Sei sulla pagina 1di 8

Studi Komparasi Model Framework Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi Dan Kesuksesan Sistem Informasi

Studi Komparasi Model Framework Dalam Pemanfatan Teknologi


Informasi Dan Kesuksesan Sistem Informasi
Achmad Solechan1
1

Program Studi Sistem Informasi, STMIK Provisi Semarang


E-mail : achmad.solechan.semarang@gmail.com

Abstract
Number of theories that use information technology to provide information to the project
information system to perform in-depth study and analysis before the project is done and applied
information system into an application software product. Basically these theories aim to use information
technology to give satisfaction to the users, so the user expectations in using information technology to be
realized.
Data analysis techniques used in this study is a qualitative analysis aimed to gather in-depth
understanding of the behavior and the reasons for the selection of behavior. The qualitative method used
is to describe each framework to study the model drawings, describes the research indicators, so as to
distinguish the use of the framework in the analysis of information systems projects.
Comparison of the results showed that before the design phase and implementation of the system
needs to be done and needs analysis system using the framework user acceptance framework by using the
Technology Acceptance Model (TAM) is based on faith (belief), attitude, interest and user behavior
relationship. But they can also use the Theory of Planned Behavior that is the theory that provides a
framework to study attitudes toward behaviors. After a needs analysis and has been designed and
implemented the system can then use the framework to analyze the success of Information Systems. This
model was found by DeLone and McLean (1992) who finds success can be represented by an SI qualitative
characteristics of the SI itself (system quality), quality of output from SI (information quality), the
consumption of the output (use), user response to the SI (user satisfaction), the influence of IS on user
habits (individual impact), and its impact on organizational performance (organizational impact).
Kata kunci : framework, user acceptance, dan Information System Success.

1.

PENDAHULUAN
Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari
prosedur-prosedur yang diorganisasikan, dan bila
dieksekusi akan menyediakan informasi untuk
mendukung
pengambilan
keputusan
dan
pengendalian di dalam organisasi (Jogiyanto, 2000).
Perkembangan teknologi informasi yang semakin
pesar telah melahirkan sikap penerimaan dan
penolakan user dalam proses penggunaannya. Hal
ini menyebabkan perlunya mengetahui sikap dan
perilaku yang dirasakan user terhadap pemanfaatan
teknologi informasi (user acceptance).
Semakin pentingnya teknologi informasi bagi
keberhasilan
organisasi
secara
keseluruhan
memperluas peran fungsi sistem informasi.
Teknologi informasi telah memainkan peranan
stratejik dan signifikan dalam organisasi (Croteau
dan Bergeron, 2001). Dukungan perangkat keras dan
perangkat lunak yang semakin baik memunculkan
suatu kecenderungan sistem desentralisasi yang

memungkinkan divisi dalam suatu organisasi


mempunyai komputer mereka sendiri (Davis, 1989).
Menurut Jurnali (2001), besarnya dana yang
diinvestasikan dan kemungkinan timbulnya resiko
dalam pengembangan sistem informasi pada suatu
organisasi menyebabkan pengembang sistem
informasi perlu memahami faktor-faktor yang dapat
mengarahkan
anggota
organisasi
untuk
menggunakan sistem informasi secara efektif. Para
manajer dan pegawai operasional harus dapat
menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia,
mempelajari secara langsung perangkat keras dan
perangkat lunak, dan mengadopsi teknologi
informasi sesuai dengan kebutuhan tugasnya.
Pemanfaatan teknologi informasi (user
acceptance) dapat didefinisikan sebagai keinginan
sebuah group user dalam memanfaatkan teknologi
informasi yang didesain untuk membantu pekerjaan
mereka (Dillion, 2001). Kurangnya pemanfaatan
teknologi informasi harus dipandang sebagai faktor
sentral yang akan menentukan sukses atau tidaknya
suatu proyek sistem informasi. Untuk memprediksi

33

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 3 No.1 Maret 2012


pemanfaatan teknologi informasi, para peneliti
membuat model yang dapat menggambarkan user
acceptance.
Salah satu yang terkenal adalah model
Technology Acceptance Model (TAM) yang
ditemukan oleh Davis (1989) yang kemudian
dikembangkan menjadi model TAM modifikasi oleh
Venkatesh dan Davis (2003) dengan nama Unified
Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT). TAM memprediksi pemanfaatan
teknologi informasi terhadap teknologi apapun
berdasarkan dua faktor yaitu perceived usefulness
(user percaya akan manfaat menggunakan TI) dan
perceived ease of use (user percaya akan kemudahan
TI). Sebelum teori TAM ditemukan, Ajzen dan
Fishbein (1975) menemukan Theory of Reasoned
Action (TRA). Pada tahun 1991, Ajzen menemukan
Theory of Planned Behaviour (TPB). Pada tahun
1992 muncul teori kesuksesan sistem informasi yang
ditemukan Delone dan McLean.
Beberapa teori yang berkaitan dengan
pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi (TSI)
antara lain : Model Theory of Reasoned Action
(TRA); Model Theory Planned Behavior (TPB);
Model Technology Acceptance Model (TAM); Task
Technology Fit (TTF); Model Technology to
Performance Chain (TPC); Model Konsep
Kepercayaan; Psychological Attachment Model
(PAM); yang kemudian dikembangkan menjadi
Model kesuksesan sistem informasi oleh DeLone
dan McLean. Model-model tersebut merupakan
penyempurnaan dari model sebelumnya, seperti
Model TAM yang dikembangkan dari model TRA
dan TPB. Selain itu, juga adanya model-model yang
baru yang disesuaikan dengan kondisi, karakteristik
dan kemampuan pengguna TSI. Model yang paling
sesuai adalah model yang memenuhi keinginan
pengguna, kebutuhan organisasi serta kemampuan
teknologi tersebut. Ini menunjukkan bahwa tidak ada
model keperilakuan dalam penggunaan TSI yang
bersifat universal, yaitu dapat digunakan dan
dimanfaatkan pada semua organisasi.
Keperilakuan
pemanfaatan
teknologi
informasi merupakan tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan dalam
pemanfaatan teknologi informasi. Tanggapan atau
reaksi individu dapat bersifat mendukung atau
menentang rangsangan tersebut. Apabila rangsangan

34

diberikan terus menerus, maka individu secara


perlahan maupun cepat akan beradaptasi dengan
rangsangan tersebut. Teknologi didefinisikan
sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk
membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka
(Goodhue, 1995). Alat tersebut dapat berupa
perangkat lunak maupun perangkat keras. Sistem
Informasi (SI) merupakan seperangkat komponen
yang saling berhubungan yang berfungsi
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung
pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi (Laudon and Laudon, 2000).
Dari banyaknya teori pemanfaatan teknologi
informasi tersebut memberikan informasi bagi
proyek sistem informasi untuk melakukan kajian dan
analisis yang mendalam sebelum proyek sistem
informasi dikerjakan dan diaplikasikan menjadi
sebuah produk software aplikasi. Pada dasarnya
teori-teori
pemanfaatan
teknologi
informasi
bertujuan untuk memberikan kepuasan pada
penggunanya, sehingga harapan user dalam
menggunakan teknologi informasi tersebut dapat
terwujud.

2.

MODEL FRAMEWORK
PEMANFAATAN TEKNOLOGI (USER
ACCEPTANCE)
Beberapa framework model penelitian tentang
pemanfaatan teknologi informasi antara lain :
1.
Framewrok
Model
original
Technology Acceptance Model
(TAM) menurut Davis (1989) dapat
dilihat sebagai berikut :
Perceived
Usefullness

External
Variable

Attitude
Toward
Using

Behavioral
Intention

Actual
Usage
System

Perceived
Ease of Use

Gambar 1
Model Framework TAM
Tingkat penerimaan pengguna teknologi
informasi (Information Technology Acceptance)
ditentukan oleh 6 konstruk yaitu variabel luar

Studi Komparasi Model Framework Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi Dan Kesuksesan Sistem Informasi

(external variable), persepsi pengguna terhadap


kemudahan dalam menggunakan TI (perceived ease
of use), persepsi pengguna terhadap kegunaan
menggunakan TI (perceived usefulness), sikap
pengguna menggunakan TI (attitude toward using),
kecenderungan tingkah laku (hehavioral intention),
dan pemakaian aktual (actual usage system). Tujuan
utama TAM adalah menjadi dasar untuk memahami
pengaruh faktor-faktor eksternal pada keyakinan
internal (internal beliefs), dan tingkah laku
(attitude). Pada umumnya pengguna teknologi akan
memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang
disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai
dampak dari penggunaan teknologi tersebut. Artinya
persepsi negatif berkembang setelah pengguna
pernah mencoba teknologi tersebut atau pengguna
berpengalaman
buruk
terhadap
penggunaan
teknologi tersebut. Pengalaman buruk ini dapat
berupa pengalaman setelah menggunakan teknologi
yang disediakan. TAM dapat digunakan sebagai
dasar untuk menentukan upaya-upaya yang
diperlukan
untuk
mendorong
kemauan
menggunakan teknologi.
2.

Behavioral
belief

Framework Model Theory of


Reasoned Action (TRA) yang
ditemukan Ajzen dan Fishbein
(1975) dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Attitude
toward behavior
Intention
to behave

Normative
belief

Behavior

Subjective
norms

Gambar 2
Model Framework TRA
Theory of Reasoned Action (TRA)
menggambarkan bahwa perilaku (behavior) individu
dapat diprediksi dari minat berperilaku (behavior
intention). Sedangkan minat berperilaku individu
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu sikap terhadap
perilaku (attitude toward behavior) dan norma
subyektif (subjective norms). Dengan demikian,
secara sederhana TRA menyatakan bahwa seseorang
akan melakukan suatu perbuatan apabila ia
memandang perbuatan tersebut positif dan bila ia
percaya bahwa orang lain ingin agar ia
melakukannya. Semakin positif sikap dan norma

subyektif seseorang atas perilaku tertentu, maka


kecenderungan minat dan perilaku aktualnya juga
semakin kuat.
3.

Framework Model Theory of


Planed Behavior (TPB) yang
ditemukan Ajzen (1991) dapat
dilihat pada gambar berikut ini:

Beliefs
Attitude
Evaluation
Normative
beliefs
Motivation

Behavior
Intention

Behavior

Subjektive
Norms

Gambar 3
Model Framework TPB
Theory of Planed Behavior (TPB)
mengandung beberapa variabel Keyakinan Perilaku
atau behavioral belief yaitu hal-hal yang diyakini
oleh individu mengenai sebuah perilaku dari segi
positif dan negatif, sikap terhadap perilaku atau
kecenderungan untuk bereaksi secara afektif
terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka atau
tidak suka pada perilaku tersebut. Keyakinan
Normatif (Normative Beliefs), yang berkaitan
langsung dengan pengaruh lingkungan yang secara
tegas dikemukakan oleh Lewin dalam Field Theory.
Menurut Ajzen, faktor lingkungan sosial khususnya
orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan
individu (significant others) dapat mempengaruhi
keputusan individu. Norma subjektif (Subjective
Norm) adalah sejauh mana seseorang memiliki
motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap
perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief).
Kalau individu merasa itu adalah hak pribadinya
untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan
ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka dia
akan mengabaikan pandangan orang tentang
perilaku yang akan dilakukannya. Fishbein & Ajzen
(1975) menggunakan istilah motivation to comply
untuk menggambarkan fenomena ini, yaitu apakah
individu mematuhi pandangan orang lain yang
berpengaruh dalam hidupnya atau tidak. Keyakinan
bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control
beliefs) diperoleh dari berbagai hal, pertama adalah
pengalaman melakukan perilaku yang sama
sebelumnya atau pengalaman yang diperoleh karena
melihat orang lain (misalnya teman, keluarga dekat)
35

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 3 No.1 Maret 2012


melaksanakan perilaku itu sehingga ia memiliki
keyakinan
bahwa
ia
pun
akan
dapat
melaksanakannya. Selain pengetahuan, ketrampilan,
dan pengalaman, keyakinan individu mengenai suatu
perilaku akan dapat dilaksanakan ditentukan juga
oleh ketersediaan waktu untuk melaksanakan
perilaku tersebut, tersedianya fasilitas untuk
melaksanakannya, dan memiliki kemampuan untuk
mengatasi setiap kesulitan yang menghambat
pelaksanaan
perilaku.
Persepsi
kemampuan
mengontrol (Perceived Behavioral Control), yaitu
keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah
melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan
perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan
waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian
individu melakukan estimasi atas kemampuan
dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak
memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku
itu. Ajzen menamakan kondisi ini dengan persepsi
kemampuan mengontrol (perceived behavioral
control). Niat untuk melakukan perilaku (Intention)
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih
melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan.
Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu
memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan
sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan
perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari
orang-orang lain yang berpengaruh dalam
kehidupannya.
4.

Framework Model Kesuksesan


Sistem Informasi (Information
System Succes Model)
Setelah model framework pemanfaatan
teknologi informasi (user acceptance), kemudian
muncul model Kesuksesan Sistem Informasi
(Information System Succes Model) yang ditemukan
oleh William DeLone dan Ephraim McLean (1992).
Model IS Success (TPB) yang ditemukan Ajzen
(1991) dapat dilihat pada gambar berikut ini :
System
Quality

Use
Individual
Impact

Information
Quality

Organizational
Impact

Use Satisfaction

Gambar 4
Model Framework Kesuksesan Sistem Informasi
(Information System Succes)

36

Kesuksesan pengembangan e-commerce yang


diukur dari 2 variabel yaitu intensitas penggunaan
sistem dan kepuasan pengguna e-commerce yang
bersangkutan.
Variabel-variabel
yang
mempengaruhi kesuksesan e-commerce adalah
kualitas informasi (sebagai output sistem) dan
kualitas e-commerce. Dua variabel ini masingmasing mempengaruhi variabel kualitas informasi,
dan kualitas e-commerce (DeLone and Mc Lean
1992). Selanjutnya variabel intensitas penggunaan
sistem juga mempengaruhi kepuasan pengguna
sistem informasi yang bersangkutan. Sebuah
kesuksesan sistem akan berdampak pada individu
dan organisasi penggunanya, dan pada selanjutnya
dampak individual tersebut berpengaruh terhadap
kinerja organisasional. Selanjutnya kerangka teoritis
tersebut menunjukkan bahwa kualitas sistem (system
quality) dan kualitas informasi (information quality)
yang baik, yang direpresentasikan oleh usefulness
dari output sistem yang diperoleh, dapat
berpengaruh terhadap tingkat penggunaan sistem
yang bersangkutan (intended to use) dan kepuasan
pengguna (user satisfaction). Dengan menganut
definisi bahwa kualitas sistem berarti kualitas dari
desain e-commerce tersebut (DeLone dan McLean,
1992), maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik
kualitas sistem dan kualitas output sistem yang
diberikan, misalnya dengan cepatnya waktu untuk
mengakses dan kegunaan dari output sistem akan
menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk
melakukan pemakaian kembali (reuse); dengan
demikian intensitas pemakaian sistem akan
meningkat. Pemakaian yang berulang-ulang ini
dapat dimaknai bahwa pemakaian yang dilakukan
bermanfaat bagi pemakai. Dan tingginya derajat
manfaat yang diperoleh mengakibatkan pemakai
akan lebih puas.

3.

INDIKATOR-INDIKATOR (DEFINISI
OPERASIONAL DAN PENGUKURAN
VARIABEL PENELITIAN
a. Indikator TAM
Model Technology Acceptance Model (TAM)
oleh Davis (1989) terdiri dari 6 variabel penelitian
antara lain : variabel luar (external variable),
persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam
menggunakan TI (perceived ease of use), persepsi
pengguna terhadap kegunaan menggunakan TI
(perceived
usefulness),
sikap
pengguna

Studi Komparasi Model Framework Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi Dan Kesuksesan Sistem Informasi

menggunakan TI (attitude toward using),


kecenderungan tingkah laku (behavioral intention),
dan pemakaian aktual (actual usage system) yang
diukur dengan indikator-indikator berikut:
Tabel 1
Indikator-indikator Technology Acceptance Model
oleh Davis (1989)
No. Variabel
Indikator
Sumber
Gable
1.
External
(1) A specific
(1991)
Variable
person / group is
available for
assistance with
hardware
difficulties, (2) A
specific person /
group is available
for assistance with
software
difficulties, (3)
Specialized
instruction and
education
concerning
software is
available, (4)
guidance is
available in the
selection of
hardware, software,
printer and other
equipment.
2.
Perceived (1) using would
Venkatesh
usefulness make a smart
dan Davis
consumer, (2) using (1996)
would make easier,
(3) using would
make save monye,
(4) overall using is
very useful
Venkatesh
3.
Perceived (1) downloading is
dan Davis
ease of
very easy, (2)
(1996)
use
mental effort taken
to download is
efforless, (3) the
task is very simple,
(4) the task of
interacting is very
simple, (5) learning
to operace is easy
for me, (6) using
takes too much
time from normal
duties, (7) overall is
easy to use.
4.
Behavior
(1) I will intend to
Venkatesh,
Intention
get more details, (2) Morris,
I will intend to
Davis dan
download, (3) I will Davis

5.

Actual
Usage
System

intend to use in my
personal life
(1) actual usage, (2)
frequency usage,
(3) satisfaction
usage

(2003)
Davis
(1989)

b. Indikator Theory Reasoned Action


Tabel 2
Indikator-indikator Theory Reasoned Action
No. Variabel
Indikator
Sumber
1.
Behavioral (1) efficacy, (2)
Taylor
belief
facilitating condition and
technology, (3)
Todd
facilitating condition (1995)
resources
2.
Normative (1) Peer normative,
Taylor
belief
(2) superior
and
influences
Todd
(1995)
3.
Attitudes
(1) using is a good
Taylor
toward
idea, (2) using is wise and
behavior
idea, (3) I like the
Todd
idea of using it.
(1995)
4.
Subjective (1) people who
Taylor
norms
influence my
and
behavior would think Todd
that I should use it,
(1995)
(2) people who are
important to me
would think that I
should use it.
5.
Intention
(1) I would be able to Taylor
to behave
use it, (2) using is
and
entirely within my
Todd
control, (3) I have the (1995)
resources and the
knowledge and the
ability to make use it.
6.
Behavioral (1) I intend to use
Taylor
this term, (2) I intend and
to use it to pritnt
Todd
project, papers or
(1995)
assignment this term,
(3) I intend to use it
frequently this term.

Indikator Information System


Success Model
Model kesuksesan sistem informasi oleh
Delone dan McLean (1992) terdiri dari 6 variabel
penelitian antara lain : kualitas sistem (system
quality) dan kualitas informasi (information quality),
uses intention, user satisfaction, individual impact
dan organizational impact yang diukur dengan
indikator-indikator berikut:
Tabel 3
c.

37

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 3 No.1 Maret 2012


6.
Indikator-indikator Information System Success
Model oleh Delone Dan Mclean (1992)
No Variabel
Indikator
Sumber
.
1.
Kualitas
(1) flexibility
Bailey
Sistem
system, (2)
and
(System
integration of
Pearson
Quality)
systems, (3) ease (1983)
of use, (4) ease of
learning
Bailey
2.
Kualitas
(1)keakuratan
Informasi
informasi/accura dan
Pearson
(Information cy, (2)
Quality)
ketelitian/precisi (1983)
on, (3)
kemutakhiran
(currency), (4)
ketepatwaktuan
(timeliness), (5)
kelengkapan
informasi
(completeness).
Srinivasa
3.
Intensitas
(1) frequency of
n (1985),
Penggunaan
use, (2) time per
Zmud,
e-commerce
computer
Boynton
(Uses)
session, (3)
number of report dan
Jacobs
generated, (4)
(1987)
cost reduction,
(5) management,
(6) strategy
planning, dan (7)
competitive trust.
4.
User
(1) satisfaction
Mc Keen
Satisfaction
with the
(1983),
development, (2) Edmunso
user satisfaction, n and
(3) enjoyment,
Jeffery
(4) overall
(1984),
satisfaction, dan
Lucas
(5) decision
(1981),
making
Sanders
satisfaction.
and
Courtney
(1985)
5.
Individual
(1) number of
Goslar,
Impact
alternative
Green
considered, (2)
dan
time to decision,
Hughes
(3) confidence in (1986),
decision, (4)
Gueutal,
ability to identity Surprenan
solution, (5) task t, and
performance, dan Bubeck
(6) quality of
(1984),
policy decision.
serta
King and
Rodrigues
(1981)
38

Organization
al Impact

(1) economics
performance, (2)
marketing
achievement, (3)
productivity in
production, (4)
innovation, (5)
product and
management
quality.

Jenster
(1987)

4.

TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis kualitatif yang
bertujuan untuk mengumpulkan pemahaman
mendalam tentang perilaku dan alasan pemilihan
perilaku. Metode kualitatif menyelidiki mengapa
dan bagaimana pengambilan keputusan, bukan
hanya apa, dimana, kapan. Metode kualitatif
menghasilkan informasi hanya pada kasus-kasus
tertentu dipelajari, dan kesimpulan yang lebih umum
adalah proposisi saja. Metode kualitatif yang
digunakan yaitu dengan mendeskripsikan masingmasing framework dengan gambar model penelitian,
menjelaskan indikator penelitian, sehingga mampu
membedakan penggunaan framework dalam analisis
proyek sistem informasi.
5.

PEMBAHASAN
Dalam
pengembangan
TAM
yang
memfokuskan pada variabel awal dari kemudahan
penggunaan, secara teoritis menyatakan bahwa
pengalaman langsung dengan teknologi sistem
informasi menjadi perantara dalam hubungan
langsung antara tujuan penggunaan dan kemudahan
penggunaan. Tujuan penggunaan dari suatu sistem
adalah ukuran tentang bagaimana mudahnya sistem
tersebut
digunakan,
diturunkan
dengan
membandingkan apa yang diperlukan agar seorang
ahli
menyelesaikan
suatu
tugas
dengan
menggunakan sistem dengan apa yang diperlukan
oleh orang awam untuk menyelesaikan tugas yang
sama dengan menggunakan sistem yang sama.
Model TAM berlandaskan pada kepercayaan
(belief), sikap (attitude), minat (intention) dan
hubungan perilaku pengguna (user behavior
relationship).
Theory of Planned Behavior yaitu teori yang
menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari
sikap terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut,
penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi

Studi Komparasi Model Framework Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi Dan Kesuksesan Sistem Informasi

untuk berperilaku. Intensi individu untuk


menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari
sikap untuk menampilkan perilaku tersebut dan
norma subjektif. Sikap individu terhadap perilaku
meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku,
evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif,
kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi
untuk patuh. Jika seseorang mempersepsi bahwa
hasil dari menampilkan suatu perilaku tersebut
positif, ia akan memiliki sikap positif terhadap
perilaku tersebut. Yang sebaliknya juga dapat
dinyatakan bahwa jika suatu perilaku difikirkan
negatif. Jika orang-orang lain yang relevan
memandang bahwa menampilkan perilaku tersebut
sebagai sesuatu yang positif dan seseorang tersebut
termotivasi untuk memenuhi harapan orang-orang
lain yang relevan, maka itulah yang disebut dengan
norma subjektif yang positif. Jika orang-orang lain
melihat perilaku yang akan ditampilkan sebagai
sesuatu yang negatif dan seseorang tersebut ingin
memenuhi harapan orang-orang lain tersebut, itu
yang disebut dengan norma subjektif negatif. Theory
of Reasoned Action paling berhasil ketika
diaplikasikan pada perilaku yang di bawah kendali
individu sendiri. Jika perilaku tersebut tidak
sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan
individu, meskipun ia sangat termotivasi oleh sikap
dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan
secara nyata menampilkan perilaku tersebut.
Sebaliknya, Theory of Planned Behavior
dikembangkan untuk memprediksi perilaku-perilaku
yang sepenuhnya tidak di bawah kendali individu.
Model Kesuksesan Sistem Informasi yang
ditemukan oleh DeLone dan McLean. Model ini
menemukan
kesuksesan
sebuah
SI
dapat
direpresentasikan oleh karakteristik kualitatif dari SI
itu sendiri (system quality), kualitas output dari SI
(information quality), konsumsi terhadap output
(use), respon pengguna terhadap SI (user
satisfaction), pengaruh SI terhadap kebiasaan
pengguna (individual impact), dan pengaruhnya
terhadap kinerja organisasi (organizational impact).
SI yang memenuhi keandalan akan dapat
memuaskan pengguna SI dan mengoptimalkan
kinerja pengguna dan organisasinya sehingga
perilaku pengguna akan mendukung teknologi
tesebut. Output dari SI yang berkualitas akan
meningkatkan kepuasan dan kinerja individu yang

berdampak pada kepuasan dan kinerja organisasi.


Konsumsi terhadap output yang semakin besar
menunjukkan
adanya
kepercayaan
pada
pemanfaatan dan penggunaan SI. Respon pengguna
yang banyak terhadap SI akan meningkatkan
keandalan dan kredibilitas dari SI tersebut. SI yang
baik dan bermutu akan berpengaruh terhadap
kebiasaan
dan
perilaku
pengguna
dalam
meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
6.

KESIMPULAN
Dari hasil komparasi menunjukkan bahwa
sebelum tahap perancangan dan implementasi sistem
perlu dilakukan analisis dan kebutuhan sistem
dengan menggunakan framework user acceptance
dengan menggunakan framework Technology
Acceptance Model (TAM) berlandaskan pada
kepercayaan (belief), sikap (attitude), minat
(intention) dan hubungan perilaku pengguna (user
behavior relationship). Selain itu juga dapat
menggunakan Theory of Planned Behavior yaitu
teori yang menyediakan suatu kerangka untuk
mempelajari sikap terhadap perilaku. Setelah
dilakukan analisis kebutuhan dan sistem telah
dirancang dan diimplementasikan selanjutnya dapat
menggunakan framework untuk menganalisis
Kesuksesan Sistem Informasi. Model ini ditemukan
oleh DeLone dan McLean (1992) yang menemukan
kesuksesan sebuah SI dapat direpresentasikan oleh
karakteristik kualitatif dari SI itu sendiri (system
quality), kualitas output dari SI (information
quality), konsumsi terhadap output (use), respon
pengguna terhadap SI (user satisfaction), pengaruh
SI terhadap kebiasaan pengguna (individual impact),
dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi
(organizational impact).
DAFTAR PUSTAKA
Azhary, Renza, 2008. Model-model User
Acceptance. Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia.
Croteau, Anne Marie, dan Bergeron, F., 2001. An
Information Technology Trilogy: Business Strategy,
Technological Deployment and Organizational
Performance, Journal of Strategic Information
Systems, hlm. 77-99.

39

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 3 No.1 Maret 2012


Davis, FD. 1989. Perceived Usefulness, Perceived
Ease of Use and User Acceptance of Information
Technology, MIS Quarterly, Vol. 13, 319-339.
DeLone, William dan McLean, Ephraim, 1992.
Information System Success : The Quest for the
Dependent Variable, Information System Research,
March 1992 Vol. 3 No. 1, p. 60-95.
Dillion, A. 2001. User Acceptance of Information
Technology. Encyclopedia of Human Factors and
Ergonomics.
Gable, 1991. Consultant Engangement for Computer
System Selection: A Pro Active Client Role in Small
Business, Information and Management Vol. 20. 8393.
Goodhue, DL. 1995. Understanding User
Evaluation of Information System. Management
Science. December: 1827-1844.
Hamzah, Ardi, 2009. Evaluasi Kesesuaian Model
Keperilakuan dalam Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi di Indonesia.
Jogiyanto, 2000. Sistem Informasi
Komputer. Yogyakarta : Penerbit PBFE.

40

Berbasis

Jurnali, Teddy, 2001, Analisis Pengaruh Faktor


Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan
Publik. Simposium Nasional Akuntansi IV, hlm.
432-452.
Laudon, Kenneth C and Laudon, Jane P. 2000.
Organization and Technology in the Networked
Enterprise. Management Information System, Six
Edition, International Edition.
Taylor and Todd, 1995. Understanding Information
technology Usage A Test of Competing Models,
Information System Research 6, 2.
Utaminingsih, Widya, 2009. Analisis Penerimaan
Teknologi Informasi di PT. MRA dengan
Menggunakan Technology Acceptance Model. Jurnal
Penelitian Universitas Gunadarma.
Venkatesh, Viswanath dan Fred D. Davis, 2003. A
Model of the Antecedents of Perceived Ease of Use:
Development and Test. Decision Sciences, 27 (3)
451-481.

Potrebbero piacerti anche