatu usaha dan atau kegiatan be: ible maka dilakukan kan hasil rada sama total per tersebut ada dalam interval di atas ( > 25% ) percentile sampai dengan (< 75 %) dari distribusi nilai total per sektor, maka peringkai|usaha dan atau kegiatan tersebut memperoleh peringkat HIJAU 3) Jika nilai total suatu usaha dan atau kegiatan le! 75%) percentile dari distribusi nilai total per se peringkat usaha dan atau kegiatan tersebut menjadi kandidat emas. ih besar (> tor, maka emperoleh d. Ketua Tim Teknis mengusulkan Kandidat Hijau dan Hmas untuk mendapat persetujuan dari Dewan Pertimbangan PROFER. . Kunjungan Lapangan a. Ketua Tim Teknis dapat menugaskan Tim Penilai Hijau dan Emas untuk melakukan verifikasi lapangan terhadap usah| kegiatan Kandidat Hijau dan Emas. dan atau b. Tim Penilai melakukan verifikasi terhadap kebenaran data-data yang disampaikan olch usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan informasi-informasi lain yang relevan, c. Jika terdapat ketidaksesuaian antara dokumen denga di lapangan, maka dilakukan pengurangan nilai terhd aspck penilaian yang relevan atau di lakukan pembat penilaian jika ditemukan unsur-unsur penipuan data, d. Tim Penilaian melaporkan hasil verifikasi lapangan ki ‘Tim Teknis dengan tembusan kepada Sekretariat Prop c. ‘Tim Teknis Proper membahas hasil kunjungan Japan Dewan Pertimbangan Proper. {. Kelua Tim ‘Teknis menetapkan Peringkat Sementara hasil pembahasan dengan Dewan Pertimbangan Prope kenyataan ldap aspek- alan proses pada Ketua r. pan dengan erdasarkan 69 7. Penentuan Peringkat Emas a. Tim Teknis Proper dan Dewan Pertimbangan Proper penilaian kandidat emas dengan menggunakan kriteri Program Pengembangan Masyarakat Emas. inclakukan Penilaian b. Kriteria Kandidat Emas adalah usaha dan atau kegjatan yang sclama 2 tahun berturut-turut memperoleh peringkat| Hijau dan pada tahun ketiga telah melewati proses penilaian Emas, serta ditetapkan sebagai kandidat Emas. ¢. Tim Teknis Proper melakukan rekapitulasi hasil per hijau dan jilaian dan mengusulkan kandidat peringkat Emas kepada Dewan Pertimbangan Proper. d. Dewan Pertimbangan Proper dapat menggunakan ink yang berasal dari konsultasi publik atau sumber-suj dapat dipercaya untuk memberikan pertimbangar usulan Tim Teknis Proper. e. Dewan Pertimbangan Proper memutuskan kandidat Ketua Tim Teknis menetapkan Kandidat Emas untu kepada Menteri. 8. Penentuan Peringkat Hijau dan Emas Proper a. Berdasarkan hasil proses penilaian biru, merah dan proses penilaian hijau dan emas Dewan pertimbangan rapat teknis lengkap untuk usulan penentuan hasi akhir Proper. Penentuan hasil usulan peringkat al dilakukan | melalui keputusan musyawarah angg, Pertimbangan Proper. b. Setelah ditanda-tangani oleh Ketua Dewan Pertimban, peringkat akhir Proper disampaikan kepada Ment} Lingkungan Hidup. c. Menteri Lingkungan Hidup memiliki hak untuk koreksi dan perbaikan atas usulan peringkat disampaikan Dewan Pertimbangan Proper. d. Menteri Negara Lingkungan Hidup menetapkan Pering! D. PENGUMUMAN 1 Pembuatan laporan Menteri kepada Presiden Berdasarkan usulan peringkat akhir yang disampaikan Pertimbangan Proper kepada Menteri Negara Lingkun: sekretariat Proper membuat laporan Menteri kepad tentang Hasil Penilaian Proper dan rencana pengum: Proper kepada masyarakat. Penyusunan Surat Keputusan Menteri Sctelah mendapatkan persetujuan Presiden RI terhy peringkat dan pengumuman Proper, sekretariat Proper| rancangan Keputusan Menteri tentang Peringkat Kinerja +). Rancangan tersebut diajukan oleh Ketua/wakil kepada Menteri untuk ditetapkan. rmasi lain mber yang terhadap, Emas dan diusulkan tam dan melakukan peringkat hir Proper ta Dewan lan, usulan ri Negara clakukan (shir yang fat Proper. leh Dewan an. Hidup, Presiden man hasil adap hasil menyusun erusahaan ketua tim 70 3. Penyampaian Surat Keputusan MENLH kepada Perusahaai Hasil peringkat masing-masing perusahaan setelah ditan oleh MENLH dalam bentuk Keputusan Menteri disampail masing-masing perusahaan dengan tembusan Pemerinte dan Kabupaten /Kota. 4. Penyusunan bahan pengumuman Proper a. Untuk memudahkan masyarakat mengetahui peringl dan hasil pelaksanaan Proper secara kescluruhan, melalui sekretariat menyusunan bahan publikasi. Bi jenis bahan publikasi disusun berdasarkan target. b. Bahan publikasi ini akan dikomunikasikan kepa misalnya media massa, website www.menlh.go. pemerintah pusat terkait, pemerintah daecrah, lembaga terkait di tingkat nasional dan internasional. 5, Pengumuman Proper a. Pengumuman Proper kepada publik dilakukan oleh Dewan Pertimbangan Proper melalui Konferensi P mengundang media massa cetak, dan elektronik skal dan internasional p im. id, ida-tangani lan kepada {h Provinsi at _kinerja teknis jentuk dan da publik sektor erbankan, ENLH dan Irs dengan ja nasional b, Tim Teknis Proper dibantu oleh Sekretariat Proper berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk menyel pengumuman Proper. B. TAHAP TINDAK LANJUT 1. Tindak Janjut terhadap industri berperingkat me memberikan sanksi administrasi kepada perusahaan mi memperbaiki pengelolaan lingkungan. 2. Usaha dan atau kegiatan yang memperoleh peringkat P| diserahkan kepada proses penegakan hukum lingkungan. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd GUSTI MUHAMMAD Hi: Salinan sesuai dengan aslinya Kepala iro Hukum dan Humas sana‘Ishak rah TTA nggarakan ih adalah untuk oper hitam 7

Potrebbero piacerti anche