Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PUSTAKA
Fessenden RJ, Fessenden JS. 1994. Organic Chemistry 5th edition. California:
Brooks/Cole Publishing Company Pasific Grove.
Furniss, B.S. 1978. Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 5th
Edition. London: Longman Scientific & Technical.
Mc Murry J. Organic Chemistry 5th edition. USA: Brooks/Cole Publishing
Company Pasific Grove.
Vishnoi N.K. 1979. Advanced Practical Organic Chemistry 1st Edition. New
Delhi: Vikas Publishing house PVT Ltd.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Bandung: ITB Bandung.
II. PROSEDUR
Place 10 g (0.725 mol) of dry salicylic acid and 15 g (14 ml 0.147 mol)
of acetic anhydride in a small conical flask, add 5 droops of concentrated
sulphuric acid and rotate the flask in order to secure thorough mixing. Warm
on a water bath to about 50-60oC, stirring with a thermometer, for about 15
minutes. Allow the mixture to cool and stir occasionally. Add 150 ml of water,
stir well and filter at the pump. Dissolve the solid in about 30 ml of hot
ethanol and pour the solution into about 75 ml of warm water if a solid
separates at this point, warm the mixture until solution is complete and then
allow the clear solution to cool slowly. Beautiful needle-like crystals will
separate. The yild is 11 g (85%). The air-dried crud product may also-be
recrystallised from ether-light petroleum (b.p. 40-60oC).
Acetylsalicylic acid decomposes when heated and doe not posses a true,
clearly detined m.p. decomposition points varying from 128 to 135oC have
been recorded a value of 129-133oC is obtained on an electric hot plate
(Fig.1.162). Some decomposition may occur if the compound is recrystallised
from a solvent of high boiling point or if the boiling period during
recrystallisation is unduly prolonged. ( Furniss. P. 831-832)
III. DASAR TEORI
Aspirin
Aspirin juga punya efek antiplatelet dengan menghambat produksi
tromboksan, yang mana pada normalnya mengikat molekul platelet untuk
memperbaiki pembuluh darah. Ini mengapa aspirin digunakan untuk jangka
waktu yang lama, dosis rendah untuk mencegah serangan jantung, strokes,
dan penggumpalan darah. Itu juga dikembangkan bahwa aspirin dosis rendah
mungkin diberikan dengan segera setelah serangan jantung untuk mengurangi
resiko serangan jantung yang lain atau kematian jaringan pada jantung.
Efek samping utama yang tidak menguntungkan adalah gangguan
gastroentistinal, pendarahan lambung, dan tinnitus, khususnya pada dosis
tinggi.
Pada anak-anak dan dewasa, aspirin tidak lagi digunakan untuk
mengatasi gejala seperti flu atau gejala cacar air atau penyakit lain yang
disebabkan oleh virus, memperlihatkan resiko sindrom Reye. Aspirin adalah
yang pertama kali ditemukan yang merupakan anggota dari golongan obat
yang dikenal sebagai non-steroid anti-inflamatory drugs (NSAIDs), tidak
semuanya merupakan salisilat, meskipun mereka mempunyai efek yang mirip
dan kebanyakan menghambat enzim siklooksegenase sebagai mekanisme
aksinya.
Sejarah
Sejarah penemuan aspirin sudah diawali ribuan tahun lalu sejak zaman
mesir kuno dimana pada saat itu orang Mesir Kuno dan Hipocrates
menggunakan kulit pohon Willow sebagai obat penghilang rasa sakit, demam
dan peradangan kemudian khasiat obat ini tersebar luas.
Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang
pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun
1763, ia telah berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis
Sifat kimia
Aspirin adalah turunan dari asam salisilat yang mana zat berwarna,
berbentuk kristal dan merupakan asam lemak, yang mana mempunyai titik
lebur 135oC. Asam asetil salisilat larut dengan cepat dalam larutan amonium
asetat atau dalam asetat, karbonat, sitrat atau logam alkali hidroksida. Asam
asetil salisilat stabil dalam udara kering, tapi akhirnya terhidrolisis ketika
kontank denagn udara lembab menjadi asam dan asam salisilat. Dalam larutan
alkali, hidrolisis berlangsung cepat dan larutan jernih berbentuk yang
mungkin seluruhnya mengandung asetat dan salisilat.
Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dengan cara mengkristalkan
kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, dimana dalam keadaan
panas larut tetapi dalam keadaan dingin atau pada suhu kamar akan terbentuk
ktistal yang murni.
Proses rekristalisasi terdiri dari:
Melarutkan zat yang belum murni kedalam pelarut yang cocok pada atau
maupun fisis
Mendapatkan kristal yang bagus
Pembuatan Ester
Ester dapat dibuat dari asam dan alkohol, atau dari anhidrida asam dan
alkohol. Esterifikasi, atau pembuatan ester, terjadi jika asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam
mineral sebagai katalis. Reaksinya esterifikasi ini berlangsung lambat dan
dapat balik (reversibel). Reaksinya adalah:
H+
As. Karboksilat Alkohol
Mari kita ambil contoh yang khas. Jika asam salisilat dan metil alkohol
bereaksi, hasilnya ialah metil salisilat.
Reaksinya adalah:
OCH 3
H+
OH
As. Salisilat
Metil Alkohol
Metil Salisilat
Air
anhidrida asetat
asam salisilat
aspirin
asam asetat
Reaksi ini disebut esterifikasi fenol. Sebagai fenol adalah asam salisilat
dan sebagai turunan asam karboksilat adalah anhidrida asetat. Anhidrida
asetat dengan nama IUPAC Etanoil etanoat yang disingkat Ac O adalah suatu
2
4. Etanol
5. Air dingin
6. Air panas
ALAT :
15 ml
75 ml
37,5 ml
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Kertas saring
Labu hisap
Magnetic bar
Penangas air
Pengaduk kaca
Pipet
Pompa hisap
Sumbat gabus
Thermometer
Timbangan
Asam salisilat
H+
Aspirin
Asam asetat
REAKSI
anhidrida asetat
asam salisilat
aspirin
asam asetat
Endapan
3 tts
Asam salisilat 5 g
Erlenmeyer
250 ml di water bathAnh.
asetat
7 ml
panaskan
(suhu
50-60C)
FeCl3
Padatan
T es
test denganDiaduk
FeCl3,adjika
berwarna merah-ungu, panaskan lagi
dingin/padat
Sudip
Kertas
saring
Segera
75 ml H2O
Penghisap
endapan yang tersaring dipindahkan
ke erlenmeyer baru
Erlenmeyer baru
76 54
8
3
12
9 11
Hot plate
VIII. GAMBAR
PENGGUNAAN
DAN
PEMASANGAN
Letakkan erlenmeyer
yang berisi
kristal
kasar aspirin diALAT
atas hot plate,
Air panas 35.5
ml
Etanol
panas
15
ml
Kemudian tuang 15 ml etanol panas dan 37,5 ml air Dikocok
panas.
45
3
21
67
8
11 9
6
45 7
8
3
2
9
1
1
0
2
B ila p e r lu d it iu p p e la n
t a n p a k o n t a k la n g s u n g
d e n g a n m u lu t
Keringkan
Kaca arloji
Kertas saring
D i o v e n a d k e r in g
D im a s u k k a n b o t o l h a s il
Penghisap
efek
antiplatelet
yaitu
bekerja
menghambat
pembentukan
Aspirin
Asam asetat
10
resonansi.
Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat
lepas dari -OH dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam asetat
Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam asetil
salisilat (aspirin)
H+ akan lepas dari aspirin
Selanjutnya dilakukan uji kemurnian aspirin yang dapat menggunakan
besi (III) klorida (FeCl3), apabila larutan sampel ditetesi FeCl3 berubah
menjadi warna ungu hal itu disebabkan karena FeCl3 bereaksi dengan gugus
fenol maka larutan tersebut harus dipanaskan lagi selama 15 menit agar
bereaksi semua dengan anhidrida asetat. Jika larutan sampel ditetesi FeCl3
tidak berubah warna menandakan bahwa semua asam salisilat telah berubah
menjadi Kristal aspirin. Hal ini terjadi karena secara teoritis, jumlah aspirin
yang dihasilkan adalah setara dengan jumlah asam salisilat yang direaksikan.
Setelah dilakukan tes uji pemurnian dapatkan hasil yang negative ( ketika
ditetesi FeCl3 larutan sampel tidak berwarna) langsung ditambahkan air
dingin sebanyak 75 ml agar anhidrida asetat bereaksi membentuk asam asetat
sehingga produk yang awalnya larut pada anhidrida asetat akan mengendap
dan membentuk padatan (kristal). Akan tetapi, air tidak boleh ditambahkan
terlalu banyak karena aspirin sedikit larut dalam air. Digunakan air dingin
karena dengan berkurangnya suhu, kelarutan aspirin dalam air akan
berkurang. Setelah terbentuk padatan harus segera disaring menggunakan
corong Buchner karena reaksinya bersifat reversibel . Padatan yang
didapatkan adalah aspirin dan sisa asam salisilat yang tidak bereaksi.
Padatan yang telah disaring dimasukan kedalam erlemeyer baru,
selanjutnya direkristalisasi dengan menggunakan etanol panas dan air hangat
sebagai pelarut. Harus direkristalisasi dengan dua pelarut (etanol dan air)
supaya mendapatkan kristal yang bagus dan hasil yang maksimum. Dua
11
pelarut tersebut, yang satu harus bisa melarutkan dan yang satunya lagi harus
bisa mengkristalkan. Dalam hal ini etanol berperan untuk melarutkan
sedangkan air berperan untuk mengkristalkan. Memanaskan etanol di hot
plate menggunakan erlenmeyer yang ditutup dengan corong dan kapas basah
untuk mencegah penguapan dari etanol tersebut. Dan juga etanol dipanaskan
di hot plate (bukan di atas api bebas) karena sifat etanol mudah terbakar.
Setelah etanol mendidih dimasukan magnetic bar kemudian masukan air
panas 37,5 ml, didihkan di hot plate. Magnetic bar berguna sebagai
pengadukan cairan kimia sehingga membantu proses homogenisasi. Setelah
itu larutan tersebut didinginkan, dan bila sudah dingin disaring dengan corong
buchner dan hasilnya dikeringkan dalam oven. Setelah kering, kemudian hasil
kristal tersebut ditimbang.
Dari hasil percobaan kami, diperoleh remenden sebesar 106,36%. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu :
kembali.
Pada waktu menyaring banyak yang tertinggal sehingga tidak
semuanya ter-rekristalisasi.
Pertanyaan
1. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan sebelum mereaksikan bahan ?
Jawab :
Alat-alat yang akan digunakan harus kering dan bersih. Terutama
erlenmeyer yang harus kering, karena aspirin memiliki sifat jika terkena
air maka akan berubah kembali menjadi asam asetat atau anhidrida asetat
yang reaksinya bersifat reversibel sehingga tidak dapat digunakan
12
kembali. Selain itu pada pencampuran awal yaitu 5 gram asam salisilat +
7 ml anhidrida asetat + 3 tetes H2SO4 harus dilakukan juga dalam
erlenmeyer yang kering sebab apabila erlenmeyer yang digunakan basah
maka campuran tersebut akan berwarna hitam yang dapat menyebabkan
kegagalan.
2.
itulah
reaksi
pembentukan
aspirin
dilakukan.
Jika
pada
4. Setelah hasil reaksi menjadi padat, ditambahkan sejumlah air dan segera
disaring. Mengapa ?
Jawab :
13
6.
XII. KESIMPULAN
1. Aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan
anhidrida asam asetat dengan adanya H2SO4 pekat.
2. Prinsip pembuatan aspirin adalah reaksi esterifikasi.
14
Nurul Muawanah
NRP. 1130060
Lydia Cindy T
NRP. 1130166
15