Sei sulla pagina 1di 8

Mandala of Health.

Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

EFEK CATECHIN TERHADAP KADAR ASAM URAT, CREACTIVE


PROTEIN(CRP) DAN MALONDIALDEHID DARAH TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) HIPERURISEMIA
Fajar Wahyu Pribadi1, Dwi Arini Ernawati1
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
E-mail: fajarwahyupribadi@yahoo.com

ABSTRACT
Consumption of high-purine content protein in daily menu may lead to the condition of hyperuricemia
(excessive plasma uric acid level). High uric acid level deposited in joints and tissues causes inflammation
that will increase C-Reactive Protein (CRP) and Malondialdehid (MDA) produced from the chain reaction of
lipid peroxidation of cell membrane. Catechin in green tea extract acts as an anti-oxidant agent that
neutralize free radicals and stop the chain reaction, thus, it acts as an anti-inflammation agent as well. The
aim of this research was to reveal the effect of catechin and to determine the most effective dosage in
lowering the level of uric acid, CRP and MDA in hyperuricemic white rats. Thirty six male rats were divided
into six groups of six each. As a negative control group, Group I only received pellet. Group II, III, IV, V and
VI were given 20 mg goat brain-added pellets for eight days. Group II was given 2.52 mg/kg BW Allopurinol;
Group III, IV and V were given Catechin of 10,20 and 40 mg/kg BW respectively. Group VI acted as a
positive control group. The level of plasma uric acid, CRP and MDA were measured at day 0, 9 and 15. The
result showed that the three dosages of catechin lowered plasma uric acid, CRP and MDA level. The most
effective dosage of cathecin was 40 mg/kg BW.
Key words: catechin, uric acid, CRP, MDA, hyperuricemia

Penyakit

PENDAHULUAN
Pola makan yang tidak sehat dalam

akibat

hiperurisemia

dikenal

sebagai gout atau penyakit pirai .

masyarakat yang berprotein tinggi, terutama

Asam urat merupakan produk akhir

protein hewani yang banyak mengandung

yang terbentuk dari senyawa purin (adenine,

purin

penyakit

guanine), dihasilkan dalam jaringan yang

hiperurisemia (kelebihan asam urat) semakin

mengandung enzim xantin oksidase terutama

meningkat. Penyakit hiperurisemia tidak

di hati dan usus halus. Dalam keadaan

mengancam jiwa, tetapi bila penyakit ini

normal, asam urat dapat dikeluarkan melalui

menyerang,

mengalami

ginjal. Tetapi apabila sintesis asam urat

siksaan nyeri, pembengkakan atau cacat

terlalu banyak atau ekskresinya melalui ginjal

persendian tangan dan kaki. Rasa sakit dari

terlalu sedikit, maka kadarnya dalam darah

pembengkakan tersebut disebabkan karena

akan meningkat, kristal-kristal urat yang

endapan kristal monosodium urat, yang

sukar larut dalam semua cairan tubuh,

terbentuk dari asam urat yang sudah jenuh

mengendap di sendi-sendi dan jaringan dan

sehingga mempermudah pembentukan kristal

menimbulkan peradangan. Endapan kristal

tersebut. Penumpukan kristal pada umumnya

urat juga dapat terjadi pada ginjal dan lambat

terjadi pada jaringan sekitar sendi, sehingga

laun akan merusak organ tersebut. Nilai

tinggi,

menyebabkan

penderita

dapat

menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut.

39

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

normal asam urat 2,4 5, 7 mg/dL pada


2

wanita dan 3,5 7,0 mg/dL pada pria .

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

senyawa dialdehid yang merupakan produk


akhir peroksidasi lipid di dalam tubuh. Kadar

Proses peradangan akan mengaktifkan

MDA yang tinggi menggambarkan adanya

makrofag terutama di dalam sinovium untuk

proses oksidasi membran sel, yang dapat

mensintesa Interleukin-6 (IL-6). Selanjutnya

merusak membran sel tersebut. Nilai normal

IL-6 akan merangsang sel hati untuk

MDA plasma 0,83 1,01 mol/L4.


Pada

mensintesa protein fase akut yaitu C-

umumnya

untuk

mengatasi

Reactive Protein (CRP), sehingga kadarnya

penyakit hiperurisemia digunakan obat-obat

dalam darah akan meningkat sampai 10 kali

sintesis seperti allopurinol, tetapi dapat

lipat dari normal. Kadar CRP normal < 1

menimbulkan efek samping seperti gangguan

mg/L. CRP termasuk sistem imun non

pada kulit, lambung, usus dan juga gangguan

spesifik humoral, fungsi CRP adalah untuk

darah. Obat-obat urikosuria yang lain tidak

menetralisir benda-benda asing dalam bentuk

dapat diberikan pada pasien yang mengalami

terlarut yang masuk ke dalam sel yang

batu ginjal. Untuk mengatasi hal tersebut,

mengalami peradangan. Sehingga apabila

dikembangkan

proses peradangan dapat disembuhkan, kadar

menggunakan tanaman obat seperti teh hijau.

pada

penderita

hiperurisemia

dapat

alternatif

Daun teh hijau mengandung gugus

CRP akan kembali normal setelah 14 hari .


Kadar asam urat yang tinggi seperti

pengobatan

flavanoid dari polifenol. Salah satu senyawa


aktif teh hijau adalah catechin. Senyawa ini

menyebabkan kerusakan pada membran sel

bersifat

seperti hepar dan ginjal akibat reaksi berantai

antioksidan adalah sebagai peredam yang

peroksidase

yang

dapat menetralisir radikal bebas yang masuk

mengandung purin tinggi, akan mengaktivasi

tubuh serta menghentikan reaksi berantai

enzim xantin oksidase 20 kali lipat dari

peroksidasi dari lipid. Selain itu teh hijau

keadaan normal. Hal ini akan menyebabkan

juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi5.

peningkatan radikal bebas dalam tubuh,

Diharapkan dengan pemberian catechin dari

seperti O20- dan OH0 (radikal hidroksil).

ekstrak teh hijau dapat menurunkan kadar

Radikal bebas akan menyerang asam lemak

asam urat, CRP dan MDA plasma.

lipid.

Makanan

sebagai

antioksidan.

Fungsi

tak jenuh ganda (PUFA) yang merupakan


penyusun

membran

sel,

melalui

METODE PENELITIAN

pembentukan radikal karbon, radikal peroksil

Penelitian ini menggunakan 36 ekor

dan peroksidase lipid. Sebagai akibatnya

tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar

Rantai PUFA yang semula panjang, akan

jantan berumur dua bulan dengan berat badan

terputus menjadi senyawa sederhana seperti

150-200 gram yang didapatkan dari LPPT

hidrokarbon (pentane, etana) dan aldehid

Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Hewan

seperti malondialdehid (MDA). MDA adalah

coba

dibagi

menjadi

enam

kelompok

40

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

perlakuan yang beranggotakan enam ekor

yang ditambah 20 mg otak kambing selama 8

tikus tiap kelompok. Semua hewan dipelihara

hari kemudian diberi allupurinol dengan

dalam

dan

dosis 2,52 mg/kgBB; tikus putih diberi pakan

kelembaban yang sama, kandang dengan

pelet ditambah otak kambing 20 mg selama 8

bahan, bentuk dan ukuran yang sama,

hari kemudian ditambah catechin dengan

mendapat pencahayaan alami, serta mendapat

dosis 10 mg/kgBB; tikus putih diberi pakan

makanan dan minuman dengan jenis, jumlah

pelet ditambah 20 mg otak kambing selama 8

dan komposisi yang sama.

hari kemudian diberi catechin dengan dosis

lingkungan

Bahan

dengan

yang

suhu

dalam

20 mg/kgBB; tikus putih diberi pakan pelet

penelitian ini adalah Crude catechin dengan

ditambah 20 mg otak kambing selama 8 hari

kemurnian 80% didapatkan dari ekstrak teh

kemudian diberi catechin dengan dosis 40

hijau yang diperoleh dari Perkebunan Teh

mg/kgBB; tikus putih diberi pakan pelet yang

PTPN XII Nusantara Lawang, otak kambing,

ditambah 20 mg otak kambing selama 8 hari

pakan tikus berupa pelet 521, reagen Uric

sebagai

Acid

diblender dicampur pada pelet.

PAP,

reagen

carboxymethilcellulosae
fosfat,

digunakan

tiobarbiturat,

CRP,

kontrol

positif.

Otak

kambing

(CMC),

buffer

Sampel darah dilambil pada hari ke-0

allupurinol,

larutan

untuk kelompok kontrol negatif dan hari ke-9

Drapkin. Peralatan yang digunakan dalam

untuk

penelitian ini adalah pipet kapiler hematokrit,

kelompok perlakuan serta hari ke-15 setelah

tabung sentrifuse, tabung reaksi, mikropipet

pemberian allupurinol atau catechin. Darah

ukuran 10L

diambil melalui vena plexus orbitalis dengan

(Transferpet),

100 L dan 1000 L


spektrofotometer

5010

(Riele) dan timbangan analitik (OHOUS).


Penelitian untuk uji bioassay

kelompok

kontrol

positif

dan

pipet kapiler hematokrit sebanyak 2 mL.


Selanjutnya

plasma

dipisahkan

dengan

di

sentrifugasi kecepatan 4000 rpm selama 10

laboratorium Farmakologi FKIK UNSOED

menit kemudian diukur kadar asam urat, CRP

dari tanggal 27 Oktober-24 November 2008.

dan MDA. Variabel bebas yang diamati

Parameter asam urat, CRF dan MDA di

berupa

laboratorium Biokimia FKIK Unsoed.

variabel

Penelitian ini merupakan penelitian


eksperimental

dengan

Rancangan

seri

dosis

tergantung

catechin,

sedangkan

berupa

perubahan

parameter hiperurisemia. Data parameter

Acak

asam urat, CRP dan MDA dianalisis dengan

Lengkap (RAL) lima kali ulangan. Adapun

uji F dengan tingkat kesalahan 5%. Apabila

perlakuan yang dicobakan adalah tikus putih

berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda

diberi pakan pelet saja tanpa perlakuan (otak

Nyata Terkecil (BNT).

kambing maupun teh hijau/catechin) sebagai


kontrol negatif, tikus putih diberi pakan pelet

HASIL DAN PEMBAHASAN

41

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

Hasil pengukuran asam urat dan CRP dapat

kadar asam urat pada keenam kelompok

diamati pada gambar 1 dan 2. Dari analisis

perlakuan adalah berbeda bermakna. Uji

statistik dengan uji ANOVA (=0, 05)

homogeneous subsets menunjukkan bahwa

didapatkan hasil Fhitung = 38,444; p = 0,000;

rerata

(p< 0, 05) maka Ho ditolak atau rerata

menurunkan kadar asam urat dan rerata

semua

kelompok

Catechin

Kadar AasmUrat (AU)

8
7
6
5
4
3
2
1
0

Har i 0

Hari 9

Har i 15

F1

2,83

2,33

2,33

F2

2,67

7,50

2,00

F3

2,17

6,83

4,00

F4

2,00

7,00

3,33

F5

2,00

6,83

2,17

F6

2,50

6,50

8,50

Gambar 1. Histogram kadar Asam Urat tiap kelompok


(Data ditampilkan sebagai mean). Kelompok F1 : kontrol negatif; Kelompok F2 : Alupurinol ;
Kelompok F3 : Catechin dosis 10 mg/KgBB+20 mg otak kambing; Kelompok F4 : Catechin dosis 20
mg/KgBB+20 mg otak kambing; Kelompok F5 : Catechin dosis 40 mg/KgBB+20 mg otak kambing;
Kelompok F6 : kontrol positif (20 mg otak kambing)

40
C-ReactiveProtein(CRP)

35
30
25
20
15
10
5
0

F1

1,00

1,00

1,00

F2

1,17

18,00

1,00

F3

1,33

14,00

4,00

F4

1,17

16,00

1,00

F5

1,17

18,00

1,00

F6

1,17

13,00

36,00

Gambar 2. Histogram kadar CRP tiap kelompok


(Data ditampilkan sebagai mean). Kelompok F1 : kontrol negatif; Kelompok F2 : Alupurinol ;
Kelompok F3 : Catechin dosis 10 mg/KgBB+20 mg otak kambing; Kelompok F4 : Catechin dosis 20
mg/KgBB+20 mg otak kambing; Kelompok F5 : Catechin dosis 40 mg/KgBB+20 mg otak kambing;
Kelompok F6 : kontrol positif (20 mg otak kambing)

42

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

penurunan kadar Asam Urat pada kelompok

berbeda bermakna. Uji homogenous subsets

Catechin dosis 40 mg/KgBB adalah yang

menunjukkan bahwa rerata semua kelompok

mendekati rerata penurunan kadar asam urat

Catechin menurunkan kadar MDA dan rerata

pada kelompok Alupurinol.

penurunan kadar MDA pada kelompok

Dari

analisis

statistik

dengan

uji

Catechin dosis 40 mg/KgBB lebih tinggi dari

ANOVA (=0, 05) didapatkan hasil Fhitung =

penurunan kadar MDA pada kelompok

31,584; p = 0,000; (p< 0, 05) maka Ho

Alupurinol.

ditolak atau rerata kadar CRP pada keenam


kelompok

perlakuan

bermakna.

Uji

berbeda

CRP dan MDA pada kelompok yang

subsets

diberikan 20 mg otak kambing selama 15

menunjukkan bahwa rerata semua kelompok

hari menunjukkan angka yang lebih tinggi

Catechin menurunkan kadar CRP dan rerata

dibandingkan kelompok-kelompok yang lain.

penurunan

kelompok

Hasil ini disebabkan karena otak termasuk

Catechin dosis 40 mg/KgBB sama dengan

makanan yang mengandung purin tinggi.

penurunan

Asam

kadar

kadar

adalah

Hasil pengukuran kadara asam urat,

homogeneous

CRP

CRP

pada

pada

kelompok

Alupurinol.

urat

metabolisme

Hasil pemeriksaan kadar MDA dapat

guanine)

merupakan
senyawa

asam

hasil

purin

nukleat.

Asam

akhir

(adenine,
nukleat

diamati pada gambar 3. Dari analisis statistik

dipecah menjadi guanine nukleotidase dan

dengan uji ANOVA (=0, 05) didapatkan

adenine nukleotidase oleh enzim nuclease.

hasil Fhitung = 98,957; p = 0,000; (p< 0, 05)

Selanjutnya guanine nukleotidase diubah

maka Ho ditolak atau rerata kadar MDA pada

menjadi guanine oleh enzim nukleotidase dan

keenam kelompok perlakuan adalah berbeda

diubah menjadi guanine oleh purin

4,0

Malondialdehid(MDA)

3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0

Har i 0

Har i 9

Har i 15

F1

1,01

0,88

1,03

F2

1,01

1,66

1,03

F3

1,01

1,49

1,41

F4

1,01

1,66

1,13

F5

1,01

1,74

1,01

F6

1,01

1,66

2,97

Gambar 2. Histogram kadar MDA tiap kelompok


(Data ditampilkan sebagai mean). Kelompok F1 : kontrol negatif; Kelompok F2 : Alupurinol ;
Kelompok F3 : Catechin dosis 10 mg/KgBB+20 mg otak kambing; Kelompok F4 : Catechin dosis
20 mg/KgBB+20 mg otak kambing; Kelompok F5 : Catechin dosis 40 mg/KgBB+20 mg otak
kambing; Kelompok F6 : kontrol positif (20 mg otak kambing)

43

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

nukleosida fosforilase. Adenine nukleotidase

normal, xantin oksidase akan mengubah

diubah menjadi adenosine dan IMP yang

hipoxantin dan xantin menjadi asam urat

selanjutnya diubah menjadi inosin dan oleh

dengan

enzim purin nukleosida fosforilase diubah

katalisatornya.

menjadi hiposantin. Guanine dan hiposantin

produk samping berupa anion superoksida

oleh

xantin

(O20- ). Selanjutnya oleh system antioksidan

xantin.

tubuh yaitu enzim superoksida dismutase

Selanjutnya enzim xantin oksidoreduktase

(SOD), diubah menjadi H2O2 dan oleh

enzim

oksidoreduktase

guanase
diubah

dan
menjadi
6

menggunakan
Reaksi

oksigen
ini

sebagai

menghasilkan

mengubah xantin menjadi asam urat . Karena

enzim katalase diubah lagi menjadi H2O.

asam urat kurang begitu larut dalam air,

Tetapi diet purin tinggi akan menyebabkan

apabila sintesis asam urat terlalu banyak dan

xantin oksidase aktivitasnya meningkat 20

ekskresi melalui ginjal terlalu sedikit maka

kali

akan terjadi peningkatan kadar asam urat

sehingga pembentukan radikat superoksida

dalam

menyebabkan

meningkat. Radikal superoksida merupakan

endapan berupa kristal asam urat. Bentuk

salah satu jenis radikal bebas yang sangat

kristal urat (monosodium urat), menyerupai

reaktif dan dapat menyebabkan kerusakan

jarum dan sangat halus dengan panjang 10 .

membran

darah

dan

dapat

Penumpukan kristal urat umumnya

lipat

dibanding

sel,

keadaan

melalui

normal,

mekanisme
7

pembentukan peroksidasi lipid .

terjadi pada jaringan sendi dan menimbulkan

Proses pembentukan peroksidase lipid

rasa nyeri yang hebat. Selain itu timbul

dimulai dari ion hydrogen pada rantai

peradangan (inflamasi) . Adanya peradangan

samping (PUFA) penyusun membran sel oleh

memicu

inflamasi.

radikal bebas, membentuk radikal karbon.

Makrofag yang berada dalam sinovium

Radikal karbon akan teroksidasi membentuk

mensintesa Interleukin-6, untuk merangsang

radikal peroksil. Selanjutnya radikal peroksil

pembentukan CRP. Dalam keadaan normal

akan menarik lagi ion H+

tubuh tidak akan membentuk CRP, tetapi

samping

apabila ada proses inflamasi dan kerusakan

membentuk peroksidasi lipid. Proses ini

jaringan, CRP akan meningkat bahkan

merupakan

sampai 100 kali dari normal. Apabila terjadi

peroksidasi lipid akan menarik lagi ion H+

penyembuhan atau perbaikan pada sel-sel

pada rantai samping PUFA yang lain, sampai

yang mengalami inflamasi atau kerusakan,

akhirnya rantai PUFA terputus menjadi

maka kadar CRP akan normal kembali

senyawa-senyawa lain seperti hidrokarbon, 5

terjadinya

reaksi

PUFA

yang

reaksi

dan

pada rantai

berdekatan

berantai,

dan

karena

setelah 2 minggu . Diet purin tinggi dapat

hidroksinonenal

senyawa-senyawa

menyebabkan peningkatan radikal bebas

aldehid. Hasil akhir peroksidasi lipid adalah

dalam tubuh, karena terganggunya kerja

terbentuknya MDA. Kadar MDA tinggi

enzim xantin oksidase. Dalam keadaan

44

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

mengindikasikan adanya proses oksidasi atau


8

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

kepada radikal peroksil membentuk radikal

kerusakan membran sel akibat radikal bebas .

flavanoid dan akan bereaksi dengan oksigen

Hasil pengukuran kadar asam urat,

reaktif (superoksida) sehingga menjadi netral.

CRP dan MDA pada kelompok yang

Dengan reaksi tersebut, reaksi berantai

diberikan 20 mg otak kambing selama 15

peroksidasi lipid dapat dihentikan12. Catechin

hari

ditambah dengan Catechin berbagai

juga menghambat kerja faktor transkripsi gen

dosis dapat menurunkan kadar asam urat,

inflamasi yaitu Nuclear Factor Kappa Beta

CRP dan MDA. Hasil ini disebabkan karena

(NF-KB) sehingga reaksi inflamasi dapat

catechin dapat berperan sebagai antioksidan

dihentikan. Selain itu kerja catechin mirip

poten

Kemampuan

dengan allupurinol yang menghambat kerja

catechin dalam menangkal radikal bebas 100

enzim xantin oksidase sehingga pembentukan

kali lebih efektif dibandingkan vitamin E dan

asam urat yang berlebihan dapat dihentikan.

dan

antiinflamasi.

25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C .


Arundina

dkk

(2003)10

meneliti

Catechin

dapat

pula

meningkatkan

efek

pembentukan enzim urikase yang menambah

antiinflamasi catechin pada marmut yang

asam urat menjadi alantoin yang mudah larut

diinduksi karagenik 1% yang menyebutkan

dalam air serta mudah diekskresikan lewat

bahwa pemberian dosis catechin sebesar 100

ginjal11.

mg/kgBB dan 200 mg/kgBB memiliki efek


antiinflamasi dan dapat mengurangi oedema

KESIMPULAN

pada marmut. Sedangkan Prabowo dkk


(2007)

11

meneliti pengaruh green tea (teh

Pemberian catechin mulai dosis 10


mg/KgBB dapat menurunkan kadar asam

hijau) terhadap kadar MDA dan aktivitas

urat,

superoksida dismutase pada tikus yang

hiperurisemia akibat induksi otak kambing

menderita

menunjukkan

secara signifikan. Dosis catechin yang paling

bahwa teh hijau dengan dosis 2 gram perhari

efektif dalam menurunkan kadar asam urat,

yang diberikan selama 14 hari berturut-turut

CRP dan MDA tikus putih hiperurisemia

dapat

adalah dosis 40 mg/KgBB .

artritis

menurunkan

ajuvan,

kadar

MDA

dan

CRP

dan

MDA

tikus

putih

meningkatkan aktivitas SOD pada jaringan


artikuler tikus.

UCAPAN TERIMA KASIH

Mekanisme kerja flavanoid termasuk

Penulis mengucapkan terimakasih

catechin adalah menghambat pembentukan

kepada

peroksidasi lipid pada tahap inisiasi dengan

Purwokerto atas dukungan dana penelitian

berperan

(peredam)

yang diberikan oleh Lembaga Penelitian

0-

Unsoed melalui DIPA II, Laboratorium

). Cara

Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSOED

sebagai

scavengers

terhadap radikal bebas oksigen reaktif (O2


) maupun radikal hidroksil (OH

kerjanya dengan memberikan donor atom H

Universitas

Purwokerto

untuk

Jenderal

uji

Soedirman

bioassay

dan

45

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

Laboratorium

Biokimia

FKIK

Pribadi, Catechin dan Asam Urat

Unsoed

Purwokerto untuk parameter asam urat, CRF


dan MDA.

DAFTAR PUSTAKA
1. Rahardja
EM,
Peran
Nutrisi
pada
Hiperurisemia.
Majalah
Kedokteran
Universitas Tarumanegara Jakarta, 2002, Vol
8: 29 36.
2. Murray, R. Biokimia Harper,Edisi 25. 2005,
Penerbit EGC, Jakarta.
3. Lopez, Bautista B, Jaramillo P, Vera LM, Is
C-Reactive Protein an Independent Risk
Factor for Essential Hypertension. Journal
Hypertension, 2001,19: 857 861.
4. Cook NC dan Samman S, Flavanoid,
Chemistry, Metabolism, Cardioprotective
Effects, and Dietary Source. Journal
Nutritional Biochemistry. Elseiver Science
Inc. New York, 2006, 7:66 76.
5. Wolfram. Effects of Green Tea and EGCG on
Cardiovascular and Metabolism Helath.
Journal American Sociaty for Nutrition,
2007,10 (136) : 2512 2518
6. Devlin TM. Textbook of Biochemistry with
Clinical Corelation. Sixth edition. A John
Wiley & Sons, Inc Publication.Canada, 2006:
799 802

7. Wijaya A. Radikal Bebas dan Parameter


Status Antioksidan. Forum Diagnosticum.
Penerbit Laboratorium Klinik Prodia, 1996,
No 1 Hal 1-8.
8. Hidgon JV, Frei B. Tea Catechin and
Polyphenole : Health Effect, Metabolism and
Antioxidant Function. Critical Review Food
Science Nutrition, 2003, 43:83143.
9. Cooper R, Moore J, Moore D. Medical
Benefits of Green Tea. Part I. The Journal of
Alternative and Complementary Medicine.
2005, 11(3): 521 528.
10. Arundina, Laksminingsih IR, Yuliastuti WS.
Efek Antiinflamasi Catechin pada Marmut
dengan Metode Pembentukan Oedema yang
Diinduksi Karagenik. Jurnal Penelitian
Medika Ekstrak, 2003, 4(3):189-195.
11. Prabowo S, Satriyo ED, Aulanniam.
Pengaruh Green Tea terhadap Kadar
Malondialdehida dan Aktivitas Superoksida
pada Artritis Ajuvan (Model Hewan untuk
Rheumatoid Artritis) Prosiding Seminar
Nasional Tanaman Obat
dan Obat
Tradisional, Surakarta 10 11 Juli 2007.
Penyelenggaraan Balitbang Kesehatan Depkes
RI, 2007:204209.
12. Nagao T, Komine Y, Soga S, Meguro S, Hase
T, Tanaka Y, Tokimitsu I. Ingestion of a Tea
Baverage Rich in Catechins Leads to a
Reduction in Body Fat and MaalondialdehydeLDL in men. American Journal Clinical
Nutrition, 2005,81:122129.

46

Potrebbero piacerti anche