Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1
PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL.......Error: Reference
source not found
1.1 SISTEM ELEKTRIKAL.......................... Error: Reference source not found
1.3 FIRE STOP SYSTEM............................Error: Reference source not found
1.4 SISTEM MEKANIKAL ..........................Error: Reference source not found
2
SISTEM INSTALASI LISTRIK......................Error: Reference source not found
2.1 LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK.. . .Error: Reference source not
found
2.2 SISTEM PENERANGAN.......................Error: Reference source not found
2.2.1 Standard Penerangan.................Error: Reference source not found
2.2.2 Penerangan Darurat....................Error: Reference source not found
2.3 JENIS BEBAN LISTRIK.........................Error: Reference source not found
2.4 KEBUTUHAN DAYA LISTRIK................Error: Reference source not found
2.5 SISTEM DISTRIBUSI & SUPPLY DAYA LISTRIK.....Error: Reference source
not found
2.5.1 Sistem Distribusi Daya Listrik.....Error: Reference source not found
2.5.2 Sistem Supply Daya Listrik..........Error: Reference source not found
2.6 DATA TEKNIS KABEL..........................Error: Reference source not found
2.7 SISTEM PROTEKSI............................. Error: Reference source not found
2.7.1 Panel listrik dan Peralatannya.....Error: Reference source not found
2.7.2 Data-data teknis.........................Error: Reference source not found
2.8 SISTEM PENGAMAN TERHADAP MANUSIA.. Error: Reference source not
found
2.8.1 Sistem Pentanahan.....................Error: Reference source not found
2.8.2 Data-data teknis......................... Error: Reference source not found
3
SISTEM PENANGKAL PETIR..................... Error: Reference source not found
4
FIRE STOP SYSTEM.................................Error: Reference source not found
5
SISTEM TATA SUARA...............................Error: Reference source not found
5.1 UMUM................................................Error: Reference source not found
5.2 DASAR PERENCANAAN......................Error: Reference source not found
5.2.1 PERENCANAAN SISTEM...............Error: Reference source not found
5.2.2 PERALATAN SISTEM TATA SUARA. Error: Reference source not found
5.3 PUBLIC ADDRESS SYSTEM (EVAKUASI).......Error: Reference source not
found
5.4 CAR CALL SYSTEM.............................Error: Reference source not found
6
SISTEM KOMUNIKASI...............................Error: Reference source not found
6.1 KONSEP PERENCANAAN....................Error: Reference source not found
6.2 SISTEM SENTRAL TELEPHONE...........Error: Reference source not found
6.3 PENENTUAN KEBUTUHAN PESAWAT TELEPON.. Error: Reference source
not found
6.4 PEMILIHAN PERALATAN.....................Error: Reference source not found
6.5 INSTALASI KABEL TELEPON...............Error: Reference source not found
7
KONSEP PERENCANAAN
7.3 PERALATAN SISTEM FIRE ALARM..........................................................3
7.3.1 Main Control Fire Alarm..................................................................3
7.3.2 Fire Detector...................................................................................3
7.3.3 Manual Call Point............................................................................3
7.3.4 Alarm Panel....................................................................................3
7.3.5 Signal Lamp (Indicator Lamp)........................................................3
7.3.6 Fire Fighting Telephone..................................................................3
7.4 CARA KERJA SISTEM FIRE ALARM.........................................................3
7.5 ZONING SISTEM FIRE ALARM................................................................3
7.6 LOKASI MANUAL CALL POINT, BELL, SIGNAL LAMP DAN JACK
TELEPHONE FIRE............................................................................................3
8
CCTV SYSTEM............................................................................................3
8.1 UMUM...................................................................................................3
8.2 FUNGSI CCTV........................................................................................3
8.3 PENEMPATAN PERALATAN MONITOR & CAMERA...................................3
9
SISTEM TATA UDARA (AC) DAN MEKANIKAL VENTILASI..............................3
9.1 DASAR PERENCANAAN.........................................................................3
9.2 PEMILIHAN SISTEM...............................................................................3
9.3 SISTEM VENTILASI MEKANIK.............Error: Reference source not found
9.3.1
Sistem Mekanikal Ventilasi pada bangunan Perkantoran . . .Error:
Reference source not found
10 SISTEM PLAMBING / PEMIPAAN................................................................25
10.1 DASAR PERENCANAAN.......................................................................25
10.1.1 Kriteria Perencanaan.................................................................25
10.1.2 Ketentuan dan Stadarisasi.........................................................27
10.1.3 Sumber Air Bersih......................................................................27
10.1.4 Air Limbah.................................................................................28
10.1.5.......................................................................................... Instalasi Air Hujan.
28
Page 2
KONSEP PERENCANAAN
c. Sistem Telekomunikasi
-
Air bersih
Water treatment
Air limbah (Biotek)
Drainasi
Talang air hujan
Page 3
KONSEP PERENCANAAN
KONSEP PERENCANAAN
d. Sistem Pembumian (Grounding)
e. Instalasi Penangkal Petir
f. Sistem Diesel Genset
-
Kantor
Ruang Rapat
Corridor
Kuat penerangan
(Lux)
350 400
300 350
100 150
Page 5
KONSEP PERENCANAAN
-
Tangga
Ruang Mesin
Lobby / Hall
Gudang
Parkir Dalam Gedung
Toilet
Ruang Komputer
Luar Bangunan:
- Taman
- Parkir
- Jalan
150
150 200
200
150
100 150
100
300 400
30 50
50 75
30 - 50
KONSEP PERENCANAAN
2.3 JENIS BEBAN LISTRIK.
Jenis beban listrik pada gedung terdiri dari, antara lain:
- Lampu-lampu penerangan
- Motor-motor (pompa, AC dan lain-lain)
- Peralatan Listrik, seperti: Peralatan Office, Telepon, Tata Suara,
Sistem deteksi kebakaran dan lain-lain.
Berdasarkan jenis beban listrik tersebut di atas, maka dapat disusun rencana
sebagai berikut:
a. Pengelompokan pemakaian
b. Prioritas pemakaian
c. Kebutuhan daya listrik
d. Sistem supply daya listrik
e. Rencana pengembangan
f. Sistem pengontrolan pemakaian daya listrik
2.4 KEBUTUHAN DAYA LISTRIK
Besarnya kebutuhan daya listrik ditentukan berdasarkan data-data beban
listrik yang terpasang, baik pada setiap lantai gedung maupun yang terpusat
pada lantai-lantai tertentu.
Berdasarkan besarnya kebutuhan daya listrik tersebut, maka dapat
ditentukan:
- Kapasitas Diesel Generator Set sebagai sumber tenaga listrik dalam
keadaan darurat
- Jenis / ukuran penampang kabel
- Kapasitas penyambungan daya listrik ke PLN
KONSEP PERENCANAAN
Untuk pencabangan pendistribusian daya listrik ke setiap lantai
gedung dapat menggunakan penghantar listrik dari:
- Kabel tegangan rendah 0.6 / 1 KV.
- Jenis kabel: tembaga dan aluminium.
2.5.2 Sistem Supply Daya Listrik
Sistem supply daya listrik direncanakan menggunakan sumber dari:
- Jaringan perusahaan listrik / PLN.
- Pembangkit sendiri (sumber daya darurat)
- Uniterruptible Power Supply (UPS)
a. Jaringan Perusahaan Listrik / PLN
Sebagai sumber daya listrik utama untuk kebutuhan gedung di
supply dari jaringan perusahaan listrik Negara / PLN
Karena tingkat kebutuhan daya listrik cukup besar, maka untuk
memenuhi kebutuhan tersebut direncanakan dengan
menggunakan system 3 phase.
Dengan berlangganan / konsumen 3 phase, maka direncanakan
dengan data-data sebagai berikut:
-
Daya Terpasang
: 160 KVA
Tegangan
: 400 volt
Frekwensi
: 50 HZ
KONSEP PERENCANAAN
Masing-masing bangunan direncanakan diesel Genset tersendiri,
dengan kapasitas sebagai berikut:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
URAIAN
Kapasitas
Type
Tegangan
Putaran
Frequency
Cooking
System
Power Factor
Sistem Starting
Governor
Penggunaan Kabel
- Feeder panel control
- Feeder Fire Alarm
c. Kabel Telepon
d. Kabel Kontrol Fire Alarm
: UTP, Cat 6
: AWG 18
Page 9
KONSEP PERENCANAAN
2.7 SISTEM PROTEKSI
Sistem proteksi direncanakan dengan system proteksi bertingkat pada
panel-panel penerangan, panel daya, panel Sub Distribusi dan panel
Distribusi utama
Jenis proteksi yang dipergunakan:
- Sistem proteksi terhadap gangguan hubungan singkat (short circuit)
- Sistem proteksi terhadap beban lebih (over current)
2.7.1 Panel listrik dan Peralatannya
Pengaman dari panel listrik dipergunakan jenis Moulded Case Circuit
Breaker (MCCB) dan Miniature Circuit Breaker (MCB).
2.7.2 Data-data teknis
a. Panel Tegangan Rendah
- Rated voltage
: 415 KV
- Frequency
: 50 Hz
- Phase
:3
- Incoming / outgoing protection: MCCB, MCB
- Busbar & konduktor
: R, S, T, N, G, tembaga, dicat
- Breaking capacity
: 10 KA 85 KA
- Pole
: 3 poles & 4 poles
- Metering & monitor:
o Ampere meter
o Volt meter
o KWH meter
o Pilot lamp
o Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan
2.8 SISTEM PENGAMAN TERHADAP MANUSIA
Dalam rancangan terdiri dari 2 bagian system pengaman terhadap
manusia, yaitu:
- Sistem Pentanahan / pembumian
- Sistem Penangkal Petir
2.8.1 Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:
- Pentanahan untuk Panel Utama
Page 10
KONSEP PERENCANAAN
-
Pentanahan
Pentanahan
Pentanahan
Pentanahan
Pentanahan
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
KONSEP PERENCANAAN
Data-data teknis
- Temperatur s/d 1.000C selama 2 jam
- Flexible dan tidak ada kesulitan pada penggantian ataupun
penambahan kabel yang baru
- Non toxic & non dusty
- Dan lain-lain
5
5.1 UMUM
Sistem tata suara direncanakan untuk bangunan Office dan Parkir.
Fungsi dari system tata suara adalah:
- Pengumuman pada waktu keadaan darurat / evakuasi
- Pemberitahuan yang ditujukan pada umum (Public Address)
- Pemanggilan kendaraan (Car Calling System)
Pada tahap rancangan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Fungsi bangunan
- Penentuan fungsi tata suara
- Sumber daya / catu daya
- Tata letak peralatan
- Sistem distribusi
5.2 DASAR PERENCANAAN
Dasar perencanaan ini disesuaikan dengan fungsi ruangan dan fungsi
peralatan serta dengan beberapa batasan sebagai berikut:
- Tingkat kebisingan unit Residential : 45 50 dB
- Tingkat kebisingan di daerah parker
: 70 dB
5.2.1 PERENCANAAN SISTEM
Masing-masing bangunan direncanakan system tata suara tersendiri
dan system di interkoneksi yang digunakan apabila terjadi keadaan
darurat.
Kriteria Perencanaan Sistem Tata Suara
Tata suara direncanakan untuk:
- Pengumuman pada waktu keadaan darurat / evakuasi
Page 12
KONSEP PERENCANAAN
- Public address
- Back Ground Music
Parkir
Sistem tata suara untuk pemanggilan kendaraan direncanakan
sesuai kebutuhan gedung. Sistem public address ditempatkan di
pusat control Tata Suara, sedangkan peralatan system car calling
dapat ditempatkan pada Front entrance atau security.
5.2.2 PERALATAN SISTEM TATA SUARA.
1.
2.
Microphone
CD player
Mixer Pre Amplifier
Digital Announcer
Amplifier
Program Selector
Speaker Selector Switch
Program Timer
Loudspeaker (Type Ceiling & Wall)
Volume Control
Junction Panel
KONSEP PERENCANAAN
2.
3.
SISTEM KOMUNIKASI
Page 14
KONSEP PERENCANAAN
Saluran Telkom dapat dihubungkan ke PABX atau langsung menuju ke
Terminal Box (IDF) yang selanjutnya didistribusikan ke setiap outlet
telepon.
Sistem PABX digunakan untuk keperluan komunikasi pada Building
Management.
Masing-masing bangunan dilengkapi dengan Key Telephone.
6.3 PENENTUAN KEBUTUHAN PESAWAT TELEPON.
Penentuan jumlah pesawat telepon, baik saluran langsung saluran
Perumtel maupun saluran extension menyangkut factor-faktor antara
lain:
- Jumlah personil dan jabatan pada Kantor
- Faktor ruangan dan lokasi
- Lain-lain hal yang menentukan penggunaan sarana telepon, seperti
telepon khusus kebakaran, security dan lain-lain
6.4 PEMILIHAN PERALATAN
Sistem PABX akan dipilih dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PABX dirancang / diprogram secara software untuk keperluan
Management
b. PABX dilengkapi dengan berbagai fungsi feature yang fleksibel
c. PABX dapat diperluas sampai pada kapasitas maksimum
d. PABX dilengkapi dengan system Call Detail Recording, di mana
system ini dapat mengeluarkan data-data mengenai tempat telepon
yang digunakan, nomor telepon yang dihubungi, waktu dan lamanya
telepon digunakan
e. Memenuhi standard / peraturan-peraturan yang ditentukan oleh
Perumtel
Kapasitas PABX diperkirakan dengan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
a. Ruang-ruang Manager dipersiapkan minimal 1 outlet telepon
b. Untuk ruang-ruang kerja yang mempunyai kefungsian bersama
dipersiapkan beberapa outlet telepon sesuai dengan kebutuhan
dan jumlah karyawan
c. Untuk ruang-ruang serbaguna, ruang rapat, disiapkan minimal 2
(dua) outlet atau lebih
d. Pada daerah lobby dipersiapkan beberapa outlet untuk keperluan
fasilitas public telepon
Page 15
KONSEP PERENCANAAN
e. Ruang-ruang penting seperti Front Office, Sales, Ruang Marketing,
Ruang Engineering, Accounting dan lain-lain dipersiapkan
beberapa outlet sesuai kebutuhan
Pengadaan extension PABX di tiap lantai Management lebih
diutamakan untuk keperluan service / maintenance oleh Pengelola
Gedung
6.5 INSTALASI KABEL TELEPON
Sistem pengkabelan saluran telepon dapat digunakan dengan 2 (dua)
jenis kabel, yaitu:
1. Kabel Standard (Serat tembaga)
2. Fibre Optic
Dalam perencanaan system pengkabelan akan dilakukan beberapa
alternatip kombinasi kedua jenis kabel tersebut di atas.
-
Page 16
KONSEP PERENCANAAN
7.2 PEMILIHAN SISTEM
Sistem Fire Alarm terdiri dari beberapa system antara lain:
- Sistem Semi Addressable.
- Sistem Full Addressable.
Sistem Full Addressable adalah suatu system yang mempunyai
teknologi canggih, di mana setiap detector yang dipasang dapat
memberikan signal / address ke master control, sehingga dapat segera
diketahui tempat di mana kejadian kebakaran
Sedangkan Sistem Semi Addressable adalah gabungan antara
Conventional dan Full Addressable. Pada system Semi Addressable
tidak diperlukan banyak kabel / hanya satu kaber riser.
Setiap zone dari system yang memberikan signal ke Master Control,
setiap zone terdiri dari beberapa detector.
Berdasarkan sistem-sistem tersebut di atas, maka direkomendasikan
system fire alarm adalah Semi Addressable.
Dalam merancang system perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Fungsi ruang
- Luas lantai dan jumlah lantai
- Pemilihan peralatan
- Penentuan zoning yang tepat untuk area yang dideteksi
- Dihubungkan dengan system hydrant
- Dihubungkan dengan system Pressurized Fan
- Dihubungkan dengan system BAS
- Dihubungkan dengan system lift
- Catu daya dari sumber energy:
Listrik PLN
Pembangkit sendiri (Diesel Generating Set)
Baterai, berikut pengisi baterai (Charger) atau UPS
- System control.
- Peralatan-peralatan yang tepat, sehinga memudahkan untuk
didengar, dideteksi dan dilihat.
- Dilengkapi fasilitas telepon darurat, pengumuman darurat dan
instruksi evakuasi.
7.3 PERALATAN SISTEM FIRE ALARM
Peralatan utama yang termasuk dalam system Fire Alarm adalah:
- Master Control Fire Alarm (MCFA)
Page 17
KONSEP PERENCANAAN
-
KONSEP PERENCANAAN
7.3.2 Fire Detector
a. Pemilihan Detector
Pemilihan jenis detector harus disesuaikan dengan fungsi ruangan.
Perencanaan ini mengacu pada standard / peraturan yang berlaku di
Indonesia.
b. Type dari Fire Detector
1. Rate Of Rise Heat Detector
Type yang dipakai adalah air expansion, inverted bimetal, self
restoring, rate of rise and fixed temperature dengan kenaikan suhu
15F permanent maximum temperature 136F atau sederajat.
Luas area yang diproteksi adalah 46 m.
2. Fixed Temperature Heat Detector
Type yang dipakai adalah inverted bimetal, ordinary sensibility,
nominal working temperature 136F atau sederajat.
Luas area yang diproteksi adalah 46 m.
3. Smoke Detector
Type yang dipakai adalah Optic Type.
Alarm terjadi pada kepadatan asap satu setengah persen,
hambatan asap selama 6 detik per foot (kaki) atau temperature
135F atau sederajat.
Luas area yang diproteksi adalah 90 m.
Pemasangan / pemilihan jenis detector dapat dilihat table berikut
ini:
Tabel Pemilihan Jenis Detector sesuai fungsi ruangan.
DETECTOR
FIXED
TEMP.
- Da
pur
ROR
KOMBINASI
FIXED
TEMP.
- R.
Perjamuan
ASAP
NYALA API
GAS
R.
Peralatan
Control
- Gudang
Material
yang mudah
terbakar
- Ruang
transformat
or / Diesel
Page 19
KONSEP PERENCANAAN
- Garasi mobil
- R. Receptionis
- Restaurant
- Kamar tidur
- R. Generator
dan
transformator
- Laboratorium
Kimia
- Studio TV
- R. tamu
- R. Mesin
- R. Lift
- R. control
Instalasi
peralatan
vital
- Ruang
yang berisi
bahan yang
mudah
menimbulka
n gas yang
mudah
terbakar
- R. Pompa
- R. AC
- Tangga
- Koridor
- Lobby
- Aula
- Shaft
- Perpustakaan
- R. Key
Telephone
- Gudang
KONSEP PERENCANAAN
a. Pada waktu Fire Detector, atau manual call point beroperasi maka
alarm bell akan berbunyi pada lokasi:
1. Zone di mana fire detector, atau manual call point itu berada dan
terangkai
2. Main fire alarm panel di mana selain bell berbunyi juga
ditunjukkan secara visual dari zone mana alarm itu berasal
b. Setelah zoning di mana detector, atau station itu berada dapat
dimonitor oleh petugas jaga, yang selalu stand by di ruang control,
selanjutnya dapat meng-cancel bunyi alarm beberapa saat.
Selanjutnya petugas inspeksi akan memeriksa ke area tersebut untuk
memastikan apakah betul terjadi kebakaran atau fault alarm.
Antara petugas jaga dengan petugas inspeksi dapat melakukan
komunikasi secara langsung melalui system FIRE FIGHTING
TELEPHONE, sehingga memungkinkan penanggulangan bahayabahaya kebakaran dengan cepat.
Apabila system, fire alarm bekerja karena terjadinya fault alarm,
maka petugas jaga akan tetap meng-cancel / reset bunyi alarm
sampai penyebab terjadinya fault alarm dapat diatasi. Apabila betul
terjadi kebakaran dapat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Petugas jaga akan mengaktifkan kembali bunyi alarm dan
berusaha untuk memadamkan sumber kebakaran dengan fire
extinguisher atau fire hose cabinet hydrant yang terdapat di
setiap lantai. Jika sumber api dapat diatasi maka alarm dapat
direset dan fire alarm dapat bekerja seperti keadaan normal
kembali.
Pada saat ini dapat dilakukan hal-hal yang bersangkutan dengan
evakuasi melalui ceiling speaker system public address yang
terpasang di lobby lift dan tiap lantai.
2. Tetapi apabila sumber kebakaran tidak dapat dipadamkan dan
menjalar ke lantai berikutnya, maka general alarm dapat
diaktifkan secara manual & cara-cara evakuasi dapat disampaikan
lewat system public address.
Pada point b.1 system fire alarm secara otomatis akan
menghidupkan fan kebakaran (pressurize fan),
Pada saat ini petugas jaga lainnya dapat menghubungkan dinas
kebakaran dan kepolisian setempat.
Selain itu secara manual petugas jaga dapat mematikan bebanbeban listrik yang tidak berkaitan untuk penanggulangan bahaya
kebakaran.
Page 21
KONSEP PERENCANAAN
Hal ini dapat dilakukan bertahap yaitu mulai dari lantai yang
terjadi kebakaran dan seterusnya sesuai dengan zoning yang
dapat dimonitor dari system Fire Alarm.
7.5 ZONING SISTEM FIRE ALARM
Untuk memudahkan pengecekan asal dari pada alarm, masing-masing
Lantai dibagi menjadi beberapa zone.
7.6 LOKASI MANUAL CALL POINT, BELL, SIGNAL LAMP DAN JACK
TELEPHONE FIRE
Penempatan ke empat peralatan di atas disatukan di dalam fire hose
cabinet (FHC) sedangkan pada tempat lain di mana tidak terdapat FHC
diletakkan pada tempat-tempat yang strategis yang terjangkau dan
terlihat semua orang.
Untuk area lobby Office banyaknya unit bell diperhitungkan dengan luas
lobby itu sendiri sehingga setiap penghuni walau dalam keadaan
seburuk apapun dapat mendengar atau melihat adanya tanda
kebakaran.
CCTV SYSTEM
Guna meningkatkan pengamanan terhadap penghuni atau barangbarang berharga dalam gedung ini, maka direncanakan system
pengaman Close Circuit TV System.
8.1 UMUM
CCTV system adalah suatu system yang memonitor serta mendeteksi
adanya bahaya ataupun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
serta dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang cepat dan
tepat untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Untuk kejadian-kejadian yang khusus, peristiwa yang tidak diinginkan
dapat direkam dan dapat disimpan dalam cassette recorder dan dapat
diprint out sebagai data otentik bagi pengusutan serta tindakan
pengamanan selanjutnya.
8.2 FUNGSI CCTV
Sistem CCTV berfungsi untuk membantu pengawasan dengan cara
mengamati kegiatan operasi dalam gedung, baik pengunjung maupun
karyawan melalui video camera ataupun ruangan serta lorong / koridorkoridor dan area parkir yang perlu diamati dengan CCTV.
Page 22
KONSEP PERENCANAAN
Bangunan Hotel, Convention Hall dan Parkir direncanakan dengan 3
(tiga) set peralatan utama dan dapat diinterkoneksi.
8.3 PENEMPATAN PERALATAN MONITOR & CAMERA
Seluruh peralatan camera dipasang pada tempat-tempat yang perlu
dideteksi terhadap kemungkinan bahaya gangguan keamanan.
Sedangkan peralatan monitor ditempatkan di dalam ruang satpam /
security yang dijaga 24 jam sehari.
9
Page 23
KONSEP PERENCANAAN
9.2 PEMILIHAN SISTEM.
Sistem tata udara terdiri dari:
- Sistem Air Cooled Split
- Sistem VRV
9.3 SISTEM VENTILASI MEKANIK.
Sistem Ventilasi Mekanik diperlukan untuk daerah-daerah yang tidak
dikondisikan (tidak menggunakan system Tata Udara), seperti misalnya
Toilet, Power house, ruang ME, Gudang, termasuk parker mobil pada
Lantai Basement dan umumnya untuk memenuhi kebutuhan Fresh Air /
Intake dan exhaust.
Pada daerah-daerah (Zone) tertentu, udara segar (Fresh Air) dibutuhkan
untuk pergantian udara dalam ruangan, yang diasumsi mengalami 4 s/d
20 pergantian udara per jam.
Di samping itu, untuk daerah (Zone) tangga kebakaran yang berfungsi
untuk evakuasi penghuni / pemakai gedung apabila terjadi kebakaran
diperlukan catu udara dengan Supply Air yang memadai.
Selisih tekanan antara di dalam dan di luar tangga dipertahankan
minimum 0.1 WG (25 Pa) dan untuk mempertahankan delta tekanan
tersebut dibutuhkan Pressurized Fan.
9.3.1 Mekanikal Ventilasi pada Bangunan Perkantoran.
a.
b.
c.
d.
e.
Ventilasi
Ventilasi
Ventilasi
Ventilasi
Ventilasi
Corridor / Lobby
Kamar Mandi / Toilet
Ruang Service
Ruang ME
Basement
Page 24
KONSEP PERENCANAAN
Berdasar atas asumsi pertukarang udara yang
direncanakan 10 : 12 kali/jam, ventilasi dilakukan dengan
bantuan fan yang di-exhaust keluar bangunan.
Kriteria Perencanaan
Menyediakan kebutuhan air bersih dan air panas ke tempattempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, lengkap
Page 25
KONSEP PERENCANAAN
dengan jaringan distribusinya, dan jaringan pipa air buangan /
kotor dari drainasi lantai, bak cuci, urinal, water closet, dsb
menuju ke sistim pengolahan air kotor (sewage treatment plant)
tanpa mencemarkan bagian penting lainnya
Air bersih diambil dari sumber utama PDAM, perkiraan kebutuhan
air bersih:
- Apartemen
: 200 liter/orang/hari
- Kantor
: 100 liter/orang/hari
- Restoran
: 30 liter/pengunjung/hari
: 40 liter/orang/hari
- Sekolah
: 40 liter/orang/hari
- Kantin
: 30 liter/orang/hari
: 1 bar
- WC Flush Tank
: 0,7 bar
: 0,4 bar
: 0,3 bar
- Lavatory
: 0,3 bar
- Shower
: 0,7 bar
: buah
- WC Flush Tank
: buah
: buah
: buah
: buah
Page 26
KONSEP PERENCANAAN
- Kelompok KM dengan WC Flush Tank
: buah
10.1.3
Page 27
KONSEP PERENCANAAN
Sistem yang digunakan dalam distribusi air bersih adalah
system gravitasi dengan menggunakan roof tank yang
diletakkan di atas bangunan.
Dengan menggunakan pompa transfer, air bersih dari ground
water reservoir/ PDAM dialrkan / dipompa ke tangki atap (roof
tank), kemudian dengan menggunakan pipa air bersih
didistribusikan ke setiap jaringan pipa air bersih di setiap
lantai.
Untuk mendapatkan tekanan air yang cukup pada tiap fixture
unit digunakan pompa penguat (booster pump).
Pada setiap cabang ke masing-masing unit dipasang glove
valve (manual) sebagai regulating valve.
Material pemipaan system air bersih menggunakan GIP
(Galvanized Iron Pipe) Medium Class ASTM A53 dan PPR.
10.1.4
Air Limbah
Pembuangan air limbah dari alat Plumbing (sanitari) yaitu air
bekas dari Office, Parkir dan fasilitas umum akan disalurkan
ke Biotek.
Untuk air kotor akan disalurkan ke instalasi biotek melalui
proses pengolah limbah.
Kapasitas biotek yang dibuthkan adalah sebesar: m3
10.1.5
KONSEP PERENCANAAN
Air hujan dari atap gedung dialirkan melalui pipa tegak air hujan
menuju bak penampungan air hujan dengan kapasitas untuk
selama 2 jam, kelebihan air hujan akan disalurkan ke saluran
kota.
11 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
Instalasi pemadam kebakaran direncanakan untuk mengatasi /
membatasi kebakaran dalam gedung.
11.1 LINGKUP PEKERJAAN.
- Pemadam api ringan.
11.2 KRITERIA PERENCANAAN.
Pemadam api ringan
Untuk mencegah bahaya kebakaran yang sifatnya ringan / dini
dilengkapi dengan pemadam api ringan (portable fire extinguisher)
sebelum peralatan pendeteksi bekerja otomatis.
Beberapa penempatan pemadam api ringan jenis CO2 antara lain:
- Ruang Panel
- Ruang Genset
Page 29